pe ny usun
Bachti Alisjahbana, dr., Sp.PD-KPTI, Ph.D.
Panji Hadisoemarto, dr., MPH.
Bony Wiem Lestari, dr., MSc.
Nur Afifah, dr.
Zuhaira Husna Fatma, dr.
Wulan Sari Nur Azkiyah, S. Gz., M.Sc.
Deny Fattah, S.KM.
Nury Fitria Dewi, S. Kep., Ns.
Eka Saptiningrum, S. Kep., Ns.
e dito r a hl i
Prof. Dr. Heda Melinda, dr., Sp.A(K), M.Kes.
Dr. Arto Yuwono Soeroto, dr., SpPD-KP FCCP, FINASIM
Dr. Prayudi Santoso, dr., SpPD-KP., M.Kes., FCCP, FINASIM
Iceu Dimas Kulsum, dr., SpPD-KP, SpP
Hendarsyah Suryadinata, dr., SpPD-KP., FINASIM
Indah Amelia, dr., M.K.M
Tim TBC Dinas Kesehatan Kota Bandung
Ukuran Buku: B5
Halaman: 58 + VI
ISBN 978-602-439-918-4
Hal ini tidak lepas dari 40% kasus TBC di Indonesia yang dikelola oleh layanan
kesehatan swasta dan tidak terpantau oleh Kementerian Kesehatan. Selain
rumah sakit swasta, layanan kesehatan swasta dilakukan oleh sekitar 70,000
dokter praktik swasta yang berpraktik secara mandiri atau di klinik-klinik.
Dokter praktik mandiri dan Klinik Swasta merupakan tempat pertama yang
dikunjungi oleh sebagian besar pasien TBC untuk memperoleh penanganan,
namun hanya melaporkan kurang dari 10% dari seluruh kasus TBC.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka kami
mendukung penyusunan “Buku Diagnosis dan Pengelolaan Tuberkulosis untuk
Dokter Praktik Swasta” yang merupakan hasil kerjasama Dinas Kesehatan Kota
Bandung dengan Tuberculosis Working Group Pusat Studi Infeksi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Semoga dengan adanya “Buku Diagnosis
dan Pengelolaan Tuberkulosis untuk Dokter Praktik Swasta” ini, setiap orang
yang tertular penyakit TBC dapat ditemukan secara dini, mendapat pelayanan
sesuai standar serta dapat meningkatkan kontribusi penanganan kasus TBC
oleh Dokter Praktik Mandiri / Swasta.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan “Buku Diagnosis dan Pengelolaan Tuberkulosis untuk
Dokter Praktik Swasta” ini. Semoga upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tuberkulosis di Kota Bandung dapat lebih baik lagi di masa depan.
Tim Peneliti dari Pusat Studi Infeksi Klinik yang saat ini sudah menjadi Pusat Riset
Pengelolaan dan Pengendalian Infeksi (RC3ID) dibawah UNPAD lebih dari 4 tahun
mendedikasikan diri dalam penelitian bidang Public- Private Mix. Bidang ini sangat
penting karena dikotomi layanan publik yang dikelola pemerintah dan swasta
yang berkembang secara swadaya, merupakan kondisi nyata yang ada di sistem
kesehatan Indonesia. Layanan swasta mempunyai kelebihan dari sisi kemudahan
akses bagi masyarakat, namun disisi lain, layanan kesehatan swasta memberikan
kualitas yang sangat bervariasi, dan ada sebagian yang memberikan kualitas lebih
rendah dari standar. Masalah lain adalah layanan kesehatan swasta tidak berjejaring
dengan layanan publik dari sisi pencatatan dan pelaporan kasus, padahal, dalam
upaya pengendalian penyakit dan pemantauan cakupan layanan kesehatan,
informasi ini sangat diperlukan.
Oleh karena itu kami mewakili FK UNPAD ingin memberikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya pada tim yang sudah menerbitkan
buku pedoman TBC yang praktis dan mudah di implementasikan oleh dokter
praktik Swasta. Semoga kegiatan ini akan menghasilkan terobosan dalam cara
penyampaiannya dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Kota Bandung,
Jawa Barat dan Indonesia pada akhirnya.
01
2 Perjalanan Alami Penyakit Tuberkulosis
02
26 Pemeriksaan Infeksi TBC Laten
03
38 Rujukan Diagnostik
Rujukan 39 Rujukan Pengobatan
Pencatatan dan
Pelaporan TBC
05
Komunikasi 48 Pentingnya Komunikasi Efektif
Antara Dokter dan Pasien
51 Informasi Penelitian
hal aman 47
53 Daftar Pustaka
55 Lampiran
AIDS H PMO
Acquired Immune Isoniazid Pengawas Menelan Obat
Deficiency Syndrome
HIV PP-INH
AJH Human Immunodeficiency Virus Pengobatan Pencegahan
Aspirasi Jarum Halus dengan Isoniazid
IGRA
ARV Interferon-Gamma R
Anti Retro Viral Release Assays Rifampisin
BB INH RNA
Berat Badan Isoniazid Ribonucleic acid
BTA ISTC RO
Bakteri Tahan Asam International Standards Resisten Obat Ganda
for Tuberculosis Care
CSF RS
Cerebro Spinal Fluid IVP Rumah Sakit
Intra Venous Pyelography
CT-Scan S
Computerized KDT Streptomicin
Tomography-Scan Kombinasi Dosis Tetap
TB atau TBC
DNA LJ Tuberkulosis
Deoxyribonucleic acid Lowenstein Jensen
TCM
DOTS LPA Tes Cepat Molekuler
Directly Observed Treatment Line Probe Assay
Short-Course
TST
MDR Tuberculin Skin Test
DST Multi Drug Resistant
Drug Susceptibility Testing
USG
MGIT Ultrasonografi
E Mycobacteria Growth
Etambutol Indicator Tube
WHO
World Health Organization
eN-TB MRI
Electronic Notification Magnetic Resonance Imaging
XDR
Extensively Drug
for Tuberculosis
MTB Resistant Tuberculosis
ERCP Mycobacterium tuberculosis
Endoscopic Retrograde
Z
Cholangiopancreatography
OAT Pirazinamid
Obat Anti TBC
Sumber: dikembangkan dari Permenkes no. 67 tahun 2016 dan global TB report 2019
3. Standar 3 Semua pasien, termasuk anak-anak, 6. Standar 6, untuk semua anak yang
yang diduga menderita TBC paru dan mampu diduga menderita TBC intratoraks (seperti
mengeluarkan dahak harus diperiksa dahak paru, pleura, dan hilar lymph node atau
mikroskopik minimal dua kali, atau dahak mediastinal), konfirmasi bakteriologis
spesimen tunggal TCM pada laboratorium harus dicari melalui pemeriksaan sekresi
yang terstandar. Pasien yang berisiko resistensi pernapasan (ekspektorasi dahak, induksi
obat, HIV, atau yang sakit serius, harus dahak, lavage lambung) untuk pemeriksaan
diperiksa TCM sebagai tes diagnostik awal. apus mikroskopis, tes TCM dan/atau kultur.
Tes serologi berbasis darah dan interferon-
gamma release assay tidak boleh digunakan
untuk menegakkan diagnosis TBC aktif.
Pada pasien dengan risiko HIV atau sakit berat, pemeriksaan TCM
direkomendasikan untuk dilakukan sebagai pemeriksaan awal.3
IGRA dan tuberkulin Meskipun pemeriksaan Tuberculin Skin Test (TST)/Mantoux dan
Interferon-Gamma Release Assays (IGRA) dapat meningkatkan/
mengurangi kecurigaan klinis TBC, namun keduanya memiliki
sensitivitas dan spesifisitas yang bervariasi, sehingga tidak
direkomendasikan untuk mendiagnosis TBC aktif.3
Bagi seluruh pasien yang diduga menderita TBC ekstraparu, dokter harus
mengambil spesimen dari bagian tubuh yang diduga mengandung kuman
MTB TBC untuk dilakukan pemeriksaan bakteriologi dan histologi.2
Biopsi Apusan
Biakan
Histologi
TCM (sensitivitas 84.9%,
spesifisitas 92.5%)
PCR
Prinsip Pengobatan
Tuberkulosis
Pengobatan TBC yang direkomendasikan terdiri WHO, melalui International Standards
dari regimen kombinasi obat yang diberikan for Tuberculosis Care (ISTC) Edisi ke-3,
selama 6 bulan. Penggunaan obat anti tuberkulosis menetapkan beberapa standar terkait
(OAT) kombinasi dosis tetap (KDT) sama efektifnya pengobatan TBC (standar 7 sd 13)3:
dengan penggunaan obat lepasan tetapi
kepatuhan terapi pasien yang diberikan OAT 1. Standar 7, agar tanggung jawab kesehatan
KDT lebih tinggi dibandingkan dengan pasien masyarakat terpenuhi dan juga tanggung
yang diberikan obat lepasan, maka WHO lebih jawab kepada pasien secara individu, maka
merekomendasikan pemberian OAT KDT.8 penyedia layanan kesehatan harus menentukan
rejimen pengobatan yang tepat, memonitor
Saat ini, terdapat pilihan terapi harian (OAT kepatuhan pengobatan, dan jika diperlukan
diberikan setiap hari) dan intermiten (OAT dapat mengatasi faktor-faktor yang dapat
diberikan 3 kali per minggu). Penelitian menyebabkan pengobatan berhenti atau
menyebutkan bahwa dosis OAT 3 kali per terputus. Untuk memenuhi kewajiban ini
minggu pada fase lanjutan meningkatkan maka diperlukan koordinasi antara pemberi
kemungkinan gagal pengobatan dan relaps jika pelayanan kesehatan masyarakat daerah
dibandingkan dengan pemberian dosis setiap setempat dan atau pelayanan kesehatan lainnya.
hari. Tetapi, jika dosis OAT 3 kali per minggu
pada fase lanjutan yang digunakan maka hal 2. Standar 8, semua pasien yang belum pernah
yang terpenting adalah memastikan pasien mendapat terapi sebelumnya dan tidak memiliki
tidak luput meminum obat dan prinsip directly risiko resistensi obat dapat diobati dengan
observed treatment (DOT) digunakan.8 rejimen terapi regimen OAT lini pertama sesuai
tabel 1.4 Jenis OAT Lini Pertama dan Efek Samping yang Dapat Ditimbulkan2
Dosis Rekomendasi
Obat Harian 3 Kali Per Minggu
Dosis (mg/kgBB) Maks (mg) Dosis (mg/kgBB) Maks (mg)
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampisin (R) 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600
Pirazinamid (Z) 25 (20-30) 35 (30-40)
Etambutol (E) 15 (15-20) 30 (25-35)
Streptomisin (S)* 15 (12-18) 15 (12-18)
Sumber: Permenkes nomor 67 tahun 2016
tabel 1.7 Dosis OAT Kategori Anak dan Efek Samping yang Dapat Ditimbulkan9
Pada umumnya, anak memiliki jumlah kuman anak dengan BTA negatif menggunakan
yang lebih sedikit (pausibasiler) sehingga paduan INH, Rifampisin, dan Pirazinamid
rekomendasi pemberian 4 macam OAT pada pada fase inisial 2 bulan pertama kemudian
fase intensif hanya diberikan kepada anak diikuti oleh Rifampisin dan INH pada 4 bulan
dengan BTA positif, TBC berat dan TBC tipe fase lanjutan. Panduan dan dosis OAT pada
dewasa. Sedangkan, pada terapi TBC pada anak dijelaskan dalam tabel 1.7 dan 1.8.9
tabel 1.9 Dosis OAT yang Dianjurkan Berdasarkan Berat Badan Anak9
8 – 11 2 tablet 2 tablet
12 – 16 3 tablet 3 tablet
17 – 22 4 tablet 4 tablet
23 – 30 5 tablet 5 tablet
Keterangan:
1. Bayi dengan berat badan di bawah 5 kg diberikan OAT secara terpisah,
tidak dalam bentuk KDT, dan sebaiknya dirujuk ke RS.
2. Apabila ada kenaikan BB maka dosis/jumlah tablet yang diberikan
harusdisesuaikan dengan berat badan saat itu.
3. Untuk anak obesitas, dosis KDT berdasarkan berat badan ideal (sesuai usia).
4. OAT KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah dan tidak boleh digerus).
5. Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum
(chewable), atau dimasukkan air dalam sendok (dispersable).
6. Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan.
7. Bila INH dikombinasi dengan Rifampisin, dosis INH tidak boleh melebihi 10 mg/kgBB/hari.
8. Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, tidak boleh dicampur dalam satu puyer.
Keterangan:
1. Monitor pengobatan pasien TBC paru dilakukan pada saat menyelesaikan tahap awal pengobatan
(dua bulan)dengan pemeriksaan mikroskopi dahak SP (sewaktu dan pagi). Jika hasilnya positif pada
akhir fase awal pengobatan maka dilakukan pemeriksaan dahak ulang pada akhir bulan ketiga,
dan jika masih positif, maka pemeriksaan sensitivitas obat menggunakan TCM harus dilakukan.
2. Setelah pengobatan tahap awal, pasien harus memulai pengobatan tahap lanjutan.
3. Pemeriksaan dahak pada bulan-3 pengobatan dengan hasil BTA positif, pasien
ditetapkan sebagai pasien terduga TBC RO. Semua pasien TBC pengobatan ulang
yang tidak konversi akhir tahap awal ditetapkan juga sebagai terduga TBC RO.
4. Semua pasien TBC BTA positif, pemeriksaan ulang dahak selanjutnya dilakukan pada
akhir bulan ke 5 pengobatan. Apabila hasilnya negatif, pengobatan dilanjutkan hingga
seluruh dosis pengobatan selesai dan dilakukan pemeriksaan ulang dahak kembali
pada akhir pengobatan. Bila hasil pemeriksaan mikroskopisnya positif pasien dianggap
gagal pengobatan dan dimasukkan kedalam kelompok terduga TBC RO.
5. Pasien TBC ekstrapulmonal dan anak-anak, pemantauan terbaik adalah berdasarkan klinis
pasien, antara lain peningkatan berat badan pasien, dan berkurangnya keluhan.
Ikterus tanpa penyebab lain H, R, Z Semua OAT dihentikan sampai ikterus menghilang.
Renjatan (syok),
R R dihentikan.
gagal ginjal akut
Strategi Mempertahankan
Kepatuhan Berobat
Dokter/petugas kesehatan harus memastikan 4. Meminimalkan biaya dan ketidaknyamanan
tatalaksana pasien TBC mengikuti pengobatan terkait kunjungan ke faskes serta meningkatkan
secara adekuat, karena ketidakpatuhan fleksibilitas dan otonomi pasien
dapat menyebabkan kegagalan pengobatan, 5. Meningkatkan fleksibilitas terkait pilihan
kekambuhan (relaps), penularan kuman dan pengobatan dan tipe dukungan
berkembangnya resistensi obat. Namun, 6. Meningkatkan pendekatan berbasis
pasien seringkali kesulitan mematuhi pasien dalam interaksi antara
pengobatan karena harus meminum petugas kesehatan dan pasien
banyak obat selama beberapa bulan.13 7. Mengatasi faktor struktur dan personal,
misalnya kompensasi biaya pengobatan dan
Pendekatan pengobatan berbasis pasien (patient- kehilangan penghasilan melalui bantuan
centered) diperlukan dalam meningkatkan tunai, voucher perjalanan, bantuan makanan
kepatuhan berobat, yang merupakan faktor penting dan inisiatif pemberdayaan lainnya serta
dalam menentukan keberhasilan pengobatan.3 mencegah pasien kehilangan pekerjaan
melalui kebijakan ketenagakerjaan.
Berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan 8. Memberikan informasi yang lengkap tentang
kepatuhan pengobatan TBC7: efek samping OAT untuk mengurangi
1. Meningkatkan visibilitas program TBC risiko ketidakpatuhan berobat.
di masyarakat guna meningkatkan
pengetahuan dan memperbaiki Directly Observed Therapy
sikap masyarakat terhadap TBC Short-Course (DOTS)
2. Memberikan informasi tentang penyakit dan Dalam menjawab kebutuhan pasien, WHO
pengobatan TBC kepada pasien dan masyarakat merekomendasikan metode Directly Observed
3. Meningkatkan dukungan dari keluarga, Treatment Short-Course (DOTS) sebagai strategi
teman sebaya, dan masyarakat pengendalian TBC yang efektif. Strategi ini
tabel 1.12 Tindakan Pada Pasien yang Putus Berobat Antara 1 – 2 Bulan2
• Lacak pasien Apabila hasilnya BTA Lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa
• Diskusikan negatif atau pada sampai seluruh dosis pengobatan terpenuhi dan
dengan pasien awal pengobatan dilakukan pemeriksaan ulang dahak kembali
untuk mencari adalah pasien setelah menyelesaikan dosis pengobatan
faktor penyebab TBC ekstra paru pada bulan ke 5 dan akhir pengobatan
putus berobat
• Periksa dahak
Apabila salah satu Total dosis Lanjutkan pengobatan dosis
dengan 2 sediaan
atau lebih hasilnya pengobatan yang tersisa sampai seluruh
contoh uji dan
BTA positif sebelumnya dosis pengobatan terpenuhi
melanjutkan
≤ 5 bulan
pengobatan
sementara
menunggu Total dosis Kategori 1 :
hasilnya pengobatan 1. Lakukan pemeriksaan tes cepat
sebelumnya 2. Berikan kategori dua mulai dari
≥ 5 bulan awal. Jika tersedia TCM, tunggu
hasil pemeriksaan dengan
TCM sebelum diberikan OAT
Kategori 2. Jika sarana TCM
tidak memungkinkan segera
dilakukan, sementara menunggu
hasil pemeriksaan TCM pasien
dapat diberikan pengobatan
paduan OAT kategori 2.
Kategori 2 :
Lakukan pemeriksaan TCM TBC
atau dirujuk ke RS Rujukan TBC
MDR. Sementara menunggu hasil
pemeriksaan TCM pasien tidak
diberikan pengobatan paduan OAT.
tabel 1.13 Tindakan Pada Pasien Putus Berobat 2 Bulan atau Lebih (Loss To Follow-Up)2
• Lacak pasien Apabila hasilnya BTA Keputusan pengobatan selanjutnya ditetapkan oleh
• Diskusikan negatif atau pada dokter tergantung pada kondisi klinis pasien, apabila:
dengan pasien awal pengobatan 1. Sudah ada perbaikan nyata: hentikan
untuk mencari adalah pasien pengobatan dan pasien tetap diobservasi.
faktor penyebab TBC ekstra paru Apabila kemudian terjadi perburukan kondisi
putus berobat klinis, pasien diminta untuk periksa kembali
• Periksa dahak atau
dengan 2 2. Belum ada perbaikan nyata: lanjutkan
sediaan contoh pengobatan dosis yang tersisa sampai
uji dan atau seluruh dosis pengobatan terpenuhi *
TCM TBC
Apabila salah satu Kategori 1
• Hentikan
atau lebih hasilnya
pengobatan Dosis pengobatan Berikan pengobatan
BTA positif dan tidak
sementara sebelumnya <1 bln Kat. 1 mulai dari awal
ada bukti resistensi
menunggu Dosis pengobatan Berikan pengobatan
hasilnya sebelumnya Kat. 2 mulai dari awal
> 1 bln
Kategori 2
gambar 2.1 Algoritma Skrining Anak < 5 Tahun Dengan HIV Negatif
Yang Memiliki Kontak Serumah dengan Pasien TBC17
Gejala TBC yang paling banyak muncul pada Pengobatan Pencegahan Penyakit TBC
anak meliputi batuk, demam, nafsu makan 1. Menurut WHO17
menurun, penurunan berat badan, lemah, Pengobatan pencegahan penyakit
kurangnya semangat bermain, dan penurunan TBC diberikan kepada:
aktivitas. Jika anak terdiagnosis TBC, maka • Balita kontak TBC BTA (+) dan
pengobatan TBC harus dimulai segera tidak didiagnosis TBC
sesuai dengan program TBC. Jika tidak ada • ODHA < 1 tahun kontak TBC BTA (+)
gejala, anak dapat dipertimbangkan untuk • ODHA > 1 tahun tanpa melihat status kontak TBC
mengikuti pengobatan pencegahan.17 • Pasien dialisis, penerima pengobatan anti-
TNF, penerima transplantasi organ
2. Menurut Permenkes Nomor 67 tahun 2016 dosis maksimal 600 mg per hari, ditambah
• Pada ODHA Vitamin B6 25 mg per hari selama 6 bulan.2
Pemberian pengobatan pencegahan dengan • Pada balita dengan kontak erat
Isoniazid (PP INH) dapat diberikan pada ODHA PP-INH diberikan kepada anak umur
yang tidak terbukti TBC aktif dan tidak ada dibawah lima tahun (balita) yang
kontraindikasi terhadap INH. Dosis INH yang mempunyai kontak dengan pasien TBC
diberikan adalah 300 mg per hari dengan tetapi tidak terbukti sakit TBC.2
EValuasi klinis
sesuai indikasi
BTA 2 kali
TCM
pemerikasaan
MTB (+),
Foto toraks Rif indeterminate
MTB indeterminate
Tidak sugestif TBC Sugestif TBC
MTB (-)
MTB (+),
Rif resistant
Parameter 0 1 2 3 Skor
Laporan
keluarga,
Kontak TBC Tidak jelas - BTA (-)/BTA BTA (+)
tidak jelas/
tidak tahu
Positif (≥10
mm atau
Uji tuberkulin
Negatif - - ≥5 mm
(Mantoux)
pada imuno
kompromais)
Klinis gizi
Berat Badan/ BB/TB<90% atau buruk atau BB/
- -
Keadaan Gizi BB/U<80% TB<70% atau
BB/U<60%
Demam yang
tidak diketahui - ≥2 minggu - -
penyebabnya
Pembesaran
≥1 cm, lebih
kelenjar
- dari 1 KGB, - -
limfekolli,
tidak nyeri
aksila, inguinal
Pembengkakan
tulang/sendi Ada
- - -
panggul, pembengkakan
lutut, falang
Gambaran
Normal/
sugestif
Foto toraks kelainan - -
(mendukung)
tidak jelas
TBC
Skor Total
Observasi persistensi gejala selama 2 minggu pemeriksaan lebih lengkap. Pada kondisi tertentu
dilakukan jika anak bergejala namun tidak di mana rujukan tidak memungkinkan, dapat
ditemukan cukup bukti adanya penyakit TBC. dilakukan penilaian klinis untuk menentukan
Jika gejala menetap, maka anak dirujuk untuk diagnosis TBC anak.2
Uji tuberkulin (+) dan/atau ada Uji tuberkulin (-) dan tidak ada
kontak TBC paru **) kontak TBC paru **)
Menetap Menghilang
Terapi OAT ***)
TBC Ekstraparu
1. Gejala Klinis 2. Pemeriksaan Penunjang
Gejala dan keluhan pada TBC ekstraparu Spesimen untuk diagnosis TBC ekstraparu
tergantung organ yang terkena, misalnya kaku seharusnya diambil dan diperiksa
kuduk pada meningitis TBC, nyeri dada pada secara mikrobiologi dan histopatologi
TBC pleura (pleuritis), sesak akibat tamponade bila memungkinkan.7 Pemeriksaan
pada TBC perikard (perikarditis), pembesaran dahak atau skrining lain untuk TBC paru
kelenjar limfe superfisial pada limfadenitis disarankan untuk dilakukan pada semua
TBC serta deformitas tulang belakang (gibbus) pasien dengan TBC ekstraparu.
pada spondylitis TBC, dan sebagainya.7
catata n
Keterangan:
* Daftar laboratorium dapat merujuk pada lampiran 6
** Daftar Puskesmas dapat merujuk pada pada lampiran 7
*** Daftar Fasilitas kesehatan dapat merujuk pada pada lampiran 8
Selain diperiksa TCM, pemeriksaan lain seperti foto thoraks perlu
dilakukan pada pasien kambuh sesuai dengan indikasi.
38 BAB 03 Rujukan
umpan balik (feedback) oleh faskes penerima.20 internal (staf faskes) maupun kurir eksternal (kerja
sama dengan layanan jasa pengiriman; contoh:
Faskes pengirim adalah faskes yang tidak memiliki PT. Pos).19 Faskes yang tidak memiliki akses
mesin TCM namun mampu memberikan layanan SITRUST dapat melakukan rujukan pemeriksaan
pengobatan pasien TBC-RO.19 Faskes pengirim ke Faskes Pengirim yang terdaftar. Faskes
di Kota Bandung meliputi Puskesmas, sebagian penerima terkait akan menindaklanjuti rujukan
RS dan dua Klinik di Kota Bandung, yaitu Klinik sesuai dengan prosedur yang berlaku.20
Asri Husada dan Klinik Sehati. Faskes penerima
merupakan faskes yang memiliki mesin TCM.
Sedangkan, kurir dapat menggunakan kurir
Rujukan
Pengobatan
Alur rujukan pengobatan pasien TBC dijelaskan
dalam gambar 3.2.
Kasus TBC
Baru
Laporkan ke
eN-TB
Catat dan
Rujuk Obati sendiri laporkan ke
Puskesmas
Monitoring bulan
2, 3, dan 5
Dokter praktik swasta bisa merujuk pasien pelaporan kasus TBC. Harapan dan kebutuhan
atau mengobati di fasilitas kesehatan pasien perlu menjadi pertimbangan dalam
tempat praktik dengan memperhatikan memilih tempat pengobatan pasien TBC.
ketersediaan OAT serta pencatatan dan
tabel 3.1 Simulasi Biaya Pengobatan 6 Bulan OAT pada Dewasa dengan FDC per Rentang Berat Badan
30 – 37 kg 1.564.000 1.632.816
38 – 54 kg 2.346.000 2.449.224
55 – 70 kg 3.128.000 3.265.632
≥ 71 kg 3.910.000 4.082.040
* Berdasarkan hasil survei per Januari 2020
tabel 3.2 Simulasi Biaya Pengobatan 6 Bulan OAT pada Dewasa (BB=50 kg) dengan Obat Lepasan
Biaya pada Dosis Harian (Rp) Biaya pada Dosis Intermiten (Rp)
Inisial Apotek Fase Fase Fase Fase
Total Total
Intensif Lanjutan Intensif Lanjutan
40 BAB 03 Rujukan
OAT yang disediakan gratis oleh pemerintah di harian yang dibeli sendiri di apotek swasta,
puskesmas/fasilitas kesehatan DOTS lainnya dokter perlu mempertimbangkan kemampuan
masih menggunakan dosis intermiten. Apabila pasien dalam membayar biaya yang diperlukan.
dokter hendak memberikan OAT dengan dosis
tabel 3.3 Simulasi Biaya Pengobatan 6 Bulan OAT pada Anak dengan FDC Berdasarkan Berat Badan
8 – 11 1.540.000 2.670.528
12 – 16 2.310.000 4.005.792
17 – 22 3.080.000 5.341.056
23 – 30 3.850.000 6.676.320
A 489.496
B 492.800
C 492.800
Obat kombipak tidak tersedia di apotek dan tidak anak dengan BTA negatif menggunakan paduan
lagi digunakan di rumah sakit dan puskesmas saat Isoniazid, Rifampisin dan Pirazinamid pada
ini. Pemberian 4 macam OAT pada fase intensif fase inisial 2 bulan pertama, diikuti Rifampisin
hanya diberikan kepada anak dengan BTA positif, dan Isoniazid pada 4 bulan fase lanjutan.
TBC berat dan TBC tipe dewasa. Pada TBC pada
42 BAB 03 Rujukan
04 pencatatan dan
pelaporan
Pentingnya Pencatatan
dan Pelaporan TBC
Salah satu komponen penting dalam TBC, termasuk memperkirakan jumlah
penanggulangan TBC dan kontrol penyakit kasus dan terkait sumber daya, obat-
adalah pencatatan dan pelaporan. Data obatan dan persediaan laboratorium
pencatatan dan pelaporan diperlukan untuk21: 4. Menganalisis keberhasilan pengobatan
1. Memantau tren epidemik TBC
2. Memantau perkembangan pengobatan dan Ketika data berkualitas tinggi tersedia,
memastikan kesinambungan pengobatan keberhasilan dapat didokumentasikan dan
jika pasien dirujuk antar fasilitas kesehatan tindakan perbaikan dapat dilakukan untuk
3. Merencanakan, mengimplementasikan mengatasi masalah yang teridentifikasi.21
dan mengevaluasi program pengendalian
Formulir Pencatatan
dan Pelaporan TBC
1. Standar pencatatan dan pelaporan TBC saat pengobatan dan dirangkum dalam
Sistem pencatatan dan pelaporan TBC registermedis. Sistem pencatatan (registrasi
adalah bagian dari sistem informasi pasien) dan pelaporan digunakan secara
kesehatan umum yang pada prinsipnya sistematis untuk mengevaluasi kemajuan
terdiri dari formulir pasien yang diisi pasien dan hasil pengobatan.22
catata n
Cara Melakukan
Komunikasi Efektif
Komunikasi memiliki arti yang luas, bukan 1. Menilai pengetahuan pasien
hanya sekedar menyampaikan informasi. Dokter perlu mengetahui apa yang sudah
Komunikasi secara harfiah berarti memberi diketahui pasien mengenai TBC sebelum
dan menerima informasi, yaitu sebuah proses memberikan informasi. Pasien seringkali
pertukaran informasi antara satu orang dengan telah memperoleh informasi dari petugas
orang lainnya.23 Oleh karena itu, keahlian kesehatan atau sumber lainnya yang mungkin
khusus diperlukan untuk mengimplementasikan berbeda dan menyebabkan kebingungan
komunikasi yang baik. Keterampilan komunikasi ketika dokter menyampaikan informasi
termasuk mendengarkan secara aktif, bertanya, baru. Ajukan pertanyaan mengenai hal
menyampaikan informasi, dan mendorong pasien yang apa yang diketahui pasien dan biarkan
untuk mau berbicara.27 Dalam berkomunikasi pasien menjawabnya. Sebisa mungkin
dengan pasien tentang TBC, berikut beberapa ajukan pertanyaan terbuka. Namun,
langkah yang dapat dilakukan oleh dokter Dokter juga dapat memberikan pertanyaan
untuk melakukan komunikasi efektif28: tertutup pada pasien, jika diperlukan.28
“Ibu/Bapak tau TBC, ngga?” “Ibu/Bapak apakah sudah pernah mendengar atau
mencari tahu tentang Tuberkulosis atau TBC?”
Menyilangkan kaki dan tangan, Posisi kaki dan tangan tidak menyilang,
berbicara sambil bersandar badan condong kearah lawan bicara
Duduk di bangku yang lebih tinggi Memposisikan diri sejajar dengan lawan bicara
“Jadi, sudah tau ya acara minum “Bisa Bapak/Ibu jelaskan kembali bagaimana
obat yang saya jelaskan tadi?” cara meminum obat yang benar?”
Promosi
Kesehatan
Promosi kesehatan dalam penanggulangan TBC masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, pejabat
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pemerintahan, organisasi kemasyarakatan dan
yang benar dan komprehensif sehingga terjadi media massa).2
perubahan sikap dan perilaku sasaran program
TBC. Sasaran promosi kesehatan penanggulangan Promosi kesehatan yang dapat diberikan meliputi
TBC meliputi masyarakat (pasien, individu pencegahan TBC, pengobatan TBC,hingga
sehat dan keluarga) dan pihak lainnya (tokoh pemeriksaan kontak yang tinggal serumah dengan
Informasi
Penelitian
Penelitian INSTEP2 merupakan penelitian 2. Identitas pasien akan diperlakukan
yang bertujuan untuk meningkatkan notifikasi sebagai informasi rahasia kecuali untuk
TBC dari Dokter Praktik Swasta, baik praktik keperluan terkait pelaksanaan program
pribadi maupun klinik swasta, di 18 wilayah pengendalian TBC nasional.
kerja puskesmas terpilih di Kota Bandung.
Dengan berpartisipasi pada penelitian ini,
dokter akan diminta untuk melaporkan kasus Contoh kalimat: “Informasi yang
TBC melalui aplikasi berbasis ponsel (eN-TB Bapak/Ibu berikan akan terjaga
atau Electronic Notification for Tuberculosis). kerahasiaannya, hanya bisa diakses
oleh petugas yang berwenang.”
Berikut hal-hal yang dapat disampaikan oleh dokter
kepada pasien TBC terkait penelitian INSTEP2:
1. Data pasien akan dicatat dan dilaporkan 3. Konfirmasi kesediaan pasien dikunjungi
menggunakan aplikasi notifikasi TBC (eN-TB) oleh petugas Puskesmas, dan
ke Puskesmas/RS/Fasilitas Kesehatan rujukan dokumentasikan pada aplikasi notifikasi.
yang sesuai dan database penelitian INSTEP2.
catata n
15. World Health Organization. Tuberculosis 25. Bardosono S, Pansawira P, Ratih MP. Effective
[Internet]. Geneva. 2020 [diunduh tanggal 2020 Communication Skill: Doctor – Patient
Feb 21]. Tersedia dari: https://www.who.int/en/ Consultation. World Nutr J. 2018;2(1):1–2.
news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
26. Gordon T. Making the Patient Your Partner:
16. World Health Organization. Early Communication Skills for Doctors and
detection of tuberculosis: an overview of Other Caregivers. Westport: Greenwood
approaches, guidelines and tools. Geneva: Publishing Group; 1997. 238 p.
World Health Organization; 2011.
27. Jahan F, Siddiqui H. Good Communication
17. World Health Organization. Guidelines on the between Doctor-Patient Improves Health
Management of Latent Tuberculosis Infection. Outcome. Eur J Med Heal Sci. 2019;1(4):0–5.
Geneva: World Health Organization; 2015.
28. The World Medical Association. A Tuberculosis
18. Munsiff SS, Kambili C, Ahuja SD. Rifapentine Refresher Course for Physicians. J Chem
for the treatment of pulmonary tuberculosis. Inf Model. 2013;53(9):1689–99.
Clin Infect Dis. 2006;43(11):1468–75.
29. Kementerian Kesehatan Republik
19. Administration USF and D. Medication Guide Indonesia. Petunjuk Teknis Pelayanan
PRIFTIN (Rifapentine) Tablets. 2014;1–30. Tuberkulosis Bagi Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). 2015.
20. Stop TB Partnership Indonesia. SITRUST -
Aplikasi Treking Transportasi Spesimen untuk
Pemeriksaan Laboratorium Tuberkulosis
[Internet]. 2018 [diunduh tanggal 2020 Mar 3].
LAMPIRAN 2 | Dosis Obat Paten OAT KDT Kategori 1 dengan Dosis Intermiten(2(HRZE)/4(HR)3)
30 – 37 kg 2 tablet 2 tablet
38 – 54 kg 3 tablet 3 tablet
55 – 70 kg 4 tablet 4 tablet
≥ 71 kg 5 tablet 5 tablet
Dosis Rekomendasi
Tahap Lanjutan
Tahap Intensif
Setiap hari
Berat Badan Setiap hari RHZE (150/75/400/275) + S
RHE (150/75/275)
Tahap Lanjutan
Tahap Intensif
3 kali seminggu
Berat Badan Setiap hari RHZE (150/75/400/275) + S
RH (150/150)+E(400)
Dosis Rekomendasi
Pemeriksaan
No Nama Laboratorium Alamat Ronsen
Dahak
4 Lab Telemedika
Jl. Sentot Alibasyah no. 2 √ √
Health Center
5 Labkesda Provinsi
Jl. Sederhana no. 3-5 √ √
Jawa Barat
Pemeriksaan
No Kelurahan Puskesmas Jejaring lab TCM
Dahak
1 Cipedes
2 Pasteur Sukajadi Ya RSHS
3 Sukabungah
4 Sukawarna Sukawarna Ya RSP Rotinsulu
5 Sukagalih Sukagalih Tidak Labkes Provinsi Jabar
6 Dago
7 Cipaganti Dago Tidak RSP Rotinsulu
8 Lebak siliwangi
9 Sekeloa Cikutra lama Ya RSP Rotinsulu
10 Cihaurgeulis
11 Neglasari Neglasari Ya RSUD Kota Bandung
12 Sukaluyu
13 Cigadung Cigadung Tidak RSUD Kota Bandung
14 Babakan sari
15 Sukapura
Babakan sari Ya RS Al Islam
16 Kebon kangkung
17 Kebon jayanti
18 Ciateul
19 Cigereleng Moch. Ramdan Ya BBKPM
20 Ciseureuh
21 Kopo
Citarip Ya BBKPM
22 Sukaasih
23 Situsaeur
Kopo Ya RSHS
24 Kebon Lega
25 Cibaduyut kidul
Cibaduyut kidul Tidak RS Al Islam
26 Cibaduyut
27 Cibaduyut wetan
Cibaduyut wetan Ya RS Al Islam
28 Mekarwangi
29 Babakan ciparay
Caringin Ya RS Al Islam
30 Margahayu Utara
31 Babakan
Sukahaji Ya RSHS
32 Sukahaji
33 Cigending
34 Pasir Wangi Ujung berung indah Ya RSUD Kota Bandung
35 Pasir Endah
36 Pasir jati
Pasir jati Ya RSUD Kota Bandung
37 Pasanggrahan
38 Cipamokolan
Cipamokolan Ya RS Al Islam
39 Manjahlega
3 RSUD Kota Rp. 45.000 Rp. 20.000 Ditanggung Ditanggung Pendaftaran sudah
Bandung (BHP) BPJS program (GF) termasuk ke poli.
Pemeriksaan TCM
lewat poli DOTS.
5 RSP Dr. H. A. Rp. 7.000 Rp. 30.000 Ditanggung Ditanggung Pemeriksaan bisa
Rotinsulu (BHP) BPJS program (GF) langsung ke lab. Jika
pasien BPJS, harus
lewat poli dulu.
7 Labkesda Tidak ada RP. 25.000 Tidak ada Ditanggung Pasien harus
Provinsi (BHP) program (GF) membawa TB 05
Jawa Barat* dan fotokopi KTP.
* Daftar harga berlaku per Mei 2020 dan harga sewaktu-waktu dapat berubah.
3 Pemeriksaan radiologi Apabila hasil pemeriksaan TBC paru BTA negatif dengan gejala
klinis yang mendukung TBC, maka pasien dirujuk ke FKRTL yang
telah bekerjasama dengan BPJS kesehatan untuk mendapatkan
pemeriksaan radiologi dan dirujuk balik ke FKTP pengirim.
4 Tes Tuberkulin Apabila seorang anak diduga TBC dan masih diperlukan
tindakan test tuberkulin, maka pasien dirujuk ke FKTP
layanan tuberkulin dan atau FKRTL yang telah bekerjasama
dengan BPJS kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
test tuberkulin kemudian dirujuk balik ke FKTP pengirim.
12 Pencatatan Melakukan pencatatan di TB.06; TB.05; TB.01; TB 02; TB 09; dan TB10*