Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGENAL MASALAH K3 DI LABORATORIUM MEDIS

Dosen Pembimbing:
Netti Herawati, SST, M.Pd

OLEH:
KELOMPOK 4
Okta Ari Susanti
Salbiyatun
Sinta Puspitasari
Atik Ponisih
Patmawati
Evi Meniene
Siti Patimah
Magfir Hayati
Lina Lastri

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI PROGRAM STUDI


SARJANA TERAPA KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN
AHLI JENJANG KELAS BATANG HARI
2022-2023
KATA PENGANTAR

 Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul “Mengenal Masalh K3 di

Laboratorium Medis”

Makalah ini penulis susun dalam rangka pencapaian kompetensi, dan

merupakan salah satu tugas kelompok yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswi

Prodi DIV Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat

memenuhi tugas kelompok.

Jambi, 2023

                                                                          

                           Penulis

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Laboratorium fire assay di PT. Smelting merupakan salah satu sub bagian

di Quality Management & Laboratorium Section Technical Department yang

khusus menangani analisis kandungan logam-logam mulia dalam sampel

batuan, bijih, maupun mineral. Logam-logam mulia yang dimaksud adalah

emas (Au), perak (Ag), platina (Pt) dan paladium (Pd). Beban kerja fisik di

laboratorium fire assay dapat disebut relatif berat. Dimulai dari paparan panas

di depan tanur dengan suhu 1100-1150 C, paparan debu bahan-bahan kimia

penyusun fluks dan sampelnya (Suma’mur, 2013).

Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan

resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban

kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada

pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu

derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas.

Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah

kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang

pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja (Suma’mur, 2013).

Beban kerja merupakan suatu tuntutan pekerja saat menerima permintaan,

perintah atau tuntutan yang akan menghasilkan suatu bentuk dan tingkatan

kinerja. Sehingga secara tidak langsung, produktivitas pekerja dipengaruhi

oleh beban kerja yang diterimanya, yang terindikasi lewat kinerjanya. Beban

kerja yang diterima pekerja dapat berupa beban kerja fisik, seperti paparan

2
suhu lingkungan, kebisingan, pencahayaan yang berdampak pada metabolisme

tubuh pekerja dari detak jantung, konsumsi oksigen, suhu tubuh dan

sebagainya yang terlihat lebih konkrit dan dekat dengan aspek keselamatan

dan kesehatan kerja. Beban kerja dapat pula berupa beban kerja mental yang

terindikasi lebih subjektif terhadap masing-masing subjek pekerja, seperti

beban waktu, usaha, stress, dan sebagainya (Suma’mur, 2013).

Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja berkaitan dengan

kemampuan kerja pegawai. Kemampuan kerja adalah kapasitas seseorang

individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Totalitas

kemampuan dari seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua

perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Dengan

bertambahnya kemampuan kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan

akan mempercepat selesainya pekerjaan (Suma’mur, 2013).

Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan

memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan

menyenagi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut

akan betah ditempat kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja

dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai

akan dapat menurunkan kinerja karyawan (Suma’mur, 2013).

Fasilitas kesehatan, termasuk di dalamnya rumah sakit, puskesmas, balai

kesehatan masyarakat, klinik, laboratorium klinik, dan laboratorium

kesehatan, merupakan tempat kerja yang sangat sarat dengan potensi bahaya

kesehatan dan keselamatan pekerjanya. Risiko terjadinya gangguan kesehatan

dan kecelakaan menjadi semakin besar mengingat fasilitas kesehatan

3
merupakan tempat kerja yang padat tenaga kerja. Dan dari berbagai penelitian

menunjukan bahwa prevalensi gangguan kesehatan yang terjadi di fasilitas

kesehatan lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lainnya (Mansyur, 2017).

Salah satu fasilitas kesehatan adalah laboratorium, dimana laboratorium

merupakan tempat yang paling beresiko atas terjadinya kecelakaan kerja,

karena dalam laboratorium melakukan aktifitas yang berhubungan dengan

sifat-sifat fisik, biologi, dan kimia serta lainnya yang tentunya akan

berdampak kesehatan dan keselamatan pada aspek fisik, mental dan sosial

bagi praktikan di laboratorium.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kapasitas kerja?

2. Apa yang dimaksud dengan beban kerja?

3. Apa yang dimaksud dengan lingkungan kerja?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kapasitas kerja.

2. Untuk mengetahui beban kerja.

3. Untuk mengetahui lingkungan kerja.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah K3 di Laboratorium Medis

1. Kapasitas Kerja

Kapasitas kerja adalah kemampuan fisik prima yang diperlukan

seseorang untuk melakukan pekerjaannya dengan optimal. Kinerja

(performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan

resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban

kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada

pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu

derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas.

Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah

kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada

akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya

belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran

bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30%

menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia.

Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja

untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi

dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih

di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai

banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya

5
mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah

penyakit akibat hubungan kerja (PAHK) dan kecelakaan kerja.

2. Beban Kerja

a. Pengertian Beban Kerja

Beban kerja adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh

setiap organisasi, karena beban kerja adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan. Beban kerja adalah volume dari hasil

kerja atau catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume

yang dihasilkan oleh sejumlah pegawai dalam suatu bagian tertentu.

Jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau

seseorang dalam waktu tertentu atau beban kerja dapat dilihat pada sudut

pandang objektif dan subjektif. Secara objektif adalah keseluruhan

waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Sedangkan

beban kerja secara subjektif adalah ukuran yang dipakai seseorang

terhadap pernyataan tentang perasaan kelebihan beban kerja, ukuran dari

tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja.

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat

teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan

pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja

bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat

menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan

pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat

beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja

yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa

6
melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam

jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja. Tetapi secara

umum, faktor yang mempengaruhi beban kerja tediri dari dua faktor yaitu

faktor eksternal dan faktor internal. Menurut Manuaba (2000), faktor-

faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain:

1) Faktor eksternal

Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja,

seperti:

a) Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang,

tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan

tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas

pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan.

b) Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat,

shift kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur

organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.

c) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan

kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja

psikologis.

2) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu

sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal

meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status

7
gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi,

kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

c. Macam-Macam Beban Kerja

1) Beban Kerja Fisik

Beban kerja fisik merupakan perbedaan antara tuntutan pekerjaan

dengan kemampuan pekerja untuk memenuhi tuntutan pekerjaan

itu secara fisik (Hancock dan Meshkati, 1998). Beban kerja untuk

jenis ini lebih mudah diketahui karena dapat diukur secara langsung

dari kondisi fisik yang bersangkutan.

Kerja fisik dikelompokkan oleh menjadi tiga jenis, yaitu :

a) Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian besar

otot biasanya melibatkan dua pertiga atau tiga perempat otot tubuh.

b) Kerja sebagian otot, yang membutuhkan lebih sedikit energi

expenditure karena otot yang dipergunakan lebih sedikit.

c) Kerja otot statis, yaitu otot yang dipergunakan untuk

menghasilkan gaya, tetapi tanpa kerja mekanik membutuhkan

kontraksi sebagian otot.

Menurut Rodhal (2013) dalam Tarwaka, dkk. (2014) bahwa

penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara

objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian

tidak langsung.

8
2) Beban Kerja Mental

Beban kerja mental merupakan perbedaan antara tuntutan kerja

mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang

bersangkutan. Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di

lingkungan kerja antara lain disebabkan oleh:

a) Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi

dalam waktu lama.

b) Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan

tanggung jawab besar.

c) Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton.

d) Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat

kerja yang terisolasi dengan orang lain.

3. Lingkungan Kerja

a. Lingkungan Kerja Laboratorium

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar

karyawan dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang

diembankan kepadanya misalnya dengan adanya air conditioner (AC),

penerangan yang memadai dan sebagainya. Lingkungan kerja adalah

sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat mempegaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas seperti temperatur, kelembapan,

ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai

tidaknya alat-alat perlengkapan kerja.

9
Laboratorium yang mengikuti sistim manajemen mutu antara lain

SNI ISO IEC 17025:2008, SNI ISO 9001:2015, CWA 15793:2008 pasti

harus memenuhi persyaratan baik persyaratan manajemen maupun

persyaratan teknis.  Persyaratan teknis terkait dengan bahasan ini

diantaranya adalah persyaratan terkait dengan fasilitas sarana/prasarana

baik secara fisik, proses dan jasa pendukung serta lingkungan kerja, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Kondisi Akomodasi merupakan kondisi dari fasilitas yang bersifat

fisik yang ada dalam suatu organisasi yang diperlukan untuk

berjalannya proses yang merupakan tugas utama dari organisasi

tersebut.

2) Fasilitas sarana /prasarana yang bersifat fisik yaitu gedung/bangunan,

ruang pengujian/ruang kerja dan sarana penting terkait lainnya

(misalnya furniture)

3) Fasilitas bersifat proses baik perangkat keras maupun perangkat lunak

yaitu peralatan pengujian atau peralatan produksi, bahan uji atau

bahan untuk proses produksi, sistim drainase, alur /mekanisme keluar

masuk pekerja, agen biologic dll.

4) Fasilitas jasa pendukung yaitu sarana angkutan, informasi,

komunikasi.

Kondisi Lingkungan merupakan suatu kondisi yang diperlukan

dalam pengujian atau proses produksi untuk mencapai suatu kesesuaian

hasil/tujuan produksi sesuai metode /mutu yang dipersyaratkan yang

dapat mempengaruhi hasil yang akan dicapai, misalnya debu, ventilasi,


10
kebisingan /tingkat bunyi dan getaran, daya elektromagnetik, radiasi,

kelembaban, daya listrik, suhu, pencahayaan atau cuaca dll.

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat

mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan kecelakaan kerja

(Occupational Accident), penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit

akibat hubungan kerja (PAHK) (Occupational Disease & Work

Related Diseases).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laboratorium fire assay di PT. Smelting merupakan salah satu sub bagian

di Quality Management & Laboratorium Section Technical Department yang

khusus menangani analisis kandungan logam-logam mulia dalam sampel

batuan, bijih, maupun mineral. Logam-logam mulia yang dimaksud adalah

emas (Au), perak (Ag), platina (Pt) dan paladium (Pd). Beban kerja fisik di

laboratorium fire assay dapat disebut relatif berat. Dimulai dari paparan panas

di depan tanur dengan suhu 1100-1150 C, paparan debu bahan-bahan kimia

penyusun fluks dan sampelnya.

B. Saran

Salah satu fasilitas kesehatan adalah laboratorium, dimana laboratorium

merupakan tempat yang paling beresiko atas terjadinya kecelakaan kerja,

karena dalam laboratorium melakukan aktifitas yang berhubungan dengan

sifat-sifat fisik, biologi, dan kimia serta lainnya yang tentunya akan berdampak

kesehatan dan keselamatan pada aspek fisik, mental dan sosial bagi praktikan

di laboratorium.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ike dan Sriyono, 2022


Keselamatan Kesehatan Kerja di Laboratorium dan
Dampaknya Bagi Lingkungan
https://www.academia.edu/5704835/Makalah_Kesehatan_Kerja
https://www.slideshare.net/faridafsihotang/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
dilaboratorium-kesehatan
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=MENGENAL+MASALAH+K3+DI+LABORATORIUM+MEDIS

13

Anda mungkin juga menyukai