Efek Radiasi Sinar Matahari dan Sinar Ultra Violet pada Plastik Styrofoam
Kemasan Makanan dan Minuman
Abstract
The widespread use of styrofoam as food and beverage packaging is a very urgent issue to study, especially
regarding to human health. This polymer is thought to be easily degraded by beam radiation to produce
monomers that are easily oxidized to carcinogenic styrene oxides. Studies on the effects of sun and UV rays
on plastic for food and beverage packaging have been carried out. Some styrofoam samples are made in the
form of thin films and some are made in slabs. The samples were exposed to sunlight and the others were
exposed to ultraviolet light using 20 watts UV lamps for 10, 25, and 40 days. The effects of radiation on
styrofoam were characterized using a tensile test, FTIR, and physical observation. The results showed that
both sun and ultraviolet radiation can cause degradation of styrofoam. Radiation of sunlight and UV light
on styrofoam generate a decrease in tensile strength, an increase in the relative concentration of styrene
oxide, a change in the color of the sample from white to yellow, and cracks arise. The longer the time of sun
and ultraviolet radiation can accelerate styrofoam plastics degradation.
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
terkandung dalam styrofoam ke dalam makanan teroksidasi menjadi stirena oksida (de Bomfim et
dan minuman (Chen et al., 2019). al., 2019). Penelitian lain menunjukkan bahwa
Dalam kehidupan sehari-hari banyak penjual semakin lama waktu radiasi sinar ultra violet
makanan atau minuman yang menggunakan terhadap poliblend HDPE-pati dapat menurunkan
styrofoam sebagai kemasan. Kemasan makanan nilai kekuatan tarik dan viskositasnya karena
ataupun minuman ini disimpan dalam almari kaca poliblend tersebut terdegradasi (Martínez-Romo
atau etalase yang terkena sinar matahari secara et al., 2015). Penggunaan material plastik
langsung. Polimer bila terkena panas ataupun terutama banyak digunakan di bagian luar
sinar matahari akan terurai atau terdegradasi. ruangan yang terkena sinar matahari. Demikian
Styrofoam, merupakan polimer yang bila juga seringkali dalam etalase digunakan lampu
terdegradasi membentuk monomer-monomernya sinar ultra violet untuk sterilisasi ruangan. Oleh
yaitu stirena. Senyawa tersebut dapat bereaksi karena itu perlu dipelajari ketahanan plastik
cepat dengan oksigen membentuk stirena oksida. styrofoam yang biasa digunakan pengemas
Hal ini dapat membahayakan kesehatan karena makanan terhadap paparan radiasi sinar matahari
ketika stirena oksida migrasi ke dalam tubuh dan sinar ultra violet.
dapat menyebabkan mutasi gen dan merangsang
sel kanker (Cavallo et al., 2018). METODE
Di negara-negara maju seperti Jepang dan Alat dan Bahan
negara Eropa penggunaan styrofoam sudah Alat yang digunakan untuk preparasi dan
dilarang, sedangkan di Cina masih menjadi treatment penelitian adalah cawan petri, dua buah
polemik. Tidak diperbolehkannya penggunaan lampu ultra violet dengan daya listrik 20 watt,
styrofoam selain alasan yang berhubungan dengan kotak lampu ultra violet berukuran lebar 0,5m;
kesehatan, juga berhubungan dengan tinggi 0,5m; dan panjang 0,75m; magnetic stirer,
pemusnahannya yang sangat sulit. Di Indonesia mikrometer sekrup, beaker glass, neraca analitik
pengemas ini justru digemari oleh kalangan merk AND HF-300, cetakan kaca. Alat untuk
masyarakat karena harganya yang ekonomis. karakterisasi adalah Universal Testing Machine
Pemakaian styrofoam sebagai wadah makanan (uji tarik) dan FTIR-8400S merk Shimadzu
menimbulkan kekhawatiran dan protes dari (analaisis gugus fungsi). Bahan yang digunakan
berbagai pihak. Berdasarkan berbagai penelitian adalah lembaran styrofoam kemasan makanan
yang dilakukan diketahui bahwa stirena, bahan dan minuman dan pelarut toluena.
dasar styrofoam, bersifat mutagenik (mampu Prosedur
mengubah gen) dan potensial karsinogen Pembuatan film dari styrofoam untuk analisis
(merangsang sel kanker) (Huff and Infante, 2011), infra merah
(FLEIG and THIESS, 1978). Demikian pula Styrofoam lembaran dibersihkan, kemudian
butadien sebagai bahan penguat maupun DOP dipotong kecil-kecil dan ditimbang sebanyak 0,3
atau BHT sebagai plasticizer -nya. Pada Juli 2001, gram. Setelah itu sampel dilarutkan dengan
Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang toluena, diaduk menggunakan magnetic stirer
mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam sampai larut kemudian dituangkan dalam cawan
makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat petri dan dibiarkan sampai kering. Film tipis
menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu dibuat sebanyak tujuh buah dengan ketebalan film
suatu penyakit yang terjadi akibat adanya sekitar 0,1 mm.
gangguan pada sistem endokrinologi dan Pembuatan lempeng dari styrofoam untuk
reproduksi manusia akibat bahan kimia analisis kekuatan tarik
karsinogen dalam makanan. Selain itu styrofoam Cara pembuatannya sama seperti film tipis,
dapat mengganggu sistem reproduksi yang hanya berbeda berat sampel yang digunakan.
mengakibatkan kemandulan atau menurunkan Styrofoam sebanyak 6 gram dilarutkan dengan
fertilitas. Anak yang biasa bermain-main dengan toluena dan diaduk menggunakan magnetic stirer.
mainan yang terbuat dari polistirena dan sering Larutan styrofoam dituang dalam cetakan dan
menggigit mainan tersebut, dapat kehilangan dibiarkan sampai kering.
kreativitas dan menjadi pasif (Editors, 2014). Perlakuan Sampel dengan Radiasi Sinar
Penelitian yang dilakukan beberapa peneliti Matahari
menunjukkan bahwa radiasi sinar matahari dan Sampel berupa film tipis dan lempeng tipis
sinar ultra violet terhadap polistirena dapat masing-masing diletakkan dalam enam buah
menyebabkan terjadinya degradasi polistirena cawan petri. Setelah itu film tipis dikenai
membentuk monomer stirena yang kemudian
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 24 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 25 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
25
Kekuatan Tarik (MPa) 24
23
22
21
20
19
18
17
16
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Lama Waktu Radiasi (Hari)
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat FTIR kontrol dan sampel dengan perlakuan
bahwa pada semua sampel tersebut menunjukkan radiasi sinar matahari maupun sinar ultra violet
terjadinya penurunan kekuatan tarik akibat radiasi disajikan pada Gambar 4. Dengan menggunakan
sinar matahari maupun sinar ultra violet. Hal ini Tabel spektra infra merah standar berbagai gugus
dapat dikatakan bahwa baik radiasi sinar matahari fungsi, dapat diidentifikasi gugus-gugus fungsi
dan sinar UV dapat menyebabkan degradasi dari masing-masing puncak spektrum sampel.
styrofoam. Akibatnya kekuatan tarik sampel Hasil analisis puncak-puncak spektrum disajikan
menurun. Penelitian yang telah dilakukan oleh pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 8.
Mobrianto (2003) menyatakan bahwa lama
radiasi sinar ultra violet terhadap poliblend
HDPE-Pati semakin menurunkan kekuatan tarik Tabel 2 Hasil Analisis Gugus Fungsi Spektrum Infra
dan viskositasnya. Penelitian tersebut selaras Merah dari Sampel Kontrol
dengan penelitian ini, bahwa radiasi sinar Bilangan Gugus Fungsi yang
matahari maupun sinar ultra violet dapat Gelombang (cm-1) Menyebabkan Absorbsi
3081,07-3026,01 Ulur C-H aromatik
menurunkan kekuatan tarik dari styrofoam. Makin
2923,88-2849,63 Ulur C-H alkana
lama perlakuan radiasi, baik radiasi sinar matahari 1943,15-1747,39 Tekuk C-H aromatik
maupun sinar ultra violet, makin besar terjadinya 1681,81-1650,95 Ulur C=C alkena dalam
degradasi yang terjadi pada styrofoam yang stirena
menyebabkan penurunan kekuatan tarik pada 1600,81-1492,80 Ulur C=C aromatik
sampel. 1450,37 Ulur C-H dalam stirena
Analisis Gugus Fungsi 1371,29-1027,02 Tekuk luar bidang C-H
Langkah awal yang dilakukan adalah aromatik
membandingkan spektra IR sampel dengan 964,34-907,45 Tekuk luar bidang C-H dalam
spektra standar polistirena murni. Berdasarkan stirena
841,87 dan 755,08 Ulur C-O epoksida
hasil matching komputer, kemiripan styrofoam
702,04-541,00 Tekuk luar bidang C-H
yang dijadikan sampel sebesar 89,5%. Data ini aromatik
menunjukkan bahwa komponen utama styrofoam
adalah polistirena. Kemudian hasil spektrum
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 26 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
Gambar 4. Spektra IR Sampel Kontrol (0 hari) dan Salah Satu Sampel Setelah Diradiasi dengan Sinar Matahari
Selama 10 Hari
Tabel 3. Hasil Analisis Gugus Fungsi Spektrum Infra Tabel 4. Hasil Analisis Gugus Fungsi Spektrum Infra
Merah Sampel Perlakuan Radiasi Sinar Matahari Merah Sampel Perlakuan Radiasi Sinar Matahari
Selama 10 Hari Selama 25 Hari
Bilangan Gugus Fungsi yang Bilangan Gugus Fungsi yang
Gelombang (cm-1) Menyebabkan Absorbsi Gelombang (cm-1) Menyebabkan Absorbsi
3102,29-3025,14 Ulur C-H aromatik 3082,04-3025,14 Ulur C-H aromatik
2924,85-2849,63 Ulur C-H alkana 2923,88-2849,63 Ulur C-H alkana
1942,18-1743,53 Tekuk C-H aromatik 1943,15-1743,53 Tekuk C-H aromatik
1681,81-1650,95 Ulur C=C alkena dalam stirena 1681,81-1650,95 Ulur C=C alkena dalam stirena
1600,81-1492,80 Ulur C=C aromatik 1600,81-1492,80 Ulur C=C aromatik
1452,30 Ulur C-H dalam stirena 1452,30 Ulur C-H dalam stirena
1374,19-1027,99 Tekuk luar bidang C-H 1373,22-1027,99 Tekuk luar bidang C-H
aromatik aromatik
964,34-906,48 Tekuk luar bidang C-H dalam 964,34-906,48 Tekuk C-H luar bidang dalam
stirena stirena
841,87 dan 757,97 Ulur C-O epoksida Tekuk luar 841,87 dan 757,01 Ulur C-O epoksida
699,15-540,03 bidang C-H aromatik 699,15-540,03 Tekuk luar bidang C-H
aromatik
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 27 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
Tabel 5. Hasil Analisis Gugus Fungsi Spektrum Infra Tabel 8. Hasil Analisis Gugus Fungsi Spektrum Infra
Merah Sampel Perlakuan Radiasi Sinar Matahari Merah Sampel Perlakuan Radiasi Sinar UV Selama 40
Selama 40 Hari Hari
Bilangan Gugus Fungsi yang Bilangan Gugus Fungsi yang
Gelombang (cm-1) Menyebabkan Absorbsi Gelombang (cm-1) Menyebabkan Absorbsi
3102,29-3001,03 Ulur C-H aromatik 3101,32-3025,14 Ulur C-H aromatik
2920,99-2849,63 Ulur C-H alkana 2923,88-2849,63 Ulur C-H alkana
1942,18-1743,53 Tekuk C-H aromatik 1943,15-1746,42 Tekuk C-H aromatik
1668,31 Ulur C=C alkena dalam stirena 1666,38 Ulur C=C alkena dalam
1600,81-1492,80 Ulur C=C aromatik stirena
1452,30 Ulur C-H dalam stirena 1600,81-1492,80 Ulur C=C aromatik
1373,22-1027,99 Tekuk luar bidang C-H 1451,33 Ulur C-H dalam stirena
aromatik 1373,22-1027,99 Tekuk luar bidang C-H
964,34-906,48 Tekuk luar bidang C-H dalam aromatik
stirena 964,34-906,48 Tekuk luar bidang C-H
841,87 dan 757,01 Ulur C-O epoksida dalam stirena
694,33-540,03 Tekuk luar bidang C-H 841,87 dan 757,97 Ulur C-O epoksida
aromatik 703,01-540,03 Tekuk luar bidang C-H
aromatik
Tabel 6. Hasil Analisis Gugus Fungsi Spektrum Infra
Merah Sampel Perlakuan Radiasi Sinar UV Selama 10 Pembentukkan stirena oksida ditunjukkan
Hari oleh spektrum gugus C-O dari epoksida yang
Bilangan Gugus Fungsi yang terjadi di dekat bilangan gelombang 1250 cm-1
Gelombang (cm-1) Menyebabkan Absorbsi dengan karakter lemah. Pita lainnya muncul di
3101,32-3002,00 Ulur C-H aromatik
daerah 950-810 cm-1 yang merupakan ulur cincin
2928,71-2849,63 Ulur C-H alkana
1943,15-1747,39 Tekuk C-H aromatik tak simetrik dengan karakter lemah, dan pita
1669,28 Ulur C=C alkena dalam ketiga muncul di daerah 840-750 cm-1 yang
stirena berkarakter kuat. Berdasarkan Tabel 2, pada
1600,81-1492,80 Ulur C=C aromatik sampel kontrol sudah terbentuk stirena oksida
1450,37 Ulur C-H dalam stirena yang ditunjukkan dengan adanya puncak epoksida
1373,22-1027,99 Tekuk luar bidang C-H pada bilangan gelombang 755,08 dengan karakter
aromatik kuat dan 841,87 cm-1 dengan karakter lemah.
964,34-906,48 Tekuk luar bidang C-H Karena puncak spektrum C-O epoksida pada
dalam stirena bilangan gelombang 841,87 cm-1 sangat lemah,
841,87 dan 758,94 Ulur C-O epoksida
sehingga yang diukur untuk mengetahui
750,26-540,03 Tekuk luar bidang C –H
aromatik kandungan stirena oksida pada sampel adalah
puncak pada bilangan gelombang 755,08 cm-1
Tabel 7. Hasil Analisis Gugus Fungsi Spektrum Infra yang berkarakter kuat. Pengukuran absorbansi
Merah Sampel Perlakuan Radiasi Sinar UV Selama 25 gugus C-O epoksida pada bilangan gelombang
Hari 755,08 cm-1 dengan menggunakan Persamaan 4
Bilangan Gugus Fungsi yang diperoleh 0,472; sedangkan ketebalan film dari
Gelombang (cm-1) Menyebabkan Absorbsi sampel sebesar 0,165 mm. Jadi, hasil bagi dari
3059,86-3025,14 Ulur C-H aromatik absorbansi dengan ketebalan film sebesar 2,861.
2923,88-2849,63 Ulur C-H alkana Nilai hasil bagi dari absorbansi dengan ketebalan
1943,15-1746,42 Tekuk C-H aromatik film inilah yang merupakan konsentrasi relatif
1681,81-1650,95 Ulur C=C alkena dalam dari stirena oksida pada sampel kontrol. Stirena
stirena
oksida dapat terjadi apabila sampel terpapar oleh
1600,81-1492,80 Ulur C=C aromatik
1451,33 Ulur C-H dalam stirena
radiasi sinar matahari maupun sinar ultra violet.
1373,22-1027,02 Tekuk luar bidang C-H Tetapi berdasarkan hasil penelitian ini, stirena
aromatik oksida sudah terbentuk pada sampel kontrol, yaitu
964,34-906,48 Tekuk C-H luar bidang sampel yang tanpa diberi perlakuan oleh radiasi
dalam stirena sinar matahari maupun sinar ultra violet. Hal ini
841,87 dan 757,01 Ulur C-O epoksida dapat terjadi karena pengambilan atau perolehan
702,04-540,03 Tekuk luar bidang C-H sampel tidak langsung dari pabrik/produsen,
aromatik tetapi dari toko ataupun pasar yang menjual
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 28 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 29 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
Tabel 9. Hasil Pengukuran Absorbansi dan Ketebalan Sampel Perlakuan Radiasi dengan Sinar Matahari
No. Waktu Sampel Puncak Bilangan A b (mm) A/b
Perlakuan Gelombang yang
Diukur (cm-1)
1. Radiasi 10 Hari 757,97 0,487 0,165 2,952
2. Radiasi 25 Hari 757,01 0,454 0,145 3,131
3. Radiasi 40 Hari 757,01 0,585 0,150 3,900
Tabel 10. Hasil Pengukuran Absorbansi dan Ketebalan Sampel Perlakuan Radiasi dengan Sinar Ultra
Violet
No. Waktu Sampel Puncak Bilangan A B (mm) A/b
Perlakuan Gelombang yang
Diukur (cm-1)
1. Radiasi 10 hari 758,94 0,533 0,175 3,046
2. Radiasi 25 hari 757,01 0,458 0,145 3,159
3. Radiasi 40 hari 757,97 0,606 0,150 4,040
Gambar 6. Grafik Konsentrasi Relatif Stirena Oksida terhadap Lama Waktu Radiasi
Pengamatan Fisik
kemasan makanan maupun minuman dapat
menyebabkan degradasi styrofoam dan terbentuk Pengamatan fisik yang dilakukan meliputi
stirena oksida. Oleh karena itu perlu perhatian pengamatan penampakan permukaan dan warna.
khusus dalam penyimpanan styrofoam dengan Hasil pengambilan gambar sampel kontrol dan
cara menghindarkan dari paparan sinar matahari sampel dengan perlakuan radiasi dapat dilihat
dan juga sinar UV. Jika kemasan makanan telah pada Gambar 7.
terdegradasi akan sangat mungkin terjadi migrasi Berdasarkan Gambar 7 (a) pada sampel
partikel plastik hasil degradasi ke dalam makanan. kontrol, penampakan permukaannya rata dan
Makanan atau minuman kontak dengan warna dari sampel transparan. Pada sepuluh hari
permukaan plastik dapat terjadi migrasi zat racun pertama untuk mengetahui ada dan tidaknya
sehingga dapat menyebabkan mutasi gen dan perubahan pada sampel, dapat dilihat dari
merangsang sel kanker (Ikrawan, 2007). Stirena penampakan permukaan dan warna sampel
oksida adalah senyawa epoksida turunan dari setelah diradiasi dengan sinar matahari.
stirena yang bersifat racun, mutagen, dan Berdasarkan Gambar 7 (b), dapat dilihat bahwa
karsinogenik. Tetapi karena sifatnya akumulatif penampakan permukaan sampel setelah diradiasi
dalam tubuh, maka akibatnya baru akan terasa 10- dengan sinar matahari selama 10 hari muncul
15 tahun kemudian. seperti butiran-butiran putih dan warna sampel
berubah menjadi kuning kusam. Butiran-butiran
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 30 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Sumari, Efek radiasi sinar matahari dan sinar ultra violet ..
ini mulai muncul pada hari ke-5 setelah sampel adanya hidrogen benzilik yang tidak stabil dalam
diradiasi dengan sinar matahari. Butiran putih ini styrofoam akibat pengaruh kondisi cuaca.
dimungkinkan merupakan stirena dan atau stirena Berdasarkan Gambar 7 (c) dan (d), semakin lama
oksida yang terbentuk dari hasil degradasi radiasi matahari yang dikenakan pada sampel,
styrofoam. Selain itu, sampel menjadi tampak butiran-butiran putih yang muncul tampak
keras permukaannya. Hal ini dapat terjadi karena semakin jelas dan warnanya tampak semakin
pengaruh gabungan sinar matahari dan oksigen kuning kusam. Selain itu, sampel juga tampak
yang menyebabkan putusnya ikatan antar atom C semakin banyak timbul retakan pada
(C-C) pada ikatan primer dalam strukturnya, permukaannya.
sehingga sampel kelihatan ada retakan.
Berubahnya warna sampel dari transparan
menjadi kuning kusam dapat terjadi karena
(g)
Gambar 7. Styrofoam tanpa perlakuan (a); Styrofoam setelah Diradiasi Sinar Matahari Selama 10 Hari (b);
Matahari Selama 25 Hari (c); Matahari Selama 40 Hari (d); Sinar UV Selama 10 Hari (e); Sinar UV Selama 25
Hari (f); Sinar UV Selama 40 Hari (g)
Berdasarkan Gambar 7 (e), dapat dilihat butiran-butiran yang muncul lebih banyak. Selain
bahwa penampakan permukaan sampel setelah itu, sampel menjadi tampak keras permukaannya.
diradiasi dengan sinar matahari selama 10 hari Adanya bahan polimer yang transparan dapat
muncul seperti butiran-butiran putih. Butiran- menjadi kekuningan, disebabkan oleh adanya
butiran ini mulai muncul pada hari ke-3 setelah pelepasan atom hidrogen dari rantai sebagai
sampel diradiasi dengan sinar ultra violet dan radikal, akibat oksidasi yang menghasilkan ikatan
tampak lebih banyak bila dibandingkan dengan rangkap dalam polimer dan akan membentuk
sampel setelah diradiasi selama 10 hari dengan struktur yang terkonyugasi (Cowd, 1991: 34).
sinar matahari. Hal ini karena sinar UV memiliki Berdasarkan Gambar 7 (f) dan (g), dapat dilihat
energi radiasi lebih besar. Oleh karena itu, bahwa semakin lama radiasi sinar ultra violet
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 31 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
32
yang dikenakan pada sampel tampak semakin styrofoam dengan dihasilkannya monomer stirena
jelas dan sampel tampak semakin banyak retakan yang teroksidasi membentuk stirena oksida.
pada permukaannya. Hal ini menunjukkan Makin lama radiasi pada plastik styrofoam, makin
semakin besar degradasi sampel yang terjadi. meningkatkan terjadinya degradasi. Degradasi
yang terjadi akibat radiasi sinar matahari dan sinar
KESIMPULAN ultra violet dapat menyebabkan penurunan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kekuatan tarik, peningkatan konsentrasi relatif
dilakukan dapat disimpulkan bahwa radiasi sinar stirena oksida, serta menyebabkan styrofoam
matahari dan radiasi sinar ultraviolet dapat menjadi berwarna kuning dan terjadi retakan-
menyebabkan terjadinya degradasi pada plastik retakan yang menandakan terjadi degradasi.
de Bomfim, A.S.C., Maciel, M.M.Á.D.,
DAFTAR RUJUKAN Voorwald, H.J.C., Benini, K.C.C. de C., de
Awang, R. M. 1999. Bahaya Bahan Kimia dalam Oliveira, D.M., Cioffi, M.O.H., 2019.
pembungkus Plastik, (Online), Effect of different degradation types on
(http://www.prn2.usm.my/mainsite/buletin properties of plastic waste obtained from
/kosmik/12.html, diakses 14 Maret 2008 espresso coffee capsules. Waste
jam 17.29 WIB). Management 83, 123–130.
Billmeyer, F. W. 1984. Textbook of Polymer https://doi.org/10.1016/j.wasman.2018.11.
Science (3rd ed.). New York: John Willey 006
and Sons. Demirkir, C., Colak, S., Aydin, I., 2013. Some
Budiasih, E., dkk. 2003. Analisis Instrumentasi. technological properties of wood–
Malang: IMSTEP- JICA FMIPA styrofoam composite panels. Composites
Universitas Negeri Malang. Part B: Engineering 55, 513–517.
Cavallo, D., Tranfo, G., Ursini, C.L., Fresegna, https://doi.org/10.1016/j.compositesb.2013
A.M., Ciervo, A., Maiello, R., Paci, E., .07.024
Pigini, D., Gherardi, M., Gatto, M.P., Editors, A., 2014. Toxicological and
Buresti, G., Iavicoli, S., 2018. Biomarkers environmental effects of polystyrene.
of early genotoxicity and oxidative stress Access Science.
for occupational risk assessment of https://doi.org/10.1036/1097-
exposure to styrene in the fibreglass 8542.BR0807141
reinforced plastic industry. Toxicology FLEIG, I., THIESS, A.M., 1978. Mutagenicity
Letters, Biomonitoring for chemical risk study of workers employed in the styrene
assessment and control 298, 53–59. and polystyrene processing and
https://doi.org/10.1016/j.toxlet.2018.06.00 manufacturing industry. Scandinavian
6 Journal of Work, Environment & Health 4,
Chen, Q., Zhang, H., Allgeier, A., Zhou, Q., 254–258.
Ouellet, J.D., Crawford, S.E., Luo, Y., Huff, J., Infante, P.F., 2011. Styrene exposure and
Yang, Y., Shi, H., Hollert, H., 2019. Marine risk of cancer. Mutagenesis 26, 583–584.
microplastics bound dioxin-like chemicals: https://doi.org/10.1093/mutage/ger033
Model explanation and risk assessment. Ikrawan, Y. 2008. “Styrofoam”, Amankah untuk
Journal of Hazardous Materials 364, 82– Makanan?, (Online), (http://www.pikiran-
90. rakyat.com, diakses 14 Maret 2008 jam 17.08
https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.2018.10. WIB).
032
Martínez-Romo, A., González-Mota, R., Soto-
Cherry, R. 1967. General Plastic Project and Bernal, J.J., Rosales-Candelas, I., 2015.
Procedures. USA: McKingt Company. Investigating the Degradability of HDPE,
Clifford, dkk. 1972. Analisis Spektrum Senyawa LDPE, PE-BIO, and PE-OXO Films under
Organik. Terjemahan oleh Kosasih UV-B Radiation [WWW Document].
Padmawinata dan Iwang Soediro. 1982. Journal of Spectroscopy.
Bandung: ITB https://doi.org/10.1155/2015/586514
Cowd, M. A. 1982. Kimia Polimer. Terjemahan Mobrianto, D. N. 2003. Pengaruh Konsentrasi
oleh Harry Firman. 1991. Bandung: ITB Pati dan Sinar Ultra Violet terhadap Sifat
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 32 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
33
JC-T (Journal Cis-Trans), 2019, Vol. 3, No. 1, 23-33 33 © 2019 Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang