CISARUA BOGOR
BAB I
RKS DAN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN LIFT
1. PENDAHULUAN
a. Spesifikasi teknis ini menguraikan tugas dan tanggung jawab kontraktor dalam
pengadaan dan pemasangan instalasi Lift Service pada Pembangunan Gedung Dipo
arsip Tangerang Selatan.
b. Pemasangan Lift Servie harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini, semua peraturan
yang berlaku di Indonesia, dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuatnya serta mengikuti stardard internasional yang dipakai oleh pabrik.
c. Biaya pengadaan dan pemasangan instalasi Lift Service ini harus sudah termasuk
semua pajak-pajak, bea masuk barang import, biaya pemeriksaan di pabrik maupun
pelabuhan, biaya gudang, biaya pemeriksaan instalasi oleh instansi yang
berwenang, biaya pengadaan tenaga kerja, biaya pengadaan peralatan kerja, biaya
penyediaan alat bantu, biaya testing, start-up, commissioning, biaya asuransi dan
semua biaya yang diperlukan untuk kelengkapan instalasi sampai dapat berfungsi
dengan baik.
e. Pekerjaan instalasi Lift Service ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang
merupakan agen resmi dari pabrik yang dinyatakan dengan Surat Pengakuan
Keagenan Tunggai dari Departemen Perdagangan dan mempunyai ijin kerja
pemasangan dari Departemen Tenaga Kerja.
2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam tugas Kontraktor adalah pengadaan dan
pemasangan semua material/peralatan dan perlengkapan bantu yang diperlukan
untuk pemasangan secara sempurna instalasi Lift pada bangunan yang
direncanakan, sampai dapat bekerja dengan baik dan mendapat ijin pemakaian dari
Departemen Tenaga Kerja.
1. Penyediaan dan pemasangan panel distribusi Lift Service di ruang mesin Lift
Passenger, yang mencatu daya listrik untuk unit-unit Lift .
2. Penyediaan dan pemasangan semua balok baja untuk mengikat rel kereta dan
rel counterweight, termasuk melengkapi semua yang belum disediakan oleh
Kontraktor Bangunan.
Pekerjaan yang disebutkan berikut ini akan dilaksanakan oleh pihak lain.
1. Penyediaan shaft lift (hoistway) dan ruang mesin Lift Service di atas hoistway
dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana.
3. Pembuatan semua bukaan untuk pintu Lift Service dengan ukuran sehagaimana
tampak pada gambar rencana.
4. Penyediaan bukaan dilantai ruangan mesin dengan letak dan ukuran sesuai
dengan permintaan Kontraktor Lift Service
5. Menyediakan dan memasang grille ditembok untuk jalan udara masuk ke ruang
mesin Lift Service.
7. Menyediakan bukaan di setiap lantai dan pit di lantai Dasar atau basement untuk
pemasangan elevator.
1. Menyediakan dan memasang sumber daya listrik di setiap ruangan mesin Lift
Service, berupa satu kabel listrik yang berhenti dengan ujung terbuka dengan
kapasitas cukup untuk melayani Lift Service yang akan dipasang.
2. Menyediakan dan memasang lampu penerangan, stop kontak di ruang mesin Lift
Service.
4. PERATURAN
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu:
a. Peraturan Umuni Instalasi Listrik (PUIL) dan semua ketentuan mengenai instalasi
listrik yang dikeluarkan oleh PLN.
Data teknis Lift Passenger yang harus disediakan dan dipasang adalah :
a. Mesin pengangkat Lift Passenger adalah jenis mesin traksi yang digerakkan dengan
tenaga listrik arus bolak-balik atau arus searah.
Keseluruhan merupakan suatu unit yang harus didudukkan secara kuat pada , satu
dudukan yang terbuat dari profil baja dan menumpu pada balok bangunan (bukan
pada plat beton). Dudukan baja tersebut harus disediakan oleh Kontraktor Lift
Service.
b. Motor harus dari jenis untuk dapat bekerja kontinyu di daerah tropis dan sesuai
dengan standard negara dimana mesin Lift Service dibuat.
c. Terminal kontak listrik pada motor harus bebas dari timbulnya loncatan bunga api
untuk semua kondisi beban dan kecepatan.
7. REM
b. Semua rem harus direncanakan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal dan
sanggup memegang dan memberhentikan Lift pada kondisi yang paling berat/sukar.
c. Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin Lift Service pada saat Lift Service telah berhenti di
suatu lantai dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan Lift Passenger.
e. Kontraktor Lift service harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk
melepas rem secara manual setelah kereta Lift berhenti secara darurat.
8. KATROL (SHEAVES)
Katrol harus dibuat secara teliti oleh pabrik pembuatnya dan terbuat dari besi cor yang
terbaik bebas dari cacat dan dipasang sedemikian sehingga tidak menyebabkan slip pada
gulungan kawat baja, serta tidak menyebabkan kawat baja penggantung kereta maupun
counterweight menjadi cepat aus pada semua kondisi beban.
9. DUDUKAN MESIN
a. Semua dudukan mesin harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Lift .
b. Dudukan ini harus terpasang secara kuat pada struktur bangunan dan menumpu pada
balok yang telah dirancang untuk menaham semua beban yang mungkin timbul.
Perletakan dudukan mesin harus mendapat persetujuan dari perencana struktur
bangunan.
a. Kawat penggantung untuk kereta lift dan counterweight harus terbuat dari baja berpilih
dan sesuai dengan persyaratan pabrik, dari jenis dan ukuran yang sanggup bekerja
dengan baik serta memberikan umur pemakaian yang panjang.
b. Semua kawat penggantung untuk kereta lift dan counterweight harus dipasang secara
vertikal dan diatur sedemikian sehingga beban terbagi secara merata sepanjang kawat
penggantung tersebut.
a. Rel penuntun untuk kereta Lift Service dan counterweight harus terbuat dari baja,
bentuk “T” yang dikerjakan dengan mesin di pabrik, sehingga permukaannya rata
dan halus.
b. Rel penuntun harus dipasang menggunakan bracket dan terikat kuat kepada struktur
bangunan sehingga mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan suatu tekanan
yang dapat ditimbulkan selama kerja normal, karena rem darurat bekerja atau
karena adanya beban yang tidak simetris.
c. Rel penuntun harus dipasang sampai dengan ujung teratas dan terbawah dari shaft.
d. Pemasangan rel harus dibuat sedemikian sehingga tidak ada goncangan atau
goyangan yang terasa oleh penumpang didalam kabin Lift Service selama
perjalanan.
12. COUNTERWEIGHT
b. Counterweight harus terbuai dari balek besi tuang yang dipasang tersusun pada
rangka baja, sedemikian sehingga mudah untuk menambah atau mengurangi berat
countenweight, tanpa mengganggu kawat penggantungnya.
Sisi atas dan bawah dari rangka counterweight harus dilengkapi dengan sepatu
penuntun yang bergerak sepanjang rel.
a. Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai dengan
standard pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan bawah dari kereta Lift
dan counterweight.
b. Setiap sepatu penuntun harus bergerak Nada permukaan rel penuntun dengan
halus.
14. BUFFERS
a. Dibawah kereta Lift Service dan counterweight harus disediakan buffer. Jenis buffer
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
c. Semua buffer harus direncanakan untuk dapat menyerap energi kinetik dari kereta
Lift bermuatan penuh, apabila membentur pada kecepatan maksimum.
d. Semua perlengkapan untuk pemasangan buffer harus disediakan dan dipasang oleh
Kontraktor Lift , termasuk pondasi beton untuk penyangga buffer, bila diperlukan.
15. PERLENGKAPAN DI SHAFT LIFT
a. Semua perlengkapan di dalam shaft yang diperlukan untuk melengkapi sistim kerja
instalasi Lift Service secara aman dan effisien harus disediakan dan dipasang oleh
Kontraktor Lift
b. Semua bagian kelengkapan suatu instalasi Lift Service meskipun tidak disebutkan
didalam spesifikasi ini maupun di dalam gambar rencana, tetapi apabila sangat
diperlukan untuk melengkapi instalasi agar Lift dapat beroperasi dengan baik, harus
disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Lift .
c. Semua perlengkapan yang ada di shaft Lift harus dari jenis yang bekerjanya tidak
terganggu adanya debu-debu yang mungkin ada.
d. Kontraktor Lift service harus menyediakan dan memasang "over travel limit switch"
pada ujung teratas dan terbawah dari gerak Lift , yang akan memutus aliran listrik ke
mesin Lift apabila Lift bergerak melewati daerah gerak normal.
a. Ukuran dalam kubin Lift harus se!uas mungkin sesuai denvgan standard kapasitas
dengan kemampuan angkut dalam satuan orang atau berat ( kg ) sesuai dengan
spesifikasi.
b. Rangka dari kereta Lift harus dibuat dari profil baja yang dibentuk sesuai ketentuan
pabrik dan dijamin tidak akan berubah bentuk atau rusak pada semua kondisi beban.
c. Dinding dari kereta Lift service harus dibuat sedemikian sehingga mudah dipasang atau
dilepas dalam unit-unit, untuk memudahkan transportasi ke dalam bangunan dan
pemasangannya.
d. Bagian atas dari kereta harus mempunyai lubang yang khusus untuk jalan keluar
penumpang yang terkurung di Lift dalam keadaan darurat.
e. Selesai pembuatan, kereta Lift service harus diporiksa untuk mengetahui bahwa kereta
Lift dalam keadaan seimbang.
Bilamana perlu harus ditambahkan pemberat agar kabin Lift benar-benar tergantung
vertikal dan seimbang secara sempurna.
Semua biaya yang timbul akibat tambahan pemberat ini harus ditanggung oleh
Kontraktor Lift .
a. Lift Passenger harus dilengkapi dengan sistim pintu yang bekerja secara otomatis.
b. Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara otomatis
dengar, bantuan motor listrik dan bekerja tanpa suara, tanpa getaran atau kejutan.
c. Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara serempak, sesaat
setelah kereta Lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum kereta Lift bergerak
meninggalkan lantai.
d. Pada saat Lift Service bergerak, pintu kereta tidak boleh dapat dibuka dari dalam kabin,
meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
e. Pada saat Lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan torsi yang
cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa dari dalam
kabin.
f. Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka secara paksa
dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
g. Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistim interlock jenis electro
mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan kunci khusus
yang disediakan untuk melepas sistim interlock tersebut.
h. Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat dibuka dari
dalam kabin, pada saat Lift Service berhenti pada suatu lantai.
i. Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehingga dapat dilepas dari dalam kabin,
pada saat tidak ada sumber daya listrik.
j. Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft harus dapat
diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.
k. Semua pintu Lift Service dan harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang
mencegah Lift bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat.
l. Kontak-kontak ini harus diletakkan sedemikian sehingga tidak dapat dicapai oleh orang
- orang yang tidak berkepentingan.
m. Pintu Lift Service harus dilengkapi dengan "safety edge" yang terpasang dari ujung
atas ujung bawah panel pintu.
n. Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang menutup,
maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali pada posisi membuka
penuh.
o. Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu yang
ditentukan.
p. Finishing pintu shaft di semua lantai untuk setiap Lift Service (disesuaikan dengan
requirement arsitek).
Daun pintu : lihat gambar interior
Jamb : lihat gambar interior
a. Setiap Lift Passenger harus dilengkapi dengan peralatan pengaman mekanis dari
jenis "gradual wedge clamp" yang dirancang untuk memberhentikan Lift dengan
mudah dan bertahap dengan cara memegang kereta Lift secara kuat pada rel
penuntun, tanpa merusak penuntun (guides) dan rel penuntun (guide rail) pada saat
darurat, dimana kecepatan Lift melebihi kecepatan normal.
b. Pengaman mekanis ini harus diletakkan di bagian bawah dari rangka kereta Lift
Service dan dirancang sedemikian sehingga semua bagian yang bergerak mudah
untuk dicapai dan diberi minyak pelumas serta diperbaiki apabila rusak.
c. Pengaman mekanis ini dikendalikan oleh "governor" yang terletak di ruang mesin
dan dirancang untuk dapat menahan, semua beban yang mungkin terjadi pada
penggunaan normal dari pengaman mekanis tersebut.
e. Pengaman mekanis yang telah bekerja hanya mungkin dilepas secara manual dari
ruang mesin dengan cara menaikkan Lift .
a. Didalam kereta Lift Service harus dilengkapi dengan suatu indikator penunjuk posisi
kereta Lift dengan penunjukan nyala lampu bernomor, sesuai dengan nomor lantai
dimana Lift mendekat, berhenti atau melaluinya.
b. Perlengkapan kereta harus meliputi: lampu Penerangan, lampu darurat, fan ventilasi,
pesawat telekomunikasi (intercom), tombol permintaan lantai, indikator penunjuk
lantai, indikator arah gerak, tombol alarm dan lain-lain fasilitas yang merupakan
standard pabrik.
1. Kereta Lift harus dilengkapi dengan panel operasi (Car operating panel)
Tombol permintaan lantai dengan nomor sesuai dengan nomor lantai dan jumlah
tombol harus sebanyak jumlah lantai yang dilayani.
Tombol tersebut bila ditekan harus memberi indikasi bahwa permintaan telah
terdaftar, yaitu dengan nyala lampu dibalik tombol atau nyala Jampu di dekat
setiap tombol. Lampu indikator tersebut harus mati pada saat lantai permintaan
telah dilayani dan kereta Lift telah berhenti pada lantai tersebut.
Indikator penunjuk arah gerak Lift Service, berupa panah dengan arah keatas
dan kebawah yang salah satu harus selalu menyala, sebagai penunjuk arah
gerak Lift keatas atau kebawah.
Tombol "BUKA PINTU" dan "TUTUP PINTU" dengan tulisan dalam Bahasa
Indonesia, atau dengan code gambar yang jelas.
Lampu penunjuk beban berlebih yang akan menyala disertai bel berbunyi,
apabila berat beban melebihi kapasitas maksimum, dengan tulisan dalam
Bahasa Indonesia "BEBAN LEBIH".
3. Panel harus memuat juga fasilitas berikut, meskipun tidak terbatas hanya pada
yang tertulis dibawah ini, dan harus berada dibalik pintu panel yang terkunci :
1. Setiap kereta Lift Service harus dilengkapi dengan lampu penerangan yang
menyala apabila Lift siap bekerja dan selama bekerja.
2. Setiap kereta Lift harus dilengkapi dengan lampu penerangan darurat yang
secara otomatis akan menyala apabiia sumber listrik mati.
3. Lampu darurat ini harus menerima sumber daya dari battere yang ada di ruang
mesin. Battere harus dilengkapi dengan "automatic charger" yang terhubung
dengan jaringan listrik.
5. Khusus untuk Lift Service harus disediakan, speaker untuk soundsystem yang
dapat digabungkan dengan soundsystem bangunan. Kontraktor harus
memasang dan menyediakan peralatan speaker dan kabel sampai ruang mesin
Lift .
20. ALARM
a. Lift Service r dan service harus dilengkapi dengan suatu sistim alarm yang bekerja
selain menggunakan tenaga listrik dari PLN, juga dari sumber battere.
b. Tombol untuk pembunyi alarm ini harus diletakkan pada Panel Operasi didalam
kabin Lift .
c. Bel alarm akan diletakkan di dua tempat, satu buah di tuang mesin Lift di lantai atas
dan yang lain di ruang kontrol.
e. Battere untuk sistim alarm dapat disatukan dengan batere untuk sistim intercom dan
harus dilengkapi dengan "automatic charger" yang terhubung dengan jaringan listrik
PLN.
21. LIFT PASSENGER PADA SAAT SUMBER DAYA LISTRIK PLN TERPUTUS
a. Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta Lift Service secara
tiba-tiba akan berhenti.
b. Pada saat demikian, lampu darurat didalam kerete harus menyala secara otomatis,
sistem intercom dan bel alarm harus tetap berfungsi, dengan mendapat sumber
daya dari battere.
c. Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating set Emergency,
semua Lift harus dapat bekerja kembali secara normal.
Pemindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Emergency Set dilakukan
secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas Kontraktor Listrik.
d. Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian akan
dipindahkan kekeadaan semula pada panel utama listrik di lantai Dasar. Pada saat
pemindahan tersebut, Lift akan berhenti sesaat dan secepatnya setelah
mendapatkan aliran listrik, maka Lift akan bekerja secara normal kembali.
a. Kontraktor Lift Service harus menyediakan dan memasang di setiap lantai yang
dilayani kelengkapan untuk mengoperasikan kereta Lift secara otomatis,
sebagaimana tampak pada gambar dan uraian dalam spesifikasi berikut ini.
Untuk mengoperasikan sakelar tersebut tidak boleh menggunakan kunci dan harus
diletakkan didalam kotak besi yang mempunyai panel depan terbuat dari stainless steel
hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecahkan.
Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan "ON" atau "OFF".
Dengan mendudukkan sakelar pada posisi "ON", maka Lift Service akan bekerja
sebagai berikut:
1. Semua panggilan Lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak ada
panggilan atau permintaan baru terdaftar.
2. Sistem kerja Lift akan berubah dari kontrol secara kolektif menjadi tidak kolektif. .
3. Tanpa melihat arah geraknya, Lift secara otomatis akan bergerak turun ke lantai
dasar, tanpa berhenti di lantai-lantai lain.
5. Untuk selanjutnya pengoperasian Lift tersebut hanya dapat dilakukan dari dalam
kereta dan Lift tidak akan melayani panggilan dari luar kereta.
a. Penyediaan tenaga listrik untuk instalasi Lift Service ini akan disediakan oleh
Kontraktor Listrik, dengan lingkup tugas sebagaimana diuraikan berikut ini.
b. Tugas Kontraktor Listrik adalah menyediakan dan memasang kabel listrik dengan
kapasitas yang cukup disetiap ruang mesin Lift Passenger di setiap pit Lift berupa
satu ujung kabel listrik terbuka.
c. Tugas selanjutnya mulai dari penyediaan panel penerima, dan distribusinya serta
penyambungan kabel yang dimaksud pada butir ke panel penerima dan rangkaian
selanjutnya adalah menjadi tuaas Koniraktor Lift .
d. Kontraktor Lift harus menyediakan dan memasang panel penerima dan distribusi
dengan sejumlah "outgoing" sebanyak yang dipei -lukan, dengan mernberikan
cadangan "outgoing" seperlunya.
e. Panel distribusi harus dari jenis indoor type dan terbuat dari lembar baja dengan
ketebalan tidak kurang dari 2 mm, dengan finish cat bakar disisi luar dan dalam.
Panel harus dilengkapi dengan:
• Satu voltmeter
• Tiga ampere meter pada sisi "incoming"
• Tiga lampu indikator R, S, T.
Panel harus dilengkapi dengan pintu terkunci dan semua komponen listrik
didalamnya harus diatur sedemikian, sehingga memudahkan perbaikan,
pemeliharaan dan pengoperasinya.
Semua sakelar, sekering, MCCB, FLBS harus mempunyai breaking capacity tidak
kurang 35 KA
Semua komponen listrik harus dari jenis yang mudah diperoleh di pasaran.
h. Pentanahan
Semua bagian peralatan yang terbuat dari metal yang pada saat normal tidak
bertegangan harus dihubungtanahkan, sesuai dengan persyaratan PLN dan
dilaksanakan menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987.
i. Lampu darurat
Lampu darurat minimal sebanyak 2 buah harus dipasang didalam kereta Lift dan
mendapat sumber daya dari batere di ruang mesin Lift .
Lampu darurat harus menyala secara otomatis, apabila sumber daya utama dari
PLN terputus.
Kontraktor Lift harus menyediakan dan memasang batere dan peralatan otomatis
pengisi battery dari listrik PLN.
j. Peralatan pengaman
Kontraktor Lift harus menyediakan dan memasang semua perlengkapan pengaman
listrik di Lift dan dipasang sedemikian sehingga apabila bekerja akan memutuskan
arus dari sumber daya dan memberhentikan Lift pada suatu lantai, sehingga
penumpang dapat segera dikeluarkan.
Setiap Lift harus dilengkapi dengan peralatan pengaman terhadap hubungan 1
phasa hilang. Apabila salah satu phasa yang manapun padam, maka aliran ke
instalasi Lift tersebut harus secepatnya diputuskan, untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada peralatan Lift.
Semua peralatan harus dirancang untuk dapat tetap bekerja pada tegangan 10%
diatas dan 10% dibawah tegangan nominal PLN.
Peralatan control yang tidak dapat memenuhi toleransi tegangan tersebut diatas,
harus dilengkapi dengan alat stabilisasi tegangan (voltage stabilizer) sehingga tetap
dapat bekerja pada toleransi tegangan tersebut diatas.
b. Apabila terjadi adanya suara-suara yang tidak layak yang timbul di suatu bagian,
maka bagian tersebut ditolak dan tidak disetujui untuk dipasang.
c. Pemasangan instalasi Lift harus dibuat agar Lift bergerak secara halus, tanpa
goyangan, tanpa ada kejutan pada saat percepatan/perlambatan yang mengganggu
kenyamanan penumpang untuk semua kondisi beban.
a. Sistem kontrol mesin ini sesuai dengan standard pabrik dan harus dipilih dari sistim
produksi terakhir.
c. Penentuan level suatu lantai harus dilakukan dengan menggunakan "floor selector"
atau "floor controller" dan diatur sedemikian sehingga hubungan antara selector dan
kabin Lift di shaft benar-benar dijaga tidak meleset, untuk semua kondisi beban
yang ada di kabin Lift, kemungkinan adanya slip,serta adanya pemuluran tali baja
penggantung kereta.
26. LEVELLING
a. Semua perlengkapan untuk levelling harus disediakan dan dipasang benar, sesuai
kebutuhan setiap Lift.
b. Perlengkapan ini harus membawa kabin ke suatu level lantai dengan halus dan
dengan ketepatan ± 5 mm di tiap lantai.
d. Ketepatan levelling harus tidak berubah karena perbedaan arah gerak dan
perbedaan jumlah penumpang di dalam Lift.
a. Lift harus bekerja dengan percepatan, perlambatan dan berhenti dengan halus dan
tanpa kejutan.
b. Penyetelan kecepatan gerak dari Lift harus dilakukan secara otomatis pada semua
kondisi beban yang ada, sehingga memberikan kenikmatan pada penumpang
didalamnya.
c. Rem mekanis tidak boleh dipergunakan untuk memberhentikan Lift pada suatu lantai
dan hanya digunakan untuk memegang Lift setelah lilt benar-benar berhenti denyan
halus pada suatu lantai.
b. Penekanan tombol "BUKA PINTU" pada saat pintu sedang menutup akan
menyebabkan pintu kembali pada posisi membuka.
Setelah sampai pada lantai yang dituju maka pintu akan membuka secara otomatis.
a. Sakelar harus disediakan masing-masing satu buah diatas atap setiap kereta Lift
dan didalam panel operasi yang terkunci, untuk kegunaan disaat pemeliharaan dan
pemeriksaan.
2. Lift tidak melayani panggilan dari lantai dan permintaan dari dalam.
3. Lift akan beroperasi dengan komando dari panel yang ada didalam den diatas
atap Lift Service, dan akan bergerak naik dan turun dengan kecepatan rendah.
a. Semua Lift harus dilengkapi dengan peralatan yang mencegah adanya beban
muatan lebih.
b. Apabila terdapat beban muatan berlebih, maka pintu Lift akan tetap terbuka, bel
didalam kabin berbunyi dan indikator bertuliskan "BEBAN LEBIH" akan menyala.
c. Lift akan beroperasi secara normal, apabi!a beban lebih tersebut dikurangi, yaitu
dengan mengurangi jumlah penumpang.
a. Antinuisance Operation
Setiap Lift harus dilengkapi dengan pena!atan penghapus permintaan palsu.
Peralatan ini secara otomatis akan menghapus semua permintaan-permintaan dari
dalam kereta yang telah terdaftar, bilamana dengan peralatan pengukur berat beban
yang ada di kereta didapaikan bahwa permintaan yang terdaftar tidak realistik.
Pada waktu kereta membalik setelah mencapai lantai pelayanan yang paling tinggi.
Semua permintaan didalam kereta yang telah terdaftar secara otomatis dihapuskan.
dan disertai bunyi bel alarm yang memperingatkan penumpang agar tidak menahan
pintu terlalu lama.
h. By-pass Operation
Bilamana kereta telah terisi penuh dengan penumpang, kereta bergerak tanpa
melayani panggilan dari lantai.