Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR DIAGRAM.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................
C. Tujuan Praktikum.................................................................
D. Manfaat Praktikum...............................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................


A. Definisi Sterilisasi................................................................
B. Macam – macam sterlisasi...................................................

BAB III METODE......................................................................................


A. Alat dan Bahan.....................................................................
B. Waktu dan Tempat...............................................................
C. Prosedur Kerja......................................................................
D. Gambar Proses Sterilisasi.....................................................
E. Diagram Alir Praktikum.......................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................


A. Hasil......................................................................................
B. Pembahasan..........................................................................

BAB V PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel a. Tabel hasil organoleptik bahan bahan pangan...................................
Tabel b. Tabel Suhu Kaleng Dan Bahan Makan..............................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar a. Gambar Proses Sterilisasi................................................................

DAFTAR DIAGRAM
Diagram Alir Praktikum...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sterilisasi adalah proses dekstruksi atau mematikan mikroorganisme.
proses pemanasan yang digunakan dalam proses sterilisasi tidak menghasilkan
produk yang steril dan terbebas dari mikroorganisme karena tidak semua mikroba
mati pada proses sterilisasi. Akan tetapinpengaturan PH atau kondisi
penyimpanan produk,seperti pengemasan, vakum, dan pendinginan dapat
mencegah pertumbuhan balteri pembusuk dan penyebab keracunan makanan.
Sterilisasi merupakan proses pemanasan, yaitu produk pangan di beri suhu dan
lama proses pemanasan yang cukup untuk menghasilkan produk yang steril dan
komersial. Oleh karena itu, proses sterilisasi untuk pangan sering di sebut dengan
sterilisasi komersial.
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum
diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ketangan
konsumen dengan selamat, secara kuantitas maupun kualitas. Interaksi bahan
pangan atau makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang
merugikan bagi bahan pangan tersebut, antara lain ; interaksi massa, yaitu
kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll), kontaminasi serangga, penambahan air
atau menguapnya air, benturan / gesekan. Pengemasan bahan pangan harus
memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan
itu, yaitu ; bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu, metode atau
tehnik pengemasan bahan pangan harus tepat, pola distribusi dan penyimpanan
produk hasil pengemasan harus baik. Persyaratan bahan pengemas yaitu ;
memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis
bahan pangan yang akan dikemas, harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak
bereaksi dengan bahan pangan), harus kedap air, tahan panas, mudah dikarjakan
secara masinal dan harganya relatif murah.
Kemasan kaca memberikan kenyamanan bagi konsumen karena makanan
dan minuman mereka bersih dan murni sebab telah di lakukan sterilisasi pada
makanan tersebut. Kaca tidak mengalami korosi, ternoda/luntur, terurai, sehingga
produk didalamnya tetap segar seperti ketika pertama kali dikemas. Adapun
kelebihan bahan pengemasan kaca yaitu ; Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan
mikroorganisme. Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi kedalam bahan
pangan. Kecepatan pengisian hampir sama dengan kemasan kaleng. Produk yang
mengalami pemanasan dan penutupan secara hermetis. Pengemasan dapat didaur
ulang. Setelah dibuka dapat ditutup kembali. Transparan sehingga isinya dapat
diperlihatkan dan dapat dihias. Memberikan nilai tambah bagi produk. Riqid
(kaku), kuat dan dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan. Kelemahan bahan
pengemas kaca yaitu ; Berat sehingga biaya transport mahal. Resistensi terhadap
pecah dan mempunyai thermal shock yang rendah. Dimensinya bervariasi.
Berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari pecahan kaca.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana mekanisme sterilisasi pada bahan pangan?
2. Bagaimana pengaruh sterilisasi pada karakteristik bahan pangan?

C. Tujuan Praktikum
Untuk memahami sterilisasi pada bahan pangan dan dapat melakukan
sterilisasi serta memahami pengaruh sterilisasi pada karakteristik bahan pangan.

D. Manfaat Praktikum
Mannfaat dari praktikum ini adalah memahami bagaimana mekanisme
pada bahan pangan dan bagaimana pengaru sterilisasi pada karakteristik bahan
pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan
semua bentuk organisme . Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut
mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup yang tidak diinginkan.
Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan mungkin
setengah steril atau hampir steril. Sedangkan menurut Fardiaz, sterilisasi yaitu
suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak.
Peranan sterilisasi pada bidang mikrobiologi diantaranya adalah untuk
mencegah pencemaran organisme luar, untuk mempertahankan keadaan aseptis,
sedangkan pada pembuatan makanan dan obat-obatan, sterilisasi berfungsi untuk
menjamin keamananterhadap pencemaran oleh mikroorganisme.
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. ketika melakukan
pemindahan biakkan bakteri secara aseptik.  
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila
panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas
lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas
kering atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat dilakukan
dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat
bahan yang akan disterilkan.
Sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap (autoklaf). Pada saat
melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memapakan uap jenuh pada tekanan
tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi
pelepasan energi uap yang mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel.
Sterilisasi demikian merupakan sterilisasi paling efektif  dan ideal karena :
Uap merupakan pembawa (carrier) energy tertanal paling efektif dan semua
lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat digunakan, sehingga memungkinkan
terjadinya koagulasi.
B. Macam – macam sterilisasi
1. Sterilisasi panas kering (Oven)
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas.
Panas akan diabsurpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat
ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai.
Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap
tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca.
Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui
mikanisme oksidasi sampai-sampai terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas
dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba dari autoklaf, maka
sterilisasi memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih
panjang
2. Metode sterilisasi dengan metode filtrasi
Sterilisasi dengan filtrasi tidak merusak mikroorganisme tetapi
menghilangkan mikroorganisme dengan cara memisahkan.  Hal  ini digunakan
untuk klarifikasi dan sterilisasi cairan dan gas karena mampu mencegah bagian
dari partikel yang  dapat hidup dan tidak dapat hidup.
3. Sterilisasi Tyndllisasi.
Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap dengan beberapa
menit saja. Sehabis didiamkan satu hari, selama itu spora-spora sempat tumbuh
menjadi bakteri vegetative. Maka medium tersebut dididihkan lagi selama
beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan lagi,
sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril dan zat-zat
organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti
halnya pada cara yang dilakukan oleh spallanzani.
BAB III
METODE

A. Alat dan Bahan


Alat
 Termometer
 Kompor
 Panci pengukus
 Baskom
Bahan
 Susu kaleng
 Beef cornet
 Jagung kaleng
 Jamur kancing kaleng
 Salmon kaleng

B. Waktu dan Tempat


 Waktu
Selasa 19 januari 2021
Pukul 13.00 -15.00
 Tempat
Laboratoriun Teknologi Pangan Institut Kesehatan Helvetia Medan

C. Presedur Kerja
 Siapkan alat dan bahan.
 Panaskan panci pengukus utuk proses sterilisasi sushu tertinggi (99,30).
 Cek sushu dalam panci dengan menggunakan termometer.
 Setelah panci pengukusan panas masukkan semua bahan makanan kaleng
kedalam panci pengukus.
 Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga pengukusan mencapai
suhu tertinggi dan stabil.
 Keluarkan kaleng atau bahan makanan satu per satu, setelah itu buka
kemasan kaleng dan hitung berapa suhu yang ada didalam bahan makanan
kaleng tersebut.

D. Gambar Proses Sterilisasi


Gambar a. Gambar Proses Sterilisasi
E. Diagram alir praktikum

Sampel makanan
kaleng

persiapan

pemasasan

sterilisasi
Suhu 1000C

Pengukuran
suhu bahan BAB IV
pangan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembersihan dam
A. Hasil penyimpanan alat
Tabel a. Tabel hasil organoleptik bahan bahan pangan
NO BAHAN SAMPEL TEKSTUR WARNA RASA
1 Susu kaleng Cair Cream Hambar

2 Jaggung kaleng Renyah Kuning Manis

3 Cornet beef kaleng Lembek/lunak Merah muda Asin,manis


khas daging

4 Jamur kaleng Kenyal Putih Hambar,


kecoklatan khas jamur

5 Salmon kaleng Lembek/lunak Cream Asin,khas


ikan salmon

Tabel b. Tabel Suhu Kaleng Dan Bahan Makan


NO BAHAN SUHU SUHU SUHU AIR WAKT
SAMPEL KALENG BAHAN TERTINGGI U
PANGAN

1 Susu kaleng 43,30C 59,50C 100,50C 9 menit


57 detik

2 Jagung kaleng 43,00C 68,20C 100,50C 9 menit


57 detik

3 Beef cornet 41,50C 62,90C 100,30C 21meni


t 13
detik

4 Jamur kancing 38,60C 63,80C 100,50C 9 menit


kaleng 57 detik

5 Salmon kaleng 37,50C 68,40C 100,30C 21meni


t 13
detik

B. Pembahasan
Dari hasi tabel di atas dapat di jelaskan bahwa untuk proses sterilisasi pada
alat maupun bahan pangan memerlukan suhu yang benar-benar panas atau suhu
tertinggi mencapai 99,30C agar mikroorganisme mati.. Pada sampel susu
kaleng,jagung kaleng,dan jamur kancing kaleng suhu tertinggi mencapai 100,50C
pada waktu 21 menit 13 detik.dan pada sampel cornet beef kaleng dan salmon
kaleng suhu tertinngi mencapai 100,3 0C,dengan waktu 9 menit 57 detik.
sampel bahan makan susu kaleng memiliki rasa hambar,tekstur caih dan
warna cream. Untuk jangung kaleng tekstur yang di dapat adalah renyah,warna
kuning,rasa manis. Pada cornet beef kaleng teksturnya adalah lembek/lunak,
warna merah muda,dan rasa yang asin,manis khas daging. Padajamur kaleng
teksturnya adalah kenyal,warna putih kecoklatan.dan easa yang hambar,. Untuk
salmon kateng tekstur yang terasa adalah lembek/lunak,warna cream,dan rasa
yang asin manis khas ikan salmon

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat di simpullkan bahwa dari sampel bahan makan
susu kaleng memiliki rasa hambar,tekstur caih dan warna cream. Untuk jangung
kaleng tekstur yang di dapat adalah renyah,warna kuning,rasa manis. Pada cornet
beef kaleng teksturnya adalah lembek/lunak, warna merah muda,dan rasa yang
asin,manis khas daging. Padajamur kaleng teksturnya adalah kenyal,warna putih
kecoklatan.dan easa yang hambar,. Untuk salmon kateng tekstur yang terasa
adalah lembek/lunak,warna cream,dan rasa yang asin manis khas ikan salmon.dan
untuk mencapai sterilisasi yang sempurna maka gunakan lah suhu tertinggi agar
mikroorganismenya mati.
B. Saran
Disaranakan jika mensterilisasikan makanan atau alat bahan makan maka
gunakan suhu tertinngi agar mikroorganismenya punah.dan makanan pun sehat
untuk di konsumsi.

DAFTAR PUSTAKA
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-1002-612308026-bab1-
30012013103647.pdf
https://brainly.co.id/tugas/18822761#:~:text=Peranan%20sterilisasi%20pada
%20bida
https://www.coursehero.com/file/48047155/Pengertian-dan-Peranan-Sterilisasi-
Dalamdocx/FARDIAZ./

Anda mungkin juga menyukai