Anda di halaman 1dari 8

RIVIEW FILM THE GENIUS OF PHOTOGRAPHY

Tugas Kelompok 3 Mata Kuliah Jurnalistik Foto

Disusun Oleh:

Mochamad Bayaqi M 41817053


Firda Yustika 41817160
Rifa Syahala Pandita 41817060
Clara Andreani 41817068
Kiki Megasari 41817096
Febrina Putri Pratami 41817046
Nova Oktavianus 41817044
Numan Mukhlis 41817113
Alan Pratama 41817163
Yuni Efrisely 41817052
Friyan Octa 41817166
Cindy Claudia 41817057
Devy Mokodompit 41817109
Miftah Fauzan 41817045
Rinaldo 41817xxx

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2021
RIVIEW THE GENIUS OF PHOTOGRAPHY

1. (Argument) Jelaskan pendapat anda tentang buku atau film ini?

2. (Sources) Jelaskan daftar pustaka atau siapa saja tokoh-tokoh penting dalam film

ini?

3. (Flaws) Jelaskan pendapat anda kekurangan dari buku /film ini?

4. (Contribution) Bagaimana kontribusi/film ini untuk pengetahuan anda?

5. (Outline) Berikan resume singkat setiap bab dalam buku ini atau capter dalam

film ini?
1. (Argument) Jelaskan pendapat anda tentang buku atau film ini?

Pendapat kami mengenai episode right time right place ini sangat bagus. Dengan
menonton episode ini kita bisa mengetahui bagaimana evolusi dari jurnalistik foto yang lahir
dari kejadian setelah peperangan. Foto pertama yang diambil adalah foto mengenai kondisi
atau kekacauan yang terjadi tahun 1930, pada kejadian ini pula mulai popular lensa 30 mm
yang digunakan untuk memotret kejadian diluar ruangan. Dari episode ini juga kita
mengetahui bahwa dalam dunia fotografi diperlukan keahlian untuk dapat menangkap
momen diwaktu yang tepat. Contohnya didalam episode ini menampilkan foto seorang
prajurit yang sedang sekarat dengan pengambilan gambar yang sangat dekat, foto itu berhasil
diabadikan oleh Tony Vaccaro. Kemudian ada karya dari salah satu fotografer di jepang yang
berhasil mengambil foto pada saat kejadian tragedi Hiroshima dan Nagasaki dimana ia
memoto kondisi sesaat setelah ledakan.

Dengan latar belakang perang dunia kedua dan akibatnya, episode ini membahas
bagaimana fotografer menghadapi peristiwa dramatis dan tragis seperti D-Day, Holocaust,
dan Hiroshima, dan pertanyaan yang sering diajukan oleh gambar mereka yang luar biasa
tentang sejarah seperti yang terlihat melalui jendela bidik. Dengan kontribusi dari legenda
Magnum Philip Jones-Griffiths dan Susan Meiselas, ahli lensa Tony Vaccaro, fotografer 9/11
Joel Meyerowitz, dan penyiar Jon Snow.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari kutipan video jurnal right time tight place adalah
lahirnya jurnalistik foto dari kejadian yang sedang dan sudah terjadi dalam suatu peristiwa
sejarah yang berhasil diabadikan dalam hasil karya jurnalistik atau gambar foto. Tidak semua
orang dapat dan mampu mengabadikan moment tertentu, dibutuhkan kamera dan moment
untuk pengambilan gambar baik sehingga dapat menciptakan hasil karya yang dapat
membawa orang lain merasakan hal yang dirasakan dalam hasil foto tersebut.
2. (Sources) Jelaskan daftar pustaka atau siapa saja tokoh-tokoh penting dalam film
ini?

Henri Cartier Bresson seorang photographer perancis yang menjadi salah satu pioner
fotografer yang menggunakan lensa 35mm digunakan untuk memotret kejadian di luar
ruangan menggunakan kamera leica. Karya foto dalam film ini foto yang memperlihatkan
seseorang sedang melompat dengan keadaan yang sangat cepat dan waktu yang pas
ketika memotretnya

Joel Meyerowitz sebagai seorang photographer yang menceritakan serta memberikan


pendapat terkait kejadian-kejadian dalam film tersebut dan bagaimana ia menggunakan
teknik memotretnya dan kejadian kejadian dalam keseharinnya disekitarnya menjadi
objek yang bisa di foto

Arthur C.Danto sebagai seorang philosopher dan art critic yang memberikan pendapat
terkait hal-hal tentang fotografi dalam film ini

Philip Jones Griffiths seorang photographer yang memberikan pendapat terkait foto
karya Hensi Cartier Bresson

Oliver chanarin dan Adam Broomberg yang memberikan pendapat tentang foto karya
Henri Cartier Bresson

Robert Capa seorang photographer berkebangsaan hungaria yang memotret tentang


kejadian-kejadian perang dunia II

Tony Vaccaro seorang photographer berkebangsaan amerika. Hasil potret mereka sering
dibanding-bandingkan, terutama hasil Tony Vaccaro terhadap hasil Robert Capa, karena
fotografi mereka belatar belakang sama yaitu perang dunia II

Susan Meiselas dan Simon Norfolk seorang photographer yang memberikan pendapat
tentang foto-foto peperangan yang dijepret oleh Tony Vacaro dan Robert Capa

Chris Boot seorang publisher penulis konten tentang pasukan Nazi yang menjelaskan
bagimana tempat yang di singgahi oleh pasukan Nazi dan tempat eksekusi para korban.
Henryk Ross seorang photographer yang mengabadikan gambar kekejaman sang Adolf
Eichamnn. Adolf Eichamnn sendiri adalah tantara Nazi berpangkat tinggi.

David Campany seorang penulis dan photographer ia mengomentari foto yang dimana di
dalamnya terdapat pesan kemanusiaan.

Helen Aronson seorang wanita yang selamat dalam tragedy. Menjelaskan tentang foto
yang diambil oleh Nick terdapat lelaki yang sedang memainkan music untuknya. Yaitu
pacarnya.

John Dower adalah professor dari sejarah kisah. Yang menjelaskan bahwa ada bangunan
tinggi yang di hancurkan hamper menuju ke langit dan masih bias tetap beridir tegak.

David Campany adalah seorang penulis dan fotografer yang mengamati foto kastel yang
menurutnya sangat mirip dengan yang ada di dongeng. Dan memberi maksud pada
lukisan yang ada di fot bahwa manusia bias terfoto pada saat hidup dan mati.

John Morris dulunya adalah seorang editor gambar. Dia mengedit foto kehidupan dari
Robert yang dimana ada ledakan bom, para mayat tentara menimbun,

W. Eugenne Smith seorang fotografer yang berbeda dari yang lain menurut John karena
dia selalu mengerti fakta dari foto yang dia ambil. Dia juga mengambil foto suasana,
cuaca. Sangat bias mnegmabil foto yang natural dan grafik yang sangat bagus. Dia bias
mnegkombinasikan suasana dalam 1 foto.

Harold Feinstein adalah seorang fotografer yang juga memuji hasil karya footgrafi
seorang smith, Karena menurutnya Smith adalah fotografer yang paling handal dan paling
berbeda dari yang lain.

Shomei Tomatsu seorang fotografer dari Japan yang memfoto gekstur muka orang-orang
yang terkena dampak bom, puing-puing tembok yang terdapat gambar wajah wanita yang
sedih.

Joel Meyerowits seorang fotografer yang lebih suka memfoto hitam putih karena
menurutnya jika foto hitam putih masih mempunyai arti dari tragedy tersebut.
3. (Flaws) Jelaskan pendapat anda kekurangan dari buku /film ini?

Menurut kami kekurangan pada film dokumenter The Genius Of Photography episode 3
Right Time, Right Place ini adalah cukup berat bagi para penonton yang belum benar-benar
memahami maksud dari fotografi. Banyak dari para penonton yang tidak terlalu paham
mengenai aspek-aspek terkecil dari fotografi sehingga penonton akan sulit memahami film
dokumenter ini. Memang benar jika foto yang diabadikan oleh seorang fotografer dapat
menjadi pengingat bagi kita semua pada sebuah peristiwa, tetapi foto yang diabadikan oleh
fotografer juga dapat di maknai berbeda-beda bagi setiap orang. Karena setiap orang memiliki
sudut pandang masing-masing dan semua orang berhak memiliki penilaian atau pendapat
yang berbeda-beda. Film dokumenter ini juga kurang memberikan kenyamanan bagi para
penonton karena menyuguhkan peristiwa perang atau War Photography yang memberikan
kesan kejam dengan memperlihatkan darah dan tubuh korban. Di episode ke 3 ini Ada orang
yang tertembak dan pada saat orang itu jatuh fotografer langsung memotretnya, ada juga
orang yang meninggal dengan satu mata terbuka karena satu mata lagi seperti nya sudah
hancur dan fotografer itu pun juga langsung memotretnya. Menurut kami dengan adanya foto-
foto ini bisa saja memberi tahu keadaan yang terjadi pada saat itu tetapi di satu sisi bisa juga
memberikan trauma pada keluarga yang menjadi korban dari perang dunia ke -2 ini.

Kekurangan lain dari film dokumenter ini adalah karena film ini menguak kembali
tragedi sadis pada perang dunia ke II dimana disana banyak kejadian yang seharusnya tidak
untuk di pertontonkan kepada khalayak, dari menit awal hingga akhir terlalu menonjolkan
kisah tragis dari perang dunia tanpa menampilkan keadaan masyarakat dan kota setelah pulih
dari tragedi perang dunia. Sehingga kisah tragis yang diabadikan oleh fotografer pada foto-
foto tersebut bisa saja menimbulkan kembali rasa trauma bagi para anggota keluarga atau
bahkan seluruh masyarakat yang menjadi korban dari perang dunia tersebut. Memang benar
jika fokus pada film dokumenter tersebut menampilkan foto-foto tentang tragedi perang
dunia, akan tetapi ada baiknya apabila fotografer juga memperlihatkan sisi lain yang “baik”
setelah tragedi ini dimana masyarakat mampu bangkit dari keadaan perang dunia, untuk
menunjukkan rasa simpati dan empati.
4. (Contribution) Bagaimana kontribusi/film ini untuk pengetahuan anda?
5. (Outline) Berikan resume singkat capter dalam film ini?
Dalam film The Genius of photoghraphy Episode Right Time, Right Place ini berbicara
mengenai evolusi dari fotografi jurnalisme atau photojournalism dimana photojournalism lahir
dari sebuah kekacauan dan kejadian setelah peperangan. Orang pertama yang berjasa dalam
memperkenalkan photojournalism adalah Henri Cartier-Bresson, dia adalah fotografer
berkebangsaan perancis yang memulai memotret mengenai kondisi kejadian dan porak poranda
dari apa yang dia lihat pada tahun 1930an. Henri Cartier-Bresson pun menjadi salah satu pioner
fotografer yang menggunakan lensa 35mm digunakan untuk memotret kejadian di luar ruangan
menggunakan kamera leica.

Selain itu ada Robert Capa, fotografer berkebangsaan hungaria, dan Tony Vaccaro, fotografer
berkebangsaan amerika. Hasil potret mereka sering dibanding-bandingkan, terutama hasil Tony
Vaccaro terhadap hasil Robert Capa, karena fotografi mereka berlatar belakang sama yaitu
perang dunia II. Robert Capa disebut sebagai fotografer terbaik pada masa kala itu, selain karena
hasil fotografinya yang sangat detail, dia pun dapat memotret seorang prajurit yang sekarat pada
jarak yang sangat dekat. Hal tersebut yang menjadi ambisi bagi Tony Vaccaro untuk menjadi
seorang photojournalism.

Hingga pada akhirnya tahun 1947 fotografer-fotografer terbaik yaitu Henri Cartier-Bresson,
Robert Capa, George Rodger, dan David Seymour membuat sebuah agensi foto magnum dengan
bentuk koperasi dan menyatakan aktivitas dalam mempertahankan fotografi negarid mereka
dengan memberikan hak cipta di foro mereka.

Di Jepang, salah satu fotografer jurnalisme terbaik dinobatkan kepada Shomei Tomatsu. Pada
tahun 1961, Tomatsu pergi ke Nagasaki, memotret momen ikonik yang mengingatkan kita pada
tragedi Hiroshima Nagasaki pada tahun 1945. Hal yang membuat ini menjadi semakin ikonik
karena Tomatsu tidak hanya memotret lokasinya saja, tetapi dia juga memotret bekas luka dari
korban yang terkena ledakan nuklir tersebut.

Anda mungkin juga menyukai