Anda di halaman 1dari 2

Objek Filsafat

Segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dan boleh juga diaplikasikan atau disebut
objek didalam filsafat yaitu tuhan, alam semesta, dan lain sebagainya. Objek filsafat dibagi
menjadi 5, yaitu objek material, objek formal, objek rasa (empiris), objek bukan rasa (ideal),
dan objek luar rasa (trensenden). Adapun yang disebut dengan objek meterial adalah suatu
penyelidikan, pemikiran atau penelitian keilmuan. Objek material filsafat adalah terdiri dari
ilmu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum dan diamati secara
menyeluruh. Pada objek ini membahas apa saja yang bersifat konkret maupun abstrak. Objek
ini harus memiliki sesuatu yang ada dan sesuatu yang tidak harus atau mungkin ada. Dalam
hal ini jelas ada tiga hal yang menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat.

Objek formal merupakan bagian tertentu yang diamati dari sesuatu. Objek formal
merubah objek khusus filsafat yang sedalam-dalamnya. Objek formal adalah sudut pandang
dari mana subjek menelaah objek materialnya. Suatu objek material dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Objek formal ini
dapat dipahami melalui dua kegiatan, yaitu Aktivitas berfikir murni (reflective thinking),
artinya kegiatan akal manusia dengan usaha untuk mengerti secara mendalam segala
sesuatunya sampai ke akar-akarnya, dan juga Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil
dari pemikiran atau penyelidikan dalam wujud ilmu atau ideologi. Mengenai objek formal ini
ada juga yang mengindentikkan dengan metafisika, yaitu hal-hal diluar jangkauan panca
indra, seperti persoalan esensi dan substansi alam, yaitu sebab utama terjadinya alam.
Selanjutnya yaitu objek rasa (empiris), objek rasa (empiris) merupakan sasaran yang pada
dasarnya ada dan dapat ditangkap oleh panca indra. Objek ini hanya bisa didapatkan melalui
pengalaman konkret, bukan penalaran rasional yang abstrak, apalagi pengalaman kewahyuan
dan instuisi yang sulit memperoleh pembenaran faktual. Jadi objek rasa ini harus benar-benar
berdasarkan rasa dari pengalaman seorang filsuf itu sendiri, dan tidak mengada-ada.

Selain objek rasa, ada objek bukan rasa (ideal) yang pada dasarnya sasaran yang tidak
ada dan menjadi ada berkat kegiatan akal. Objek ini didapatkan melalui rasio yang bersifat
analitik. Idealis adalah salah satu aliran filsafat yang berpaham bahwa pengetahuan dan
kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah manifestasi dalam ide. Karena
pandangannya yang idealis itulah idealisme sering disebut sebagai lawan dari aliran realisme.
Tetapi, aliran ini justru muncul atas feed back realisme yang menganggap realitas sebagai
kebenaran tertinggi. Itu berarti para filuf beranggapan bahwa akal adalah segala-galanya an
merendahkan hal-hal yang materi dan fisik.

Objek terakhir dari filsafat ini adalah objek luar rasa (transenden), sasaran yang pada
dasarnya ada, tetapi berada diluar jangkauan pikiran dan perasaan manusia. Objek ini disebut
objek luar rasa karena pengetahuan yang diperoleh melampaui pengalaman, artinya
subjeknya tersebut sudah punya landasan berpikir tanpa harus melalui sebuah pengalaman
dan bisa mengambil kesimpulan sendiri. Contohnya, pemikiran yang mempelajari sifat tuhan
yang dianggap begitu jauh, berjarak dan mustahil dipahami manusia. Objek ini berawal dari
adanya spekulasi yang merupakan salah satu dari ciri-ciri filsafat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai