Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS INSTRUMENT
VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETER UV-VIS PADA TABLET ASAM
MEFENAMAT

Oleh :
Putera Maitreya 611810038
Putri Rahayu 611810039
Sosialis Mahfud Utami N. 611810049
Veronika Ranum F. 611810052
Moh. Lutfi 611810119

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MA CHUNG
SEMESTER GENAP
2021
Modul 2
Validasi metode analisis dengan Spektrofotometer UV-Vis pada Asam Mefenamat

A. Tujuan
B. Dasar Teori
Asam mefenamat (MFA), sebagai turunan asam antranilik, secara kimiawi
dinamai [2- (2,3-dimetilfenil) amino] benzoat.asam (Gbr. 1). MFA telah menunjukkan
sifat anti-inflamasi dengan efek analgesik dan antipiretik . Ini digunakan secara khusus
dalam pengobatan rheumatoid arthritis, osteoartritis dan penyakit otot-kerangka lainnya
(Espinosa et al, 2005).

Asam mefenamat merupakan senyawa yang digunakan sebagai analgetik,


antipiretik, dan anti inflamasi. Asam mefenamat termasuk ke dalam kelas kedua dalam
system BCS (Biopharmaceutical Classification System), dimana asam mefenamat
memiliki kelarutan rendah serta daya tembus membran yang tinggi (Widyaningsih,
2009).
Asam Mefenamat dijumpai beredar di pasaran dalam bentuk sediaan tablet,
kapsul dan suspensi. Monografi dari asam mefenamat dalam Farmakope Indonesia tidak
tertera , maka persyaratan kadar umumnya adalah mengandung zat aktif (Asam
Mefenamat) tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket. Metode spektrofotometri ultraviolet lebih cepat dan lebih sederhana
dibandingkan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. Sehingga perlu
dikembangkan metode analisis Asam Mefenamat dalam sediaan suspensi dengan
spektrofotometri ultraviolet guna memberikan hasil analisis yang lebih cepat.
Asam mefenamat atau asam N-2,3-xiliantranilat (C15H15NO2), berbentuk hablur
berwarna putih atau hampir putih yang melebur pada suhu ± 230o disertai dengan
peruraian. Asam mefenamat larut dalam larutan alkali hidroksida, agak larut dalam
kloroform, sukar larut dalam etanol dan metanol serta praktis tidak larut dalam air
(Depkes RI, 1995). Hal ini menunjukkan bahwa asam mefenamat polimorfisme. Asam
mefenamat diketahui memiliki dua polimorf, yaitu bentuk 1 dan bentuk 2 yang berbeda
pada kelarutannya. Asam mefenamat dengan polimorf bentuk 2 memiliki solubilitas yang
lebih tinggi pada beberapa solven (Dixit, Kini, dan Kulkarni, 2012).
Berdasarkan struktur kimianya Asam Mefenamat memiliki gugus kromofor dan
gugus auksokrom. Senyawa obat yang memiliki gugus kromofor dan gugus auksokrom
dapat ditentukan kadarnya secara spektrofotometri ultraviolet.
Menurut Moffat, Asam Mefenamat memiliki serapan maksimum pada panjang
gelombang 279 nm (A11 = 357) dalam pelarut asam encer dan serapan maksimum pada
panjang gelombang 285 nm (A11 = 420) dalam pelarut basa encer.
Sedangkan menurut Dibbern, Asam Mefenamat memiliki serapan maksimum
pada panjang gelombang 278 nm dan 350 nm (A11 = 344 dan A11 = 288) dalam pelarut
asam encer dan serapan maksimum pada panjang gelombang 285 nm dan 332 nm (A11 =
409 dan A11 = 202) dalam pelarut basa encer serta serapan maksimum pada panjang
gelombang 280 nm dan 346 nm (A11 = 367 dan A11= 268) dalam pelarut methanol.
Dalam penelitian ini, metode spektrofotometri UV baru, sederhana dan sensitif
dijelaskan untuk pengujian asam mefenamat dalam bentuk sediaan tablet. Metode ini
didasarkan pada oksidasi MFA dengan besi (III), dan selanjutnya kompleksasi besi (II)
dengan o- fenantrolin untuk menghasilkan kompleks berwarna merah (ferroin). Variabel
yang mempengaruhi oksidasi obat dipelajari dan dioptimalkan.

C. Alat dan Bahan

Alat :
Pipet ukur, labu takar, neraca analitik, dan spektrofotometer UV-Vis
Bahan :
Tablet asam mefenamat 500 mg, aquadest, kalium klorida, kaliumhidrogen ftalat,
kaliumdihidrogen fosfat, asam borat, sodiumbikarbonat, dan hidrogen hidroksida

Anda mungkin juga menyukai