Planar Kromatografi
Planar Kromatografi
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTS FARMASI
JATINAGOR
2010
2009 1
I. Pendahuluan
Kromatografi merupakan suatu metode umum yang sudah biasa digunakan dalam
laboratorium baik untuk kepentingan analisis kualitatif ataupun kuantitatif walau ada beberapa
asumsi bahwa untuk keperluan kuantitatif metode planar kromatografi kurang representatif
namun dengan perkembangan penemuan dan pengembangan instumentasi, metode
kromatografi planar juga cukup representatif untuk keperluan kuantitatif bahkan tidak hanya
terbatas pada bahan atau material yang sederhana akan tetapi pada materi yang lebih
komplek misalnya suatu cairan biologis dari serum manusia.
Pada dasarnya yang kromatografi planar adalah suatu instrumen yang terdiri dari dua
komponen yang penting yang pertama adalah fase diam (stationary phase) dan fase gerak
(mobile phase) modifikasi pada dua komponen inilah yang mendasari perkembangan
instumen dari planar kromatografi sehingga menghasilkan pemisahan yang diharapkan lebih
baik, selain pada sistem deteksinya dengan perkembangan pada instrumen detektornya yang
sangat variatif, yang disesuaikan dengan keperluan analisis dan akurasi hasil.
Planar kromatografi merupakan suatu hal yang diperoleh dari fenomena pemisahan
suatu pigmen warna dari suatu klorofil yang di lakukan oleh Tsweet dimana Tswet
mengunakan kolom yang didalamnya dimasukan suatu fase diam yang berupa kalsium
karbonat yang disimpan diatasnya suatu ekstrak dari pigment klorofil yang kemudian dielusi
dengan suatu pelarut organik, sehingga dihasilkan pemisahan dari pigmen-pigmen tertentu
yang terelusi tidak bersamaan, sementara kertas original dari Tsweet berada di Rusia yang
dipublikasikan pada tahun 1906, dan di review oleh Ettre.
Prinsip pemisahan pada kromatografi sendiri bisa terjadi secara adsorbsi atau partisi.
Fase gerak pada planar kromatografi pada dasarnya merupakan suatu sistem pelarut atau
cair walaupun kadang bisa menggunakan gas, dan umumnya analit adalah analit yang akan
dianalisis dengan metode planar kromatografi merupakan molekul yang tidak mengaup dan
stabil di udara terbuka, sementara fase diam (solid phase) bisa berupa suatu padatan atau
suatu larutan yang ditempelkan pada suatu penunjang. Modifikasi dari fase solid ini sangat
menentukan sekali terhadap efisiensi pemisahan dan merupakan modifikasi yang paling
banyak dilakukan dalam perkembangan instrumen yang termasuk didalamnya HPTLC (high
perfomance thin layer chromatograpy) sementara kromatografi elektroforesis merupakan
modifikasi yang dilakukan karena sifat dari analit atau sampel yang akan di uji dan disini akan
2009 2
lebih melibatkan instumen lain karena berhubungan dengan muatan listrik(elektroda), ukuran
molekul atau BM atau sistem polarisasi dari analit.
2009 3
tindakan ini untuk mendapat banyak, spot yang sangat pekat. Dengan sebuah pin, pastikan
jalur dibawah tube. Letakan beberapa senimeter dari larutan pengembang dalam tube.
membutuhkan cukup sehingga larutan pengembang kira-kira setengah antara dasar dari
kertas dan 25 mm (1 inch) penanda pada kertas. Masukan lempeng pada tube. Bagian yang
lebih kecil dari lembar harus masuk kedalam larutan pengembang tanpa penyentuhan bagian
bawah tube. garis pencil dan spot harus dibuat kira-kira 1 cm diatas permukaan larutan
pengembang. Untuk aksi kapiler, larutan pengembang akan diabsorbsi oleh serat dari kertas
dan, ketika sampai spot, ini akan mulai membawa substansi yang ada dalam campuran.
Sesuai dengan karakteristik mereka, substansi ini akan berjalan lebih cepat atau lebih lambat
diantara serat dari selulosa dan yang lebih cepat akan mengisi sisi utama dari yang lebih
lambat dan memperlihatkan sebagai pemisahan pita pada kertas. Pindahkan lambaran
sebelum solvent menjangkau ujungnya, dengan sebuah pencil, cepat tandai posisi yang
dicapai oleh larutan pengembang dan biarkan kering. Berikut urutan uji pertama yang dapat
dilakukan: 1. - campuran = tinta hitam, larutan pengembang = air, penunjang = filter kertas.
akan baik jika kertas murni selulosa, lain kali dapat dicoba kertas jenis kertas lain seperti 2 –
campuran dua tinta yang berbeda , jus tomat, jus kacang, jus turnip merah, jus cabe merah,
extrak daun , dll. 3 - gunakan pertama alkohol dan kemudia aseton sebagai larutan
pengembang. perhatikan karena larutan pengembang ini akan terbakar, dan aseton juga
toxic, sehingga percobaan ini dilakukan diluar atau dalam kotak. larutan pengembang harus
dapat melarutkan komponen dari campuran. Sebagai contoh, air tidak tersedia untuk
substansi lemak, melainkan gunakan aseton. Orang banyak menggunakan substansi sebagai
suatu larutan pengembang. Kita akan menemukan beberapa daftar dalam daftar dibawah ini.
Seperti yang disebut dalam percobaan sebelumnya, variasi campuran harus disiapkan dalam
air. Kemudian keringkan dan larutkan dalam sedikit pelarut. Campuran dibutuhkan sangat
pekat agar memungkinkan. 4 – gunakan lempeng untuk penunjang kromatografi lapis tipis..5
– buat uji lain menggunakan lempeng untuk TLC harus dibuat sendiri. Uintuk sekup ini
gunakan serbuk alumina, kalsium karbonat, silika gel, magnesium silikat, dll. Untuk
menggabungkan bahan penunjang dari suatu serbuk, gunakan suatu agen pengikat seperti
kanji, plaster, gelatin, gum arabikum, dll. Sebagai penunjang atau gunakan bahan gelas,
aluminum, atau keping plastik. Atau gunakan juga lembar asetat seperti kemudian gunakan.
Gambar lengkap suatu rangkaian kromatografi kertas dapat dilihat dibawah ini :
2009 4
Gambar. 1. kiri tradisional, kanan automatic sampler
Kromatografi lapis tipis (TLC) sama dengan kromatografi kertas, tidak mahal dan
sederhana serta mudah menjalankannya, dibandingkan dengan kromatografi kertas lebih
cepat, untuk kromatogarafi kertas perlu beberapa jam sedangkan dengan kromatografi TLC
cukup dengan beberapa menit, dan menjadikan metode ini sangat populer dilaboratorium.
Umumnya campuran zat organik ditotolkan ke salah satu sisi lempeng dalam bentuk
larutan, biasanya beberapa mikroliter yang mengandung beberapa mikrogram dari analit,
2009 5
dengan menggunakan siring atau pipet kaca kecil, noda analit dikeringkan kemudian di
celupkan pada suatu chamber yang mengandung larutan pengembang dengan komposisi
tertentu, kemudian di biarkan beberapa menit sampai larutan pengembang tersebut telah
mencapai batas area pengembangan, setelah itu dikeringkan dan siap untuk dianalisis untuk
keperluan kualitatif dan kuantitatif, terkadang di gunakan pengembangan dua dimensi yaitu
secara vertikal dan kemudian secara horizontal hal ini dimaksudkan untuk pemisahan suatu
spot yang mungkin diduga masih belum murni. rangkaian lengkap dari suatu TLC dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Gambar. 2
http://www.CAMAG.com
c. HPTLC
High perferpomance thin layer chromatography (HPTLC) adalah suatu metode
kromatografi yang merupakan pegembangan dari TLC, hal yang dikembangkan adalah fase
diam atau stationary phase dari dari instrumen, yang diharapkan menghasilkan daya pisah
yang lebih baik dari TLC baik dilihat dari hasil, efisiensi waktu dan biaya.
HPTLC dari sisi peralatan tidak terlalu jauh berbeda dengan TLC hanya biasanya pada
fase diam ukuran pori dari fase penyerap lebih kecil sehingga diharapkan terjadi pemisahan
yang lebih baik karena terjadi interaksi antara analit dengan absorbent pada permukaan yang
lebih luas, kemudian ukuran dari lempeng lebih kecil karena menggunakan suatu absorbent
dengan pori yang lebih kecil hal ini akan berpengaruh terhadap waktu pengembangan yang
memungkinkan lebih pendek atau singkat.
Dari profil hasil kromatogram yang diperoleh dari HPTLC lebih baik dari TLC karena pada
HPTLC, HETP atau efisiensi dari teori keping lebih baik dari pada TLC hal ini disebabkan
permukaan dari absorbent ukuran porinya lebih kecil dari absorben0 dari TLC sehingga
2009 6
permukaan interaksi analit dengan stationary fase lebih luas. HPTLC mempunyai beberapa
kelebihan di banding dengan TLC dalam hal:
Tebal, keseragaman manghasilkan garis dasar stabil dalam densitometry
Jarak pengembangan dan waktu lebih singkat
Pita difusi rendah manghasilkan keterpaduan pita sampel
Mikrosample (nanograms dan picogram)
dapat dianalisis
Sifat reproduksibilitas dalam hasil kromatografi.
2009 7
muatan listriknya atau polaritasnya dan ukuran dari BMnya. Gambaran sederhana dari
kromatografi elektroforesis dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
2009 8
1. Kromatografi Kertas
Pada kromatografi kertas dapat digunakan sebagian fase diam adalah kertas, kertas
yang digunakan mulai dari kertas selulosa biasa atau kertas dengan spesifikasi Whatman
dengan berbagai ukuran atau nomor; berikut dapat dilihat gambar kertas yang digunakan
sebagai fase diam :
Unsur yang dipandang penting pada lempeng: Format, penunjang, lapisan, dan pengikat :
lempeng Precoated TLC dengan penunjang suatu gelas tersedia dalam format yang banyak,
yang berukuran 20 cm × 20 cm bisanya dipandang sebagai standar untuk TLC awal. Pelat
Gelas sangat kuat dan dapat dikembangkan secara vertikal dan horizontal tanpa bergoyang,
kemudian pemastian ketetapan gerakan dari fase gerak pada lempeng. Mereka benar inert
ketika digunakan dengan semua larutan pengembang dan derivating agent dan sebab itu
dapat diaplikasikan secara universal. Pemisahan optimum (migration) jarak pada lempeng
TLC adalah 12–15 cm. Jika hanya sedikit sampel yang akan dipisahkan pada waktu
lempengnya sama, format yang lebih kecil seperti 10 cm × 20 cm atau 5 cm × 20 cm (20 cm
dalam pengembangan secara langsung), yang juga memungkinkan perpindahan jarak
optimum, terjadi. Jika efisiensi pemisahan optimum sesungguhnya kurang penting (sebagai
contoh, jika sample mangandung hanya satu atau sangat banyak komponen), Jarak
2009 9
pengembangan dapat dikurangi sampai kira-kira 8 cm dan lempeng format 20 cm × 10 cm
(atau lempeng fraksional sekecil 2.5 cm × 10 cm) mungkin kurang.
lempeng Thin-layer chromatography (TLC) untuk diadsorbsi, partisi, dan teknik ion exchange
enam pilihan media dengan gelas, polyester, dan dasar aluminum. Lapisan adsorbent silica-
based dalam Sigma-Aldrich lempeng TLC dipadukan dengan suatu pengikat polymeric;
lempeng silica gel yang lebih murni dipadukan pada suatu pengikat gypsum (CaSO 4/polimer).
Atau dengan mengunakan lempeng silika gel yang biasa di gunakan :
2009 10
Gambar. 6 lempeng silika gel untuk HPTLC (lebih kecil dari TLC)
(WWW.LUMEX.RU)
Dibawah ini daftar beberapa spesifikasi sorbent yang dapat digunakan sebagai fase stationary
yang sekarang biasa digunakan :
2009 11
Tabel. 3
2009 12
034.5548 HPTLC aluminium sheets silica gel 60 F 254 200 20x20 25
034.5543 HPTLC aluminium sheets silica gel 60 F 254s, 200 10x10 25
RAMAN
034.5586 HPTLC aluminium sheets LiChrospher® Si 60 F 100 20x20 25
254s
034.3726 HPTLC lempengs RP-2 F 254s 200 10x10 25
034.3725 HPTLC lempengs RP-8 F 254s 200 10x10 25
034.4296 HPTLC lempengs RP-18 W (without F) 200 20x10 25
034.3124 HPTLC lempengs RP-18 W F 254s 10x10 25
200
034.3724 HPTLC lempengs RP-18 F 254s 10x10 25
200
034.6464 HPTLC lempengs CN F 254s 200 10x10 25
034.2571 HPTLC lempengs CN F 254s 200 20x10 25
034.2572 HPTLC lempengs NH2 (without F) 200 20x10 25
034.3192 HPTLC lempengs NH2 F 254s 200 20x10 25
034.5647 HPTLC lempengs NH2 F 254s 200 10x10 25
034.2668 HPTLC lempengs Diol F 254 200 10x10 25
034.5636 HPTLC lempengs MERCK Diol F 254 200 20x10
25
034.5607 UTLC silica gel 60 w/o F 254 10 6x3.6 25
(WWW.LUMEX.RU.com)
Secara umum bentuk dan ukuran dari pelat HPTLC lebih kecil dari pelat TLC ini bisa
sampai menjadi sepertiga dari Lempengf TLC hal ini lebih simple namun memang relatif
sedikit lebih mahal. Cara membaca kode pada fase diam/solid
2009 13
• 254 = dituliskan sesudah F atau UV utk
menandakan panjang gelombang eksitasi bahan
fluorescent atau fosforescen yang
ditambahkan (Snyder, et al, 1997)
b. Chamber / Ruang Pengembang
Pada dasarnya chamber atau tempat untuk pengembangan dari kromatografi planar
tidak terlalu spesifik untuk masing-masing jenis kromatografi, yang membedakan chamber
yang digunakan adalah ukuran dari chamber, dimana ukuran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan:
Bahan dari chamber pisa dari kaca atau bahkan dari plastik yang kedap air, biasanya
bentuknya bisa bulat seperti toples atau kotak seperti gambar di bawah ini :
2009 14
atau bahkan dalam suatu plastik seperti gambar dibawah ini :
Untuk kromatografi elektroforesis dalam chamber di bagi dua bagian yang kedalam
masing-masing chamber dimasukan satu ujung dari kertas dan pada masing-masing chamber
dihubungkankan dengan suatu muatan listrik yang berbeda yaitu muatan positif dan negatif,
sehingga akan terjadi pemisahan, pada kedua chamber tersebut dimasukan suatu suatu
larutan elektrolit agar bisa menghantarkan muatan pada kertas sebagai fase diam dan larutan
elektrolit disini sekaligus bertindak sebagai fase gerak dari proses kromatografi. (Suherman,
M. Mulja. 1995)
2009 15
dengan sebelumnya memasukan suatu pereaksi penderivatisasi agar spot memendarkan
cahaya, berikut gambar dari sprayer mulai dari yang sederhana sampai dengan keluaran
terbaru:
Gambar. 8 Sprayer
2009 16
(Snyder, et al, 1997)
a. Scaner
Scaner merupakan suatu alat yang dimaksudkan untuk memperjelas suatu spot pada
saat mengamati, bisanya pada alat ini disertai dengan lampu baik itu lampu UV atau yang
lainya yang dapat memendarkan cahaya dari spot-spot analit setelah disemprot dengan
larutan penampak noda (derivating agent), berikut beberapa gambar alat scaner :
b. Detektor
Detektor yang bisa di gunakan pada analisis kromatografi planar adalah adalah detektor
photon, diamana sifat dari analit dapat dibuat atau di derivatisasi dengan senyawa yang
membuat senyawa tersebut berflourisensi dan dapat di deteksi atau di scanning dengan
detektor yang sesuai.
Detektor yang umum digunakan dalah detektor UV atau flourisensi detektor berikut
gambar dari beberapa detektor yang terkait erat dengan kromatografi planar: beberpa UV
detektor yang bisa digunakan dalam deteksi spot hasil kromatogram dari planar kromatografi.
1. Silicon Photodiodes
2. Germanium Photodiodes
3. InGaAs Photodiodes
4. Extended InGaAs Photodiodes
2009 17
Prinsip kerjanya secara umum adalah lempeng yang terdapat spot didalamnya dikenai
sinar dan nanti akan berflourisensi kemudian flourisensinya akan ditangkap oleh detektor
kemudian intensitasnya akan terukur dan akan sebanding dengan kadarnya.
C. Alat Penderivatisasi
Alat ini dilmaksudkan untuk membuat senyawa yang terdapat pada spot dapat
terdeteksi yaitu dengan cara derivatisasi selain dengan cara disemprotkan dengan sprayer
bisanya alat ini di gunakan untuk fosforscent dan ini mengandung fosforscent anorganik yaitu
spot yang terbentuk di celupkan pada media yang mengandung zat penderivasi.
2009 18
D. Spray Cabinet
Alat ini untuk sebagai ruang untuk menyemprot spot dengan zat penampak noda/zat
penderivatisasi
Gambar. 13 Plate
F. Lempeng Coater
Alat ini dapat di gunakan jika kita akan membuat sendiri lapisan penyerap yang akan
dilapiskan pada penunjang kaca atau plastik atau alumunium.
kaca Alumunium/plastik
2009 19
G. Pipet sampel/drods/Penetes Sampel
Adalah suatu kapiler dengan ukuran tertentu yang berguna untuk meneteskan sampel
pada lempeng atau fase diam, berikut dapat dilihat alah satunya ;
IV. Aplikasi.
Penggunaan dari kromatografi planar secara umum dapat kelompokan untuk dua
keperluan yang pertama adalah untuk keperluan kualitatif dan kuantitatif. Keperluan secara
kualitatif biasanya menggunakan parameter dari Rf (Range Factor) dimana nilai ini dihasilkan
dari perbandingan antara jarak tempuh relatif dari spot-spot tertentu terhadap jarak tempuh
dari larutan pengembang atau larutan pengembang. Yang merupakan angka relatif dan
dibandingkan dengan Rf standard pada kondisi yang sama (instrument, pengembang dan
deteksi) jika sama maka dapat ditentukan dengan zat tertentu atau di scanning sehingga
menghasilkan suatu kromatogram yang dapat di bandingkan dengan standard. Jika spot yang
dihasilkan masing bertumpuk atau masih lebih dari satu spot atau berekor ini menandakan
masih belum murni, jika ini terjadi maka dapat dilakukan pengembangan dua arah dengan
arah tegak lurus (900) sehingga yang spot yang menumpuk terpisahkan dengan baik. Hal ini
apat dilihat pada gambar dibawah ini :
2009 20
Gambar. 16
Cara perhitungan dari range factor (Rf) dapat diamati pada gambar dibawah ini :
Gambar. 17
Untuk keperluan analisis kuantitatif maka spot tersebut setelah positif dengan scan
maka dapat di analisis oleh spectrofotodensitometry maka akan dihasilkan kromatogram
sama dengan HPLC yang manunjukan puncak dengan luas daerah AUC yang dapat di
integrasikan sehingga dapat dihitung terhadap kurva baku,
2009 21
Gambar 18 . Kromatogram dari planar Kromatografi (Snyder, et al, 1997)
VI. Kesimpulan
Kromatografi planar merupakan kronmatografi yang sangat praktis dan mudah untuk
dipraktekan, kromatografi ini meliputi : kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (KLT), atau
high performance thin layer kromatografi (HPTLC) dan kromatografi elektroforesis, masing-
masing kromatografi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang dapat berupa efisiensi
(biaya dan waktu), dan hasil dari kromatogram,
Kromatografi ini juga dibedakan juga berdasarkan fungsi pemisahan terhadap
subastansinya, apakah itu sederhana atau lebih komplek misalkan elektroforesis lebih
difokuskan atau digunakan untuk suatu substansi yang mempunyai polaritas atau muatan
misalnya asam amino dalam serum dan lain-lain.
Untuk keperluan analisis baik kuantitatif atau kualitatatif metode ini dapat digunakan
seiring dengan perkembangan instrumentasi sampai dengan sekarang ini. Secara umum alat
kromatografi planar dapat dikelompokan menjadi bebrrapoa bagian yang penting antara lain:
1. fase diam (stationary phase)
2. ruang pengembang (chamber)
3. penyemprot penampak Noda (sprayer)
4. drops penetes sampel (micro pipet)
5. scaner (panampak spot)
6. detektor (keperluan kuantitatif)
2009 22
yang masing-masing dapat dikembangkan sehingga kromatografi planar juga dapat
representatif untuk keperluan analisis kuantitatif, selain metode-metode pemisahan lain.
Pustaka
1. Chamberlain J, 1995, The Analysis Drugs in Biological Fluids, Second Edition, CRC
press, NewYork, P 105-117..
2. Day. R.A, and Underwood, A.L. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi kelima,
Erlangga press, Jakarta. P 551-554
3. Sherma Joseph, 2004, Planar Chromatography. Department of Chemistry, Lafayette
College, Easton, Pennsylvania 18042, Analytical Chemistry, Vol. 76, No. 12, June
15,
4. Snyder, R.L., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC method
development, 2nd edition, p.686-697, John Wiley & Son, Inc., New York
2009 23
5. Suherman, M. Mulja. 1995. Analisis Instrument. Airlangga University Press,
Surabaya, P 223-234.
6. http://www.CAMAG.com
7. http://www. titan.iwu.edu/
8. WWW.LUMEX.RU
2009 24