Makalah Farmakognosi Menggregetkan
Makalah Farmakognosi Menggregetkan
1. Steroid
Steroid dibiosintesis hampir pada semua jaringan. Tahap pertama untuk steroid
adalah skulena suatu tripena yang diperoleh dari kondensasi 2 molekul farsenol.
Rentetan reaksi dimulai dari penyederhanaan skulena hingga diperoleh lanosterol,
suatu zat antara yang dapat diubah menjadi kolestrol dan steroid lainnya. Versi
sederhana bagian akhir jalur sintesis steroid, dimana intermediet isopentenyl
pirophosphat (IPP) dan dimethylallyl pirophosphat (DMAPP) bentuk geranyl
pirophosphat (GPP), squalene dan akhirnya lanosterol steroid terbentuk di jalur
pertama.
Pirofosfat Isopentenyl dan dimethylallyl pirofosfat menyumbangkan unit
isoprena, yang dirakit dan dimodifikasi untuk membentuk senyawa terpen dan
isoprenoids , yang merupakan kelas besar lipid yang mencakup karotenoid, serta
bentuk kelas terbesar tanaman produk alami. Di sini, unit isoprena bergabung
bersama untuk membuat squalene dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi satu set
cincin untuk membuat Lanosterol. Lanosterol kemudian dapat dikonversi menjadi
steroid lain seperti kolesterol dan ergosterol (Erlyani Ratih dkk, 2010).
2.2.2 Leunca
a. b. c.
d. e. f.
g.
Gambar 2.4 a. Struktur Kimia α-Solanine, b. Solasonine, c. Solamargine, d. α-
chaconine, e. Solasodine, f. Diosgenin dan g. tigogenin.
1 3 5 10 11 12 14 16
CARDENOLIDA OH CH3 OH
Digitoksigenin OH CH3 OH OH
Gitaloksigenin OH CH3 OH
Digoksigenin OH CH3 OH OH
Diginatigenin OH CH3 OH OH OH
Strophanthidin OH OH CHO OH
Ouabagenin OH OH OH CH2OH OH OH
DIENOLIDA
Scillaridin A* OH CH3 OH
Scilliphaeosidin* OH CH3 OH
Hellebrigenin OH CHO OH
3.2.1 Digitalis
4. Hormon
Hormon adalah mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu.
Sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu
jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain yang disebut
sebagai fungsi Endokrin (Mutiara Indah, 2004).
Hormon tumbuhan, atau fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik
bukan hara, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang
dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubah
pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan (Rimando T.J. 1983).
a. Hormon Steroid
b. Hormon Amina
c. Hormon Peptida
a. Hormon Adrenokortikosteroid
Glukokortikoid
Hormon glukokortikoid mempunyai efek antiradang, dalam
klinik digunakan terutama untuk pengobatan kelainan pada jaringan
kolagen, kelainan hematologis (leukemia) dan pernapasan (asma),
untuk pengobatan rematik, pengobatan penyakit karena alergi tertentu,
seperti dermatologis yang berat, penyakit saluran cerna dan penyakit
hati. Hormon glukokortikoid juga efektif untuk pengobatan syok
Addison, sembab otak, hiperkalsemia, dan miastenia gravis. Contoh
hormon glukokortikoid: kortison, prednison, dan deksametason.
a. b. c.
Gambar 4.1 a. Kortison, b. Prednison, c. Deksametason (isomer
16-)
Mineralokortikoid
Hormon mineralokortikoid terutama digunakan di klinik untuk
pengobatan penyakit Addison kronik, suatu penyakit yang disebabkan
oleh gangguan fungsi kelenjar adrenalis karena sesuatu hal, misal tumor
kelenjar, sehingga produksi hormon menurun. Karena penyakit
Addison sukar disembuhkan, maka pengobatan dapat berlangsung
seumur hidup. Hormon ini dapat meningkatkan pemasukan ion natrium
dan pengeluaran kalium di tubulus ginjal. Contoh hormon
mineralokortikoid: aldosteron, deoksikortikosteron, dan fludrokortison
(Mycek, 1995).
a. b. c.
b. Hormon Kelamin
Hormon kelamin pada umumnya merupakan turunan steroid,
molekulnya bersifat planar dan tidak lentur. Kerangka dasarnya adalah
siklopentanaperhidrofenantren yang bersifat kaku (rigid). Hormon kelamin
dibagi dalam empat kelompok yaitu hormon androgen, hormon estrogen,
hormon progestin (Siswandono, 1995).
Hormon Androgen
Hormon androgen, seperti testosteron dan dihidrotestosteron,
terutama dihasilkan oleh sel Leydig di testis, dan dalam jumlah yang
lebih kecil oleh korteks adrenalis dan ovarium. Pada laki-laki dewasa,
sekresi testosteron oleh sel Leydig dikontrol oleh isyarat hormonal dari
hipotalamus (Gn-RH), dengan jalan sekresi FSH dan LH dari kelenjar
hipofisis. Testosteron atau metabolitnya 5-dehidrotestosteron
menghambat produksi hormon-hormon trofik spesifik ini dan mengatur
produksi testosteron. Modifikasi sintetik struktur androgen
dimaksudkan untuk (1) memodifikasi solubilitas dan suseptibilitas
terhadap pemecahan enzimatik (memperpanjang waktu paruh hormon),
dan (2) memisahkan efek anabolik dan androgenik.
Hormon Estrogen
Estrogen adalah hormon pada wanita yang diproduksi oleh
ovarium, plasenta, dan korteks adrenalis sedang pada laki-laki
diproduksi oleh testis dan korteks adrenalis. Sebagian besar hormon
estrogen alami pada manusia adalah estradiol, estron, dan estriol.
Estradiol dikeluarkan oleh ovarium dan segera mengalami
dehidrogenasi menjadi estron, kemudian dimetabolisis menjadi estriol
dan dikeluarkan melalui urin. Estron adalah hormon estrogen alami
yang paling banyak dalam darah. Estradiol merupakan estrogen paling
kuat yang diproduksi oleh perempuan; estrogen mayor lainnya, estron
dan estriol, mempunyai potensi kira-kira sepersepuluh potensi estradiol.
a. b. c.
Penggunaan terapi:
Hormon yang memiliki ukuran kecil serta dapat larut dalam air yang
memiliki gugus amin. Hormon-hormon ini dihasilkan oleh Kelenjar Tiroid,
Kelanjar Pineal dan Kelenjar Adrenal bagian medulla. Hormon-hormon
tersebut adalah sebagai berikut: (Siswandono, 1995: Reece, 2002)
a. Pituitari Anterior:
b. Pituitari Posterior:
Hormon pada manusia tidak hanya terdapat pada manusia saja namun adapula
hormon manusia yang dihasilkan oleh hewan. Salah satunya adalah hormon insulin,
hormon ini dapat disintesis pada bakteri, tubuh babi ataupun, sapi. Untuk
mendapatkan insulin dari hewan lain digunakan rekayasa genetik. Untuk Struktrur
Insulin pada manusia adalah C256H381N65076S6 dengan berat molekul 5807,7. Sedangkan
pada babi adalah C257H383N65077S6 dengan berat molekul 5777,6 dengan hanya 1
perbedaan asam amino. Lain halnya pada sapi adalah C254H377N65075S6 dengan berat
molekul 5733,6 dan memiliki 3 asam amino yang berbeda. Dengan demikian hasil
rekayasa genetik yang paling mendekari insulin manusia adalah insulin yang berasal
dari rekayasa pankreas babi (Sugijanto, 2004)