SKRIPSI
Diajukan oleh:
ORPA ENMOPIANA
2015-68-075
Kepada
Ketua Sekretaris
Pengguji 1 pengguji II
NIM : 2015-68-075
Ujian ini Telah Dipertahankan dalam Ujian Sarjana Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon Pada :
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh :
Ir. L. M. Soukotta. MP
NIP. 19590529 198503 2 003
Disahkan oleh :
DEDIKASI
RINGKASAN
5
Puji dan Syukur ke Hadirat Bapa Yang Maha Mulia, karena hanya dengan
penyertaan, kasih serta anugrahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “ Produksi dan Pendapatan Usaha Nelayan Hand Line di
Negeri Latuhalat, Kota Ambon. tuhan itu baik, pertolongannya tidak pernah
terlambat.
1. Dekan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Para Wakil Dekan dan seluruh
staf dosen serta seluruh tenaga kependidikan pada Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan yang telah memberikan pelayanan, perhatian serta ilmu yang
berguna selama di bangku perkuliahan.
2. Pemimpin Jurusan Agrobisnis Perikanan, Ir. L. M Soukotta, MP Dan Dr. Ir. R.
L. Papilaya, MP serta pemimpin Program Studi Agrobisnis Perikanan, Dr. H.
Nanlohy, S Pi, M. Si. yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama
penulis menempuh kuliah.
3. Dr. Ir. Y. M. T. N. Apituley. M. App. Sc selaku pembimbing 1 dan Ir. St. M.
Siahainenia, MP Selaku Pembimbing II, yang dengan setia dan sabar telah
meluangkan waktu dalam proses pembimbingan.
4. Dr. H. Nanlohy, S Pi, M. Si sebagai mentor yang setia dan penuh kesabaran
dalam memberikan bimbingan, nasehat, serta motivasi.
5. Staf pengajar pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Pattimura, terkhusus pada Jurusan Agrobisnis Perikanan yang telah
membekali penulis dengan berbagai pengetahuan.
6. Pemerintah Negeri Latuhalat Bersama Staf dan para nelayan Hand Line
Negeri Latuhalat yang telah mengkomodir penulis dalam proses
penelitian/pengambilan data.
7. Secara khusus dan paling utama, penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih buat Papa, Petrus Enmopiana; Mama, Sanci Enmopiana/Lewier;
oma Yosina Enmopiana/Eipepa dan saudara Maria Enmopiana, Lusia Lewier;
8
Orpa Enmopiana
KATA PENGANTAR
9
Penulis memanjatkan puji syukur hadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena
atas berkat, rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi dengan judul “PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA
NELAYAN HAND LINE DI NEGERI LATUHALAT KOTA AMBON”
Tanpa adanya motivasi dan dorongan dari berbagai pihak tersebut maka
mustahil skripsi ini dapat terwujud. Terima kasih penulis atas berbagai pihak yang
telah membantu penulis hingga terselesainya skripsi ini.
Penuli
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL ...................................................................................i
10
No Judul Halaman
1. Konstruksi Pancing Ulur ..........................................................................9
2. Kerangka Pikir Penelitian.........................................................................22
3. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................23
4. Perahu Motor Tempel Nelayan Negeri Latuhalat ...................................32
5. Rantai Pemasaran Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Hand Line di
Negeri Latuhalat…………………………………………………….......39
DAFTAR TABEL
13
No Judul Halaman
1. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Pelagis Besar di Perairan Maluku ....... 1
2. Penelitian Terdahulu ……………………………………………….….. 15
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin …………………………….. 24
4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Negeri Latuhalat ….... 25
5. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Negeri Latuhalat……….…..26
6. Jumlah Sarana Pendidikan Yang Berstatus Negeri/Inpres di Negeri
Latuhalat ……………………………………………………………….. 27
7. Umur Pemilik Usaha Hand Line di Negeri Latuhalat ……....................28
8. Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha Tuna Hand Line di Negeri
Latuhalat ………………………………………………………………. 29
9. Lama Usaha Pemilik Usaha Tuna Hand Line di
Negeri Latuhalat ………………………………………………………. 30
10. Jumlah Tanggungan Keluarga Pemilik Usaha Tuna Hand Line di
Negeri Latuhalat ……………………………………………………..... 30
11. Spesifikasi Alat Tangkap Hand Line di Negeri Latuhalat ………........31
12. Upaya Penangkapan Produksi Tangkapan Perikanan Hand Line
di Negeri Latuhalat ………………………………………………….. 33
13. Rata-rata Biaya Investasi Usaha Perikanan Tuna Hand Line
di Negeri Latuhalat ……………………………………………………. 34
14 Komponen Biaya Tetap dan Pengeluaran Perikanan Tuna Hand line
di Negeri Latuhalat …………………………………………….……. 36
15 Komponen Biaya Variabel Per Bulan Usaha Pancing Hand Line
di Negeri Latuhalat ……………………………………………….…...37
16. Pendapatan Usaha Perikanan Tuna Hand Line di
Negeri Latuhalat ……………………………………………………. 39
DAFTAR LAMPIRAN
14
No Judul Halaman
1. Daftar Pertanyaan ............................................................................45
2. Surat Selesai Penelitian ....................................................................47
3. Nilai Investasi Per Unit Pancing Hand Line di Negeri
Latuhalat ..........................................................................................48
4. Penggunaan Biaya Tetap ..................................................................49
5. Penggunaan Biaya Perawatan ...........................................................50
6. Total Biaya Usaha Hand Line di Negeri Latuhalat ............................51
7. Pendapatan Usaha Perikanan Tuna Hand Line di
Negeri Latuhalat ...............................................................................52
8. Dokumentasi ....................................................................................53
15
BAB I
PENDAHULUAN
Latuhalat. Hasil produksi nelayan Negeri Latuhalat pada bulan Maret pada musim
pancaroba 1 yaitu ikan tuna yang berukuran kecil, pada musim ini produksi ikan
yang dihasilkan sangat tinggi.
Produksi dan pendapatan nelayan sangat tergantung pada beberapa faktor,
cuaca dan musim, sehingga berdampak pada pendapatan atau keuntungan yang
tidak menentu bagi nelayan di Negeri Latuhalat. Koeshendrajana et al. (2012)
mengemukakan bahwa usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan
skala kecil sangat tergantung pada cuaca, musim, keterbatasan aset dan
permodalan. Pada struktur masyarakat pesisir, mayoritas kepala keluarga bekerja
sebagai nelayan.
Hand line merupakan alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Negeri
Latuhalat, terdiri dari alat pancing dan tali yang menggunakan umpan untuk
menangkap ikan. Pengoperasian alat tangkap ini dapat dilakukan sepanjang tahun
dan hasil tangkapannya cukup memuaskan karena daerah penangkapannya lebih
luas dan disertai dengan tingkat ketrampilan (skill) yang dimiliki dalam
mengoperasikan alat tangkap tersebut. Ikan yang ditangkap dengan alat tangkap
ini adalah ikan tuna (Thunnus sp). Hand line merupakan alat tangkap yang ramah
lingkungan (environmental friendly fishing technology), karena tidak merusak
ikan-ikan yang lain atau yang dilindungi, tidak merusak habitat ikan, mempunyai
selektivitas yang tinggi, untuk keberlanjutan sumberdaya ikan (SDI).
Secara faktual, perikanan tuna hand line di Negeri Latuhalat termasuk
usaha perikanan rakyat berskala kecil, dengan karakter: (1) akses modal terbatas,
(2) ketrampilan manajemen (skill management) pelaku usaha masih rendah, (3)
teknologi penangkapan sangat sederhana. Berapa kendala ini menyebabkan usaha
tersebut sulit dikembangkan, padahal sumberdaya tuna cukup tersedia. Selain itu,
pekerjaan nelayan merupakan mata pencaharian utama dan tetap karena mereka
tidak memiliki pekerjaan alternatif. Bertolak dari beberapa persoalan di atas, maka
perlu ada upaya agar nelayan hand line harus di berdayakan dalam meningkatkan
taraf hidup mereka. Solusi yang ditempu dapat di lakukan melalui suatu kajian
ilmiah yang lebih komprehensif dan dapat di pertanggung-jawabkan. (Siahainenia,
2019).
18
1.3 Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Menghitung produksi usaha nelayan hand line di Negeri Latuhalat dalam bulan
Maret pada musim pancaroba 1
2. Menganalisis biaya dan pendapatan usaha nelayan hand line di Negeri
Latuhalat
19
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai :
1. Sumber informasi yang aktual bagi nelayan hand line untuk mengoptimalkan
penggunaan faktor produksi guna efisiensi dan pencapaian keuntungan dalam
mengelola usaha ke depan.
2. Sumber informasi dan pertimbangan pemerintah (instansi terkait) guna
pengembangan usaha hand line di Kota Ambon.
