Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PERALATAN MEDIS

Nebulizer dan Electro Surgery Unit

(RUMAH SAKIT SIDHISAI)

OLEH

NI KADEK ADINDA TASYA SALSABIELA

NIM 202041013

DOSEN PENGAMPU

Dewa Ayu Sri Santiari, ST., MT.

FAKULTAS BISNIS, SOSIAL, TEKNOLOGI, DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROMEDIK
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tidak terhingga dihaturkan ke hadapanIda Sang


Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulisan paper yang berjudul “Manajemen Peralatan Medis Nebulizer dan
Electro Surgery Unit Rumah Sakit Sidhisai” dapat diselesaikan sesuai harapan.
Tulisan Paper ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menempuh salah satu mata kuliah Teknologi Elektromedik yang diampu Ibu
Dewa Ayu Sri Santiari, ST., MT. pada semester ganjil 2020/2021.
Dengan mengerahkan segala pemikiran dan upaya yang ada, termasuk
bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak, baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari tulisan paper ini masi jauh dari yang sempurna. Hal ini
disebkan oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan menulis,
mencari sumber dan pengalaman. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
perbaikan sangat diharapkan. Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan
dan bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 10 Januari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.
Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan
unit rawat inap. Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena ilmu
pengetahuan khususnya teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan dan
pendidikan masyarakat. Pelayana kesehatan di rumah sakit saat ini tidak hanya
bersifat kuratif(penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif).
Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan
(promotif) dan pencegahan (preventif).

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan


penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan baik.
Peralatan akan berfungsi dengan baik apabila dioperasikan dengan benar sesuai
dengan kemampuannya serta dipelihara sesuai dengan prosedur tenis secara
berkala dan berkesinambungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Nebulizer?
2. Apa pengertian dari Electro Surgery Unit?
3. Apa fungsi dari Nebulizer?
4. Apa fungsi dari Electro Surgery Unit?
5. Bagaimana manajemen alat Nebulizer pada fasilitas kesehatan ?
6. Bagaimana manajemen alat Electro Surgery Unit pada fasilitas
kesehatan ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nebulizer


Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi
uap yang dihirup. Pengobatan yang memanfaatkan nebulizer biasanya diberikan
pada penderita gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) saat gejala sesak napas sedang muncul. Fungsi nebulizer adalah
untuk melegakan saluran napas yang menyempit.

2.2 Pengertian Electro Surgery Unit


Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan
arus listrik frekuensi tinggi sebagai alat penunjang kesehatan yang digunakan
pada saat pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan cara
biasa, yaitu dengan pisau bedah yang terkadang menyebabkan pasien banyak
mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada
saat tindakan pembedahan dapat diElektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat
bedah dengan memanfaatkan arus listrik frekuensi tinggi sebagai alat penunjang
kesehatan yang digunakan pada saat pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan
dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah yang terkadang
menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU,
pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir,
karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung
menutup.minimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat
langsung menutup.

2.3 Fungsi Nebulizer


Fungsi nebulizer adalah mengubah obat yang semula berbentuk cairan
diubah menjadi kabut atau uap obat yang digunakan dalam pengobatan gangguan
pernafasan seperti asma, influenza, dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis).
Fungsi nebulizer pada bayi, anank, dan dewasa maupun lanjut usia secara umum
sama, perbedaannya adalah pada dosis dan jenis obat yang diberikan. Dosis dan
jenis obat yang harus diberikan harus dikonsultasikan kepada dokter.

2.4 Fungsi Electro Surgery Unit

ESU (Electro Surgery Unit) berfungsi sebagai alat bedah dengan


memanfaatkan arus listrik frekwensi tinggi.Dimana arus listrik frekuensi tinggi
digunakan untuk memotong, menggumpal, mengeringkanatau jaringan
berkilat.Saat pembedahan dilakukan, sering terjadi kehilangan darah saat jaringan
dan pembuluh darah dipotong dan mengakibatkan pendarahan.Untuk
menghindariatau mengurangi kehilangan darah. Nyeri paska operasi.

2.5 Manajemen Alat Nebulizer pada Klinik Sidhisai


2.5.1 Perencanaan dan Pengadaan
1) Perencanaan
Poliklinik Sidhisai adalah poliklik yang berfokus pada
pelayanan kesehatan masyarakat yang memiliki fasilitas
kesehatan terbilang kurang. Mengingat bahwa RS Sidhisai
merupakan rumah sakit yang pelayanannya tergolong sangat vital
dan dibutuhkan masyarakat baik itu pada pelayanan laboratorium
klinik maupun life support dan kurangnya peralatan laboratorium
teknologi menengah, maka dibutuhkan suatu alat Nebulizer yang
berguna untuk menunjang pelayanan rumah sakit.
2) Inventaris alat
Perencanaan alat Nebulizer harus memiliki unsur-unsur
teknis yang terlibat agar terciptanya professional specification
terhadap alat Nebulizer.
a) Spesifikasi alat Nebulizer
Jenis alat : Nebulizer
Kapasitas : 7ml
Tipe : Nebulizer Kompresor tanpa
pemanasan
Suhu : 10C - 40C, 30% - 85% RH
pemakaian
-20C - 60C, 10% - 95% RH
penyimpanan
Voltage : Model 230V, 50Hz ; model
230V, 60Hz
Power : 138VA
Seri no : NE C28

3) Pengadaan
Pengadaan alat medik di Rumah Sidhisai mempunyai alur
dimana teknisi elektromedik dapat membuka permintaan barang
dalam bentuk Bon Permintaan Pembelian Barang (BPPB) yang
dibuat berdasarkan 2 alur besar; pengadaan untuk sprarepart dan
alat medik yang digunakan untuk perbaikan dan kerusakan dan
pengadaan yang alat medik yang bersifat penambahan aset alat
medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau
Departemen dengan dilengkapi kajian kebutuhan penambahan
alat baru.

2.5.2 Instalasi dan Penerimaan


1) Instalasi
Instalasi peralatan secara umum adalah tahap kegiatan
pekerjaan pemasangan alat. Instalasi alat Nebulizer ini meliputi
proses :
1. Pembukaan kemasan Nebulizer itu sendiri.
2. Penempatan alat Nebulizer ke tempat yang telah di
tentukan.
3. Perakitan alat Nebulizer bersama dengan aparatur lainnya.
4. Penyambungan Nebulizer dengan kelengkapan dan atau
material pra-instalasi yang telah dipersiapkan
5. Pengaturan, pengukuran keluaran, kalibrasi dan atau
pengujian keselamatan kerja
2) Penerimaan
Penerimaan alat Nebulizer terdiri dari 3 tahap yaitu
pemeriksaan fisik peralatan medis setelah diinstalasi bagi
peralatan medis yang mensyaratkan instalasi, uji fungsi dan uji
coba disertai pelatihan bagi pengguna dan teknisi. Hasil
penerimaan peralatan medis dituangkan dalam berita acara
penerimaan peralatan medis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Peralatan yang diterima harus memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
a) telah selesai diinstalasi
b) telah dilakukan pemeriksaan fisik, instalasi dan uji fungsi
c) telah melewati masa uji coba dengan hasil baik
d) telah melewati masa pemeliharaan peralatan sesuai program

1. Pemeriksaan Fisik
Kegiatan yang meliputi penilaian fisik alat, kelengkapan
alat. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengecek
kesesuaian :
a. Merk, tipe/model, jumlah
b. Bagian-bagian alat
c. Aksesori yang dipesan
d. Kelengkapan dokumen teknis

2. Uji Fungsi
Adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji
bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis
saat itu) tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah
secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik
sesuai fungsi dan spesifikasinya.
 Pemeriksaan fungsi komponen/bagian alat Nebulizer
(tombol, saklar, indikator, putaran motor, pengereman,
dll)
 Kinerja output Pada tahap ini dilakukan pengujian
terhadap hasil keluaran dari alat (missal: suhu, daya, dan
waktu dari Nebulizer).
3. Pelatihan operator dan tenaga teknik (elektromedis)
Kegiatan pelatihan sebaiknya dilakukan setelah uji fungsi dan
sebelum kegiatan uji coba dilakukan. Pelatihan operator
meliputi:
a) Prosedur penggunaan alat yang benar dan aman
b) Pengoperasian peralatan secara optimal
c) Pemeliharaan harian, penyimpanan alat dan
penggantian bahan habis pakai
d) Penyusunan standard operating procedur (SOP)

Pelatihan teknisi/elektromedis meliputi:


a) Cara pengoperasian alat Nebulizer
b) Penjelasan fungsi masing masing bagian alat Nebulizer
c) Mempelajari schematic diagram Nebulizer
d) Trouble shooting/mendeteksi kerusakan
e) Pengukuran dan kalibrasi
f) Pemeliharaan preventif
g) Penggantian suku cadang
4. Uji coba
Uji coba alat Nebulizer dilakukan dengan mengujian
peralatan dengan cara melakukan penggunaan langsung pada
sampel yang ditentukan setelah melalui proses uji fungsi
dengan baik. Uji coba dilaksanakan oleh operator yang telah
dilatih untuk mebiasakan penggunaan alat sesuai prosedur
kerjanya dalam waktu tertentu atau berdasarkan jumlah
pemakaian.
2.5.3 Pengoprasian
a) Persiapan
 Taruh kompresor di tempat yang rata dan mudah dicapai.
 Pastikan peralatan yang digunakan sudah bersihkan.
 Cuci tangan sebelum menyiapkan obat.
 Masukkan obat ke cangkir Saat memasukkan obat,
pastikan dosis yang diberikan sesuai anjuran atau resep
dokter.
 Sambungkan corong mulut atau masker ke cangkir
nebulizer.
 Pasang selang penyambung ke kompresor dan cangkir
nebulizer.
 Saat alat sudah siap, nyalakan mesin kompresor. Jika
berfungsi normal, alat akan mengeluarkan kabut atau uap
yang berisi obat.

 Letakkan corong mulut atau masker ke mulut. Pastikan


tidak ada sela.
 Duduklah dengan nyaman dalam posisi Prosedur ini
memakan waktu sekitar 15 hingga 20 menit.
 Ketika menggunakan alat, bernapaslah secara perlahan
hingga obat habis.
 Jaga agar cangkir nebulizer tetap tegak selama alat
digunakan.

2.5.4 Pemeliharaan
 Pemeliharaan alat Nebulizer adalah kegiatan pemeliharaan
yang dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadwal yang
telah disusun.
 Kegiatan Inspeksi yang dilakukan setiap hari sesuai
jadwal dengan memastikan kondisi alat Nebulizer
dalam keadaan siap pakai, meliputi pengecekan
fungsi dan fisik alat.
 Melakukan kegiatan pemeliharan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat.
 Penggantian spare part atau komponen alat
Nebulizer yang telah direncanakan atau sesuai
ketentuan tanpa harus menunggu alat tersebut rusak
 Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan
yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan
alat yang mendadak / tidak terduga dan harus segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam
pelayanan. Pemeliharaan tidak terencana alat Nebulizer
meliputi :
 Melakukan perbaikan dalam waktu secepat
mungkin atau dalam waktu 1x24 jam.
 Menyediakan unit Back up alat kesehatan
 Menghubungi Pihak rekanan
2.5.5 Penarikan dan Penghapusan
1. Penarikan
Penarikan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah pada suatu peralatan medis, bila tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku atau dapat menyebabkan suatu
bahaya pada penggunaannya. Suatu produk yang ditarik dari
peredaran, akan diteliti ulang oleh produsen sehingga dapat
ditentukan apakah produk tersebut akan diperbaiki atau di
musnahkan.
Penarikan alat Nebulizer akan dilakukan apabila :
a) standar alat tersebut tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku
b) terjadinya suatu penyimpangan alat sehingga
menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.
2. Penghapusan
Penghapusan peralatan medis agar pemanfaatan peralatan
medis di rumah sakit efektif dan efesien serta penatausahaan
peralatan medis akuntabel serta membebaskan Pengguna dan
atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik barang yang berada dalam
penguasaannya.
Penghapusan alat Nebulizer akan dilakukan apabila :
a. Secara fisik alat Nebulizer tidak dapat digunakan dan
tidak ekonomis apaliba diperbaiki
b. Teknologi Alat Nebulizer tegolong lama akibat
adanya modernisasi
c. Alat Nebulizer telah melampaui usia 5 tahun
penggunakan sehingga telah melati batas usia teknis.

2.6 Manajemen Alat Electro Surgery Unit (ESU) pada Rumah Sakit
Sidhisai
2.6.1 Perencanaan dan Pengadaan
1. Perencanaan
Rumah Sakit Sidhisai adalah rumah sakit yang berfokus
pada pelayanan kesehatan masyarakat yang memiliki fasilitas
kesehatan terbilang kurang. Mengingat bahwa RS Sidhisai
merupakan rumah sakit yang pelayanannya tergolong sangat
vital dan dibutuhkan masyarakat baik itu pada pelayanan
laboratorium klinik maupun life support dan kurangnya
peralatan laboratorium teknologi menengah, maka dibutuhkan
suatu alat Electro Surgery Unit yang berguna untuk menunjang
pelayanan rumah sakit.
2. Inventaris Alat
Perencanaan alat Electro Surgery Unit harus memiliki unsur-
unsur teknis yang terlibat agar terciptanya professional
specification terhadap alat Electro Surgery Unit.
 Nama Alat             : Electrosurgical Unit (ESU)
 Merk                      : Covidien Valley Lab
 No. Seri                 : FIF 68063 AX
 Ruang                    : IBS OK 9
 Type                      : Force FX
 Lebar                     : 35,6 cm
 Panjang                 : 45,7 cm
 Tinggi                    : 11,1 cm
 Berat                     : 8,2 Kg
 Kelembaban          : 30 % - 75 %
 Volt                       : 220 – 240V
 Frekuensi               : 50/60Hz

3. Pengadaan
Pengadaan alat medik di Rumah Sakit Medika Persada Bali
mempunyai alur dimana teknisi elektromedik dapat membuka
permintaan barang dalam bentuk Bon Permintaan Pembelian
Barang (BPPB) yang dibuat berdasarkan 2 alur besar;
pengadaan untuk sprarepart dan alat medik yang digunakan
untuk perbaikan dan kerusakan dan pengadaan yang alat medik
yang bersifat penambahan aset alat medik atau pengadaan baru
yang diajukan oleh unit atau Departemen dengan dilengkapi
kajian kebutuhan penambahan alat baru.

2.6.2 Instalasi dan Penerimaan


1. Instalasi
Instalasi peralatan secara umum adalah tahap kegiatan
pekerjaan pemasangan alat. Instalasi alat Electro Surgery Unit
ini meliputi proses :
1. Pembukaan kemasan Electro Surgery Unit itu sendiri.
2. Penempatan alat Electro Surgery Unit ke tempat yang
telah di tentukan.
3. Perakitan alat Electro Surgery Unit bersama dengan
aparatur lainnya.
4. Penyambungan Electro Surgery Unit dengan kelengkapan
dan atau material pra-instalasi yang telah dipersiapkan
5. Pengaturan, pengukuran keluaran, kalibrasi dan atau
pengujian keselamatan kerja
2. Penerimaan

Penerimaan alat Electro Surgery Unit terdiri dari 3 tahap


yaitu pemeriksaan fisik peralatan medis setelah diinstalasi bagi
peralatan medis yang mensyaratkan instalasi, uji fungsi dan uji
coba disertai pelatihan bagi pengguna dan teknisi. Hasil
penerimaan peralatan medis dituangkan dalam berita acara
penerimaan peralatan medis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Peralatan yang diterima harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) telah selesai diinstalasi
b) telah dilakukan pemeriksaan fisik, instalasi dan uji
fungsi
c) telah melewati masa uji coba dengan hasil baik
d) telah melewati masa pemeliharaan peralatan sesuai
program.
1. Pemeriksaan Fisik
Kegiatan yang meliputi penilaian fisik alat, kelengkapan
alat. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengecek
kesesuaian :
a. Merk, tipe/model, jumlah
b. Bagian-bagian alat
c. Aksesori yang dipesan
d. Kelengkapan dokumen teknis
2. Uji Fungsi
Adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji
bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis
saat itu) tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah
secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik
sesuai fungsi dan spesifikasinya.
 Pemeriksaan fungsi komponen/bagian alat Electro
Surgery Unit (tombol, saklar, indikator, putaran motor,
pengereman, dll)
 Kinerja output Pada tahap ini dilakukan pengujian
terhadap hasil keluaran dari alat (missal: suhu, daya, dan
waktu dari Electro Surgery Unit).
3. Pelatihan operator dan tenaga teknik (elektromedis)
Kegiatan pelatihan sebaiknya dilakukan setelah uji fungsi dan
sebelum kegiatan uji coba dilakukan. Pelatihan operator
meliputi:
a) Prosedur penggunaan alat yang benar dan aman
b) Pengoperasian peralatan secara optimal
c) Pemeliharaan harian, penyimpanan alat dan
penggantian bahan habis pakai
d) Penyusunan standard operating procedur (SOP)

Pelatihan teknisi/elektromedis meliputi:


a) Cara pengoperasian alat Electro Surgery Unit
b) Penjelasan fungsi masing masing bagian alat Electro
Surgery Unit.
c) Mempelajari schematic diagram Electro Surgery Unit
d) Trouble shooting/mendeteksi kerusakan
e) Pengukuran dan kalibrasi
f) Pemeliharaan preventif
g) Penggantian suku cadang

4. Uji Coba
Uji coba alat Electro Surgery Unit dilakukan dengan
mengujian peralatan dengan cara melakukan penggunaan
langsung pada sampel yang ditentukan setelah melalui
proses uji fungsi dengan baik. Uji coba dilaksanakan oleh
operator yang telah dilatih untuk mebiasakan penggunaan
alat sesuai prosedur kerjanya dalam waktu tertentu atau
berdasarkan jumlah pemakaian.
2.6.3 Pengoprasian
a. Persiapan
 Lepaskan penutup debu.
 Periksa kondisi eksternal alat.
 Hubungkan alat dengan terminal pembumian.
 Hubungkan alat dengan catu daya.
 Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke
posisi ON.
 Lakukan pemanasan secukupnya minimal: 5 – 15
menit.
 Cek fungsi-fungsi selector pemilihan cutting,
coagulating, dan bipolar
 Periksa sistem alarm.
 Pasang elektrode (loop elektrode, ball electrode, atau
bipolar electrode) sesuai keperluan pelayanan.
 Atur selektor pemilihan (cutting, coagilating atau
bipolar) sesuai keperluan.
 Atur intensitas output sesuai keperluan.
 Lakukan tindakan pembedahan.
 Setelah selesai digunakan, matikan alat dengan
menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF dan
pastikan output selector keposisi minimum / nol.
 Lepaskan kabel elektroda (active dan neutral) serta
foot switch dari alat.
 Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
 Bersihkan alat. Pastikan alat dalam kondisi baik dan
siap difungsikan pada pemakaian berikutnya.
 Pasang penutup debu.

2.6.4 Pemeliharaan

N
Kegiatan Pemeliharaan Periode
O
1 Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 bulan
2 Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu 1 bulan
Cek fungsi selector, tombol/switch, perbaiki bila
3 1 bulan
perlu
Cek kabel elektroda frekuensi tinggi dari
4 1 bulan
kerusakan dan bersihkan konektor bila perlu
Cek dan periksa fungsi pewaktu (timer), perbaiki
5 1 bulan
bila perlu
Cek dan periksa lampu-lampu indicator, ganti bila
6 6 bulan
perlu
Cek sistem pengamanan, perbaiki bila perlu 6
7 6 bulan
bulan
8 Lakukan pengukuran arus bocor 1 bulan
9 Lakukan uji kinerja alat 6 bulan

2.6.5 Penarikan dan Penghapusan


1. Penarikan
Penarikan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah pada suatu peralatan medis, bila tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku atau dapat menyebabkan suatu
bahaya pada penggunaannya. Suatu produk yang ditarik dari
peredaran, akan diteliti ulang oleh produsen sehingga dapat
ditentukan apakah produk tersebut akan diperbaiki atau di
musnahkan.
Penarikan alat Electro Surgery Unit akan dilakukan
apabila :
a. standar alat tersebut tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
b. terjadinya suatu penyimpangan alat sehingga
menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.
2. Penghapusan
Penghapusan peralatan medis agar pemanfaatan peralatan
medis di rumah sakit efektif dan efesien serta penatausahaan
peralatan medis akuntabel serta membebaskan Pengguna dan
atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik barang yang berada dalam
penguasaannya.
Penghapusan alat Electro Surgery Unit akan dilakukan
apabila :
a. Secara fisik alat Electro Surgery Unit tidak dapat
digunakan dan tidak ekonomis apaliba diperbaiki
b. Teknologi Alat Electro Surgery Unit tegolong lama
akibat adanya modernisasi
c. Alat Electro Surgery Unit telah melampaui usia -/+ 10
tahun penggunakan sehingga telah melati batas usia
teknis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi
uap yang dihirup. Pengobatan yang memanfaatkan nebulizer biasanya diberikan
pada penderita gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) saat gejala sesak napas sedang muncul. Fungsi nebulizer adalah
untuk melegakan saluran napas yang menyempit.

Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan


arus listrik frekuensi tinggi sebagai alat penunjang kesehatan yang digunakan
pada saat pembedahan.

Melakukan manajemen peralatan medis Nebulizer dan Elektrosurgery Unit


(ESU) yaitu dengan tahapan :
1. Perencanaan dan Pengadaan
2. Instalasi dan Penerimaan
3. Pengoprasian
4. Pemeliharaan
5. Penarikan dan Penghapusan
Alasan saya memilih alat tersebut karena kegunaan alat ini dapat membantu
pelayanan di Rumah Sakit Sidhisai.
DAFTAR PUSTAKA

https://babyzania.com/beli-popok/omron-compressor-nebulizer-ne-c28
https://www.alodokter.com/nebulizer-mengenal-fungsi-dan-cara-pakainya
https://hwp-electromedic14.blogspot.com/2017/12/alat-bedah-electrosurgery-
unit.html

Anda mungkin juga menyukai