Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, Pengamat Sebut Pilot Tak Punya Pilihan: Waktu Tersisa Hanya 2

Menit

Senin, 11 Januari 2021 14:30

TRIBUNSTYLE.COM - Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf mencoba mengungkap teka-teki


penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Dari hasil analisa Andi Isdar Yusuf, terkuak
betapa gentingnya situasi yang dihadapi para pilot Sriwijaya Air SJ-182 sebelum akhirnya jatuh
dan hancur. Bagaimana tidak, Andi Isdar Yusuf menduga pilot Sriwijaya Air tak memiliki pilihan
dalam waktu dua menit untuk mengendalikan pesawat. Ya, rupanya Andi Isdar Yusuf menduga
penyebab terjadinya tragedi ini adalah copotnya elevator pesawat Sriwijaya Air setelah berada
di ketinggian ribuan meter. Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hanya punya waktu dua menit.
Setelah itu, sriwijaya air jatuh, terjun ke laut.

Karena lautnya dangkal, hanya 23 meter, kata Andi Isdar Yusuf, saat elevator Pesawat Sriwijaya
Air SJ82, pesawat langsung menghantam lumpur dan terhambur di dasar laut. “Dugaan saya,
elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 copot. Ini kompartemen penting dalam pesawat. Kalau ini
copot, pilot tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Andi Isdar Yusuf via telepon, Senin (11/1/2021)
pagi. Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di laut Kepulauan Seribu, setelah
kehilangan kontak sekitar pukul 14.30 WIB, Sabtu (9/1/2021).

Menurut Andi Isdar Yusuf, situasi itu berlangsug sangat cepat. “Begitu elevator Pesawat
Sriwijaya Air SJ82 copot, maka tidak ada yang bisa membantu, langsung terjun,” kata Andi Isdar
Yusuf. Praktisi hukum yang pemerhati penerbangan sipil, Andi Isdar Yusuf, yang juga Alumnus
Universitas Hasanuddin (Unhas) itu mengatakan, elevator adalah kompartemen penting dan
krusial di pesawat. “Letaknya itu di belakang, saya horisontal di ekor pesawat,” ujar Andi Isdar
Yusuf. Elevator berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan
pesawat naik atau turun dan selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat
dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat. “Jadi elevator itu naik-turun. Dulu digerakkan
pakai kabel, sekarang sudah nirkabel, otomatis. Saya menduga, elevatornya itu copot karena
perawatan yang tidak maksimal. Itu kan semacam engsel yang bergerak naik-turun, bisa saja
karatan, atau apala. Makanya faktor perawatan sangat penting,” jelas Andi Isdar Yusuf. Gerakan
elevator ke atas dan ke bawah. Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara
akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke
atas. Petugas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute
Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta,
Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar
pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang.
(TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut
kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya. “Coba bayangkan,
di ketinggain ribuan meter, dengan kecepatan tinggi, elevator Sriwijaya Air SJ-182 yang begitu
signifikan fungsinya copot atau tidak berfungsi,” kata Andi Isdar Yusuf. Beda jika salah satu
mesin yang rusak atau tidak berfungsi.

Jika kondisi ini yang terjadi, kata Andi Isdar Yusuf, maka pilot masih punya waktu untuk
melakukan kontak dengan pihak luar.. “Dan pasti, jika salah satu mesin yang rusak, pilot akan
kembali. Yang seperti ini sering kami alami dulu dan pilot pasti kembali.

kalau elevator yang rusak, copot, tidak ada pilihan, langsung terjun bebas itu pesawat,” jelas
Andi Isdar Yusuf. Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf mengatakan, sebenarnya elevator
Pesawat Sriwijaya Air SJ82 sudah berfungsi dan kondisi pesawat sudah melewati masa krusial
penerbangan. Karena sudah mengangkasa. Sebab, masa krusial dan saat paling kritis dalam
penerbangan adalah ketika pesawat akan naik.

“Begitu pesawat sudah... tek, naik, itu berarti elevator sudah berfungsi dan masa kritis berakhir.
Tapi mungkin ini elevatornya copot saat sudah naik ribuan meter,” kata Andi Isdar Yusuf. Meski
demikian, Andi Isdar Yusuf menegaskan, penyebabsriwijaya air jatuh belum bisa dipastikan.
Semua pihak harus menunggu hasil kajian KNKT, Komite Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT) sebagai pihak berwenang. “Setelah itu dicari kotak hitam. Nah, setelah semuanya itu,
barulah dilakukan pengkajian penyebab jatuhnya. Dan hasil kajian NKT itulah yang akan
mengungkap penyebab sriwijaya air jatuh. Jadi kita tunggu hasil kajian KNKT tentang penyebab
Swirijaya Air Jatuh,” kata Andi Isdar Yusuf. Merunut Penyebab Jatuhnya Pesawat Terbang
Sriwijaya Air SJ 182 Sementara itu kepada kecelakaan yang dialami Sriwijaya Air Flight SJ 182
pada sabtu kemarin. Kita semua tidak akan pernah mengetahui tentang penyebab terjadinya
kecelakaan itu sampai dengan KNKT menyelesaikan proses investigasi yang dilakukannya.
Biasanya KNKT akan segera mengumumkan hasil penyelidikan dalam 2 atau 3 tahap.

Minimal Preliminary Report atau hasil awal investigasi akan diumumkan ke publik dan setelah
selesai penyelidikan akan dikeluarkan Final Report yang merupakan hasil akhir dari proses
investigasi kecelakaan. Hasil final ini akan diumumkan dan pada format tertentu akan dikirim
kepada pihak pihak yang berkait. Tujuan utama dari dilakukannya penyelidikan penyebab
kecelakaan adalah agar kecelakaan serupa tidak akan terjadi lagi dimasa datang.

demikian maka sebenarnya kita tidak akan pernah mengetahui tentang penyebab terjadinya
kecelakaan sebelum KNKT selesai bekerja. KNKT akan bekerja mulai dari mengumpulkan data
awal sampai dengan membaca black box serta melakukan analisis mendalam dan menyeluruh
dengan para investigator professional, para pilot senior, para teknisi, perwakilan pabrik,
operator serta para ahli lain yang diperlukan. Itu yang menyebabkan bahwa hasil dari KNKT lah
yang dapat dijadikan satu satu nya rujukan mengenai penyebab kecelakaan pesawat terbang.
Hasil KNKT biasanya akan mengatakan bahwa the most probable cause adalah A, B, C yang
terbukti atau ditenggarai sebagai berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan.

Hal tersebut diikuti dengan serangkaian rekomendasi yang harus dilaksanakan instansi terkait
yang tujuannya sekali lagi adalah agar tidak terulang kembali terjadinya kecelakaan dengan
penyebab yang sama.Itulah lebih kurang tahapan dalam merunut penyebab terjadinya
kecelakaan pesawat terbang.

Anda mungkin juga menyukai