Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Definisi

Defisit perawatan diri Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhnnya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya ( Sulastri, 2012 (Arvian,
2018)

Menurut Herdman (2012), Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan


untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri;
mandi; berpakaian dan berhias untuk diri sendiri aktifitas makan sendiri; dan aktifitas
eliminasi sendiri. Herdman (2012) membagi Defisit perawatan diri menjadi 4
kegiatan; mandi, berpakaian/berhias, makan, dan toileting. (Arvian, 2018)

Menurut Sutejo, (2016) Defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang


mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan Pasien untuk
mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas,
dan penampilan tidak rapi. Defist Perawatan Diri merupakan salah satu masalah yang
timbul pada Pasien gangguan jiwa (Arvian, 2018)

2. Proses Terjadinya Masalah

a. Faktor Predisposisi
1) biologis: penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan faktor herediter.
2) psikologis: faktor perkembangan dimana keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan pasien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. Kemampuan
realitas turun, pasien gangguan jiwa yang kemampuan realitas kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
3) sosial: kurang dukungan dan situasi lingkungan mempengaruhi kemampuan
dalam perawatan diri
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan Defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, yang di alami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.Sedangkan menurut Potter dan Perry (di dalam buku Sutejo 2016), terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu:
1) Citra tubuh Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersiahan diri. Perubaha fisik akibat operasi bedah, misalnya, dapat memicu
individu untuk tidak peduli terhadap kebersihannya.
2) Status sosial ekonomi Sumber penghasilan atau sumber ekonomi
mempengaruhi jenis dan tingkat praktik keperawatan diri yang dilakukan.
Perawat harus menentukan apakah pasien dapat mencukupi perlengkapan
keperawatan diri yang penting seperti, sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah apakah penggunaan
perlengkapan tersebut sesuai dengan kebiasaan sosial yang diperaktikan oleh
kelompok sosial pasien.
3) Pengetahuan Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya bagi
kesehatan dapat mempengaruhi praktik keperawatan diri.
4) Variabel kebudayaan Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri
mempengaruhi perawatan diri. Orang dari latar belakang kebudayaan yang
berbeda mengikuti praktik keperawatan yang berbeda pula.
5) Kondisi fisik Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan memperlukan bantuan. Biasanya Pasien dengan keadaan fisik
yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak melakukan perawatan diri.

3. Data Fokus

Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pasien dan
keluarga. Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan dengan
wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut .(M.Kep et al., 2020) :

a. Coba ceritakan kebiasaan/ cara pasien dalam membersihkan diri?


b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi
dan,menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasisen tentang penampilan dirinya?
d. Apakah pasien puas dengan penampilan sehari-hari pasien?
e. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut, berdAndan, bercukur (untuk laki-laki)
secara teratur?
f. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan kegiatan yang
akan dilakukan
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaaan pasien mandi sehari- hari? peralatan mandi
apa saja yang digunakan pasien ?
h. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien?
i. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan fungsinya?
j. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketikan selesai BAB atau BAK?
k. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan
BAK?
l. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan diri yang benar
?

Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui
observasi adalah sebagai berikut:

a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan dan minum sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditAndai dengan BAB dan
BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB
dan BAK.

4. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri

Kehilangan fungsi tubuh, kurangnya motifasi

5. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan ddalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti makan (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK
(toileting).

6. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Pasien mampu:
Setelah …..x pertemuan, SP 1
- Melakukan
pasien dapat - Identifikasi kebersihan diri,
kebersihan diri
menjelaskan pentingnya: berdandan, makan, BAB / BAK
sendiri secara
- Kebersihan diri - Jelaskan pentingnya kebersihan diri
mandiri
- Berdandan / berhias - Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
- Melakukan
- Makan - Masukkan dalam jadwal kegiatan
berhias atau
- BAB / BAK pasien
berdandan
- Dan mampu SP 2
secara baik
melakukan cara - Evaluasi kegiatan yang lalu ( SP 1 )
- Melakukan
merawat diri - Jelaskan pentingnya berdandan
makan dengan
baik - Latih cara berdandan
- Melakukan - Untuk pasien laki-laki meliputi
BAB/BAK cara:
secara mandiri - Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berukur
- Untuk pasien
perempuan meliputi
cara:
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1
dan SP 2)
- Jelaskan cara dan alat makan yang
benar
- Jelaskan cara menyiapkan
makanan
- Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
- Praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
- Latih kegiatan makan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien

SP 4
- Evaluasi kemampuan pasien yang
lalu (SP I,2 dan 3)
- Latih cara BAB dan BAK yang baik
- Menjelaskan tempat BAB/ BAK
yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB/ BAK
Keluarga mampu
Setelah …..x pertemuan, SP 1
merawat anggota
keluarga mampu - Identifikasi maslah keluarga dalam
keluarga yang
meneruskan melatih merawat pasien dengan maslah
mengalami
pasien dan mendukung kebersihan diri, berdandan, makan,
maslah kurang
agar kemampuan pasien BAB/ BAK
perawatan diri
dalam perawatan diri - Jelaskan defisit perawatan diri
meningkat - Jelaskan cara merawatkebersihan
diri, berdandan, makan, BAB/ BAK
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga/
jadwal keluarga untuk merawat
pasien

SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat langsung ke
pasien, kebersihan diri dan
berdandan
- RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 3
- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat langsung ke
pasien cara makan
- RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 4
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi kemampuan pasien
- Rencana tindak lanjut keluarga
- Follow up
- Rujukan

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/316/3/BAB%20II.pdf

Arvian, R. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH


DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG CENDRAWASIH RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH.

M.Kep, N. F. H. S. K., M.Kes, N. D. T. W. S. K., M.K.M, N. A. D. S. K., & S.Kep, N.


M. S. (2020). Modul Praktikum Keperawatan Jiwa (D. Apriansyah (ed.)). Penerbit
Adab.

Anda mungkin juga menyukai