Pengertian AI
Seorang ahli filsafat Hubert Dreyfus berpendapat bahwa Masyarakat masa kini memiliki pendapat
yang berlebihan mengenai makna dari Kecerdasan buatan sehingga penggunaan yang berlebihan dan
memiliki kemungkinan kecil untuk mencapat tujuan. Seperti yang diungkapkan seorang ahli yaitu manusia
tidak dapat membuat suatu kaidah untuk cara kita berfikir karena hal tersebut sangat kompleks. (Sutojo, T;
Mulyanto, Edi; Suhartono, 2011). AI juga dapat di definisikan sebagai aktifitas berfikir otomatis yang
memiliki kaitan dengan proses berfikir, pemecahan masalah dan pembelajaran. dalam AI mencakup
kemampuan mengindera dengan menggunakan model komputasi, melakukan sesuatu dengan baik dengan
otomatisasi yang cerdas. (Winiarti et al., 2014)
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer yang
mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dilakukan oleh manusia bahkan bisa lebih baik daripada yang dilakukan manusia. Mengetahui dan
memodelkan proses pemikiran tentang manusia dan desain mesin yang meniru perilaku manusia. Penalaran
berarti memiliki pengetahuan dan pengalaman, penalaran (bagaimana mengambil keputusan dan bertindak),
dan moral yang baik. Orang cerdas (pandai) dalam memecahkan masalah, sama seperti orang pengetahuan
dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh melalui sains. Semakin banyak pengetahuan yang Anda miliki,
semakin baik Anda dalam memecahkan masalah. Tapi pengetahuan saja tidak cukup, orang juga punya
alasan untuk bernalar, menarik kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Tanpa
kemampuan untuk bernalar secara wajar, orang dengan pengalaman dan pengetahuan yang kaya tidak akan
dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Begitu pula dengan kemampuan bernalar yang sangat baik, tetapi
tanpa pengetahuan dan pengalaman yang tepat orang tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
(Nasri, 2014)
Pada awal penciptaan, komputer hanya di fungsikan sebagai alat hitung, seiring perkembangan
zaman komputer berfungsi sebagai alat untuk mengerjakan segala sesuatu yang di kerjakan oleh manusia.
Manusia dapat menyelesaikan pekerjaannya berbekal pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh
dari proses belajar dampak nya adalah manusia memiliki kemudahan dalam menyelesaikan masalah. Selain
pengetahuan manusia juga dibekali akal yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan
keputusan sesuai dengan pengalaman yang dialami. Komponen-komponen tersebut memiliki ketergantungan
bagi manusia untuk menyelesaikan masalah. (Wijaya, 2013)
Kecerdasan Buatan (AI) terletak pada inti dari banyak sektor aktivitas yang telah menganut
informasi baru teknologi. Sementara akar jejak AI kembali ke beberapa dekade yang lalu, ada konsensus
yang jelas tentang kepentingan terpenting yang ditampilkan saat ini oleh mesin cerdas yang diberkahi dengan
kemampuan belajar, penalaran, dan adaptasi. Dengan kemampuan inilah metode AI mencapai tingkat kinerja
yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika belajar untuk menyelesaikan tugas komputasi yang semakin
kompleks, menjadikannya penting untuk pengembangan masyarakat manusia di masa depan. Kecanggihan
sistem bertenaga AI akhir-akhir ini meningkat sedemikian rupa sehingga hampir tidak ada intervensi
manusia yang diperlukan untuk desain dan penyebarannya. Ketika keputusan yang berasal dari sistem
tersebut pada akhirnya mempengaruhi kehidupan manusia (seperti pada misalnya kedokteran, hukum atau
pertahanan), ada kebutuhan yang muncul untuk memahami bagaimana keputusan tersebut dilengkapi dengan
metode AI. (Barredo Arrieta et al., 2020)
Konsep yang diterapkan Kecerdasan buatan pada komputer dapat diilustrasikan sebagai berikut :