Anda di halaman 1dari 20

PAPER KALKULUS II

DISUSUN OLEH :

YUNITA ANGGRAINI PUSPITA SARI

062002004005

TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS TRISAKTI

2021
BAB I
SISTEM KOORDINAT PADA RUANG TIGA DIMENSI
A. Pengertian Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang
datar (R2) atau pun bidang ruang (R3). Beberapa macam system koordinat yang kita kenal anatara lain
system koordinat kartesius, system kooordinat kutub, system koordinat tabung, system kooordinat bola.
Pada umumnya pada bidang datar (R2) letak suatu titil dinyatakan dalam bentuk koordinat
kartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada bidang ruang (R3) dinyatakan dalam koordinat kartesius,
koordinat tabung dan koordinat bola.

B. Jenis Sistem Koordinat pada Bidang Ruang (R3)


1. Koordinat Kartesius
Untuk menyatakan posisi sebuah benda di dalam ruang, dibutuhkan suatu sistem koordinat
yang memiliki pusat koordinat dan sumbu koordinat. Sistem koordinat yang paling umum adalah
Koordinat Cartesius. Jika kita berbicara ruang 2 dimensi, maka koordinat Kartesian 2 dimensi
memiliki pusat di O dan 2 sumbu koordinat yang saling tegaklurus, yaitu x dan y.
Selanjutnya koordinat Kartesian 2 dimensi dapat diperluas menjadi Kartesian 3 dimensi yang
berpusat di O dan memiliki sumbu x, y dan z. Pada Gambar berikut menyatakan titik P dapat
dinyatakan dalam x, y dan z. OP adalah jarak titik P ke pusat O.

Sistem koordinat ini terdiri dari 3 sumbu yang saling melintang diantaranya sumbu (x), sumbu (y) dan
sumbu (z).

Karena melintangnya 3 sumbu ini, menjadikannya terpisah 8 bagian yang disebut oktan.
Oktan Nilai (x) Nilai (y) Nilai (z) Keterangan

Koordinat (x, y, z)
Oktan I >0 >0 >0
memiliki nilai positif

Koordinat (x) positif (y)


Oktan II >0 <0 >0
negatif (z) positif

Koordinat (x) negatif


Oktan III <0 <0 >0
(y) negatif (z) positif

Koordinat (x) negatif


Oktan IV <0 >0 >0
(y) positif (z) positif

Koordinat (x) positif (y)


Oktan V >0 >0 <0
positif (z) negatif

Koordinat (x) positif (y)


Oktan VI >0 <0 <0
negatif (z) negatif

Koordinat (x, y, z)
Oktan VII <0 <0 <0
memiliki nilai negatif

Koordinat (x) negatif


Oktan VIII <0 >0 <0
(y) positif (z) negatif
2.Koordinat Tabung
2.1 Pengertian
Sistem koordinat tabung (silindris) merupakan versi tiga dimensi dari koordinat polar (koordinat
kutub) dalam geometri analitik. Dalam koordinat polar dua dimensi, sebuah titik dalam bidang
ditentukan oleh jarak  dari titik asal, dan sudut  antara garis yang menghubungkan titik asal dengan
titik tersebut dan garis radial (sebarang) yang dipilih sebagai acuan (referensi). Dalam sistem koordinat
tabung, tiap titik dipandang sebagai perpotongan dari tiga bidang yang saling tegak lurus. Ketiga bidang
tersebut terdiri atas bidang tabung lingkaran ( = tetapan), bidang datar ( = tetapan), dan bidang datar
lainnya (z = tetapan).

Tiga vektor satuan dalam sistem koordinat tabung yaitu a , a , dan a . Vektor satuan a pada titik
  z
P(1, 1, z ) arahnya menjauhi titik asal, normal pada bidang tabung =1.Vektor tersebut terletak pada
1
bidang =1 dan z=z . Vektor satuan a normal pada bidang =1, mempunyai arah yang sama
1 
dengan arah bertambahnya , terletak pada z=z dan menyinggung permukaan tabung
1
=1.Vektor satuan a sama dengan vektor satuan a dalam koordinat kartesian.
z z

Volume diferensial dalam koordinat tabung diperoleh dengan menambah , , dan z dengan
pertambahan diferensial d, d, dan dz. Dua buah tabung berjejari  dan  + d, dua buah bidang
radial pada sudut  dan  + d, dan dua buah bidang horizontal pada ketinggian z dan z + dz
membatasi volume kecil. yang berbentuk potongan kayu. Jika volumenya sangat kecil maka
bentuknya seperti kotak yang panjang sisi-sisinya d, d, dan dz. Luas permukaannya  d
d, d dz, dan  d dz. dan volumenya menjadi  d d dz.
2.2 Hubungan Antara Sistem Koordinat Tabung dan Sistem Koordinat Kartesian

a a a
  z
a . cos  - sin 0
x 
a . sin  cos  0
y
a . 0 0 1
z
3. Koordinat Bola
3.1 Pengertian
Sistem Koordinat Bola adalah sistem koordinat untuk ruang tiga dimensi di mana posisi suatu titik
ditentukan oleh tiga angka dari jarak radial titik tersebut dari titik asal tetap dan nilai sudut kutub tersebut
yang diukur dari arah puncak yang tetap dan ketika sudut azimut tersebut dari hasil
proyeksi ortogonal pada bidang referensi yang melewati asal dan ortogonal untuk zenit, diukur dari arah
referensi tetap di pesawat itu. Ini dapat dilihat sebagai versi tiga dimensi dari sistem koordinat kutub.

Dalam geometri analitik , bola dengan pusat (x0, y0, z0) dan jari jari r adalah lokus
titik (x, y, z) sedemikian rupa sehingga Sistem koordinat bola dapat dibangun berdasarkan ketiga
sumbu.Didefinisikan r sebagai jarak dari titik asal ke titik yang ditinjau.Permukaan r = tetapan adalah
sebuah bola.Koordinat kedua ialah sudut  antara sumbu z dan garis yang ditarik dari titik asal ke titik
yang ditinjau
Permukaan  = tetapan ialah sebuah kerucut, dan kedua permukaan tersebut bola dan kerucut,
di setiap titik perpotongannya selalu saling tegak lurus. Titik-titik tersebut membentuk lingkaran dengan
jejari r sin . Koordinat  bersesuaian dengan lintang, bedanya ialah lintang diukur dari ekuator
(khatulistiwa) sedang  diukur dari kutub utara.Koordinat ketiga yaitu  juga merupakan sudut yang
definisinya tetap sama dengan  untuk koordinat tabung.Sudut  ialah sudut antara sumbu x dengan
garis proyeksi dari garis yang menghubungkan titik asal dengan titik yang ditinjau pada bidang z =
0.Besarnya sesuai dengan sudut bujur, hal yang berbeda adalah sudut  bertambah ke arah
timur.Permukaan  = tetapan ialah sebuah bidang datar yang melalui garis  = 0 (atau sumbu z).

Elemen volume diferensial dapat dibangun dalam koordinat bola dengan memperhatikan
pertambahan r, , dan  dengan dr, d, dan d Jarak antara dua permukaan bola dengan jejari r dan r +
dr ialah dr, jarak antara dua permukaan kerucut dengan sudut puncak yang ditentukan oleh  dan  +
d ialah r d, dan jarak antara dua bidang datar radial pada sudut dan  + d didapatkan r sin  d
denganmenggunakan cara trigonometri.Permukaan batasnya mempunyai luas r dr d, r sin  dr d,
2 2
dan r sin  d d. Volumenya ialah r sin  dr dd.

3.2 Hubungan Antara Sistem Koordinat Bola dan Sistem Kordinat Kartesian

a a a
r  
a . sin  cos  cos  cos  - sin 
x
a . sin  sin  cos  sin  cos 
y
a . cos  - sin  0
z
BAB II
PERSAMAAN GARIS LURUS DAN
GARIS LENGKUNG DI RUANG TIGA DIMENSI
A. PERSAMAAN GARIS LURUS DI RUANG TIGA DIMENSI
Pada makalah ini akan mengkontruksi persamaan dari garis lurus pada dimensi tiga. Alat yang
digunakan dalam hal ini adalah vektor pada ruang dimensi R3R3.

Pertama akan dikontruksi garis yang sejajar dengan suatu vektor yang diberikan namun mempunyai
panjang vektor yang berbeda.

Misalkan sebuah garis LL melalui sebuah titik P1(x1,y1,z1)P1(x1,y1,z1) dan sejajar dengan vektor tak
nol yang diberikan
V=Ai+Bj+Ck
Jika sebarang titik P(x,y,z)P(x,y,z) berada di garis, maka vektor P1P−→−P1P→ sejajar dengan
vektor VV. Sebaliknya jika vektor P1P−→−P1P→ sejajar dengan vektor VV maka titik PP terletak pada
garis LL.

Oleh karena itu jika PP terletak di dalam garis LL maka vektor P1P−→−P1P→ bisa dinyatakan sebagai
perkalian vektor VV dengan suatu skalar.

Hal ini dikarenakan vektor VV dan vektor P1P−→−P1P→ sejajar dan berbeda panjang.

Jadi
P1P−→−=tV
atau
(x−x1)i+(y−y1)j+(z−z1)k=Ati+Btj+Ctk
Karena kedua vektor sama, maka dapat dilihat bahwa koefisien yang seletak sama. Jadi
x−x1=At, y−y1=Bt, z−z1=Ct
selanjutnya variabel x,yx,y dan zz dicari sehingga
x=x1+At,y=y1+Bt,z=z1+Ct(1)
Ketika nilai tt diberikan dengan sebarang bilangan riil, maka akan ditemukan koordinat
titik (x,y,z)(x,y,z) yang terletak di garis LL.

Persamaan 1 di atas dinamakan persamaan parametrik dari garis.

Dengan menyamakan nilai tt pada ketiga persamaan diperoleh persamaan garis berikut

Persamaan 2 ini dinamakan persamaan simetri dari garis lurus di dimensi tiga.

Sebuah bidang yang memuat garis dan tegak lurus ke bidang koordinat disebut bidang proyeksi.
Persamaan 2 di atas menunjukkan tiga bidang proyeksi. Untuk membuktikan hal ini, persamaan dapat
ditulis dengan

Masing-masing persamaan tersebut merupakan persamaan bidang yang tegak lurus dengan
bidang xy,xzxy,xz dan yzyz.

Perhatikan persamaan bidang

yang tegak lurus vektor normal N=Bi−Aj+0 Karena vektor N berada di bidang xyxy maka
bidang x−x1A=y−y1B juga tegak lurus dengan bidang xy
B. PERSAMAAN GARIS LENGKUNG DIRUANG TIGA DIMENSI

Pada system koordinat kartesian XYZ suatu bidang dinyatakan sebagai sebuah persamaan yang
terdiri dari 3 variabel x,y,z. Bidang nyata misalnya mempunyai persaman derajat pertama
F (X,Y,Z) = Ax + By + Cz + D = 0
Suatu titik (x0,y0,z0) terletak pada suatu surface F(x,y,z) = 0 apabila terpenuhi F(x0,y0,z0)= 0
Suatu garis lurus/lengkung didalam ruang biasanya dinyatakan sebagai perpotongan 2 buah
bidang, yang berarti dinyatakan dengan 2 persamaan f(x,y,z) = 0 dan G(x,y,z) = 0
Persamaan : (x-1)2 + (y-2)2 + (z-3)2 = 14
x2 + y2 + z2 = 1
adalah persamaan garis lengkung yang berbentuk lingkaran (sebagai hasil perpotongan 2 buah bola)
BAB III
PERSAMAAN BIDANG DATAR DAN
BIDANG LENGKUNG DI RUANG TIGA DIMENSI
A. Persamaan Umum Bidang Datar pada Ruang

Persamaan bidang datar pada ruang adalah Ax + By + Cz + D = 0 . *)

A, B dan C tidak bersamaan, sama dengan


nol.

Untuk membuktikan bahwa bidang tersebut adalah bidang datar maka perlu ditunjukkan

bahwa jika dua titik terletak pada suatu bidang maka semua titik pada garis yang melalui

kedua titik itu terletak pada bidang tersebut.


Bukti:

Misalkan T1(x1, y1, z1) dan T2(x2, y2, z2) terletak pada bidang

itu. Karena T1(x1, y1, z1) dan T2(x2, y2, z2) pada bidang itu maka

dipenuhi

Ax1+ By1 + Cz1 + D = 0 dan Ax2+ By2+ Cz2 + D = 0.

Ambil P sebarang titik pada garis yang melalui T1 dan T2

.Karena P pada garis tersebut maka koordinat P adalah

x p = x1 + x2 , y + y2 z p = z1 + z2


yp = 1 da …………**)
1+  1+  n 1+ 

Substitusi **) ke *) diperoleh


x1 + x2
A( ) + B( y1 + y2 z1 + z2
)+ +D
1+  1+  C 1+ 

1
= {(Ax1+By1+Cz1+D) + λ( Ax2+ By2+ Cz2 + D)}
1+ 

=0

Karena P sebarang dan P memenuhi persamaan bidang tersebut maka setiap titik

pada garis yang melalui T1 dan T2 terletak pada bidang tersebut. Hal ini berarti

bidang itu adalah bidang datar.

Sekarang, perhatikan kemungkinan-kemungkinan bidang dengan

persamaan Ax + By + Cz + D = 0. Jika D = 0 maka persamaan menjadi Ax + By + Cz

= 0. Bidang ini melalui titik asal O.

Jika C = 0 maka persamaan menjadi Ax + By + D = 0. Bidang ini sejajar sumbu


Z. Lebih lanjut dapat dibuat tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kemungkinan Persamaan Bidang


Jika Persamaan Bidang
B=0 Ax + Cz + D = 0 sejajar sumbu Y
A=0 By + Cz + D = 0 sejajar sumbu X
C=D=0 Ax + By = 0 melalui sumbu Z
B =D=0 Ax + Cz = 0 melalui sumbu Y
A=D=0 By + Cz = 0 melalui sumbu X
B=C=0 Ax + D = 0 sejajar bidang YOZ
A=C=0 By + D = 0 sejajar bidang XOZ
A=B=0 Cz + D = 0 sejajar bidang XOY
D=B=C=0 Ax = 0 bidang YOZ
D=A=C=0 By = 0 bidang XOZ
D=A=B=0 Cz = 0 bidang XOY
gambar 3.1 berikut adalah bidang 2x + 3y + 3z = 12 yang terletak pada oktan I.

(0,0,4)

(0,4,0)

(6,0,0)

Gambar 3.1 Bidang 2x + 3y + 3z = 12

B. PERSAMAAN BIDANG LENGKUNG DIRUANG TIGA DIMENSI

Bentuk umum persamaan berderajat kedua dengan tiga variabel di adalah


Ax2+By2+Cz2+Dxy+Exz+Fyz+Gx+Hy+Ly+J=0 … (4*), deng an A,B,C,D,E,F, G,H,I,J
merupakan bilangan real, dan A, B, C tak bersama-sama nol.

Grafik dari himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut, merupakan bidang


lengkung (surface). Pada pembahasan selanjutnya, pembahasan bidang lengkung
dibatasi pada silinder, paraboloida, bola, elipsoida, dan hiperboloida.

Pada sub materi kajian sebelumnya, dibahas tentang persamaan berderajat pertama
dengan tiga peubah (variabel), dan grafiknya di R3. Pada sub kajian materi ini dan
selanjutnya akan dibahas persamaan berderajat kedua. Grafik di R3 dari suatu
persamaan berderajat kedua dinamakan bidang lengkung kuadrat (quadric surface).
Untuk mempermudah melukis grafik persamaan berderajat kedua di R3, perlu
disajikan dahulu pengertian jejak-jejak (traces), dan irisan-irisan (sections)

Jejak (trace) adalah suatu kurva yang terbentuk oleh perpotongan antara bidang-
bidang koordinat dengan sebuah bidang lengkung (surfase). Sedangkan irisan
(section) adalah suatu kurva yang terbentuk oleh perpotongan antara beberapa
bidang datar dan suatu bidang lengkung.
Contoh:

Jejak (trace) grafik 4x2 – y2 + 4z2 = -16 pada bidang xy, merupakan parabola.
Persamaan dari jejak tersebut adalah: z = 0 dan 4x2 – y2 + 4z2 = -16

Irisan (section) grafik x2 + y2 + z2 = 20 pada bidang y = 4 merupakan lingkaran.


Persamaan irisannya adalah: y = 4 dan x2 + y2 + z2 = 20
a) Silinder

Definisi Silinder adalah suatu permukaan yang dibangun oleh sebuah garis
lurus yang bergerak sejajar dengan satu garis tertentu, dan selalu memotong
sebuah bidang berupa curva (Carico, 1980).
Berdasarkan definisi ini, dapat dikatakan bahwa silinder adalah suatu bidang
lengkung. Bidang lengkung ini merupakan himpunan garis lurus/himpunan titik-titik
yang memenuhi syarat syarat tertentu. Setiap garis pada bidang lengkung suatu
silinder, yang sejajar dengan garis lurus yang telah ditentukan, dinamakan elemen
(element) sillider.

Teorema berikut ini, dapat digunakan untuk mengidentifikasi bidang lengkung


silidrik tertentu dari persamaannya.

Teorema Jika sebuah persamaan terdiri atas dua atau tiga variabel x, y, atau
z, grafik di adalah sebuah silinder yang memiliki unsur-unsur sejaran dengan:
§ Sumbu x jika persamaan hanya memuat variabel y dan z,

§ Sumbu y jika persamaan hanya memuat variabel x dan z,

§ Sumbu z jika persamaan hanya memuat variabel x dan y

Persamaan Silinder

Untuk pembahasan selanjutnya, koefisien yang memuat perkalian dua buah variable
(D, E, F) pada persamaa (4*) adalah nol, sehingga persamaan menjadi

Ax2 +By2 +Cz2 +Gx +Hy +Iz +J =0 … (5*), dengan maksud untuk mengurangi tingkat
kesulitan yang dihadapi. Jika pada persamaan (5*) hanya memuat dua variabel saja
maka persamaan yang berbentuk :

Ax2 + By2 + Gx + Hy + J = 0 … (6*), atau


Ax2 + Cz2 + Hy + Iz + J = 0 … (7*), atau

By2 + Cz2 + Hy + Iz + J = 0 … (8*)


Maka persamaan (6*), (7*), dan (8*) merupakan persamaan silinder. Berikut ini akan
diberikan contoh-contoh persamaan silinder.

Contoh persamaan silinder

· y2 - z = 0
· x2 + y2 – 9 = 0
· x2 + z2 = 16
· z = x2

Persamaan Bola

Bentuk umum persamaan bola adalah

Ax2 + By2 + Cz2 +Gx + Hy + Iz + J = 0, dengan A = B = C. Jika G, H, dan I semuanya


nol, maka persamaan menjadi Ax2 + By2 + Cz2 + J =
0. Karena A = B = C, diperoleh persamaan . Grafik dari persamaan ini, merupakan
bola yang mempunyai pusat titik asal (origin) dan berjari-jari

Contoh persamaan bola

· x2 + y2 + z2 – 9 = 0
· x2 + y2 + z2 – 4x + 6y -16 = 0
· 2x2 + 2y2 + 2z2 – 4x + 6y – 8z - 25 = 0
c) Ellipsoida ( ellipsoid)
Definisi Jejak-jejak (traces) dari suatu bola pada setiap bidang koordinat
merupakan lingkaran. Suatu bidang lengkung tertentu (bidang lengkung
tertutup), yang mempunyai sekurang-kurangnya satu trace berupa ellips,
dinamakan ellipsoida.

2 2 2
Grafik dengan persamaan 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 1, (𝑎, 𝑏, 𝑐 ≠ 0) adalah
𝑎2 𝑏2 𝑐2

elipsoida yang berpusat pada O(0,0).

Persamaan ellipsoida

Bentuk umum persamaan ellipsoida


2 2 2
adalah Ax +By +Cz +Gx+Hy+Iz+J=0, dengan sekurang-kurangnya satu dari A, B, C
tidak sama dengan yang lain dan hasil perkalian dua koefisien ini adalah bilangan
positif.. Jika G, H, dan I semuanya nol, maka persamaan menjadi Ax2+By2+Cz2+J=0.
Grafik dari persamaan ini, merupakan ellipsoida yang mempunyai pusat titik asal
(origin) dan sumbu simetri sb. X, sb, y, dan sb.z.

Contoh persamaan elipsoida

· x2 + 2y2 + 4z2 – 9 = 0
· 2x2 + 5y2 + 5z2 – 4x + 6y -16 = 0
· 2x2 + 4y2 + 2z2 – 4x + 6y – 8 z - 25 = 0
d) Paraboloida
2 2
Definisi Grafik dengan persamaan 𝑥 + 𝑦 = 𝑧, (𝑎, 𝑏 ≠ 0) adalah

𝑎2 𝑏2

sebuah paraboloida yang berpuncak di O (0,0). Contoh


persamaan paraboloida

· x2 + 2y2 –z=0
· 2x2 + 5z2 – 6y =0
· 4y2 + 2z2 – 4x - 25 = 0

e) Hiperboloida (hyperboloid) Definisi


2 2 2
Grafik dengan persamaan 𝑥 + 𝑦 − 𝑧
= 1, (𝑎, 𝑏, 𝑐 ≠ 0) adalah

𝑎2 𝑏2 𝑐2

hiperboloid satu daun dengan sumbu mayor sumbu z.


2 2 2
Grafik dengan persamaan 𝑧 − 𝑥
− 𝑦
= 1, (𝑎, 𝑏, 𝑐 ≠ 0) adalah

𝑎2 𝑏2 𝑐2

hiperboloid dua daun dengan sumbu mayor sumbu z.


2 2
Grafik dengan persamaan 𝑥 − 𝑦 = 𝑧, (𝑎, 𝑏 ≠ 0) adalah sebuah
𝑎2 𝑏2
hiperbolic paraboloid.
2 2 2
Grafik dengan persamaan 𝑥 + 𝑦 = 𝑧 , (𝑎, 𝑏, 𝑐 ≠ 0) adalah kerucut

𝑎2 𝑏2 𝑐2

dengan sumbu mayor adalah sumbu z.


Persamaan hiperboloida

Bentuk umum persamaan ellipsoida adalah Ax2 + By2 + Cz2 +Gx + Hy + Iz + J =


0, dengan sekurang-kurangnya satu dari hasil perkalian dua koefisien x2, y2, z2
adalah bilangan negatif..

Contoh persamaan hiperboloida

· x2 + 2y2 - 4z2 – 9 = 0
· -2x2 + 5y2 + 5z2 – 4x + 6y -16 = 0
· 2x2 - 4y2 + 8 z =0
Daftar Pustaka

1) Sutiono, M.Kom., M.T.I. 2020 “ Koordinat Kartesius : Pengertian – Sistem dan Contoh
Soal” https://haloedukasi.com/koordinat-kartesius,diakses 4 Oktober 2020 pukul 19.00

2) Alicealc. 2014 “Koordinat Kutub


https://learnwithalice.wordpress.com/2014/06/25/koordinat-kutub/ diakses 4 Oktober
pukul 19.30
3) Dr. Ramadoni Syahputra. Tanpa Tahun “Sistem-sistem Koordinat”
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4402/TAE1_Sistem-
sistem%20Koordinat.pdf?sequence=1&isAllowed=y diakses 8 Oktober pukul 20.00
4) https://www.haimatematika.com/2019/12/persamaan-garis-pada-dimensi-tiga.html
diakses 20 April 2021 pukul 10.00
5) https://pdfcoffee.com/geometri-analitik-di-r3-pdf-free.html diakses 23 April 2021 pukul
09.00

Anda mungkin juga menyukai