Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................2
1.1 ISI NOVEL..................................................................................................................................2
1.2 TUJUAN PENGARANG............................................................................................................2
1.3 TUJUAN PENYUSUNAN NOVEL............................................................................................2
1.4 MANFAAT NOVEL...................................................................................................................2
1.5 AUDIENS ATAU SASARAN....................................................................................................2
1.6 SISTEMATIKA NOVEL............................................................................................................2
1.7 KEBAHASAN DAN EJAAN......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 IDENTITAS NOVEL..................................................................................................................3
2.2 SINOPSIS....................................................................................................................................3
2.3 RESENSI NOVEL......................................................................................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................11
3.2 SARAN.....................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 ISI NOVEL
Novel ini menceritakan tentang keinginan lail untuk menghapus kenangan tentang hujan.
Lail sangat menyukai hujan karena hujan selalu mengingatkan lail pada esok. Esok adalah
pria yang telah menyelamatkan lail. Esok dan lail selalu menghabiskan waktu berdua setelah
kejadian gempa tersebut. Sampai pada saat dimana esok menemukan orang tua asuh dan lail
tinggal di panti. Saat itu mereka sudah jarang berjumpa hanya bisa sebulan sekali. Setelah itu
tiba-tiba esok pergi meninggalkan lail tanpa memberi kabar yang membuat lail sangat terluka
yang ingin melupakan esok. Novel ini menceritakan tentang persahabatan, percintaan,
melupakan perpisahan dan hujan.
1.2 TUJUAN PENGARANG
a. Menuliskan imajinasi yang ada dipikiran pengarang dan mengembangkan cerita itu
ke dalam sebuah buku.
b. Memeberitahukan kepada pembaca arti dari persahabatn, cinta, melupakan perpisahan
dan hujan.
c. Membuat seseorang termotivasi dan terhibur
d. Memberitahukan kepada pembaca arti dari pengobanan dan kesetiaan.
1.3 TUJUAN PENYUSUNAN NOVEL
Memberitahukan kepada seluruh masyarakat tentang isi novel ini layak atau tidak untuk
dibaca dan kelemahan dan kelebihan dari Novel Hujan.
1.4 MANFAAT NOVEL
Novel ini bermanfaat bagi semua masyarakat khusunya para remaja untuk mengetahui
arti penting dari persahabatan, pengorbanan, saling menjaga, melupakan, perpisahan dan
kesetiaan.
1.5 AUDIENS ATAU SASARAN
Novel ini ditujukan untuk masyarakat luas dari bawah, menengah dan atas. Khususnya
para remaja yang lagi mengalami masa persahabatan, percintaan.
1.6 SISTEMATIKA NOVEL
Novel ini disusun dengan menggunakan alur maju mundur, dimana tokoh lail
menjelaskan kepada paramedis tentang kejadian yang dialaminya dahulu. Novel ini disusun
dengan sederhana dari bab satu ke bab selanjutnya.
1.7 KEBAHASAN DAN EJAAN
Dari segi bahasa penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.
Ejaan menggunakan bahasa-bahasa remaja.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 IDENTITAS NOVEL

Judul : Hujan
Ukuran buku : 20 cm
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Januari 2016
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah halaman : 320 halaman
ISBN : 9786020324784
ISBN Digital : 9786020383590
Harga novel : Rp 78.000 (P.Jawa)
Tokoh Novel :
1. Lail adalah seorang anak yatim piatu dan memegang lisensi kelas A sistem kesehatan.
2. Esok (Soke Bahtera) adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya meninggal saat
esok masih dua tahun.
