DESKRIPSI SINGKAT :
Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa mempelajari beberapa
gangguan kesehatan dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, penanganan
tindakan prosedur P3K, perawatan korban luka dan jenis-jenis kecelakaan yang
memungkinkan terjadi pada sektor Industri.
I. BAHAN BACAAN :
1. Dr.Suma’mur P.K,M.Sc,Keselamatan kerja dan Pencegahan
kecelakaan,PT.Gunung Agung,1981
2. Suryadi Is, Pertolongan Pertama pada Kecelakaan,Jakarta, PT.Grafinita,1999
II. BACAAN TAMBAHAN :
1. http://www.safety.com.sg, diakses tgl.23 Agustus 2007
III. PERTANYAAN KUNCI :
Ketika Anda membaca bahan-bahan bacaan, gunakanlah pertanyaan berikut untuk
memandu Anda:
1. Jelaskan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kerja di industri!
2. Jelaskan penananan korban jika terjadi pendarahan dan perawatan luka.
3. Jelaskan prosedure pelaksanaan tindakan P3K
IV. TUGAS :
1. Jelaskan beberapa jenis kecelakaan kerja di sektor industri konstruksi dan
produksi!
BAB VII. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
1
Agar seorang tenaga kerja ada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti
dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya,
maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari faktor, yaitu :
a) Beban kerja
b) Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja
c) Kapasitas kerja
a. Beban Kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud
mungkin fisik, mental atau sosial. Seorang pekerjaa berat, seperti pekerja-pekerja
bongkar dan muat barang di pelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik dari
pada beban mental atau sosial.
Sebaliknya seorang pengusaha, mungkin tanggung jawabnya merupakan
beban mental yang relatif jauh lebih besar. Adapun petugas sosial, mereka lebih
menghadapi beban-beban sosial.
Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya
dengan beban kerja. Mungkin diantara mereka lebih cocok untuk beban fisik atau
mental, atau sosial. Namun sebagai persamaan yang umum, mereka hanya mampu
memikil beban sampai suatu berat tertentu. Bahkan ada beban yang dirasa optimal
bagi seseorang . Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada
pekerjaan yang tepat. Atau pemilihan tenaga kerja tersehat untuk pekerjaan yang
tersehat pula. Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocokan pengalaman,
ketrampilan, motivasi dan lain-lain sebagainya.
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja membantu mengurangi beban
kerja dengan modifikasi cara kerja atau perencanaan mesin serta alat kerja.
Contoh sederhana ialah, beban kerja akibat memikul atau menjinjing suatu barang
dapat dikurangi dengan penggunaan kereta dorong. Dalam usaha menentukan
beban maksimal, beban fisik lebih mudah dirumuskan, yaitu misalnya 50 kg
sebagai beban tertinggi diperkenankan ( Rekomendasi I.L.0 ).
b. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja
2
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan
sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau
situasi yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja.
Terdapat 5 faktor penyebab beban tambahan dimaksud.
1. Faktor fisik yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
rambat udara, suara vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara.
2. Faktor-faktor kimia, yaitu gas, uap, debu, kabut, “ fume”, asap, awan,
cairan, dan benda padat.
3. Faktor biologi, baik dari golongan tumbuhan atau hewan.
4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja.
5. Faktor mental-psikologis, yaitu suasana kerja, hubungan diantara pekerja
atau dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut dalam jumlah yang cukup dapat mengganggu daya
kerja seorang tenaga kerja. Sebagai misal sederhana adalah :
1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah sebab kelelahan mata.
2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran, dan
berakibat kelelahan psikologis.
3. Gas-gas dan uap diserap tubuh lewat pernafasan dan mempengaruhi
berfungsinya berbagai jaringan tubuh dengan akibat penurunan daya kerja.
4. Debu-debu yang dihirup ke paru-paru mengurangi penggunaan optimal
alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara.
5. Parasit-parasit yangmasuk tubuh akibat higeneditempat kerja yang buruk
menurunkan derajat kesehatan dan jgua daya kerjanya.
6. sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja, menyebabkan timbulnya
kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal alat-alat tertentu.
7. Hubungan kerja tidak sesuai adalah sebab bekerja secara lamban atau
setengah-setengah.
Sebaliknya, apabila faktor-faktor tersebut dicara kemanfaatannya, dapat
diciptakan suasana kerja yang lebih serarasi, misalnya :
1. Penggunaan musik di tempat kerja
2. Penerangan yang diatur ubtebsutas dab oebtebarabbta
3
3. Dekorasi warna di tempat kerja
4. Bahan-bahan yang beracun dalam keadaan dikendalikan bahayanya
5. Penggunaan suhu yang nikmat untuk kerja
6. Perencanaan manusia dan mesin sebaik-baiknya
7. Dan lain sebagainya.
c. Kapasitas Kerja
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang
lainnya dan sangat tergantung kepada keteranpilan, keserasian ( = fittness )
,keadaaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran-ukuran tubuh.
Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan
dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Tidaklah heran,
apabila angka sakit dan mangkir kerja sangat kurang pada mereka yang memiliki
ketrampilan tinggin, lebih-lebih mereka memiliki cukup motivasi dan dedikasi.
Suatu contoh sederhana tentang kurangnya beban kerja bagi sorang ahli adalah
seorang montir mobil yan dengan mudah membuka ban kendaraan bermotor.
Kesegaran jasmani dan rohani adalah penunjang penting produktivitas
seseorang dalam kerjanya. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan
dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja.
Kesegaran jasmani dan rohani tidak saja pencerminan kesehatan fisik dan mental,
tetapi juga gambaran keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya,
yang banyak dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan dan
pengetahuan yang dimilikinya. Seorang pejabat tinggi yang menempati
kedudukannya oleh karena dorongan relasi atau politik dan bukan atas
kemampuannya akan tidak produktif.
Tingkat gizi, terutama bagi pekerja kasar dan berat, adalah faktor penentu
derajat produktivitas kerjanya. Makanan bagi kerja berat ibarat bensin untuk
kendaraan bermotor. Beban kerja yang terlalu berat sering disertai penurunan
beban badan.
Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya, kekuatan kerja
ototnya. Menurut pengalaman, ternyata siklus biologi pada wanita tidak
4
mempengaruhi kemampuan fisik, melainkan lebih banyak berseifat sosial dan
kulturil, kecuali pda mereka yang mengalami kelainan haid ( = dysmenorhoea ).
Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena
perubahan-perubahan pada alat-alat tubuh, sistim kardiovaskuler, hormonal.
Ukuran-ukurannya tubuh, statis atau dinamis, harus digunakan sebagai
pedoman pembuatan ukuran-ukuran mesin dan alat-alat kerja sehingga dicapai
effisiensi dan produktivitas kerja semaksimal mungkin.
Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kesatuan demikian yang
digambarkan sebagai roda keseimbangan dinamis digambarkan dalam gambar 1.
Jika roda ini menguntungkan kesehatantenaga kerja, maka roda tersebut akan
merupakan roda pembangunan yang sangat penting.
Sebaliknya, apabila keseimbangan tidak menguntungkan, terdapatlah
keadaaan labil bagi tenaga kerja dan akan berakibat gangguan daya kerja,
kelelahan, gangguan kesehatan, bahkan penyakit, cacaat dan keamtian. Penyakit
akibat demikian mungkin berupa pemburukan penyakit – penyakit umum dengan
frekuensi dan beratnya meningkat, tapi mungkin pula menjadi penyakit akibat
kerja.
Hubungan diantara gangguan kesehatan dan efisiensi di satu pihak dan
faktor-faktor penyebab di pihak lain dapat digambarkan pada bagan 1.
5
Cara-cara mencegah gangguan tersebut adalah :
1. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang
kurang bahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya
carbontetrachlorida diganti dengan trichlor etilen. Atau “ ironshot”
dipergunakan sebagai pengganti pasir pada pekerjaan “ sandblasting “
2. Ventilasi Umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut perhitungan
ke dalam ruang kerja, agar kadar daari bahan-bahan yang berbahaya oleh
pemasukan udara ini lebih rendah dari pada kadar yang membahayakan,
yaitu kadar Nilai Ambang Batas ( NAB ). NAB adalah kadar yang
padanya atau di bawah dari padanya, apabila pekerja-pekerja
menghirupnya 8 jam sehari, 5 hari seminggu, tidak akan menimbulkan
penyakit atau kelainan.
3. Ventilasi Keluar Setempat ( local exhausters ), ialah alat yang biasanya
menhisap udara di suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan dari
tempat tertentu itu yang membahayakan dihisap dan dialirkan keluar.
4. Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan yang
membahayakan misalnya isolasi mesin yang sangat hiruk, agar kegaduhan
yang disebabkannya turun dan tidak menjadi gangguan lagi. Atau contaoh
lain ialah isolasi pencampuran bensin dengan tetra-etil-timah hitam.
5. Pakaian pelindung, misalnya : masker, kaca mata, sarung tangan, sepatu,
topi, pakaian dan lain-lain.
6. Pemeriksaaan Kesehatan Sebelum Kerja, yaitu pemeriksaan kesehatan
kepada calon pekerja untuk mengetahui, apakah calon tersebut serasi
dengan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya, baik fisik, maupun
mentalnya.
7. Pemeriksaan Kesehatan berkala/ulangan, untuk evaluasi, apakah faktor-
faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan-gangguan/kelainan-
kelainan kepada tubuh pekerja atau tidak.
8. Penerangan sebelum kerja, agar bekerja mengetahu dan mentaati
peraturan-peraturan, dan agar mereka lebih berhati-hati,
6
9. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara
kontinyu, agar pekerja-pekerja tetap waspda dalam menjalankan
pekerjaannya.
Faktor Penyebab
Dalam ruang atau di tempat kerja baisanya terdapat faktor-faktor yang
menjadi sebab penyakit akibat kerja sebagai berikut ;
1. Golongan fisik, seperti :
a. Suara, yang bisa menyebabkan pekak atau tuli.
b. Radiasi sinar-sinar Ro atau sinar-sinar radioaktif, yang
menyebabkan antara lain penyakit susunan darah dan kelainan-
kelainan kulit. Radiasi sinar inframerah bisa mengakibatkan
katarak kepda lensa mata, sedangkan sianr ultraviolet menjadi
sebab conjunvtivitas photoelectrica.
c. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan “heat stoke “, “ heat
cramps” atau “ hyperpyrexia”, sedangkan suhu-suhu yang rendah
antara lain menimbulkan “frostbite”
d. Tekanan yang tinggi menyebabkan “ caisson disease’
e. Penerangan lampu yangkurang baik misalnya menyebabkan
kelainan kepada indera penglihatan atau kesilauan yang
memudahkan terjadinya kecelakaan.
2. Golongan Chemis, yaitu :
a. Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya : silicosis,
asbestrosis dan lain-lain.
b. Uap yang diantaranya menyebabkan “ metal fume fever “
dermatitis, atau keracunan.
c. Gas, misalnya keracunan oleh CO, H2S dan lain-lain.
d. Larutan, yang misalnya racun serangga ( incenticides ), racun
jamur dan lain-lain yang menimbulkan keracunan.
7
3. Golongan Infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau brucella pada
pekerja-pekerja penyamak kulit.
4. Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melakukan
pekerjaan dan lain-lain yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik,
bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja.
5. Golongan mental psikologis, hal ini terlihat misalnya pada hubungan
kerja yang tidak baik, atau misalnya keadaan membosankan monotoni.
VII.2.4. D i a g n o s a
Cara menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja agak berlainan dari pada
diagnosa penyakit-penyakit umum, oleh karena untuk penyakit yang disebut
terdahulu pemeriksaaan kilinis dan laboratoris belumlah cukup, melainkan harus
pula diperiksa tempat, cara dan syarat-syarat kerja. Selain itu sebagai tambaham
kepada cara anamnesa yang biasa harus pula dipertanyakan riwayat pekerjaan dari
si sakit.
Baiklah dibawah ini disajikan secara berurutan langkah-langkah yang
perlu diambil untuk menegakkan suatu diagnosa penyakit akibat kerja sebagai
berikut :
1. Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, untuk mengetahui adanya
kemungkinan bahwa salah satu faktor di tempat kerja atau dalam
pekerjaan yang bisa mengakibatkan penyakit. Riwayat penyakit meliputi
antara lain permulaan timbul gejala-gejala, gejala-gejala sewaktu penyakit
dini, perkembangan penyakit selanjutnya, hubungan dengan pekerjaan,
dan lain-lain. Riwayat pekerjaan harus ditanya dengan seteliti-telitinya
dari permulaan kali ia bekerja hingga akhir bekerja. Janganlah sekali-kali
hanya mencurahkan perhatian kepada pekrjaan yang sekarang , namun
harus pula diteliti tentang pekerjaan-pekerjaan sebelumnya, sebab
kemungkinan selalu ada, bahwa penyakit yang sekarang itu diakibatkan
oleh faktor-faktor penyebab penyakit yan ada di tempat kerja dalam
hubungan pekerjaan beberapa tahun dahulu. Juga perlu untuk disadari
8
bahwa pada umumnya tenaga kerja bangsa kita sangat gemar ganti
pekrjaan, pinadhdari satu kepada pekerjaan lain.
2. Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda-tanda dan gejala-gejala yang
sesuai untuk suatu sindrom, yang sering-sering khas untuk suatu penyakit
yang disebabkan oleh salah satu faktor penyebab penyakit akibat kerja.
Misalnya pada keracunan timah hitam menahun terdapat gejala-gejala dan
tanda-tanda seperti anemia, garis timah hitam digusi, kolik usus, “wrist
drop” dan lain-lainnya.
3. Pemeriksaan laboratorium, untuk mencocokkan, apakah benar atau
tidaknya bahwa penyebab penyakit yang bersangkutan ada dalam tubuh
manusia. Untuk membuat diagnosa penyakit akibat kerja tidaklah cukup
hanya tentang adanya penyebab itu, atau kwalitatif, melainkan harus
diketahui juga banyaknya,atau kwantitatif, Contoh misalnya adanya timah
hitam di dalam darah tidaklah menunjukkan adanya keracunan, melainkan
kadar yang tinggi misalnnya 0,8 mg per 100 cc darah lengkap. Selain
kadar timah hitam didarah, juga kadar-kadarnya di dalam air seni dan tinja
perlu diperiksa pula. Kadang-kadang pemeriksaan laboratorium
dimaksudkan untuk mengetahui, apakah faktor penyebab penyakit tersebut
menimbulkan kelainan kepada hewan-hewan percobaan atau tidak.
4. Pemeriksaan Ro, sering-sering sangat membantu dalam menegakkan
diagnosa suatu penyakit akibat kerja, terutama penting untuk penyakit-
penyakit oleh karena penimbunan debu di dalam paru-paru yaitu yang
dikenal dengan nama pneumoconioses. Pengalaman menunjukkan , betapa
sukarnya memastikan adanya penyakit itu, maka dari itu tidak ada jalan
lain, selain mengkombinasikan hasil pemeriksaan sinar tembus dan hasil-
hasil pemeriksaan lainnya.
5. Pemeriksaan ruang atau tempat kerja, yang dimaksudkan untuk
mengukur adanya dan banyaknya faktor penyebab penyakit itu di tempat
kerja. Hasil pengukuran yang bersifat kwantitatif sangat perlu untuk
mengambil kesimpulan, apakah benar-benar kadar bahan sebagai sebab
penyakit itu cukup dosisnya atau tidak. Sebagai misal adalah ruang kerja
9
yang udaranya mengandung 0,05 mg timah hitam per meter kubik udara
tidaklah menyebabkan keracunan Pb, kecuali jika terdapat absorpsi dengan
cara lain.
6. Hubungan antara bekerja dan tidak bekrja dengan gejala penyakit. Pada
umumnya gejala-gejala penyakit akibat kerja akan mengurang, bahkan
kadang-kadang hilang sama sekali, apabila si penderita tidak masuk
bekerja, misalnya cuti, dan gejala-gejala itu sering timbul lagi atu menajdi
lebih berat, apabila ia kembali bekerja. Kenyataan ini sangat jelas
misalnya pada penyakit dermatosis akibat kerja atau pada penyakit paru-
paru byssinosis.
Apabila seluruh cara tersebut di atas juga masih meragukan, kesimpulan pada
akhirnya berada dan sesuai dengan keputusan dokter yang memeriksanya.
Membuat diagnosa suaatu penyakit akibat kerja tanpa dasar yang cukup
mengandung resiko, oleh karena menyangkut Undang-undang Kecelakaan, yang
menetapkan, bahwa majikan harusmemberi ganti kerugian kepada si penderita.
Dewasa ini telah mulai ada dokter-dokter ahli Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja, maka dari itu, dalam hal meragukan serta jikalau mungkin, mintalah
pertimbangan mereka.
10
Tabel dibawah ini menunjukkan tangga intensitas dari kebisingan.
11
Efek kebisingan kepada daya kerja
Kebisingan mempunyai efek merugikan kepada daya kerja. Pengaruh-pengaruh
negatifnya sbb:
Gangguan
1. Pada umumnya, kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-
lebih yang terputus-putus atau datangnya secara tiba-tiba dan tak
terduga.Pengaruhnya sangat terasa, apabila sumber tersebut tidak
diketahui.
2. Komunikasi dengan pembicaraan Sebagai pegangan, resiko potensil
kepada pendengaran terjadi, apabila komunikasi pembicaraan harus
dijalankan dengan berteriak. Gangguan komunikasi ini menyebabkan
terganggunnya pekerjaan.
3. Efek pada pekerjaan Kebisingan mengganggu perhatian terus menerus,
kepekaan terhadap kebisingan menyebabkan reaksi psikologi yang buruk
yang berakibat meningkatnya kelelahan.
Pengendalian Kebisingan
Kebisingan dapat dikendalikan dengan:
a. Pengurangan kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan misalnya
dengan menempatkan peredam pada sumber getaran, tetapi umumnya hal
itu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan mesin baru.
b. Penempatan penghalang pada jalan transmisi
Isolasi tenaga kerja atau mesin alah usaha yang baik untuk mengurangi
kebisingan. Untuk itu perencanaan harus sempurna dan bahan-bahan yang
dipakai harus mampu menyerap suara.
a. Proteksi dengan sumbat atau tutup telinga
Tutup telinga lebih efektif dalam menjaga kesehatan telinga dan
kenyamanan dalam bekerja.
12
VII.3 Prinsip dan prosedur penanganan pertolongan pertama pada
kecelakaan
13
Tindakan yang dilakukan bila racun masuk kedalam badan melalui mulut:
1. Bila korban pingsan, jangan paksakan pemberian makan/minum. Bila ia
telah sadar segera beri minum 2 sampai 4 gelas air atau susu.
2. Muntah dapat ditimbulkan dengan memasukkan jari telunjuk jauh ke
dalam mulut diatas lidah. Kemudian berilah air garam. Jangan ditimbulkan
muntah bila korban dalam keadaan pingsan.
Tindakan yang dilakukan bila racun masuk ke dalam badan melalui pernapasan:
1. Para penolong harus memakai alat pelindung pernapasan (gas masker)
untuk melindungi mereka terhadap gas atau uap beracun. Jangan
memasuki ruangan yang diduga ada gas/uap racun tanpa tali pengikat yang
diikatkan pada badan serta ujung yang lainnya dipegang oleh orang lain
yang berada di luar daerah yang berbahaya.
2. Bawalah korban dengan segera ke tempat di udara terbuka.
3. Bila perlu segera lakukan pernapasan buatan. Botol gas oksigen hanya
boleh dipergunakan oleh oarng yang terlatih dan berwenang.
4. Lakukan pernapasan buatan ini sampai datangnya dokter.
14
Tindakan yang dilakukan bila terkena luka bakar :
Setiap luka bakar yang parah (derajat 3) korban harus segera dibawa ke
rumah sakit. Keadaaan yang gawat ditandai dengan “keadaan shock” dari korban
(deman, badan bergetar,mengigau, pingsan dan napas terputus-putus) yang dapat
menyebabkan kematian dalam jangka waktu beberapa jam.
Jangan mengobati lukanya dengan salep atau obat-obatan yang berlemak.
Jangan melepaskan pakaiannya kecuali pakaiannya terbuat dari nylon. Basahilah
pakaiannya dengan air dingin.
Setiap luka bakar melepuh (derajat 2)
1. Bagian yang melepuh serta kulit disekitarnya di olesi dengan
mercurochrom atau mercurochardil,atau di lap dengan alkohol 94%.
2. Tutuplah dengan kain kasa yang steril
3. Hindarilah sentuhan dengan bagian yang melepuh, apa lagi menusuknya
untuk mengeluarkan cairan lepuhan.
Bila lepuhan luka bakarnya telah pecah:
a. Dicuci hamakan dengan larutan cetavlon yang encer.
b. Guntinglah bagian kulit yang terlepas oleh lepuhan.
c. Tutupi dengan kain pembalut yang steril.
d. Juga pada luka bakar yang diduga tidak parah, sebaiknya diminta
nasihat dokter.
15
5. Bila korban tidak pingsan, berilah dia dengan larutan natriumbikarbonat (
1 sendok teh dalam ½ gelas).
6. Bila korban pingsan , maka lakukan segera pernapasan buatan. Jangan
memberinya minum atau makan pada keadaan ini.
7. Apapun akibatnya, korban harus ke rumah sakit untuk perawatan
selanjutnya.
16
Gambar 7.1. Jalur nadi dari jantung
17
Bila terjadi pemapasan terhenti, maka dapat diatasi dengan memberikan
pernapasan buatan, antara lain dengan cara dari mulut ke mulut sebagai berikut:
Menghindarkan suatu hambatan dari mulut, dengan jalan membuka mulut
si korban dengan jari, seperti terlilhat pada gambar.7.2
18
Buka mulutnya lebar-lebar dan tarik napas dalam-dalam. Pijit lubang
hidungnya dan padukan mulutmu ke kepada mulutnya. Hembus dengan
keras ke dalam paru-parunya sampai penuh. Lepaskan mulutmu dan
perhatikan gerakan-gerakan dari si korban. Bila penghembusannya
sempurna, ulangi lagi cara tadi hingga si korban bernapas kembali, (Lihat
gambar 7.5).
19
Tumpangkan tangan kiri diatas tangan kanan.
Tekan kedua tanganmu dengan kuat ke depan sedemikian rupa sehingga
berat badanmu menekan dada si korban sampai kira-kira 5 cm ( tidak
boleh lebih dari 5 cm ).
Ulangi gerakan ini terus-menerus selang satu detik, dan lakukanlah dengan
hati-hati, karena bila dikerjakan dengan kekerasan akan berbahaya.
Bila bekerja sendirian pijitan jantung masih dapat diterapkan sambil melakukan
pernapasan dari mu lut ke mulut:
Berlututlah di mmping si korban dekat dadanya.
Lakukanlah beberpa kali pernapasan buatan seperti yang telah diuraikan
sebelumnya.
Gantilah dengan cara pijitan jantung dan tekanlah dadanya lima selang satu detik.
Berilah hembusa lagi.
Ulangi pijitan jantung lima kali. Lanjutkan pernapasan buatan ini berganti-ganti,
yaitu satu hembusan dan lima kali penekanan dada sampai pertolongan datang.
(Gambar 7.7)
VII. 5 Lemas
Lemas dapat terjadi karena jatuh ke dalam air, terisap gas beracun,
tergantung, tercekik, atau terkejut. Dalam semua kejadian ini, maka keadaan si
korban sebenarnya sama, yaitu udara tidak dapat sampai masuk ke dalam
20
paru-paru dan cara mengobatinya pun sama, pula. Lekaslah bawa orang yang
lemas itu ke tempat yang lapang, danusahakan supaya ia dapat lekas bernapas
kembali seperti yang diterangkan di bawah ini. Buka bajunya dan baringkan
menelungkup, tarik lidahnya keluar. Jika si korban lemas karena terjatuh ke air.
tekan perutnya dengan tangan angkat badanya tinggi-tinggi, biarkan kepalanya ke
bawah. Biarkan si korban dalam sikap demikian selama beberapa menit supaya
air yang masuk ke dalam perutnya dapat keluar.
Kemudian baringkan ia kembali lurus-lurus, hadapkan kepalanya kesamping.
Dengan pergerakan yang harus dilakukan seperti yang, diterangkan di bawah mi,
maka dada si korban akan kembang dan kempis sehingga udara dapat masuk dan
keluar paru-paru seperti bernapas biasa.
Berlututlah dekat si korban, letakkan kedua tangan di pinggangnya. Jika
pinggangnya ditekan, dengan cepat lepaskan tekanan itu. Dada si korban akan
berkembang dan udara yang baru akan terisap masuk. Teruskan gerakan ini
sampai lima belas kali dalam semenit, sehingga pernapasan si korban sempurna
kembali. Dalam mengembalikan napas, jagalah agar suhu badan si korban itu
tetap hangat danjuru rawat yang lain hendaknya menggosok kakinya kuat -kuat
supaya peredaran darah baik kembali. Dekapkanlah botol yang berisi air
panas di telapak kakinya. Usaha mengembalikan napas ini hendaklah segera
dilakukan, sebab jika si korban yang lemas terlalu lama dibiarkan tidak bernapas
ia terus mati. (Gambar 7.8).
21
VII. 6 Terisap Gas Asam Arang dan Karbon Monoksida
Dalam hal terisap gas asam arang atau gas karbon monoksida si korban akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut: rasa letih dan lemah, muka berkerut,
otot-otot kendur biji mata membesar tetapi tidak bergerak dan tidak ada refleks,
napas dan denyut radi lemah, kadang-kadang si korban rubuh dan tidak sadarkan
diri serta pernapasannya tersendat-sandat.
Bila ditemui hal yang demikian, secepatnya bawa si korban keluar ruangan
atau ke tempat lapang. Lakukan dengan segera pernapasan buatan isapkan ke
hidungnya gas oksigen atau gas amonia dan gosok badannya.
22
Suatu luka yang banyak pendarahannya dan terjadi terutama pada
pergelangan tangan tangan atau jari harus dianggap serius dan harus mendapat
perhatian dan pertolongan yang khusus. Umpamanya segera diberikan
pertolongan pertama dengan menekan pada bagian yang luka adalah baik sekali
untuk dilakukan, karena hal itu dapat menghentikan pendarahan dan
menghindarkan infeksi.
Tindakan dengan segera khusus pada pendarahanyangbanyak, yaitu:
a. Baringkan si korban dengan kepala bersandar.
b. Bila mungkin, angkat bagian yang luka sehingga rata dengan badan.
c. Tekan pada lukanya.
d. Panggil orang yang bisa membantu.
Menghentikan pendarahan yang banyak
Tekanlah kedua belah sisi bagian yang luka. Cara ini dapat menghentikan
pendarahan. Bila pendarahan berhenti, tarik kain di alas lukanya dan tutup dengan
bantalan kecil yang bersih. Bila luka itu terjadi pada bagian bawah daripada
tangan, karena terkena benda yang tajam, maka untuk menghentikan pendarahan
angkatlah tangan si korban ke atas dan bengkokkan.
Untuk merawat luka yang lebar, pemakaian bantalan kecil yang bersih
adalah lebih baik daripada hanya memakai pembalut tunggal, karena pembalut
tersebut dapat menekan luka dengan lebih keras. Bila pendarahanhya banyak,
pakailah lebih dari satu bantalan.
Orang yang berbadan sehat bila mendapat luka, maka luka itu biasanya akan lekas
sembuh dan tak akan mudah meroyak atau pun meradang. Darah yang keluar dan
luka mungkin mengandung kotoran dan juga kuman penyakit yang telah masuk ke
dalam damh pada waktu luka terjadi. Luka yang tidak berdarah mudah meroyak
karena kotoran yang masuk dengan mudah dapat merusak jaringan sekeliling luka
itu.
Banyak luka yang meroyak disebabkan oleh salah pengobatan. Untuk
mengatasi hal itu dan juga untuk mencegah masuknya kuman-kuman, maka
semua benda yang akan dipakai untuk menahan darah harus dicelupkan terlebih
dahulu ke dalam air panas supaya kuman-kumannya mati. Tangan si penolong
23
hendaklah dicuci bersib. bersih dan dibarut dengan alkohol sebelum menjamah
luka.
Untuk mencuci luka sebaiknya dipakai yodium yang berkadar 3% atau
mercurachrome yang berkadar 2%.
Catatan:
Jika terjadi pendarahan pada jari, lengan, telapak tangan, dekat lutut, paha dan lain
sebagainya, pijitlah pembuluh darah itu atau ikat dengan kain dan gunakan
sepotong benda yang keras seperti kayu atau lainnya supaya pembuluh darah itu
tertekan.
24
Gambar dibawah ini adalah cara menghentikan pendarahan bila terjadi luka.
Cara membalut
Pembalut berfungsi untuk :
a. Meletakkan obat pada luka.
25
b. Membalut bidai pada anggota badan yang patah.
c. Menekan pembuluh darah yang mengalirkan darah pada luka itu.
d. Membalut bagian yang melentur seperti perut, dan menenangkan
bagian-bagian yang sakit seperti dada dalam hal radang paru- paru atau
sendi dalam hal encok dan lain-lain.
Pembalut itu dapat dibuat dari kain. Untuk membalut bagian tubuh yang
besar seperti dada, perut clan sebagainya dapat digunakan kain yang biasa, tetap
utuk membalut jari, kepala atau targan lebah haik dipakai kain yang tipis. Leber
Pembalut itu harus disesuaikan dengan yang diperlukan, seperti untuk jari harus
kecil dan lain sebagainya. Pembalut itu harus digulung kuat-kuat supaya tetap
bersih dan mudah mempergunakannya.
26
12. Yodium tintur : cairan desinfectants untuk mengobati luka-luka baru yang
dianggap cukup berbahaya dan besar yang diakibatkan benda-benda
berkarat, juga binatang berbisa.
13. Amomiac licuida: cairan perangsang bagi orang pingsan, juga untuk
mengulas luka bekas gigitan binatang serangga.
14. Licuida burowi: cairan sebagai pendemah (pengompres) yang bengkak.
15. Boorwater: cairan pencuci mata atau pencuci luka.
16. Sulfazinci: cairan untuk pengobat mata yang sakit (1%)
17. Minyak gandapura: cairan panas penghangat,obat gosok.
18. Sulfanilamide pooder tepung penabur luka sebagai desinfectants.
19. Tablet norit: untuk keracuman atau obat sakit perut (mencret).
20. Tablet Bicarbonas Natricus: untuk keracunan atau perut mulas.
21. Tablet acepheco atau acetozal: obat sakit kepala, demam, pusing dan lain-
lain.
22. Tanine zalf, levertrann self, brand zalf: salap pengobat atau pengulas luka
bakar.
23. Kapas : banyak sekali kegunaannya.
24. Pisau atau silet : untuk alat pemotong.
Catatan:
* Obat-obatan atau alat-alat PPPK harus disimpan dalam suatu tempat yang
terkunci dan tertutup rapat.
* Jauhkan peti atau tas PPPK dari jangkauan anak-anak.
* Berilah tanda pengenal dengan huru : PPPK dengan palang merah atau palang
hijau.
* Setiap tempat obat dibubuhi etiket obatyang jelas menunjukkan nama obat
kegunaannya dan tanggal penerimaannnya.
27
Kode warna Obat:
Biru : Untuk obat luar, tidak boleh diminum.
Putih : Untuk obat yang dapat diminum atau dimakan.
Merah : Untuk obat yang mengandung racun dan berbahaya, misalnya obat-obat
desinfectants, racun dan lain-lain.
28
mungkin teregang atau terpuntir. Hal ini mungkin menyebabkan sakit sekali dan
sendi itu menjadi bengkak. Kalau ditekan rasanya lembut dan susah digerakkan.
Tetapi ujung tulang tetap di tempatnya, tidak keluar seperti dalam keadaan
terkilir. Urat teregang atau terpuntir sering kali terjadi pada kaki, lutut, ik. atart
pergelangan tangan.
Cara mengatasinya
1. Anggota yang sakit itu tidak digerakkan.
2. Barutkan as di sekeliling tempat yang sakit itu.
3. Ikatlah dengan kain pembalut.
4. Kira-kira empat jam setelah itu dilakukan demah hangat dan demah sejuk
berganti. ganti.
5. Pada hari yang kedua mulailah mengurutya, dilakukan secara lambat-
lambat dan anggota yang sakit An digerakkan sedikit-sedikit.
Jika sakitnya tidak berangsur baik dalam beberapa hari, mungkin ada tulang yang
patah.
c. Gegar Otak
Gegar otak mungkin disebabkan oleh kena pukulan atau jatuh. Tanda-
tanda adalah sebagai berikut:
Biji mata tidak sama besar dan anggota badan terasa lumpuh. Biasanya keadaan
yang seperti itu hanya sebentar saja. Jika pada kecelakaan itu terjadi si korban
masih sadarkan dirinya dan kemudian ia pingsan dengan perlahan-lahan, maka
keadaan ini mungkin disebabkan karena salah satu pembuluh darah di otak pecah,
dan menimbulkan tekanan otak. Si korban biasanya lemah sekali dan tidak dapat
disadarkan dan pingsannya.
Cara mengatasinya
Baringkan si korban dengan melintang dan kepalanya angkat sedikit.
Demah sejuk pada kepalanya dan demah hangat pada ujung kakinya clan
tangannya. Hendaklah segera minta pertolongan dokter, sebab jika ada pembuluh
darah yang pecah dan darah itu menjadi beku di otak, atau otak tercedera karena
serpihan tulang, maka hanya dengan jalan bedah saja si korban dapat ditolong.
29
d. Luka Memar
Luka memar ialah suatu kecederaan pada jaringan karena kena pukul.
Kulit mungkin tidak pecah, hanya jaringan yang kena pukul itu bengkak dan
berlainan warnanya, umpamanya merah, hitam atau biru.
Jika pembuluh darah pecah, maka biasanya darah masuk ke dalam
jaringan-jaringan. Darah itu menjadi beku dan dapat pula menyebabkan terjadinya
nanah. Jika kulit mengelupas kena pukul. Basuhlah luka itu dengan air yang
bersih setelah itu olesi dengan mercurochrome yang berkadar 2% atau yodium
yang berkadar 3%. Alkohol pun baik pula dipakai sebagai pembarut, supaya
bengkaknya surut.
Demah hangat dan sejuk berganti ganti akan menolong meng urangi rasa sakit.
Jika darah yang beku itu besar, koreklah dengan ujung pisau yang bersih
kemudian basuh dengan kapas yang bersih dan balut baik-baik.
30
Lebih-lebih lagi orang yang telah menderita penyakit menahun seperti batuk
kering, malaria dan lain-lain, cepat sekali terkena pingsan hangat.
Banyak perempuan yang bekerja di sawah dan ladang sewaktu panas
sangat terik jatuh pingsan. Demikian pula pekerja yang menjaga api dalam kapal,
kereta api atau di kamar mesin.
Kamar yang sempit yang kurang peranginannya (ventilasi) serta didiami oleh
terlalu banyak manusia adalah satu satu penyebab yang mengakibatkan pingsan.
Begitu pula orang yang gemuk dan berpakaian terlalu sempit mudah sekah
terserang pingsan panas ini.
Tanda-tanda orang yang terserang pingsan panas adalah mula-mula merasa
pening, kemudian is jatuh dun tidak sadarkan diri beberapa lama. Mukanya pucat,
biji matanya terbeliak dan napasnya deras tetapi lemah, badannya sejuk dan
kulitnya berpeluh serta suhu badannya lebih rendah dari yang biasa. Dalam
beberapa, waktu ia siuman kembali tetapi kepalanya terasa terus sakit dan
mukanya tetap pucat .Pingsan hangat ini biasanya tidak membawa maut kecuali
pada mereka yang memang telah lama menderita penyakit yang berat.
Cara mengatasinya
Buka atau longgarkan baju si korban dan gosok kaki dan tanganya.
Rendam kakinya dalam air yang suam kuku dan beri ia minum air hangat. Lekas
bawa atau usung is pulang. Usahakan supaya is tetap buang air besar dan jika
perlu pompalah perutnya. Jangan ia dimandikan atau didemah dengan air yang
sejuk. Dalam hal ini tidak perlu diberi obat. Yang perlu sekali ialah beristirahat
dan makanan yang tepat.
31
atau dengan putih telur yang telah dicampur dengan minyak kelapa hangat,
dengan per. bandingan yang sama.
Jika yang terbakar itu terletak di tempat yang susah sekali, buka
pakaiannya, berikan demah pada bagian yang terbakar itu dengan kain yang telah
dibasahi dengan air yang talah dicampur dengan boozuur atau garam.
Biarkan kain yang telah basah itu ditaruh di atasnya beberapa jam setiap
hari. Dan bila itu diangkat, percikan boorzuur poeder di atasnya. Obat yang telah
disediakan (campuran nature, satu sendok boozuur dengan dum sendok vaselin)
dapat dioleskan pada kain yang ditaruh di atas luka yang terbakar itu.
Apabila kulit melepuh (bullosa yang artinya pembakaran sudah sampai
pads kulit ari: terdapat gelembung-gelembung Yang berisi cairan kuning yang
bersih) kena air mendidih also kena hands panas maka akan terjadi bintik-bintik.
Bintik. bintik itu fidak perlu dipecahkan, jika tidak begitu besar. Salah satu chat
untuk menghilangkan sakitnya ialah larutan picric acid ' Pada hari yang kedua dan
berikutnya pakailah boric aci atau tannic mid.
Melepuh kecil kecil pada kulit janganlah diganggu, biarkan begitu saja
karana is akan sembuh dragon sendirinya. Terapi bila terjadi melepuh yang besar,
hendaklah dipecahkan atau kulit yang melepuh itu ditusuk dengan perkakas yang
telah dicelupkan terlebih dahulu ke dalam air panas dun kemudian dibasuh dengan
boric acid. Sapukan obat tersebut di atas dengan kain yang halus atau kapas.
Jika yang melepuh itu terbuka (terkelupas), hendaklah dijaga baik-baik
supaya tidak dimasuki kotoran. Cuci tempat itu dengan air yang sudah dimasak
atau dengan boric acid atau dengan larutan potasium permanganate. Sesudah itu,
sapulah dengan mercurochrome yang berkadar 2% dan di atasnya barut dengan
boric acid atau tannic acid.
Cara pengobatan hendaklah dilakukan setiap hari. Jika keadaannya telah
hampir baik, obatilah seperti mengobati luka-luka dan kain pembalutnya harus
diganti setiap hari.
Karena melepuh yang besar itu terasa sangat pedih, maka untuk
meringankan perasaan pedih itu bagian anggota yang sakit itu hendaklah
direndam air garam (3. 5%) sekali dalam tiga jam. Air garamnya harus selalu
32
bersih dan berganti-ganti. Untuk melepuh yang kecil, air garam baik juga dipakai;
celupkan kain yang bersih ke dalamnya dan balutkan kain itu ke tempat yang
melepuh. Dengan demikian jaringan-jaringan yang sakit akan baik kembali, luka
menjadi bersih dan cepat sembuh.
Melepuh pada seluruh badan biasanya membawa maut, karena racun-racun yang
timbul karena jaringan yang masuk ke dalam.
Orang yang terkena arus listrik kalau lekas tertolong, kadang-kadang
jiwanya dapat di selamatkan.
Cara mengatasinya :
Pakailah papan atau kayu yang kering dan jangan menggunakan benda
dari logam, atau kayu basah. Atau dengan jalan manarik bagian pakaian yang
kering,seperti: tali baju syal (scarf), tepi baju si korban, bagian kering lainnya dari
pakaian ikat pinggang. Dapat juga digunakan gulangan kertas baru, slang bukan
logam, tabung PVC, tabung kertas bakelit.
Jauhkan segera hubungan dengan si korban, Bungkus tanganmu dengan
heads kering, bila sarang tangan karat tidak dapat dugunakan Setelah itu
usahakanlah mengembalikan napasnya, seperti pada hal yang telah diterangkan
dahulu. Bagian badan yang terbakar hendaklah diobati. Bila terbakarnya terjadi
karena sesuatu zat kimia, yaitu dengan asam atau alkali : zat kimianya harus
tercuci bersih dengan air yang bersih.
33
6. Ujung pembalut harus disemat, diikat atau direkat dengan kain perekat
(plester)
34
Saat penempelan pelekat itu, hendaklah saat si korban sedang bernapas ke
luar: jangan di saat in sedang menarik napas. Sesudah ditempelkan, maka untuk
penahan pelekat itu tetap teguh, lilitkan pula di luar sehelai kain pe mbalut.
Untuk sendi yang terkilir, seperti di pergelangan kaki, kain pelekat itu
sangat berguna. Gunting beberapa helai kira-kira lima belas inci panjangnya dan
satu inci lebarnya. Mulailah melekatkannya pada pergelangan kaki dari belakang
menuju ke muka, ke bawah ke telapak kaki, kelilingi pergelangan kaki itu dan
lilitkan ke atas sampai ke betis. Supaya mudah dibuka pelekat itu teteskan bensin
sedikit ke atasnya.
Gambar-gambar Cara Mempergunakan Pembalut
Mula-mula buka pembalut itu dari gulungannya. Cara memegang dan
mernbuka pembalut perhatikan gambar 7.9 di bawah ini.
35
Cara membalut lengan yang terluka dengan cara membalut pilin (gambar 7.11).
Membalut dimulai dari ibu jari yang terluka. Membalut dimulai dari ibu
jari yang luka dan berakhir dan diikat pada pergelangan tangan.
36
Cara membalut bila terdapat luka pada telapak tangan.
Gambar 7.15 Cara akhir membalut pada telapak tangan yang terluka.
Gambar 7.17 Cara membalut pilin bila terjadi luka pada bahu.
37
Cara pembalut mata, bila terjadi mata kena sayatan atau kemasukan benda
(bram). Pembalutan dilakukan supaya mata tidak kena infeksi.
Cara membalut pada kepala. Bila rambut kepala menghalangi luka pada
waktu pengobatan, lebih baik bagian rambut yang sekira menghalangi luka harus
dipotong.
38
Patah Tulang
A. Patah Tulang Lengan
1. Sediakan terlebih dahulu bidai itu diberi lapisan kapas atau kain
yang terasa empuk.
39
4. Setelah kita lakukan pembalutan, angkat dan usung si korban ke rumah
sakit.
40