Anda di halaman 1dari 21

Epidemiologi Penyakit

Non Menular (PTM)


Arifatun Nisaa, SKM., M.P.H
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan kondisi medik atau penyakit
yang tidak bersifat infektif. Biasanya memiliki durasi yang panjang dan
perkembangan yang relatif berkembang lambat. PTM biasanya juga
dikenal sebagai penyakit kronis.
Istilah Penyakit Tidak Menular memiliki kesamaan arti dengan:
1. Penyakit Kronik
Penyakit kronik juga merujuk pada PTM mengingat kasus PTM yang umumnya bersifat
kronik/menahun/lama. Akan tetapi, beberapa PTM juga bersifat mendadak atau akut, misalnya
keracunan.
2. Penyakit Non–Infeksi
Sebutan penyakit non-infeksi digunakan mengingat PTM umumnya tidak disebabkan oleh mikro-
organisme. Meskipun demikian, mikro-organisme juga merupakan salah satu penyebab PTM.
3. New Communicable Disease
Hal ini dikarenakan anggapan bahwa PTM dapat menular melalui gaya hidup (Life Style). Gaya
hidup saat ini bisa dikatakan sebagai penyebab penularan berbagai penyakit, beberapa contoh di
antaranya yaitu pola makan, kehidupan seksual, dan komunikasi global. Misalnya, asupan makan
dengan kandungan kolestrol tinggi merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus
penyakit jantung.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor penyebab dalam Penyakit Tidak Menular dikenal dengan istilah Faktor risiko (risk factor).
Istilah ini berbeda dengan istilah etiologi pada penyakit menular atau diagnosis klinis. Macam –
macam Faktor risiko:
1) Menurut Dapat – Tidaknya Resiko itu diubah :
a) Unchangeable Risk Factors
Faktor risiko yang tidak dapat diubah. Misalnya : Umur, Genetik
b) Changeable Risk Factors
Faktor risiko yang dapat berubah. Misalnya : kebiasaan merokok, olah raga.
2) Menurut Kestabilan Peranan Faktor risiko :
a) Suspected Risk Factors (Faktor risiko yg dicurigai)
Yaitu Faktor risiko yang belum mendapat dukungan ilmiah/penelitian, dalam peranannya sebagai
faktor yang memengaruhi suatu penyakit. Misalnya merokok yang merupakan penyebab kanker
leher rahim.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
b) Established Risk Factors (Faktor risiko yang telah ditegakkan)
Yaitu Faktor risiko yang telah mendapat dukungan ilmiah/penelitian, dalam peranannya sebagai faktor
yang mempengaruhi kejadian suatu penyakit. Misalnya, rokok sebagai Faktor risiko terjadinya kanker
paru. Perlunya dikembangkan konsep Faktor risiko ini dalam Epidemiologi PTM dikarenakan beberapa
alasan, antara lain :
1) Tidak jelasnya kausa PTM terutama dalam hal ada tidaknya mikroorganisme dalam PTM.
2) Menonjolnya penerapan konsep multikausal pada PTM.
3) Kemungkinan terjadinya penambahan atau interaksi antar resiko.
4) Perkembangan metodologik telah memungkinkan untuk mengukur besarnya Faktor risiko.

Penemuan mengenai faktor risiko timbulnya penyakit tidak menular yang


bersifat kronis secara keseluruhan masih belum ada, karena:
a) Untuk setiap penyakit, Faktor risiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
b) Satu Faktor risiko merupakan penyebab timbulnya berbagai macam penyakit, misalnya merokok yang
dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
c) Untuk kebanyakan penyakit, faktor-Faktor risiko yang telah diketahui hanya dapat menjelaskan
sebagian kecil kasus suatu penyakit, tetapi etiologinya belum diketahui secara pasti.
Faktor-Faktor risiko yang telah ditemukan serta memiliki kaitan dengan
penyakit tidak menular yang bersifat kronis antara lain :
a) Tembakau
b) Alkohol
c) Kolesterol
d) Hipertensi
e) Diet
f) Obesitas
g) Aktivitas
h) Stress
i) Pekerjaan
j) Lingkungan masyarakat sekitar
k) Life style

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri
berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan
sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel


tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ
tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul
berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita

Gejala Diabetes
•Sering merasa haus.
•Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
•Sering merasa sangat lapar.
•Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
•Berkurangnya massa otot.
•Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai
sumber energi.
•Lemas.
•Pandangan kabur.
•Luka yang sulit sembuh.
•Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Faktor risiko diabetes Tipe 1
•Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
•Menderita infeksi virus.
•Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.
•Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
•Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat
muncul pada usia berapapun.

Faktor Resiko Diabetes Tipe 2:


•Kelebihan berat badan.
•Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
•Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi,
dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan
seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
•Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
•Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
•Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik
atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko
mengalami diabetes tipe 2.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Komplikasi Diabetes

•Penyakit jantung
•Stroke
•Gagal ginjal kronis
•Neuropati diabetik
•Gangguan penglihatan
•Katarak
•Depresi
•Demensia
•Gangguan pendengaran
•Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
•Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri pemakan daging

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Diagnosis Diabetes
Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien, antara lain:

1. Tes gula darah sewaktu


2. Tes gula darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
4. Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi.
Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang
dapat muncul pada bayi adalah:

•Kelebihan berat badan saat lahir.


•Kelahiran prematur
•Gula darah rendah (hipoglikemia).
•Keguguran.
•Penyakit kuning
•Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Pencegahan Diabetes

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan,
diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:
•Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
•Menjaga berat badan ideal
•Rutin berolahraga
•Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di 130/80 mmHg
atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya penyakit-
penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan stroke.

Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik
adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan
diastolik adalah tekanan saat jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.

Hipertensi terjadi ketika tekanan


sistolik berada di atas 130 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.
Tekanan darah yang melebihi angka
tersebut merupakan kondisi
berbahaya dan harus segera
ditangani.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi

Hipertensi bisa diatasi dengan menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi
makanan sehat, menghentikan kebiasaan merokok, dan mengurangi konsumsi
minuman berkafein. Namun, jika tekanan darah sudah cukup tinggi, pasien juga
diharuskan mengonsumsi obat penurun tekanan darah.

Untuk mencegah tekanan darah tinggi, lakukan olahraga secara rutin dan jaga berat
badan agar tetap ideal. Periksakan juga tekanan darah secara berkala ke dokter,
terlebih jika Anda memiliki faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Asam Urat
Purin adalah zat yang secara alami dihasilkan tubuh, tapi juga terdapat di beberapa jenis
makanan. Untuk mengurai zat purin, tubuh akan secara alami menghasilkan asam urat.
Sebagian besar asam urat dibuang melalui urine, dan sebagian lainnya dibuang melalui
feses.

Pada penderita penyakit asam urat, kadar asam urat dalam tubuh melebihi batas
normal. Kondisi ini bisa terjadi bila tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat, atau
tubuh sulit membuang kelebihan asam urat.

Bila berlangsung dalam waktu lama, asam urat yang menumpuk dalam tubuh dapat
membentuk semacam kristal tajam di sendi, sehingga menimbulkan nyeri, radang,
bahkan pembengkakan.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Faktor Risiko Penyakit Asam Urat
Penyakit asam urat lebih sering menimpa pria, terutama dalam rentang usia 30-50. Meski
demikian, wanita juga dapat mengalami penyakit ini, terutama setelah masa menopause.

Beberapa faktor lain yang dapat memicu naiknya kadar asam urat dalam darah adalah:
1. Memiliki keluarga yang juga menderita penyakit asam urat.
2. Baru saja mengalami cedera atau menjalani operasi.
3. Mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi, seperti daging merah, jeroan
hewan, dan beberapa jenis hidangan laut (misalnya teri, sarden, kerang, atau tuna).
4. Mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman tinggi gula.
5. Menggunakan obat, seperti diuretik, aspirin, ciclosporin, dan beberapa obat
kemoterapi.
6. Memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, sindrom metabolik, penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyakit tiroid, kolesterol tinggi, leukemia, anemia, sleep
apnea, hipertensi, dan obesitas.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Diagnosis Penyakit Asam Urat

•Tes darah. Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar asam urat dan kreatinin dalam darah.
Seseorang dengan kadar asam urat dalam darah hingga 7 mg/dL, dinilai sudah menderita
penyakit asam urat. Namun demikian, tes ini tidak selalu dapat memastikan penyakit asam urat.
Beberapa orang diketahui memiliki kadar asam urat tinggi, namun tidak menderita penyakit asam
urat. Sebaliknya, ada orang yang memiliki gejala dan tanda penyakit asam urat meski kadar asam
urat dalam darah normal.
•Tes urine 24 jam. Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa kadar asam urat dalam urine yang
dikeluarkan pasien selama 24 jam.
•Tes cairan sendi. Prosedur ini mengambil cairan sinovial pada sendi yang sakit, untuk diperiksa
di bawah mikroskop.
•Pencitraan. Pemeriksaan foto Rontgen dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab radang
pada sendi. Sedangkan USG dapat mendeteksi kristal asam urat pada sendi dan tofi (benjolan).
•Dual energy CT scan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kristal asam urat di sendi meski tidak
terjadi peradangan.
•Biopsi sinovial. Prosedur ini mengambil sebagian kecil jaringan (membran sinovial) di sekitar
sendi yang terasa sakit, untuk diperiksa di bawah mikroskop.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Komplikasi Penyakit Asam Urat
Penderita penyakit asam urat harus mewaspadai komplikasi yang mungkin timbul dari penyakit ini,
di antaranya:

•Munculnya benjolan keras (tofi).


Tofi terbentuk akibat penumpukan kristal asam urat di bawah kulit, dan dapat muncul di beberapa
area tubuh, seperti jari, tangan, siku, kaki, dan di sekitar mata kaki. Meski tidak menimbulkan rasa
sakit, tofi bisa membengkak dan mengeras saat serangan asam urat terjadi.

•Asam urat kambuh.


Pada sejumlah kasus, serangan asam urat bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Bila dibiarkan
tidak tertangani, kondisi tersebut dapat menyebabkan pengeroposan dan kerusakan pada sendi.

•Penyakit batu ginjal.


Kristal asam urat bisa menumpuk di saluran kemih, dan menyebabkan batu ginjal.

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa
Thank You

• A r i fa t un N i s a a, S K M . , M . P. H

+62 823 1 090 201 0

• a r i fa t u n.n is aa@gm ail .com

• h t t p s : / /l inkt r. e e / a.x x. ni sa

Anda mungkin juga menyukai