3. Elijah adalah seorang paramedis senior.
4. Maryam adalah sahabat lail yang memiliki selera humor yang baik.
5. Walikota dan istirnya adalah orangtua angkat esok.
6. Claudia adalah saudara angkat esok dan anak walikota dan istrinya.
7. Ibu kandung esok adalah seseorang yang penuh perhatian kepada esok.
8. Ibu dan ayah lail adalah seseorang yang sangat menyayangi lail.
9. Ibu suri adalah seseorang yang menjaga panti.
10. Tim relawan adalah tim yang membantu saat bencana alam terjadi.
2.2 SINOPSIS
Ruangan 4 x 4 m 2 itu selintas terlihat didesain terlalu sederhana untuk sebuah ruangan
paling mutakhir di kota ini. Padahal ruangan ini berteknologi tinggi dan berperalatan medis
paling maju. Teknologi terapinya tidak pernah dibayangkan manusia sebelumnya. Dia
mengenakan pakaian berwarna krem dan memegang tablet layar sentuh. Dia seseorang
paramedis senior bernama Elijah. Satu lagi sofa pendek berwarna hijau, Seseorang gadis
muda dengan kemeja biru dan celana gelap duduk bersandar di sofa itu bernama lail.
Lail adalah seorang seorang anak yatim piatu yang tinggal dengan seorang teman dan
menyelesaikan pendidikan level 4 juga memegang lisensi kelas A sistem kesehatan. Lail
mendatangi Elijah yang bertugas sebagai paramedis senior yang mampu menghapus ingatan
seseorang dengan alat yang sangat cangih. Lail ingin melupakan semua kenangan dengan
hujan.
Awalnya kehidupan lail berjalan dengan baik sampai pada saat lail dan ibunya pergi
berangkat menaiki kereta bawah tanah tetapi suatu bencana letusan supervulcano, gunung
purba yang terlupakan. Petaka besar itu tiba dalam hitungan detik. Bukan abu panasnya yang
membunuh, melainkan gempa vulkanik 10 skala richter. Gedung-gedung runtuh, jalan layang
berguguran, tanah merekah, rumah-rumah bagai dibelah, sepertiga permukaan bumi
merasakan gempa dengan skala paling mematikan. Saat ingin menaiki tangga darurat lail
kehilangan ibunya yang telah jatuh bersama guguran tanah, terseret kedalam lorong kereta
yang ambruk empat puluh meter kebawah sana.
Disaat itu lail berjumpa dengan anak laki-laki usia 15 tahun yang tiba duluan berhasil
menyelamatkan lail, anak itu bernama Esok. Sejak kejadian itu lail dan esok menjadi sangat
dekat satu sama lain. Anak laki-laki itu berlari menuju taman kota dua ratus meter dari lubang
tangga darurat kereta bawah tanah, itu pilihan cepat yang brilian. Mereka berteduh dibawah
rumah-rumah plastik.
Esok adalah anak bungsu dari lima bersaudara (dua diantaraya kembar). Empat kakaknya
laki-laki dan dia sehari-hari terbiasa menghadapai sibling rivalry, membuatnya menjadi anak
yang sangat dewasa dalam berpikir.
Ruangan putih 4 x 4 m 2 dengan lantai pualam tampak lengang. Gadis berusia 21 tahun
yang duduk di atas sofa hijau menyeka ujung matanya. Mengenang dan menceritakan
kembali kejadian delapan tahun lalu itu tidak mudah. Bahkan dia baru mulai pada hari
pertamanya. Lail kembali menceritakan kejadian yang menimpa dia dengan esok.
Esok dan lail mencari ibu esok, esok berseru melihat tubuh ibunya dia berusaha
memindahkan rak toko, tetapi gagal. Tenaganya terlalu lemah sementara rak terlalu besar
sehingga memerlukan bantuan petugas, petugas berhasil menyelamatkan ibu esok. Malam
pertama lail dan esok menginap di rumah sakit yang merawat ibu esok. Malam itu mereka
tidur meringkuk di sudut salah satu tenda, hanya beralaskan kardus, menggunakan tangan
sebagai bantal. Seharian lelah, fisik mereka butuh istirahat, mereka jatuh tertidur dengan
cepat, ditengah kesibukan dan ingar-bingar.
Malam kedua lail dan esok tidur di tenda pengungsian, situasinya lebih baik dibanding
tenda rumah sakit. Lail tidak bisa tidur dengan cepat. Dia menatap lamat-lamat atap tenda.
Disekitarnya 20-an anak-naak usia di bawah lima belas tahun telah terlelap. Ada banyak yang
dipikirkan lail, tentang ibunya dan ayahnya. Sejak kejadian itu lail dan esok menghabiskan
waktu bersama-sama.
Satu tahun berlalu sejak bencana letusan gunung skala VEI. Tenda pengungsian di
stadion telah berkurang penghuninya. Sebagian besar penduduk kembali ke rumah masing-
masing. Lail dan esok akhirnya berpisah, esok menemukan orangtua yang bersedia
mengangkatnya sekaligus menyekolahkannya setinggi mungkin dan bersedia menampung
ibu esok dan lail akan tinggal di panti sosial. Saat di panti sosial lail bertemu dengan teman
barunya bernama maryam yang memiliki selera humor. Awalnya lail takut untuk berdekatan
dengan maryam karna maryam memiliki rambut yang kribonya sangat lebat, menggembang
seperti bola besar. Lail takut maryam memiliki kutu tetapi maryam memberitahu bahwa dia
tidak memiliki kutu. Sejak saat itu lail dan maryam menjadi sangat dekat sebagai teman.
Saat musim libur tiba lail dan maryam menuju markas organisasi relawan. Mereka
mengikuti ujian untuk mengikuti kegiatan relawan. Markas organisasi relawan adalah satu
lembaga penting di kota. Dua tahun setelah bencana gunung melutus, secara umum kondisi
dunia masih buruk. Hanya kota-kota tertentu yang pulih dengan cepat, seperti kota tempat lail
tinggal, juga ibu kota. Diluar itu, kota-kota yang terisolasi, kota-kota di pesisir pantai, desa-
desa dipedalaman, kondisi mereka memprihatikan sebagian bahkan semakin buruk. Sehingga
lail dan maryam memutuskan untuk menjadi tim relawan. Perjuangan yang berat untuk
mengikuti tes menjadi tim relawan sampai akhirnya lail dan maryam dapat berhasil dan
menjadi tim relawan.
Ruangan putih 4 x 4 m 2 itu lengang, menyisakan desing pelan dari bando logam yang
dikenakan gadis di atas sofa hijau. Untuk pertama kalinya lail tersenyum sejak dia mulai
bercerita.
Setelah sekian lama tidak bertemu dengan esok akhirnya lail pun bertemu dengan esok.
Esok datang menjumpain lail, lail sangat senang dengan kedatangan esok setelah sekian lama
mereka tidak bertemu. Saatnya mereka pulang, esok mengantar lail hingga ke gerbang panti
sosial, kemudian melambaikan tangan, mengayuh sepeda. Hujan turun lail selalu suka hujan,
senja ini dia membiarkan tubuhnya basah di tengah udara dingin, menatap tikungan jalan,
tempat sepeda merah esok hilang di kejauhan. Sejak pertemuan itu lail dan esok punya jadwal
tetap, esok hanya memiliki jadwal bebas satu hari dalam sebulan. Sampai pada saat esok
tidak lagi menemuin lail dan memberi kabar kepada lail.
Peringatan lima tahun berdirinya organisasi relawan adalah acara besar yang dihadiri
banyak penjabat tinggi. Saat itulah lail masih sibuk menerima ucapan selamat, seseorang ikut
menghampiri lail. Orang itu mengenakan topi biru dengan tulisan putih “The Smart One”.
Lail mematung menatap tidak percaya siapa yang telah berdiri didepannya dia adalah esok.
Orang yang paling ingin dia temui setahun terakhir. Sejak saat itu lail dan maryam bertugas
di rumah sakit darurat lokasi pengungsian dan esok kembali sibuk dan tidak dapat mengabari
lail.
Wajah esok terlihat sangat lelah, kelopak matanya menghitam seperti kurang tidur.
Rambutnya panjang hingga ke bahu acak-acakan, entah kapan terakhir kali esok merapikan
rambutnya. Di belakang esok terlihat mesin-mesin berukuran raksasa juga belalai robot yang
berkerja hilik-mudik menyusun suatu.
Sampai pada saat walikota menjumpain lail menjelaskan bahwa esok memiliki 2 tiket
untuk menaiki kapal raksasa. Delapan tahun lalu setelah deadlock KTT perubahan iklim
dunia, beberapa pemimpin dunia melakukan pertemuan tertutup. Ada empat kepala negara,
delapan gubernur, dan wali kota besar di dunia. Penduduk bumi telah melupakan nasihat
lama., lebih baik mendengar kebenaran meski itu amat menyakitkan daripada mendengar
kebohongan meski itu amat menyenangkan. Menghadapi ancaman nyata kepunahan mansuia,
empat negara bersepakat memulai proyek pembuatan kapal. Dipimpin oleh ilmuwan-ilmuwan
dari universitas terbaik. Umat manusia tidak boleh punah. Tidak dipermukaan bumi,
melainkan mengirim mereka ke angkasa, hingga bumi kembali pulih tetapi hanya ada sepuluh
ribu orang yang akan menaiki kapal. Tetapi esok sama sekali tidak ada memberitahu lail
mengenai kapal raksasa dan pada siapa esok akan memberikan tiket tersebut.
Dua puluh empat jam sebelum kapal itu berangkat, lail akhirnya mendapat berita. Berita
yang mebuat dirinya tergugu. Bukan dari esok, melainkan dari wali kota yang datang
bersama istrinya, menemui lail di apartemen. Mereka mengucapakna terima kasih karena
claudia resmi memperoleh tiket itu. Pada saat itulah lail memutuskan untuk menghapus
kenangannya bersama dengan esok agar dapat melupakan pria yang sangat berarti untuk
hidupnya itu. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
2.3 RESENSI NOVEL
1. Susunan penyajian
Penulis dapat mengajak pembaca untuk membayangkan kejadian yang terjadi yang
menimpa tokoh didalam novel Hujan.
2. Gaya bahasa
Penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami khususnya untuk remaja.
3. Kelebihan
a. Dari segi cover sangat menarik, berwarna dan dipenuh dengan kata-kata yang menarik
minat pembaca untuk membelinya.
b. Dari segi isi penulis menceritakan dengan sangat detail dan kejadian yang terjadi masih
dapat diterima. Penulis juga menjelaskan cerita yang membuat pembaca membayangkan akan
kejadian yang terjadi menimpa tokoh.
c. Alur digunakan dalam novel ini alur maju mundur, dimana lail menjelaskan kepada
paramedis kejadian yang dialaminya sebelumnya. Meskipun menggunakan alur maju mundur
penulis berhasil membuat cerita ini dapat mudah untuk dipahami.
d. Perwatakan tokoh sangat masuk akal tidak berlebihan. Tokoh-tokoh yang ada dicerita juga
sangat menginspirasi pembaca untuk memiliki jiwa sosial.
e. Bahasa yang digunakan cukup ringan dan mudah dipahami. Meski halaman cukup tebal
tetapi isi dari novel ini sangat jelas dan tidak membosankan.
f. Jalan cerita tidak dapat ditebak dengan mudah yang membuat pembaca larut dalam cerita
dan penasaran akan kelanjutan ceritanya.
g. Tidak adanya sinopsis di bagian cover menjadi daya tarik pembaca untuk membaca novel
tersebut.
4. Kekurangan
a. Tidak adanya gambar di bagian isi cerita yang menambah keindahan novel.
b. Pada novel ini penulis tidak menjelaskan secara jelas gambaran fisik dari tokoh-tokoh
sehingga pembaca harus menerka-nerka bagaimana gambaran tokoh terutama fisik sang
tokoh dalam cerita.
5. Unsur intrinsik
a. Tema :Tentang Persahabatan, Cinta, Melupakan. Berpisah dan Tentang Hujan
b. Alur : Maju Mundur
c. Bahasa : Bahasa Indonesia
d. Penokohan
1. Lail : Sederhana, pemalu, tidak enakan, suka menolong, sosok perempuan yang
kuat dan mandiri.
2. Esok :Baik, ramah, suka menolong, perhatian, cerdas dan pintar.
3. Maryam : Memiliki selera humor dan suka menolong.
4. Ibu Lail : Seorang wanita karir dan penyayang.
5. Ayah Lail : Orang yang sibuk, seorang pekerja di luar kota.
6. Ibu Esok : Penuh perhatiandan lemah lembut.
7. Walikota : Ramah dan baik hati.
8. Istri : Ramah dan baik hati.
9. Claudia : Mudah bergaul.
10. Elijah : Sangat jujur dan pandai berbicara untuk membuat seseorang nyaman.
11. Ibu Suri : Tegas.
e. Amanat
1. Jangan mementingkan diri sendiri harus menolong orang yang membutuhkan bantuan.
2. Melupakan kejadian yang buruk bukan merupakan solusi terbaik yang perlu dilakukan
hanya menerima semuanya kenagan buruk itu dan perlahan akan menjadi indah pada
waktunya.
3. Jangan menjadi manusia yang suka merusak lingkungan karena kedepannya akan
berdampak buruk bagi kehidupan manusia.
4. Mengajarkan pembaca untuk memiliki jiwa sosial.
5. Mengajarkan arti makna persahabatan yang selalu ada satu sama lain dalan keadaan suka
dan duka.
f. Latar atau Setting
1. Tempat
 Ruangan 4 x 4 m kubik
 Rumah Lail
 Trotoar
 Stasiun kereta
 Kereta bawah tanah/kapsul kereta
 Lubang tangga darurat
 Taman kota
 Toko kue
 Kolam air mancur Central Park
 Rumah Sakit
 Panti Sosial
 Sekolah Keperawatan
 Markas Organisasi Relawan
 Stadion sepak bola/tempat pengungsian nomor 2
 Tempat latihan relawan
 Sebuah kota yang memiliki teknologi yang canggi
2. Waktu
o Pagi
 Pagi hari, berita tentang penduduk yang kesepuluh miliar tersebar dimana-mana.
 Letusan Gunung Merapi dan Gempa Bumi terjadi pada pagi hari disaat Lail sedang
berangkat ke sekolah barunya.
 Pagi ini pegunungan hijau dan lembah luas terhampar luas.
 Di Pagi harinya, Esok mengajak Lail mengunjungi sebuah tempat.
o Siang
 Pada jam makan siang, Lail dan Maryam dipanggil mendadak oleh Ibu Suri.
 Di siang harinya, diumumkanlah kelulusan Lail dan Maryam dari Sekolah
Keperawatan.
o Sore
 Baru kemarin sore dia menyaksikan sendiri ibunya jatuh ke lorong kereta gelap.
 Di sore hari, Esok mengajak Lail ke toko kue ibunya.
 Sorenya, dengan masih diliputi sukacita lulus dari sekolah, Lail dan Maryam tiba-tiba
dipanggil ke kantor Ibu Suri.
o Malam
 Malam pertama, Lail dan Esok menginap di rumah sakit yang merawat Ibu Esok.
 Malam kedua, Lail dan Esok menginap ditempat pengungsian.
 Malam hari, disaat hujan badai, Lail dan Maryam memberikan peringatan kepada
penduduk Kota Hilir Sungai bahwa kota tersebut akan dituruni air bah.
3. Suasana
 Tegang :Saat bencana letusan supervulcano, gunung purba yang terlupakan.
 Sedih :Lail kehilangan ibunya dikereta bawah tanah, esok melihat ibunya tertimpa
lemari besar, lail kehilangan esok.
 Senang: Saat lail dan esok saling bertemu melepas rindu.
 Bahagia: Saat lail dan maryam memperoleh perhargaan sebagai relawan.
 Cemburu : Saat esok wisuda dan lail menghadiri acara tersebut tetapi esok
mengambaikan lail, saat lail berpikir esok memberikan tiket kepada Claudia.
 Khawatir : Ketika mengalami musim dingin ekstren dan musim panas yang akan
datang.
 Bingung : Saat lail menunggu kabar dari esok.
 Marah : Saat lail tahu esok memberikan tiket kepada Claudia dan berpikir esok tidak
mencintainya.
6.Unsur Ekstrinsik
a. Latar belakang pengarang
Darwis Tere Liye adalah seorang pengarang yang belakangan ini memberi judul novelnya
cukup dengan satu kata saja yang membuat para penggemarnya menjadi penasaran dan
karyanya terjual dan harus mengalami cetakan ulang untuk memenuhi permintaan pembaca.
Tere Liye juga selalu menyelipkan tokoh yang dapat membuat pembaca tersenyum sendiri
bahkan tertawa melihat tingkah tokoh dalam cerita tersebut.
Contoh karya Tere Liye yaitu:
 Bumi
 Bulan
 Matahari
 Hujan
 Pulang
 Rindu
 Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
 # About Love
 Ayahku Bukan Pembohong
 Negeri Para Bedebah
 Negeri Di Ujung Tanduk
 Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah
 Berjuta Rasanya
 Sepotong Hati Yang Baru
Di dalam novel hujan ini, terdapat berbagai kisah yang dapat kita ambil hikmahnya.
Kisah persahabatan, yaitu diceritakan melalui persahabatan Lail dan Maryam memberi pesan
tentang suatu persahabatan. Persahabatan adalah untuk saling membantu dan menguatkan
baik suka maupun duka. Seperti yang terdapat dalam novel : “ Ada banyak hal yang bisa
saling dipahami oleh dua orang sahabat sejati tanpa harus berbicara apapun.”
Kisah cinta, digambarkan tentang mencintai dalam diam. Saling mencintai tapi tidak
saling tahu karena usia yang masih terlalu muda. Saat prasangka mulai terjadi, menebak
perasaan satu sama lain bahkan munculnya kecemburuan. Seperti yang tercantum dalam
novel: “Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika ia datang kita tidak bisa
menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit?
Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.”
Tentang melupakan, digambarkan dengan seorang gadis yang sakit hati dan kemudian
memutuskan untuk melupakannya. Seperti yang tercantum dalam novel : “Ratusan orang
pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua kenangan mereka dihapus. Tetapi
sesungguhnya, bukan melupakan menjadi masalahnya. Tapi menerima. Jika dia tidak bisa
menerima, dia tidak akan bisa melupakan.”
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari Analisa yang telah dilakukan pada novel berjudul Hujan karangan Tere Liye bahwa
novel ini sangat menarik untuk dibaca, dimana penulis dapat membawa pembaca terbawa
dalam suasana cerita. Kisah kehidupan tokoh didalam novel Hujan ini sangat menginspirasi
dan menarik untuk dibaca. Banyak pelajaran yang diperoleh dalam novel ini mengenai arti
persahabatan, cinta, cara melupakan kenangan buruk adalah dengan memeluk erat semua
kenangan itu, dan perpisahan. Novel ini layak untuk dibaca semua kalangan masyarakat dan
berbagai jenis umur, karena bahasa yang digunakan begitu mudah dipahami dan tidak ada
kejadian yang fulgar.
3.2 SARAN
Agar novel ini dilengakapi dengan gambar-gambar yang menarik. Dan menjelaskan
gambaran fisik tokoh didalam cerita agar pembaca dapat mudah membayangkannya.

Anda mungkin juga menyukai