Pembangunan Negara Jepang Sebagai Negara
Pembangunan Negara Jepang Sebagai Negara
Negara maju adalah negara yang memiliki standar hidup tinggi yang
disebabkan oleh negara tersebut memiliki kemajuan teknologi, industri, dan
ekonomi; sehingga penduduknya memiliki kesejahteraan yang tinggi. Negara
maju memiliki perkembangan pesat dalam banyak bidang dengan kualitas
sumber daya manusia yang bagus. Bahkan pendapatan perkapita dari
penduduk negara maju tergolong tinggi. Adapun ciri-ciri negara maju adalah
sebagai berikut :
• Pertumbuhan penduduk rendah
• Pendapatan per kapita penduduk tinggi
• Kegiatan ekonomi utama adalah industri dan jasa
• Angka harapan hidup tinggi
• Tingkat pendidikan dan kesehatan tinggi
• Angka kematian bayi kecil
• Mendominasi kondisi sosial-ekonomi negara berkembang dalam hal modal
dan ilmu pengetahuan teknologi
• Kebanyakan penduduk tinggal di daerah perkotaan
• Kualitas dari hasil-hasil produksi bermutu tinggi
Misalnya Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, dan masih
banyak lagi. Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas negara
Jepang.
Jepang adalah Negara kepulauan yang terdiri dari 6.852 pulau dan secara
administratif terdiri atas 47 perfektur. Populasi penduduk Jepang saat ini telah
mencapai lebih dari 126 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 98 juta diantaranya
(78%) tinggal di wilayah kota dan sisanya tinggal di pedesaan. Pembangunan
di Jepang masih menitikberatkan pada perencanaan dan pengendalian fisik.
1
Perencanaan pembangunan di Jepang pada umumnya diorientasikan pada
pengendalian fisik di kawasan urban. Pengembangan daerah pedesaan berada
dalam cakupan perencanaan statuter (statutory planning) dan dipengaruhi
oleh berbagai hukum dan kebijakan menyangkut proteksi terhadap agrikultur.
2
membimbing bangsanya melalui peralihan yang penuh dinamika puluhan
tahunnya. Setelah zaman Meiji industrialisasi berarti pembentukan kota-kota
industri baru dan ini juga ikut menyebabkan terjadinya konsentrasi penduduk
di kota-kota. Di sisi lain banyak kota di Jepang yang pada mulanya
merupakan kota puri milik pangeran-pangeran feudal, tetap mempertahankan
ciri feodalistiknya dengan penyesuaian modern.
3
masyarakat dalam pembangunan tersebut. Tradisi zaman Meiji menekankan
tujuan untuk memiliki pengetahuan teknik barat sambil sementara itu tetap
memelihara semangat Jepang (wakonyosai), sekaligus menitikberatkan
pentingnya kesalehan-kesalehan timur,serta ilmu pengetahuan dan teknologi
barat mengacaukan modernisasi, sehingga orang lebih mementingkan
perkembangan ekonomi dan perluasan kekuatan militer. Pada zaman Meiji
seperti yang telah dibahas sebelumnya terjadi urbanisasi kedaerah perkotaan,
uniknya penduduk yang mengalir kedalam kota-kota besar itu tidaklah
berubah menjadi warga negara modern, tetapi mempertahankan ikatan-ikatan
mereka dengan daerah-daerah pedesaan asal usul mereka.
Namun, bangsa Jepang dapat bangkit dengan cepat. Di perang dunia II,
Jepang menyerang Pearl Harbour pada 7 Desember 1941 yang akhirya
membawa Amerika pada perang dunia II. Pearl Harbor adalah pangkalan
Angkatan Laut Amerika Serikat di pulau Oahu, Hawaii, barat Honolulu.
Banyak dari pelabuhan dan daerah sekeliling merupakan pangkalan Angkatan
Laut bawah laut Amerika Serikat: Mabes Armada Pasifik Amerika Serikat.
Penyerangan itu membawa luka yang cukup dalam untuk Amerika.
4
berjumlah 2.403. Jumlah itu termasuk 68 orang sipil, dan ada 1.178 anggota
militan dan orang-orang sipil terluka. Kemarahan Amerika direalisasikan
pada tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 agustus 1945. Pada kedua tanggal
tersebut, secara berurutan, Amerika menyerang Hiroshima dan Nagasaki
dengan bom atom. Kerusakan yang ditimbulkan oleh pengeboman tersebut
sangat di luar dugaan. Jepang segera lumpuh seketika, menyerah tanpa syarat
pada sekutu tanggal 14 Agustus 1945.
5
tidak memiliki pengaruh dan kewenangan yang cukup luas dalam
menyelenggarakan pemerintahannya. Sisi pengaturan hubungan kelembagaan
antara pemerintahan pusat dan daerah dapat dikatakan menjadi vital untuk
menjelaskan pengalaman inisiatif kebijakan yang dilakukan pemerintahan
lokal di Jepang.
6
untuk bernegosiasi dengan pemerintah pusat, dimana mereka memfokuskan
diri pada penyelesaian permasalahan lokal secara bersama-sama. Disamping
itu inisitaif yang dilakukan pemerintah daerah juga diharapkan mampu
merubah struktur kewenangan secara umum, dimana tuntutan masyarakat
terhadap pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan mereka terhambat
oleh otoritas pemerintah daerah yang diprioritaskan untuk mengajukan draft
proposal pencairan dana (wujud pembatasan kewenangan pemerintahan
daerah). Ketiga pemerintah daerah menyusun sebuah kebijakan sebagai
kesatuan kebijakan dengan pemerintah daerah lainnya yang disusun secara
berkesinambungan dan terintegrasi dengan kebijakan pemerintah pusat.
Intelektual politik di Jepang pada dasarnya kurang mendapatkan perannya
didalam penyelenggaraan pemerintahan lokal oleh pemerintah daerah. Hal ini
sebagai efek dari pengkritisan yang mereka lakukan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dimana mereka menyatakan bahwa
telah terjadi ketidakmandirian pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah yang pada dasarnya diberikan kewenangan atas
pembangunan didaerah dan memungkinkan pemerintah daerah untuk
membuat kebijakan secara otonom (tanpa peranan pemerintah pusat). Pada
dasarnya hal ini mereka mungkinkan untuk mengoptimalkan peran
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan lokal di daerah.
7
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa faktor pendukung kepesatan pembangunan di
Jepang.
2. Untuk mengetahui Bagaimana cara Bangsa Jepang mencapai kemajuan
pembangunan tersebut.
1.5 Hipotesa
Bangsa Jepang dapat berkembang dengan cepat karena semangat untuk
bangkit yang luar biasa dan didukung oleh budaya Bangsa Jepang yang tidak
mudah menyerah serta mau belajar dari pengalaman. Ditambah strategi
rekonstruksi pasca konflik yang tepat.
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
Jadi secara historis, aibatsu (konglomerat keluarga) yang muncul di era
Edo dan berkembang di era Meiji, pada tahun 1946 harus berubah menjadi
perusahaan publik yang pada perkembangannya berubah menjadi keiretsu
(perhimpunan antara para pemegang saham). Perkembangan selanjutnya
antara keiretsu ini saling bergabung dan menjadi komposisi perusahaan
seperti yang ada di Jepang saat ini. Jadi bisa dikatakan bangsa jepang
memang telah memiliki skill tinggi sejak jaman Edo (1600-1867).
Jepang yang memiliki SDM dengan skill tinggi (dibuktikan dengan
kemampuan teknologi alat perangnya ketika PD II) ditambah dukungan AS
yang ingin Jepang sebagai penghambat pengaruh komunis di Asia Timur,
telah menyebabkan Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat
pesat dan mencapai puncaknya di tahun 1980. Setelah perang dingin selesai
akibat runtuhnya Uni Soviet ditahun 1991, hubungan Jepang dan AS masih
tetap erat sampai sekarang baik dalam bidang ekonomi maupun militer.
Kaisar Jepang saat ini bernama Kaisar Akihito, yaitu kaisar Jepang ke-125,
yang bertahta sejak tahun 1989 menggantikan ayahnya yang bernama kaisar
Hirohito yang meninggal dunia. Era pemerintahan kaisar Akihito ini bernama
Pemerintahan Heisei.
Bangsa Jepang merupakan bangsa yang tidak mudah menyerah. Dari segi
budaya, mereka menerapkan sistem kerja kolektif dan bukan merupakan
bangsa yang senang meniru. Mereka selalu berusaha belajar dari kemajuan
dan kesalahan bangsa lain tanpa harus mencontoh seutuhnya. Seorang ilmuan
di Jepang benar – benar memiliki andil yang sangat besar dalam proses
pembangunan bangsa. Ketika para ilmuan Jepang belajar teknologi maupun
perekonomian di Amerika maupun negara Eropa, saat studi tersebut selesai,
mereka akan dengan bangga kembali ke tanah airnya dan menerapkan apa
yang didapat dengan beberapa modifikasi keunikan sistem sosial dan sistem
budaya yang mereka miliki.
10
Bangsa Jepang memiliki rakyat yang cukup nasionalis. Ekonomi modern
berkembang secara simultan dengan identitas budaya nasionalnya. Banyak
pengamat Barat menyebut bahwa identitas kebudayaan dan institusi sosial
adalah embrio kapitalisme Jepang. Ilmuwan barat menjuluki kebangkitan
perekonomian Jepang sebagai sebuah pengecualian menyimpang (anomaly)
dan paradoksal. Bagi ilmuwan Jepang teori ekonomi barat hanya dianggap
sebagai “bahan baku” dan bukan alat yang langsung bisa dipakai.
11
Diantara Negara-negara maju, Jepang adalah negara yang paling tinggi
tingkat pemerataan hasil-hasil pembangunannya. Bukan hanya dari aspek
pendapatan tetapi juga meliputi fasilitas publik seperti pendidikan, kesehatan,
infrastruktur-fisik, dan lain-lain. Rakyat Jepang masa sekarang sudah
menikmati fasilitas – fasilitas tersebut. Bahkan untuk daerah pedesaan di
pegunungan, mereka mendapatkan fasilitas jalan, air minum dan listrik
kurang lebih seperti di Tokyo, Kyoto, Osaka dan kota-kota besar lainnya.
Untuk sumber daya pembangunan, jepang memang berbeda dengan negara –
negara maju lainnya. Bangsa Jepang sangat sedikit menggunakan sumberdaya
yang berasal dari hutang luar negeri terutama pada dekade awal
pembangunan industri. Sementara Negara-negara Eropa seperti Belgia,
Perancis, bahkan Rusia justru menggantungkan pada foreign capital (hutang
luar negeri) yang difasilitasi oleh “British Capital” dan “French Capital” pada
era tahun 1800-an.
12
Jepang, sebelum tahun 900, pinjaman luar negeri yang terbesar tercatat 5
juta yen yang dipinjam pada tahun 1870 ketika membangun ruas jalan
kereta api antara Tokyo dan Yokohama. Prosentase pinjaman tersebut
masih sangat kecil dibandingkan dengan total dana yang dipakai untuk
membangun ruas jalan kereta api pada saat itu.
c. Memprioritaskan Pembangunan Infrastruktur Sosial. Keunggulan Jepang
lainnya dalam hal rekonstruksi perekonomian pasca perang dunia II yang
menghancurkan sebagian besar infrastruktur fisik adalah bahwa
infrastruktur sosial yang dibangun sejak masa keemasan samurai tidak
ikut hancur. Meskipun infrastruktur fisik luluh lantak, pengangguran
besar-besaran tak dapat dihindari, namun sistem pendidikan yang telah
diwajibkan pada masa Tokugawa dan para “shohun” (jendral, militer)
terus didorong agar masyakarat untuk terus belajar, terutama dalam hal
membaca dan menulis serta terus membangun sistem pendidikan dan
business tradition. Dua infrastruktur sosial penting inilah yang telah
dibangun dan pada akhirnya menjadi landasan yang kuat dalam
pertumbuhan ekonomi moderen di Jepang dalam waktu yang relatif
singkat. Hal ini mencerminkan bahwa “Sumber Daya Manusia”
merupakan hal sangat penting sebagai bagian dari “infrastruktur sosial”
dalam proses pembangunan. Dimasa lalu dalam sistem pemerintahan
yang otokratis feodalisme, dimana Jepang masih menutup diri dari
pergaulan internasional dan sistem perekonomian moderen tidak dapat
dilaksanakan, peranan sekolah yang diprakarsai oleh kuil-kuil budha
cukup mendorong iklim dan tradisi bisnis, sehingga masyarakatnya dapat
bertahan secara berswadaya dan mandiri. Pertanian terutama hasil-hasil
pertanian dilakukan dengan sistem cooperation and joint-undertaking.
13
2.4 Perencanaan Anggaran
14
Fiscal Policy (CEFP). Tahap berikutnya adalah proses penyusunan anggaran
yang meliputi beberapa tahap,antara lain pembuatan proposal, pengajuan dan
penjelasan anggaran oleh masing-masing kementerian.
Setelah itu dilakukan negosiasi kemudian dilakukan penyesuaian-
penyesuaian. Dari proses itu dihasilkanlah draft pertama. Draft pertama itu
kemudian dipresentasikan oleh departemen keuangan di sidang kabinet dan
dilanjutkan dengan negosiasi tingkat menteri. Tahap tersebut menghasilkan
keputusan kabinet tentang draft anggaran. Draft anggaran kabinet kemudian
diajukan ke parlemen. Proses negosiasi dengan parlemen biasanya relatif
cepat karena pada tahap penyusunan anggaran pemerintah telah melibatkan
berbagai kalangan, termasuk politisi. Oleh karena itu, draft anggaran yang
disampaikan ke parlemen sudah mengakomodir keinginan dan pendapat dari
partai-partai politik.
15
menarik bagi swasta, seperti infrastruktur social, pelayanan kesehatan,
pembangunan daerah, dsb.
New Industrial City Act diundangkan pada tahun 1964 untuk mendukung
rencana tersebut. Di tingkat prefektur rencana pembangunan mencakup isu-
isu seperti target pembangunan industri, penduduk, penggunaan lahan, jalan,
pelabuhan, lokasi pabrik, dan perumahan. Pada periode ini, pembangunan
juga ditekankan pada pengembangan ekonomi dan struktur kepegawaian
untuk mencapai perumbuhan ekonomi berkelanjutan. Rencana Kedua
diumumkan pada tahun 1969 dan dirancang untuk melanjutkan Rencana
Pertama dengan membangun jaringan transportasi bermotor dan sistem
Shinkansen (kereta cepat) di seluruh wilayah Jepang, serta melanjutkan
proyek pengembangan industri, termasuk upaya relokasi industri dari daerah
padat (removal areas) ke daerah yang kurang berkembang atau disebut
“promotion areas”. Rencana Ketiga diluncurkan tahun 1979 dengan
menetapkan suatu skema penciptaan kualitas lingkungan huni yang mandiri.
16
development projects for human habitation”. Strategi pada periode ini
merupakan strategi pendukung bagi rencana pembangunan dan
pengembangan industri pada periode sebelumnya. Rencana Keempat
dijalankan dari tahun 1989 hingga tahun 2000 (15 tahun). Rencana tahap
keempat sangat berbeda dari periode-periode sebelumnya, karena lebih
mengedepankan pada National Capital Region (NCR) dan peran positifnya
dalam pengembangan Jepang secara keseluruhan. Pertumbuhan penduduk,
industri yang kuat ditambah adanya globalisasi ekonomi dan informasi,serta
investasi besar dalam infrastruktur sosial menandai periode hingga tahun
1989.
a. Perencanaan Regional
Jepang secara umum dibagi menjadi 8 region. Ada tiga daerah
metropolitan terbesar – Ibukota Nasional (Tokyo), Kinki (Osaka-Kobe-
Kyoto), dan Chubu (Nagoya) Kawasan. Selain itu, ada Kawasan
Hokkaido, Shikoku, Kyushu, Tohoku dan Chugoku. Rencana NCR dan
Daerah Kinki berisi kebijakan strategis dan proyek yang penting,
khususnya kontrol lokasi industri di wilayah pusat pembangunan,
pengembangan situs industri di daerah pinggiran kota, rencana kota baru
dalam skala besar, dan pembangunan jaringan jalan motor metropolitan.
Kebanyakan pelaksanaan pembangunan daerah diberlakukan pada tahun
17
1960 dengan ketentuan area khusus untuk industri dan infrastruktur di
seluruh negeri. Industrial Relocation Promotion Act of 1972, misalnya,
menentukan daerah mana industri yang harus direlokasi dan memberikan
bantuan keuangan khusus dan insentif pajak.
18
Pelibatan masyarakat (dalam bahsa Jepang hal ini disebut machizukuri
yang bisa diterjemahkan sebagai community participation), dalam
perencanaan pembangunan telah meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap hasil pembangunan, menghindarkan konflik, dan memperkuat
efek positif pembanguanan, meskipun harus diakui bahwa teknik bottom-
up membutuhkan waktu yang lebih lama daripada teknik top-down.
Kota Kyoto
Kota Nagoya
Perencanaan pembangunan di Jepang, meskipun masih berada dalam
kontrol pemerintah pusat, namun pemerintah daerah juga diberi
keleluasaan untuk mengembangkan daerahnya. Hal ini diwujudkan dalam
19
skema desentralisasi yang disebut Zenkoku Sogo Kaihatsu Kaikaku atau
lebih dikenal dengan zenso. Zenso merupakan perwujudan dari otonomi
daerah di Jepang. Sasaran utama program Zenso berupa upaya
pembangunan merata lewat pemberdayaan dan pengembangan potensi
daerah masing-masing untuk pembangunan ekonomi daerah yang
semuanya terjalin dalam satu konsep wide-area life zones.
20
• Zenso IV (1987-2000) mengupayakan pembentukan multi-polar nation
yang tersebar, mengingat eskalasi masalah-masalah sosial terutama di
kota Tokyo cukup besar. Selain itu penyebaran jaringan informasi
canggih dan pembangunan infrastruktur di luar Tokyo terus dilakukan
guna menghindari konsentrasi pembangunan di satu kawasan saja.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
22
berkembang seharusnya mampu membawa kearah pembangunan yang
lebih baik dan dapat menjamin kualitas hidup masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://www.antaranews.com/berita/1281882466/zenso-otonomi-daerah-
jepang-sebagai-referensi diakses pada 01 April 2014
24
25