Anda di halaman 1dari 11

Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

ANALISIS FAKTOR RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA


BAGIAN DEPARTEMEN NATURAL DI CV NATURAL
PALEMBANG TAHUN 2016
Welly Suwandi
Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang
Jl. Syech Abdul Somad No. 28 Kelurahan 22 Ilir Palembang (30131)
Email; wellysuwandi88@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang: Ergonomi merupakan aplikasi ilmu pengetahuan biologi manusia dengan
pengetahuan rekayasa untuk mencapai sejumlah penyesuaian dan timbal balik dari pekerja baik wanita
maupun pria dalam melaksanakan pekerjaannya, manfaatnya dapat diukur dari efisiensi, kesehatan,
dan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan: Diketahuinya faktor risiko ergonomi pada pekerja bagian
departemen natural di CV Natural Palembang tahun 2016. Metode penelitian: penelitian kuantitatif
dengan survey deskriptif, sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling
yang berjumlah 32 orang yang merupakan pekerja yang ada di bagian departemen natural.Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 10November – 10Desember tahun 2016bertempat di CV Natural
Palembang. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan pengamatan langsung dari hasil walk
through survey dibuat dalam bentuk checklist selanjutnya dilakukan analisis dalam bentuk foto, video,
menggunakan alat ukur caution zone, selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan dengan analisa
univariat. Hasil penelitian: walk through survey dalam bentuk checklist serta penilaian caution zone
variabel independen adalah Beban Kerja (63,6%), Postur Kerja (65,6%), frekuensi (28,1%) dan Durasi
(59,4%) dan variabel dependent adalah risiko ergonomi (53,1%). Simpulannya adalah postur kerja,
beban kerja, frekuensi, dan durasi kerja merupakan faktor risiko ergonomi. Disarankan: kepada
pekerja dan perusahaan dapat lebih memperhatikan metode atau cara kerja terutama yang menjadi
faktor risiko ergonomi.

Kata kunci : Ergonomi, Beban Kerja, Postur Kerja, Frekuensi, Durasi Kerja

ABSTRACT
Background: Ergonomics is the application of human biology with technical knowledge to
achieve the amount of adjustment and reciprocity of both men and women workers in
carrying out their work, the benefits can be measured from efficiency, health and well-being.
Aims: This research aimed to know the risk factors of ergonomics in natural department
workers of CV Natural Palembang 2016. Method: This research was quantitative through
descriptive survey, the sample of this research was determined by purposive sampling
technique of 32 people who are workers in natural department. This research was conducted
on November10th – December 10th 2016 in CV Natural Palembang. The data of this research
was obtained by direct observation through the result of photos, video, and using caution
zone instrument. Furthermore, the data that has been collected and conducted by using
univariate analysis. Results: The results of the research walk through survey in checklist form
with caution zone assessment, independent variable was workload (63.6%), work Posture
(65.6%), frequency (28.1%) and Duration (59.4%) and dependent variable was ergonomics
(53.1%). The conclusion is the work posture, workload, frequency, and duration, those are
risk factors of ergonomics. It is recommended: Suggested to the workers and company can be
more careful in using methods of work way, especially those are which as risk factors of
ergonomics.

Keywords : Ergonomics, Workload, Work Posture, Frequency, Work Duration

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 145


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

PENDAHULUAN trauma kumulatif). Upaya yang kompleks


Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini telah berkembang menjadi ilmu
yang selanjutnya disingkat (K3) adalah Ergonomi.(Kuswana, 2014).
segala kegiatan untuk menjamin dan Menurut International Labour
melindungi keselamatan dan kesehatan Organization (ILO) (2013) ergonomi
tenaga kerja melalui upaya pencegahan merupakan aplikasi ilmu pengetahuan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. biologi manusia dengan pengetahuan
(Kemenkes RI, 2015). rekayasa untuk mencapai sejumlah
Salah satu kunci dari kemajuan penyesuaian dan timbale balik dari pekerja
dibidang Keselamatan Dan Kesehatan baik wanita maupun pria dalm
Kerja (K3) yakni perbaikan ingkungan melaksanakan pekerjaannya, manfaatnya
kerja untuk ini dibutuhkan pengelolahan dapat diukur dari efisiensi, kesehatan, dan
berbagai ancaman bahaya (potensi health kesejahteraan.(Kuswana, 2014).
hazard) di tempat kerja baik secara Data International Labour
kimiawi, fisik, biologi, psikologi, dan Organization (ILO) yang diterbitkan dalam
ergonomi.Untuk memperbaiki kapasitas peringatan hari keselamatan kerja sedunia
kerja dibutuhkan promosi kesehatan para 28 April 2010 menunjukkan bahwa di
kerja agar mereka lebih cukup dan mampu dunia terjadi 270 juta pekerja mengalami
bekerja dengan aman, nyaman dan kecelakaan kerja, 160 juta pekerja
produktif.(Arendi, 2016). mengalami penyakit akibat kerja
Dalam upaya pelaksanaan kesehatan kecelakaan kerja sebesar 1,25 triliun USD
kerja, perbaikan ergonomi merupakan per tahun (Arendi, 2016).
upaya preventif agar kerja dapat bekerja Di Indonesia berdasarkan hasil
nyaman dan terhindar dari penyakit akibat survey Kementerian Kesehatan RI jumlah
kerja.Perbaikan lingkungan dengan kasus penyakit akibat kerja tahun 2011-
menyesuaikan tuntutan tugas dengan 2014 terjadi penurunan ( tahun 2011=
kemampuan fisik dan mental pekerja serta 57.929, tahun 2012 = 60.322, tahun 2013 =
mengendalikan faktor risiko ergonomi 97.144, tahun 2014 = 40.694). berdasarkan
yang bersumber dari pekerjaan. Berbagai data tersebut bahwa terjadi penurunan
contoh, desain mesin, desain work station, kasus penyakit akibat kerja yang ada di
posisi duduk, alat bantu tangan, beban Indonesia, dan Provinsi dengan jumlah
angkat angkut mengupayakan agar pekerja kasus penyakit akibar kerja tertinggi pada
terhindar dari postur janggal yang dapat tahun 2011 adalah Provinsi Jawah Tengah,
menimbulkan gangguan musculoskeletal Sulawesi Utara dan Jawa Timur, tahun

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 146


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

2012 adalah Provinsis Sumatra Utara, Pekerja Bagian Departemen Natural di


Sumatra Selatan dan Jawa Barat, tahun CV.Natural Palembang tahun 2016.
2013 adalah Provinsi Banten, Gorontalo,
dan Jambi, tahun 2014 adalah Provinsi METODE PENELITIAN
Bali, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Desain penelitian yang digunakan
(Kemenkes RI, 2015). adalah penelitian Kuantitatif. Populasi
berdasarkan Data kasus penyakit dalam penelitian ini seluruh pekerja yang
akibat kerja (PAK) di Propinsi Sumatra ada di bagian depertemen natural dengan
Selatan bahwa kasus tertinggi terjadi pada jumlah 32 orang.Teknik pengambilan
tahun 2012 berjumlah 9.009 kasus sampel pada penelitian ini dilakukan
PAK,.(Arendi, 2016). dengan metode purposive
Berdasarkan hasil penelitian yang sampling.Pengumpulan data dilakukan
dilakukan oleh Ihsan Muzaki pada tahun dengan survey deskriptif yang dilakukan
2015 tentang analisis faktor risiko terhadap sekumpulan objek yang biasanya
ergonomi pada pekerja filling halldi di PT. cukup banyak dalam jangka waktu
X , menyimpulkan bahwa adanya faktor tertentuyaitu dengan pengamatan langsung
risiko ergonomi dengan ergonomic criteria menggunakan teknik (Walk Through
berdasarkan postur kerja 15%, beban kerja Survey) survey melalui pengamatan
18%, frekuensi 24%, durasi kerja 58%. langsung, dari hasil Walk Through Survey
(Muzaki, 2015). dibuat checklist dan dianalisa dalam foto,
Berdasarkan studi awal yang video,alat ukur Caution Zone. Analisis data
dilakukan peneliti di CV.Natural menggunakan analisis univariat.Penelitian
merupakan salah satu perusahaan yang dilaksankana pada tanggal 10 November –
dapat dilakukan penelitian mengenai faktor 10 Desember Tahun 2016.bertempat di CV
risiko ergonomi terutama pada pekerja Natural Palembang.
dibagian departemen natural.Alasan Analisa Data
peneliti melakukan penelitian ini karena di Data yang diolah dan di analisis
CV.Natural belum pernah dilakukan dengan tehnik-tehnik tertentu, yaitu dengan
penelitian tentang penilaian faktor risiko menggunakan tehnik analisis kuantitatif,
ergonomi pada pekerja dibagian melalui proses komputerisasi dengan
departemen natural. program SPSS meliputi :
Dari studi awal itulah peneliti tertarik Analisis Univariat
untuk melakukan penelitian mengenai Analisis univariat adalah yang
“Analisis Faktor Risiko Ergonomi pada dilakukan dengan melihat distribusi

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 147


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

frekuensi dan persentase dari masing- maka variabel mobilisasi dini


masing kategori variabel independen dikategorikan menjadi 2 (dua) yang
(postur kerja, beban kerja, frekuensi beresiko dan tidak beresiko.
kerja,durasi kerja,resiko ergonomi) Beban kerja
Analisis Bivariat Berdasarkan hasil dan pengolahan
Analisis bivariat adalah yang data yang telah dilakukan maka variabel
bertujuan untuk melihat hubungan antara beban kerja dikategorikan menjadi 2 (dua)
variabel independen (postur kerja, beban yaitu beresiko dan tidak beresiko.
kerja, frekuensi )dan variabel dependen Frekuensi Kerja
(durasi kerja) dengan menggunakan uji kai Berdasarkan hasil penelitian data
kuadrat (chi square) statistic chi square yang telah dilakukan, maka variabel
dengan menggunakan batas kemaknaan α frekuensi kerjadikategorikan 2 (dua) yaitu
> 0.05 (level significant atau 5%) dan beresiko dan tidak beresiko.
tingkat kepercayaannya (compidentce Durasi Kerja
Interval (CI) atau 95%). Dengan ketentuan Berdasarkan hasil penelitian data
apabila p> α (p ≥ 0.05) maka keputusan Ho yang telah dilakukan, maka variabel durasi
Diterima berarti tidak ada hubungan yang kerja dikategorikan 2 (dua) yaitu beresiko
bermakna antara variabel independent dan dan tidak beresiko.
variabel dependent dan sebaliknya apabila Resiko Ergonomi
nilai p ≤ α (p< 0.05) maka keputusan Ho Berdasarkan hasil penelitian data
Ditolak. Berarti ada hubungan antara yang telah dilakukan, maka variabel resiko
variabel independent dan variable. ergonomi dikategorikan 2 (dua) yaitu
beresiko dan tidak beresiko.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian pada
Analisis Univariat
analisa Univariat terhadap variabel postur
Analisa data yang akan dilakukan
kerja, beban kerja, frekuensi,durasi kerja
untuk mengetahui distribusi frekuensi dari
dan resiko ergonomi dapat dilihat pada
tiap- tiap Variabel yaitu mobilisasi
tabel berikut :
dini,,pengetahuan dan sikap.
Postur Kerja
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengolahan data yang telah dilakukan,

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 148


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Variabel Menurut Postur Kerja, Beban Kerja, Frekuensi Dan
Durasi Kerja,Resiko Ergonomi
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Postur Kerja
- Beresiko 21 65,6
- Tidak Beresiko 11 34,4
Jumlah 32 100
2. Beban Kerja
- Beresiko 13 63,6
- Tidak Beresiko 19 36,4
Jumlah 32 100
3. Frekuensi Kerja
- Beresiko 9 28,1
- Tidak Beresiko 23 71,9
Jumlah 32 100
4. Durasi kerja
- Beresiko 19 59,4
- Tidak Beresiko 13 40,6
Jumlah 32 100
5. Resiko ergonomi
- Beresiko 17 53,1
- Tidak Beresiko 15 46,9
Jumlah 32 100

Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh frekuensi kerja beresiko dan responden


hasil distribusi frekuensi dari 32 yang memiliki frekuensi kerja tidak
responden, variabel dari 32 responden beresiko sebanyak 23 (71,9%) responden.
sebanyak 21 (65,6%) responden yang Berdasarkan Tabel 1 dari 32 Responden
melakukan postur kerja dengan beresiko sebanyak 19 (59,4%) responden memiliki
dan responden yang melakukan postr kerja durasi kerja beresiko dan responden yang
kurang sebanyak 11 (34,4%) responden. memiliki durasi kerja tidak beresiko
Berdasarkan Tabel 1 dari 32 sebanyak 13 (40,6%) responden.
Responden sebanyak 13 (63,6%) Berdasarkan Tabel 1 dari 32 Responden
responden dengan beban kerja beresiko sebanyak 17 (53,1%) responden memiliki
dan responden beban kerja tidak beresiko resiko kerja beresiko dan responden yang
sebanyak 19 (36,4%) responden. memiliki resiko kerja tidak beresiko
Berdasarkan Tabel 1 dari 32 Responden sebanyak 15 (46,9%) responden.
sebanyak 9 (28,1%) responden memiliki

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 149


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

Distribusi Frekuensi Berdasarkan dan postur janggal pada tangan dan


Postur Kerja pergelangan tangan (kiri dan kanan).
Dari hasil penelitian di dapatkan Hasil penelitian ini tidak jauh
bahwa responden yang memiliki postur berbeda dari penelitian yang dilakukan
kerja berisiko sebanyak 21 orang (65,6%), oleh Sang (2014), tentang hubungan risiko
lebih banyak jika dibandingkan dengan postur kerja dengan keluhan
responden yang memiliki postur kerja tidak Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada
berisiko yaitu sebanyak 11 orang (34,4%). pemanen kelapa sawit di PT. Sinergi
Menurut Evelina (2012), postur Perkebunan Nusantara, didapatkan hasil
janggal akan menyebabkan stress mekanik postur kerja pada pemanen kelapa sawit
pada otot rangka. Selain itu, postur janggal paling banyak yang memiliki risiko tinggi
akan membutuhkan energi yang lebih besar yaitu sebanyak 35 orang (76,1%).
pada beberapa bagian otot, sehingga Sedangkan jumlah pemanen dengan postur
meningkatkan kerja jantung dan paru-paru kerjapostur kerja tidak berisiko yaitu
untuk menghasilkan energi. Semakin lama sebanyak 11 orang (34,4%), yang memiliki
bekerja dengan postur janggal, maka risiko rendah hanya 11 orang (23,9%).
semakin banyak energi yang dibutuhkan Berdasarkan hasil penelitian, teori
untuk mepertahankan kondisi tersebut, dan penelitian terkait maka peneliti
sehingga dampak kerusakan otot rangka berpendapat bahwa penyebab timbulnya
yang ditimbulkan semakin kuat. Beberapa resiko ergonomi kerja pada pekerja dalam
postur janggal antara lain : membungkuk penelitian ini adalah akibat dari postur
(bent forward) yaitu punggung dan dada kerja atau posisi tubuh pada saat
lebih condong ke depan membentuk ≥ 20º melakukan aktivitas pekerjaan. Selain itu,
terhadap garis vertical. Berputar (twisted) terdapat pembebanan pada otot yang
yaitu posisi tubuh yang berputar ke kanan berulang-ulang dalam posisi janggal
dan kiri dimana garis vertical menjadi sehingga menyebabkan cidera atau trauma
sumbu tanpa memperhitungkan berapa pada jaringan lunak dan sistem saraf.
derajat besarnya rotasi yang dilakukan. Trauma tersebut akan membentuk cidera
Miring (bent sideway) yaitu setiap deviasi yang cukup besar yang kemudian
bidang median tubuh dari garis vertikal diekspresikan sebagai rasa sakit atau
tanpa memperhitungkan besarnya sudut kesemutan, pegal, nyeri tekan,
yang dibentuk. Terjadi fleksi pada bagian pembengkakan dan kelemahan otot.
tubuh, biasanya ke depan atau ke samping Trauma jaringan yang timbul dikarenakan
kronisitas atau peenggunaan tenaga yang

