Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AGAMA

KISAH TOLERANSI RASULULLAH SAHABAT


DAN TABI’IN

Disusun Oleh :
Hanif Fauzia Rahman Mutsanna (106120019)

PROGRAM STUD D3 KEPERAWATAN


STIKES AL- IRSYAD AL ISLAMIYAH
CILACAP 2020/2021
A. Sikap toleransi Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah
Kaum kafir Quraisy telah melanggar isi perjanjian
hudaibiyah yang telah mereka buat, padahal baru dua tahun
perjanjian Hudaibiyah dilaksanakan. Mereka membantu Bani
Bakar menyerang Bani Khuza’ah yang telah masuk Islam. Bani
Bakar dan kaum kafir Quraisy mengepung dan menyerang Bani
Khuzu’ah di Al-Watir. Penyerangan itu dilakukan pada malam
hari, sehingga beberapa orang Bani Khuzu’ah tewas.
Rasulullah SAW bersama 10.000 kaum muslimin berangkat
ke kota Makkah pada bulan Ramadhan tahun 8 H bertepatan
tahun 630 M. Tujuannya beliau beserta rombongan yang cukup
besar adalah untuk membebaskan dan mengamankan kota suci itu
dari kekuasaan orang-orang kafir Quraisy yang telah lama
melakukan penindasan. Dalam perjalanan menuju Makkah ada
2.000 orang ikut bergabung dengan barisan kaum Muslimin.
Pemimpin mereka adalah Abu Sufyan bin Al-Haris, Khalid bin
Walid dan Amru bin Ash dan yang lain.
Hanya sebagian kecil pasukan yang mendapatkan
perlawanan yaitu pasukan Khalid bin Walid yang sempat
mendapat perlawanan kelompok kafir Quraisy pimpinan Sofyan,
Suhail, dan Ikrimah bin Walid. Sebagian orang-orang kafir
Quraisy akhirnya melarikan diri setelah mengalami kekalahan
dari kaum Muslimin.
Rasullah SAW menugaskan Abu Sufyan untuk membacakan
maklumat setelah berhasil memasuki kota Makkah. Maklumat itu
berisi:
a) Barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan
berarti aman.
b) Barang siapa yang masuk ke masjidil haram berarti
aman.
c) Barang siapa yang menutup rumahnya berarti aman.
Di sini terlihat betapa Islam sangat mejunjung tinggi
toleransi dan perdamaian Rasulullah SAW bahkan tidak
memaksa suku yang ada di makkah untuk masuk Islam dan beliau
pun tidak serta merta membunuh mereka yang tidak masuk
Islam,bahkan mereka diberi jaminan keamanan oleh
beliau.Toleransi yang sangat besar diperlukan disitu.
B. Sikap toleransi Umar Bin Khattab r.a pada saat merebut
kekuasaan di Yerusalem
Prestasi Rasulullah saw dalam membangun peradaban yang
unggul di Madinah dalam soal membangun toleransi beragama
kemudian diikuti oleh Umar bin Khattab ra. yang pada tahun 636
M menandatangani “Perjanjian Aelia” dengan kaum Kristen di
Jerusalem. Sebagai pihak yang menang Perang, Umar bin
Khattab ra. Tidak menerapkan politik pembantaian terhadap
pihak Kristen. Karen Armstrong memuji sikap Umar bin Khattab
dan ketinggian sikap Islam dalam menaklukkan Jerusalem, yang
belum pernah dilakukan para penguasa mana pun sebelumnya.
Terlihat ajaran toleransi bukan hanya dicontohan
rasulullah SAW tetapi sahabatnya pula yaitu Khalifah Umar Bin
Khattab r.a.Beliau sasngat menghormati agama lain dan
melindungi penduduk didalamnya,bahkan sampai dibuatkan gereja
itu adalah bentuk toleransi yang sangat besar.

C. Sikap toleransi Hasan Al Bashri dengan tetangga nasrani


Imam Hasan al-Bashri adalah seorang ulama besar
kenamaan dari kalangan tabi'en. Beliau memiliki seorang
tetangga beragama Kristen.  Si tetangga tinggal di flat tingkat
dua dari tempat tinggal Imam Hasan al-Bashari.Karena ada
kebocoran pada toilet tetangganya itu, maka setiap hari ada air
tinja yang mengalir ke rumah Imam Hasan al-Bashri. Setiap kali
ada rembesan air tinja, Imam Hasan al-Bashri dan keluarganya
mengambil timba, lalu membuangnya setelah penuh. Hal itu
berlangsung puluhan tahun lamanya.
Namun demikian, Imam Hasan al-Bashri tidak pernah
komplain atau protes terhadap tetangga itu. Beliau sangat
memuliakan tetangganya, meskipun berbeda akidah dan
keyakinan.Pada suatu hari, Imam Hasan al-Bashri sakit.
Tetangganya mengunjungi beliau. Tetangga itu terkejut, karena
mengetahui bahwa ada air tinja yang merembes ke rumah Imam
Hasan al-Bashri.Tetangga beragama Kristen itu langsung
bertanya kepada Imam Hasan al-Bashri, "Berapa lama Anda
mengalami kebocoran dari air tinja rumah kami?" Kemudian
dalam keadaan sakit tersebut, Imam Hasan al-Bahsri menjawab,
"Hampir dua puluh tahun!" Apa yang dilakukan oleh Imam Hasan
al-Bashri adalah repesentasi pengajaran Islam terhadap sikap
toleransi beragama. Imam Hasan al-Bashri memperkenalkan
dakwah Islam dengan keluhuran akhlak, bukan dengan sikap
radikalisme dan kekerasan.
Setelah tahu, tetangga itu beserta keluarganya kemudian
memeluk Islam. Mereka terpesona pada akhlak dan kepribadian
mulia yang ditunjukkan oleh Imam Hasan al-Bashri.Itulah
keindahan Islam yang sesungguhnya.
Dari sini diketahui bahwa Islam sangat menghormati
tetangganya,meskipun tetangganya tersebut bukan lah seorang
muslim tetapi dengan toleransi yang tinngi beliau Imam Hasan
Al-Bashri mampu hidup rukun dengan tetangganya yang Nasrani
itu.
Begitulah memang seharusnya seorang Muslim saat
mengamalkan sikap toleransi asal masih tidak menyangkut
dengan Aqidah dan Tauhid maka kita harus menghormati orang
lain dan tidak membeda-bedakan antara satu dan lainya baik dari
agama,suku,budaya atau adat.Sehingga terjadi keharmonisan
dalam menjalankan kehidupan.
Daftar Pustaka
Uci Nurhayati. 2019. Peningkatan Pemahaman Sejarah Kebudayaan
Islam Materi Fathu Makkah Melalui Media Visual Aids Pada Siswa
Kelas Va Mi Tarbiyatul Islamiyah Sukodono
http://digilib.uinsby.ac.id/38420/2/Uci%20Nurhayati_D97216088.p
f. 1 Desember 2020
Ardiansyah. 2012. Toleransi Beragama Dalam Praktek Negara Madinah
(Upaya Mengungkap Realita Sejarah Nabawiyah)
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/madania/article/downloa
d/12/12. 1 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai