Anda di halaman 1dari 26

“ KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI“

Dosen Pengampu : Akmal Huda Nasution,S,E.,M.Si.

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Makro

Disusun Oleh Kelompok 4:

Fandalen Situmorang (7203220010)


7203
7203

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro yang memberikan kajian materi tentang "Konsumsi, Tabungan Dan
Investasi”. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dan mampu mempermudah pembaca dalam memahami materi yang
berhubungan dengan materi tersebut.
Makalah ini disusun untuk dijadikan pembelajaran ilmu Ekonomi. Rangkaian materi
ini yang diharapkan dapat membantu para pembaca dapat mengerti bab Konsumsi, Tabungan
Dan Investasi ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
bagi kami dan juga pembacanya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, 22 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I . PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

B. Tujuan Masalah...........................................................................................................2

BAB II . PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Konsumsi.....................................................................................................................3

B. Tabungan...................................................................................................................10

C. Investasi....................................................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................................18

ii
BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsumsi adalah kegiatan membeli barang dan jasa untuk memuaskan keinginan,
memiliki dan menggunakan barang dan jasa tersebut. Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah
nilai belanja yang di lakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai kebutuhan dalam satu
tahun tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi
untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang
memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada jarak antara konsumsi dan produksi.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi diantaranya
pendapatan, tingkat harga, tingkat bunga dan sebagainya. Pendapatan rumah tangga mempunyai
pengaruh besar terhadap tingkat konsumsi. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini
tingkat konsumsi di masyarakat juga dipengaruhi oleh penggunaan kartu kredit yang dikeluarkan
oleh bank. Jumlah penduduk juga 2 akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara
menyeluruh, walaupun pengeluaran , walaupun pengeluaran rata-rata seseorang atau keluarga
relatif rendah. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan
pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC).
Sedangkan besarnya tambahan tabungan terhadap tambahan pendapatan dinamakan hasrat
marjinal untuk menabung (Marginal to Save, MPS). Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga
terdapat konsumsi minimum bagi rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi
yang harus dilakukan walaupun tidak ada pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini
disebut pengeluaran konsumsi otonom (outonomous consumtion). Keputusan rumah tangga
mempengaruhi keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek. Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka panjang karena perannya
dalam pertumbuhan ekonomi. Model pertumbuhan Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan
adalah determinan penting dari persediaan modal dalam kondisi mapan dan tingkat kesejahteraan
ekonomi. Tingkat tabungan mengukur seberapa besar dari pendapatan generasi sekarang

1
disisihkan untuk generasinya sendiri dan generasi mendatang.
Rumusan Masalah

1. Apa Saja Yang Dimaksud Dengan Penerimaan dan Penawaran Agregat?


2. Faktor Apa Saja yang mempengaruhi besarnya permintaan agregatif?
3. Faktor Apa Saja yang mempengaruhi penawaran agregat?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Konsumsi Dan Tabungan?
5. Apa Yang Dimaksud Dengan Investasi?

B. Tujuan Masalah

1. Agar Kita Bisa Mengetahui apa Yang Dimaksud Dengan Penerimaan dan Penawaran
Agregat.
2. Agar Kita Bisa Mengetahui apa Saja faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan dan
penawaran agregatif.
3. Agar Kita Bisa Mengetahui Konsumsi Dan Tabungan.
4. Agar Kita Bisa Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Investasi.

2
BAB II . PEMBAHASAN

A. Permintaan dan Penawaran Agregat

1. Permintaan Agregat (Aggregate Demand)


Permintaan agregat adalah seluruh jumlah permintaan terhadap barang dan jasa yang
terjadi dalam suatu perekonomian seperti rumah tangga,perusahaan dan pemerintah pada
tingkat inflasi yang berasal dari suatu Negara.

RUMUS : AD = C + I + G + (X-M)

Keterangan :
 AD = Agregat Demand
 C = Konsumsi
 I = Investasi
 G = Pengeluaran pemerintah
 X-M = Ekspor - Impor
Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan agregatif
 Perubahan harga barang
 Jumlah nominal uang yang beredar
 Jumlah obligasi(surat pernyataan utang) pemerintah
 Defisit tertimbang
 Pemanfataan tenaga kerja secara penuh

3
PERBEDAAN PERMINTAAN DENGAN PERMINTAAN AGREGAT

PERMINTAAN PERMINTAAN AGREGAT


Permintaan atas barang/jasa yang dihitung Permintaan atas barang/jasa yang dihitung
berdasarkan individual saja secara keseluruhan dalam sebuah negara

2. Penawaran Agregat (Aggregate Supply)


Penawaran agregat adalah (aggregate supply,AS) jumlah total seluruh barang atau jasa di
dalam perekonomian yang dijual/diproduksi atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan
(firms) pada berbagai tingkat harga.Pada tingkat harga pengeluaran rendah, produsen akan
menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih kecil dari tingkat output potensial.
Sebaliknya, pada tingkat harga dan pengeluaran tinggi, produsen akan menghasilkan barang
dan jasa lebih besar dari output potensialnya untuk sementara.

Faktor yang mempengaruhi penawaran agregat :

 Besarnya angkatan kerja (size of the labor force).


 Besarnya stok kapital (size of capital stock).
 Keadaan atau tingkat teknologi (state of technology).
 Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
 Harga faktor-faktor produksi.

4
Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang (Long-run Aggregate Supply Curve,
LRAS)

P
LRAS Dalam jangka panjang, tingkat
output ditentukan oleh jumlah modal
dan tenaga kerja, serta ketersediaan
teknologi. Tingkat output tidak
bergantung pada tingkat harga.

Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek (Short-run Aggregate Supply Curve,

SRAS)

Selama jangka pendek, harga-harga


P bersifat kaku sehingga kurva
permintaan agregat jangka pendek
(SRAS) bentuknya datar (horizontal)

SRAS

5
B. Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa.
Kegiatn konsumsi atau pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah dan konsumsi
rumah tangga. Akan tetapai dalam pembahasan ini, kita akan memfokuskan konsumsi rumah
tangga karena pengeluaran konsumsi rumah tangga mempunyai porsi terbesar dalam pengeluaran
konsumsi total. Mengingat porsinya yang besar, maka konsumsi rumah tangga memiliki
pengaruh yang kuat terhadap stabilitas perekonomian.

Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes tidak
mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes ” in the long run we’re
all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak
perlu diprediksi. Fungsi konsumsi Keynes dapat dijelaskan sebagai berikut
Fungsi konsumsi Keynes adalah: C =a + bY atau C = a + bYd
Dimana
 C = Marginal Propensity to Consume (MPC) 0 < MPC < 1
 a = Konstanta atau autonomous consumption (nilai konsumsi pada saat Y = 0 )
 b =tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh bertambahnya pendapatan (selisih
tingkat konsumsisekarang dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan sekarang dan
sebelumnya=∆C/∆Y)=(Marginal Propensity to Consume)
 Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
 Yd = Y – Tx + Tr
 Tx = Pajak
 Tr = Subsidi

Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor yang mengaruhi besarnya konsumsi rumah tangga.
Beberapa faktor diantaranya ialah:

Faktor Ekonomi
1. Pendapatan dan kekayaan rumah tangga

6
Pendapatan rumah tangga sangat lah besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Pada
umumnya, semakin besar pendapatan tumah tangga maka tingkat konsumsi juga makin tinggi
karena kemamuan untuk membeli kebutuhan juga semakin meningkat. Contohnya ialah, jika
pendapatan orang tua kalian meningkat, kalian dapat dibelikan handphone, komputer dan lalin
sebagainya.

2. Tingkat bunga

Tingkat bunga yang tinggi juga dapat mengurangi konsumsi karena biaya ekonomi dari
kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang memiliki dana lebih, akan lebih
menguntungkan jika sebagaian pendapatannya digunakan untuk deposito atau tabungan. Hal
tersebut tentunya mengurangi tingkat konsumsi.

3. Perkitaan harga di masa depan

Adanya perkiraan kenaikan ataupun penurunan harga di masa depan akan mengaruhi
tingkat konsumsi tumah tangga. Misalnya ialah harga sembako menjelang hari raya akan
meningkat, maka konsumen memilih membeli sembako jauh hari sebelum tiba hari raya.

4. Jumlah anggota keluarga

Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka tingkat konsumsi juga akan meningkat.
Sebaliknya, apabila jumlah keluarga sedikit, maka tingkat konsumsi lebih rendah

Faktor Non ekonomi

Semakin majunya arus informasi dan juga teknologi akan berdampak terhadap kehidupan
masyarakat. Dewasa ini semakin mudah dalam mengakses informasi baik dari media televisi,
radio maupun internet, telah membawa perubahan dalam pola hidup masyarakat. Misalnya ialah,
banyak iklan tentang produk makanan akan meningkatkan konsumsi produk makanan. Selain itu
adanya kemudahan bertransaksi melalui internet, ini akan mendorong rumah tangga untuk
meningkatkan kegiatan konsumsi.

7
Faktor-faktor demografi (kependudukan)
1. Jumlah penduduk

Meningkatnya jumalah penduduk akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh.

2. Komposisi penduduk

Komposisi penduduk suatu negaraterdiri dari:

 Usia yaitu produktif dan tidak produktif


 Pendidikan rendah, menengah, dan juga tinggi
 Wilayah ttinggal yaitu diperkotaan dan pedesaan.

Teori Konsumsi
1. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income
Hypothesis).

Teori ini terkenal dengan Absolute Income Hypothesis (Teori pendapatan absolut).
Keynes menyatakan tentang hubungan pengeluaran konsumsi dengan pendapatan nasional
yang diukur berdasarkan harga konstan.
Keynes juga menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat
dipengaruhi oleh pendapatan disposibel (current disposable income). Menurut Keynes, ada
batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat
konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah
yang disebut konsumsi otonomus. Jika pendapatan disposibel meningkat, maka konsumsi
juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tidak sebesar peningkatan
pendapatan disposibel.

8
Pendapatan Konsumsi ∆ Pendapatan ∆ Konsumsi
Disposibel Disposibel
0 200 - -
1000 1000 1000 800
2000 1800 1000 800
3000 2800 1000 800
4000 3400 1000 800
5000 4200 1000 800

Pada saat tingkat pendapatan disposibel sama dengan nol, maka tingkat konsumsi adalah
200. Ini artinya konsumsi minimal sama dengan 200. Saat pendapatan disposibel meningkat ,
konsumsi juga meningkat. Kenaikan konsumsi disebabkan setiap 1000 unit kenaikan
disposibel, sebanyak 800 digunakan untuk tambahan konsumsi.
Terlihat bahwa tambahan konsumsi tidak sebesar tambahan pendapatan disposibel. Tigkat
pendapatan 1000 merupakan tingkat pendapatan minimal agar rumah tangga mampu
membiayai selruh konsumsinya, tanpa harus mengorek tabungan.
Adapun hubungan antara pendapatan, konsumsi, MPC, APC, dapat dibuatkan table sebagai
berikut.

Pendapatan ΔPendapatan
Konsumsi ΔKonsumsi MPC APC
Disposabel Disposabel
0 200
1.000 1.000 1.000 800 0,80 1,00
2.000 1.800 1.000 800 0,80 0,90
3.000 2.600 1.000 800 0,80 0,87
4.000 3.400 1.000 800 0,80 0,85
5.000 4.200 1.000 800 0,80 0,84

Sedangkan hubungan antara MPC dan MPS, APC dan APS dapat dilihat dalam table berikut
ini.

9
Y C S ΔY ΔC ΔS MPC MPS APC APS

0 200 -200

1.000 1.000 0 1.000 800 0,8 1,00 0


2.000 1.800 200 1.000 800 200 0,8 0,2 0,90 0,10
3.000 2.600 400 1.000 800 200 0,8 0,2 0,87 0,13
4.000 3.400 600 1.000 800 200 0,8 0,2 0,85 0,15
5.000 4.200 800 1.000 800 200 0,8 0,2 0,84 0,16

2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis)

Model konsumsi siklus hidup lebih menekankan pada variable sosial ekonomi, di
mana yang lebih menjadi perhatian adalah variable usia (umur). Model ini dikembangkan
oleh Franco Modigliani, Albert Ando, Richard Brumberg. Di dalam teorinya dijelaskan
bahwa pengeluaran konsumsi seseorang sangat tergantung dari perjalanan umur seseorang.
Model siklus hidup ini membagi perjalanan manusia ke dalam 3 periode sebagai beikut.

1. Periode belum produktif (0 tahun sampai dengan usia kerja). Dalam tahap ini
dikatakan oleh ABM bahwa seseorang melakukan konsumsi dalam kondisi
“Dissaving”, kenapa demikian karena seseorang melakukan konsumsi sangat
tergantung pada orang lain.
2. Periode produktif (dari usia kerja sampai dengan usia di mana orang tersebut sudah
menjelang usia tua). Tahap ini dikatakan bahwa seseorang berkonsumsi dalam
kondisi “Saving”, kenapa dikatakan demikian, karena seseorang pada tahap ini
pengeluaran konsumsinya sudah tidak tergantung pada orang lain.
3. Periode tidak produktif lagi. Tahap ini seseorang kembali berada dalam kondisi
“Dissaving”, dengan kata lain bahwa seseorang melakukan konsumsi kembali
tergantung pada orang lain. Karena dalam tahap ini seseorang tidak lagi mampu untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.

Formulasi model fungsi konsumsi siklus hidup sebagai berikut:

C = aW

10
Ada tiga faktor yang membentuk nilai W

1) Nilai sekarang penghasilan dari kekayaan yaitu berupa bunga, sewa.


2) Nilai sekarang penghasilan dari balas jasa kerja yaitu berupa upah, gaji.
3) Nilai sekarang penghasilan upah yang diharapkan diterima seumur hidup.

3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif (Relative Income


Hypothesis)

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat


ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.
Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu:

1) Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya
pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan
oleh orang sekitarnya. Sebagai misal, seseorang yang memiliki kemampuan
pengeluaran konsumsi yang sederhana tinggal di tempat masyarakat yang
pengeluaran konsumsinya serba kecukupan, secara otomatis ada rangsangan dari
orang tersebut untuk mengikuti pola konsumsi di masyarakat sekitarnya.
2) Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran seseorang pada
saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan
mengalami penurunan. Sebagai misal, apabila pendapatan seseorang mengalami
kenaikan maka secara otomatis konsumsi juga mengalami kanaikan dengan proporsi
tertentu, dst bila pendapatan mengalami penurunan, maka juga akan diikuti oleh
penurunan konsumsinya.

4. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent Income


Hypothesis)
Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman. Menurut
teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen

11
(permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen
dapat diartikan :
1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan
sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.
Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang
menciptakan kekayaan).

Kekayaan yang dimiliki seseorang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kekayaan non manusia (non human wealth) adalah bentuk kekayaan fisik yaitu
barang-barang konsumsi tahan lama (gedung, rumah, obligasi,dsb).
2. Kekayaan manusia (human wealth) adalah dalam bentuk kemampuan yang melekat
pada diri manusia itu sendiri (keahlian, pendidikan, dsb).

Ada dua asumsi mengenai hubungan antara pendapatan permanen dengan pendapatan
sementara:

1. Tidak ada korelasi antara pendapatan permanen dengan pendapatan transitory, karena
pendapatan sementara merupakan faktor kebetulan saja.
2. Pendapatan sementara tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsi

C. Tabungan

Penghasil yang diterima oleh suatu keluarga tidak selalu habis dibelanjakan untuk
membeli barang kebutuhan. Orang kaya dengan penghasilan yang tinggi akan menghabiskan
seluruh penghasilan nya untuk konsumsi. Akan tetapi orang sederhana pun berusaha untuk
menyisihkan sekedar uang agar kemudian hari dapat membeli barang yang agak mahal.
Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan untuk pengeluaranpengeluaran
konsumsi. Atau dengan kata lain saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi.
Dalam lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian daripada pendapatan
12
nasional per tahun yang tidak dikonsumsi. Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan
tabungan sehingga rumus umumnya:
Parallelogram: Y = C + S
Keterangan:
 Y = Pendapatan
 C = Konsumsi
 S = saving (tabungan)
Karena Y = C + S maka S = Y – C, Jika kita subtitusikan dengan fungsi konsumsi, maka:
S=Y–C
S = Y – (a + BY)
S = Y – a – BY
S = –a + (1 – b)

Oleh karena itu kelebihan tabungan ini akan menyebabkan over investasi atau
penimbunan, sehingga menimbulkan pengangguran. Apakah ini berarti perekonomian akan
kembali ke depresi ? Perbandingan antara perkiraan (prediksi) dengan hasil aktual menunjukkan
bahwa : Konsumsi adalah dibawah prediksi Tabungan adalah lebih tinggi dari yang diramalkan
Implikasinya : Faktor penentu utama dalam persamaan perilaku konsumsi harus dihilangkan.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi besarnya tingkat tabungan, diantaranya yaitu:

 Pendapattan rumah tangga

Pada umumnya semakin tinggi pendapatan, jika di ikuti oleh sikap berhemat maka akan
memperbesar tingkat tabungan. Di negara-negara maju yang pedapatan perkapitanya tinggi,
kecenderungan mengonsumsi semakin rendah sehihngga tingkat tabungan akan semakin tinggi.

 Tingkat bunga

Tingkat bunga yang tinggi lalah faktor yang menarik bagi individu atau masyarakat untuk
menambah jumlah tabungannya. Mereka mengharapkan memperoleh pendapatan berupa bunga
yang lebih tinggi dengan semakin besar nilai tabungan yang dimiliki

13
 Sikap berhemat

Sekap berhemat terhadap pola konsumsi yang diikui oleh kegemaran menabung akan
memperbesar jumlah tabungan. Jika jumlah tabungan meningkat secara keseluruhan, maka akan
memperbesar nilai infestasi nasional.

 Distribusi pendapatan

Distribusi pendapatan merupakan bagian pendapatan secara merata sesuai kemampuan dan
kapasitas yang di miliki individu. Akses terhadap sumber daya yang merata akan meningkat
pendapatan perkapita masyarakat, sehingga semain tinggi pendaptan, diharapkan tingkat abungan
semakin besar.

 Kondisi perkonomian

Kondisi perekonomian yang memabaik akan menigkatkan pendapatan perkapita masyarakat.


Membaiknya perekonomian akan meningkatkan jumlah tabungan karena pendapatan meningkat.

Contoh Soal:

1. Jika fungsi konsumsi C = 95.000 + 0,75Y dalam rupiah, sedangkan C merupakan


besarnya konsumsi, Y besarnya pendapatan, maka besarnya konsumsi apabila
tabungan sebesar Rpl00.000,00 adalah..

Penyelesaian:

Y=C+S

Y = 95.000 + 0,75Y + 100.000 Y -

0.75Y = 95.000 + 100.000 (1 -

0.75)Y = 195.000

(0,25)Y = 195.000

Y = 195.000 / 0,25

Y = 780.000

14
Jika diketahui nilai Y = 780.000 maka besar konsumsi (C) adalah ... (kembali

ke bentuk persamaan C)

C = 95.000 + 0.75Y

C = 95.000 + 0.75 x 780.000

C = 95.000 + 585.000

C = 680.000

2. Bpk. Mardan memiliki pendapatan awal sebesar Rp1.000.000,00 dengan fungsi


konsumsi C = 150.000 + 0,70Y. Pada saat pendapatannya naik menjadi
Rp3.500.000,00 maka besarnya tabungan yang dimiliki Bpk. Mardan adalah..

Penyelesaian:

Y=C+S

S=Y–C

S = 3.500.000 – (150.000 + 0,70 x 3.500.000)

S = 3.500.000 – (150.000 + 2.450.000)

S = 3.500.000 – (2.600.000)

S = 900.000

D. Investasi

Pengertian Investasi
Kata investasi merupakan adopsi dari bahasa Inggris, yaitu investment.
Kata invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam Webster’s New
Collegiate Dictionary, kata invest didefinisikan sebagai to make use of for future benefits or
advantage and to commit (money) in order to earn a financial return. Menurut Salim dan Budi
Sutrisno, investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor luar
negeri (asing) maupun dalam negeri (domesik) dalam berbagai bidang usaha  yang terbuka untuk
invetasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

15
Sedangkan menurut A. Abdurrahman, mengemukakan investment (investasi) mempunyai
dua makna yaitu  pertama : investasi berarti pembelian saham, obligasi dan benda-benda tidak
bergerak, setelah diadakan analisis akan menjamin modal yang diletakkan dan memberikan hasil
yang memuaskan. Faktor-faktor tersebut yang membedakan investasi dengan spekulasi. Kedua,
dalam teori ekonomi, investasi berarti pembelian alat produksi (termasuk didalamnya benda-
benda untuk dijual) dengan modal berupa uang.
Investasi pada umumnya merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi, to use (money) make more money out of something
that expected to increase in value. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk
aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi
disebut juga sebagai penanaman modal.[1]

Konsep Investasi
Coba pikirkan apa yang kalian lakukan setelah lulus dari SMA nanti? Apakah kalian
masih ingin melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi? Keputusan untuk melanjutkan sekolah
maupun kursus untuk meningkatkan kepandaian maupun keterampilan kalian agar kelak bisa
bekerja dengan penghasilan yang lebih tinggi merupakan investasi sumber daya, jadi yang
dimaksud investasi dalam pengertian ini ialah segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan atau menambah nilai potensi sumber daya yang lebih tinggi. Dengan begitu investasi
idak hanya dalam bentuk fisik saja, tetapi  juga nonfisik.

Investasi pada prinsipnya merupakan segala sesuatu yang dilakukan untuk


meningkatkan kemampuan atau menambah nilai potensi sumber daya yang lebih tinggi.
Dengan demikian investasi tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga nonfisik (peningkatan
sumber daya).

Investasi fisik dapat berupa barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan,
persediaan barang (inventory), sehingga investasi dapat didefinisikan sebagai pengeluaran
atau konsumsi untuk meningkatkan stok barang modal (capital stock) yang baru. Stok
barang modal dinilai dengan uang yaitu :
=
16
Keterangan :
Qm = jumlah barang modal
Pm = harga barang modal per
unit

Tujuan Investasi
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi. Kamaruddin Ahmad,
mengemukakan tiga alasan sehingga banyak orang melakukan investasi, yaitu:
 Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa mendatang.
 Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana cara meningkatkan taraf hidupnya
dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha unuk mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan
datang.
 Mengurangi tekanan inflasi
 Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain, seseorang dapat
menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena di
gerogoti oleh inflasi.
 Dorongan untuk menghemat pajak
 Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang di berikan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Selain itu, orang melakukan investasi karena dipicu oleh kebutuhan akan masa depan.
Tetapi sangat disayangkan, banyak orang belum memikirkan kebutuhan akan masa depannya.
Padahal semakin ke depan, biaya hidup seseorang pasti akan semakin bertambah. Selain
kebutuhan akan masa depan, orang melakukan investasi dipicu oleh banyaknya ketidakpastian
atau hal-hal lain yang tidak terduga dalam hidup, misalnya keterbatasan dana, kondisi kesehatan,
datangnya musibah secara tiba-tiba dan kondisi pasar investasi.

Jenis-Jenis Investasi
1. Investasi berdasarkan asetnya

17
Investasi ini merupakan penggolongan investasi dari aspek modal atau kekayaannya.
Investasi ini dibagi menjadi dua jenis yatu pertama, real asset merupakan investasi yang
berwujud seperti gedung-gedung dan kendaraan; kedua, financial asset yaitu berupa dokumen
(surat-surat berharga) yang diperdagangkan dipasar uang seperti deposito,commercial paper,
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan sebagainya. Financial accets juga diperdagangkan
dipasar modal seperti saham,obligasi,warrant,opsi dn sebagainya.
2. Invetasi berdasarkan pengaruh
Invetasi model ini merupakan investasi yang berdasarkan pada factor dan keadaan yang
mempengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi. Invetasi berdasatkan pengaruh
dibagi menjadi dua yaitu pertama, investasi autonomous (berdiri sendiri), yaitu invetasi yang
tidak dipengaruhi tingkat pendapatan,bersifat spekulatif,misalnya pembelian surat-surat
berharga; kedua, investasi induced (mempengaruhi-menyebabkan), yakni investasi yang
dipegaruh oleh kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta tingkat pendapatan misalnya
penghasilan transitori (penghasilan yang didapat selain dari bekerja),yaitu bungan tabungan dan
sebagainya.
3. Investasi berdasarkan sumber pembiayaan
Investasi ini berdasarkan kepada pembiayaa asal atau asal usul investasi itu memperoleh
dana. Invetasi ini dibagi menjadi dua macam: pertama,investasi yang bersumber dari dana dalam
negeri (PMDN), investornya dari dalam negeri : kedua, investasi yang bersumber dari modal
asing ,pembiayaan investasi bersumber dari investor asing.
4. Investasi berdasarkan bentuk
Investasi yang didasarkan pada cara menanamkan investasinya. Investasi modal ini dibagi
menjadi dua bentuk yaitu pertama, investasi lansung dilaksanakan oleh pemiliknya sendiri,seperti
membangun pabrik, membangun gedung selaku konraktor, membeli total, atau mengakuisi
perusahaan; kedua, investasi tidak langsung yang disebut dengan investasi portofilio,investasi
tidak langsung dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat – surat berharga seperti
saham,obligasi,reksadana beserta turunannya.
5. Investasi berdasarkan waktu
Investasi berdasarkan waktu dibagi dua, yaitu: investasi berdasarkan jangka pendek dan
investasi berdasarkan jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan penanaman modal

18
oleh seseorang yang  jangka waktunya relative pendek misalnya setahun, atau dua tahun.
Contohnya tabungan di Bank, deposito, instrument pasar uang, dll. Sedangkan investasi jangka
panjang adalah penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan suatu perusahaan dengan maksud
untuk meperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut
dengan waktu 5 tahun dan seterusnya. Contohnya, saham, reksadana, obligasi, emas batangan,
properti, barang koleksi, dll.
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal dan external perusahaan.
1. Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada dibawah control perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut
berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
2. Kondisi eksternal perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic
maupun internasional.
Selain pekiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikan pajak, misalnya diperkirakan akan
menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor
sosial politik juga menentukan gairah investasi, juga sosial politik makin stabil maka investasi
umumnya juga meningkat. Demikian pula factor keamanan (Kondisi keamanan Negara).

Perhitungan Nilai Investasi


Pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (presnt value)
dari uang yang kan kita peroleh di masa mendatang atau berapa nilai uang masa mendatang
(future value) dari jumlah uang yang kita investasikan saat ini.

Metode penghitungannya sebagai berikut.

a. Nilai Sekarang (Present Value)

Menghitung nilai sekarang adalah menghitung nilai sekarang dari perkiraan nilai yang akan
diperoleh di masa mendatang. Untuk menghitung nilai sekarang dapat digunakan rumus
19
sebagai berikut.

=
(1 + )

Keterangan :
P = nilai sekarang
F = nilai yang akan dating
R = tingkat bunga
T = periode waktu

b. Nilai Masa Mendatang (Future Value)

Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari
investasi yang direncanakan. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai masa mendatang.
)
− (1 +
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi
a. Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)

Faktor ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal perusahaan.
Kondisi internal adalah tingkat efesiensi pada proses produksi dan distribusi, kualitas sumber
daya manusia, maupun tingkat teknologi yang digunakan.
Adapun kondisi eksternal adalah perkiraan tingkat peroduksi, pertumbuhan ekonomi
domestik maupun internasional dan kebijakan pemerintah.
b. Tingkat Bunga

Faktor utama yang menentukan biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman.
Semakin tinggi tingkat bunga pinjaman maka biaya investasi semakin mahal.
c. Ketersediaan Faktor-Faktor Produksi

Berbicara tentang produksi tidak lepas dari faktor-faktor produksi yang digunakan.
Ketersediaan faktor produksi yang banyak dan mudah di dapat akan menarik minat
berinvestasi. Misalnya, Indonesia memiliki penduduk yang besar (merupakan asset, tenaga
kerja dan pasar bagi produk yang dihasilkan) dan kekayaan alam yang banyak. Kondisi ini
akan menarik minat investor baik dari dalam maupun luar negeri.
20
d. Peluang Pasar

Suatu keputusan investasi tidak akan menguntungkan apabila tidak memiliki pasar. Semakin
besar pasar bagi hasil produksi maka investasi akan semakin menguntungkan.
e. Iklim Usaha yang Kondusif

Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang mendukung iklim investasi akan menarik
minat investor. Misalnya pemerintah memberikan kemudahan dalam perizinan usaha,
perbaikan infrastruktur,dan sebagainya.
f. Terjaminnya Keamanan dan Stabilitas Politik

Suatu daerah atau negara yang sering terjadi konflik atau kerusakan, akan mengurangi minat
investor. Pelaku investasi tidak mau beresiko terhadap keamanan asset usahanya apabila
pemerintah maupun masyarakat tidak menjaga keamanan.

Hubungan antara konsumsi, tabungan dan investasi


Terdapat hubungan antara konsumsi, tabungan dan juga investasi. Jika tingkat konsumsi
tinggi maka tingkat tabungan akan renadah. Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber
utama lembaga keuangan dalam melakukan pinjaman akan berdampak pada berkurangnya
jumalah pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Hal ini juga akan menyulitkan para pelaku
investasi dalam memperoleh pinjaman untuk melakukan investasi. Hubungan antara konsumsi,
tabungan, dan investasi dapat dilihat dari persamaan berikut ini.

= +

= +

+ = +

21
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penghasilan pada dasarnya merupakan pendapatan yang diperoleh untuk membiayai


konsumsi, tabungan dan investasi sehingga jika kita berkeinginan untuk hidup
mandiri pada saat usia produkstif, maka harus menyiapkan diri dengan menabung
atau investasi agar dapat membiayai hidup kelak dengan memadai.
2. Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa.
Konsumsi dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi.
3. Tabungan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendapatan rumah tangga, tingkat
bunga, sikap berhemat, distribusi pendapatan, dan kondisi perekonomian.
4. Dari persamaan fungsi konsumsi dan tabungan, dapat dicari nilai kecenderungan
mengonsumsi marginal dan kecenderungan menabung marginal (MPC dan MPS).
5. Investasi dapat berupa investasi fisik dan nonfisik. Investasi fisik adalah pengeluaran
untuk meningkatkan stok barang modal yang lain. Investasi nonfisik lebih pada
peningkatan sumber daya manusia.

22
DAFTAR PUSTAKA

23

Anda mungkin juga menyukai