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 150


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

berulang-ulang, peregangan yang Berdasarkan hasil penelitian, teori


berlebihan atau penekanan lebih pada suatu dan penelitian terkait maka peneliti
jaringan. berpendapat bahwa beban kerja
Distribusi Frekuensi Berdasarkan dipengaruhi oleh kemampuan setiap
Beban Kerja pekerja yang berbeda walaupun pekerja
Dari hasil penelitian di dapatkan bekerja di tempat yang sama dan
bahwa responden yang memiliki beban pengalaman yang sama. Perbedaan ini
kerja tidak berisiko sebanyak 19 orang disebabakan karena kapasitas orang
(36,4%), lebih banyak jika dibandingkan tersebut berbeda. Kelelahan akibat kerja
dengan responden yang memiliki beban seringkali diartikan sebagai proses
kerja berisiko yaitu sebanyak 13 orang menurunnya efisiensi, performans kerja
(63,6%). dan berkurangnya kekuatan/ ketahanan
Menurut Evelina (2012), force atau fisik tubuh untuk terus melanjutkan
beban merupakan usaha yang dibutuhkan kegiatan yang harus dilakukan. Mengenal
untuk melakukan gerakan. Pekerjaan yang dan memahami berbagai aspek
menuntut penggunaan tenaga besar, maka penyakitakibat kerja sebagai salah satu
akan memberikan beban pada otot, tendon, resiko akibatpekerjaan atau lingkungan
ligament, dan sendi. Objek merupakan kerja, merupakan langkah awal untuk
salah satu faktor yang mempengaruhi meminimalisasikan akibat yang tidak
terjadinya gangguan otot rangka. Menurut dikehendaki.
ILO, beban maksimum yang diperbolehkan Distribusi Frekuensi Berdasarkan
untuk diangkat oleh seseorang adalah 23- Frekuensi Kerja
25 kg. Dari hasil penelitian di dapatkan
Hasil penelitian ini tidak jauh bahwa responden yang memiliki frekuensi
berbeda dari penelitian yang dilakukan kerja tidak berisiko sebanyak 23 orang
oleh Payuk (2014), tentang hubungan (71,9%), lebih banyak jika dibandingkan
faktor ergonomis dengan beban kerja pada dengan responden yang memiliki frekuensi
petani padi tradisional di Desa Congko kerja berisiko yaitu sebanyak 9 orang
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten (28,1%).
Soppeng, didapatkan hasil responden Menurut Evelina (2012), postur yang
terbanyak yang mengalami beban kerja salah dengan frekuensi pekerjaan yang
ringan terdapat pada reponden dengan sering dapat mengakibatkan tubuh
lama kerja memenuhi syarat yaitu kekurangan suplai darah, asam laktat yang
sebanyak 8 orang (61,5 %). terakumulasi, inflamasi, tekanan pada otot,

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 151


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

dan trauma mekanis. Frekuensi terjadinya Distribusi Frekuensi Berdasarkan


postur janggal terkait dengan terjadinya Durasi Kerja
repetitive motion dalam melakukan Dari hasil penelitian di dapatkan
pekerjaan.Keluhan otot terjadi karena otot responden yang memiliki durasi kerja
menerima tekanan akibat beban kerja berisiko sebanyak 19 orang (59,4%), lebih
terus-menerus tanpa melakukan relaksasi. banyak jika dibandingkan dengan
Hasil penelitian ini tidak jauh responden yang memiliki durasi kerja tidak
berbeda dari penelitian yang dilakukan berisiko yaitu sebanyak 13 orang (40,6%).
oleh Mutiah (2013), tentang Analisis Menurut Evelina (2012), pada posisi
tingkat risiko Musculoskeletal Disorders kerja statis yang membutuhkan 50% dari
(MSDs) dengan The brief TM survey dan kekuatan maksimum tidak dapat bertahan
karakteristik individu terhadap keluhan lebih dari satu menit, jika kekuatan
MSDs pembuat wajan di Desa Cepogo digunakan kurang dari 20% kekuatan
Boyolali, didapatkan hasil responden maksimum maka kontraksi akan
melakukan power grip ketika memegang berlangsung terus untuk beberapa waktu.
palu, tetapi beban tidak ≥4.535,9 gr. Hasil penelitian ini tidak jauh
Semua responden (100%) melakukan berbeda dari penelitian yang dilakukan
pinch grip dengan frekuensi ≥2 oleh Mutiah (2013), tentang analisis
kali/menit. tingkat risiko Musculoskeletal Disorders
Berdasarkan hasil penelitian, teori (MSDs) dengan The brief TM survey dan
dan penelitian terkait maka peneliti karakteristik individu terhadap keluhan
berpendapat bahwa frekuensi dapat MSDs pembuat wajan di Desa Cepogo
diartikan sebagai banyaknya gerakan yang Boyolali, didapatkan hasil aktor risiko
dilakukandalam suatu periode waktu.Jika ergonomi yang terdapat pada tangan kanan
aktivitas pekerjaan dilakukan secara adalah postur pinch grip, finger press, serta
berulang, maka dapat disebut sebagai durasi yang lebih dari 10 detik dan
repetitive.Gerakan repetitif dalam frekuensi sebanyak 30 gerakan per menit.
pekerjaan, dapat dikarakteristikan baik Tangan dan pergelangan tangan kanan
sebagai kecepatan pergerakan tubuh, atau sering dipakai untuk bekerja.Sehingga
dapat di perluas sebagai gerakan yang seluruh postur janggal yang terdapat di
dilakukan secara berulang tanpa adanya lembar kerja BRIEF Survei ditemukan
variasi gerakan. pada postur tangan pekerja konstruksi.
Berdasarkan hasil penelitian, teori
dan penelitian terkait maka peneliti

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 152


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

berpendapat bahwa lamanya waktu kerja dicapai performansi kerja yang


(durasi) berkaitan dengan keadaan fisik tinggi.Dalam kata lain, tuntutan tugas
tubuh pekerja. Pekerjaan fisik yang berat pekerjaan tidak boleh terlalu rendah
akan mempengaruhi kerja otot (underload) dan juga tidak oleh terlalu
kardiovaskular, sistem pernapasan dan berlebihan (overload). Karena keduannya,
lainnya. Jika pekerjaan beralngsung dalam baik underload maupun overload akan
waktu yang lama tanpa istirahat, menyebabkan stress.
kemampuan tubuh akan menurun dan Hasil penelitian ini tidak jauh
dapat menyebabkan kesakitan pada berbeda dari penelitian yang dilakukan
anggota tubuh. Jika gerakan berulang- oleh Afiani (2013), tentang analisis tingkat
ulang dari otot menjadi terlalu cepat untuk risiko ergonomi dan keluhan subjektif
membiarkan oksigen yang memadai cumulative trauma disorders pada pekerja
mencapai jaringan atau membiarkan inflate inspection di PT. Bridgestone Tire
uptake kalsium, terjadilah kelelahan otot. Indonesia, Bekasi Plant, didapatkan hasil
Distribusi Frekuensi Berdasarkan secara umum diketahui tingkat risiko
Resiko Kerja terjadinya Cumulative Trauma Disorders
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada pekerjaan ini berdasarkan skor REBA
didapatkan responden yang memiliki adalah pada tingkat risiko “Tinggi”. Hal ini
ergonomi berisiko sebanyak 17 orang disebabkan oleh variabel postur baik pada
(53,1%), lebih banyak jika dibandingkan grup A yaitu punggung (trunk), leher
dengan responden yang memiliki ergonomi (neck), dan kaki (leg), maupun grup B
tidak berisiko yaitu sebanyak 15 orang yaitu lengan atas (upper arm), lengan
(46,9%). bawah (lower arm), dan pergelangan
Menurut Tarwaka (2015), rrgonomi tangan (wrist) yang memperoleh skor lebih
merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi tinggi daripada variabel lain. Jika skor
yang berupaya untuk menyerasikan alat, pada variabel tersebut dijumlahkan maka
cara dan lingkungan kerja terhadap akan diketahui bahwa skor pada variabel
kemampuan, kebolehan dan segala grup A memiliki skor tertinggi diikuti oleh
keterbatasan manusia, sehingga manusia skor pada variabel grup B.
dapat berkarya secara optimal tanpa Berdasarkan hasil penelitian, teori
pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari dan penelitian terkait maka peneliti
sudut pandangergonomi, antara tuntutan berpendapat bahwa risiko ergonomi kerja
tugas dengan kapasitas kerja harus selalu ditemukan pada postur leher yang sering
dalam garis keseimbangan sehingga menunduk atau menengadah, postur

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 153


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

punggung yang sering membungkuk, pengukuran dengan menggunakan


postur lengan yang sering terangkat, objek caution zone sebanyak 19 orang
benda yang cukup berat, dan pergelangan (59,4%).
tangan yang digunakan untuk 5. Adanya faktor risiko ergonomi dilihat
menggenggam objek. Sedangkan faktor dari pengukuran dengan menggunakan
yang paling sedikit memberikan kontribusi caution zone sebanyak 17 orang
tingkat risiko pekerjaan adalah aktivitas. (53,1%).
Hal ini disebabkan karena pekerjaan inflate SARAN
inspection adalah pekerjaan yang dinamis Saran untuk mengurangi faktor resiko
atau aktivitasnya selalu berpindah-pindah ergonomi para pekerja agar lebih baik
dan tiap aktivitas pada pekerjaan ini 1. Untuk CV Natural Palembang
dilakukan kurang dari 1 menit serta Diharapkan pihak manajemen K3
pengulangan hanya terjadi satu atau dua CV Natural lebih memperhatikan metode
kali dalam rentang waktu lebih dari 1 atau cara kerja dengan menekankan
menit. prinsip-prinsip K3 dengan tujuan untuk
meningkatkkan efisiensi dan produktifitas
KESIMPULAN DAN SARAN kerja serta diharapkan juga pihak
Simpulan manajemen K3 CV Natural memberikan
1. Adanya faktor risiko ergonomi pendidikan dan pelatihan pada pekerja
berdasarkan beban kerja dilihat dari mengenai postur kerja yang benar agar
pengukuran dengan menggunakan pekerja terhindar dari risiko ergonomi.
caution zone sebanyak 13 orang 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
(63,6%). Diharapkanmahasiswa lainnya
2. Adanya faktor risiko ergonomi melakukan kajian lanjutan tentang risiko
berdasarkan postur kerja dilihat dari ergonomi dengan tools lainnya seperti
pengukuran dengan menggunakan RULA dan REBA.
caution zone sebanyak 21 orang
(65,6%). DAFTAR PUSTAKA
3. Adanya faktor risiko ergonomi Arendi, Ario. 2015.
berdasarkan frekuensi kerja dilihat dari Analisis Faktor Risiko Ergonomi
pengukuran dengan menggunakan Terhadap Gangguan MSDs pada
caution zone sebanyak 9 orang (28,1%). Pekerja Kuli Angkut Beras di PT
4. Adanya faktor risiko ergonomi BPR II.Skripsi Kesehatan STIK
berdasarkan durasi kerja dilihat dari Bina Husada. Palembang

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 154


Volume 1, Nomor 2, Februari 2018 Willy Suwandi

Evelina, Nuri. 2012. Tarwaka, 2015.


Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Ergonomi Industri. Harapan Press :
dan Keluhan Subjektif MSDs pada Surakarta
Pengrajin Sepatu, Bengkel Sepatu
Tata Kampung Cioma Bogor.
Kemenkes RI. 2015.
Situasi Kesehatan Kerja .infodatin
(online) Jilid 4, (http :
//www.kemenkes.go.id.
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014.
Ergonomi dan Kesehatan &
Keselamatan Kerja.PT Remaja
Rosdakarya. Bandung
Mutiah, Anissah. 2013.
Analisis Tingkat Risiko MSDs
dengan The Brief Survey dan
Karakteristik Individu Terhadap
Keluhan MSDs Pembuat Wajan di
Desa X. Jurnal Universitas
Diponegoro (online)
Muzaki, Ikhsan. 2015.
Analisis Faktor Risiko Ergonomi
pada Pekerja Filling Halldi di
PT.X.Skripsi STIK Bina Husada.
Palembang
Payuk, Kasih Lestari. 2014.
Hubungan Faktor Ergonomi dengan
Beban Kerja pada Petani Padi
Tradisional, Desa X. Jurnal
Universitas Hassanudin
Sang, Asni. 2014.
Hubungan Risiko Postur Kerja
dengan Keluhan MSDs pada
Pemanen Kelapa Sawit di PT.X

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 155

Anda mungkin juga menyukai