1. Ringkasan
Penulis: Jasper M. Dalhuisen, Raymond J.G.M. Florax, Henri L.F. de Groo and Peter
Nijkamp
Di tahun 2011 ada permasalahan mengenai elastisitas permintaan terhadap air di USA dan
Eropa. Karena di sana mulai diterapkan penggunaan tarif untuk pemakaian air di setiap
perumahan. Ternyata ada kesenjangan yang cukup besar antara elastisitas harga dan elastisitas
penghasilan karena bila digambarkan elastisitasnya mendekati 0. Nilai elastisitas yang mendekati
0 ini disebabkan oleh adanya pemakaian air yang tidak terkontrol di masyarakat sehingga ada
ketidaksesuaian antara jumlah air yang dipasok dengan jumlah air yang dipakai. Akibatnya di
USA diadakan penelitian untuk mengurangi kesenjangan di elastisitas tersebut. Metode yang
digunakan antara lain metode increasing block rate tarif yang hasilnya adalah kebutuhan air
menjadi lebih elastis dan elastisitas pendapatan menurun dan metode decreasing block rate tarif
yang hasilnya berbanding terbalik dengan metode increasing block rate tarif. Namun dalam
kenyataannya dari kedua metode ini kita tidak bisa menentukan mana yang akan menghasilkan
elastisitas tertinggi karena hal ini bergantung pada kompleksitas masalah yang ada seperti
2. Abstrak
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di BEI periode tahun 2014 – 2016.
1842083 Jhoni Hendri | 6AKMC
Dewan Direksi, Proporsi Dewan Direksi Independen dan Proporsi Komisaris Independen
terhadap ROE (Return on Equity) dengan metode analisis berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Ukuran Dewan Direksi berpengaruh positif signifikan terhadap ROE dan
Proporsi Dewan Direksi Independen berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE. Sedangkan
variabel lain yaitu Kepemilikan Publik, Kepemilikan Manajerial, dan Proporsi Komisaris
3. Sintesis
Seiring berkembangnya aktifitas pembangunan terhadap hutan pantai di kawasan ini, akan
berdampak kepada hilangnya vegetasi tumbuhan yang semula hidup di kawasan tersebut. Dahuri,
Rais, Ginting, dan Sitepu, (2001) menyatakan bahwa adanya aktivitas kegiatan di daerah
pariwisata atau rekreasi dapat menimbulkan masalah ekologis yang khusus dibandingkan dengan
kegiatan ekonomi lain mengingat bahwa keindahan dan keaslian alam merupakan modal utama,
bila suatu wilayah pesisir dibangun sebagai tempat rekreasi masyarakat, biasanya fasilitas
Faktor pemicu kerusakan lingkungan yang terjadi baik pada ekosistem laut, ekosistem
pantai maupun ekosistem lain adalah kebutuhan ekonomi (economic driven) dan kegagalan
kebijakan (policy failure driven). Pola konsumsi yang tinggi terhadap sumber daya alam akan
mengakibatkan kegagalan kebijakan pengelolaan sumber daya alam akibat kegiatan ekonomi
yang dapat merusak lingkungan. Dengan adanya kegiatan pembangunan diikuti dengan
terbatasnya jalur penghijauan di kawasan pantai akan berdampak terhadap hilangnya vegetasi
tumbuhan pantai yang dapat memberikan banyak manfaat salah satunya memberikan