Anda di halaman 1dari 200

RENCANA AKSI NASIONAL

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


HIV AIDS DAN PIMS DI INDONESIA
TAHUN 2020-2024

2020 - -

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


RENCANA AKSI NASIONAL
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
KATA PENGANTAR

Indonesia berupaya untuk mencapai ending HIV AIDS pada tahun 2030
sejalan dengan komitmen dengan negara lainnya di tingkat global. Pada
Tahun 2020-2024, Kementerian Kesehatan Menyusun Rencana Aksi Nasional
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS di Indonesia sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan dan diharapkan dapat mengharmoniskan langkah
juang mencapai akhir AIDS pada tahun 2030.

Tantangan akses layanan, ketersediaan logistic baik ARV, obat untuk infeksi
Oportunistik, obat IMS dan reagen, diharapkan dapat terjawab dalam
strategi, intervensi dan kegiatan yang dituangkan dalam RAN ini. Dukungan
Kementerian/Lembaga/Instansi terkait beserta komunitas termasuk
dukungan masyarakat secara umum sangat dibutuhkan untuk mencapai
langkah strategis untuk mencapai indikator baik yang tertuang dalam
SDG’s, RPJMN, Renstra maupun 90-90-­ 90 dan tujuan akhir pencapaian
Three zero yaitu terjadi penurunan infeksi baru HIV, penurunan kematian
yang diakibatkan oleh AIDS dan meniadakan stigma dan diskriminasi yang
diakibatkan oleh HIV AIDS.

Apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan RAN ini, juga kepada semua pihak yang selalu mendukung serta
berjuang bersama dalam mewujudnya akhir HIV AIDS di Indonesia. Semoga
RAN ini dapat dimanfaatkan secara maksimal baik di level pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam perencanaan
kegiatan termasuk dukungan pembiayaan dalam pelaksanaannya.

Terus semangat mencapai akhir AIDS 2030.

Dirien Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit

dr. Achmad Yurianto

RENCANA AKSI NASIONAL i


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KATA SAMBUTAN

Negara Indonesia memiliki Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2020 - 2024 merupakan
tahap keempat atau tahap terakhir dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Oleh
karena itu pencapaian target dalam RPJMN 2020-2024
menjadi sangat penting karena hal ini akan mempengaruhi
pencapaian target pembangunan dalam RPJPN. Sasaran
pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang.
Untuk mewujudkan hal tersebut, strategi yang dilakukan adalah dengan
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta. Salah satu indikator dalam pemenuhan layanan kesehatan
dasar ialah menurunkan insidensi HIV dan 0,24 pada tahun 2020 menjadi
0,18 per 1 000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV pada tahun 2024. Upaya
untuk menurunkan insidensi HIV ini tidaklah mudah mengingat kondisi akses
layanan ke fasyankes masih terbatas prevalensi penyakit HIV AIDS, TBC, dan
Malaria masih tinggi dan adanya ancaman emerging diseases. Data Kasus HIV
terlinggi berada pada usia produktif 25 - 49 tahun sebesar 71,6% dan 14,1%
pada usia 20 - 24 tahun, yang merupakan aset SDM dalam pembangunan
Bangsa maka penanggulangan masalah HIV AIDS dan PIMS walib dijadikan
prioritas.

Rencana Aksi ini berisi upaya pencegahan dan pengendalian yang dijabarkan
dalam bentuk strategi, intervensi, kegiatan, indikator dan target sampai dengan
kerangka pendanaan yang bertujuan untuk mempercepat menghentikan
epidemi AIDS di Indonesia pada tahun 2030. Rencana Aksi ini menjadi dasar
acuan dalam penyelenggaraan program pencegahan dan pengendahan HIV
AIDS dan PIMS dalam kurun waktu 2020-2024 oleh seluruh pemangku
kepentingan jajaran kesehatan baik di Pusat maupun Daerah termasuk

ii RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
dukungan lintas Kementerian/lembaga/organisass Pemerintah Daerah terkait
mapun sektor swasta dan Komunitas (masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS).

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dan membantu penyusunan dokumen penting ini, baik dari sektor
pemerintah, swasta organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat,
maupun kelompok pasien HIV yang berada di pusat maupun di daerah di
seluruh Indonesia. Kami berharap seluruh pemangku kepentingan dapat
mendukung dan berkontribusi pemenuhan indikator 90-90-90 dan tujuan
pencapaian three zero Program HIV AIDS & PIMS di Indonesia.

Bersama kita bisa tanggulangi HIV AIDS & PIMS!

November 2020
Menteri Kesehatan,

Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI

RENCANA AKSI NASIONAL iii


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RINGKASAN EKSEKUTIF

Penulisan dokumen Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian


HIV AIDS dan PIMS tahun 2020-2024 di Indonesia merupakan bagian dari
upaya akselerasi menuju berakhirnya epidemi AIDS pada tahun 2030 melalui
jalur cepat (fast track) 95-95-95. Rencana Aksi Nasional HIV AIDS dan PIMS
tahun 2020-2024 menjadi acuan dan pedoman pemerintah dan pemangku
kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota terutama yang bekerja
di sektor kesehatan untuk menyusun rencana spesifik masing masing.
Berdasarkan perhitungan estimasi yang dilakukan pada tahun 2020,
diperkirakan akan terdapat 543.100 orang dengan HIV AIDS (ODHA).
Laporan Sistim Informasi HIV AIDS (SIHA) pada bulan Desember 2019
menunjukkan terdapat sekitar 377.564 ODHA yang telah mengetahui status
terinfeksi HIV, dan terdapat 319.618 kasus Penyakit Infeksi Menular Seksual
(PIMS).
Sejalan dengan target global untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun
2030, maka Indonesia telah menetapkan untuk mencapai 90-90 -90 dan three
zero/3.0 HIV AIDS dan PIMS pada tahun 2020-2024. Terdapat enam strategi
pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS yaitu:
1. Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota,
2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining,
diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif
dan bermutu,
3. Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan
PIMS berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan,
4. Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak
swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional
maupun internasional,
5. Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah, dan
6. Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan
tindak lanjut.
Adapun tujuan program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS
pada tahun 2020-2024 secara nasional yaitu:
1. Menurunkan infeksi baru HIV

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 5

iv RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2. Menurunkan kematian yang diakibatkan oleh AIDS
3. Meniadakan diskriminasi terhadap ODHA
4. Menurunkan penularan infeksi baru HIV, Sifilis, dan atau Hepatitis B
pada bayi
5. Menurunkan infeksi baru Sifilis

Dalam rangka menuju eliminasi HIV di Indonesia tahun 2030 maka ada tiga
target dampak (impact)yang hendak dicapai pada tahun 2024, yaitu:
1. Infeksi baru HIV berkurang menjadi 0,18 per 1000 penduduk
2. Infeksi baru HIV dan Sifilis pada anak mencapai kurang dari atau sama
dengan 50/100.000 pada tahun 2022
3. Infeksi Sifilis menjadi 5,3 per 1.000 penduduk tidak terinfeksi atau
penurunan 30% di tahun 2024.

Dalam menyusun anggaran dan menentukan sumber dana perlu


mempertimbangkan aturan perundangan yang berlaku, transparansi,
akuntabilitas, serta kemampuan keuangan setiap daerah. Pemerintah
meningkatkan pembiayaan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS
dan PIMS pada tahun 2020-2024. Sumber pembiayaan antara lain dari
anggaran nasional, anggaran daerah, maupun pihak eskternal. Proporsi
pembiayaan dalam negeri diharapkan akan semakin meningkat setiap
tahunnya.
Upaya monitoring/pemantauan dan evaluasi program Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS akan dilakukan secara berkala selama
periode 2020-2024. Dalam kegiatan pemantauan akan diukur pencapaian
setiap indikator berdasarkan enam strategi yang telah ditetapkan melalui
pengumpulan data dari laporan bulanan secara berjenjang dari fasyankes
tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional, baik secara
elektronik SIHA maupun manual, termasuk laporan khusus untuk informasi
yang belum termuat dalam laporan bulanan. Informasi yang terkumpul pada
kegiatan pemantauan program akan digunakan dan dianalisis untuk evaluasi
program. Hasil evaluasi program akan digunakan sebagai bahan acuan untuk
pengawasan program, sosialisasi, advokasi dalam perencanaan dan
pembuatan atau perubahan kebijakan pencegahan dan pengendalian HIV
AIDS dan PIMS di setiap tingkatan pemerintahan.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 6
RENCANA AKSI NASIONAL v
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


KATA SAMBUTAN......................................................................................................................... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................ viii
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................................................. ix
BAB 1 | PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................................................... 6
1.3. Sasaran............................................................................................................................. 7
1.4. Ruang Lingkup............................................................................................................... 7
BAB 2 | ANALISIS SITUASI HIV AIDS dan PIMS.............................................................. 8
2.1. Situasi Epidemi Global............................................................................................... 8
2.2. Situasi Epidemi di Indonesia................................................................................... 11
2.3. Perkembangan upaya untuk mengendalikan HIV AIDS dan PIMS
di Indonesia ................................................................................................................... 23
2.4. Perkembangan Program dan Cakupan............................................................... 30
2.5. Kesenjangan utama..................................................................................................... 40
BAB 3 | KEBIJAKAN DAN TARGET........................................................................................ 43
3.1. Kebijakan......................................................................................................................... 43
3.2. Target ............................................................................................................................... 46
BAB 4 | STRATEGI, INTERVENSI DAN PERAN PEMANGKU KEBIJAKAN............. 69
4.1. Strategi.............................................................................................................................. 69
4.2. Intervensi ....................................................................................................................... 70
4.3. Peran Serta Pemangku Kebijakan ........................................................................ 73
BAB 5 | RENCANA OPERASIONAL........................................................................................ 85
BAB 6 | MONITORING DAN EVALUASI................................................................................ 180
6.1. Monitoring...................................................................................................................... 180
6.2. Evaluasi ........................................................................................................................... 181
BAB 7 | PEMBIAYAAN PROGRAM.......................................................................................... 182
7.1. Prinsip Penganggaran................................................................................................ 182
7.2. Transparansi dan Akuntabilitas ........................................................................... 183
7.3. Kapasitas Fiskal dan Upaya Fasilitasi ................................................................. 183
7.4 Kebutuhan Anggaran ................................................................................................. 185
PENUTUP......................................................................................................................................... 187

vi RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kaskade Tes dan Pengobatan HIV................................................................. 35


