Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION

Vol. 3, No. 2, September 2018

Terapi Distraksi (Musik Klasik) Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Di Ruang Bedah RSUD Kabupaten Buleleng

Made martini1, Ari Pertama Watiningsih2 Kadek Lisnayani3


mademartini20@gmail.com, arivito_jayapura@yahoo.com
Prodi S1 keperawatan STIKES Buleleng

Abstrak

Nyeri yaitu pengalaman pribadi yang diekspresikan secara berbeda. Tindakan medis yang sering
menimbulkan nyeri adalah pembedahan seperti post operasi fraktur adalah nyeri. Pasien post operasi
fraktur dilakukan dengan pemberian intervensi terapi distraksi (musik klasik). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi distraksi (musik klasik) terhadap penurunan nyeri pada
pasien post operasi oleh karena fraktur.Desain penelitian adalah Pra-eksperimental dengan rancangan
one group pre-post test design dengan sampel 22 responden yang dipilih menggunakan
teknikNonprobality Sampling yaitu purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner Numerik Rating scale. Hasil sebelum diberikan
perlakuan Terapi distraksi (musik klasik) adalah skala 4.41 (nyeri sedang).Setelah diberikan perlakuan
menjadi skala nyeri 2.77 (nyeri ringan). Hasil menggunakan uji parametric dengan uji paired
dependen t-testdidapatkan nilai p=Pre dan Post (0,000) < α (0,05), artinya H 0 ditolak dan Ha diterima,
sehingga disimpulkan ada Pengaruh Terapi Distraksi (musik klasik) Terhadap Penurunan nyeri pada
pasienpost operasi oleh karena fraktur.

Kata Kunci: Terapi Distraksi (musik klasik), Nyeri, Post operasi fraktur

PENDAHULUAN sebesar 4%, 10-19 tahun sebesar 5%, 20-29


tahun sebesar 27,5%, 30-39 tahun sebesar
Fraktur merupakan putusnya 10%, 40-49 tahun dan 50-59 tahun masing-
hubungan normal suatu tulang atau tulang masing sebesar 17.5%, 60-69 tahun sebesar
rawan yang disebabkan oleh kekerasan 7,5%, 70-79 tahun sebesar 2.5% dan 80-89
(Jituwiyono & kristiyanasari, 2012:15).Kasus tahun sebesar 2.5%.
fraktur terjadi di dunia, menurut World Health
Organization (WHO). Kurang lebih 13 juta Masalah yang paling umum ditemukan
orang pada tahun 2008, dengan angka pada masa post operasi oleh karena fraktur
prevalensi sebesar 2,7%. Sementara pada adalah nyeri. Menurut International
tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang Association for the Study of Pain
mengalami fraktur dengan angka prevalensi (IASP),Nyerimerupakan suatu pengalaman
sebesar 4,2%, tahun 2010 meningkat menjadi yang tidak menyenangkan baik berupa
21 juta orang dengan angka prevalensi sebesar sensorik maupun emosional (Dermawan &
3,5%. (Djamal & Revaldy, 2015:2). Jamil,2013:55).
Prevalensi khususnya pada laki-laki
mengalami kenaikan dibanding tahun 2009 Pada tatalaksana nyeri dengan teknik
dari 51,2% menjadi 54,5%, sedangkan pada non farmakologi dikenal teknik distraksi yaitu
perempuan sedikit menurun yaitu sebanyak salah satunya dengan teknik mendengarkan
2%, pada tahun 2010 menjadi 1,2% (Riskesdas musik. Musik menghasilkan perubahan status
Depkes RI, 2010). kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang,
dan waktu.Pada keadaan perawatan akut,
Kasus fraktur di RSUP Sanglah mendengarkan musik klasik dapat memberikan
terdapat data dengan frekuensi jenis kelamin hasil yang sangat efektif dalam upaya
laki-laki sebesar 62.5% dan perempuan mengurangi nyeri pasca operasi pasien Potter
sebesar 37.5%. Frekuensi umur 0-9 tahun (2006, dalam Djamal, 2015:2).

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 155
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 2, September 2018

Berdasarkan Penelitian di atas, maka HASIL PENELITIAN DAN


peneliti melakukan Studi pendahuluan tanggal PEMBAHASAN
02 Maret 2017 di Ruang Kamboja RSUD
Kabupaten Buleleng didapatkan pasien bedah Pada penelitian ini data yang dikumpulkan
oleh karena fraktur ekstremitas meningkat adalah data yang diperoleh langsung dari
setiap tahunnya. Pada tahun 2014 terdapat 97 responden melalui memberikan
kasus, tahun 2015 meningkat menjadi 103 kuesioner.Pengumpulan data dilaksanakan
kasus, di tahun 2016 terdapat 120 kasus. Data pada tanggal 23 Mei sampai 23 Juni 2017,
di tahun 2017 pada bulan Februari terdapat 24 dilakukan pada 22 sample di ruang penyakit
kasus. Masalah keperawatan utama yang Bedah (Kamboja) RSUD Buleleng.
dihadapi pasien post operasi fraktur di ruang
Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng adalah Tabel 1. Karakteristik Responden di
nyeri. Dari hasil Wawancara pada tanggal 02 Ruang Penyakit Bedah (Kamboja) RSUD
Maret 2017 terhadap 5 pasien post operasi Buleleng
fraktur mengalami nyeri di sekitar luka dengan Variabel
sekala 4-6. Selama perawatan klien Jumlah Persentasi (f)
Karakteristik
mendapatkan obat-obatan yang digunakan (n) %
Responden
untuk meringankan nyeri yang dirasakan tanpa
ada penanganan dengan teknik non Kelompok Umur
farmakologi. 2 9.1
17-25
12 54.5
26-34
5 22.7
35-43
METODE PENELITIAN 2 9.1
44-52
1 4.5
53-61
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif yang menggunakan
metode penelitian pra-eksperimental dengan Jenis Kelamin
20 90,0
Perempuan
desain one group pra-post test design yaitu 2 9,1
Laki-laki
mengungkapkan hubungansebab akibat Riwayat
dengan cara melibatkan satu kelompok pekerjaan
subjek, dimana kelompok subjek 1 4,5
Tidak Bekerja
diobersevasi sebelum dilakukan intervensi 2 9,1
PNS
16 17,7
(Nursalam, 2014). Penelitian ini Swasta
3 13,6
dilaksanakan di Ruang Penyakit Bedah Petani
RSUD Kabupaten Buleleng pada tanggal 02
bulan Mei sampai 25 Juli- 25 Agustus 2017. Riwayat
Populasi dalam penelitian adalah setiap Pendidikan
5 22,7
SD
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan 3 13,6
SMP
ekslusi yang telah ditetapkan (Nursalam, 12 54,5
SMA
2014). Populasi dalam penelitian ini adalah 2 9,1
Tidak Sekolah
penderita yang mengalami kelemahan otot
dan kekakuan sendi sehinggan aliran Jumlah 22 100
pembuluh darah tidak adekuat dan asupan
oksigen bisa menurun, sehingga dapat Sumber : Data Primer (2017)
mengalami perubahan saturasi oksigen pada
Tabel 2 Karakteristik Responden
pasien. Pengumpulan data dalam penelitian
Berdasarkan jenis Fraktur Post Operasi
ini menggunakan SOP dan Kuisioner.
Pemilihan sample dengan teknik purposive Jenis Jumlah Persentase
sampling dan jumlah sampel sebanyak 22 Fraktur (n) (f) %
orang. Analisa data dilakukan dengan
menggunakan uji “T” dependen. Fraktur 4 18.2
Humerus

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 156
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 2, September 2018

Fraktur 11 50.0 tas ±


Femur Nyeri 1,
2 9.1 pasien 1
Fraktur post 4
patella 4 18.2 operasi 1
fraktur
Fraktur 1 4.5
Tibia Post-
2,
test
7
Fraktur Intensi
7
Fibula tas
2 ±
Nyeri
2 1.
Jumlah 22 100 pasien
1
post
1
Sumber : Data Primer (2017) operasi
0
fraktur
Tabel 3. Gambaran Intensitas nyeri pasien Sumber : Data Primer (2017)
Pre dan post operasi fraktur sebelum
diberikan intervensi terapi distraksi (musik Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
klasik) ada pengaruh yang signifikan pada
pelaksanaan intervensi Terapi Distraksi
Kategorik Frekuensi Persentasi (musik klasik) pada pasien post operasi
(n) (f) % fraktur. Hasil perhitungan dengan program
komputer menunjukkan p value
Sebelum Operasi
0,000(p<0,005).Maka dapat disimpulkan
1-3 (Nyeri ringan) 5 22.7 bahwa H0 dalam penelitian ini ditolak yang
berarti terdapat pengaruh Terapi Distraksi
4-6 (Nyeri 17 77.3 (musik klasik) Terhadap penurunan nyeri
sedang) pada pasien post operasi fraktur Di Ruang
Penyakit Bedah (Kamboja) RSUD
Setelah Operasi
Kabupaten Buleleng.
1-3 (Nyeri 16 72,7
Ringan)
6 27,3 Intensitas Nyeri Klien Post Operasi Oleh
4-6 (Nyeri Karena Fraktur SebelumDiberikan
Sedang)
Terapi Distraksi (Musik klasik).
Jumlah 22 100
Sebelum diberikan terapi distraksi (musik
Sumber : Data Primer (2017) klasik) pada pasien post operasi fraktur di
ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng,
peneliti melakukan komunikasi untuk
menumbuhkan hubungan saling percaya
Tabel 4. Analisis Data Uji Paired antara responden dengan peneliti, serta
Dependen t-test melakukan penilaian terhadap intensitas
nyeri yang klien alami dengan mengisi
Paired
lembar kuesioner Numerik rating scale. Dari
M Differ
ences skor yang diperoleh, didapatkan bahwa dari
ea 22 responden rata-rata nilai Intensitas nyeri
Varia n
N sebelum diberikan Terapi Distraksi (musik
bel ± Perbedaa
S P klasik)4,41 (95% CI: 3,90-4,91), dengan
n (Mean ±
D SD) standar deviasi 1,141. Nilai Intensitas nyeri
terendah 2 dan tertinggi 6. Dari estimasi
Pre- 2 4, 1.636±
0,000 rasio disimpulkan bahwa 95% diyakini
test 2 4 0,658
Intensi 1
bahwa rata-rata nilai intensitas nyeri pada

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 157
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 2, September 2018

pasien post operasi oleh karena fraktur setelah diberikan terapi distraksi musik
diantara 3,90 sampai dengan 4,91. klasik
Menurut Potter dan Perry (2010) setiap Penatalaksanaan nyeri dibagi menjadi
tindakan pembedahan akan timbul masalah dua, yaitu penatalaksanaan nyeri dengan
nyeri. Nyeri merupakan perasaan yang tidak pendekatan farmakologis dan non
menyenangkan bagi sebagian orang.Nyeri farmakologis.Kedua pendekatan ini diseleksi
sering kali dikaitkan dengan kerusakan pada dan disesuaikan dengan kebutuhan individu
tubuh yang merupakan peringatan terhadap atau dapat juga digunakan secara bersama-
adanya ancaman yang bersifat aktual dan sama.Pendekatan farmakologis merupakan
potensial. Berdasarkan hasil pengamatan tindakan yang dilakukan melalui kolaborasi
penelitian di Ruang Kamboja RSUD dengan dokter.Intervensi farmakologis yang
Kabupaten Buleleng secara objektif klien sering diberikan berupa pemberian obat
bisa diajak berkomunikasi, klien analgetik.
mengeluhkan adanya nyeri di sekitar luka Pada penelitian ini yang digunakan
pembedahan, penanganan nyeri dari tenaga adalah penatalaksanaan secara non
medis di ruangan hanya diberikan terapi farmakologis yaitu terapi distraksi musik
farmakologi yaitu dengan pemberian obat klasik.Musik merupakan salah satu teknik
analgesik.Hal ini sejalan dengan penelitian distraksi yang efektif menurunkan nyeri
oleh Rita Dewi (2013) dengan judul dengan mengalihkan perhatian seseorang
“Pengaruh Tekhnik Hipnoterapi Terhadap dari nyeri. Musik klasik yang diciptakan oleh
Nyeri Klien Post Appendictomy Di Ruang karya Mozart dimana terapi musik bentuk
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah kesehatan yang menggunakan musik dan
Raden Mattaher Privinsi Jambi”. aktivitas musik untuk mengatasi masalah
dalam berbagai aspek fisik, psikologis,
Intensitas Nyeri Klien Post Operasi Oleh kognitif dan kebutuhan sosial individu yang
Karena Fraktur Setelah Diberikan Terapi mengalami cacat fisik (Djohan,2009).
Distraksi (Musik klasik). Terapi musik bertujuan untuk
membantu mengekspresikan perasaan,
Setelah diberikan terapi distraksi membantu rehabilitasi fisik, memberikan
(musik klasik) selama 15 menit 2 kali dalam pengaruh positif terhadap suasana hati dan
sehari pada pasien post operasi fraktur, emosi, meningkatkan memori, serta
peneliti melakukan penilaian terhadap menyediakan kesempatan yang unik untuk
intensitas nyeri dengan menggunakan lembar berinteraksi dan membangun kedekatan
kuesioner Numerik rating scale. Hasil emosional.Dengan demikian terapi musik
penelitian menunjukkan bahwa dari 22 dapat membantu mengatasi nyeri dan
responden rata-rata nilai intensitas nyeri meringankan rasa sakit (Nurgiwiati, 2015).
sesudah diberikan Terapi Distraksi (musik Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
klasik) 22 pasien 2,77 (95% CI: 2,28-3,26), Virgianti (2015) dengan judul “Penurunan
dengan standar deviasi 1,110. Nilai Nyeri Pasien Post Op Apendisitis dengan
Intensitas nyeri terendah 1 dan tertinggi 5. tehnik Distraksi”.Hasil yang ditunjukkan
Dari estimasi rasio disimpulkan bahwa 95% bahwa Setelah diberikan tehnik distraksi
diyakini bahwa rata-rata nilai intensitas nyeri terjadi perubahan yang pada awalnya
pada pasien post operasi fraktur diantara 2,28 seluruhnya sedang mengalami penurunan
sampai dengan 3,26. Data ini menunjukkan menjadi ringan.menggunakansoftware SPSS
sesudah diberikan Terapi Distraksi (musik dengan α=0,05 didapatkan ρ-Sign= 0,000
klasik) yaitu mengalami penurunan Intensitas dimana ρ-sign < α sehingga H0ditolak yang
nyeri 2.77 (nyeri ringan).Klien yang artinya terdapat pengaruh antara tingkat nyeri
mengalami penurunan intensitas nyeri pada penderita post op apendisitis sebelum
dikarenakan serius dalam mengikuti terapi. dan sesudah dilakukan tehnik distraksi.
Sedangkan ada beberapa klien yang masih Analisis Terapi Distraksi (musik klasik)
juga dalam intensitas nyeri yang sama Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Oleh Karena Fraktur di

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 158
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 2, September 2018

Ruang Penyakit Bedah RSUD Kabupaten atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian
Buleleng. saat terjadi kerusakan. Nyeri merupakan
Hasil uji analisa data menggunakan uji suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul
Paired dependen T-test. menunjukkan bahwa ketika jaringan sedang rusak, dan
nilai pvalue 0,000 (0,000 < 0,05) maka menyebabkan individu tersebut bereaksi
H0ditolak. Dengan demikian dapat untuk menghilangkan rasa nyeri.
disimpulkan bahwa ada Pengaruh Terapi Nyeri pada pasien post operasi
Distraksi (Musik Klasik) Terhadap disebabkan terjadinya kerusakan kontiunitas
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi jaringan karena pembedahan, kerusakan
Fraktur Di Ruang Kamboja RSUD kontiunitas jaringan menyebabkan pelepasan
Kabupaten Buleleng. mediator kimia, yang kemudian
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian mengaktivasi nosiseptik sampai terjadi nyeri.
yang dilakukan oleh Astutik dan Nyeri akan mengakibatkan mobilisasi
Merdekawati (2016) tentang Pengaruh terbatas (Hidayat & Uliyah, 2014). Adanya
Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan perbedaan skala nyeri setelah pemberian
Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi, terapi musik klasik dikarenakan adanya
yang menyimpulkan bahwa dari 36 perbedaan persepsi nyeri setiap individu.
responden, yang mana observasi dilakukan Tingkat nyeri yang dirasakan oleh responden
sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Potter
Intervensi. & Perry (2010) menyatakan bahwa beberapa
Responden yang diambil dalam faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain
penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi adalah usia, jenis kelamin, kebudayaan,
yang ditetapkan oleh penelitian yaitu pasien makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan,
post operasi >24 jam dalam keadaan sadar, pengalaman sebelumnya, gaya koping, dan
yang mengalami nyeri skala sedang, 7 jam dukungan keluarga sosial, selain itu juga
setelah pemberian analgetik dan tidak dipengaruhi proses penerimaan suara pada
mengalami gangguan pendengaran dengan setiap individu.
tehnik purposive sampling. Pada penelitian Pada pelaksanaan terapi musik klasik
ini didapatkan bahwa skala nyeri sebelum ini, peneliti melaksanakan terapi selama 15
pemberian terapi musik klasik pada pasien menit yang diberikan selama dua kali dalam
post operasi didapatkan hasil mayoritas sehari pada pasien post operasi oleh karena
pasien mengalami nyeri sedang dan skala fraktur. Pada setiap pemberian terapi peneliti
nyeri setelah diberikan terapi musik klasik mencoba membantu klien untuk serius dalam
pada pasien post operasi didapatkan hasil mengikuti anjuran prosedur terapi musik
pasien mengalami nyeri ringan. Hasil klasik sesuai dengan SOP yang sudah ada.
Penelitian tentang Pengaruh Musik Klasik Musik bersifat sedatif tidak hanya efek
Terhadap Penurunan Tingkat Skala Nyeri, distraksi dalam persepsi nyeri. Musik
bahwa pada 36 responden diketahui mean dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran
skala nyeri 1,72 dan Standar deviasi 0,419. hormon endorfin. Endorfin merupakan
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value ejektor dari rasa rileks dan ketenangan yang
0,000 ( P value< 0,05), maka dapat timbul, midbrain mengeluarkan gama amino
disimpulkan ada Pengaruh Terapi Musik butyric acid (GABA) yang berfungsi
Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Skala menghambat hantaran impuls listrik dari satu
Nyeri. neuron ke neuron lainnya oleh
Asosiasi Internasional untuk Penelitian neurontransmiter didalam sinaps.
Nyeri (International Association for The Midbrainmengeluarkan enkepalin dan beta
Study of Pain, IASP,1979) sebagaimana endorfin dan zat tersebut dapat menimbulkan
dikutip dalam Prabowo dan Pranata (2014) efek analgesik yang akhirnya mengeliminasi
mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori neurotransmiter rasa nyeri pada pusat
subjektif dan pengalaman emosional yang persepsi dan interprestasi sensorik somatik di
tidak menyenangkan berkaitan dengan otak, sehingga efek yang bisa muncul adalah
kerusakan jaringan yang aktual, potensional, nyeri berkurang(Potter & Perry, 2010).

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 159
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 2, September 2018

Terapi musik adalah usaha menambah wawasan yang lebih luas


meningkatkan kualitas fisik dan mental dalam hal intervensi keperawatan
dengan rangsangan suara yang terdiri dari mandiri.Perawat pelaksana harus dapat
melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan menguasai tindakan Terapi Distraksi
gaya diorganisir sedemikian rupa, sehingga (musik klasik) dengan mempelajari
menciptakan musik yang bersifat untuk lebih mendalam terapi distraksi musik
kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki sehingga diperlukan peningkatan
kekuatan untuk mengobati penyakit dan pengetahuan dan keterampilan untuk
meningkatkan kemampuan pikiran meningkatkan efektifitas tindakan terapi
seseorang. Hal ini disebabkan musik distraksi (musik klasik) agar dapat
memiliki beberapa kelebihan yaitu musik maksimal dalam memberikan intervensi
bersifat nyaman, menenangkan, membuat kepada pasien.Diharapkan hasil peneliti
rileks, berstruktur, dan universal. Terapi ini menjadi bahan kajian, dan rujukan
musik sangat mudah diterima organ dalam melakukan penelitian angka
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf kejadian fraktur pada fase
pendengaran disalurkan kebagian otak yang perkembangan dewasa dan dapat
memproses emosi (Djohan, 2009) melakukan penelitian Quasi-
Experimental Design dengan kelompok
KESIMPULAN DAN SARAN kontrol di ruang kamboja RSUD
Kabupaten Buleleng.Peneliti ini juga
KESIMPULAN dapat dilanjutkan dengan sampel yang
lebih besar dan kriteria inklusi yang
1. Sebelum diberikan terapi distraksi lebih ketat.Karena penelitian ini bersifat
(musik klasik) pada pasien post aplikatif sehingga layak untuk
operasi oleh karena fraktur di ruang dikembangkan lagi untuk memperkaya
Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng, keilmuan keperawatan.
menunjukkan bahwa dari 22 pasien
sebelum diberikan rata-rata mengalami REFRENSI
Intensitas nyeri 4.41 (nyeri sedang).
2. Setelah diberikan terapi distraksi Astutik & Merdekawati (2016) Pengaruh
(musik klasik), menunjukkan rata-rata Terapi Musik Klasik Terhadap
intensitas nyeri pasien post operasi Penurunan Tingkat Skala Nyeri Pasien
oleh karena fraktur setelah pemberian Post Operasi.
terapi distraksi (musik klasik)
mengalamipenurunan Intensitas nyeri Bellavia, (2010), Psikologi Musik Terapi
2.77 (nyeri ringan). Kesehatan.Jakarta: PT Citra Mandala
3. Berdasarkan penelitian yang telah Pratama.
dilaksanan, maka ada Pengaruh Terapi
Distraksi (Musik Klasik) Terhadap Champbell, (2010).Efek Mozart
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk
Operasi Oleh Karena Fraktur Di Mempertajam Pikiran Meningkatkan
Ruang Kamboja RSUD Kabupaten Kreativitas dan Menyehatkan Tubuh:
Buleleng. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

SARAN Dermawan & Jamil, (2013), Keterampilan


Dasar Keperawatan Konsep dan
Terapi Distraksi (musik klasik) Prosedur. Yogyakarta: Gosyen
dapat dipertimbangkan menjadi materi Publishing.
yang diajarkan kepada mahasiswa
dalam mengurangi nyeri.Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sumber Djamal, Rivaldy, Sefty Rompas, and Jeavery
ilmu atau refrensi baru bagi para Bawotong, (2015), Pengaruh Terapi
pendidik dan mahasiswa sehingga dapat Musik Terhadap Skala Nyeri Pada

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 160
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 2, September 2018

Pasien Fraktur Di Irina A Rsup Prof. Potter & Perry, (2010).Fundamental Of


Dr. RD Kandou Manado.Jurnal Nursing. Singapore: Salemba Medika.

Djohan,(2009), Psikologi Musik. Yogyakarta: Purwanto & Sumarni, (2008), Efek Musik
Best Publisher Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi.
Nurgiwiati, (2015), Terapi Alternatif & Yogyakarta
Komplementer Dalam Bidang
Keperawatan. Virgianti (2015) Penurunan Tingkat Nyeri
Pasien Post Op Apendisitis Dengan
Nursalam, (2014), Metodologi Penelitian Ilmu Tehnik Distraksi Nafas Ritmik.
Keperawatan.Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 161

Anda mungkin juga menyukai