Anda di halaman 1dari 41

SESI/PERKULIAHAN KE : 12

TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu:


Menjelaskan gangguan kesehatan hubungan dengan daya kerja
Menjelaskan penyakit akibat kerja
Menjelaskan prosedure pelaksanaan tindakan P3K
Menjelaskan penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja akibat
pendarahan dan perawatan luka
Menjelaskan jenis-jenis kecelakaan
POKOK BAHASAN : PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN (P3K)

DESKRIPSI SINGKAT :
Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa mempelajari beberapa
gangguan kesehatan dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, penanganan
tindakan prosedur P3K, perawatan korban luka dan jenis-jenis kecelakaan yang
memungkinkan terjadi pada sektor Industri.
I. BAHAN BACAAN :
1. Dr.Suma’mur P.K,M.Sc,Keselamatan kerja dan Pencegahan
kecelakaan,PT.Gunung Agung,1981
2. Suryadi Is, Pertolongan Pertama pada Kecelakaan,Jakarta, PT.Grafinita,1999
II. BACAAN TAMBAHAN :
1. http://www.safety.com.sg, diakses tgl.23 Agustus 2007
III. PERTANYAAN KUNCI :
Ketika Anda membaca bahan-bahan bacaan, gunakanlah pertanyaan berikut untuk
memandu Anda:
1. Jelaskan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kerja di industri!
2. Jelaskan penananan korban jika terjadi pendarahan dan perawatan luka.
3. Jelaskan prosedure pelaksanaan tindakan P3K
IV. TUGAS :
1. Jelaskan beberapa jenis kecelakaan kerja di sektor industri konstruksi dan
produksi!
BAB VII. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

VII.1 GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJA


VII.1.1 Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah menyangkut kemungkinan ancaman terhadap
kesehatan seseorang yang bekerja pada suatu tempat atau perusahaan selama
waktu kerja yang normal.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan/Kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik,atau mental, maupun sosial,
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Jelas sifat-sifat Kesehatan Kerja :
1. Sasaran adalah manusia.
2. Bersifat medis
Kesehatan kerja melibatkan tidak hanya tenaga kerja, tetapi meliputi aspek
dari kondisi kerja seperti kebersihan, kepadatan, suhu, ventilasi, penerangan,
kesehatan dan toilet, maupun pemaparan terhadap bahan kimia yang meracuni
seperti timah hitam, seng, air raksa, hidrogen sulfida, karbon disulfida, debu
(kwarsa, batu bara), uap dan suara bising atau keadaan yang kurang sehat lainnya.
Biasanya tidaklah diketahui dengan jelas apakah sesuatu penyakit
disebabkan oleh pekerjaan atau tidak, karena banyak juga penyakit akibat kerja
yang tidak dilaporkan sebagaimana adanya. Namun demikian cukup jelas bahwa
kesehatan banyak orang terpengaruh oleh kondisi tempat kerja mereka. Misalnya
dengan kasus bahwa suatu generasi pekerja di suatu industri menjadi cacat atau
meninggal lebih awal disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak sehat yang pada
waktu itu belum diketahui.
Pokok-Pokok Pikiran dan Pembatasan:

1
Agar seorang tenaga kerja ada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti
dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya,
maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari faktor, yaitu :
a) Beban kerja
b) Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja
c) Kapasitas kerja

a. Beban Kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud
mungkin fisik, mental atau sosial. Seorang pekerjaa berat, seperti pekerja-pekerja
bongkar dan muat barang di pelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik dari
pada beban mental atau sosial.
Sebaliknya seorang pengusaha, mungkin tanggung jawabnya merupakan
beban mental yang relatif jauh lebih besar. Adapun petugas sosial, mereka lebih
menghadapi beban-beban sosial.
Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya
dengan beban kerja. Mungkin diantara mereka lebih cocok untuk beban fisik atau
mental, atau sosial. Namun sebagai persamaan yang umum, mereka hanya mampu
memikil beban sampai suatu berat tertentu. Bahkan ada beban yang dirasa optimal
bagi seseorang . Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada
pekerjaan yang tepat. Atau pemilihan tenaga kerja tersehat untuk pekerjaan yang
tersehat pula. Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocokan pengalaman,
ketrampilan, motivasi dan lain-lain sebagainya.
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja membantu mengurangi beban
kerja dengan modifikasi cara kerja atau perencanaan mesin serta alat kerja.
Contoh sederhana ialah, beban kerja akibat memikul atau menjinjing suatu barang
dapat dikurangi dengan penggunaan kereta dorong. Dalam usaha menentukan
beban maksimal, beban fisik lebih mudah dirumuskan, yaitu misalnya 50 kg
sebagai beban tertinggi diperkenankan ( Rekomendasi I.L.0 ).
b. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja

2
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan
sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau
situasi yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja.
Terdapat 5 faktor penyebab beban tambahan dimaksud.
1. Faktor fisik yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
rambat udara, suara vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara.
2. Faktor-faktor kimia, yaitu gas, uap, debu, kabut, “ fume”, asap, awan,
cairan, dan benda padat.
3. Faktor biologi, baik dari golongan tumbuhan atau hewan.
4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja.
5. Faktor mental-psikologis, yaitu suasana kerja, hubungan diantara pekerja
atau dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut dalam jumlah yang cukup dapat mengganggu daya
kerja seorang tenaga kerja. Sebagai misal sederhana adalah :
1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah sebab kelelahan mata.
2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran, dan
berakibat kelelahan psikologis.
3. Gas-gas dan uap diserap tubuh lewat pernafasan dan mempengaruhi
berfungsinya berbagai jaringan tubuh dengan akibat penurunan daya kerja.
4. Debu-debu yang dihirup ke paru-paru mengurangi penggunaan optimal
alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara.
5. Parasit-parasit yangmasuk tubuh akibat higeneditempat kerja yang buruk
menurunkan derajat kesehatan dan jgua daya kerjanya.
6. sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja, menyebabkan timbulnya
kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal alat-alat tertentu.
7. Hubungan kerja tidak sesuai adalah sebab bekerja secara lamban atau
setengah-setengah.
Sebaliknya, apabila faktor-faktor tersebut dicara kemanfaatannya, dapat
diciptakan suasana kerja yang lebih serarasi, misalnya :
1. Penggunaan musik di tempat kerja
2. Penerangan yang diatur ubtebsutas dab oebtebarabbta

3
3. Dekorasi warna di tempat kerja
4. Bahan-bahan yang beracun dalam keadaan dikendalikan bahayanya
5. Penggunaan suhu yang nikmat untuk kerja
6. Perencanaan manusia dan mesin sebaik-baiknya
7. Dan lain sebagainya.

c. Kapasitas Kerja
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang
lainnya dan sangat tergantung kepada keteranpilan, keserasian ( = fittness )
,keadaaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran-ukuran tubuh.
Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan
dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Tidaklah heran,
apabila angka sakit dan mangkir kerja sangat kurang pada mereka yang memiliki
ketrampilan tinggin, lebih-lebih mereka memiliki cukup motivasi dan dedikasi.
Suatu contoh sederhana tentang kurangnya beban kerja bagi sorang ahli adalah
seorang montir mobil yan dengan mudah membuka ban kendaraan bermotor.
Kesegaran jasmani dan rohani adalah penunjang penting produktivitas
seseorang dalam kerjanya. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan
dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja.
Kesegaran jasmani dan rohani tidak saja pencerminan kesehatan fisik dan mental,
tetapi juga gambaran keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya,
yang banyak dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan dan
pengetahuan yang dimilikinya. Seorang pejabat tinggi yang menempati
kedudukannya oleh karena dorongan relasi atau politik dan bukan atas
kemampuannya akan tidak produktif.
Tingkat gizi, terutama bagi pekerja kasar dan berat, adalah faktor penentu
derajat produktivitas kerjanya. Makanan bagi kerja berat ibarat bensin untuk
kendaraan bermotor. Beban kerja yang terlalu berat sering disertai penurunan
beban badan.
Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya, kekuatan kerja
ototnya. Menurut pengalaman, ternyata siklus biologi pada wanita tidak

4
mempengaruhi kemampuan fisik, melainkan lebih banyak berseifat sosial dan
kulturil, kecuali pda mereka yang mengalami kelainan haid ( = dysmenorhoea ).
Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena
perubahan-perubahan pada alat-alat tubuh, sistim kardiovaskuler, hormonal.
Ukuran-ukurannya tubuh, statis atau dinamis, harus digunakan sebagai
pedoman pembuatan ukuran-ukuran mesin dan alat-alat kerja sehingga dicapai
effisiensi dan produktivitas kerja semaksimal mungkin.
Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kesatuan demikian yang
digambarkan sebagai roda keseimbangan dinamis digambarkan dalam gambar 1.
Jika roda ini menguntungkan kesehatantenaga kerja, maka roda tersebut akan
merupakan roda pembangunan yang sangat penting.
Sebaliknya, apabila keseimbangan tidak menguntungkan, terdapatlah
keadaaan labil bagi tenaga kerja dan akan berakibat gangguan daya kerja,
kelelahan, gangguan kesehatan, bahkan penyakit, cacaat dan keamtian. Penyakit
akibat demikian mungkin berupa pemburukan penyakit – penyakit umum dengan
frekuensi dan beratnya meningkat, tapi mungkin pula menjadi penyakit akibat
kerja.
Hubungan diantara gangguan kesehatan dan efisiensi di satu pihak dan
faktor-faktor penyebab di pihak lain dapat digambarkan pada bagan 1.

VII.2.2 Pencegahan Terhadap Gangguan-Gangguan Kesehatan dan Daya


Kerja.
Gangguan-gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor
dalam pekerjaan bisa dihindarkan, asal saja pekerja dan pimpinan perusahaan ada
kemauan baik untuk mencegahnya. Tentu perundang-undangan tidak akan ada
faedahnya, apabila pimpinan perusahaan tidak melaksanakan ketetapan-ketetapan
perundang-undangan itu, juga apabila para pekerja tidak mengambil peranan
penting dalam menghindarkan gangguan-gangguan tersebut.

5
Cara-cara mencegah gangguan tersebut adalah :
1. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang
kurang bahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya
carbontetrachlorida diganti dengan trichlor etilen. Atau “ ironshot”
dipergunakan sebagai pengganti pasir pada pekerjaan “ sandblasting “
2. Ventilasi Umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut perhitungan
ke dalam ruang kerja, agar kadar daari bahan-bahan yang berbahaya oleh
pemasukan udara ini lebih rendah dari pada kadar yang membahayakan,
yaitu kadar Nilai Ambang Batas ( NAB ). NAB adalah kadar yang
padanya atau di bawah dari padanya, apabila pekerja-pekerja
menghirupnya 8 jam sehari, 5 hari seminggu, tidak akan menimbulkan
penyakit atau kelainan.
3. Ventilasi Keluar Setempat ( local exhausters ), ialah alat yang biasanya
menhisap udara di suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan dari
tempat tertentu itu yang membahayakan dihisap dan dialirkan keluar.
4. Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan yang
membahayakan misalnya isolasi mesin yang sangat hiruk, agar kegaduhan
yang disebabkannya turun dan tidak menjadi gangguan lagi. Atau contaoh
lain ialah isolasi pencampuran bensin dengan tetra-etil-timah hitam.
5. Pakaian pelindung, misalnya : masker, kaca mata, sarung tangan, sepatu,
topi, pakaian dan lain-lain.
6. Pemeriksaaan Kesehatan Sebelum Kerja, yaitu pemeriksaan kesehatan
kepada calon pekerja untuk mengetahui, apakah calon tersebut serasi
dengan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya, baik fisik, maupun
mentalnya.
7. Pemeriksaan Kesehatan berkala/ulangan, untuk evaluasi, apakah faktor-
faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan-gangguan/kelainan-
kelainan kepada tubuh pekerja atau tidak.
8. Penerangan sebelum kerja, agar bekerja mengetahu dan mentaati
peraturan-peraturan, dan agar mereka lebih berhati-hati,

6
9. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara
kontinyu, agar pekerja-pekerja tetap waspda dalam menjalankan
pekerjaannya.

VII.2.3 Penyakit Akibat Kerja

Faktor Penyebab
Dalam ruang atau di tempat kerja baisanya terdapat faktor-faktor yang
menjadi sebab penyakit akibat kerja sebagai berikut ;
1. Golongan fisik, seperti :
a. Suara, yang bisa menyebabkan pekak atau tuli.
b. Radiasi sinar-sinar Ro atau sinar-sinar radioaktif, yang
menyebabkan antara lain penyakit susunan darah dan kelainan-
kelainan kulit. Radiasi sinar inframerah bisa mengakibatkan
katarak kepda lensa mata, sedangkan sianr ultraviolet menjadi
sebab conjunvtivitas photoelectrica.
c. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan “heat stoke “, “ heat
cramps” atau “ hyperpyrexia”, sedangkan suhu-suhu yang rendah
antara lain menimbulkan “frostbite”
d. Tekanan yang tinggi menyebabkan “ caisson disease’
e. Penerangan lampu yangkurang baik misalnya menyebabkan
kelainan kepada indera penglihatan atau kesilauan yang
memudahkan terjadinya kecelakaan.
2. Golongan Chemis, yaitu :
a. Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya : silicosis,
asbestrosis dan lain-lain.
b. Uap yang diantaranya menyebabkan “ metal fume fever “
dermatitis, atau keracunan.
c. Gas, misalnya keracunan oleh CO, H2S dan lain-lain.
d. Larutan, yang misalnya racun serangga ( incenticides ), racun
jamur dan lain-lain yang menimbulkan keracunan.

7
3. Golongan Infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau brucella pada
pekerja-pekerja penyamak kulit.
4. Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melakukan
pekerjaan dan lain-lain yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik,
bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja.
5. Golongan mental psikologis, hal ini terlihat misalnya pada hubungan
kerja yang tidak baik, atau misalnya keadaan membosankan monotoni.

VII.2.4. D i a g n o s a
Cara menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja agak berlainan dari pada
diagnosa penyakit-penyakit umum, oleh karena untuk penyakit yang disebut
terdahulu pemeriksaaan kilinis dan laboratoris belumlah cukup, melainkan harus
pula diperiksa tempat, cara dan syarat-syarat kerja. Selain itu sebagai tambaham
kepada cara anamnesa yang biasa harus pula dipertanyakan riwayat pekerjaan dari
si sakit.
Baiklah dibawah ini disajikan secara berurutan langkah-langkah yang
perlu diambil untuk menegakkan suatu diagnosa penyakit akibat kerja sebagai
berikut :
1. Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, untuk mengetahui adanya
kemungkinan bahwa salah satu faktor di tempat kerja atau dalam
pekerjaan yang bisa mengakibatkan penyakit. Riwayat penyakit meliputi
antara lain permulaan timbul gejala-gejala, gejala-gejala sewaktu penyakit
dini, perkembangan penyakit selanjutnya, hubungan dengan pekerjaan,
dan lain-lain. Riwayat pekerjaan harus ditanya dengan seteliti-telitinya
dari permulaan kali ia bekerja hingga akhir bekerja. Janganlah sekali-kali
hanya mencurahkan perhatian kepada pekrjaan yang sekarang , namun
harus pula diteliti tentang pekerjaan-pekerjaan sebelumnya, sebab
kemungkinan selalu ada, bahwa penyakit yang sekarang itu diakibatkan
oleh faktor-faktor penyebab penyakit yan ada di tempat kerja dalam
hubungan pekerjaan beberapa tahun dahulu. Juga perlu untuk disadari

8
bahwa pada umumnya tenaga kerja bangsa kita sangat gemar ganti
pekrjaan, pinadhdari satu kepada pekerjaan lain.
2. Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda-tanda dan gejala-gejala yang
sesuai untuk suatu sindrom, yang sering-sering khas untuk suatu penyakit
yang disebabkan oleh salah satu faktor penyebab penyakit akibat kerja.
Misalnya pada keracunan timah hitam menahun terdapat gejala-gejala dan
tanda-tanda seperti anemia, garis timah hitam digusi, kolik usus, “wrist
drop” dan lain-lainnya.
3. Pemeriksaan laboratorium, untuk mencocokkan, apakah benar atau
tidaknya bahwa penyebab penyakit yang bersangkutan ada dalam tubuh
manusia. Untuk membuat diagnosa penyakit akibat kerja tidaklah cukup
hanya tentang adanya penyebab itu, atau kwalitatif, melainkan harus
diketahui juga banyaknya,atau kwantitatif, Contoh misalnya adanya timah
hitam di dalam darah tidaklah menunjukkan adanya keracunan, melainkan
kadar yang tinggi misalnnya 0,8 mg per 100 cc darah lengkap. Selain
kadar timah hitam didarah, juga kadar-kadarnya di dalam air seni dan tinja
perlu diperiksa pula. Kadang-kadang pemeriksaan laboratorium
dimaksudkan untuk mengetahui, apakah faktor penyebab penyakit tersebut
menimbulkan kelainan kepada hewan-hewan percobaan atau tidak.
4. Pemeriksaan Ro, sering-sering sangat membantu dalam menegakkan
diagnosa suatu penyakit akibat kerja, terutama penting untuk penyakit-
penyakit oleh karena penimbunan debu di dalam paru-paru yaitu yang
dikenal dengan nama pneumoconioses. Pengalaman menunjukkan , betapa
sukarnya memastikan adanya penyakit itu, maka dari itu tidak ada jalan
lain, selain mengkombinasikan hasil pemeriksaan sinar tembus dan hasil-
hasil pemeriksaan lainnya.
5. Pemeriksaan ruang atau tempat kerja, yang dimaksudkan untuk
mengukur adanya dan banyaknya faktor penyebab penyakit itu di tempat
kerja. Hasil pengukuran yang bersifat kwantitatif sangat perlu untuk
mengambil kesimpulan, apakah benar-benar kadar bahan sebagai sebab
penyakit itu cukup dosisnya atau tidak. Sebagai misal adalah ruang kerja

9
yang udaranya mengandung 0,05 mg timah hitam per meter kubik udara
tidaklah menyebabkan keracunan Pb, kecuali jika terdapat absorpsi dengan
cara lain.
6. Hubungan antara bekerja dan tidak bekrja dengan gejala penyakit. Pada
umumnya gejala-gejala penyakit akibat kerja akan mengurang, bahkan
kadang-kadang hilang sama sekali, apabila si penderita tidak masuk
bekerja, misalnya cuti, dan gejala-gejala itu sering timbul lagi atu menajdi
lebih berat, apabila ia kembali bekerja. Kenyataan ini sangat jelas
misalnya pada penyakit dermatosis akibat kerja atau pada penyakit paru-
paru byssinosis.
Apabila seluruh cara tersebut di atas juga masih meragukan, kesimpulan pada
akhirnya berada dan sesuai dengan keputusan dokter yang memeriksanya.
Membuat diagnosa suaatu penyakit akibat kerja tanpa dasar yang cukup
mengandung resiko, oleh karena menyangkut Undang-undang Kecelakaan, yang
menetapkan, bahwa majikan harusmemberi ganti kerugian kepada si penderita.
Dewasa ini telah mulai ada dokter-dokter ahli Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja, maka dari itu, dalam hal meragukan serta jikalau mungkin, mintalah
pertimbangan mereka.

VII.2.5 FAKTOR – FAKTOR FISIK


 Kebisingan
Bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-
getaran melalui media elastis dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak
dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan.Di Indonesia Nilai Ambang
Batas(NAB) kebisingan adalah 85 dB yang secara terus menerus dinilai oleh
Panitia Teknik Nasional NAB.

10
Tabel dibawah ini menunjukkan tangga intensitas dari kebisingan.

Desibel (dB) Batas dengar


120 Halilintar
menulikan 110 Merian
100 Mesin uap
100 Jalan hiruk pikuk
Sangat hiruk 90 Perusahaan sangat gaduh
80 Pluit polisi
Kantor gaduh
80
Jalan pada umumnya
Kuat 70
Radio
60
Perusahaan
Rumah gaduh
60
Kantor pada umumnya
sedang 50
Percakapan kuat
40
Radio perlahan
Rumah tenang
40
Kantor perorangan
tenang 30
Auditorium
20
Percakapan
20 Suara daun-daun
Sangat tenang 10 Berbisik
0 -batas dengar terendah

 Gangguan kebisingan pada kesehatan


Pengaruh utama kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan kepada indera-
indera pendengar, yang menyebabkan ketulian progressif. Mula-mula efek
kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat
sesudah dihentikan kerja ditempat bising. Tetapi kerja terus-menerus di tempat
bising berakibat kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak pulih kembali.

11
 Efek kebisingan kepada daya kerja
Kebisingan mempunyai efek merugikan kepada daya kerja. Pengaruh-pengaruh
negatifnya sbb:
Gangguan
1. Pada umumnya, kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-
lebih yang terputus-putus atau datangnya secara tiba-tiba dan tak
terduga.Pengaruhnya sangat terasa, apabila sumber tersebut tidak
diketahui.
2. Komunikasi dengan pembicaraan Sebagai pegangan, resiko potensil
kepada pendengaran terjadi, apabila komunikasi pembicaraan harus
dijalankan dengan berteriak. Gangguan komunikasi ini menyebabkan
terganggunnya pekerjaan.
3. Efek pada pekerjaan Kebisingan mengganggu perhatian terus menerus,
kepekaan terhadap kebisingan menyebabkan reaksi psikologi yang buruk
yang berakibat meningkatnya kelelahan.
Pengendalian Kebisingan
Kebisingan dapat dikendalikan dengan:
a. Pengurangan kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan misalnya
dengan menempatkan peredam pada sumber getaran, tetapi umumnya hal
itu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan mesin baru.
b. Penempatan penghalang pada jalan transmisi
Isolasi tenaga kerja atau mesin alah usaha yang baik untuk mengurangi
kebisingan. Untuk itu perencanaan harus sempurna dan bahan-bahan yang
dipakai harus mampu menyerap suara.
a. Proteksi dengan sumbat atau tutup telinga
Tutup telinga lebih efektif dalam menjaga kesehatan telinga dan
kenyamanan dalam bekerja.

12
VII.3 Prinsip dan prosedur penanganan pertolongan pertama pada
kecelakaan

Apabila terjadi suatu kecelakaan, maka kewajiban anda yang pertama-


tama : BERTINDAK DENGAN CEPAT DAN TEPAT, SEGERA BERUSAHA
MEMBERITAHU SEORANG DOKTER DAN MEMINTA NASIHAT APA YANG
HARUS DILAKUKAN.
Terjadinya suatu kecelakaan adalah hal yang dapt terjadi dimana saja, tapi
kemungkinan jenis kecelakaan untuk masing-masing tempat dapat berbeda satu
sama lainnya.
Pertolongan pada terjadinya kecelakaan sebaiknya dilaksanakan oleh
seorang dokter, sambil menuggu kedatangan seorang dokter harus dilakukan
tindakan-tindakan untuk mempertahankan hidupnya korban. Bila perlu,
pernapasan buatan harus dilakukan.
Peraturan Umum untuk P3K
Tindakan-tindakan umum yang harus dilakukan bila terjadi suatu
kecelakaan akibat keracunan:
1. Jangan membiarkan korban seorang diri.
2. Singkirkan benda-benda berbahaya (racun) disekitar korban.
3. Baringkan korban dengan posisi tertelungkup dengan kepala menghadap
ke samping dan keluarkan lidahnya.
4. Jaga jangan sampai korban masuk angin.
5. Bila terjadi gejala gangguan pada pernapasannya, lakukan segera
pernapasan buatan.
6. Jangan beri minuman yang mengandung alkohol kecuali diperintahkan
oleh dokter.
7. Bila dokter telah datang berilah sebanyak mungkin keterangan padanya
mengenai:
- jenis atau sifat dari racun
- keadaan korban, dsbnya

13
Tindakan yang dilakukan bila racun masuk kedalam badan melalui mulut:
1. Bila korban pingsan, jangan paksakan pemberian makan/minum. Bila ia
telah sadar segera beri minum 2 sampai 4 gelas air atau susu.
2. Muntah dapat ditimbulkan dengan memasukkan jari telunjuk jauh ke
dalam mulut diatas lidah. Kemudian berilah air garam. Jangan ditimbulkan
muntah bila korban dalam keadaan pingsan.

Tindakan yang dilakukan bila racun masuk ke dalam badan melalui pernapasan:
1. Para penolong harus memakai alat pelindung pernapasan (gas masker)
untuk melindungi mereka terhadap gas atau uap beracun. Jangan
memasuki ruangan yang diduga ada gas/uap racun tanpa tali pengikat yang
diikatkan pada badan serta ujung yang lainnya dipegang oleh orang lain
yang berada di luar daerah yang berbahaya.
2. Bawalah korban dengan segera ke tempat di udara terbuka.
3. Bila perlu segera lakukan pernapasan buatan. Botol gas oksigen hanya
boleh dipergunakan oleh oarng yang terlatih dan berwenang.
4. Lakukan pernapasan buatan ini sampai datangnya dokter.

Tindakan yang dilakukan bila kulit terkena racun:


1. Selidikilah apa racun itu, hindari persentuhan langsung dengan racun
tersebut.
2. Bagian badan yang terkena racun itu dibilas dengan air selama 15 menit.
3. Lepaskan pakaian korban yang terkena zat beracun serta jauhkan semua
alat yang tercemar racun.

Tindakan yang dilakkan bila mata terkena racun:


Usahakan supaya korban tetap terbuka serta bilaslah selama 15 menit
dengan air hangat. Perhatikanlah jangan sampai bibir mata menghalangi pekerjaan
membilas ini.

14
Tindakan yang dilakukan bila terkena luka bakar :
Setiap luka bakar yang parah (derajat 3) korban harus segera dibawa ke
rumah sakit. Keadaaan yang gawat ditandai dengan “keadaan shock” dari korban
(deman, badan bergetar,mengigau, pingsan dan napas terputus-putus) yang dapat
menyebabkan kematian dalam jangka waktu beberapa jam.
Jangan mengobati lukanya dengan salep atau obat-obatan yang berlemak.
Jangan melepaskan pakaiannya kecuali pakaiannya terbuat dari nylon. Basahilah
pakaiannya dengan air dingin.
Setiap luka bakar melepuh (derajat 2)
1. Bagian yang melepuh serta kulit disekitarnya di olesi dengan
mercurochrom atau mercurochardil,atau di lap dengan alkohol 94%.
2. Tutuplah dengan kain kasa yang steril
3. Hindarilah sentuhan dengan bagian yang melepuh, apa lagi menusuknya
untuk mengeluarkan cairan lepuhan.
Bila lepuhan luka bakarnya telah pecah:
a. Dicuci hamakan dengan larutan cetavlon yang encer.
b. Guntinglah bagian kulit yang terlepas oleh lepuhan.
c. Tutupi dengan kain pembalut yang steril.
d. Juga pada luka bakar yang diduga tidak parah, sebaiknya diminta
nasihat dokter.

Tindakan yang dilakukan bila terkena arus listrik :


1. Bila korban masih berhubungan dengan sumber arus listrik, segera
hentikan arus listriknya.
2. Bila menolong korban itu maka penolongnya harus mengisolasi diri
dengan tanah secara berdiri diatas papan kering, tumpukan koran yang
kering atau di atas selembar karet.
3. Pakailah sarung tangan karet atau lapisi tangan dengan kain wol yang
cukup tebal.
4. Peganglah korban pada pakaiannya.

15
5. Bila korban tidak pingsan, berilah dia dengan larutan natriumbikarbonat (
1 sendok teh dalam ½ gelas).
6. Bila korban pingsan , maka lakukan segera pernapasan buatan. Jangan
memberinya minum atau makan pada keadaan ini.
7. Apapun akibatnya, korban harus ke rumah sakit untuk perawatan
selanjutnya.

Tindakan yang dilakukan bila terjadi luka terbuka :


Sambil menunggu kedatangan seorang dokter maka dapat dilakukan :
1. Tekanlah setumpuk kasa pembalut steril yang tebal pada luka yang sedang
mendarah sehingga pendarahannya terhenti.
2. Balutlah luka itu dengan kencang. Bila luka itu tetap terus berdarah,
hentikanlah pendarahan itu dengan menekan urat nadi antara luka dengan
jantung sehingga aliran darahnya terhenti. Jangan melepaskan tekanan
pada urat nadi ini sebelum dokter memerintahkannya.
3. Aliran darah akan terhenti juga bila kita menekan urat nadi tersebut
dengan ibu jari tangan.
Untuk menentukan urat nadi dari jantung menuju bagian badan:

16
Gambar 7.1. Jalur nadi dari jantung

VII.4 Tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

VII.4.1 Pernapasan buatan


Seseorang tidak berhak untuk, mencoba memberikan pertolongan pertama
pada kecelakaan, kecuali untuk menolong korban yang jatuh dan mengalami
pernapasan yang terhenti atau pendarahan yang parah. Bila hal ini terjadi,
segeralah panggil Dokter yang terdekat atau menghubungi rumah sakit untuk
mendapatkan mobil ambulans.
Pada saat-saat seperti itulah kita harus mengetahui nomor telepon Dokter yang
terdekat dan letak kotak untuk alat- alat pertolongan purtaman.

17
Bila terjadi pemapasan terhenti, maka dapat diatasi dengan memberikan
pernapasan buatan, antara lain dengan cara dari mulut ke mulut sebagai berikut:
 Menghindarkan suatu hambatan dari mulut, dengan jalan membuka mulut
si korban dengan jari, seperti terlilhat pada gambar.7.2

Gambar.7.2 Membuka mulut

 Memegang tengkuk atau leher si korban dengan hati-hati dan


membaringkannya sambil kepalanya dikebawahkan. (Lihat gambar .7.3)

Gambar 7.3. Kepala dikebawahkan

 Tekan sudut rahangnya ke depan dari belakang untuk meyakinkan bahwa


lidahnya terjulur dan jalan napasnya bebas. (Lihat gambar .7.4).

Gambar 7.4. Menekan sudut rahang

18
 Buka mulutnya lebar-lebar dan tarik napas dalam-dalam. Pijit lubang
hidungnya dan padukan mulutmu ke kepada mulutnya. Hembus dengan
keras ke dalam paru-parunya sampai penuh. Lepaskan mulutmu dan
perhatikan gerakan-gerakan dari si korban. Bila penghembusannya
sempurna, ulangi lagi cara tadi hingga si korban bernapas kembali, (Lihat
gambar 7.5).

Gambar 7.5. Penghembusan


 Bila ada seorang membantu, pemijitan jantung mungkin dapat membantu,
kesembuhannya dengan meningkatkan peredan darah.
Berlututlah di samping si korban dekat dadanya.
Letakkan tangan kanan pada tulang rusuk dada si korban.

Gambar 7.6. Gerakan kedua tangan

19
Tumpangkan tangan kiri diatas tangan kanan.
Tekan kedua tanganmu dengan kuat ke depan sedemikian rupa sehingga
berat badanmu menekan dada si korban sampai kira-kira 5 cm ( tidak
boleh lebih dari 5 cm ).
Ulangi gerakan ini terus-menerus selang satu detik, dan lakukanlah dengan
hati-hati, karena bila dikerjakan dengan kekerasan akan berbahaya.
Bila bekerja sendirian pijitan jantung masih dapat diterapkan sambil melakukan
pernapasan dari mu lut ke mulut:
Berlututlah di mmping si korban dekat dadanya.
Lakukanlah beberpa kali pernapasan buatan seperti yang telah diuraikan
sebelumnya.
Gantilah dengan cara pijitan jantung dan tekanlah dadanya lima selang satu detik.
Berilah hembusa lagi.
Ulangi pijitan jantung lima kali. Lanjutkan pernapasan buatan ini berganti-ganti,
yaitu satu hembusan dan lima kali penekanan dada sampai pertolongan datang.
(Gambar 7.7)

Gambar 7.7. Penekanan dada

VII. 5 Lemas
Lemas dapat terjadi karena jatuh ke dalam air, terisap gas beracun,
tergantung, tercekik, atau terkejut. Dalam semua kejadian ini, maka keadaan si
korban sebenarnya sama, yaitu udara tidak dapat sampai masuk ke dalam

20
paru-paru dan cara mengobatinya pun sama, pula. Lekaslah bawa orang yang
lemas itu ke tempat yang lapang, danusahakan supaya ia dapat lekas bernapas
kembali seperti yang diterangkan di bawah ini. Buka bajunya dan baringkan
menelungkup, tarik lidahnya keluar. Jika si korban lemas karena terjatuh ke air.
tekan perutnya dengan tangan angkat badanya tinggi-tinggi, biarkan kepalanya ke
bawah. Biarkan si korban dalam sikap demikian selama beberapa menit supaya
air yang masuk ke dalam perutnya dapat keluar.
Kemudian baringkan ia kembali lurus-lurus, hadapkan kepalanya kesamping.
Dengan pergerakan yang harus dilakukan seperti yang, diterangkan di bawah mi,
maka dada si korban akan kembang dan kempis sehingga udara dapat masuk dan
keluar paru-paru seperti bernapas biasa.
Berlututlah dekat si korban, letakkan kedua tangan di pinggangnya. Jika
pinggangnya ditekan, dengan cepat lepaskan tekanan itu. Dada si korban akan
berkembang dan udara yang baru akan terisap masuk. Teruskan gerakan ini
sampai lima belas kali dalam semenit, sehingga pernapasan si korban sempurna
kembali. Dalam mengembalikan napas, jagalah agar suhu badan si korban itu
tetap hangat danjuru rawat yang lain hendaknya menggosok kakinya kuat -kuat
supaya peredaran darah baik kembali. Dekapkanlah botol yang berisi air
panas di telapak kakinya. Usaha mengembalikan napas ini hendaklah segera
dilakukan, sebab jika si korban yang lemas terlalu lama dibiarkan tidak bernapas
ia terus mati. (Gambar 7.8).

Gambar 7.8. Tindakan pada korban lemas

21
VII. 6 Terisap Gas Asam Arang dan Karbon Monoksida
Dalam hal terisap gas asam arang atau gas karbon monoksida si korban akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut: rasa letih dan lemah, muka berkerut,
otot-otot kendur biji mata membesar tetapi tidak bergerak dan tidak ada refleks,
napas dan denyut radi lemah, kadang-kadang si korban rubuh dan tidak sadarkan
diri serta pernapasannya tersendat-sandat.
Bila ditemui hal yang demikian, secepatnya bawa si korban keluar ruangan
atau ke tempat lapang. Lakukan dengan segera pernapasan buatan isapkan ke
hidungnya gas oksigen atau gas amonia dan gosok badannya.

VII. 7 Menghentikan pendarahan


Jika seseorang mendapat luka yang banyak mengeluarkan darah, sehingga
dia makin lama makin lemah, hendaklah segera diusahakan supaya
pendarahannya itu dapat berhenti.
Pendarahan itu biasanya dapat segera berhenti, jika bagian anggota sebelah
atas dari yang berdarah itu ditekan kira-kira lima menit lamanya atau lebih sedikit.
Letakkanlah kapas yang bersih di alas luka itu dan ikat dengan pembalut. Jika
pembuluh nadi yang luka, hendaklah bagian atas pembuluh itu diikat kuat
kira-kira setelah sepuluh menit, ikatan itu harus segera dibuka sebab bagian tubuh
yang terlalu lama tidak mendapat darah dapat menjadi mati.
Hendaklah selekas mungkin memanggil Dokter atau membawa si korban
ke Rumah Sakit kalau kepala yang berdarah, maka pendarahan itu dapat
dihentikan dengan menekan kain yang bersih di tempat yang luka sampai darah
itu membeku. Jika bibir yang berdarah, luka itu dapat ditekan kira-kira sepuluh
menit dengan jari, asal tanganmu dicuci hingga bersih dahulu.
Dan jika terdapat luka pada muka yang banyak mengeluarkan darah,
tekanlah kedua pembuluh nadi yang terdapat pada kedua belah leher, supaya
pendarahan berkurang. Jika keluar darah dari luka yang terdapat di bahu atau
ketiak, tekanlah pembuluh nadi yang mengalir ke lengan yang dapat dirasa pada
sebelah tulang kerangka.

22
Suatu luka yang banyak pendarahannya dan terjadi terutama pada
pergelangan tangan tangan atau jari harus dianggap serius dan harus mendapat
perhatian dan pertolongan yang khusus. Umpamanya segera diberikan
pertolongan pertama dengan menekan pada bagian yang luka adalah baik sekali
untuk dilakukan, karena hal itu dapat menghentikan pendarahan dan
menghindarkan infeksi.
Tindakan dengan segera khusus pada pendarahanyangbanyak, yaitu:
a. Baringkan si korban dengan kepala bersandar.
b. Bila mungkin, angkat bagian yang luka sehingga rata dengan badan.
c. Tekan pada lukanya.
d. Panggil orang yang bisa membantu.
Menghentikan pendarahan yang banyak
Tekanlah kedua belah sisi bagian yang luka. Cara ini dapat menghentikan
pendarahan. Bila pendarahan berhenti, tarik kain di alas lukanya dan tutup dengan
bantalan kecil yang bersih. Bila luka itu terjadi pada bagian bawah daripada
tangan, karena terkena benda yang tajam, maka untuk menghentikan pendarahan
angkatlah tangan si korban ke atas dan bengkokkan.
Untuk merawat luka yang lebar, pemakaian bantalan kecil yang bersih
adalah lebih baik daripada hanya memakai pembalut tunggal, karena pembalut
tersebut dapat menekan luka dengan lebih keras. Bila pendarahanhya banyak,
pakailah lebih dari satu bantalan.
Orang yang berbadan sehat bila mendapat luka, maka luka itu biasanya akan lekas
sembuh dan tak akan mudah meroyak atau pun meradang. Darah yang keluar dan
luka mungkin mengandung kotoran dan juga kuman penyakit yang telah masuk ke
dalam damh pada waktu luka terjadi. Luka yang tidak berdarah mudah meroyak
karena kotoran yang masuk dengan mudah dapat merusak jaringan sekeliling luka
itu.
Banyak luka yang meroyak disebabkan oleh salah pengobatan. Untuk
mengatasi hal itu dan juga untuk mencegah masuknya kuman-kuman, maka
semua benda yang akan dipakai untuk menahan darah harus dicelupkan terlebih
dahulu ke dalam air panas supaya kuman-kumannya mati. Tangan si penolong

23
hendaklah dicuci bersib. bersih dan dibarut dengan alkohol sebelum menjamah
luka.
Untuk mencuci luka sebaiknya dipakai yodium yang berkadar 3% atau
mercurachrome yang berkadar 2%.
Catatan:
Jika terjadi pendarahan pada jari, lengan, telapak tangan, dekat lutut, paha dan lain
sebagainya, pijitlah pembuluh darah itu atau ikat dengan kain dan gunakan
sepotong benda yang keras seperti kayu atau lainnya supaya pembuluh darah itu
tertekan.

VII. 8 Merawat Luka


Biasarya luka-luka itu harus diobati setiap hari. Bukalah pembalutnya
dengan hati-hati dan kalau pembalut itu lelekat, gunakanlah air masak atau larutan
boric acid untuk melonggarkannya. Sedapat mungkin luka itu jangan sampai
tersentuh. Kalau luka itu tidak berair, janganlah seringkali menular pembalutnya
atau mencuci luka itu, karena dengan seringnya dibuka luka itu lama sembuh
kemungkinan akan meroyak.
Luka-luka yang dalam karena terkena barang yang tajam atau tertembus
peluru dapat menembus anggota tubuh bagian dalam yang vital, seperti jantung,
paru paru dan lain lain. Dalam hal ini segeralah panggil Dokter atau si korban
diantar he rumah sakit.
Hendaklah luka kecil atau lecet segera dibersihkan dengan air pakai sabun
atau larutan boric acid lalu dibarut dengan alkohol atau yoddium. Luka-luka yang
disebabkan oleh paku atau pecahan kaca hendaklah segera dibersihkan dengan
kapas yang dicelupkan ke dalam alkohol. Jika mungkin, masukkanlah beberapa
tetes yodium ke dalam luka itu. Kadang-kadang luka yang kecil mesti dibesarkan
supaya mudah dimasukan obat ke dalamnya. Hendaklah selalu memakai peralatan
yang bersih clan sudah direbus.

24
Gambar dibawah ini adalah cara menghentikan pendarahan bila terjadi luka.

Gambar 7.8 Cara menghentikan pendarahan bila terjadi luka

Cara membalut
Pembalut berfungsi untuk :
a. Meletakkan obat pada luka.

25
b. Membalut bidai pada anggota badan yang patah.
c. Menekan pembuluh darah yang mengalirkan darah pada luka itu.
d. Membalut bagian yang melentur seperti perut, dan menenangkan
bagian-bagian yang sakit seperti dada dalam hal radang paru- paru atau
sendi dalam hal encok dan lain-lain.
Pembalut itu dapat dibuat dari kain. Untuk membalut bagian tubuh yang
besar seperti dada, perut clan sebagainya dapat digunakan kain yang biasa, tetap
utuk membalut jari, kepala atau targan lebah haik dipakai kain yang tipis. Leber
Pembalut itu harus disesuaikan dengan yang diperlukan, seperti untuk jari harus
kecil dan lain sebagainya. Pembalut itu harus digulung kuat-kuat supaya tetap
bersih dan mudah mempergunakannya.

VII. 9 Daftar Alat-Alat dan Obat-Obatan PPPK dan Kegunaannya


PPPK clan Kegunaannya
1. Pembalut perekat, kleerpleister, adhesive plester.
2. Kain pembalut segi figa (driehoek-verband), Mitella.
3. Kasa pembalut gulung (zwaxhtel-verband) : pembalut penekan,
penggendong, pembungkus.
4. Kain kasa steril (gaasverband): penutup luka ( suci hama/steril).
5. Pembalut cepat (snelverband): pembalut yang sudah steril dan sudah
mengandumg obat yang tertutup rapi dan rapat.
6. G unting : banyak sekali kegunaannya.
7. Pipet mata : alat untuk penetes obat cairan pada mata.
8. Pincet: alat penjepit atau penyapit.
9. Karet penasat pendarahan (slaug) penyetoppendarahan.
10. Bidai (spalk/splint) : alat yang tipis (pipih) sebagai penunjang pemberi
istirahat pada tulang yang patah.
11. Mercurochrome : cairan desinfectants, untuk pengobatan luka-luka baru
yang dianggap tidak berbahaya, terutama pada anak-anak.

26
12. Yodium tintur : cairan desinfectants untuk mengobati luka-luka baru yang
dianggap cukup berbahaya dan besar yang diakibatkan benda-benda
berkarat, juga binatang berbisa.
13. Amomiac licuida: cairan perangsang bagi orang pingsan, juga untuk
mengulas luka bekas gigitan binatang serangga.
14. Licuida burowi: cairan sebagai pendemah (pengompres) yang bengkak.
15. Boorwater: cairan pencuci mata atau pencuci luka.
16. Sulfazinci: cairan untuk pengobat mata yang sakit (1%)
17. Minyak gandapura: cairan panas penghangat,obat gosok.
18. Sulfanilamide pooder tepung penabur luka sebagai desinfectants.
19. Tablet norit: untuk keracuman atau obat sakit perut (mencret).
20. Tablet Bicarbonas Natricus: untuk keracunan atau perut mulas.
21. Tablet acepheco atau acetozal: obat sakit kepala, demam, pusing dan lain-
lain.
22. Tanine zalf, levertrann self, brand zalf: salap pengobat atau pengulas luka
bakar.
23. Kapas : banyak sekali kegunaannya.
24. Pisau atau silet : untuk alat pemotong.

Catatan:
* Obat-obatan atau alat-alat PPPK harus disimpan dalam suatu tempat yang
terkunci dan tertutup rapat.
* Jauhkan peti atau tas PPPK dari jangkauan anak-anak.
* Berilah tanda pengenal dengan huru : PPPK dengan palang merah atau palang
hijau.
* Setiap tempat obat dibubuhi etiket obatyang jelas menunjukkan nama obat
kegunaannya dan tanggal penerimaannnya.

27
Kode warna Obat:
Biru : Untuk obat luar, tidak boleh diminum.
Putih : Untuk obat yang dapat diminum atau dimakan.
Merah : Untuk obat yang mengandung racun dan berbahaya, misalnya obat-obat
desinfectants, racun dan lain-lain.

VII.10 Jenis – Jenis Kecelakaan


a. Terkilir
Yang disebut terkilir ialah ujung tulang terlepas dari sambungannya dengan tulang
yang lain, seperti pada sendi dan sebagainya. Selaput sendi yang mengungkung
kedua ujung tulang itu mungkin menjadi koyak.
Bagian yang terkilir itu terus terasa sakit, sedangkan jika tulang patah, rasa
sakit itu timbul hanya jika kedua ujung tulang yaug patah itu bergerak. Kalau
terkilir, baiklah segera pergi ke rumah sakit. Karena besar kemungkinan si korban
perlu dibius untuk membetulkannya.
Perhatikan petunjuk-petunjuk di bawah ini.
 Tarik anggota yang terkilir ittu dan tekan ujung tulang itu ke tempatnya
kembali.
 Kendurkan otot-ototnya.
 Kembalikan tulang yang terkilir ke tempatnya semula, hendaklah
dikerjakan dengan hati-hati. Kalau tidak selaput sendi itu akan bertambah
rusak.
 Kalau tulang itu sudah masuk kembali ke tempatnya semula, hendaklah si
korban berdiam diri untuk beberapa waktu.
Jika tangan yang terkilir hendaklah tangan yang sakit itu didukung dengan kain
penyandang segi tiga.

b. Otot atau Urat Terpuntir


Salah melangkah stun menggerakkan badan dapat menyebabkan otot
teregang. Hal ini selain terasa sakit dapat pula menyebabkan otot menjadi
bengkak.Karena pergerak an yang tib a-tiba, maka urat di sekeliling sendi

28
mungkin teregang atau terpuntir. Hal ini mungkin menyebabkan sakit sekali dan
sendi itu menjadi bengkak. Kalau ditekan rasanya lembut dan susah digerakkan.
Tetapi ujung tulang tetap di tempatnya, tidak keluar seperti dalam keadaan
terkilir. Urat teregang atau terpuntir sering kali terjadi pada kaki, lutut, ik. atart
pergelangan tangan.
Cara mengatasinya
1. Anggota yang sakit itu tidak digerakkan.
2. Barutkan as di sekeliling tempat yang sakit itu.
3. Ikatlah dengan kain pembalut.
4. Kira-kira empat jam setelah itu dilakukan demah hangat dan demah sejuk
berganti. ganti.
5. Pada hari yang kedua mulailah mengurutya, dilakukan secara lambat-
lambat dan anggota yang sakit An digerakkan sedikit-sedikit.
Jika sakitnya tidak berangsur baik dalam beberapa hari, mungkin ada tulang yang
patah.
c. Gegar Otak
Gegar otak mungkin disebabkan oleh kena pukulan atau jatuh. Tanda-
tanda adalah sebagai berikut:
Biji mata tidak sama besar dan anggota badan terasa lumpuh. Biasanya keadaan
yang seperti itu hanya sebentar saja. Jika pada kecelakaan itu terjadi si korban
masih sadarkan dirinya dan kemudian ia pingsan dengan perlahan-lahan, maka
keadaan ini mungkin disebabkan karena salah satu pembuluh darah di otak pecah,
dan menimbulkan tekanan otak. Si korban biasanya lemah sekali dan tidak dapat
disadarkan dan pingsannya.
Cara mengatasinya
Baringkan si korban dengan melintang dan kepalanya angkat sedikit.
Demah sejuk pada kepalanya dan demah hangat pada ujung kakinya clan
tangannya. Hendaklah segera minta pertolongan dokter, sebab jika ada pembuluh
darah yang pecah dan darah itu menjadi beku di otak, atau otak tercedera karena
serpihan tulang, maka hanya dengan jalan bedah saja si korban dapat ditolong.

29
d. Luka Memar
Luka memar ialah suatu kecederaan pada jaringan karena kena pukul.
Kulit mungkin tidak pecah, hanya jaringan yang kena pukul itu bengkak dan
berlainan warnanya, umpamanya merah, hitam atau biru.
Jika pembuluh darah pecah, maka biasanya darah masuk ke dalam
jaringan-jaringan. Darah itu menjadi beku dan dapat pula menyebabkan terjadinya
nanah. Jika kulit mengelupas kena pukul. Basuhlah luka itu dengan air yang
bersih setelah itu olesi dengan mercurochrome yang berkadar 2% atau yodium
yang berkadar 3%. Alkohol pun baik pula dipakai sebagai pembarut, supaya
bengkaknya surut.
Demah hangat dan sejuk berganti ganti akan menolong meng urangi rasa sakit.
Jika darah yang beku itu besar, koreklah dengan ujung pisau yang bersih
kemudian basuh dengan kapas yang bersih dan balut baik-baik.

e. Pingsan dan Pingsan Karena Kepanasan


Pingsan ialah keadaan tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu, karena
jantung seketika menjad lemah, sehingga darah yang mengalir ke otak menjadi
kurang. Pingsan dapat disebabkan karena terlalu letih.
Cara mengatasinya
Biarkan si korban berbaring dan rendahkan kepalanya sedilit, supaya lebih
banyak darah yang dapat mengalir ke otaknya. Demah sejuk mukanya dan gosok
bibirnya cepat-cepat dengan kain yang direndam dalam air sejuk.
Tempat berbaring harus lapang; berikan kepadanya segelas air yang dicampur
dengan setengah sendok amoniak. Jika pingsan ini disebabkan kecelakaan,
hendaklah diperiksa benar-benar kalau-kalau si korban di dalamnya ada
pendarahan.
Jika seseorang terlalu lama terkena panas, baik panas matahari maupun
panas api, ataupun panas lainnya seperti terlalu lama mandi dalam air atau bekerja
di tempat yang terlalu panas seperti dalam kamar mesin, di depan tungku, maka
ada kemungkinan orang tersebut tiba-tiba jatuh pingsan karena tidak tahan panas.

30
Lebih-lebih lagi orang yang telah menderita penyakit menahun seperti batuk
kering, malaria dan lain-lain, cepat sekali terkena pingsan hangat.
Banyak perempuan yang bekerja di sawah dan ladang sewaktu panas
sangat terik jatuh pingsan. Demikian pula pekerja yang menjaga api dalam kapal,
kereta api atau di kamar mesin.
Kamar yang sempit yang kurang peranginannya (ventilasi) serta didiami oleh
terlalu banyak manusia adalah satu satu penyebab yang mengakibatkan pingsan.
Begitu pula orang yang gemuk dan berpakaian terlalu sempit mudah sekah
terserang pingsan panas ini.
Tanda-tanda orang yang terserang pingsan panas adalah mula-mula merasa
pening, kemudian is jatuh dun tidak sadarkan diri beberapa lama. Mukanya pucat,
biji matanya terbeliak dan napasnya deras tetapi lemah, badannya sejuk dan
kulitnya berpeluh serta suhu badannya lebih rendah dari yang biasa. Dalam
beberapa, waktu ia siuman kembali tetapi kepalanya terasa terus sakit dan
mukanya tetap pucat .Pingsan hangat ini biasanya tidak membawa maut kecuali
pada mereka yang memang telah lama menderita penyakit yang berat.
Cara mengatasinya
Buka atau longgarkan baju si korban dan gosok kaki dan tanganya.
Rendam kakinya dalam air yang suam kuku dan beri ia minum air hangat. Lekas
bawa atau usung is pulang. Usahakan supaya is tetap buang air besar dan jika
perlu pompalah perutnya. Jangan ia dimandikan atau didemah dengan air yang
sejuk. Dalam hal ini tidak perlu diberi obat. Yang perlu sekali ialah beristirahat
dan makanan yang tepat.

f. Terbakar dan Kena Arus Listrik


Terbakar dan melepuh menyebabkan kulit menjadi merah dan dapat
membinasakan jaringan-jaringan di bawahnya. Jika yang terbakar itu kecil,
celupkan ke dalam air dingin dengan cepat. Setelah memasukkannya ke dalam air
dingin selama kurang lebih 20 menit, sapu dengan raselin yang sudah dicampur
dengan karbol (dua atau tiga titik karbol dicampur dengan sesendok kecil vaselin)

31
atau dengan putih telur yang telah dicampur dengan minyak kelapa hangat,
dengan per. bandingan yang sama.
Jika yang terbakar itu terletak di tempat yang susah sekali, buka
pakaiannya, berikan demah pada bagian yang terbakar itu dengan kain yang telah
dibasahi dengan air yang talah dicampur dengan boozuur atau garam.
Biarkan kain yang telah basah itu ditaruh di atasnya beberapa jam setiap
hari. Dan bila itu diangkat, percikan boorzuur poeder di atasnya. Obat yang telah
disediakan (campuran nature, satu sendok boozuur dengan dum sendok vaselin)
dapat dioleskan pada kain yang ditaruh di atas luka yang terbakar itu.
Apabila kulit melepuh (bullosa yang artinya pembakaran sudah sampai
pads kulit ari: terdapat gelembung-gelembung Yang berisi cairan kuning yang
bersih) kena air mendidih also kena hands panas maka akan terjadi bintik-bintik.
Bintik. bintik itu fidak perlu dipecahkan, jika tidak begitu besar. Salah satu chat
untuk menghilangkan sakitnya ialah larutan picric acid ' Pada hari yang kedua dan
berikutnya pakailah boric aci atau tannic mid.
Melepuh kecil kecil pada kulit janganlah diganggu, biarkan begitu saja
karana is akan sembuh dragon sendirinya. Terapi bila terjadi melepuh yang besar,
hendaklah dipecahkan atau kulit yang melepuh itu ditusuk dengan perkakas yang
telah dicelupkan terlebih dahulu ke dalam air panas dun kemudian dibasuh dengan
boric acid. Sapukan obat tersebut di atas dengan kain yang halus atau kapas.
Jika yang melepuh itu terbuka (terkelupas), hendaklah dijaga baik-baik
supaya tidak dimasuki kotoran. Cuci tempat itu dengan air yang sudah dimasak
atau dengan boric acid atau dengan larutan potasium permanganate. Sesudah itu,
sapulah dengan mercurochrome yang berkadar 2% dan di atasnya barut dengan
boric acid atau tannic acid.
Cara pengobatan hendaklah dilakukan setiap hari. Jika keadaannya telah
hampir baik, obatilah seperti mengobati luka-luka dan kain pembalutnya harus
diganti setiap hari.
Karena melepuh yang besar itu terasa sangat pedih, maka untuk
meringankan perasaan pedih itu bagian anggota yang sakit itu hendaklah
direndam air garam (3. 5%) sekali dalam tiga jam. Air garamnya harus selalu

32
bersih dan berganti-ganti. Untuk melepuh yang kecil, air garam baik juga dipakai;
celupkan kain yang bersih ke dalamnya dan balutkan kain itu ke tempat yang
melepuh. Dengan demikian jaringan-jaringan yang sakit akan baik kembali, luka
menjadi bersih dan cepat sembuh.
Melepuh pada seluruh badan biasanya membawa maut, karena racun-racun yang
timbul karena jaringan yang masuk ke dalam.
Orang yang terkena arus listrik kalau lekas tertolong, kadang-kadang
jiwanya dapat di selamatkan.

Cara mengatasinya :
Pakailah papan atau kayu yang kering dan jangan menggunakan benda
dari logam, atau kayu basah. Atau dengan jalan manarik bagian pakaian yang
kering,seperti: tali baju syal (scarf), tepi baju si korban, bagian kering lainnya dari
pakaian ikat pinggang. Dapat juga digunakan gulangan kertas baru, slang bukan
logam, tabung PVC, tabung kertas bakelit.
Jauhkan segera hubungan dengan si korban, Bungkus tanganmu dengan
heads kering, bila sarang tangan karat tidak dapat dugunakan Setelah itu
usahakanlah mengembalikan napasnya, seperti pada hal yang telah diterangkan
dahulu. Bagian badan yang terbakar hendaklah diobati. Bila terbakarnya terjadi
karena sesuatu zat kimia, yaitu dengan asam atau alkali : zat kimianya harus
tercuci bersih dengan air yang bersih.

g. Beberapa Peraturan Membalut yang perlu diperhatikan.


1. Membalut itu hendaklah kuat supaya tidak mudah terlepas.
2. Membalut hendaklah dari bawah ke atas.
3. Kalau membalut tangan atau kaki, sedapat mungkin biarkanlah jari terulur
ke luar. Supaya dapat dilihat bila perjalanan darah terganggu atau jari
menjadi bengkak.
4. Janganmembuat simpul pembalut diatas buku tulang atau di atas tulang.
5. Di tempat pertemuan kulit bertemu satu sama lain seperti pada ketiak
hendaklah meletakkan lapisan kapas di antara kulit dan pembalut.

33
6. Ujung pembalut harus disemat, diikat atau direkat dengan kain perekat
(plester)

Cara Pelaksanaan Membalut


1. Buka gulungan pembalut itu dan letakkan ujunguya pada luka yang akan
dibalut, kemudian lilitkan.
2. Pada lilitan pertama hendaklah pembalut itu bertindihan supaya teguh,
kemudian balikan pembalut itu kemudian lilitkan kembali menuju tempat
yang semula dan bertindihan pula.
3. Kalau membalut betis atau anggota yang lain yang tidak sama besarnya
hendaklah pada setiap lilitan pembalut itu ditekan supaya lebih teguh dan
tidak mudah lepas.
4. Sudah itu balikkan pula pembalut itu dan lakukan sekali lagi seperti yang
diterangkan di atas (gambar 8 s/d 10), memperhatikan beberapa macam
cara membalut.
Untuk luka pada tangan selain digunakan pembalut, digunakan pula penyandang
yang biasanya dibuat dari sehelai pembalut yang lebar dart panjang. Kedua ujung
penyandang itu diikatkan pada pundak sehingga tangan yang luka tersandang di
dalamnya.
Cara Memasang Kain Penyandang Segi Tiga
Lipatkan tangan ke dada dan tepi kain yang panjang diletakkan di bawah
pergelangan. Kain penyandang itu hendaklah sekurang-kurangaya satu kaki
persegi. Kedua ujungnya diikatkan di alas balm. Ujung yang lain yang terulur
keluar dari siko hendaklah disematkan ke depan.
Kain pelekat baik sekah untuk penahan pembalut atau bidai supaya tidak
longgar dan dipakai untuk melindungi bagian tubuh yang luka. Lebarnya kain
pelekat ini bermacam-macam dan jika perlu dapat dikoyak-koyak menjadi kecil.
Sebelum melekatkannya, bendaklah dipanasi dekat api, jika dada berbulu
hendaklah dicukur dahulu.

34
Saat penempelan pelekat itu, hendaklah saat si korban sedang bernapas ke
luar: jangan di saat in sedang menarik napas. Sesudah ditempelkan, maka untuk
penahan pelekat itu tetap teguh, lilitkan pula di luar sehelai kain pe mbalut.
Untuk sendi yang terkilir, seperti di pergelangan kaki, kain pelekat itu
sangat berguna. Gunting beberapa helai kira-kira lima belas inci panjangnya dan
satu inci lebarnya. Mulailah melekatkannya pada pergelangan kaki dari belakang
menuju ke muka, ke bawah ke telapak kaki, kelilingi pergelangan kaki itu dan
lilitkan ke atas sampai ke betis. Supaya mudah dibuka pelekat itu teteskan bensin
sedikit ke atasnya.
Gambar-gambar Cara Mempergunakan Pembalut
Mula-mula buka pembalut itu dari gulungannya. Cara memegang dan
mernbuka pembalut perhatikan gambar 7.9 di bawah ini.

Gambar 7.9. Memegang dan membuka pembalut


Cara membalut lengan, dimulai dari pergelangan tangan naik ke atas
(gambar 7.10)

Gambar 7.10. Membalut lengan

35
Cara membalut lengan yang terluka dengan cara membalut pilin (gambar 7.11).

Gambar 7.11. Membalut lengan yang terluka


Cara membalut yang berbentuk angka delapan.

Gambar 7.12. Membalut yang berbentuk angka delapan

Membalut dimulai dari ibu jari yang terluka. Membalut dimulai dari ibu
jari yang luka dan berakhir dan diikat pada pergelangan tangan.

Gambar 7.13 Cara membalut ibu jari yang terluka.

36
Cara membalut bila terdapat luka pada telapak tangan.

Gambar 7.14. Cara membalut luka pada telapak tangan.

Gambar 7.15 Cara akhir membalut pada telapak tangan yang terluka.

Membalut pergelangan kaki bila terkilir, membalut dimulai dari


pergelangan kaki, turun ke bawah ke telapak kaki dan lilitkan ke atas sampai ke
betis.

Gambar 7.16 Cara membalut pergelangan kaki.

Gambar 7.17 Cara membalut pilin bila terjadi luka pada bahu.

37
Cara pembalut mata, bila terjadi mata kena sayatan atau kemasukan benda
(bram). Pembalutan dilakukan supaya mata tidak kena infeksi.

Gambar 7.18 Cara membalut mata.

Cara membalut pada kepala. Bila rambut kepala menghalangi luka pada
waktu pengobatan, lebih baik bagian rambut yang sekira menghalangi luka harus
dipotong.

Gambar 7.19 Cara membalut kepala.

Gambar 7.20 Cara membalut dada.

38
Patah Tulang
A. Patah Tulang Lengan
1. Sediakan terlebih dahulu bidai itu diberi lapisan kapas atau kain
yang terasa empuk.

Gambar 7.21 Cara pemakaian bidai.

2. Tarik tangan yang patah itu perlahan-lahan. Pegang bagian yang


patah itu dan ratakan. Lakukanlah dengan hati-hati karena akan terasa
sakit sekali.
1. Tempelkan bidai itu di atas lengannya dan balut dengan pembalut
sampai bidai itu tertutup penuh dengan kain pembalut.
2. Supaya tangan si korban tidak begitu terasa akit, sebaliknya setelah
dipasang bidai lengan itu digendong dengan kain penyandang.
3. Angkat si korban, dan antarkan si korban ke rumah sakit terdekat.
B. Patah Tulang Kaki
1. Sediakan beberap bilah bidai dari bambu atau kayu. Panjangnya dari
pangkal paha sampai ke telapak kaki.
2. Setelah kedua ujung tulang yang patah berhubungan kembali, balut
terlebi dahulu dengan kapas atau beberapa lapis kain hingga bagian yang
patah itu kelihatan membesar dan empuk.
3. Ikat bidai dari bambu atau kayu itu dari luar seperti pada gambar 21.

39
4. Setelah kita lakukan pembalutan, angkat dan usung si korban ke rumah
sakit.

Gambar 7.22 Cara mengikat bidai.

Jagalah diri dan lingkungan ANDA – Bekerjalah sesuai dengan Standard


dan Prosedur.
Keselamatan dan Kesehatan Anda adalah Masa Depan Anda

40

Anda mungkin juga menyukai