Pada masa Kabinet Natsir ini, untuk pertama kalinya dilangsungkan perundingan antara Indonesia dan Belanda menyangkut masalah Irian Barat pada tanggal 4 Desember 1950. Namun, perundingan ini menemui jalan buntu, Masalah inilah yang menyebabkan munculnya mosi tidak percaya dari parlemen terhadap Kabinet Natsir. Tekanan semakin besar ketika Hadikusumo (PNI) menyatakan mosi tidak percaya sekitar pencabutan PP No. 39/1950 tentang DPRS dan DPRDS yang diterima oleh parlemen sehingga Kabinet Natsir jatuh pada tanggal 21 Maret 1951. Kemudian Natsir mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.
2. Sebutkan 3 program kerja Kabinet wilopo !
1) Mempersiapkan pemilihan umum. 2) Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia. 3) Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan.
3. Bagaimana pendapat Soemitro dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional ?
Gagasan Soemitro menyatakan bahwa pembangunan ekonomi nasional membutuhkan dukungan dari kelas ekonomi menengah pribumi yang kuat. Gagasan ini terjadi pada masa Kabinet Natsir. Program-program sistem ekonomi gerakan benteng: Menumbuhkan kelas pengusaha pribumi dalam bangsa Indonesia Pengusaha pribumi yang lemah dalam permodalan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan nasional. Pengusaha pribumi yang lemah dalam permodalan perlu dibimbing dengan pemberian bantuan kredit. 4. Mengapa sistem Ali Baba dalam perekonomian bangsa Indonesia pada masa demokrasi liberal tidak dapat berjalan dengan baik ? Para pengusaha yang mendapat bantuan kredit lunak tidak menggunakannya untuk kegiatan produktif tapi melakukan kegiatan konsumtif. Banyak pengusaha pribumi mengalihkan usahanya kepada pengusaha non-pribumi. Selain itu, banyak pengusaha non- pribumi yang hanya “meminjam nama” pengusaha pribumi untuk mendapatkan kredit pemerintah dan memenuhi kewajiban bekerjasama dengan pengusaha pribumi.
5. Apakah yang dimaksud dengan Korean Boom ?
Adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi sejak 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan". Amerika Serikat bersama sekutu PBB-nya dengan komunis Republik Rakyat Tiongkok yang bekerja sama dengan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB. Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang, pilot pesawat, dan juga persenjataan untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara.