Anda di halaman 1dari 15

Bab VIII Pementasan Teater Tradisional

A. Perancangan Teater Tradisional

Budaya di setiap wilayah berbeda. Misalnya, seni teater. Di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, seni
teater tradisionalnya dikenal dengan nama lenong, dulmuluk dari Sumatra Selatan, ludruk dari Jawa
Timur, dan ketoprak dari Surakarta (Jawa Tengah).

1. Konsep Perancangan Teater Tradisional

Teater tradisional merupakan pengembangan dari teater tradisi. Tradisional memiliki pengertian luas
karena dapat saja mengubah tradisi dengan konsep teater modern maka jadilah teater tradisional.
Teater tradisional dapat tampil dalam bentuk kekinian, tetapi dapat pula berpijak pada tradisi.

2. Merancang Pementasan Teater Tradisional

Pertunjukan teater tradisional tidak dapat terselenggara dengan baik, jika tidak didukung oleh
manajemen pertunjukan yang baik pula. Untuk itu, perlu mengetahui dasar-dasar manajemen
pertunjukan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

3. Membuat Rancangan Pementasan

Jika manajemen organisasi pertunjukan telah disusun dengan baik, langkah berikutnya adalah
membuat rancangan terhadap materi yang akan dipentaskan. Rancangan ini merupakan tugas dari
manajemen artistik yang berhubungan dengan nilai estetika. Ada beberapa rancangan yang perlu
dipersiapkan sebelum pementasan teater dilakukan.

a) Rancangan Tata Rias dan Tata Busana


b) Tata Panggung dan Properti
c) Perancangan Naskah Teater

Rancangan teater dimulai dari merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan melakukan


evaluasi.

B. Pementasan Teater Tradisional

melakukan pementasan seni teater tersebut.

1. Melaksanakan Pementasan Teater Tradisional

Pementasan merupakan salah satu media untuk melakukan ekspresi hasil karya seni. Teater
tradisional merupakan salah satu karya seni teater. Di dalam pementasan teater tradisional, tidak
hanya mencakup aspek teater saja, tetapi juga seni-seni lainnya. Misalnya, musik ataupun tari.
Pementasan teater tradisional dapat berupa tradisi, tetapi juga bisa modern. Salah satu contoh
teater tradisional adalah wayang orang.

Desain artistik pementasan teater tradisional perlu memperhatikan tata panggung, tata rias, tata
busana, dan tata cahaya jika dilakukan pada malam hari. Desain produksi perlu juga memperhatikan
jadwal pelaksanaan, poster pertunjukan, dana operasional pementasan, serta persuratan seperti
permohonan izin tempat pementasan, undangan untuk guru dan orang tua siswa serta administrasi
lainnya.

Pelaksanaan pementasan sebaiknya dibagi menjadi dua, yaitu kelompok penyelenggaraan dan
pemain teater. Kelompok penyelenggara ialah anggota tim desain artistik dan desain produksi.
Adapun kelompok pemain teater ialah anggota yang bermain dalam pementasan teater. Semua
peran sama penting karena tidak mungkin seorang pemain teater tradisional juga merangkap
sebagai kru panggung yang bertugas mengangkat properti pementasan. Produksi pementasan
merupakan satu kesatuan utuh antara tim produksi, tim artistik, dan tim pemain.

2. Evaluasi Pementasan Teater Tradisional

Evaluasi sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan pementasan
yang sudah dilaksanakan. Dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan inilah, langkah-langkah
dapat diambil. Hal-hal yang sudah baik perlu dilanjutkan dan ditingkatkan, sedangkan hal-hal yang
masih kurang harus diperbaiki. Pada saat evaluasi, diperlukan kebesaran hati untuk menerima kritik
dan saran atas semua yang telah dikerjakan. Tanggapi semua kritik dan saran untuk sesuatu yang
lebih baik lagi. Berikut adalah beberapa tujuan evaluasi.

a) Mengetahui kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pementasan.


b) Hasil akhir merupakan hasil kerja sama tim bukan perorangan.
c) Umpan balik untuk peningkatan dan perbaikan pada tahun berikutnya.
d) Saling menghargai kerja sama tim.

Bab VII Gerak Tari Tradisionaldan Kritik Tari

A. Pergelaran Tari

Pergelaran tari tidak terlepas dari unsur atau aspek seni lainnya, seperti seni musik, seni rupa, dan
seni teater. Aspek seni rupa pada pergelaran tari terlihat pada desain tata rias, tata busana, dan tata
panggung. Adapun seni teater terlihat pada struktur peran dan tokoh dalam bentuk drama tari.
Desain dramatik pada drama tari merupakan poin penting sehingga memberi kesan kuat terhadap
drama turginya. Peran pada tari tidak hanya dalam bentuk struktur alur cerita tetapi juga ekspresi
yang diperlihatkan melalui gerak dan perubahan roman muka. Adapun seni musik terlihat dari
iringan musik dan alat musik yang digunakan. Musik tidak hanya berfungsi sebagai iringan gerak
tetapi membangun suasana serta memberi ilustrasi.

1. Keterpaduan Seni Tari dengan Seni Musik

Pergelaran tari membutuhkan musik sebagai iringan. Musik pada pertunjukan atau pergelaran tari
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai iringan, penguat suasana, dan ilustrasi.

Perpaduan antara seni tari dan seni musik terlihat dalam gerak tari yang disesuaikan dengan lagu
daerah dan alat musik tradisional.

2. Keterpaduan Seni Tari dengan Seni Rupa

Perpaduan antara seni tari dan seni rupa pada saat pergelaran tari terlihat dari tata rias, tata busana,
dan tata panggung. Tata rias dan tata busana merupakan bagian dari seni rupa, baik dua dimensi
maupun tiga dimensi.

Tata rias dan tata busana pada tari tradisional memiliki makna karakter berdasarkan warna yang
digunakan. Tokoh-tokoh jahat sering digambarkan dengan riasan wajah merah, sedangkan tokoh-
tokoh baik sering ditampilkan dengan riasan wajah putih atau kuning langsat.

Selain tata rias dan tata busana, yang harus diperhatikan adalah tata panggung dan properti tari
yang digunakan pada saat pergelaran tari. Pada tata panggung dibutuhkan seni rupa tiga dimensi
dan juga dua dimensi untuk memperkuat karakter tari yang akan ditampilkan.
3. Keterpaduan Seni Tari dengan Seni Teater

Perpaduan antara seni tari dan seni teater terlihat pada tari yang memiliki desain dramatik. Ada dua
jenis desain dramatik, yaitu desain dramatik kerucut tunggal dan desain dramatik kerucut ganda.
Pada desain dramatik kerucut tunggal, hanya ada satu klimaks kemudian penyelesaian. Pada desain
dramatik kerucut ganda memiliki beberapa klimaks kemudian penyelesaian. Desain dramatik
biasanya ada pada tari dengan beberapa episode atau cerita. Misalnya, drama tari Calonarang dan
Prana Jaya Layon Sari dari Bali; Roro Mendut Pronocitro, Mahabarata, dan Ramayana dari Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta; serta Sawerigading dari Sulawesi Selatan.

B. Praktik Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan dan Iringan

Memperagakan tari tradisional dari beberapa daerah yang ada di Indonesia berdasarkan hitungan
dan iringan, seperti Tari Saman, Tari Radap Rahayu, Tari Piring, Tari Merak, dan Tari Ronggeng
Blantek.

C. Karya Tari Tradisional

Melakukan evaluasi atau membuat analisis terhadap karya tari tradisional memiliki fungsi penting
karena dapat menjelaskan kelebihan dan kekuatan karya tari tersebut. Karya tari tidak hanya
tersusun dalam bentuk gerak yang memiliki ritme dan makna tetapi juga berhubungan dengan
konteks sosial dan emosional masyarakat pendukungnya. Misalnya, Tari Saman merupakan salah
satu contoh tari yang digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam di daerah Nanggroe Aceh
Darussalam dan sekitarnya. Tari Tor-Tor berfungsi untuk menyambut tamu kehormatan dalam
kehidupan masyarakat suku Batak. Analisis terhadap karya seni dalam pergelaran tari tidak hanya
mencakup aspek estetika gerak, tata rias, dan tata busana saja, tetapi juga menganalisis dari simbol
dan segi fungsi tarian tersebut.

Pada tari, gerak merupakan simbol atau melambangkan sesuatu. Ada gerak yang melambangkan
kekuatan, kelemahan, keangkaramurkaan, kemakmuran, keadilan, dan keagungan. Semua simbol
dilakukan melalui gerak, baik secara individual maupun kelompok. Gerak lurus melambangkan kesan
kuat dan dinamis, sedangkan gerak melengkung memberi kesan lembut dan keberlanjutan. Simbol
gerak pada tari tidak berdiri sendiri tetapi berhubungan dengan desain gerak dan juga pola lantai.

Setiap gerak yang dilakukan penari merupakan simbol yang mempunyai makna sebagai ungkapan
perasaan yang ingin disampaikan kepada penonton. Makna tari dapat dilihat dari beberapa gerakan
atau secara keseluruhan. Pada tari tradisional, biasanya setiap gerak yang dilakukan memiliki makna.
Namun, ada juga gerak yang tidak memiliki makna dan hanya berfungsi sebagai penghubung antar
gerak bermakna dengan gerak bermakna lainnya. Simbol pada tari tradisional terlihat pada tata rias
dan tata busana. Misalnya, topeng merupakan salah satu simbol dari tata rias dan tata busana.

D. Kritik Tari

Kritik tari dapat diartikan sebagai penghargaan terhadap pergelaran tari yang telah dilakukan. Dalam
kritik tari, ada norma-norma tertentu yang dijadikan dasar penilaian atau pembahasan terhadap
tarian. Misalnya, komentar terhadap tarian dengan pertanyaan bagus atau tidaknya tarian. Tugas
kritikus tari adalah mengomentari semua hal yang terjadi pada saat pergelaran tari. Kritikus tari
harus peka terhadap nilai estetis tarian dan mempunyai keterampilan mencermati tarian. Kritikus
tari bukan sekadar penonton biasa.

Kritik tari tidak hanya dilakukan terhadap gerak tari saja, tetapi kepada semua pihak yang terlibat
dalam pergelaran tari. Kritik tari dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Dalam kritik tari, harus
ada kritik positif dan negatif untuk meningkatkan kualitas pergelaran tari di masa yang akan datang.
Kritik positif merupakan kelebihan dari pergelaran tari, sedangkan kritik negatif adalah kelemahan
atau kekurangan yang masih terlihat dalam pergelaran tari. Kritik tari yang disampaikan harus
memberikan solusi atau saran untuk pergelaran tari berikutnya.

Kritik tari dapat dibagi menjadi dua, yaitu kritik intrinsik dan ekstrinsik. Kritik intrinsik adalah kritikan
berdasarkan bentuk dan gaya tarian atau membandingkan genre tarian yang berbeda. Selain itu,
juga membahas semua unsur serta menilai dan menyimpulkan kelebihan dan kekurangan tarian.
Kritik ekstrinsik tarian dihubungkan dengan seniman, penonton, dan masyarakat. Jadi, terlepas dari
semua unsur yang berhubungan dengan tarian.

Kritik tari berdasarkan nilai estetisnya dapat dilakukan jika kritikus tari peka terhadap penghayatan
dan penjiwaan penari saat membawakan tariannya. Nilai estetis dalam tarian seperti tata busana,
tata rias, teknik menari, dan penampilan penari. Seorang penari terlihat menarik karena kostum
yang digunakan, teknik menarinya, pribadi yang mengesankan, peka dalam ritme dan musik, serta
koreografi yang tepat.

Kritik nilai estetis dapat dilakukan dengan cara mengoreksi gerakan tari. Seorang penari harus dapat
melakukan gerak dengan baik, penuh penjiwaan, dan saling mengisi dengan iringan musik. Selain
gerakan tari, tata busana dan tata rias serta properti yang sesuai dengan tarian juga merupakan nilai
estetis yang perlu dikritik.

E. Pementasan Tari Kreasi

Pengetahuan dan kepekaan estetis sangat dibutuhkan oleh kritikus tari. Kritik tari harus dilakukan
secara langsung pada saat pergelaran tari. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis
kritik tari adalah sebagai berikut.

 Deskripsi
 Analisis
 Interpretasi
 Evaluasi
 Pesan dan Kesan

Dinamika Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Hidrologi, siklus air atau
daur hidrologi. Hidrosfer dapat diartikan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat.
Daerah perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang
terdapat di atmosfer. Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu
lingkaran peredaran yang disebut dengan sillus

Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air yang berurutan secara terus-
menerus. Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus
panjang.

Siklus Air

1. Penguapan (Evaporasi, Transpirasi, Sublimasi)


Evaporasi adalah peristiwa penguapan, yaitu proses berubahnya air menjadi uap air akibat dari
penguraian karena adanya energi panas matahari. Energi yang berasal dari matahari tersebut
digunakan untuk mengubah air menjadi uap air

Transpirasi adalah proses penguapan air dari tubuh tanaman.

Sublimasi adalah proses penguapan yang


berasal dari lapisan es di kutub, baik kutub
utaraatau selatan. Es di daerah kutub akan
mencair karena terkena panas matahari
atau suhuyang panas. Kemudian es yang
mencair pada daerah kutub tersebut akan
menguap menujuudara dan terkumpul di
sana. Selanjutnya, uap air di
udara/atmosfer mengalami kondensasi dan
membentuk awan.
2. Kondensasi, merupakan peristiwa pengembunan, yaitu perubahan wujud benda gas menjadi
cair.
3. Presipitasi adalah jatuhnya air di udara yang terkumpul dalam awan. Peristiwa presipitasi
lebih akrab kita sebut sebagai hujan.
4. Limpasan (Run Off) adalah proses air yang jatuh ke bumi mengalir di atas permukaan bumi.
Air bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Selanjutnya aliran air akan
menuju saluran air seperti sungai yang kemudian akan bermuara di laut atau samudera.
5. Infiltrasi Air hujan yang jatuh ke daratan dapat jatuh langsung di laut atau sungai dan
langsung masuk ke daur hidup air berikutnya. Terkadang, air hujan dapat juga jatuh ke
daratan atau bahkan jatuh di gunung dalam bentuk kristal es (salju). Air hujan yang jatuh ke
daratan kemudian akan meresap ke dalam tanah. Di dalam tanah, air akan mengalir ke arah
pinggir menuju mata air, danau, atau sungai. Infiltrasi

SIKLUS AIR

Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus air pendek, siklus air sedang dan siklus air
panjang.

Tahapan pada siklus air pendek atau siklus air kecil


diberikan seperti berikut:


Sinar matahari mengenai sumber - sumber air
di Bumi seperti laut, danau, dan lain
sebagainya
 Sumber air yang ada di permukaan bumi akan
mengalami penguapan
 Penguapan uap air akan menyebabkan kondensasi sehingga dapat terbentuk awan yang
mengandung uap air
 Awan yang mengandung uap air mengalami kejenuhan
 Uap air dari awan akan jatuh ke permukaan kembali dalam bentuk hujan di permukaan laut.

Tahapan dalam siklus air sedang antara lain sebagai


berikut:
 Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber - sumber air seperti laut, samudera,
dan danau
 Sumber - sumber air tersebut mengalami penguapan (evaporasi)
 Uap air di permukaan bergerak karena tertiup oleh angin ke darat sehingga terbentuk awan
di atas permukaan daratan
 Selanjutnya hujan turun di atas permukaan daratan
 Air yang turun di daratan akan mengalir ke sungai (limpasan) atau meresap ke dalam tanah
(infiltrasi)
 Kemudian air akan mengalir menuju laut untuk kembali mengalami siklus air berikutnya

Beberapa tahapan dalam siklus air panjang adalah


sebagai berikut:

 Matahari menyinari permukaan Bumi


termasuk sumber - sumber air (laut,
samudera, dan danau)
 Sumber - sumber air mengalami
penguapan, terjadi evaporasi
 Uap air mengalami sublimasi di
atmosfer/udara
 Terbentuk awan yang mengandung kristal - kristal es
 Awan yang terbentuk kemudian bergerak ke pegunungan karena tiupan angin
 Kemudian terjadilah hujan dalam bentuk kristal es (salju) di pegunungan
 Gletser selanjutnya akan mengalir ke sungai kemudian dan kembali lagi ke laut untuk
kembali mengalami siklus air berikutnya.

CABANG ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG AIR

Ada beberapa cabang dari hidrosfer yang harus diketahui, diantara yaitu:

1) Hidrologi: ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan bumi dan di bawah permukaan
bumi.
2) Geohidrologi: ilmu yang mempelajari tentang pergerakan air, persebaran dan keberadaan air
yang ada di bawah tanah.
3) Glasiologi: Ilmu yang mempelajari tentang es, glester atau yang berkaitan dengan es.
4) Limnologi: ilmu yang mempelajari tentang danau.
5) Patomologi: ilmu yang mempelajari tentang air yang mengalir dipermukaan bumi, baik
melalui saluran atau tidak melalui saluran.
6) Oceonografi: ilmu yang mempelajari tentang air laut secara umum.
7) Hidrometeorologi: ilmu yang mempelajari pengaruh unsur-unsur meteorologi terhadap
siklus hidrologi di permukaan bumi.

Perairan Darat

Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Perairan darat menurut
keberadaannya dapat dibagi menjadi air tanah dan air permukaan.
Air tanah adalah air yang terdapot di lapisan
tanah bawah permukaan bumi.

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap


melalui berbagai media peresapan yaitu
seperti :

 Pori-poni tanah
 Retakan-retakan lapisan tanah
 Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap)
 Rongga-rongga akibat robohnya tumbuhan yang berakarbesar
 Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim dingin.

Air tanah mengalami proses penguapan dengan dua cara yaitu

 penguapan langsung
 penguapan yang tidak langsung

Air Tanah Dibedakan menjadi 2, yaitu :

 Air Tanah Dangkal (Air Tanah Freatik) :


Air tanah yg terdapat di atas lapisan batu kedap air. Air tanah dangkal contohnya ialah air
sumur yang terletak di antara air permukaan dan lapisan kedap air (impermeable).
 Air Tanah Dalam (Air Tanah Artesis):
Air tanah yg terletak diantara dua lapisan batuan kedap air. Air tanah dalam adalah sumber
air yang tak pernah kering. Apabila memancar disebut sebagai air artesis. Contoh ialah
geyser.

"Siklus Air Tanah"

Peristiwa 1
Air bergerak meninggalkan tanah ke udara
dan air turun lagi ke tanah dalam bentuk air
hujan.
 Peristiwa 2
Air cadangan akan selalu ada apabila daerah
peresapan air selalu tersedia.
 Perstiwa 3
Keberadaan hutan sangat penting karena hutan berperan dalam penyimpanan air

Pemanfaatan Air Tanah

1) Kebutuhan rumah tangga (mandi, mencuci, memasak, dan minum), Irigasi (sumber air bagi
pertanian)
2) Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri, misalnya industri tekstil
dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit, dan lain-lain.
3) Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi, menyediakan kebutuhan air bagi
hewan dan tumbuh- tumbuhan, dan merupakan persediaan air bersih secara alami.
4) Pembangkit listrik, seperti di salah satu pedukuhan kecil kawasan karst Gombong Selatan,
sungai bawah tanah digunakan sebagal sumber pembangkit listrik dengan distribusi
pembagian jumiah daya yang mereka kelola sendiri.
5) Sebagai laboratorium alam, karena sungai bawah tanah memiliki biota, sistem hidrologi, dan
unsur lain yang spesifik.
6) Untuk wisata dan olahraga ekstrim seperti caving, cave diving, dan black water rafting.

Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan), atau air
hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air. Mata
air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air permukaan.

A. Sungai

Sungai adalah tubuh air yang mempunyai aliran, dengan sumber airnya bisa berupa air hujan,
gletser, ataupun mata air yang berada di daratan dan bermuara ke laut, danau, ataupun sungai yang
lebih besar.

Jenis-Jenis Sungai

Berdasarkan Sumber Airnya, yaitu :

 Sungai Mata Air, adalah sungai yang sumber airnya dari mata air yang biasanya terdapat di
daerah pegunungan
 Sungai Hujan, adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan yang berkumpul
membuat suatu aliran besar. Sungal-sungai yang ada di Indonesia umumnya adalah
termasuk ke dalam jenis sungai hujan.
 Sungai Gletser, adalah sungai yang sumber aimya berasal dari salju yang mencair berkumpul
menjadi kumpulan air besar yang mengalir. Sungai membramo/memberamo di daerah
papua /irianjaya adalah salah satu contoh dari sungai gletser yang ada di Indonesia.
 Sungai Campuran, adalah sungai di mana air sungai itu adalah pencampuran antara air hujan
dengan air salju yang mencalir. Contoh sungai campuran adalah sungai digul di pulau
papua/irian Jaya.

Berdasarkan Arah Alirannya

 Sungai subsekuen yaitu sungai yang


aliran airnya tegak lurus dengan sungal
konsekuen
 Sungai obsekwen yaitu anak sungal
subsekuen yang alirannya berlawanan
arah dengan sungai konsekuen
 Sungai insekuen yaitu sungai yang
alirannya tidak teratur atau terikat oleh
lereng daratan
 Sungai resekuen yaitu anak sungai subsekuen yang alirannya searah dengan sungai
konsekuen
 Sungal anteseden yaitu sungai yang dapat mengimbangi batuan yang dilaluinya. Jadi setiap
terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.
 Sunsai Reurse yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya tidak mampu mengimbangi
pengangkatan daerah yang dilaluinya.

Berdasarkan Volume/Debit Airnya


 Sungai Permanen atau Sungal Perennial yaitu sungai yang debit airnya sepanjangntahun
relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi dan Indragiri di Sumatera.
 Sungai Periodik atau Sungai Ephemeral yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit.
 Sungai intermittent atau Sungai episodik yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim
penghujan,sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Kalada di pulau Sumba dan sungai Batanghari di Sumatera

Pola Aliran Sungai

1. Pola radial dapat dibedakan menjadi


pola radial memusat (Sentripetal) dan
pola radial menyebar ( Sentrifugal). Pola
radial memusat terjadi di daerah yang
berupa basin sedangkan pola radial
menyebar terjadi di daerah yang
berbentuk kubah (dome).
2. Pola dendritik, pola aliran yang tidak
teratur. Anak sungai bermuara ke induk
sungai dengan sudut tumpul . Pola ini ada pada daerah dataran rendah.
3. Pola trellis, pola ini terdapat pada daerah lipatan. Aliran dari anak sungai sejajar dengan
sungai induk , dan alirannya bertemu membentuk sudut siku-siku.
4. Pola annular adalah sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut
hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan
keras.
5. Pola rectangular, pola aliran terjadi pada daerah patahan. Anak-anak sungai yang menuju
induk sungai membentuk sudut siku-siku.

DEFINISI DAS & BENTUKNYA

Daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah tampungan


air yang masuk dalam wilayah air sungai utama atau
induk. Bentuk-bentuk daerah aliran sungai, antara lain

 Berbentuk bulu burung


 Berbentuk radial
 Berbentuk paralel
 Berbentuk kompleks

Bagian-bagian sungai
Pemanfaatan Sungai

 Sumber Tenaga Air (PLTA)


 Pembuatan Waduk
 Keperluan Domestik
 Rekreasi dan Olah Raga
 Industri
 Transportasi

B. Danau

Danau adalah massa air dalam jumlah besar yang berada dalam suatu cekungan/basin di wilayah
daratan. Tiga kriteria danau :

 Mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga mampu menimbulkan gelombang.
 Tumbuhan yang mengapung tidak menutup seluruh permukaan air dan biasanya hanya
dibagian pinggir.
 Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan danau.

Menurut Terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1) Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung berapi
yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan
dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan Gunung Batur.
2) Danau Lembah Gletser setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dulunya dilalui
gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi air itu tidak
berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau
Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario
3) Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang mengakibatkan
terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang cukup besar. Contoh
danau tektonik adalah : danau Toba, Singkarak, Kerinci dll.
4) Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur, sehingga
membentuk cekungan-cekungan yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini banyak
ditemukan di daerah pegunungan kapur.
5) Bendungan adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah sungai terbendung oleh lava,
sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau. Contohnya danau laut tawar di Aceh
dan Tondano.
6) Danau Buatan/Waduk adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk
irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik diil. Contohnya : Danau Siombak di Marelan,
Proyek Asahan dll.
7) Danau Glasial, terjadi dari akibat adanya erosi dan pengendapan akibat aktivitas gletser di
lereng-lereng bukit atau pegunungan.
8) Danau Tekto-Vulkanik, terbentuk akibat adanya gerakan tektonik dan vulkanik sehingga
terjadi patahan dan gunung berapi. Bekas gunung berapi menjadi suatu basin yang
kemudian terisi air hujan dan terjadi danau.
9) Danau Karst, terbentuk akibat adanya proses solusi atau pelarutan kapur oleh air sehingga
terbentuk suatu dolin/dolina jika dolin ini terisi air hujan maka terbentuk danau.
10) Danau Laguna, terjadi akibat kombinasi antara angin dan ombak yang menyebabkan
terjadinya tanggul pasir di sepanjang pantai dan kemudian membentuk suatu laguna.

Menurut jenis airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu


 Danau Air Asin, pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana
penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau danau
semacam ini menjadi kering,maka tinggallah lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau2
yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah arid yang mempunyai kadar garam tinggi.
Contoh danau kadar garam yang tinggi adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6
%, dan Danau Merah dekat Iaut asom), kadar garamnya 32 %.
 Danau Air Tawar, danau air tawar terutama terdapat di Daerah-daerah humid (basah)
dimana curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkon air dari curah hujan dan
selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ini merupakan danau terbuka.

Manfaat Danau : Pemukiman dan Pertanian, Perikanan, Irigasi

C. Rawa

Rawa adalah daerah yang digenangi oleh air dan selalu basah karena drainase yang tidak lancar serta
memiliki relief yang lebih rendah dari daerah sekitar. Jenis-jenis rawa, antara lain.

 Rawa payau, dipengaruhi oleh pasang surut air laut.


 Rawa sungai, berada di kanan-kiri sungai.
 Rawa pantai, terdapat dipinggir pantai.
 Rawa danau, terjadi karena dipengaruhi oleh
 pasang surut air danau.
1. Rawa Swamp, Swamp merupakan daerah lahan bahan basah yang selalu digenangi oleh air.
Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput -rumputan, semak-semak,
dan tumbuhan jenis pohon.
2. Rawa Marsh, rawa jenis marsh merupakan daerah lahan basah (sama seperti swamp).
Perbedaannya ada pada jenis flora yang hidup di daerah tersebut. Adapun jenis floranya
seperti jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan alang-alang.
3. Rawa Bog, lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, tetapi lahan bagian
dalamnya penuh air (bersifat basah).
4. Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah
(pasang-surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau
adalah tanaman yang sering ada di daerah ini.

Berdasarkan letaknya, rawa bisa dibedakan menjadi 3 macam, yakni:

 Rawa dataran rendah, terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan
cekung. Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral.
Rawa ini ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini
berasal dari sisa-sisa tumbuhan autotrof
 Rawa Dataran Tinggi, rawa jenis ini terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya)
dan memiliki permukaan cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal dari air hujan dan airnya
tidak begitu asam.
 Rawa Peralihan, rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai lahan pertanian.

Potensi Rawa

Manfaat rawa, yaitu:

1. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.


2. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.
3. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
4. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan bio gas dan
barang-barang kerajinan anyaman.

STRUKTUR SOSIAL DAN DIFERENSIASI SOSIAL

Pengertian struktur sosial

Kornblum: Pola perilaku individu dan kelompok

George C. Homan: Perilaku sosial elementer dalam kehidupan

Talcott Parsons: Keterkaitan antar manusia

Coleman: Pola hubungan manusia dan kelompok manusia

SOERJONO SOEKANTO : Hubungan timbal balik antara posisi sosial dan peran-peran sosial.

ABDUL SYANI : Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Ciri Struktur sosial

 Mengacu pada hubungan sosial


 Mencakup hubungan antarindividu
 Kebudayaan masyarakat
 Realitas sosial yang statis
 Terdapat peran empiris dan sebuah stabilitas

Komponen penting struktur sosial

Status (kedudukan seseorang dalam masyarakat). Cara memperoleh status :

a. Bawaan lahir (ascribed status) seperti raja, marga, jenis kelamin

b. Usaha (achieved status) seperti gelar kesarjanaan, pangkat.

c. Pemberian (assigned status) seperti gelar kehormatan.

Peran (perbuatan atau tingkah laku yang diharapkan berkaitan dengan status yang dimiliki.

Konflik peran terjadi bilamana harus memilih salah satu peran dari dua atau lebih status yang
berbeda.

Fungsi Struktur Sosial

 Sebagai pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran


terhadap norma.
 Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena berasal
dari kelompok atau masyarakat itu sendiri.

FUNGSI DAN BENTUK STRUKTUR SOSIAL

M. Polak

Fungsi struktur sosial:

 Struktur sosial berfungsi sebagai pengawas sosial.


 Penanaman disiplin sosial kelompok atau masyarakat
Peter M Blau

Bentuk struktur sosial:

 Intersected social structure/persilangan. Keanggotaan dalam kelompok sosial yang ada


bersifat inteseksi. Artinya keanggotaan berasal dari latar belakang suku, agama, ras berbeda.
 Consolidated social structure/konsolidasi atau penguatan keanggotaan, artinya keanggotaan
berasal dari latarbelakang agama. suku.,ras yang sama sehingga menjadikan kelompok
sebagai wadah dari individu.

Ketidaksamaan sosial

 Ketidaksamaan sosial horizontal; perbedaan yang tidak menunjukkan tinggi rendahnya posisi
seseorang/diferensiasi sosial (keberagaman)
 Ketidaksamaan sosial vertikal; perbedaan individu yang menunjukkan perbedaan posisi
sosial seseorang/ stratifikasi sosial (pelapisan sosial)

Faktor pembentuk ketidaksamaan sosial:

 Ciri fisik
 Kemampuan atau potensi diri
 Geografis
 Budaya
 Latar belakang sosial

Diferensiasi sosial

Diferensiasi sosial adalah pengelompokan warga masyarakat secara horizontal berdasarkan


kesamaan ciri tertentu

 Pengelompokan sosial
 Kemajemukan sosial: Ras, etnis, klen dan agama
 Heterogen sosial: Pekerjaan dan gender
 Pelapisan sosial (vertikal)

Kemajemukan sosial ditandai dengan perbedaan :

 Berdasarkan ciri fisik; misalkan warna kulit, hidung, rambut. Ciri fisik disebut genotip
kuantitatif.
 Berdasarkan ciri sosial; perbedaan pekerjaan
 Berdasarkan ciri budaya: keterkaitannya dengan pandangan hidup termasuk
kepercayaan/religi

Bentuk diferensiasi

 Diferensiasi RAS
 Diferensiasi suku bangsa
 Diferensiasi klen
 Diferensiasi agama
 Diferensiasi profesi
 Diferensiasi jenis kelamin

DIFERENSIASI RAS
Ralph Linton

Tiga ras utama:

 Mongoloid
 Negroid
 Kaukasoid

Ras lainnya:

 Austroloid
 Veddoid
 Polynesia
 Ainu

A.L Kroeber

Ras utama :

 Mongoloid
 Negroid
 Kaukasoid
 Austroloid

Ras lainnya:

 Bushman
 Veddoid
 Polynesia
 Ainu

Faktor Perbedaan Ciri Fisik

 Kondisi geografis dan iklim


 Faktor makanan
 Faktor perkawinan campuran (amalgamasi)

Diferensiasi suku bangsa

 Indonesia memiliki 316 suku bangsa ( C. Van Vollenhouven) atau menurut Prof. Dr.
Koentjaraningrat sekitar 119 suku bangsa
 Tersebar di lima kepulauan yaitu: kepulauan Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara dan
Maluku

Persamaan antarsuku bangsa:

 Dasar kehidupan sosial yang sama kekerabatan


 Asas hak atas tanah yang sama
 Asas hukum adat yang sama
 Lembaga adat istiadat yang sama (bentuk perserikatan alami)

Diferensiasi klen

 Klen adalah kerabat atau keluarga besar/luas (extended family). Klen merupakan kesatuan
genealogis (keturunan), religio magis (kepercayaan) dan tradisi.
 Bentuk klen:
1. Klen atas garis keturunan ibu (matrilineal)
2. Klen atas garis keturunan bapak (patrilineal)
3. Klen atas garis keturunan bapak dan ibu sekaligus maupun bergantian (parental/bilineal)

Diferensiasi agama

 Komponen agama:
o emosi keagamaan, sesuatu yang dianggap sakral
o Sekumpulan kepercayaan ttng sesuatu yg sakral
o Penegasan kepercayaan melalui upacara /ritual keagamaan,
o tempat ibadah,
o Umat.

Diferensiasi profesi dan jenis kelamin

Diferensiasi profesi

 Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan


 Berkaitan dengan keterampilan khusus. Contoh: guru

Diferensiasi jenis kelamin

 Pembagian berdasarkan kepemilikan organ genital


 Tidak ada tingkatan, laki-laki dan perempuan sama.

Analisis

 Diferensiasi sosial merupakan sesuatu yang tidak menunjukkan bahwa satu individu lebih
tinggi dibandingkan individu lain. Namun mengapa pada kenyataannya seseorang dianggap
lebih tinggi dari orang lain, misalkan seorang dokter lebih tinggi dari seorang buruh tani atau
pria lebih tinggi daripada wanita.
 Lakukan refleksi atau analisa mengenai fenomena diferensiasi sosial yang terjadi seperti
yang digambarkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai