Anda di halaman 1dari 9

DUKUNGAN KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP LANSIA

HIPERTENSI

I Wayan Suardana
Ni Luh Gede Intan Saraswati
Made Wiratni
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email: suardanawayan@yahoo.com

Abstract: Family support and quality of life of elderly that suffered hypertension.
This research has purpose to know about the correlation between family support and
quality of life of elderly that suffered hypertension. This research is descriptive
correlational research with use cross sectional approach. It has 59 samples using
non probability technique with purposive sampling. To test the hypotesis, data is
analyzed with Rank Spearman Test (p≤0,05). The result showed almost all of the
elderlies have good family support in total of 27 elderlies (45,8%) and almost all of
the elderlies have good quality of life in total 31 elderlies (52,5%). P value is 0,000
that means p≤0,05 thus Ho is rejected and correlation coefficient value is 0,583 and
that means there is correlation between family support and quality of life of elderly
that suffered hypertension.

Abstrak: Dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia hipertensi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
lansia yang mengalami hipertensi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah
59 lansia dengan teknik sampel non probability dengan purposive sampling. Teknik
analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu korelasi Rank Spearman
(p≤0,05). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar lansia memiliki dukungan
keluarga baik sebanyak 27 lansia (45,8%) dan sebagian besar lansia memiliki kualitas
hidup baik sebanyak 31 lansia (52,5%). Nilai p sebesar 0,000 yang berarti p≤0,05
sehingga Ho ditolak dan nilai correlation coefficient 0,583 yang artinya terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang mengalami
hipertensi.

Kata kunci : dukungan keluarga, kualitas hidup, lansia, hipertensi

Keberhasilan pemerintah dalam tahun. Pernyataan ini sesuai dengan UU


Pembangunan Nasional, telah Nomor 13 tahun 1998, tentang
mewujudkan hasil yang positif di berbagai kesejahteraan lanjut usia di Indonesia yang
bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, menyatakan bahwa lansia adalah orang
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan yang berusia 60 tahun keatas (Bandiyah,
ilmu pengetahuan dan teknologi terutama 2009).
dibidang medis atau ilmu kedokteran Saat ini diseluruh dunia jumlah orang
sehingga dapat meningkatkan kualitas lanjut usia diperkirakan ada 500 juta
kesehatan penduduk serta meningkatkan dengan usia rata-rata 60 tahun dan
umur harapan hidup manusia. Akibatnya diperkirakan pada tahun 2025 akan
jumlah penduduk yang berusia lanjut mencapai 1,2 milyar (Bandiyah, 2009).
meningkat dan bertambah cenderung lebih Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia
cepat. (Bandiyah, 2009). Lansia menurut Tahun 2010, jumlah lansia tahun 2009
WHO adalah orang yang berumur 60-74 sejumlah 18.425.000 jiwa dan tahun 2010

1
sejumlah 19.036.600 jiwa, dilihat dari kenaikan kasus hipertensi di negara
jumlah tersebut terjadi peningkatan lansia berkembang, dari sejumlah 639 juta kasus
di Indonesia. Di Bali menurut data BPS di tahun 2000 menjadi 1.15 milyar kasus
Provinsi Bali jumlah lansia di Bali pada di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada
tahun 2011 sebanyak 371.900 jiwa, pada angka penderita hipertensi saat ini dan
tahun 2012 sebanyak 680.114 jiwa dan pertambahan penduduk saat ini
pada tahun 2013 sebanyak 988.329 jiwa (Armilawaty, 2007), sedangkan di Provinsi
(BPS Provinsi Bali, 2013). Salah satu Bali berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kabupaten di Provinsi Bali yang Provinsi Bali tentang penyakit tidak
mengalami peningkatan jumlah lansia menular (PTM), tercatat jumlah kasus
adalah Kabupaten Gianyar dengan jumlah hipertensi pada lansia yang terdeteksi pada
lansia pada tahun 2012 sebanyak 47.647 tahun 2011 sebanyak 15.843 kasus, pada
jiwa dan pada tahun 2013 sebanyak 49.172 tahun 2012 sebanyak 22.837 kasus dan
jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten pada tahun 2013 sebanyak 29.867 kasus,
Gianyar, 2013). Kecamatan Tampaksiring sedangkan di Kabupaten Gianyar jumlah
merupakan salah satu wilayah dengan kasus hipertensi pada lansia pada tahun
jumlah lansia yang cukup besar, yaitu 2011 sebanyak 952 kasus, pada tahun 2012
mencapai 2939 jiwa, dengan jumlah lansia sebanyak 1826 kasus dan pada tahun 2013
laki-laki sebanyak 1412 jiwa dan lansia sebanyak 2407 kasus (Dinas Kesehatan
perempuan sebanyak 1527 jiwa (Dinas Kabupaten Gianyar, 2013). Berdasarkan
Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2013). data yang didapatkan oleh peneliti di
Desa Tampaksiring merupakan salah satu Puskesmas 1 Tampaksiring pada bulan
wilayah yang tergabung dalam Kecamatan Maret 2014, jumlah lansia yang
Tampaksiring. Desa ini memiliki jumlah mengalami hipertensi di Desa
lansia sebanyak 1.222 jiwa, dengan jumlah Tampaksiring Gianyar pada tahun 2011
lansia laki-laki sebanyak 549 jiwa dan sebanyak 45 orang, pada tahun 2012
perempuan sebanyak 673 jiwa. sebanyak 54 orang dan pada tahun 2013
Akibat dari jumlahnya yang semakin sebanyak 68 orang (Data Puskesmas 1
meningkat, berbagai permasalahan karena Tampaksiring, 2013).
proses menua pun semakin banyak, salah
satunya adalah hipertensi (Nugroho, Lansia yang mengalami hipertensi
2006). Hipertensi merupakan gangguan yang terus menerus dan tidak mendapatkan
sistem peredaran darah yang menyebabkan pengobatan dan pengontrolan secara tepat,
kenaikan tekanan darah diatas nilai menyebabkan jantung bekerja ekstra keras,
normal. Pada lansia hipertensi akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya
didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya kerusakan pada pembuluh darah jantung,
di atas 160 mmHg dan tekanan ginjal, otak dan mata. Kerusakan jantung
diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer & ini menimbulkan gejala seperti sakit
Bare, 2005). kepala, kelelahan, nyeri dada, serta
kesemutan pada kaki dan tangan sehingga
Lebih dari 50 juta orang dewasa di menyebabkan kualitas hidup lansia
USA menderita hipertensi dan sebagian menurun (Veronica, 2005).
termasuk orang yang berusia lebih dari 70 Menurut Akhmadi (2009) dalam Yenni
tahun yaitu kaum lansia (Ferdinand, 2008 (2011) fungsi sistem tubuh lansia yang
dalam Saputri, 2009). Prevalensi penderita mengalami hipertensi dapat berdampak
hipertensi di Indonesia sendiri menurut buruk terhadap kualitas hidup lansia, baik
Depkes RI (2007) cukup tinggi, yaitu 83 dalam skala ringan, sedang, maupun berat.
per 1.000 anggota rumah tangga dan 65% Pernyataan ini juga didukung oleh
nya merupakan orang yang telah berusia penelitian Kao (2008) yang mengatakan
55 tahun ke atas. Diperkirakan sekitar 80% status kesehatan seperti hipertensi dapat

2
mempengaruhi kualitas hidup lansia. didapatkan bahwa 60% dukungan keluarga
Kualitas hidup berhubungan dengan di bidang kesehatan masih rendah.
kesehatan, dimana suatu kepuasan atau
kebahagiaan individu sepanjang dalam Hal ini terlihat dari ketidakmampuan
kehidupannya mempengaruhi mereka atau keluarga dalam mengenal masalah
dipengaruhi oleh kesehatan (American kesehatan yang dialami lansia, misalnya
Thoracic Society, 2004). Pernyatan ini tercermin dari keluarga tidak menyadari
didukung oleh hasil penelitian Ibrahim perubahan yang dialami lansia yang
(2009) yang menunjukkan bahwa dari 51 mengalami hipertensi seperti sakit kepala,
lansia yang mengalami hipertensi 40 orang gelisah dan gangguan pengelihatan. Selain
(78,4%) lansia mempersepsikan kualitas itu peneliti juga mendapatkan perawatan
hidupnya pada tingkat rendah dan 11 terhadap lansia yang mengalami hipertensi
orang (21,6%) pada tingkat tinggi. seperti pengaturan pola hidup juga kurang
Kualitas hidup lansia yang rendah diawasi misalnya pada pengaturan diet
dihubungkan dengan kesehatan fisik, lansia. Rendahnya dukungan keluarga
kondisi psikologis, hubungan sosial dan akan mempengaruhi perilaku lansia dalam
hubungan lansia dengan lingkungan. pemeliharaan kesehatannya dan akan
Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh berdampak pada penurunan kualitas hidup
beberapa faktor, salah satunya adalah lansia dengan hipertensi (Githa, 2011). Hal
dukungan keluarga. Dukungan keluarga ini juga didukung oleh Yenni (2011) bila
adalah suatu bentuk perilaku melayani lansia hipertensi mendapat dukungan yang
yang dilakukan oleh keluarga baik dalam cukup dari keluarga, maka lansia akan
bentuk dukunganemosional, termotivasi untuk merubah perilaku untuk
penghargaan/penilaian, informasional dan menjalani gaya hidup sehat secara optimal
instrumental (Friedman, 2010 dalam Yenni sehingga dapat meningkatkan status
2011). Beberapa studi telah membuktikan kesehatan dan kualitas hidupnya (Yenni,
bahwa ketersediaan keluarga terutama 2011).
untuk meningkatkan kepatuhan
pengobatan pada lansia yang mengalami Berdasarkan studi pendahuluan yang
hipertensi mengakibatkan penurunan peneliti lakukan di Desa Tampaksiring
tekanan darah yang signifikan. Faktor Gianyar dengan menggunakan kuisioner
dalam upaya pengendalian hipertensi pada kualitas hidup didapatkan bahwa dari 10
lansia adalah pengawasan dari pihak lansia yang mengalami hipertensi
keluarga. Menurut Green & Kreuter sebanyak 7 orang lansia (70%) memiliki
(dalam Yenni, 2011), dukungan keluarga kualitas hidup dalam kategori rendah dan 3
termasuk dalam faktor pendukung orang lansia (30%) memiliki kualitas
(supporting factors) yang dapat hidup dalam kategori baik. Sebagian besar
mempengaruhi perilaku dan gaya hidup lansia mengatakan sering merasa putus
seseorang sehingga berdampak pada status asa, kesepian dan cemas, merasa hidupnya
kesehatan dan kualitas hidupnya. Seperti tidak berarti dan sedikitnya ketersediaan
halnya penelitian yang dilakukan oleh informasi dalam kehidupan sehari-harinya,
Githa (2011) yang dilakukan pada tanggal serta tidak puas dengan hubungan
18 Desember 2011 di Banjar Wangaya personal/sosialnya. Sedangkan hasil
Kaja yang merupakan Wilayah Kerja pengukuran dengan kuisioner dukungan
Puskesmas III Denpasar Utara terdapat 24 keluarga didapatkan hasil bahwa dari 10
orang lansia yang mengalami hipertensi orang lansia yang diwawancarai, sebanyak
dari 54 orang yang melakukan 8 orang (80%) memiliki dukungan
pemeriksaan tekanan darah. Dari hasil keluarga yang kurang dan 2 orang lansia
wawancara dengan 10 orang lansia dari 24 (20%) memiliki dukungan keluarga baik.
lansia yang mengalami hipertensi, Sebagian besar lansia mengatakan dirinya

3
tidak diperhatikan saat sakit, keluarganya wawancara yang digunakan merupakan
tidak menyediakan waktu untuk pedoman wawancara yang terstruktur
mengantarkan lansia berobat, keluarga sehingga memudahkan responden dapat
tidak pernah mengingatkan lansia untuk menjawab semua pertanyaan.
minum obat dan kontrol ke puskesmas Setelah mendapatkan ijin untuk
serta keluarga tidak mendengarkan melakukan penelitian dari Kepala Desa
keluhan-keluhan yang dikatakan oleh Tampaksiring Gianyar, peneliti melakukan
lansia tentang penyakitnya. pengumpulan data sebagai berikut:
Tujuan umum dari penelitian ini adalah pengumpulan data dilakukan oleh peneliti
untuk mengetahui hubungan dukungan dan 2 orang enumerator. Responden yang
keluarga dengan kualitas hidup lansia yang memenuhi kriteria inklusi diberikan
mengalami hipertensi di Desa penjelasan tentang manfaat dan tujuan
Tampaksiring wilayah kerja Puskesmas I penelitian. Pengambilan data dilakukan
Tampaksiring Gianyar. Tujuan khususnya dengan cara membacakan isi dari
yaitu mengidentifikasi dukungan keluarga pertanyaan pedoman wawancara dukungan
pada lansia yang mengalami hipertensi di keluarga dan kualitas hidup.
Desa Tampaksiring Gianyar, Setelah data terkumpul maka data
mengidentifikasi kualitas hidup pada dideskripsikan dan diberikan skor sesuai
lansia yang mengalami hipertensi di Desa tingkat dukungan keluarga dan tingkat
Tampaksiring Gianyar dan menganalisis kualitas hidup lansia, yaitu kategori
hubungan dukungan keluarga dengan dukungan keluarga baik mempunyai skor
kualitas hidup lansia yang mengalami (25-36), kategori dukungan keluarga
hipertensi di Desa Tampaksiring Gianyar. sedang mempunyai skor (13-24) dan
kategori dukungan keluarga kurang
METODE mempunyai skor (0-12), begitu juga
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan tingkat kualitas hidup, dikatakan
korelasional dengan rancangan penelitian kualitas hidup baik yaitu dengan skor (96-
cross sectional. Populasi dalam penelitian 130), dikatakan kualitas hidup cukup yaitu
ini adalah semua lansia yang mengalami dengan skor (61-95) dan kualitas hidup
hipertensi di Desa Tampaksiring Wilayah kurang yaitu dengan skor (26-60).
Kerja Puskesmas 1 Tampaksiring Gianyar Selanjutnya data ditabulasikan dan di
yang berjumlah 68 orang yang didapatkan analisa dengan menggunakan uji korelasi
dari data Puskesmas I Tampaksiring Rank Spearman dengan tingkat kesalahan
Gianyar tahun 2013. Sampel dalam 5% (α = 0,05).
penelitian ini adalah lansia yang
mengalami hipertensi di Desa HASIL DAN PEMBAHASAN
Tampaksiring Wilayah Kerja Puskesmas 1 Setelah diberikan pedoman wawancara
Tampaksiring Gianyar yang memenuhi berupa pedoman wawancara tingkat
kriteria inklusi sebanyak 59 orang. dukungan keluarga dan tingkat kualitas
Penelitian ini dilakukan di Desa hidup, adapun hasil dari wawancara
Tampaksiring Wilayah Kerja Puskesmas 1 menggunakan pedoman wawancara dapat
Tampaksiring Gianyar pada Bulan Mei- dilihat pada tabel 1 dan tabel 2:
Juni 2014. Tabel 1. Distribusi frekuensi dukungan
Instrument pengumpulan data yang keluarga pada lansia yang
digunakan pada penelitian ini adalah mengalami hipertensi
lembar pedoman wawancara dukungan
keluarga dan pedoman wawancara kualitas
hidup yang telah dirancang berdasarkan
indikator yang nantinya akan dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan. Pedoman

4
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa Kategori Frekuensi Presentase
responden mempunyai kecenderungan (n) (%)
mendapatkan dukungan keluarga baik, Dukungan 27 45,8%
yaitu sebanyak 27 orang (45,8%). keluarga baik
Tabel 2. Distribusi frekuensi kualitas Dukungan 23 39,0%
hidup pada lansia yang keluarga sedang
mengalami hipertensi Dukungan 9 15,3%
keluarga kurang
Kategori Frekuensi Presentase
(n) (%) Total 59 100 %
Kualitas hidup 31 52,5% diperoleh correlation coefficient 0,583
baik yang artinya terdapat hubungan sedang
Kualitas hidup 10 16,9% dan arah hubungan positif yaitu memiliki
cukup arti semakin baik dukungan keluarga maka
Kualitas hidup 18 30,5% semakin baik tingkat kualitas hidup lansia
kurang yang mengalami hipertensi. Nilai
correlation coefficient 0,583 pada tingkat
Total 59 100 % kepercayaan 95 % menunjukan bahwa
dukungan keluarga berpengaruh terhadap
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa kualitas hidup lansia yang mengalami
responden mempunyai kecenderungan hipertensi sebesar 58,3 % dan sisanya
memiliki kualitas hidup baik, yaitu dipengaruhi oleh faktor lain.
sebanyak 31 orang (52,5%). Dari hasil analisa data dukungan
Tabel 3. Hubungan dukungan keluarga keluarga pada lansia yang mengalami
dengan kualitas hidup lansia hipertensi di Desa Tampaksiring Gianyar
yang mengalami hipertensi terhadap 59 responden, didapatkan bahwa
27 orang (45,8 %) mendapat dukungan
Dukungan Kualitas Hidup Total Hasil baik dari keluarganya, 23 orang (39,0 %)
Keluarga Bai Cuku Kurang Analisa mendapatkan dukungan dalam kategori
k p Spearme sedang dan 9 orang (15,3 %) mendapat
n Rank dukungan dalam kategori kurang.
Baik f 19 8 0 27 Beberapa teori perubahan perilaku
kesehatan menunjukkan bahwa keluarga
% 32.2 13.6 .0 45.8 Pvalue
adalah pengaruh utama, baik pada status
Sedang f 12 2 9 23 0,000 kesehatan maupun pada perilaku kesehatan
% 20.3 3.4 15.3 39.0 anggota keluarga. Keluarga memegang
Kurang f 0 0 9 9 Correlati peranan penting dalam konsep sehat sakit
% .0 .0 15.3 15.3 on anggota keluarganya, dimana keluarga
merupakan sistem pendukung yang
Total f 31 10 18 59 coefficie
nt memberikan perawatan langsung terhadap
% 52.5 16.9 30.5 100 anggota keluarganya yang sakit. Individu
0.583
yang mempunyai dukungan keluarga yang
Pada analisa Spearman Rank kuat lebih cenderung untuk mengadopsi
diperoleh nilai sig 0,000 (p<0,05) yang dan mempertahankan perilaku kesehatan
artinya Ho ditolak atau ada hubungan yang yang baru daripada individu yang tidak
signifikan antara dukungan keluarga memiliki dukungan keluarga untuk
dengan kualitas hidup lansia yang mengubah perilaku kesehatannya
mengalami hipertensi di Desa (Friedman, Bowden & Jones, 2003 dalam
Tampaksiring Gianyar. Selain nilai Yenni 2011), disamping itu dukungan
signifikansi analisa Spearman Rank, juga keluarga yang tinggi ternyata
menunjukkan penyesuaian yang lebih baik
5
terhadap kondisi kesehatan anggota Berdasarkan hasil uji dengan
keluarganya (Chandra, 2009). Spearman Rank Correlation diperoleh
Hal ini didukung oleh penelitian yang nilai sig 0,000 (p<0,05) yang artinya Ho
dilakukan oleh Permana (2011) dimana ditolak atau ada hubungan yang signifikan
dari 75 responden yang mengalami antara dukungan keluarga dengan kualitas
hipertensi didapatkan sebagian besar hidup lansia yang mengalami hipertensi di
responden mendapatkan dukungan Desa Tampaksiring Gianyar. Selain nilai
keluarga baik sebesar 60% atau 45 orang, signifikansi analisa Spearman Rank juga
dukungan keluarga sedang sebesar 33,3% diperoleh correlation coefficient 0,583
atau 25 orang dan dukungan keluarga yang artinya terdapat hubungan sedang
kurang sebesar 6,7% atau 5 orang. dan arah hubungan positif yaitu semakin
Hasil analisa data kualitas hidup pada baik dukungan keluarga maka semakin
lansia yang mengalami hipertensi di Desa baik pula kualitas hidup lansia yang
Tampaksiring Gianyar terhadap 59 mengalami hipertensi.
responden, didapatkan bahwa 31 orang Keluarga merupakan satu-satunya
(52,5 %) dalam kategori kualitas hidup tempat yang sangat penting untuk
baik, 10 orang (16,9 %) dalam kategori memberikan dukungan, pelayanan serta
kualitas hidup cukup dan 18 orang (30,5 kenyamanan bagi lansia dan anggota
%) dalam kategori kualitas hidup kurang. keluarga juga merupakan sumber
Menurut Akhmadi (2009) dalam Yenni dukungan dan bantuan paling bermakna
(2011) fungsi sistem tubuh lansia yang dalam membantu anggota keluarga yang
mengalami hipertensi dapat berdampak lain dalam mengubah gaya hidupnya
negatif terhadap kualitas hidup lansia, baik (Friedman, Bowden & Jones, 2003 dalam
dalam skala ringan, sedang, maupun berat. Yenni 2011). Menurut Green & Kreuter
Pernyataan ini juga didukung oleh (dalam Yenni, 2011), dukungan keluarga
penelitian Kao (2008) yang mengatakan termasuk dalam faktor pendukung
status kesehatan seperti hipertensi (supporting factors) yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup lansia. mempengaruhi perilaku dan gaya hidup
Kualitas hidup berhubungan dengan seseorang sehingga berdampak pada status
kesehatan, dimana suatu kepuasan atau kesehatan dan kualitas hidupnya. Bila
kebahagiaan individu sepanjang dalam lansia hipertensi mendapat dukungan yang
kehidupannya mempengaruhi mereka atau cukup dari keluarga, maka lansia akan
dipengaruhi oleh kesehatan (American termotivasi untuk merubah perilaku untuk
Thoracic Society, 2004). Kualitas hidup menjalani gaya hidup sehat secara optimal
lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat meningkatkan status
yang menyebabkan seorang lansia untuk kesehatan dan kualitas hidupnya (Yenni,
tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni 2011).
kemampuan menyesuaikan diri, menerima Hasil penelitian ini sejalan dengan
segala perubahan dan kemunduran yang hasil penelitian yang dilakukan oleh Antari
dialami serta adanya perlakuan yang wajar (2012) dimana didapatkan bahwa terdapat
dari lingkungan lansia tersebut (Kuntjoro, hubungan yang sangat kuat antara
2005). dukungan sosial dengan kualitas hidup dan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian didapatkan pula dukungan sosial keluarga
yang dilakukan oleh Prasetya (2012) berkontribusi sebanyak 95,5% terhadap
dimana dari 42 responden yang menjalani kualitas hidup. Penelitian ini juga
hemodialisa didapatkan sebagian besar didukung oleh Shusil (2010), dalam
responden memiliki kategori kualitas penelitiannya diketahui bahwa kepuasan
hidup baik yaitu sebanyak 27 orang terhadap dukungan sosial memiliki
(64,3%) dan kategori kualitas hidup buruk hubungan dengan kualitas hidup, dimana
sebanyak 15 orang (35,7 %). diperoleh nilai r = 0,296 pada dimensi

6
fungsi fisik dari kualitas hidup, r = 0,243 downloads.tswj.com/2003/325251.
pada dimensi psikologi, r = 0,152 pada pdf.
dimensi hubungan sosial dan r = 0,398 Arif Mansjoer, dkk., 2009. Kapita Selekta
pada dimensi lingkungan dengan p < 0,05. Kedokteran,Jakarta : Media
Jadi berdasarkan penelitian tersebut Aesculapius.
diketahui dukungan sosial secara Armilawaty. (2007). Hipertensi dan
signifikan berkorelasi dengan semua Faktor Resikonya Dalam Kajian
domain dalam kualitas hidup. Epidemiologi. Makasar : Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS.
SIMPULAN Bandiyah Siti. (2009). Lanjut Usia dan
Dari hasil penelitian yang telah Keperawatan Gerontik.
dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan Yogyakarta : Muha Medika.
sebagai berikut : Dari variabel dukungan
keluarga pada 59 responden yang diteliti, BPS. 2013. Bali Dalam Angka 2013.
Denpasar : BPS Provinsi Bali.
didapatkan lansia yang memiliki dukungan
keluarga baik yaitu sebanyak 27 orang Corwin J. Elizabeth. 2009. Buku Saku
(45,8%), dukungan keluarga sedang Patofisiologi. Jakarta: EGC.
sebanyak 23 orang (39,0%) dan dukungan Darmojo, B., 2006, Buku Ajar Geriatri :
keluarga kurang sebanyak 9 orang Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Edisi
(15,3%). Dari variabel kualitas hidup pada Ketiga, Jakarta: Balai Penerbit
59 responden yang diteliti, didapatkan FKUI.
lansia yang memiliki kualitas hidup baik Departemen Kesehatan. (2007). Jumlah
Penduduk Lanjut Usia Meningkat.
yaitu sebanyak 31 orang (52,5%), kualitas Diakses pada tanggal 17 Juni 2012
hidup cukup sebanyak 10 orang (16,9%) dari http://www.depkes.go.id.
dan kualitas hidup kurang sebanyak 18
orang (30,5%). Hasil analisa Rank Dinkes Kabupaten Gianyar. (2013). Profil
kesehatan Kabupaten Gianyar
Spearman didapatkan Ho ditolak yang Tahun 2013.Dinas Kesehatan
berarti ada hubungan yang signifikan Kabupaten Gianyar.
antara dukungan keluarga dengan kualitas
hidup lansia yang mengalami hipertensi di Donald, A. (2009). What in Quality of
Life?. UK : Hayward Group Ltd.
Desa Tampaksiring Wilayah Kerja Diakses tanggal 16 Maret 2014 dari
Puskesmas 1 Tampaksiring Gianyar http://www.medicine.ox.ac.uk/ban
dengan nilai p = 0,000 (α = 0,05) dan juga dolier/painres/download/whatis/W
diperoleh nilai correlation coefficient hatisQoL.pdf
0,583 yang mana hal itu berarti dukungan Friedman, dkk. 2010. Buku Ajar
keluarga berkontribusi sebesar 58,3 % Keperawatan Keluarga: Riset,
terhadap kualitas hidup lansia, yang Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
artinya semakin baik dukungan keluarga Githa, Wayan. (2011). Hubungan
maka semakin baik kualitas hidup lansia Dukungan Keluarga dan Perilaku
yang mengalami hipertensi. Pencegahan Komplikasi Hipertensi
Pada Lansia. Skripsi: Jurusan
DAFTAR RUJUKAN Keperawatan Politeknik Kesehatan
Aboloje, E. (2010). Hypertension and the Denpasar.
family. Diakses pada tanggal 15
Februari 2014 dari Hidayat, H.A. 2009. Metode Penelitian
http://ezinearticles.com/?Hypertens Keperawatan dan Teknik Analisa
ion-and-the-Family&id=3547296. Data. Jakarta: Salemba Medika.

American Thoracic Society. (2002). Kao, CC. (2008). Social Support, Exercise
Quality Of Life Resource. Diakses Behavior, and Quality of Life in
tanggal 22 Maret 2014 dari Older Adults, Proquest Disertation
and Thesis. Diakses tanggal 24
Maret 2014 dari

7
http://search.proquest.com/health/d Ilmu Keperawatan Stikes Wira
ocview/304457538/1383FC79D65 Medika PPNI Bali.
BE2E213/1?accountid=50268.
Saputri. (2009). Pengaruh Keaktifan
Kowalski, Robert E. (2010). Terapi Senam Jantung Sehat Terhadap
Hipertensi. Bandung : Qanita. Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Di Klub Senam Jantung
Kuswardhani, T. 2007. Penatalaksanaan Sehat Mertoyudan Magelang.
Hipertensi Pada Lanjut Usia. Tesis: Fakultas Ilmu Keperawatan
(online), available: Program Pasca Sarjana
http//www.scribd.com/doc/606404 UniversitasIndonesia.
56, (21 Maret 2014).
Setiadi. (2008). Konsep & Proses:
Martuti, A. (2009). Merawat & Keperawatan keluarga.
menyembuhkan hipertensi: Yogyakarta: Graha Ilmu.
Penyakit tekanan darah tinggi.
Bantul: Kreasi Wacana. Signori, M.A. (2009). Perawatan
hipertensi.
Maryam. 2008. Mengenal usia Lanjut dan http://armiyadisignori.com.
Perawatannya. Jakarta: Salemba diperoleh tanggal 18 April 2014.
Medika.
Smeltzer and Bare. 2005. Buku Ajar
Mayasanti. 2010. Hubungan Antara Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
Dukungan Keluarga dengan 8, Volume 2, Jakarta: EGC.
Tingkat Depresi Pada Lansia Di
Puskesmas 1 Denpasar Timur. Stanley, M., Blair, K.A., & Beare, P.G.
Skripsi: Program Studi Ilmu (2005). Gerontological nursing:
Keperawatan Fakultas Kedokteran Promoting successful aging with
Universitas Udayana. older adults. Third edition.
Philadelphia: F.A Davis Company.
Mubarak. 2006. Buku Ajar Ilmu Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Keperawatan Komunitas 2 : Teori Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
& Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Bandung: Alfabeta.
CV.Sagung Seto.
Sutikno, Ekawati. (2011). Hubungan
Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik Fungsi Keluarga dengan Kualitas
dan Geriatrik. Jakarta : EGC. Hidup Lansia. Tesis: Program
Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Maret Surakarta.
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Veronica dan Robert. 2005. Pencegahan
Medika. Hipertensi,(online),(http://www.uni
vmed.org/wpcontent/uploads/2011/
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar 02/Vol.20_no.2_6.pdf, diakses
Fundamental Keperawatan tanggal 25 Februari 2012.
Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi
4, Volume 1, Jakarta: EGC. WHO. (2008). Quality of Life-BREF
(WHOQoL-BREF).
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar www.who.int/substanceabuse
Fundamental Keperawatan /.../whoqolbref/ diakses pada
Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi tanggal 14 Maret 2014.
4, Volume 2, Jakarta: EGC.
Yenni. (2011). Hubungan Dukungan
Proverawati. 2010. Menopause dan Keluarga dan Karakteristik Lansia
sindrome premenopause. dengan Kejadian Stroke Pada
Yogyakarta: Nuha Medika. Lansia Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Perkotaan
Putra. 2012. Hubungan Dukungan Bukittinggi. Tesis: Fakultas Ilmu
Keluarga Dengan Kualitas Hidup Keperawatan Program Pasca
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Sarjana Ilmu Keperawatan Depok.
Menjalani Hemodialisa Di Ruang
Hemodialisa RSUD Sanjiwani
Gianyar. Skripsi : Program Studi

8
Yolandari. 2012. Hubungan Pelaksanaan
Tugas Keluarga tentang Hipertensi
Terhadap Kualitas Hidup Lansia
dengan Hipertensi di Posyandu
Lansia Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Padang.
Skripsi: Fakultas Ilmu
Keperawatan Program Studi Ilmu
Keperawatan Depok.
Zulfitri, R. (2006). Hubungan dukungan
keluarga dengan perilaku lanjut
usia hipertensi dalam mengontrol
kesehatannya di wilayah kerja
puskesmas Melur Pekanbaru. Tesis
FIK UI Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai