Gangguan Mobiitas Fisik
Gangguan Mobiitas Fisik
Disusun Oleh :
Keperawatan (2A)
T.A 2019-2020
Hambatan Mobilitas Fisik
Penyebab
Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam mpbilisasi dan
imobilisasi antara lain :
1. Jenis Mobilisasi
a. Mobilisasi penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan
interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
b. Mobilisasi sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara
bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik pada tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera
atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Mobilisasi sebagian
ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Mobilisasi sebagian temporer, merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Dapat
disebabkan oleh trauma reversible pada sistem musculoskeletal,
contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
2. Jenis Imobilisasi
Therapy yang dapat dilakukan antara lain menurut Potter and Perry (2005)
1) Kesejajaran Tubuh
Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat
mengangangkat klien dengan benar, menggunakan teknik posisi yang
tepat, dan memindahkan klien dengan posisi yang aman dari tempat
tidur ke kursi atau brankar.
a. Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilisasi dapat mengganggu metabolisme
secara normal, mengingat imobilisasi dapat menyebabkan turunnya
kecepatan metabolisme di dalam tubuh. Hal tersebut dapat dijumpai
pada menurunnya basal metabolism rate (BMR) yang menyebabkan
berkurangnya energi untuk perbaikan sel-sel tubuh, sehingga dapat
memengaruhi gangguan oksigenasi sel.
b. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai
dampak dari imobilisasi akan mengakibatkan persediaan protein
menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat
mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Di samping itu, berkurangnya
perpindahan cairan dari intravascular ke interstisial dapat
menyebabkan edema sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
KELUHAN UTAMA
Dari data RM bahwa Ny.A mempunyai riwayat jatuh 1 tahun yang lalu. Dan
sebulan sebelum masuk rusah sakit kaki pasien membengkak
Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan ataupun
menular.
RIWAYAT PSIKOLOGI
frekuensi : 3x / hari
frekuensi : 3x / hari
2. Eliminasi
Sebelum sakit
Klien mampu BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain. BAK
5x/hari BAB 1x/hari tanpa obat pencahar
Saat sakit
Klien masih mampu BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain
BAK 5 x/hari BAB 1x/hari tanpa bantuan orang lain
3. Kebersihan
Sebelum sakit
klien mandi 2x/ hari dan ganti pakaian 2x/ hari keramas 3 x/ minggu,
sikat gigi 2x/hari memotong kuku 1x/minggu. Semua tindakan
dilakukan secara mandiri.
Saat sakit
Klien mandi 1x/ hari hanya diseka dan ganti pakaian 1x/ hari
keramas -, sikat gigi 1 x/hari memotong kuku -. Semua tindakan
dengan dibantu.
Sebelum sakit
klien tidur siang kurang lebih1 2 jam/hari mulai pukul 13.00 – 15.00
WIB
klien tidur malam kurang lebih 6 jam/hari mulai pukul 22.00 - 04.00
WIB
Saat sakit
6. Pola Kognitif
1. Pernafasan (Breathing)
b. Batuk : Kadang
c. Nyeri waktu bernapas : Tidak
d. Pola napas : Regular
e. Frekuensi napas : 24 x/menit
f. Bunyi napas Abnormal : Ronchi – / - ,
wheezing + / +
g. Alat bantu napas : Tidak pakai alat
bantu napas
2. Kardiovaskuler (Blood)
a. Nadi : Regular
b. Frekuensi : 88 x/menit
e. Suhu : 37 oC
3. Persyarafan (Brain)
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. GCS : 4-5-6
c. Reflek : Normal
4. Perkemihan (Blader)
3 4
a. Integumen
- Akral : Hangat
- Turgor : Elastik,
kembali dalam < 2detik
ANALISA DATA
Umur : 72 tahun
I DS : Gangguan kelemahan
mobilitas fisik
Klien mengatakan
segala aktivitasnya dibantu
Klien mengatakan
kakinya pegal pegal
DO :
Klien mengatakan
tidak bisa mandi sendiri
klien mengatakan
mandi dibantu oleh keluarga
klien mengatakan
mandi ditempat tidur dengan
cara di lap.
DO :
indeks kartz 0
44
PRIORITAS MASALAH
Umur : 72 tahun
Umur : 72 tahun
NO.
Tanggal Tujuan / Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Dx
Umur : 72 tahun
Tangga NO.
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
l Dx
14 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kebutuhan perawatan diri klien 1. Sebagai acuan untuk menentukan
Januari keperawatan selama 3x24 jam, tindakan keperawatan
2. Bantu klien dalam memenuhu perawatan
2018 diharapkan deficit perawatan
mandinya 2. Bantuan yang diberikan untuk
diri: mandi teratasi dengan
klien dapat memenuhi kebutuhan
3. Edukasi klien untuk melapor kepada
Kriteria hasil : personal hygiene klien.
perawat apabila badan terasa kotor dan
1. Klien mandi secara tidak enak 3. Edukasi dapat meningkatkan
teratur 2x sehari motivasi klien sertadapat
4. Kolaborasi dengan praktikan dalam
meningkatkan mawas diri klien
2. Klien tampak pemenuhan perawatan diri klien
tentang kebersihan dirinya
bersih
4. Kolaborasi dapat lebih intensif
dalam merawat klien.
2. INTERVENSI
o Beri
reinforcement
positif setiap
kemajuan
klien
DIAGNOSA CATATAN
NO TANGGAL IMPLEMENTASI PARAF
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
2. 14 Januari 2018 Hambatan mobilitas Jam S:
Ny. A mengatakan susah
fisik berhubungan 1. Mengajarkan dan membantu klien
untuk berjalan
dengan pasca trauma untuk berpindah sesuai dengan
kebutuhan misalnya dari tempat tidur Ny. A mengatakan susah
berjalan tanpa pegangan
ke kursi
Ny. A mengatakan nyeri
pada kakinya
Jam
2. Memantau penggunaan alat bantu Ny. A mengatakan tidak
mobilitas dapat berjalan jauh seperti
mengambil makan
Jam
ataupun keliling panti.
3. Memberikan penguatan positif selama
aktivitas.
O:
Tremor pada kaki pada
Jam
saat berdiri
4. Mengajarkan klien dalam latihan
ROM aktif/pasif untuk Ny. A tampak susah
untuk berjalan
mempertahankan atau meningkatkan
kekuatan dan ketahanan otot Memiliki nilai resiko
P : intervensi dilanjutkan
3. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA CATATAN
NO TANGGAL IMPLEMENTASI PARAF
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
9. 01/10/2017 Hambatan mobilitas Jam S:
1. Memantau penggunaan alat bantu Ny. RS mengatakan sudah
fisik berhubungan
mobilitas melakukan gerakan ROM
dengan pasca
sedikit pada waktu pagi
trauma
hari.
Jam
2. Mengajarkan klien dalam latihan ROM Ny. RS mengatakan susah
aktif/pasif untuk mempertahankan atau berjalan tanpa pegangan
meningkatkan kekuatan dan ketahanan Ny. RS mengatakan nyeri
otot pada kakinya
Ny. RS mengatakan tidak
Jam dapat berjalan jauh seperti
3. Memotivasi klien untuk latihan ROM mengambil makan
aktif/pasif dan merencanakan jadwal ataupun keliling panti.
O:
Jam Ny. RS tampak
4. Berkolaborasi dengan petugas panti
untuk melatih ROM aktif/pasif secara berpegangan saat berjalan
sistematis. Tremor pada kaki pada
saat berdiri
Ny. RS tampak susah
untuk berjalan
Memiliki nilai resiko
tinggi jatuh
Mengambil makanan yaitu
petugas panti
Pandangan kabur
Kekuatan Otot
P : intervensi dilanjutkan
DIAGNOSA CATATAN
NO TANGGAL IMPLEMENTASI PARAF
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
16. 14 Januari 2018 Hambatan mobilitas Jam S:
Ny. A mengatakan sudah
fisik berhubungan 1. Mengajarkan dan membantu klien
melakukan gerakan ROM
dengan pasca trauma untuk berpindah sesuai dengan
sedikit pada waktu pagi
kebutuhan misalnya dari tempat
hari.
tidur ke kursi
Ny. A mengatakan susah
berjalan tanpa pegangan
Jam
2. Memantau penggunaan alat bantu Ny. A mengatakan tidak
mobilitas dapat berjalan jauh seperti
mengambil makan
Jam
ataupun keliling panti.
3. Mengajarkan klien dalam latihan
ROM aktif/pasif untuk
O:
mempertahankan atau Ny. A tampak
meningkatkan kekuatan dan berpegangan saat berjalan.
ketahanan otot Tremor pada kaki pada
Jam saat berdiri
4. Memotivasi klien untuk latihan Ny. A tampak susah
ROM aktif/pasif dan untuk berjalan
merencanakan jadwal Memiliki nilai resiko
tinggi jatuh
Jam Kekuatan Otot
5. Berkolaborasi dengan petugas panti
untuk melatih ROM aktif/pasif
secara sistematis.
P : intervensi dilanjutkan
3. Evaluasi
Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi formatif TTD
14 Januari 1 S : Pasien mengatakan nyeri pada tungkai kakinya, masih
2018 terasa jika untuk bergerak tapi berkurang dengan nafas dalam,
2
skala nyeri:6O : P : Nyeri jika untuk bergerak
3
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
4
R : Nyeri pada luka post operasi hari kedua pada tungkai
sebelah kanan, 1/3 proksimal mendekati lutut.
S : Skala nyeri 6
P : Lanjutkan intevensi:
Kekuatan otot
5 5
2 5
P : Lanjutkan intevensi:
P : Lanjutkan intervensi:
P : Lanjutkan intervensi:
14 Januari 1 S : Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi hari Jurith
2018 ketiga sudah berkurang.O : P : masih sedikit nyeri jika untuk a
2
bergerak
Jurith
14 Januari
3 Q : nyeri seperti ngilu sedikit berkurang a
2018
P : Lanjutkan intervensi:
Kekuatan otot
5 5
2 5
P : Lanjutkan intervensi:
P : Lanjutkan intervensi:
P : Pertahankan intervensi:
Tanggal/Ja No.Dx Evaluasi Sumatif TTD
m
Sabtu 1 S : Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi sudah Jurith
berkurang jika untuk bergerak, skala nyeri: 4O : P: Nyeri jika a
untuk bergerak karena tidak hati-hati
3 Mei ‘08 2 Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk Jurith
a
14.00 WIB 3 R : Nyeri pada luka post operasi pada tungkai kanan 1/3
proksimal Jurith
4
a
S : Skala nyeri : 4
Jurith
T : Nyeri kadang-kadang saja jika digunakan untuk bergerak.
a
Nyeri berkurang bila posisi nyaman dan dengan nafas dalam.
P : Pertahankan intervensi:
5 5
2 5
P : Lanjutkan intervensi:
P : Lanjutkan intervensi:
O : Luka tambas, kering, tidak ada pus, tidak ada bengkak, tidak
ada tanda-tanda infeksi, TD : 110/ 70 mmHg, N : 84 x/ menit, S :
365 OC, RR : 22 x/ menit, masih terpasang pinning dan platting.
4. EVALUASI
Evaluasi
Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan
Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.
Elsevier
Moorhead, Sue. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. USA: Mosby
Elseviyer.
Mubarak, Wahit & Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
NANDA. 2006. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006. Jakarta : Prima
Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik,Ed.4. Vol.2. Jakarta : EGC.
T. Heather Herdman. 2011. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-