Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

SADARI
Ditulis untuk memenuhi mata kuliah Kespro dan KB

DOSEN PEMBIMBING
Weda Ayu Ardini, M. Kes

DISUSUN OLEH

Patmawati 052402S19018
Rani Ikawati 052402S19019
Rizka Dwi Saputri 052402S19020
Shella Eris Agustiani 052402S19021
Sinta Erina 052402S19022
Sulis Setiawati 052402S19023
Tri Ayu Agustian 052402S19024
Ulva Yulinar 052402S19025
Yulisa Natalia 052402S19026

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN WAHANA HUSADA
BANDAR JAYA LAMPUNG TENGAH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemampuan akal pikiran kepada
seluruh manusia, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Sadari”.

Tujuan penulisan makalah ini untuk sebagai pencapaian KRS yang telah
ditetapkan oleh dosen mata kuliah Kespro dan KB, selain itu makalah ini sebagai
sarana pengetahuan bagi seluruh kalangan mahasiswa khususnya prodi kebidanan.

Dalam penulisan makalah ini, kami tentu menemukan hambatan baik dari
luar maupun dari dalam. Adapun hambatan itu adalah keterbatasan pengetahuan
kami, sumber informasi dan keterbatasan waktu yang membuat kurang
maksimalnya makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini banyak mendapat arahan dari berbagai


pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami,
dosen pembimbing, serta teman-teman yang selalu memberikan dukungan
terhadap penulisan makalah ini.

Penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan penulis.

Bandar Lampung, 30 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. iii

1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1


1.2. Tujuan........................................................................................................ 1
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3

2.1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)............................................ 3


2.1.1. Pengertian SADARI........................................................................... 3
2.1.2. Siapa yang perlu melakukukan SADARI........................................ 3
2.1.3. Manfaat SADARI............................................................................... 4
2.1.4. Tujuan SADARI................................................................................. 4
2.1.5. Cara memeriksa payudara sendiri (SADARI)................................ 4
2.1.6. Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan
Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri)....................................... 10
2.1.7. Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan.................. 11
2.2. Kanker Payudara........................................................................ 12
2.2.1. Pengertian Kanker Payudara........................................................ 12
2.2.2. Gejala dan Tanda Kanker Payudara........................................... 13
2.2.2.1 Gejala Kanker Payudara...................................................... 13
2.2.3. Penyebab Kanker Payudara dan Faktor Resiko........................... 15
2.2.3.1. Penyebab Kanker Payudara........................................... 15
2.2.3.2. Fakto Risiko Kanker Payudara........................................... 16
2.2.4. Upaya Pencegahan Kanker Payudara............................................ 19
2.3. Pengetahuan.............................................................................................. 20
2.3.1. Definisi Pengetahuan........................................................................ 20
2.3.2. Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan.................... 21
2.4. Sikap......................................................................................................... 23
2.4.1. Definisi Sikap.................................................................................... 23
2.4.2. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap...................... 23
2.5. Tindakan................................................................................................... 25
2.6. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan ............................. 25

ii
BAB III PENUTUP......................................................................................... 27
3.1. Kesimpulan............................................................................................... 27
3.2. Saran ................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemeriksaan SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan seorang wanita


untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan
utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu mengidentifikasi perubahan
abnormal pada payudara sehingga dapat lebih cepat dilaporkan kepada tenaga
kesehatan (ACS, 2010). Pelatihan SADARI dapat menimbulkan perilaku positif
dan dapat membantu wanita agar lebih sensitif dalam memperhatikan
kesehatannya, terutama bagian payudara. Pemeriksaan SADARI memiliki
keuntungan bagi wanita karena wanita akan lebih peka bila ada perubahan yang
mencurigakan pada payudaranya dan membuat timbulnya kesadaran untuk
melakukan diagnosis klinis lebih dini sebelum ada gejala yang lebih lanjut
(Yakout, et al. 2014 : 58).
SADARI merupakan deteksi dini kanker payudara yang paling banyak
dianjurkan bagi setiap wanita. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85
persen benjolan di payudara wanita ditemukan oleh penderita sendiri. Caranya
sangat mudah karena dilakukan oleh diri sendiri dan tanpa mengeluarkan biaya
sedikitpun. Peran perawat terkait dengan SADARI adalah sebagai edukator yang
memberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan diantaranya memberikan
penyuluhan tentang pentingnya SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker
payudara. Pendidikan kesehatan tentang SADARI akan menambah pengetahuan
remaja putri sehingga akan meningkatkan status kesehatan mereka (Suastina ,
Ticoalu & Anibala, 2013 : 2).

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini, terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas SADARI terhadap deteksi dini kanker payudara
pada Wanita Dewasa.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui minat ibu dalam melakukan deteksi dini kanker
payudara sebelum dilakukan SADARI.

1
b. Untuk mengetahui minat ibu dalam melakukan deteksi dini kanker
payudara setelah dilakukan SADARI.
c. Untuk mengetahui efektivitas SADARI terhadap minat ibu dalam
melakukan deteksi dini kanker payudara pada Wanita Dewasa.

1.3. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
informasi mengenai efektivitas SADARI. Selain itu diharapkan agar mahasiswi
dapat menyebar luaskan informasi tentang minat deteksi dini kanker payudara
dan pentingnya SADARI kepada masyarakat.
2. Bagi Instansi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan
acuan khususnya di bidang keperawatan dalam pembelajaran keperawatan
maternitas sebagai dukungan guna menyebarluaskan informasi kesehatan untuk
masyarakat.
3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan
wawasan kepada masyarakat dalam meningkatkan minat deteksi dini kanker
payudara terhadap efektivitas SADARI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


2.1.1 Pengertian SADARI

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak


terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara
sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan
yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2007).

Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah pemeriksaan


payudara sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan
menghitung hari pertama haid sebagai hari 1. Dan menurut Maulani (2009),
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan
kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko kanker payudara.

Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk


mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker
tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006).
Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI,
pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan
angka kematian sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009).

2.1.2 Siapa yang perlu melakukan SADARI ?

Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau


Breast Self Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian kanker
payudara waktu pelaksanaan SADARI sebagai berikut:

1. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi

2. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan

3. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan payudara


sendiri (SADARI)setiap bulan.

4. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan


mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2 tahun.

3
5. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun : a. Mamogram awal atau dasar antara
usia 35 sampai 40 tahun. b. Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3
tahun.

6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada
dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.

7. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada


dokter dan mamogarfi setiap tahun.

2.1.3 Manfaat SADARI

Menurut Nisman (2011) Deteksi dini merupakan langkah awal yang


sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada
payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker
tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan
kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85%
gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan
dengan benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah,
dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara

2.1.4 Tujuan SADARI

Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu dilakukan dengan


bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara sebagai berikut.
1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker
payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini akan
memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.
2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada
stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.

2.1.5 Cara memeriksa payudara sendiri (SADARI)

Menurut Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007), Sitorus (2006),


Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi dini kanker payudara dapat
dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa
payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid telah
berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang
sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih
dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker

4
payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga
banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI
(periksa payuadara sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan
hari ke 10 setelah hari pertama haid di rumah secara rutin dan menyarankan
dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada
payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
kurang atau lebih.
1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan cermin
dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya perubahan
ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.
2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin, bentuk dan
keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :

2.1 Gambar Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit
payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan
lurus ke bawah disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara.
Normal, jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan
juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah tanpa kita
SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara berkerut,
cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting yang
berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam,
dengan warna memerah, kasar, dan terasa sakit.

5
2.2 Gambar Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat
KeduaTangan

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan maksud


untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia
dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati perubahan
yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan warna, tarikan, tonjolan,
kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit menjadi kasar.

2.3 Gambar Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

2.4 Gambar Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak


Pinggang

6
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang / tangan
menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi
demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang
mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.

2.5 Gambar Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan


membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang
akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala.
Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan
telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan.
Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular
membentuk sudut 90 derajat.

2.6 Gambar Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang


selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara
kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri
untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk

7
merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra
line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah
bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju
tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke
bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

2.7 Gambar Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar
biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan
sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola
mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang
datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jan 12.00 pada
bagian puting susu.

2.8 Gambar Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

8
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanya cairan abnormal dari puting payudara.

2.9 Gambar Tahap 5 Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke


samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.

2.1.5.1 Cara melakukan SADARI

Menurut Bustan (2007) dan Purnomo (2009) langkah-langkah tahapan


pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan berbagai macam semasa mandi,
berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya membuat kenya
manan Anda untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan untuk mengurangi
kematian akibat kanker payudara karena terlambat mendeteksi dini kanker
payudara yaitu sebagai berikut :

1. Semasa Mandi Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari,


gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap
payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payuadara sebelah kiri dan
tangan kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari bila terdapat
gumpalan/ kebetulan keras, menebal di payudara.
2. Berdiri di hadapan cermin Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala,
putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang
nda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan
menolak payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan
seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat
kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan, picit
kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa
cairan itu kelihatan jernih atau mengandungi darah.

9
3. Berbaring Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah
bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan jari Anda
mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula
dari bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari digerakkan 1 inci (2,5
cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk memeriksa setiap bagian payudara
termasuk puting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan
meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di belakang
kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di
sepanjang atas tulang selangka.

2.1.6 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari


(Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Menurut Olfah dkk (2013), Setiati (2009), Nisman (2011), dan Kasdu
(2005) menyatakan apabila Anda tidak melakukan Skrining dan deteksi dini
dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan 5-7 hari stelah menstruasi akan
medapatkan temuan masalah kanker payudara atau kelainan yang terjadi di
payudara seperti memiliki ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang
menunjukkan suatu ketidaknormalan pada pyudara. Hal-hal berikut ini dapat
menandakan adanya kanker payudara tanda-tanda khusus kanker payudara
sebagai berikut:

1. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya tanpa


rasa sakit walaupun 25% kanker dihubungkan dengan suatu rasa tidak nyaman.
2. Puting susu yang terlipat ke dalam.
3. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat kerutan-
kerutan pada kulit payudara.
4. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara.
5. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting susu
(jarang-jarang).
6. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak Anda yang
berbintik-bintik adalah tanda meningkatnya penyakit.
7. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika ditekan
tidak bergerak pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu payudara.
8. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu.
9. Timbul rasa nyeri.
10. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal, terasa
bakar, dan tertarik ke dalam.

10
11. Terjadi perlukaan di daerah ketiak.

2.1.7 Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan

Menurut Nisman (2011) dan Mulyani (2013) SADARI baru dilakukan


oleh sebgian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25% sampai 30% wanita
yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur setiap
bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan
menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah
untuk melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan besar
bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang ringan, bisa diobati, dan
penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Yang kedua adalah berusahalah
untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan berusaha memijat-mijat benjolan
tersebut karena pemijatan tidak akan membuat benjolan menegcil, sebaliknya
justru dapat membuat masalah menjadi lebih berat jika benjolan ini merupakan
masalah atau penyakit. Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter
yang tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
a. Mammografi
Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan
sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui pemeriksaan
Mammografi, angka kematia karena kanker payudara dapat diturunkan sampai
30%. Metode mammografi, sinar X yang dipancarkan sangat kecil, sehingga
metode ini relatif mudah. Mammografi merupakan suatu tes yang aman yang
bertujuan untuk melihat adanya masalah pada payudara wanita.
b. Biopsi
Suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerah
sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dilakukan tes,
dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker. Benjolan
atau perubahan yang ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak (bukan kanker)
atau ganas (kanker) dan jika kanker payudara dapat lebih dini maka wanita
kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak terapi untuk
kanker payudara.
c. Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala
gejala kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini
memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih banyak.
d.Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan
menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak menunjukkan

11
bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan kanker dibandingkan film
Sinar X.

Gambar 2.10 Pemeriksaan Mammograf

2.2. Kanker Payudara


2.2.1 Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang
sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan
bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara (Carcinoma
Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma.
Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar embuat air susu), saluran
kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara (Olfah dkk, 2013).
Kanker payudara dikenal sebagai slaha satu kanker yang paling sering menyerang
kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevalensinya tidak dapat
dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama
pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan diagnosis, yang
berarti juga keterlambatan pengobtan. Semua ini pada gilirannya menyebabkan
masalah kanker sebagai suatu masalah kesehatan yang biaya yang mahal (Bustan,
2007).
Menurut Mulyani (2013) dan Suprianto (2010) Kanker payudara
merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker payudara pada
umumnya menyerang pada kaum wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga
dapat menyerang kaum laki-laki, walaupun kemungkinan juga dapat menyerang
kaum laki-laki itu sangat kecil sekali yaitu 1:1000. Kanker payudara ini adalah
salah asatu jenis kanker yang juga menjadi penyebab kematian terbesar kaum

12
wanita di dunia, termasuk di Indonesia. Kanker payudara berdasarkan sifat
serangannya terbagi menjadi dua,yaitu:
1. Kanker Payudara Invasif Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak
saluran serta dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif
disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif / menyerang tanpa selalu menyebar
(metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.
2. Kanker Payudara Non-Invasif Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak
menyerang lemak serta jaringan konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma
In Situ merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum
terjadi sedangkan LICS/Lobular Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi justru
lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker
payudara.

2.2.2 Gejala dan Tanda Kanker Payudara


2.2.2.1 Gejala Kanker Payudara

Menurut Mulyani (2013), Setiati (2009), Bustan (2007), dan Olfah dkk
(2013) gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi karena
awal pertumbuhan sel kanker payudara jga tidak diketahui dengan mudah. Sering
kali, gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut.
Untuk menentukan gejala awal kanker payudara dapat dideteksi oleh kaum
wanita, jadi perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker payudara. Secara
rutin wanita dapat melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba
seputar payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara.
Menurut American Cancer Association, kemungkinan wanita wanita terkena
kanker payudara itu satu banding delapan orang atau 12 persen. Adapun beberapa
gejala kanker payudara :
1. Ditemukannya benjolan pada payudara yang tidak hilang dan permanen
biasanaya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit
payudara atau sekitar ketiak. Menurut American Cancer Society, gejala awal
yang signifikan dan sering dialami wanita ialah benjolan yang biasanya
ditandai rasa sakiy bila dipegang atau ditekan.
2. Perubahan pada payudara
Biasanya gejala yang terjadi ialah berubahnya ukuran, bentuk payudara dan
puting. Dimana gejala itu awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan
berwarna merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk,

13
kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk. Adapula dalam kasus
lain, warna payudaranya berubah orange.
3. Puting mengeluarkan cairan
Pada puting seringkali mengeluarkan cairan (nipple discharge) seperti darah,
tetapi juga terkadang juga berwarna kuning, kehijau-hijauan berupa nanah.
4. Pembengkakan pada payudara
Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa
ada benjolan, yang merupakan gejala umumnya. Bahkan, kadang kadang salah
satu payudara pembuluh darah jadi tlebih terlihat.
Menurut Olfah dkk (2013) mengungkapkan tanda dan gejala kanker
payudara dibuat beedasarkan fasenya sebagai berikut:
A. Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa tanda gejala). Tanda dan
gejala yang paling umum dalah benjolan dan penebalan pada payudara.
Kebanyakkan sekitar 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Pada stadium
dini, kanker payudara tidak menimbulkan keluhan.
B. Fase lanjut
1. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya
2. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah di obati
3. Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau
diobati.
4. Putting susu sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau
keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.
5. Putting susu tertarik ke dalam
6. Kulit payudara menegrut seperti kulit jeruk (peud d’orange).
C. Metastase luas, berupa :
1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal
2. Hasil rontgen thorax abnormal dengan atau tanpa efusi pleura
3. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran
ke tulang
4. Fungsi hati abnormal.
Menurut Suprianto (2010) sesungguhnya seseorang bisa terserang kanker
Lantaran banyak faktor diantaranya ialah faktor gen, makanan dan minuman
tertentu dan lain sebagainya. Supaya kita dapat mengidentifikasi adanya kanker
dalam tubuh, kita mesti mengenali tanda-tanda kanker sejak dini. Tanda-tanda
kanker payuadara yaitu:
1. Berkurangnya berat badan tanpa diketahui penyebabnya.

14
2. Demam yang berlebih sering terlihat dalam tahap-tahap lanjut, terutama bila
kanker mempengaruhi sistem kekebalan dan mengurangi pertahanan
terhadap infeksi.
3. Rasa lelah yang berlebihan.
4. Rasa nyeri yang muncul di tempat-tempat tertentu, yang merupakan sistem
tahap lanjut penyakit kanker.
5. Perubahan warna kulit menguning, memerah, gatal-gatal, atau pertumbuhan
rambut berlebihan.

2.2.3 Penyebab Kanker Payudara dan Faktor Resiko


2.2.3.1 Penyebab Kanker Payudara

Menurut Sitorus (2006), Kasdu (2005), Mulyani (2013) hingga saat ini,
penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti salah satunya genetik
(keturunan) dan faktor yang belum pasti tidak ada faktor lain mendukung sperti
terlalu banyak mengonsumsi makanan yang berelmak, obata-obatan yang
mengandung hormon estrogen dan zat karsinogen (zat warna sintesis dan bahan
kimia).

1. Faktor Usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka akan risiko untuk menderita kanker
payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia
paling beresiko terkena kanker payudara, terutamabagi mereka yang
mengalami menopause terlambat.’
2. Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor
resiko pencetus knaker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker
payudara maka ada kemungkinan untuk memilki risiko terkena kanker
payudara dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai
riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
3. Penggunaan hormon estrogen
Penggunaan hormon estrogen (misalnya pada pengunaan terapi estrogen
replacemenet), penggunaan terapi estrogen replacement mempunyai
peningkatan risiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker payuadara.
4. Gaya hidup yang tidak sehat
Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak
teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko
kanker payudara.

15
5. Perokok pasif
Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja
menghisap asap rokok yang dikeluarkan olehorang perokok sering kali
didengar perokok pasif terkena risiko dari bahaya asap rokok dibanding
perokok aktif. Menurut ahli dari California Enviromental Protection Agency
Perokok asif memiki hubungan erat dengan resiko terserang penyakit kanekr
payuadara, oleh karena itu jangan menjadi perokok aktif, hindarilah
orangorang yang merokok di sekitar anda agar anda tidak menjadi perokok
pasif.
6. Penggunaan kosmetik Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon
estrogen beresiko menyebabkan peningkatan risiko mengalami penyakit kanker
payudara, sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk
kesehatan diri kita.
7. Penggunaan Pil KB Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat
meningkatkan wanita terkena risiko kanker payudara karena sel-sel yang
sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan
degenerasi jinak atau menjadi ganas dan risiko ini akan menurun secara
otomatis bila penggunaan pil KB berhenti.

2.2.3.2 Fakto Risiko Kanker Payudara

Menurut Mulyani (2013), Nisman (2011), Olfah dkk (2013), Andrews


(2010) Hampir seluruh faktor resio kanker payudara berhubungan langsung
maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam
tubuh ataupun estrogen yang tidak tidak diimbangi dengan progesteron. Faktor
risiko adalh setiap faktor yang meneybabkna seseorang atau sekelompok orang
mempunyai kemungkinan lebih besar menderita, cedera, atau komplikasi. Banyak
faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kanker payudara sebagai
berikut:

1. Faktor reproduksi
Beberapa faktor reproduksi yang berhubungan denga risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas (wanita yang belum melahirkan) dan kehamilan
pertama pada umur tua (kehamilan pertama diatas 30 tahun). Hal ini dikaitkan
dengan fungsi payudara yang berfungsi optimal, demikian juga hormonhormon
yang berperan pada prose menyusui. Beberapa penelitian menunjukkan hasil
bahwa menyusui dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Faktor
reproduksi lain yang mungkin berperan adalah menarche (menstruasi pertama)

16
pada umur muda dan menopause (berhentinya menstruasi) pada umur lebih tua.
Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan hanya
kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan yang terjadi pada payudara.
2. Riwayat kesehatan personal
Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker payudara pada salah satu
payudaranya maka individu ini mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena
pada payudara satunya.
3. Lokasi geografis dan ras
Eropa Barat dan Amerika utara : lebih dari 6-10 kali keturunan Amerika utara
perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun.
4. Status perkawinan
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara.
5. Paritas
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau yang belum
pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar daripada yang melahirkan anak
pertama di usia belasan tahun.
6. Riwayat mesntruasi
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari
12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar daripada wanita
dengan menarche yang datang pada usia lebih dari 12 tahun. Wanita dengan
menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5
hinga 5 kali lebih tinggi.
7. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara berisiko 2-3
kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan
maka risiko menjadi 6 kali lebih tinggi.
8. Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar terkena kanker
payudara.
9. Penyakit payudara lain
Wanita yang mengalami hiperplasia duktus dan lobules dengan atipia memiliki
risiko 8 kali lebih besar kanker payudara. 10. Terpajan radiasi Peningkatan
resiko untuk setiap radiasi pada peempuan muda dan anak-anak bermanifestasi
setelah usia 30 tahun. Terpapar unsur radiasi, apalagi dalam waktu lama selama
atau sesudah pubertas, meningkatnya terjadinya risiko Universitas Sumater
kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa

17
risiko kanker radiasi berhubungan erat dengan dosis atau lama terpapar dan
umur saat terjadinya paparan.
11.Kanker primer kedua
Dengan kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar.
Dengan kanker endometrium primer resiko kanker payudara 2 kali lebih besar.
Dengan kanker colorectal resiko kanker payudara 2 kali lebih besar (Olfah
dkk,2013).
12. Penyakit fibrokistik
Wanita dengan adenosis fibroadenoma serta fibrosis tidak ada peningkatan
risiko tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan
pada hiperplasis dan papiloma risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali.
Sedangkan pada hiperplasia atipik risiko meningkat hingga 5 kali.
13. Usia saat melahirkan anak pertama
Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar risiko untuk terkena
kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan
anak risiko terkena kanker payudara juga akan meningkat.
14. Obesitas
setelah menopause Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah
menopause, akan berisko1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara
dibandingkan dengan wanita berberat badan normal.
15.Perubahan
payudara Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya.
Sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan
yang mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika seseorang wanita memiliki
perubahan jarinagn payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai
hasil biopsi), maka seorang wanita memilki peningkatan risiko kanker
payudara.
16. Penggunaan hormon estrogen dan progestin
Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja
atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause
akan miliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara.
17. Mengkonsumsi Alkohol
Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan berisko terkena kanker
payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja
lebih keras dan sehingga lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh.

18
18. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)
Mengkonsumsi junk food secara berlebihan dari usia dini dapat membuat
gemuk tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker payudara, lemak
tubuh akan meningkat apalagi tidak diimbangi dengan olahraga sehingga akan
berlanjut pada resistansi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi lebih
banyak karbohidrat yang mengandung gula menjadi meningkat. Insulin yang
dihasilakan un bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak
pada tubuh yang lebih banyak akan berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen
sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat.
19. Aktivitas fisik Penelitian terbaru dari Women’s Health Intiative menemukan
bahwa aktifitas fisik pada wanita menopause yang berjalansekitar 30 menit
perhari diaitkan dengan penurunan 20 persen risiko kanker payudara. Namun,
pengurangan risiko terbesar diantara wanita yang berberat badan normal.
Dampak aktifitas fisik tidak ditemukan di kalangan wanita yang klebihan berat
badan atau obesitas. Namun, aktifitas fisik yang dikombinasi dengan diet dapat
menurunkan berat badan sehingga pada akhirnya menurunkan juga risiko
kanker payudara dan berbagai penyakit lain. Selain itu, merokok dan kebiasaan
makan yang tidak baik juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara.

2.2.4 Upaya Pencegahan Kanker Payudara

Menurut Mulyani (2013) dan Olfah dkk (2013) Pencegahan kanker payudara
bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker payudara dan secara tidak langsung
akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara itu sendiri. Pencegahan
yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini, begitu pula pada kanker payudara. Adapun strategi
pencegahan yang dilakukan antara lain berupa :

a. Pencegahan primer Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena


dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya untuk menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko. Pencegahan primer dapat berupa
deteksi dini, SADARI serta melaksanakan ola hidup sehat untuk mencegah
penyakit kanker payudara.
b. Pencegahan sekunder Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang
memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pada setiap wanita yang
normal serta memiliki siklus haid normal, mereka merupakan populasi at risk
dari kanker payudara. Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini
berupa skrining melalui mammografi yang diklaim memiliki akurasi 90%

19
tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat
itu tidak baik karena payudara. Sehingga mammografi dengan pertimbangan.
c. Pencegahan tertier Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahakan pada
individu yang telah positif menderita kanker payudara. Dengan penangganan
yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadium kanker dengan
tujuan untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita dan mencegah komplikasi penaykit serta meneruskan
pengobatan (Mulyani, 2013)

2.3 Pengetahuan
2.3.1 Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan
ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba yang sebagian pengetahuan manusia di peroleh melalui
mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain menurut Notoatmodjo,


2003:129) mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan ini mengingat kembali
(kecuali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut secara
benar orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpan, meramalkan terhadap objek
yang dipelajari.
3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

20
4. Analisis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori yang telah ada.
6. Evaluasi Evaluasi ini barkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu stimulus atau objek, misalnya dapat membandingkan antara
yang cukup gizi dengan yang tidak.

2.3.2 Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara
orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan
yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman -pemahaman baru. Menurut Notoatmodjo (2007) ada
beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

1. Usia Umur memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir
tidak ada penurunan pada usia ini.
2. Status pernikahan Pernikahan dikenali sebagai hubungan antara pria dan
wanita yang memberikan hubungan seksual, keturunan, membagi peran antara
suami istri. Pernikahan sebagai iktan yang bersifat kontrol sosial antara pria
dan wanita yang didalamnya diatur mengenai hak dan kewajiban, kebersamaan
emosional, juga aktivitas seksual, ekonomi dengan tujuan membentuk keluarga
serta mendapatkan kebahagiaan ketuhanan Yang Maha Esa. Status pernikahan
mahasiswi yang diukur dari nikah atau belum menikah melihat pengetahuan
SADARI pemahaman dari Mahasiswi dengan cara pengalaman yang menikah
lebih luas dapat pengetahuan daripada mahasiswi yang belum menikah.

21
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pengetahuan seseorang.
3. Suku Bangsa Suatu golongan mahasiswi yang mengidentifikasi dirinya dengan
sesungguhnya, biasanaya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama
identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan citi khas kelompok
tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri
biologi. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang
akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi iniakan memengaruhi
pengetahuan seseorang.
4. Genetik Genetik adalah Gen diwariskan oleh satu individu kepada
keturunannya melalui suatu proses reproduksi, bersama-sama dengan DNA
yang membawanya. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan
bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Pengetahuan
mahasiswi dilihat aspek genetik ada riwayat keluarga terkena kanker payudara
maka mahasiwi respon dengan cepat melakukan pencegahan SADARI dengan
melakukan tiap bulan rutin supaya tidak terulang lagi kasus kanker payudara
dengan keturunannya tersebut. Kasus peluang pengelompokkan kanker umum
didapatkan dari pewarisan gen yang menyebababkan sedikit peningkatan risiko
kanker, pembagian sedikit peningkatan risiko kanker pengaruh lingkungan
yang umum terjadi yang disebabkan berbagai faktor yang kemungkinan
disebabkan pewarisan gen membuat individu lebih rentan terhadap lingkungan.
5. Media massa / informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Majunya teknologi akan tersedia bermacam – macam media massa yang dapat
memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini
dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa pula pesan - pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut.

22
6. Indeks pretasi ialah niilai kredit yang merupakan nilai akhir yang
menggambarkan mutu penyelesaian satu program studi. Indeks pretasi dihitung
baik pada setiap akhir semester dengan hasil yang disebut IP semester maupun
pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang.

2.4 Sikap
2.4.1. Defenisi Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) Sikap yaitu suatu tingkatan afeksi yang baik
yang bersifat positif maupun dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis.
Sikap juga sebagai tingkatan kecendrungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan objek psikologi.

a. Menurut Notoatmodjo, 2003 kategori sikap ada beberapa tingkatan yaitu :


Menerima (Receiving) : bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diperhatikan (objek).
b. Merespon (Responding) : memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan
menyelesaikan tugas yang diberikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
dari sikap.
c. Menghargai (Valuting) : mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah yang merupakan suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
d. Bertanggung jawab (Responsible) : bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
(Notoatmodjo, 2003).

2.4.2 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap

Menurut Azwar (2005), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi


pembentukan sikap pada manusia, antara lain :

1. Pengalaman pribadi.
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang
ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang

23
yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat
kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti
khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
3. Pengaruh kebudayaan.
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita.
4. Media massa.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam arti individu.
6. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman
pribadi seseorang, kadang - kadang sesuatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
7. Umur
BKKBN (2008) mengidentifikasi adanya perbedaan yang bermakna sikap
mahasiswi tentang SADARI sebagai upaya pencegahan kanker payudara
ditinjau berdasarkan umur dari hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI) 2002-2003.
8. Pola Asuh orang tua
Menurut Koentjaraningrat (1997) dalam Tarmizi (2010), bentuk-bentuk pola
asuh orangtua sangat erat hubungannya dengan kepribadian dan pembentukan
sikap anak setelah menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan
unsurunsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih
- benihnya ke dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa
ia masih kanak-kanak.

24
2.5 Tindakan

a. Defenisi Tindakan

Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan (Arikunto,
2010)

b. Klasifikasi Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2007) tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkat


menurut kualitas yaitu :

1. Tingkat-tingkat praktik (perception) Persepsi (Perception) adalah mengenal


dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
dan merupakan tindakan yang akan diambil dan merupakan tindakan tingkat
pertama.
2. Respon Terpimpin (Quided Response) adalah dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh dan merupakan indicator
tindakan tingkat kedua.
3. (Mechanisme) adalah telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau segala itu sudah merupakan kebiasaan, maka sudah mencapai
tingkat tiga.
4. Adaptasi (Adaptation) adalah Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan
baik.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan

Menurut Lawrence Greenfaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku itu


sendiri ada 3 faktor, yaitu:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai tentang SADARI untuk
memeriksa payudaranya sendiri untuk mengurangi risiko penyakit kanker
payudara dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban.
c. Faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan tidak melakukan SADARI sebagai

25
upaya pencegahan kanker payudara sebagai tokoh dalam memberikan
pencegahan penyakit, yang merupakan kelompok refrensi dari perilaku
masyarakat yang dipercontohkan.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian


dari mekanisme normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal,cepat dan tidak terkendali.Selain itu kanker paudara didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchymadan juga jenis
kanker yang paling umum diderita kaum wanita.

3.2 Saran dan Kritik

Dari Makalah diatas penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan .Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
ataupun kritik demi perbaikan makalah selanjutnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Buckman. 2009. Pemeriksaan SADARI. http://www.info-rollet.com. diakses


tanggal 12 Maret 2010
Bambang. 2008. Kanker Payudara. http://www.info-kespro.com. diakses tanggal
12 Maret 2010
Kissanti. 2008. Jurnal Bogor » Deteksi Dini Kanker Payudara.htm
http://www.jurnalbogor.com/?cat=13 diakses 26 Maret 2010

28

Anda mungkin juga menyukai