Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat.
Dengan adanya ejaan tersebut tentu membantu kita dalam penulisan agar
penyampaian informasi dapat diterima dengan baik dan benar oleh para
pembaca.
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan ditebitkan dalam sebuah
buku kitab Logat Malajoe, dan mulai berlaku. Ejaan tersebut disusun oleh
Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar soetan M’a moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum ejaan ini dituliskaan oleh penulis
pada umumnya memiliki aturan sendiri dan sangat beragam dalam menuliskan
konsonan, vocal, kata, kalimat, dan tanda baca. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen
sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
- Kata ulang dihasilkan dari proses pengulangan dan ditulis secara lengkap
dengan menggunakan tanda hubung.
- Contoh: lari-lari, ragu-ragu, kadang-kadang, dll.
- Kata ulang yang berubah bunyi.
- Contoh: sayur-mayur, warna-warni, bolak-balik.
- Perulangan berimbuhan sekaligus, di awal saja atau akhir.
- Contoh: berpeluk-pelukan, berjalan-jalan, hormat-menghormati.
Kata ulang ditulis penuh dengn mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak
digunakan sebagai tanda perulangan. Contoh: Anak-anak, bukan Anak2.
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an, bermain-main, bukan main2.
Penulisan angka
- Untuk menyatakan bilangan tingkat, harus diberi awalan ke- dan garis
penghubung (-) sehingga penulisannya sebagai berikut:
- Contoh: juara ke-2 , bangku ke-3 dari depan , abad ke-20
- Untuk angka romawi tidak perlu menggunakan awalan ke- dan garis
penghubung
- Contoh: juara ke II, bangku III dari depan, abad XX
- Penggunaan tanda titik pada singkatan nama orang, nama gelar dan nama
lembaga
- Penggunaan tanda koma pada perincian
- Penggunaan tanda penghubung pada akhir baris dan pada gabungan kata
yang maknanya meragukan.
- Penggunaan tanda titik dua (:) dan kutip (“…”) pada kalimat lansung.
Penulisan kata seraoan bahasa asing yang berimbuhan pada dasarnya tidak
berbeda dengan kata berimbuhan bahasa Indonesia pada umumnya, yang
memperlakukan kaidah peluluhan fonem-fonem tertentu. Fonemp,k dan s
meluluh.