3. Sumber informasi pengembangan ilmu di bidang Agrobisnis Perikanan pada
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Mata Pancing
Jumlah mata pancing bisa satu buah, juga lebih (Gambar 1), dan dapat
menggunakan umpan hidup maupun umpan buatan. Pemancingan dapat dilakukan
di rumpon dan perairan lainnya. Ukuran tali pancing dan besarnya mata pancing
tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Jika
hand line yang digunakan untuk menangkap ikan tuna tentu ukurannya lebih
besar. Biasanya digunakan tali monofilament dengan diameter 1,5-2,5 mm dengan
pancing nomor 09 dan ditambahkan pemberat timah.
c. Pemberat
Pemberat berfungsi sebagai pemberi daya tenggelam pada alat tangkap
pancing ulur. Pemberat biasanya terbuat dari bahan timah. Namun dewasa ini para
nelayan banyak yang menggunakan bahan lain, termasuk menggunakan besi mur
bekas atau batu sebagai pemberat. Pemberat ditata sedemikian rupa pada ujung
bawah tali pancing, sehingga memberikan daya tenggelam yang merata pada
seluruh pancing ulur.
2.4 Nelayan
Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut
(Sujarno, 2011). Di Indonesia nelayan biasa bermukim di daerah pinggir pantai
atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang mata
pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir (Sujarno, 2011).
24
Ada beberapa ciri komunitas nelayan dilihat dari berbagai segi yaitu :
a. Mata pencaharian, nelayan adalah orang-orang yang segala aktivitasnya
berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau yang menjadikan
perikanan sebagai mata pencahariannya.
b. Cara hidup, komunitas gotong royong dan tolong menolong terasa sangat
penting pada saat tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun
rumah atau tanggul penahan gelombang di sekitar desa.
c. Ketrampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan yang berat
namun pada umumnya nelayan hanya memiliki ketrampilan sederhana.
Sebagian besar yang bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang
diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara profesional.
Menurut Kusniadi (2009), tidak semua masyarakat nelayan memiliki kondisi
ekonomi yang baik, masyarakat nelayan juga menghadapi sejumlah masalah di
antaranya masalah politik, sosial ekonomi yang komplek. Masalah-masalah
tersebut antara lain :
a. Kemiskinan, kesenjangan sosial dan tekanan-tekanan ekonomi yang datang
setiap saat.
b. Keterbatasan, akses modal, teknologi dan pasar, sehingga mempengaruhi
dinamika sosial.
c. Kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada.
d. Kualitas sumberdaya yang rendah sebagai akibat keterbatasan akses
pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik.
e. Degradasi sumberdaya lingkungan baik kawasan pesisir, laut, maupun pulau-
pulau kecil.
f. Belum kuatnya lingkungan yang beriorentasi pada kemaritiman sebagai pilar
utama pembangunan Nasional.
Menurut Effendi dan Oktariza (2006), dilihat dari segi kepemilikan alat tangkap,
nelayan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu: nelayan buruh,
nelayan juragan dan nelayan perorangan.
a. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan menggunakan alat
tangkap milik orang lain.
25
Di Pantai Utara Jawa, Selat Malaka, dan Selatan Sulawesi cenderung telah
mencapai status tangkap penuh (full exploited) atau bahkan tangkapan lebih (over
exploited). Perairan yang berindikasi telah mencapai status tangkapan penuh atau
tangkap lebih adalah Laut Jawa, Selat Malaka, dan Laut Flores (Kordik, 2015)
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa produksi perikanan tangkap
telah mencapai optimum. Produksi tidak dapat ditingkatkan lagi, terutama di
daerah-daerah yang telah mengalami tangkap penuh dan tangkap lebih. Di tahun-
tahun mendatang, produksi perikanan tangkap diperkirakan stabil, atau bahkan
cenderung menurun. Karena itu, budidaya perairan menjadi pilihan di masa depan
dalam meningkatkan produksi perikanan tangkap. (Kordik, 2015).
Dalam pengertian ekonomi, produksi dan distribusi adalah kegiatan yang
berkaitan dengan penciptaan atau penambahan kegunaan dari pada barang dan
jasa (Hanafiah dan Saefuddin, 2006). Menurut Lubis dkk (2010) produksi hasil
tangkapan merupakan aspek penting di pelabuhan perikanan yang harus
diperhatikan karena produksi sebagai salah satu indikasi tingkat fungsionalisasi
suatu Pelabuhan Perikanan (PP) atau Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Hal-hal
yang harus diperhatikan oleh pengelola PP/PPI dari aspek produksi perikanan
adalah jumlah, jenis dan ukuran serta kualitasnya.
nelayan hand line di Negeri Latuhalat dalam 1 kali trip berkisar antara 8-10 jam.
Faktor musim dapat mempengaruhi jumlah frekuensi melaut.
Lanjutan Tabel 2
3 Ely, I Analisis Finansial 1. Nelayan pancing ulur di Negeri
dan Fungsi Laha lebih variatif dalam
(2019) Produksi Usaha menggunakan umpan
Tuna Hand Line di
Negeri Laha Kota 2. Berdasarkan pendekatan model
Ambon income statement dan financial
ratio, usaha perikanan tuna hand
line di Negeri Laha,
menguntungkan sehingga layak
dikembangkan
3. Pengalaman melaut dan frekuensi
melaut merupakan variabel yang
berpengaruh terhadap peningkatan
produksi, sehingga perlu
digunakan secara optimal bagi
keberlanjutan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
metode garis lurus (staight line method). Metode ini adalah metode penyusutan
yang paling sederhana dan banyak digunakan. Rumus yang digunakan metode ini
adalah :
c−s
=
DP n ………………………………………………….. (4)
Dimana
DP = Nilai Depresiasi/Penyusutan (Rp/Tahun)
c = Harga Beli/Cost (Rp/Tahun)
s = Nilai Sisa/Salvage (Rp/Tahun)
n = Perkiraan Umur Ekonomis Barang (Tahun)
f. Hand line adalah alat pancing yang sangat sederhana. Hanya terdiri dari mata
pancing, tali pancing, pemberat, umpan serta dioperasikan oleh satu orang dan
tali pancing langsung ke tangan dengan target penangkapan adalah ikan tuna.
g. Modal yang tersedia adalah modal yang diperhitungkan sebagai biaya usaha
perikanan ditambah dengan kelebihan pendapatan yang dinyatakan dalam
(Rp).
h. Nilai sisa (S) dalam perhitungan penyusutan dilakukan dengan perkiraan nilai
jual barang setelah umur ekonomisnya habis (Rp)
i. Pendapatan adalah sejumlah uang yang diperoleh nelayan dengan cara
mengurangi penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan
dihitung dengan satuan (Rp/bulan)
j. Prakiraan umur (n) dalam perhitungan penyusutan meliputi panjang umur
penggunaan suatu barang/alat (Thn).
k. Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan barang baru diukur dalam bentuk (Kg/trip)
nelayan harus mampu memilih input yang merupakan hal penting untuk
mengoptimalkan produksi sebagai upaya untuk memaksimalkan keuntungan.
Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2
Potensi : Masalah :
BAB IV
4.2 Iklim
Iklim merupakan salah satu komponen ekosistem yang sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam bidang perikanan, perubahan iklim dapat
mempengaruhi produksi perikanan akibat adanya perubahan aktivitas penangkapan.
Di Negeri Latuhalat berlaku dua musim yaitu Musim Barat (Desember-
Februari) dan musim timur (Juni-Agustus). pada dua musim ini diselingi musim
pancaroba yaitu Musim Barat pada (Maret-Mei) dan Musim Timur pada
(September-November).
4.4.1 Keagamaan
Membangun hubungan dengan Tuhan adalah kunci dalam setiap
perjalanan kehidupan yang paling mendasar dari setiap manusia. Kebutuhan
rohani manusia dapat dilakukan dengan cara beribadah. Masyarakat Negeri
40
Latuhalat memeluk dua jenis agama, yaitu Kristen Protestan dan Kristen Katolik.
Tempat ibadah Kristen Protestan yang tersedia ada 10 unit, sedangkan Kristen
Katolik tidak ada.
4.4.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dan terpenting dalam
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Oleh sebab itu, pembangunan
pendidikan harus mampu menjamin pemeratan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan. Tingkat
pendidikan di Negeri Latuhalat pada Tabel 5 menjelaskan secara rinci pendidikan
masyarakat di Negeri Latuhalat.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Negeri Latuhalat
No Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Belum Sekolah 914 7,87
2 Tidak Tamat Sekolah 194 3,39
3 SD 972 8,37
4 SMP 3.315 28,55
5 SMA 5.643 48,60
6 Akademi/Diploma 266 2,29
7 Sarjana 108 0,93
Jumlah 11.612 100,00
Sumber: Kantor Negeri Latuhalat 2019
4.4.3 Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
rakyat untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Karena kebutuhan jasmani yang
paling mendasar dari setiap makhluk hidup. demi terciptanya kesejahteraan rakyat
dalam satu wilayah atau daerah. Untuk menunjang itu semua di Negeri Latuhalat
telah tersedia 1 unit Puskesmas.
4.5.2 Pariwisata
Potensi sumberdaya alam dengan peralatan dan budaya yang menjadi
kearifan lokal dan tetap dipelihara. sebagai masukan destinasi pariwisata bagi
42
Kota Ambon. Keindahan bawah laut di perairan Negeri Latuhalat dengan terumbu
karang yang terpelihara serta beberapa jenis biota laut yang menjadi daya tarik
untuk dikembangkan sebagai wisata bahari. Pesisir pantai memiliki keindahan
yang sangat menarik wisatawan dan menjadi sumber devisa negara.
BAB V
HASIL DAN PEBAHASAN
berbagai risiko yang dihadapi. Lama usaha yang dijalankan nelayan hand line di
Negeri Latuhalat dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 9. Lama Usaha Responden Pemilik Usaha Tuna Hand Line di Negeri
Latuhalat
Lama Usaha Jumlah Responden Persentase
(Tahun) (Orang) (%)
10-15 15 50,00
16-20 9 30,00
>20 6 20,00
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer diolah, 2020
- Panjang 7-9 cm
Kapal - Lebar 60-125 cm
- Tinggi 50-70 cm
Umumnya kapal terbuat dari fiberglass berukuran panjang 7-9 cm; lebar
60-125 cm; dan tinggi 50-70 cm dengan menggunakan mesin tempel bermerek
Yamaha dan Honda 15 PK dengan bahan bakarnya adalah bensin dan oli. Operasi
penangkapan hanya dilakukan oleh 1 (satu) orang (pemilik modal sekaligus
bertindak sebagai nelayan). Sistem penangkapan tuna nelayan hand line di Negeri
Latuhalat berlangsung satu hari (one day fishing). Jarak tempuh antara fishing
port dengan fishing ground 3 hingga 4 jam. Tujuan daerah pengkapan adalah
sekitar perairan Laut Banda. Pada saat pemancingan, mata pancing dilengkapi
dengan umpan alami dan buatan, umpan alami yaitu (potongan daging ikan cumi-
cumi) berupa cumi-cumi (Lolilgo sp), ikan layang (Decapterus sp), atau ikan
terbang (Fam Exocoetidae). buatan yaitu dari sipon, tergantung ikan sasaran yang
hendak ditangkap. Hasil tangkapan utama pancing ulur adalah ikan tuna, jenis
ikan lain yang biasanya ikut tertangkap adalah ikan cakalang.
Waktu penangkapan ikan tuna berlangsung selama 13 jam, yang dimulai
dari pukul 03.00 sampai dengan 16.00. Rata-rata hasil tangkapan ikan tuna kecil
trip per unit usaha mencapai 1 loyang atau 30 Kg hingga 2 loyang mencapai 60
Kg. Berdasarkan hasil wawancara nelayan Negeri Latuhalat, setelah tangkap
dimasukan ke dalam box, untuk mempertahankan mutu ikan diberi hancuran es.
47
Data upaya penangkapan dan produksi tangkapan sesuai waktu penelitian, yaitu
Maret 2020. Data upaya dan produksi pada (bulan Maret), tercantum pada Tabel
10 berikut:
14 48.625.000
15 45.285.000
16 49.420.000
17 75.485.000
18 46.270.000
Lanjutan Tabel 13
Unit Usaha ke- Biaya Investasi
19 45.285.000
20 49.390.000
21 41.405.000
22 43.390.000
23 34.385.000
24 47.355.000
25 42.505.000
26 39.395.000
27 41.380.000
28 38.340.000
29 44.290.000
30 57.470.000
Total 1.337.175.000
Rataan 45.905.833
Sumber : Data primer diolah. 2020
Biaya tetap usaha tuna hand line terbagi atas biaya perawatan dan penyusutan
yang di sajikan pada tabel berikut :
Buatan
1 3.792.000 492.000 300.000 60.000 4.644.000
2 3.565.000 475.000 320.000 50.000 4.410.000
3 2.791.000 334.000 215.000 40.000 3.380.000
4 3.034.000 407.000 215.000 80.000 3.736.000
5 3.939.000 470.000 290.000 75.000 4.754.000
6 2.914.000 394.000 234.000 80.000 3.622.000
7 3.815.000 449.000 289.000 50.000 4.603.000
Lanjutan Tabel 15
Unit
Biaya Variabel (Rp/bln)
Usaha
Umpan
Ke-
BBM Ransum Es Buatan Jumlah
8 2.644.000 385.000 230.000 40.000 3.299.000
9 3.308.000 483.000 276.000 75.000 4.142.000
10 3.849.000 494.000 299.000 100.000 4.742.000
11 3.782.000 535.000 338.000 80.000 4.735.000
12 3.301.000 422.000 242.000 60.000 4.025.000
13 3.742.000 538.000 324.000 90.000 4.694.000
14 3.071.000 432.000 246.000 50.000 3.799.000
15 3.315.000 450.000 256.000 40.000 4.061.000
16 3.261.000 453.000 259.000 120.000 4.093.000
17 3.705.000 545.000 295.000 90.000 4.635.000
18 2.961.000 459.000 222.000 60.000 3.702.000
19 3.989.000 458.000 303.000 60.000 4.810.000
20 3.696.000 540.000 318.000 40.000 4.594.000
21 3.418.000 379.000 255.000 60.000 4.112.000
22 3.385.000 455.000 258.000 100.000 4.198.000
23 3.946.000 485.000 294.000 120.000 4.845.000
24 3.555.000 417.000 261.000 60.000 4.293.000
25 3.702.000 405.000 266.000 60.000 4.433.000
26 3.935.000 482.000 300.000 90.000 4.807.000
27 3.101.000 460.000 258.000 90.000 3.909.000
28 3.981.000 506.000 318.000 50.000 4.855.000
29 3.705.000 454.000 280.000 40.000 4.479.000
30 3.952.000 482.000 313.000 75.000 4.822.000
Total 105.154.000 13.740.000 8.323.000 2.085.000 129.233.000
Rataan 3.505.133 458.000 277.433 69.500 4.307.767
Sumber : Data primer diolah, 2020
53
nelayan sehingga pendapatan yang diperoleh adalah pendapatan bersih dari hasil
tangkapannya. Lampiran 7
Tabel 16. Pendapatan Usaha Tuna Hand Line di Negeri Latuhalat
Unit Usaha Penerimaan Pengeluaran Pendapatan
Ke- (Rp/bln) (Rp/bln) (Rp/bln)
1 15.750.000 5.191.360 10.558.640
2 16.500.000 4.977.843 11.522.157
3 12.750.000 3.864.048 8.885.952
4 15.000.000 4.264.647 10.735.353
Lanjutan tabel 16
Unit Usaha Penerimaan Pengeluaran Pendapatan
Ke- (Rp/bln) (Rp/bln) (Rp/bln)
5 17.250.000 5.421.531 11.828.469
6 13.500.000 4.171.458 9.328.542
7 18.000.000 5.078.666 12.921.334
8 14.250.000 3.810.864 10.439.136
9 15.750.000 4.754.445 10.995.555
10 16.500.000 5.334.658 11.165.342
11 20.250.000 5.052.999 15.197.001
12 15.000.000 4.492.458 10.507.542
13 18.000.000 5.317.658 12.682.342
14 14.250.000 4.309.228 9.940.772
15 16.500.000 4.537.176 11.962.824
16 15.000.000 4.744.948 10.255.052
17 17.250.000 5.437.732 11.812.268
18 13.500.000 4.258.973 9.241.027
19 18.000.000 5.312.666 12.687.334
20 18.000.000 5.153.333 12.846.667
21 15.000.000 4.562.407 10.437.593
22 15.000.000 4.820.824 10.437.593
23 18.000.000 5.278.571 12.721.429
24 15.000.000 5.000.598 9.999.402
25 16.500.000 5.055.925 11.444.075
26 18.000.000 5.361.614 12.638.386
27 14.250.000 4.456.069 9.793.931
28 17.250.000 5.405.107 11.844.893
29 15.750.000 5.080.031 11.844.893
30 17.250.000 5.562.771 11.687.229
Total 483.000.000 146.070.608 336.929.392
Rataan 16.100.000 4.869.020 11.230.980
Sumber : Data primer diolah, 2020
Tabel 17 menjelaskan bahwa pendapatan bulan Maret nelayan hand line
Negeri Latuhalat dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 11.230.980 dengan
55
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasakan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Rata-rata produksi nelayan tuna hand line pada bulan Maret di Negeri
Latuhalat sebesar 644 Kg.
2. Rata-rata biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel, pendapatan nelayan
tuna hand line di Negeri Latuhalat sebesar Rp.45.905.833/tahun; Rp.
4.340.267/bulan; Rp 8.677.866/bulan; Rp. 11.230.980/bulan.
6.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat di berikan berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan adalah sebbagai berikut :
1. Nelayan tuna hand line di Negeri Latuhalat perlu membuat pembukuan atau
catatan keuangan sederhana guna menganalisis usaha demi pengembangan
usaha ke depan.
2. Nelayan tuna hand line perlu memperhatikan dan meningkatkan frekuensi
melaut sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi nelayan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ambrawati dan Artini. 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Ekonomi Mikro.
Universitas Udayana. Denpasar
Atuany, M. 2019. Produksi dan Pendapatan Usaha Nelayan Hand Line di Dusun
Perigi Negeri Wahai Kecamatan Seram Utara, Skripsi. Program Studi
Agrobisnis Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Pattimura Ambon.
Ely, I. 2019. Analisis Finansial dan Fungsi Produksi Usaha Tuna Hand Line di
Negeri Laha Kota Ambon. Skripsi. Program Studi Agrobisnis Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Pattimura Ambon.
(KPPU RI) Komisi Pengawasan Persaingan Usaha Republik Indonesia, 2010 pada
http/www.Kppu.Go.id/docs/pocitioning_paper_perikanan. pdf (2013)
Stice dan Skousen. 2009 Akuntasi Intermediate Edisi Keenam Belas. Buku 1
Penerbit Selemba keempat. Jakarta
Tomia, K. 2014. Telaah Perikanan Hand Line di Desa Nalbessy Kabupaten Buru
Selatan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura,
Ambon.
Undang-Undang RI Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia
Zubair dan Yasin, 2011. Analisis Pendapatan Pada Unit Alat Tangkap Patyang di
Desa Pamberesang Kec. Bua Kab. Luwu. Fakultas Ilmu Kelautan. Skripsi.
Universitas Hasanudin, Makassar.
59
1. Identitas Responden
1 Nama :
2 Umur :
3 Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/PT
4 Pengalaman melaut : Tahun
5 Kapan memulai usaha : Tahun
6 Jumlah tanggungan keluarga : Orang
7 Status kepemilikan modal : Ya/tidak*
8 Pernah mengikuti pelatihan : Pernah/tidak*. Jika pernah
dari instansi mana:……………
selama ini berapa kali:………
11. Pembiayaan
1. Berapa besar modal awal/modal kerja saat usaha mulai beroperasi: Rp…..
2. Asal modal: internal/eksternal*. Jika eksternal, berasal dari mana?............
3. Berapa tingkat bunga pinjaman per tahun?...................
4. Penggunaan barang modal/unit:
Jenis barang Satuan Harga Nilai Satuan
No Keterangan
Modal (unit) (Rp) (Rp)
1
2
3
4
5
6
2. Alat tangkap:
No. Komponen Unit Tangkap Berbahan Keterangan
1
2
3
4
5
3. Wilayah Penangkapan
- Musim: wilayah perairan ……………………..................hingga ………
61
1 23,000,000 7 3,285,714 2,816,327 234,694 30,000,000 10 3,000,000 2,700,000 225,000 5,516,327 459,694
2 19,000,000 8 2,375,000 2,078,125 173,177 30,000,000 10 3,000,000 2,700,000 225,000 4,778,125 398,177
3 20,000,000 7 2,857,143 2,448,980 204,082 23,000,000 9 2,555,556 2,271,605 189,300 4,720,585 393,382
4 20,000,000 6 3,333,333 2,777,778 231,481 30,000,000 10 3,000,000 2,700,000 225,000 5,477,778 456,481
5 19,000,000 5 3,800,000 3,040,000 253,333 25,000,000 8 3,125,000 2,734,375 227,865 5,774,375 481,198
6 20,000,000 8 2,500,000 2,187,500 182,292 23,000,000 10 2,300,000 2,070,000 172,500 4,257,500 354,792
7 18,000,000 6 3,000,000 2,500,000 208,333 25,000,000 10 2,500,000 2,250,000 187,500 4,750,000 395,833
8 18,000,000 6 3,000,000 2,500,000 208,333 25,000,000 8 3,125,000 2,734,375 227,865 5,234,375 436,198
9 15,000,000 7 2,142,857 1,836,735 153,061 37,000,000 7 5,285,714 4,530,612 377,551 6,367,347 530,612
10 15,000,000 5 3,000,000 2,400,000 200,000 26,000,000 9 2,888,889 2,567,901 213,992 4,967,901 413,992
11 10,000,000 5 2,000,000 1,600,000 133,333 15,000,000 10 1,500,000 1,350,000 112,500 2,950,000 245,833
12 20,000,000 8 2,500,000 2,187,500 182,292 26,000,000 10 2,600,000 2,340,000 195,000 4,527,500 377,292
13 25,000,000 5 5,000,000 4,000,000 333,333 26,000,000 9 2,888,889 2,567,901 213,992 6,567,901 547,325
14 12,000,000 9 1,333,333 1,185,185 98,765 36,000,000 9 4,000,000 3,555,556 296,296 4,740,741 395,062
15 20,000,000 7 2,857,143 2,448,980 204,082 25,000,000 9 2,777,778 2,469,136 205,761 4,918,115 409,843
16 20,000,000 8 2,500,000 2,187,500 182,292 29,000,000 8 3,625,000 3,171,875 264,323 5,359,375 446,615
17 35,000,000 9 3,888,889 3,456,790 288,066 40,000,000 10 4,000,000 3,600,000 300,000 7,056,790 588,066
18 20,000,000 6 3,333,333 2,777,778 231,481 26,000,000 9 2,888,889 2,567,901 213,992 5,345,679 445,473
19 18,000,000 6 3,000,000 2,500,000 208,333 27,000,000 10 2,700,000 2,430,000 202,500 4,930,000 410,833
20 19,000,000 5 3,800,000 3,040,000 253,333 30,000,000 10 3,000,000 2,700,000 225,000 5,740,000 478,333
21 19,000,000 6 3,166,667 2,638,889 219,907 22,000,000 10 2,200,000 1,980,000 165,000 4,618,889 384,907
22 18,000,000 8 2,250,000 1,968,750 164,063 25,000,000 9 2,777,778 2,469,136 205,761 4,437,886 369,824
23 15,000,000 7 2,142,857 1,836,735 153,061 19,000,000 8 2,375,000 2,078,125 173,177 3,914,860 326,238
24 21,000,000 7 3,000,000 2,571,429 214,286 26,000,000 8 3,250,000 2,843,750 236,979 5,415,179 451,265
25 17,000,000 6 2,833,333 2,361,111 196,759 25,000,000 10 2,500,000 2,250,000 187,500 4,611,111 384,259
26 17,000,000 8 2,125,000 1,859,375 154,948 22,000,000 10 2,200,000 1,980,000 165,000 3,839,375 319,948
27 19,000,000 5 3,800,000 3,040,000 253,333 22,000,000 9 2,444,444 2,172,840 181,070 5,212,840 434,403
28 12,000,000 7 1,714,286 1,469,388 122,449 26,000,000 9 2,888,889 2,567,901 213,992 4,037,289 336,441
29 19,000,000 5 3,800,000 3,040,000 253,333 25,000,000 8 3,125,000 2,734,375 227,865 5,774,375 481,198
30 27,000,000 5 5,400,000 4,320,000 360,000 30,000,000 8 3,750,000 3,281,250 273,438 7,601,250 633,438
Total 570,000,000 197 89,738,889 75,074,852 6,256,238 796,000,000 274 88,271,825 78,368,614 6,530,718 153,443,466 12,786,956
Rataa
n 19,000,000 7 2,991,296 2,502,495 208,541 26,533,333 9.13 2,942,394.2 2,612,287 217,691 5,114,782 426,232
Frekuensi
Unit usaha Biaya Perawatan
Perawatan Per Biaya Perawatan
ke- (Rp/Tahun)
Tahun (Rp/Bulan)
1 1 1.052.000 87.666
2 2 1.018.000 169.666
3 1 1.088.000 90.666
4 1 866.000 72.166
5 2 1.118.000 186.333
6 2 1.168.000 194.666
7 1 958.000 79.833
8 1 908.000 75.666
9 1 982.000 81.833
10 2 1.072.000 178.666
11 1 866.000 72.166
12 1 1.082.000 90.166
13 1 916.000 76.333
14 1 1.382.000 115.166
15 1 802.000 66.333
16 2 1.232.000 205.333
17 2 1.288.000 214.666
18 1 1.338.000 111.500
19 1 1.102.000 91.833
20 1 972.000 81.000
21 1 786.000 65.500
22 2 1.518.000 253.000
23 1 1.288.000 107.333
24 2 1.538.000 256.333
25 2 1.432.000 238.666
26 2 1.408.000 234.666
27 1 1.352.000 112.666
28 2 1.282.000 213.666
29 1 1.438.000 119.833
30 1 1.288.000 107.333
Total 41 34.540.000 4.050.653
Rataaan 1 1.151.333 135.022
Lampiran 7. Dokumentasi
68
69