Tabel 2. Ringkasan Kelompok Indikator Program dan Sumber Datanya ...... 49
Tabel 3. Target Indikator Dampak Program HIV AIDS dan PIMS ..................... 50
Tabel 4. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data Indikator ....... 50
Tabel 5. Target Indikator Hasil Akhir (Outcome) Program HIV AIDS dan
PIMS ........................................................................................................................... 51
Tabel 6. Definisi Operasional, Cara Hitung dan Sumber Data Indikator
Hasil Akhir (Outcome) ....................................................................................... 52
Tabel 7. Target Indikator Hasil Luaran (Output) Program HIV AIDS dan PIMS ..... 53
Tabel 8. Cara Hitung dan Sumber Data Indikator Hasil Luaran (Output) ..... 54
Table 9. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024..... 56
Table 10. Indikator Proses Program HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024..... 57
Tabel 11. Indikator Strategi 1 ............................................................................................. 58
Tabel 12. Indikator Strategi 2 ............................................................................................. 59
Tabel 13. Indikator Strategi 3 ............................................................................................. 60
Tabel 14. Indikator Strategi 4 ............................................................................................. 60
Tabel 15. Indikator Strategi 5 ............................................................................................. 61
Tabel 16. Indikator Strategi 6 ............................................................................................. 61
Tabel 17. Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKTP dan FKRTL ........................ 63
Tabel 18. Stratafikasi layanan Komprehensif .............................................................. 65
Tabel 19. Stratafikasi layanan Standar ........................................................................... 67
Tabel 20. Peran Lintas Unit/Program Kemenkes dalam Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS & PIMS ..................................................................... 73
Tabel 21. Peran Kementerian/Lembaga dalam Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS ................................................................ 77
Tabel 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan
PIMS Tahun 2020 - 2024 .................................................................................. 185
Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan
PIMS Tahun 2020 - 2024 .................................................................................. 185
Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV
AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 –
2024 ........................................................................................................................... 185
Tabel 25. Kebutuhan Anggaran berdasarkan jenis kegiatan Untuk
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 -
2024 ........................................................................................................................... 199

RENCANA AKSI NASIONAL vii


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Estimasi prevalensi HIV pada penduduk 15 tahun ke atas


menurut negara tahun 2018 .................................................................... 8
Gambar 2. Perkiraan jumlah kasus baru PIMS yang dapat disembuhkan
pada usia 15-49 tahun ................................................................................ 10
Gambar 3. Distribusi Proyeksi Jumlah ODHA Tahun 2020 ................................ 11
Gambar 4. Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA 15 Tahun Keatas di
Indonesia Tahun 2005-2024 .................................................................... 12
Gambar 5. Estimasi dan Proyeksi Infeksi Baru HIV Pada Populasi 15
Tahun Keatas di Indonesia Tahun 2005-2024 .................................. 13
Gambar 6. Persentasi LSL yang melakukan 1 ......................................................... 14
Gambar 7. Layanan kesehatan yang diakses 1 ........................................................ 15
Gambar 8. Persentasi yang menerima hasil tes HIV ............................................. 15
Gambar 9. Persentase Waria yang melakukan tes HIV dan menerima hasil
tes ......................................................................................................................... 16
Gambar 10. Layanan kesehatan yang diakses untuk tes HIV............................... 16
Gambar 11. Layanan yang tersering diakses untuk tes HIV ................................ 17
Gambar 12. Proporsi Kejadian HIV Berdasarkan Populasi Kunci ..................... 18
Gambar 13. Persentase Populasi kunci yang pernah mengalami Gejala IMS .......... 20
Gambar 14. Persentase cakupan pemeriksaan IMS dikalangan populasi
kunci ................................................................................................................... 20
Gambar 15. Proporsi Sifilis diantara populasi kunci .............................................. 21
Gambar 16. Proporsi Gonnorhea diantara populasi kunci ................................... 21
Gambar 17. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh LSL ........ 22
Gambar 18. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh WPS .......... 22
Gambar 19. Kerangka Kerja Layanan Komprehensif Berkesinambungan ........... 27
Gambar 20. Layanan virtual yang sering diakses oleh LSL .................................. 31
Gambar 21. Pemahaman tentang HIV diantara LSL ................................................ 31
Gambar 22. Akses terhadap kondom untuk populasi Waria ............................... 32
Gambar 23. Penggunaan kondom oleh kelompok LSL ........................................... 33
Gambar 24. Persentase penggunaan kondom oleh WPS ...................................... 33
Gambar 25. Penggunaan kondom pada kelompok penasun ............................... 33
Gambar 26. Kaskade Pengobatan HIV 2015-2019 ................................................. 36
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan
PIMS 2024 ........................................................................................................ 47

viii RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
DAFTAR SINGKATAN
AEM : Asian Epidemic Model
AIDS : Aqcuired Immuno Deficiency Syndrome
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional
ART : Antiretroviral Therapy
ARV : Antiretroviral
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
CD4 : cluster of differentiation 4. Salah satu jenis sel darah putih
DFAT : (Australian) Department of Foreign Affairs and Trade
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Fasyankes : Fasilitas Layanan Kesehatan
GARPR : Global AIDS response progress reporting
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
ICA : Investment Case Analysis
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
IDI : Ikatan Dokter Indonesia
IMLTD : Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah
IMS : Infeksi Menular Seksual
IVA : Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
Kemendagri : Kementerian Dalam Negeri
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
Kemensos : Kementerian Sosial
KKP : Kantor Kesehatan Pelabuhan
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
KPAN : Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
KTIPK : Konseling Testing Inisisasi Petugas Kesehatan
Lapas : Lembaga Pemasyarakatan
LASS : Layanan Alat Suntik Steril
LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan
LSL : Laki-laki yang berhubungan Seks dengan Laki-laki
MDGs : Millenium Development Goals
NAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
ODHA : Orang Dengan HIV dan AIDS
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PDBN : Pengurangan Dampak Buruk akibat NAPZA
PDP : PerawatanDukungan dan Pengobatan

RENCANA AKSI NASIONAL ix


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Penasun : Pengguna Napza Suntik
Perdossi : Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia
Perdosri : Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PKVHI : Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia
POGI : Persatuan Obstetri dan Ginikolog Indonesia
PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
PP INH : Pengobatan Preventif Isoniazid (IPT = Isoniazid preventive therapy)
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PPU : Pekerja Penerima Upah
PTRM : Pelayanan Terapi Rumatan Metadon
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RAN : Rencana Aksi Nasional
Renja : Rencana Kerja
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RKA-KL : Rencana Kerja Anggaran – Kementerian Lembaga
RKP : Rencana Kerja Pemerintah
RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RS : Rumah Sakit
Rutan : Rumah Tahanan
SCP : Survey Cepat Perilaku
SIKDA : Sistem Informasi Kesehatan Daerah
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPD – KUA : Satuan Kerja Perangkat Daerah Kebijakan Umum Anggaran
SKPD - RKA : Satuan Kerja Perangkat Daerah - Rencana Kerja Anggaran
SPM : Standar Pelayanan Minimum
SSH : Surveilans Sentinel HIV
STBP : Survei Terpadu Biologis dan Perilaku
TB : Tuberculosis
TEMPO : Temukan secara aktif, Pisahkan dan Obati
TKHIV : Tes Konseling HIV
TWG : Technical Working Group
UN : United Nations (PBB)
UNAIDS : Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
UNDP : United Nations Development Programme
UNFPA : United Nations Population Fund
UNICEF : United Nations Childrens Fund
UNGASS : United Nations General Assembly Special Session
UTD : Unit Transfusi Darah
Waria : Wanita Pria (Transgender)
WBP : Warga Binaan Pemasyarakatan (penghuni lapas dan rutan)
WHO : World Health Organization
WPSL : Wanita Pekerja Seks Langsung
WPSTL : Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung

x RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
BAB 1 | PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemerintah bersama masyarakat memiliki komitmen yang kuat dalam upaya
pengendalian HIV AIDS untuk mencapai eliminasi HIV AIDS dan Penyakit
Infeksi Menular Seksual (PIMS) pada tahun 2030. Pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, salah satu
arah kebijakan dan strategi adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta. Peningkatan pengendalian
penyakit, dimana HIV AIDS dan PIMS menjadi bagian dari arah kebijakan
tersebut. Komitmen negara juga tertuang dalam Rencana Strategis bidang
kesehatan (Renstra Kemenkes RI) dengan meningkatkan jumlah orang
dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan sebagai salah satu
bentuk upaya pencegahan penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup
ODHA. Pemerintah bersama masyarakat mendukung upaya pencapaian
eliminasi HIV AIDS yang telah disepakati di tingkat global bahwa pada tahun
2030 kita dapat mencapai 95-95-95 untuk pengobatan, dimana 95% ODHA
mengetahui status, 95% dari ODHA yang mengetahui status mendapatkan
pengobatan, dan 95% dari ODHA yang diobati virusnya tersupresi.
Pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi menular seksual merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan pengendalian HIV AIDS.
Setelah pelaksanaan Rencana Aksi Nasional selama lebih dari lima tahun,
Program Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS
melakukan kajian pada pelaksanaan kegiatan dan hasil yang telah dicapai
selama tahun 2015-2019. Beberapa perubahan kebijakan diputuskan selama
kurun waktu ini. Perubahan tersebut berpengaruh pada pelaksanaan
program dan target pencapaian hasil serta anggaran yang dibutuhkan untuk
operasional kegiatan.
Beberapa kebijakan program yang paling berpengaruh adalah kebijakan “fast
track initiative 90-90-90” di mana pemerintah memutuskan secara bertahap
mencapai target 90-90-90 mulai dari tingkat kabupaten/kota. Ini sejalan
dengan amanat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menyatakan layanan kesehatan
merupakan urusan pemerintahan yang didesentralisasikan dan sifatnya
wajib serta merupakan pelayanan dasar bagi Pemerintah Pusat dan Daerah.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 13
RENCANA AKSI NASIONAL 1
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV merupakan salah
satu dari 12 indikator SPM Kesehatan dan wajib dipenuhi mutu dan jenis
pelayanan dasarnya oleh pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan.
Kebijakan lain adalah penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
sebagai salah satu nomor identitas tunggal dalam pemberian pelayanan
publik termasuk pelayanan kesehatan. Penggunaan NIK juga menjadi tolok
ukur akuntabilitas program dan pelayanan untuk memperoleh hasil yang
akurat, valid, efektif dan efisien, serta mampu telusur.
Upaya pencapaian 90-90-90 dimulai dari kabupaten/kota yang
diformulasikan sebagai District Based Intervention (Intervensi tingkat
kabupaten/kota). Setiap kabupaten/kota wajib mengimplementasikan
program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS dan mencapai
target yang ditetapkan. Penatalaksanaan HIV tanpa Komplikasi dan Infeksi
Menular Seksual (IMS) yang merupakan kompetensi dasar dokter dengan
tingkat kompetensi IVA mewajibkan setiap fasilitas pelayanan kesehatan
yang tersedia tenaga dokter mampu untuk menemukan dan mengobati HIV
tanpa komplikasi. Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Sistem rujukan
dapat dilakukan pada tingkat kabupaten/kota bagi kasus HIV dengan
komplikasi maupun kepada kasus IMS yang memerlukan rujukan untuk
tatalaksana lanjutan sebagaimana diamanatkan pada kompetensi yang harus
dimiliki seorang dokter.
Data prevalensi HIV usia dewasa (15-49 tahun) diperkirakan mencapai
0,32% pada tahun 2019 1. Estimasi untuk tingkat provinsi berkisar antara
kurang dari 0,1% sampai melebihi 2%2 . Sebaran HIV di Tanah Papua (terdiri

1Report
on the HIV Epidemiologic Update, Kemenkes 2020
2Laporan
Teknis Estimasi Jumlah Populasi Berisiko Terinfeksi HIV di Indonesia Tahun 2019,
Kemenkes 2020

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 14

2 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
dari provinsi Papua Barat dan Papua), dengan prevalensi HIV diperkirakan
mencapai 2,6% di populasi umum pada tahun 2019. Sebaran tersebut
merupakan pengecualian dibandingkan daerah lain dengan tingkat sebaran
yang lebih terbatas. Data yang ada menunjukkan peningkatan persentase
temuan kasus HIV sebesar lima kali lipat sejak tahun 2011 untuk kelompok
populasi kunci Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL). Secara keseluruhan,
penularan heteroseksual tetap menjadi cara penularan utama yang
mendominasi temuan kasus baru (68%) sampai akhir tahun 2019.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia
dan terdiri lebih dari 17.000 pulau. Sistem pemerintahan terdesentralisasi
diterapkan pada 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Situasi
tersebut merupakan tantangan dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS
dipandang dari segi geografis maupun sosial ekonomi. Keberhasilan
pemerintah bersama masyarakat dalam mengendalikan HIV dan AIDS di
seluruh wilayah Republik Indoneisa akan memberikan manfaat yang
berdampak pada upaya global.
Dalam pelaksanaan selama periode 2015-2019, telah banyak terjadi
perkembangan dan kesepakatan baru di tingkat global, regional dan nasional,
yang mempengaruhi arah di Indonesia untuk tahun 2020-2024, seperti:
- Kebijakan tingkat global: adanya komitmen politik dan penetapan
target global untuk mencapai 95-95-95 pada tahun 2030;
- Bukti ilmiah dari berbagai negara terutama Afrika, pada tahun 2013,
WHO merekomendasikan inisiasi pengobatan anti retroviral (ART)
dini untuk menekan angka kematian terkait AIDS, dan mencegah
penularan HIV, (WHO, 2013). Di Indonesia, rekomendasi WHO ini
diadaptasi dan dilakukan akselerasi temuan kasus HIV 3 , dengan

3Surat Edaran Kementerian Kesehatan No 129 tahun 2013

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 15
RENCANA AKSI NASIONAL 3
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
memperluas akses untuk inisiasi dini ART, serta memberikan
pengobatan ARV segera setelah terdiagnosis HIV positif4,5.
- Kebijakan tingkat regional: disepakatinya “Gettting to Zero” 6
termasuk Universal Access terhadap pencegahan, pengobatan,
perawatan dan dukungan terkait HIV dan AIDS pada pertemuan KTT
ASEAN di Bali;
- RPJMN: adanya komitmen pemerintah bersama masyarakat dalam
menekan angka insiden HIV diantara 1.000 penduduk yang tidak
terinfeksi HIV hingga mencapai 0,18 pada tahun 2024;
- SPM: Skrining HIV wajib dilakukan pada delapan populasi yaitu ibu
hamil, pasien TBC, pasien IMS, WPS, LSL, waria/TG, penasun dan WBP
dimana hasil skrining yang reaktif diharapkan dapat mengakses
layanan untuk penegakan diagnosis;
- Renstra bidang kesehatan (Kementerian Kesehatan): komitmen
pemerintah bersama masyarakat untuk meningkatkan pengobatan
ODHA sampai dengan 60% pada tahun 2024;
- Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan dengan
adanya bukti bahwa pemberian ARV dapat mengendalikan HIV hingga
tidak terdeteksi dan dapat memperbaiki kualitas hidup ODHA serta
menurunkan risiko penularan. Oleh karena itu pemberian ARV dapat
dilakukan di tingkat fasyankes primer oleh dokter sesuai dengan
kewenangan dasar melakukan inisiasi dini pengobatan ARV.

4Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan

HIV dan AIDS


5 Surat Edaran Dirjen P2P No. 1564 tahun 2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk
Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030
6 Getting to Zero = Menurunkan jumlah kasus baru, Menurunkan angkakematian, dan

Menurunkan stigma &Diskriminasi

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 16

4 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
- Hasil analisis program HIV dan PIMS pada periode 2015-2019
menunjukkan:
1. Belum tersedianya data untuk mengukur indikator utama Zero
New Infection, Zero AIDS related death dan Zero Stigma and
Discrimination pada populasi kunci;
2. Data surveilans yang tersedia berasal dari dua sumber yaitu
laporan rutin melalui SIHA dan laporan hasil survei terpadu
biologis dan perilaku (STBP). Laporan rutin melalui SIHA belum
semua fasyankes melaporkan terutama kegiatan untuk data IMS.
STBP yang dilakukan setiap tiga tahun masih perlu diperkuat
dalam pelaksanaan dan analisisnya.
3. Pada periode 2015-2019 intervensi terfokus pada populasi kunci,
sedangkan 68% ODHA merupakan populasi non kunci. Oleh
karena itu, upaya intervensi di luar populasi kunci seperti pada
pasangan ODHA, pasien TBC, pasien IMS, ibu hamil, pasien
hepatitis dan pelanggan pekerja seks perlu dikembangkan.
4. Kegiatan program pencegahan dan pengendalian IMS perlu
dilaksanakan secara lebih luas dan intensif pada seluruh
fasyankes. Selain itu integrasi skrining HIV pada pasien IMS dan
sebaliknya perlu lebih dioptimalkan.
5. Alat pemantau terapi pemeriksaan viral load perlu ditambah.
- Hasil Kajian Eksternal Respon Sektor Kesehatan terhadap HIV dan
AIDS di Indonesia pada tahun 2020 (WHO, 2020) dalam rangka
akselerasi pencapaian Getting to Zero, menunjukkan hal-hal berikut:
1. Indonesia adalah negara dengan epidemi terkonsentrasi di
sebagian besar wilayah, serta epidemi meluas tingkat rendah di
Papua.
2. Masih meningkatnya insiden dan prevalensi HIV di kelompok
LSL dan waria di sebagian besar wilayah di Indonesia; juga di
kelompok WPS di Papua.
3. Indonesia harus mecapai target 90-90-90 pada tahun 2027
(target global pada tahun 2020). Kemajuan pencapaian ketiga
target ini perlu ditingkatkan.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 17
RENCANA AKSI NASIONAL 5
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
4. Cakupan paket pencegahan sesuai rekomendasi WHO perlu
ditingkatkan pada empat populasi kunci: WPS, LSL, Waria dan
Penasun
5. Adanya persepsi bahwa IMS belum menjadi masalah di
Indonesia karena laporan kasus rendah. Cakupan testing HIV
diantara ibu hamil (44,87 %) jauh lebih baik dari pada cakupan
testing sifilis. Laporan SIHA tahun 2019 menunjukkan baru
sekitar 423.377 (8,1%) ibu hamil yang tes Sifilis. Data
pengobatan baik untuk kasus HIV dan sifilis masih jauh dari yang
diharapkan, yakni 30,35% mendapatkan ARV dan 58,92%
mendapatkan pengobatan dengan Benzatine peniciline.
6. Kemajuan implementasi program sangat bervariasi antar
provinsi. Cakupan skrining HIV pada ibu hamil kurang dari 50%
dan hanya dilaporkan oleh 450 kabupaten/kota dari 514 daerah
yang ada (87,5%).
7. Kegiatan yang dipaparkan dalam RAN ini disusun berdasarkan
strategi dan intervensi yang terstruktur terpadu, dengan
prioritas sasaran adalah masyarakat berisiko tinggi, orang
terinfeksi HIV, dan masyarakat rentan lainnya dengan
pendekatan berupa pelayanan komprehensif
berkesinambungan.

1.2. Tujuan
Tujuan umum:

Tujuan umum dalam RAN ini adalah sebagai acuan perencanaan dan
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS Tahun 2020-2024.

Tujuan khusus:

1. Mengurangi insidensi HIV pada tahun 2024 (Baseline 2018 =


0,24/1.000 penduduk)
2. Meningkatkan proporsi ODHA yang mengetahui status HIV mereka
menjadi 90% Tahun 2024

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 18

6 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
3. Meningkatkan proporsi ODHA yang menerima terapi pengobatan ARV
menjadi 70% dan memastikan kepatuhan mereka untuk menjamin
keberhasilan menekan jumlah virus di dalam darahnya di tahun 2024
4. Meningkatkan akses cakupan pemeriksaan viral load ODHA on ARV
menjadi 75% tahun 2024
5. Mengurangi infeksi baru HIV dan Sifilis, dan Hepatitis B pada anak
6. Menurunkan diskriminasi terhadap ODHA dan populasi terdampak
hingga 60% pada tahun 2024

1.3. Sasaran:
Sasaran dari RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS:

1. Kementerian dan lembaga terkait dalam pencegahan dan


pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
2. Pemerintah daerah, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan
jajaran.
3. Mitra kesehatan dan masyarakat.

1.4. Ruang Lingkup


RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020-
2024 ini dapat digunakan oleh pemerintah di tingkat pusat sampai
dengan daerah dengan melibatkan berbagai lintas sektor terkait
termasuk swasta, akademisi, mitra bidang kesehatan dan masyarakat.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 19
RENCANA AKSI NASIONAL 7
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
BAB 2 | ANALISIS SITUASI HIV AIDS dan PIMS

2.1. Situasi Epidemi Global sampai dengan 2019


Secara global, epidemi HIV mengalami penurunan sekitar 33% sejak 2001,
sehingga pada tahun 2012 diperkirakan terjadi sekitar 2.3 juta infeksi baru
pada dewasa dan anak. Kematian yang dikaitkan dengan AIDS menurun
sampai 30% sejak 2005 karena peningkatan akses pengobatan ARV,
termasuk kematian yang dikaitkan dengan TBC, juga menurun sampai 30%
sejak 2004. Kematian terkait AIDS menurun dari puncaknya pada 2004
dengan 1,7 juta kematian terkait AIDS per tahun menjadi 770 ribu kematian
terkait AIDS pada 2018.11
Gambar 1. Estimasi prevalensi HIV pada penduduk 15 tahun ke atas menurut negara tahun
2018

Sumber UNAIDS, AIDSInfo.

11Joint
United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), 2020. UNAIDS Data 2019. Geneva:
UNAIDS; 2018.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 20

8 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Program-program untuk meningkatkan cakupan pengobatan ARV juga mulai
menuai hasil. Data WHO menunjukkan pada akhir tahun 2018 terdapat 23,3
juta penderita HIV yang sudah menerima pengobatan ARV. Peningkatan dari
7,7 juta pada tahun 2007 dan 17 juta pada tahun 2015.12 Secara relatif, terjadi
peningkatan proporsi ODHA yang mendapatkan ARV dari 48% (tahun 2015)
menjadi 62% (tahun 2018).13 Beberapa negara telah menjalankan Test and
Treat dimana inisiasi pengobatan ARV dilakukan segera setelah hasil tes HIV
nya positif tanpa perlu merujuk pada nilai CD4-nya.
Pengendalian HIV dan AIDS di Asia Pasifik cukup berhasil menurunkan
infeksi baru HIV sampai dengan 9% sejak 2010. Di regional Asia Pasifik juga
terjadi peningkatan cakupan pengobatan ARV dari 42% (tahun 2015)
menjadi 54% (tahun 2018). Kematian yang dikaitkan dengan AIDS
diperkirakan menurun sampai 200.000 orang atau menurun dari 240.000
orang pada 2015.14
Penyakit Infeksi menular seksual, belum berada pada situasi yang terkendali
seperti HIV. Di dunia, setiap hari, terdapat lebih dari 1 juta kasus baru infeksi
menular seksual yang dapat disembuhkan di antara orang berusia 15-49
tahun. WHO memperkirakan setiap tahunnya ditemukan 376 juta kasus IMS
yaitu infeksi bakteri Chlamydia trachomatis (146 juta), Neisseria gonorrhoeae
(51 juta), sifilis (5 juta), atau Trichomonas vaginalis (239 juta). Empat
penyakit ini merupakan penyakit IMS yang diamati secara rutin dan dapat
disembuhkan.

12 World Health Organization, 2016.Antiretroviral therapy (ART) coverage among all age
groups. Online.
13 Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). 2020. HIV Estimates with

Uncertainty Bounds 1990-2018. Online.


14 Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). 2020. HIV Estimates with

Uncertainty Bounds 1990-2018. Online.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 21

RENCANA AKSI NASIONAL 9


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
PIMS memberikan dampak besar pada kesehatan dan kehidupan anak-anak
dan orang dewasa di seluruh dunia, antara lain:
1. Sifilis menyebabkan kematian janin lebih dari 350.000 janin dan bayi
setiap tahun dan menempatkan tambahan 200.000 bayi pada
peningkatan risiko kematian dini;
2. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari
sekitar 530.000 kasus kanker serviks dan 275.000 kematian akibat
kanker serviks setiap tahun;
3. IMS seperti gonore dan klamidia adalah penyebab penting infertilitas,
terutama di sub-Sahara Afrika;
4. IMS meningkatkan resiko tertular HIV;
5. Resistensi obat, terutama untuk gonore, merupakan ancaman utama
untuk mengurangi dampak IMS di seluruh dunia. Surveilans Resistensi
Antimikroba Gonococcal menunjukkan tingkat resistensi kuinolon yang
tinggi, meningkatnya resistensi azitromisin dan resistensi yang muncul
terhadap sefalosporin spektrum luas.

Gambar 2. Perkiraan jumlah kasus baru PIMS yang dapat disembuhkan pada usia 15-49 tahun

Sumber:(WHO, 2017)

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 22

10 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.2. Situasi Epidemi di Indonesia sampai dengan 2019
2.2.1. Epidemi HIV AIDS
Indonesia memiliki pola epidemi HIV yang kompleks dengan sebaran wilayah
yang luas serta jumlah penduduk yang besar. Terdapat lebih dari 260 juta
jiwa penduduk yang tersebar di 514 kabupaten/kota dimana 90%
diantaranya telah melaporkan kasus HIV dan AIDS sehingga memiliki
tantangan tersendiri dalam Pengendalian HIV. Diperkirakan terdapat
543.100 orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di tahun 2020. Hingga akhir
tahun 2019 dilaporkan 377.564 ODHA mengetahui statusnya terinfeksi HIV
dan 127.613 ODHA (23,5% dari total estimasi ODHA tahun 2020) sedang
dalam pengobatan ARV.

Gambar 3. Distribusi Proyeksi Jumlah ODHA Tahun 2020

Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi dan SIHA, Kemenkes 2020

Prevalensi HIV di Indonesia adalah 0,26% pada populasi dewasa lebih dari
15 tahun terkecuali di Tanah Papua yang mempunyai epidemi meluas
tingkat rendah dengan prevalensi 1,8%.
Hasil pemodelan dengan Asian Epidemic Model (AEM), menunjukkan 70%
dari jumlah ODHA berasal dari bukan populasi kunci (non key population).
Penemuan kasus untuk mencari 70 % bukan populasi kunci akan dilakukan
pada sarana kesehatan terutama pada ibu hamil, penderita TBC, penderita

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 23
RENCANA AKSI NASIONAL 11
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
IMS, pasangan ODHA, penderita hepatitis, orang yang datang kelayanan
dengan tanda gejala penurunan kekebalan tubuh.
Gambar 4 Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA 15 Tahun Keatas di Indonesia Tahun 2005-2024

600
517 523 527 529 528 525 519
506 510 500
492 489
472
500 447
417
Jumlah ODHA (dalam ribuan)

384 165 173 179 184 187 189 189 188


156 185 181
400 347 145 177
132
308 118
104
300 265 88
220 73 123 133 142 149 153 156 159 160
100 113 160 159 157
58 86 153 150
73
200 44 60
47
37 39 45 51 58 64 69 75
29 34 79 83 86 90 93
24 47 43 38 32 25 24 19 95 97 99 101
100 51 14 9 103
47 8 8 7 6 6 5
90 97 102 104 102 101 97 93 5 5 5
69 82 87 81 75 70 64
58 59 55 50 46
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Pelanggan PS Penasun LSL Waria WPS Laki-laki Non-Ponci Perempuan Non-Ponci Total

Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi HIV, Kemenkes 2020

Jika intervensi yang saat ini dilakukan diperkuat dan berkesinambungan,


jumlah infeksi baru HIV pada populasi berusia 15 tahun keatas di Indonesia
diperkirakan akan terus menurun setelah mencapai puncaknya pada tahun
2018-2019. Populasi perempuan bukan populasi kunci diperkirakan masih
memberikan kontribusi terbesar terhadap proyeksi jumlah infeksi baru HIV
hingga tahun 2020-2024 (35.400; 35% dari total proyeksi infeksi baru),
diikuti oleh populasi LSL (35.200; 35%), Pelanggan Pekerja Seks (14.000;
14%), laki-laki bukan populasi kunci (11.900; 12%); WPS (3.400; 3%),
Penasun (1.400; 1%) dan Waria (500; 0,5%)(Gambar

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 24

12 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Gambar 5. Estimasi dan Proyeksi Infeksi Baru HIV Pada Populasi 15 Tahun Keatas di Indonesia
Tahun 2005-2024

60 54 55
53 53 53
51 51
50
50 47
Jumlah infeksi baru (dalam ribuan)

13 15 43
11 16 16 16 39
16
40 16 36
3 3 16 34
3 4
3 4 3 3 3 15 31
3 3 4 29
6 3 4 14 27 26
30 6 7 3 4 13 25 24
3 12 24
8 9 3 3 11
7 9 2 3 10
7 7 10 9
20 10 2 3 3 9 8 8
6 5 10 2 3 7
4 10 2 3
3 2 1 3 3 3 2
2 10 1 1 1 2
2 9 9 1 1
10 20 1 9 9
19 19 17 17 1 1 8 8 9 9 9
16 15 14 0
12 11 0 0
9 8 7 0 0 0 0 0
6 5 5 4 4 4 4
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Pelanggan PS Penasun LSL Waria WPS Laki-laki Non-Ponci Perempuan Non-Ponci Total

Sumber: Laporan Pemodelan Epidemi HIV, Kemenkes 2020

Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku ( STBP) telah dilakukan beberapa


kali yaitu pada tahun 2007, 2009, 2011, 2013 dan 2018. STBP yang dilakukan
pada tahun 2007 dan 2011 ditujukan untuk mendapatkan situasi epidemi
pada kelompok populasi kunci WPS, LSL dan waria. Selain STBP, Kemenkes
juga melakukan kegiatan surveilans sentinel HIV (SSH) dan survei cepat
perilaku (SCP).
STBP pada populasi umum dilaksanakan di Tanah Papua tahun 2006 dan
2013 pada kelompok usia 15-49 tahun. Hasil STBP, SSH dan SCP ini
memberikan informasi tentang prevalensi HIV dan infeksi menular seksual
(IMS) pada populasi kunci di Indonesia secara umum dan di Papua secara
khusus seperti dibawah ini:

a. Pengguna Napza Suntik (Penasun)


Prevalensi HIV pada Pengguna Napza Suntik (penasun) menunjukkan
penurunan dari 53% di tahun 2007 menjadi 13,6% di tahun 2018/19.
Berdasarkan hasil survei tersebut penurunan prevalensi HIV tersebut
ditemukan di:
1. Kota Medan dari 56% (2007) menjadi 15,79% pada 2015,
2. DKI Jakarta dari dari 55% (2007) menjadi 43,6% (2015)
3. Bandung dari 43% (2007) menjadi 2,7(2018-19)

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 25
RENCANA AKSI NASIONAL 13
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
4. Malang dari 36,4% (2011) menjadi 28,4% (2015)
5. Surabaya dari 56% (2007) menjadi 35,60% (2015)
Sebaliknya terjadi peningkatan prevalensi di Semarang dari1,18% (2011)
menjadi 4,88% (2015)
Penurunan lebih lanjut ditemukan di Bandung pada 2018-2019 dengan
prevalensi HIV sebesar 2,7%.

b. Laki-laki Suka Berhubungan Sex dengan Laki-laki


Sumber data yang sama, STBP, menunjukkan prevalensi HIV pada LSL
menunjukkan peningkatan prevalensi. Data tahun 2007 menunjukkan
prevalensi 5,3% dan STBP terakhir menunjukkan prevalensi 17,9 %.
STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan kelompok LSL yang mau
mengakses layanan tes HIV baik karena keinginan sendiri maupun dirujuk.
Layanan kesehatan puskesmas merupakan layanan yang dipilih untuk
melakukan tes HIV (Gambar 6).

Gambar 6. Persentasi LSL yang melakukan 1

1. Ya, kemauan
sendiri , 30.2
4. Tidak , 41

2. Ya, dirujuk , 9.6

3. Ya, kemauan
sendiri dan
dirujuk , 19.2

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 26

14 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Berdasarkan data STBP tersebut, kelompok LSL lebih banyak mengakses
Puskesmas (67%) dan VCT Mobile (11,9%) untuk melakukan tes HIV.
(Gambar 7)
Gambar 7. Layanan kesehatan yang diakses 1
1.3

11.9
1. Puskesmas
4.3
2. RS

8.4 3. Klinik Swasta

4. LSM

7.1 5. VCT Mobile

6. Lainnya
67

Setelah melakukan tes HIV, kelompok LSL yang menerima hasil sebesar
94,2%, dimana 95,9% menerima konseling sebelum mengetahui hasil tes
dan 93% menerima hasil kurang dari 2 jam (Gambar 8)

Gambar 8. Persentasi yang menerima hasil tes HIV

120
97.2 95.9 94.2
100 93

80

60
39.5
40

20

0
Diminta persetujuan Menerima konseling Menerima hasil Menyarankan tes pas Menerima hasil tes
sebelum mengetahui pasangan kurang dari 2 jam**
hasil

c. Waria
Hasil STBP 2007 dan SSH/SCP 2013 menunjukkan bahwa prevalensi HIV
pada waria mengalami penurunan yang cukup berarti yaitu dari 23,8%

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 27
RENCANA AKSI NASIONAL 15
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
menjadi 19%. STBP 2018 menunjukkan prevalensi 11,9%. STBP 2018 juga
menunjukkan peningkatan akses layanan untuk tes HIV
Data STBP menunjukkan untuk kelompok Waria, 98% diminta persetujuan
Ketika diambil darah untuk tes HIV, 95,8% menerima konseling sebelum
mengetahui hasil dan 79,8% menerima hasil tes dalam 2 jam (Gambar 9)

Gambar 9. Persentase Waria yang melakukan tes HIV dan menerima hasil tes

Tes darah untuk mengetahui status 72.0

Tes HIV dalam setahun terakhir 90.7

Diminta persetujuan ketika diambil darah untuk tes HIV 98

Menerima konseling sebelum mengetahui hasil 95.8

Menerima hasil tes 93.5

Menerima hasil dalam 2 jam 79.8

Menyarankan tes HIV kepada pasangan tetap 36

0 20 40 60 80 100 120

Untuk layanan Kesehatan yang di akses oleh kelompok waria untuk tes HIV
adalah puskesmas (66,2%) dan VCT Mobile (22,2%) (Gambar 10)
Gambar 10. Layanan kesehatan yang diakses untuk tes HIV
0.3

22.2

7.0
0.5 66.2

3.8

Puskesmas RS Klinik Swasta LSM VCT Mobile Lainnya

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 28

16 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Wanita Penjaja Seks
STBP 2015 menunjukkan variasi prevalensi Wanita Pekerja Seksual langsung
(WPSL) mulai dari 2% di Deli Serdang hingga 15,2 % di Surabaya
Data STBP 2018 – 2019 menunjukkan prevalensi HIV pada Wanita Pekerja
Seksusal (WPS) adalah 2,1 %. Angka prevalensi tersebut merupakan agregat
dari WPSL dan WPSTL. Prevalensi HIV pada WPS, berdasarkan data STBP
2018 – 2019, tertinggi didapat pada Kota Jayapura dan Kab Gianyar yaitu
masing masing sebesar 5,1% dan 6,1 %.
STBP 2018 juga menunjukkan peningkatan akses layanan kesehatan untuk
melakukan tes HIV.
Untuk kelompok WPS, maka layanan yang terbanyak di akses adalah VCT
Mobile (39,9%) dan Puskesmas (33,7%) (Gambar 11)
Gambar 11. Layanan yang tersering diakses untuk tes HIV

14.3

Puskesmas
RS 33.7
Klinik Swasta
LSM
VCT Mobile
Lainnya

39.9
3.7
4.1
4.2

Untuk Proporsi kejadian HIV pada populasi kunci terlihat bahwa Kejadian
HIV ditemukan pada LSL sebanyak 17,9% kemudian Penasun 13,6%, Waria
11,9%, WPS 2,1% dan Pelanggan 1,1%. (Gambar 12)

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 29
RENCANA AKSI NASIONAL 17
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Gambar 12. Proporsi Kejadian HIV Berdasarkan Populasi Kunci

17.9
20
18 13.6
16 11.9
14
12
10
8
6 2.1
1.1
4
2
0
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan

d. Tanah Papua
Tanah Papua terdiri dari dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat, Indonesia
mengembangkan strategi khusus untuk Tanah Papua, karena mempunyai
situasi epidemi yang berbeda dibandingkan wilayah lain di indonesia,
sebagaimana digambarkan hasil survei tersebut dibawah ini.
Berdasarkan hasil STBP tahun 2013 pada populasi umum usia 15-49 tahun di
Tanah Papua, 2,3% populasi terinfeksi HIV dimana 2,3% pada laki-laki dan
2,2% pada perempuan. Hasil survei juga menunjukkan hubungan yang
signifikan antara sirkumsisi pada laki-laki dengan infeksi HIV, dimana infeksi
HIV terjadi pada 2,4% laki-laki yang tidak disirkumsisi dan 0,1% pada laki-
laki yang disirkumsisi. Pada populasi perempuan, asosiasi yang signifikan
terjadinya infeksi HIV adalah pada orang yang melakukan hubungan seks
dengan imbalan pada satu tahun terakhir sebesar 3,5%, sedangkan 2,2%
perempuan terinfeksi HIV tidak melakukannya. Secara statistik tidak ada
perbedaan signifikan antara prevalensi HIV pada STBP tahun 2006 (2,4%)
dan 2013 (2,3%) di Tanah Papua..

Hasil STBP tahun 2013 juga menunjukkan perilaku seksual berisiko masih
terus terjadi di Tanah Papua, seperti melakukan hubungan seks dengan
pasangan tidak tetap pada satu tahun terakhir, termasuk dengan pasangan
seks yang diberikan imbalan pada laki-laki sebesar 12,7% dan perempuan
3,6%.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 30

18 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Penggunaan kondom pada hubungan seks komersial terakhir pada laki-laki
mengalami kenaikan signifikan dari 14,1% (STBP 2006) menjadi 40,3%
(STBP 2013). Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan perilaku seks
yang aman.
Pada tahun 2019 di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat),
pelayanan pemeriksaan HIV pada ibu hamil mencakup 42,90% dengan
positivity rate 1,07% sehingga diperkirakan terdapat 1.100 Ibu hamil HIV dari
seluruh ibu hamil yang diestimasikan tahun 2019 sebanyak 102.508.
Pemeriksaan Sifilis pada ibu hamil mencakup 6,98% dengan positivity rate
12,58% sehingga diperkirakan terdapat 12.894 Ibu hamil dengan Sifilis dari
seluruh ibu hamil. Pengobatan ARV bagi ibu hamil dengan HIV sebesar
37,92%, sehingga kemungkinan bayi lahir dari ibu HIV akan terinfeksi HIV
sebanyak 920 anak. Pengobatan Sifilis adekuat pada ibu hamil dengan Sifilis
sebesar 89,44% sehingga kemungkinan bayi lahir dari ibu Sifilis akan
terinfeksi Sifilis sebanyak 12.089 anak. Oleh karena itu, diperlukan upaya
terpadu untuk kegiatan HIV dan IMS serta penyakit terkait HIV lainnya di
Tanah Papua

e. Kelompok ibu hamil


Pada tahun 2019, hanya 45,10% ibu hamil yang menjalani skrining HIV
dengan positivity rate HIV 0,27%. Dari 5.256.483 ibu hamil di Indonesia,
diperkirakan terdapat 14.278 ibu hamil HIV; Namun demikian, ibu hamil yang
menjalani skrining SIfilis hanya 8,05% dengan positivity rate 1,17%. Dari
seluruh ibu hamil diperkirakan terdapat 61.296 ibu hamil dengan sifilis.
Pengobatan ARV pada ibu hamil dengan HIV hanya mencakup 30,35%,

2.2.2. Epidemi PIMS

Jika dibandingkan dengan HIV atau penyakit terkait HIV lainnya seperti TB,
PIMS relatif terabaikan. Agar PIMS tidak menjadi penyakit yang terabaikan,
Pemerintah membangun layanan kesehatan yang terintegrasi antara PIMS
dan HIV dilayanan primer maupun rujukan. Upaya ini terlihat dari data STBP
yang menunjukkan peningkatan populasi kunci yang mengakses layanan IMS
di puskesmas. STBP 2018 menunjukkan peningkatan populasi kunci yang
mengakses puskesmas untuk layanan IMS dan mendapatkan pengobatan IMS.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 31
RENCANA AKSI NASIONAL 19
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Berdasarkan Populasi kunci, maka populasi kunci yang pernah mengalami
gejala IMS terbanyak yaitu WPS (29,3%), kemudian LSL (21%) dan Waria
(12,1%). Penasun juga pernah mengalami gejala IMS sebanyak 6,2% (Gambar
13)

Gambar 13. Persentase Populasi kunci yang pernah mengalami Gejala IMS

35 29.3
30
25 21
20
15 12.1
10 6.2
5
0
LSL Penasun Waria WPS

Untuk cakupan pemeriksaan IMS berdasarkan kelompok risiko, maka


kelompok waria adalah kelompok yang paling banyak akses layanan yaitu
sebesar 33,6%. Selanjutnya diikuti oleh LSL (24,9%) dan WPS (22,4%)
(Gambar 14)

Gambar 14. Persentase cakupan pemeriksaan IMS dikalangan populasi kunci

40
33.6
35
30
24.9
25 22.4

20
15
8.9
10 6.4
5
0
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan

Berdasarkan hasil diagnositik maka kasus sifilis terbanyak ditemukan pada


kelompok waria (9,9%) (Gambar 15)

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 32

20 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Gambar 15. Proporsi Sifilis diantara populasi kunci

12 9.6 9.9
10
8
6
4 2.0
1.4
2 0.6
0
LSL Penasun Waria WPS Pelanggan

Untuk diagnosa gonnorhea, ditemukan pada kelompok LSL (18,7%), WPS


(11,4%) dan Waria (8,6%)(Gambar 16)

Gambar 16. Proporsi Gonnorhea diantara populasi kunci

Gonore
20 18.7

15
11.4
10 8.6

0
LSL Waria WPS

Untuk mendapatkan pengobatan IMS yang adekuat sesuai diagnosis,


kelompok LSL lebih banyak memilih berobat ke Puskesmas/RS demikian
halnya dengan kelompok WPS (Gambar 17 dan 18)

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 33
RENCANA AKSI NASIONAL 21
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Gambar 17. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh LSL

5.5
10.9

1. Berobat ke
Puskesmas/rumah sakit
2. Berobat ke dokter
praktek
3. Lainnya

83.6

Gambar 18. Persentase tempat berobat untuk IMS yang diakses oleh WPS

Berobat ke 19.4
Puskesmas/rumah sakit

Berobat ke dokter
praktek

Lainnya 13.8

66.7

Pada ibu hamil, cakupan skrining sifilis baru mencapai 8, 05% dengan positif
rate 1,17 % dengan cakupan pengobatan sifilis pada ibu hamil mencapai
58,92%. Ibu hamil dengan sifilis yang tidak diobati akan berisiko
menyebabkan kematian perinatal hingga 40%, dengan perkiraan lahir mati
hingga 25% dan kematian neonatal hingga 15%.
Pengobatan Sifilis yang adekuat pada ibu hamil dengan sifilis mencakup
58,92%. Sehingga kemungkinan terdapat 58.387 bayi akan terinfeksi sifilis.
Risiko tersebut belum memperhitungkan komplikasi karena PIMS lainnya
seperti gonore dan klamidia yang dapat menyebabkan abortus, kelahiran
prematur, dan kematian neonatal.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 34

22 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.2.3 Perubahan Perilaku dan Penggunaan Kondom

Pengendalian faktor risiko PIMS dan HIV dilakukan untuk tujuan mengubah
perilaku individu, masyarakat, dan kelompok berisiko untuk memutus rantai
penularan atau mencegah terjadinya penyakit, dengan cara:
o Perubahan perilaku berisiko tertular PIMS dan HIV menjadi perilaku
tidak berisiko; dan
o Perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses informasi yang benar
dan mencari pengobatan terkait PIMS dan HIV AIDS.

Intervensi perubahan perilaku meliputi konseling dan pendekatan


(perubahan) perilaku individu/kelompok sasaran, didukung dengan
advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengupayakan
transformasi sosial sejalan dengan tujuan perubahan perilaku agar terjadi
perubahan nilai, sikap dan perilaku di tingkat kelompok.

Perubahan perilaku merupakan tantangan pada kelompok WPS. Jumlah rata-


rata pelanggan WPSL cenderung mengalami kenaikan pada STBP 2011 dan
SSH/SCP 2013. Tren yang sama juga ditemukan pada populasi WPSTL antara
STBP 2015 dan 2018-2019. Penggunaan kondom pada hubungan seks
terakhir sangat bervariasi di berbagai tempat pada kedua survei tersebut.
Secara nasional terjadi peningkatan konsistensi penggunaan kondom saat
seks komersial antara STBP 2015 dan 2018-2019 yaitu peningkatan dari
43,56% menjadi 67,6%. Sementara itu, penggunaan kondom pada seks
dengan pasangan tetap (suami/pacar) pada populasi WPSTL cenderung
konstan yaitu 15% pada STBP 2015 menjadi 15,5% pada 2018-2019.

2.3. Perkembangan upaya untuk mengendalikan PIMS dan HIV


AIDS di Indonesia
Pada saat ditemukan kasus AIDS pertama di Bali pada tahun 1987, upaya
pengendalian HIV dan AIDS dimulai secara lokal di beberapa kota, bekerja
sama dengan mitra lembaga internasional dan negara/lembaga donor.
Respon sektor kesehatan secara nasional dimulai setelah Kementerian
Kesehatan membentuk Komisi AIDS Nasional yang diketuai Direktur Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL).
Upaya pengendalian AIDS menjadi lebih intensif dengan adanya Keputusan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 35
RENCANA AKSI NASIONAL 23
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Presiden nomor 36 tahun 1994 tentang pembentukan Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional yang diketuai Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), yang salah satu tugasnya adalah
menyusun strategi nasional dan rencana lima tahun pengendalian HIV dan
AIDS. Kementerian Kesehatan menjadi Wakil Ketua 1 Bidang Kesehatan dan
berperan lebih aktif dalam pengendalian HIV dan AIDS.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor 1285/MENKES/
SK/X/2002 tentang Pedoman Penanggulangan AIDS dan Penyakit Menular
Seksual dan Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS Sektor
Kesehatan tahun 2003-2007 menjadi landasan program nasional
pengendalian HIV dan AIDS sejak saat itu. Mengacu pada landasan tersebut.
Menko Kesra menyusun Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS
tahun 2003-2007. Didukung dengan perkembangan teknologi kesehatan dan
mulai tersedianya obat ARV untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh
ODHA, Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan layanan HIV di 25
Rumah Sakit Rujukan ODHA pada tahun 2003 yang selanjutnya akan
dikembangkan secara bertahap sampai keseluruh Indonesia.
Tonggak penting berikutnya adalah ditandatanganinya Komitmen Sentani di
tahun 2004 oleh Menteri Koordinator bidang Kesehjateraan Rakyat, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Kesehatan Menteri Sosial, Menteri Pendidikan
Nasional, Menteri Agama, Kepala BKKBN, Ketua Komisi VII DPR RI serta 6
Gubernur dari provinsi-provinsi yang paling banyak terkena dampak HIV saat
itu yaitu Bali, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau dan Papua. Komitmen
Sentani merupakan upaya mengendalikan dan menghambat laju epidemi
agar tidak menjadi lebih luas dan menyebar ke populasi umum (generalized
epidemic) dan menjadi ancaman nasional.
Pada tahun 2006, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan No. 567/2006 tentang Pengurangan Dampak Buruk Pengguna
Napza, berisikan penyediaan dan distribusi alat suntik steril pada penasun
serta menghentikan beredarnya alat suntik bekas pakai yang berpotensi
menularkan HIV, Hepatitis B dan C.
Pada tahun 2011, Kemenkes RI bersama dengan mitra program dari
Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat,
lembaga mitra internasional dan lembaga donor, serta didukung secara teknis
oleh WHO telah melaksanakan Kajian Eksternal Upaya Sektor Kesehatan
dalam Pengendalian HIV AIDS di Indonesia. Dibandingkan tahun 2007,

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 36

24 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
perkembangan program pengendalian PIMS dan HIV AIDS selama empat
tahun terakhir telah meningkat secara signifikan. Kemajuan dan peningkatan
komitmen nyata terlihat di banyak daerah. Namun demikian, cakupan
intervensi belum merata di seluruh provinsi. Salah satu rekomendasi yang
membawa pengaruh besar pada implementasi program adalah
diberlakukannya Strategic Use of ARV (SUFA), mengikuti dilaksanakannya
Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) yang berdampak pada
meningkatnya cakupan tes, terutama di kelompok populasi kunci,yang
kemudian diikuti dengan peningkatan cakupan pengobatan dan kepatuhan
minum obat-nya. Angka penggunaan kondom tertinggi di Indonesia pada
kelompok WPS, namun demikian, cakupan pencegahan dan pengobatan
masih menjadi tantangan.
Secara khusus, kemajuan dan peningkatan komitmen pada upaya
pengendalian HIV dan AIDS di Tanah Papua dapat dilihat pada peningkatan
anggaran pemerintah pusat dan daerah, dan peningkatan koordinasi
program. Anggaran Kemenkes pada pembelanjaan obat ARV terjadi
peningkatan, namun, di beberapa provinsi serta kabupaten/kota lain, jumlah
pembelanjaan untuk program HIV bervariasi sangat lebar.
Di beberapa daerah lain, koordinasi antar layanan masih belum sebaik yang
diharapkan dan tantangan yang harus dihadapi di daerah sulit masih sangat
berat. Tantangan tersebut antara lain infrastruktur kesehatan yang lemah
dan akses ke layanan sangat sulit karena jarak dan tingginya biaya yang harus
dibayar pasien.
Menindaklanjuti salah satu rekomendasi kajian eksternal terhadap upaya
sektor kesehatan dalam pengendalian HIV dan AIDS tahun 2011, Indonesia
menerapkan model Layanan Komprehensif HIV dan IMS Berkesinambungan
(LKB). Dalam Strategi Nasional tahun 2010-2014 Layanan Komprehensif
HIV-IMS Berkesinambungan menjadi dasar upaya pengendalian HIV, yang
bertujuan:
1. Meningkatkan akses dan cakupan upaya promosi, pencegahan dan
pengobatan HIV dan IMS serta rehabilitasi yang berkualitas dengan
memperluas jejaring layanan hingga tingkat Puskesmas, termasuk
layanan untuk populasi kunci.
2. Meningkatkan pengetahuan dan rasa tanggung jawab dalam
mengendalikan epidemi HIV dan IMS di Indonesia dengan
peningkatan koordinasi antar layanan HIV melaui peningkatan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 37
RENCANA AKSI NASIONAL 25
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
partisipasi komunitas dan organisasi masyarakat madani dalam
pemberian layanan sebagai cara meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan
3. Memperbaiki dampak pengobatan HIV dalam model layanan
terintegrasi dan terdesentralisasi di tingkat kabupaten/ kota.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 menandai pengaturan
kembali prinsip dan strategi penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan
perkembangan selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2015 juga telah tersusun
buku Pedoman Layanan Komprehsif HIV dan IMS Berkesinambungan (LKB)
yang penyelenggaraannya didasarkan atas enam pilar utama yaitu:
1. Koordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan di
setiap lini untuk mendapatkan dukungan dan keterlibatan aktif
semua pemangku kepentingan
2. Peran aktif komunitas termasuk ODHA dan Keluarga untuk
membangun akseptabilitas layanan, meningkatkan cakupan, dan
retensi, serta mengurangi stigma dan diskriminasi
3. Layanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai kondisi setempat
4. Paket layanan HIV komprehensif yang berkesinambungan,
berkualitas sesuai kebutuhan individu.
5. Sistem rujukan dan jejaring kerja untuk menjamin kesinambungan
dan kelekatan antara komunitas dan layanan kesehatan
6. Akses Layanan Terjamin baik dari sisi geografis, finansial dan sosial,
termasuk bagi kebutuhan populasi kunci.
Hal yang kemudian dikembangkan kerangka kerja dari LKB dalam
pengendalian HIV AIDS dan PIMS sehingga terbangun koordinasi dan
kolaborasi dari berbagai kepentingan termasuk pelayanan kesehatan,
kesehatan masyarakat, komunits, termasuk ODHA dan Keluarganya.
Mengoptimalkan dan mendekatkan akses layanan HIV AIDS dan PIMS oleh
masyarakat.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 38

26 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Gambar
Gambar 19. Kerangka
19. Kerangka Kerja
Kerja Layanan
Layanan Komprehensif
Komprehensif Berkesinambungan
Berkesinambungan

Saat
Saat ini ini
LKBLKB tetap
tetap menjadi
menjadi pendekatan
pendekatan utama
utama untuk
untuk memperluas
memperluas layanan
layanan
dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring
dalam melaksanakan seluruh kegiatan di kabupaten/kota, melalui jejaring
layanan
layanan yangyang dibentuk.
dibentuk.
Pengendalian
Pengendalian PIMSPIMS pada
pada populasi
populasi umum
umum ditekankan
ditekankan pada
pada upaya
upaya pencegahan
pencegahan
melaluiprogram
melalui programkesehatan
kesehatanreproduksi.
reproduksi.Prioritas
Prioritasprogram
programkesehatan
kesehatan
reproduksi
reproduksi di Indonesia
di Indonesia mencakup
mencakup empat
empat komponen
komponen yakni
yakni (1)(1) Kesehatan
Kesehatan ibuibu
dandan bayi
bayi baru
baru lahir,
lahir, (2)(2) Keluarga
Keluarga Berencana,
Berencana, (3)(3) Kesehatan
Kesehatan reproduksi
reproduksi
remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
remaja, dan (4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular SeksualMenular Seksual
termasuk
termasuk HIV/AIDS.
HIV/AIDS. Pelayanan
Pelayanan yang
yang mencakup
mencakup empat
empat komponen
komponen ini ini disebut
disebut
Pelayanan
Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Reproduksi
Reproduksi Esensial
Esensial (PKRE),
(PKRE), dimana
dimana pemeriksaan
pemeriksaan dandan
konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan
konseling IMS dilakukan pada pelayanan IMS, Kesehatan Ibu Anak (KIA), Ibu Anak (KIA),
Keluarga
Keluarga Berencana
Berencana (KB)
(KB) serta
serta kesehatan
kesehatan reproduksi
reproduksi remaja.
remaja.
PadaPada kelompok
kelompok ibuibu hamil,
hamil, upaya
upaya pengendalian
pengendalian PIMSPIMS dalam
dalam layanan
layanan
kesehatan
kesehatan ibuibu
dandan bayibayi
barubaru lahir
lahir meliputi
meliputi penapisan
penapisan PIMS
PIMS pada
pada ibuibu hamil
hamil
dandan eliminasi
eliminasi sifilis
sifilis kongenital.
kongenital. SaatSaat
ini ini penapisan
penapisan PIMS
PIMS telah
telah masuk
masuk di dalam
di dalam
pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program
pelayanan antenatal terpadu dengan target layanan dalam program eliminasi eliminasi
sifilis
sifilis kongenital
kongenital meliputi
meliputi sedikitnya
sedikitnya 90%90% estimasi
estimasi ibuibu hamil
hamil mendapatkan
mendapatkan

RANRAN Pencegahan
Pencegahan dandan Pengendalian
Pengendalian HIVHIV AIDS
AIDS dandan
PIMSPIMS di Indonesia
di Indonesia 2020-
2020- 2024 | 39| 39
2024
RENCANA AKSI NASIONAL 27
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
pelayanan Antenatal Care (ANC) kemudian didukung dengan 90% ibu hamil
yang mengunjungi pelayanan ante natal dites sifilis, sedikitnya 90% ibu hamil
sero positif mendapat pengobatan, sedikitnya 80% pasangan dari ibu hamil
sero positif mendapat pengobatan, dan sedikitnya 80% bayi yang lahir dari
ibu sero positif mendapat pengobatan profilaksis(Kementerian Kesehatan RI,
2015).
Dalam program KB, pencegahan PIMS diberikan melalui pemberian informasi
tentang kesehatan reproduksi; pemberian kondom sebagai proteksi
pencegah kehamilan dan penularan penyakit; konseling pada pasangan
akseptor KB; serta pemeriksaan IMS pada saat pemasangan alat KB. Kegiatan
ini belum terkoordinir dengan optimal, sehingga data IMS pada kelompok
sasaran KB (PUS) belum tersedia.
Dalam program kesehatan reproduksi remaja, kegiatan pencegahan IMS
dilakukan melalui pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan
reproduksi, pelayanan klinis medis, konseling, pendidikan ketrampilan hidup
sehat, dan pelatihan konselor sebaya. Seluruh pelayanan tersebut ada di
dalam suatu kerangka layanan yang disebut Program Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR). Belum semua puskesmas menjalankan program PKPR.
Keterpaduan yang lain mulai dikembangkan pula dengan program lain. Saat
ini pencegahan PIMS sudah diharmonikan dengan pencegahan kanker leher
rahim oleh Sub Dit Kanker melalui integrasi pemeriksaan IVA dan IMS untuk
wanita berusia 30-50 tahun.
Kajian nasional program HIV dan IMS yang dilakukan oleh konsultan
independen terkait dengan testing dan pengobatan HIV & IMS pada tahun
2020 (WHO, 2020) merekomendasikan hal sebagai berikut :
A. Program HIV
1. Penyederhanan prosedur layanan tes dengan menghilangkan
permintaan tanda tangan persetujuan tes dan prioritas
penggunaan finger prick daripada pemeriksaan darah vena untuk
HIV;
2. Melakukan desentralisasi layanan tes dan pengobatan HIV &
hingga layanan primer dan membuat semua layanan primer
mampu melakukan tes HIV dan akses pengobatan ARV;
3. Adaptasi inovasi baru untuk meningkatkan cakupan tes seperti
testing HIV mandiri (self testing), tes HIV berbasis masyarakat;

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 40

28 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
4. Transisi ARV dari Tenofovir, Lamivudin dan Efavirens (TLE)
menjadi TLD (Tenofovir/Lamivudin/Dolutegravir);
5. Memperluas akses pemeriksaan viral load dan EID (early infant
diagnosis);
6. Promosikan penggunaan rasional platform-platform
laboratorium bersama untuk diagnosis TBC dan tes Viral Load
HIV (tes cepat molekular); dan
7. Perluas implementasi pendekatan satu pintu untuk layanan HIV
dan TBC.

B. Program IMS
1. Merevitalisasi dan mendukung penyediaan layanan IMS di klinik
keliling dan kemitraan publik-LSM untuk populasi kunci dan
pelebaran jangkauan layanan ini;
2. Memprioritaskan pelaksanaan skrining sifilis dalam layanan tes
HIV untuk Populasi Kunci dan pemberian pengobatan bagi
Populasi Kunci simtomatik. Selanjutnya, melaksanakan check up
IMS berkala pada Populasi Kunci, termasuk pengobatan/skrining
gonorea/UNG (diagnosis berdasarkan etiologi);
3. Melaksanakan skrining HIV untuk penderita IMS;
4. Meningkatkan pemberian layanan IMS untuk meningkatkan akses
Populasi Kunci dan populasi umum termasuk sosialisasi IMS dan
pemeriksaan IMS berkala untuk Populasi Kunci;
5. Menangani halangan penggunaan kondom dalam pencegahan
HIV;
6. Mempromosikan dan memberikan kondom;
7. Melakukan penelitian untuk menentukan etiologi sindrom, agar
pendekatan tatalaksana kasus sindromik memiliki dasar bukti
yang lebih kuat dan kesesuaian utilitas pewarnaan Gram dapat
ditentukan.
8. Oleh karena terbatasnya tatalaksana kasus sindromik,
mempertimbangkan ketersediaan diagnostik IMS yang lebih
akurat yang ditempatkan di klinik-klinik IMS sentinel yang dapat
melakukan survei etiologi sindrom dan pelaporan etiologis
berkala.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 41
RENCANA AKSI NASIONAL 29
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.4. Perkembangan Program dan Cakupan
2.4.1. Program Pencegahan
Kesepakatan Bersama Lima Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri
Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri
Agama dilakukan untuk mempertegas upaya pemerintah dalam pengendalian
HIV.
Salah satu kegiatan upaya yang dilakukan dalam pengendalian HIV adalah
program pencegahan baik untuk populasi umum maupun populasi kunci yang
meliputi: peningkatan pengetahuan tentang HIV dan AIDS, penggunaan
kondom, layanan alat suntik steril (LASS), pemberian terapi rumatan
metadon (PTRM), pre-exposure prophylaxis (PrEP, PEP dan peningkatan akses
pengobatan sebagai bagian dari pencegahan
Upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman HIV dan PIMS dilakukan
melalui berbagai media social, media cetak dan media elektronik, kerja sama
dengan dunia usaha dan lintas sektor antar kementerian Lembaga. Gambar
20 menunjukkan berbagai media sosial yang digunakan untuk mendapatkan
informasi sesuai dengan hasil STBP 2018.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 42

30 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Gambar 20. Layanan virtual yang sering diakses oleh LSL

100 90.0
90
80
70
60
50 43.6
40
24.5 25.1
30 17.8
20
10
00
Sering mengakses internet Mengunjungi situs waria Tergabung dalam Mengakses internet untuk Berkomunikasi melalui
milis/WAG mencari informasi internet tentang
pencegahan dan penularan pencegahan dan penularan
HIV HIV

Sarana internet juga merupakan sarana yang paling sering digunakan oleh
kelompok Waria (79.3%), WPS (82%).

Hasil dari penyebaran informasi kepada populasi kunci disajikan dalam


Gambar berikut:
Gambar 21. Pemahaman tentang HIV diantara LSL

Mendapat informasi tentang HIV/AIDS sebelum wawancara 79.2

Orang terlihat sehat terinfeksi HIV 64.2

Tidak melakukan seks mencegah HIV 74.5

Setia dengan pasangan mencegah HIV 78.5

Menggunakan kondom mencegah HIV 81.5

Berbagi makanan menularkan HIV (Tidak) 66.6

Gigitan nyamuk/serangga menularkan HIV (Tidak) 67.6

Pengetahuan Komprehensif 40.3

Data diatas (Gambar 21) menunjukkan 64,2% responden menyatakan bahwa


orang terlihat sehat walau sudah terinfeksi HIV. Hal ini menunjukkan
perbaikan indicator pemahaman bahwa HIV tidak bisa terlihat dari
penampilan. 74,5 – 81,5 menunjukkan bagaiman cara pencegahan penularan.
Penurunan stigma juga terjadi terlihat dari responden bahwa 66,6%
responden menyatakan berbagi makanan tidak menularkan HIV

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 43
RENCANA AKSI NASIONAL 31
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
STBP 2018 menunjukkan perbaikan penggunaan kondom oleh populasi kunci
seperti 32% LSL membeli kondom sendiri dan 58% sealu menggunakan
kondom setiap berhubungan seks. Hal yang serupa terlihat pada kelompok
WPS, 67,6% menggunakan kondom pada waktu menjual seks.
Situasi ini terbalik pada populasi waria, dimana waria banyak mendapatkan
kondom secara gratis (Gambar 22).

Gambar 22. Akses terhadap kondom untuk populasi Waria

15.4
24.2

28

32.4

0. Tidak punya kondom 1. Hanya membeli


2. Hanya dapat gratis 3. Membeli dan dapat gratis

Pada kelompok LSL pemakaian kondom setiap melakukan hubungan (58,5%


dan menggunakan kondom setiap berganti pasangan seks (44,6%) (Gambar
23)

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 44

32 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Gambar 23. Penggunaan kondom oleh kelompok LSL

70 58.5
60
50 44.6
40
30
20 7.4
10
0
pernah melakukan pesta Menggunakan kondom Menggunakan kondom
seks dalam setahun terakhir setiap hubungan setiap berganti pasangan
seks

Gambaran pemakaian kondom pada WPS terlihat pada Gambar 24 dibawah


ini, dimana 67,6% WPS menggunakan kondom ketiak menjual seks dan 57%
menggunakan kondom pada pasangan seks yang tidak tetap.
Gambar 24. Persentase penggunaan kondom oleh WPS

67.6
57

15.5

Pasangan seks tetap Pasangan seks tidak Menjual seks*


tetap

Pada Kelompok Penasun, pemakaian kondom didominasi ketika membeli


seks (47,3%) dan menjual seks (43,8%) (Gambar 25)
Gambar 25. Penggunaan kondom pada kelompok penasuun
47.3 43.8

22.4
17.7

Pasangan tetap Pasangan tidak tetap Membeli seks Menjual seks

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 45
RENCANA AKSI NASIONAL 33
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Program perbaikan akses jarum suntik bagi populasi kunci penasun juga telah
menunjukkan hasil positif. Program layanan alat suntik steril (LASS) saat ini
sudah tersedia di 194 layanan yang tersebar di 19 provinsi dan 72
kabupaten/kota. Selain itu, data dari STBP 2018-2019 menunjukkan 37,6%
penasun sudah memperoleh alat suntik dari toko obat/alat kesehatan dan
45,3% lagi sudah memperoleh jarum dari LASS. Terdapat 92 layanan
Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dengan 1.054 pasien aktif hingga
akhir 2018

2.4.2. Penanganan IMS


Belum semua layanan IMS terintegrasi dengan layanan KIA dan skrining sifilis
pada ibu hamil tidak secara rutin dilaksanakan. Dilaporkan bahwa
pemeriksaan sifilis pernah dilakukan secara rutin di layanan ibu hamil tetapi
berhenti pada beberapa tahun terakhir dengan alasan yang tidak jelas. Jumlah
layanan IMS telah bertambah dari 301 layanan pada tahun 2011 menjadi
1.287 layanan di bulan September 2014, 1.174 di antaranya adalah
Puskesmas di 124 kabupaten dan 70 kota di 34 provinsi. Jumlah ini semakin
bertambah dan pada Desember 2018 telah mencapai 3.086 layanan di 34
provinsi.
Sejak tahun 2020, IMS sudah diintegrasikan dengan HIV baik dalam sistem
pencatatan pelaporan, modul pelatihan dan dalam revisi permenkes
No.21/2013.
Dukungan pemeriksaan laboratorium dasar untuk diagnosis IMS masih
kurang memadai, begitu pula pemantapan mutu eksternalnya. Jumlah
layanan IMS dan jejaring antara layanan IMS dengan layanan lainnya masih
terbatas. Surveilans untuk resistensi terhadap antibiotik juga belum
dilakukan secara rutin.
Direncanakan pada akhir tahun 2023, seluruh layanan IMS di fasilitas
kesehatan sudah menggunakan laboratorium sederhana untuk menegakkan
diagnosis. Penggunaan tes molekuler ditingkatkan secara bertahap dimulai
dengan daerah yang diestimasikan memiliki kasus IMS tinggi dan atau
memiliki populasi kunci dan ibu hamil yang tinggi. Selain itu, telah dilakuan
pengembangan metode estimasi IMS dan survei resistensi antimikroba
terhadap Gonorrhea secara berkala

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 46

34 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.4.3. Layanan Diagnosis, Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV
Selama 5 tahun terakhir, fasilitas layanan konseling dan tes HIV meningkat 6
kali lipat dari 156 layanan di 27 provinsi pada tahun 2008 menjadi 990
layanan di 33 provinsi pada tahun 2013 dan terus bertambah. Sejak 2013,
jumlah ini sudah meningkat 6 kali lipat lagi, hingga akhir 2019 diantaranya
mencatat sebanyak 8.485 layanan tes HIV yang tersebar di 479 dari 514
Kabupaten/Kota, 1.087 layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan
(PDP) di 344 Kabupaten/Kota.
STBP 2018 menunjukkan jumlah orang yang dites dan diobati HIV juga
mengalami peningkatan yang signifikan (Tabel 1)

Tabel 1. Kaskade Tes dan Pengobatan HIV


Variabel LSL Penasun Waria WPS Pelanggan
N % N % N % N % N %
1. Pernah tes HIV 4290 59,0 2029 67,3 2760 72.0 5541 42,0 7906 13,7
2. Menerima hasil tes HIV-
2530 94,2 1366 85,0 1988 93.5 2328 91,9 1080 74,8
AIDS
3. Hasil positif HIV 2383 14,6 1161 17,1 1859 7.5 2140 1,5 808 1,0
4. Mendapatkan layanan PDP 349 89,7 199 88,9 140 89.3 33 84,9 8 75,0
5. Mendapatkan ARV 349 87.4 199 87,4 140 87.1 33 78,9 8 62,5
6. Mendapatkan ARV sampai
349 84.5 199 81,9 140 82.1 33 66,7 8 62,5
saat ini
7. Melakukan tes viral load 349 43.8 199 54,8 140 40.7 33 45,5 8 37,5
8. Mengetahui hasil viral load 349 38.7 199 50,8 140 32.1 33 39,4 8 37,5
9. Hasil viral load tidak
349 22.3 199 30,7 140 24.3 33 15,2 8 12,5
terdeteksi

Pemanfaatan layanan tes HIV yang meningkat dikonfirmasi dengan hasil


STBP yang menunjukkan telah terjadi peningkatan pada populasi kunci,
waria 45% menjadi 54%, WPSL 54% menjadi 67%, WPSTL 31% menjadi
42%, penasun 40% menjadi 54%, LSL 25% menjadi 38% (STBP 2009 dan
STBP 2013). Peningkatan ini terus berlanjut seiring dengan percepatan yang
dilakukan baik dalam penambahan jumlah layanan maupun peningkatan
cakupan layanan di masing-masing. Pada STBP 2018, proporsi populasi kunci
yang pernah memanfaatkan layanan tes HIV adalah 72% pada waria, 59%
pada LSL, 42% pada WPS, dan 67,3% pada penasun. Kesadaran untuk
melakukan pemeriksaan HIV mengalami peningkatan. Sebagian besar
populasi kunci melakukan pemeriksaan atas dasar kemauan sendiri atau
kemauan sendiri disertai rujukan.
Dengan adanya peningkatan cakupan tes, jumlah ODHA yang menerima
pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan juga meningkat. Hal ini

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 47
RENCANA AKSI NASIONAL 35
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
dapat dicapai karena kebijakan tes dan obati sejak tahun 2018. Tata laksana
pengobatan ARV dilaksanakan dengan mengacu pada Surat Edaran Dirjen
P2P No. 1564 tahun 2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi
HIV AIDS Tahun 2030. Salah satu poin penting dari surat edaran tersebut
adalah pemberian pengobatan ARV pada seluruh ODHA yang ditemukan.
Perubahan kebijakan pemberian ARV ini diharapkan akan meningkatkan
cakupan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup ODHA, menurunkan
penularan dan angkakematian ODHA. Kemajuan cakupan pengobatan ARV
dapat dilihat dari kaskade pengobatan ARV dibawah ini.
Meskipun terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama tahun 2015-
2019, tetapi akselerasi coverage tes HIV dan pengobatan ARV serta perbaikan
kualitas layanan HIV dan AIDS akan terus dilakukan dan akan menjadi
prioritas dalam 5 tahun mendatang. Kualitas layanan tidak hanya akan diukur
dengan coverage ODHA on-ARV, tetapi juga dengan mengukur “viral load
suppression” yang selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu indikator
utama program HIV.

Gambar 26. Kaskade Pengobatan HIV 2015-2019

Beberapa tahun terakhir telah tampak kemajuan signifikan dalam jumlah


layanan Tes dan PDP (Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) dan Cakupan
ART. Namun, retensi pengobatan ARV masih perlu ditingkatkan. Beberapa
layanan PDP telah menunjukkan kemajuan, sementara beberapa layanan lain
seperti layanan infeksi oportunistik dan HIV pediatrik masih menghadapi
tantangan.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 48

36 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.4.4. Program Pencegahan Penularan HIV melalui Ibu ke Anak
(PPIA)
Berdasarkan hasil analisis proyeksi, prevalensi ibu hamil yang positif
cenderung meningkat dari 0,34% pada tahun 2011 menjadi 0,49% di tahun
2016 (Estimasi 2012). Proyeksi ini tidak jauh berbeda dengan data PPIA
tahun 2015 yang menemukan proporsi kasus positif adalah 0,6% dari ibu
hamil yang diperiksa. Estimasi dan proyeksi 2015-2019 mengestimasi
prevalensi HIV pada ibu hamil sebesar 0,31%. Dengan meningkatnya jumlah
perempuan usia reproduktif yang terinfeksi HIV, maka penularan HIV dari ibu
ke anak akan cenderung meningkat jika upaya pencegahan tidak dipercepat
dan diperluas. Pada akhir 2018 jumlah layanan PPIA yang tersedia sudah
mencapai 169 layanan. Hal ini belum sebanding dengan besaran ibu hamil
yang tersebar di 34 propinsi
Cakupan testing HIV diantara ibu hamil (45,39 %) jauh lebih baik daripada
cakupan testing sifilis, dari laporan SIHA tahun 2019 menunjukkan baru
sekitar 423.377 (8,1%) ibu hamil yang tes Sifilis. Data pengobatan baik untuk
HIV dan sifilis pada kelompok ibu hamil masih jauh dari yang diharapkan
yaitu 30,35% mendapatkan ARV dan 58,92% mendapatkan pengobatan
dengan Benzatine peniciline
Di beberapa layanan, penerimaan atas penawaran tes HIV pada layanan ANC
cukup tinggi. Penawaran tes HIV dan sifilis dilakukan secara pasif. Dokter
spesialis kebidanan belum banyak dilibatkan dan umumnya masih
merekomendasikan persalinan melalui bedah sesar tanpa memandang status
klinis ataupun terapi ARV.
Pada tingkat puskesmas, kunjungan untuk pemeriksaan ANC sering tidak
sesuai dengan usia kehamilan, cukup banyak ibu hamil yang sudah mendekati
persalinan baru datang untuk pemeriksaan kehamilan. Program HIV,
program Hepatitis dan kesehatan keluarga perlu melakukan sinergi kegiatan
agar cakupan testing HIV, sifilis dan Hepatitis B beserta penatalaksanaannya
dapat membaik

2.4.5. Ko-infeksi Tuberkulosis dan Pengobatan Pencegahan dengan


INH (IPT- Isoniazid Preventive Therapy)
Indonesia memiliki beban TBC yang tinggi di populasi umum dan TBC
menjadi infeksi oportunistik paling umum pada ODHA. Implementasi

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 49
RENCANA AKSI NASIONAL 37
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
kegiatan TB/HIV belum berjalan dengan baik meskipun sudah ada peraturan
yang mempromosikan kegiatan kolaboratif TB/HIV.
Hingga saat ini hasil kolaborasi TB/HIV menunjukkan lebih dari 80% ODHA
yang mengetahui status HIV-nya sudah diskrining TBC dan antara orang-
orang dengan TBC, lebih dari 85%-nya telah menerima terapi TBC standar
sesuai rekomendasi Kemenkes. Sementara itu. 52% pasien TBC yang sudah
dites HIV. Hanya 48% diantara pasien TBC dengan hasil tes HIV positif
menginisiasi ART, dan hanya 32% pasien TB/HIV menerima profilaksis
kotrimoksazol. Implementasi Terapi Pencegahan TBC (TPT) pada ODHA
sangat rendah (12%).

2.4.6. Surveilans, Monitoring dan Evaluasi


Kementerian Kesehatan telah menyusun Pedoman Nasional Monitoring dan
Evaluasi Program HIV AIDS dan IMS tahun 2013 sebagai acuan para pengelola
program dan pemangku kepentingan lain dalam melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program pengendalian HIV AIDS dan IMS secara efisien
dan efektif. Pedoman ini memuat indikator keberhasilan program dan format
pencatatan dan pelaporan standar untuk seluruh kegiatan program
pengendalian HIV dan AIDS dan IMS di Indonesia. Form pencatatan standar
telah disesuaikan dengan indikator yang disepakati baik secara nasional
maupun global.
Sistem pencatatan dan pelaporan rutin dari unit pelayanan kesehatan sampai
nasional merupakan bagian dari respon nasional untuk pengendalian
HIVAIDS dan IMS. Sistem informasi yang disebut Sistem Informasi HIV AIDS
dan IMS (SIHA) tersebut diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan pada akhir
Desember 2012 dan telah berfungsi dengan baik di 686 fasilitas pelayanan
kesehatan pada 146 kabupaten/kota di 24 provinsi.Saat ini sistem tersebut
masih terus mengalami perbaruan berkala untuk beradaptasi dengan
program-program pengendalian HIV/AIDS yang diperkenalkan belakangan.
Salah satu modul yang sedang ditambahkan adalah sistem pelaporan
notifikasi pasangan yang saat ini masih dalam tahap percontohan.
Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2019
tentang Administrasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana Telah Diubah Dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, pada

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 50

38 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
pasal 30 yang menyebutkan bahwa NIK (Nomor Induk Kependudukan)
sebagai nomor identitas tunggal digunakan untuk semua urusan pelayanan
publik dan tidak mengikuti perubahan domisili, maka pencatatan atas
pelayanan publik terkait HIV AIDS dan PIMS akan menggunakan NIK dalam
system SIHA yang baru. Perubahan ini juga selaras dengan system informasi
puskesmas yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas
wajib mencatat NIK dan domisili mengikuti peraturan Menteri Dalam Negri
tahun 137 tahun 2017 tentang kode dan data wilayah adiministrasi
pemerintahan.
Selain penyempurnaan system pencatatan dan pelaporan, Kementerian
Kesehatan juga menggunakan STPB dan pemetaan pada populasi kunci
sebagai salah satu instrumen dalam sistem surveilens untuk HIV dan IMS
STBP pada populasi berisiko dilaksanakan secara periodik pada dua
kelompok wilayah yang berbeda. Kelompok pertama terdiri dari 22 kab/kota
di 11 provinsi, dan kelompok kedua terdiri dari 9 kab/kota di 9 provinsi. STBP
pada kelompok pertama dilaksanakan tahun 2007 dan 2011 dan kelompok
kedua pada tahun 2009 dan 2013. Lebih lanjut, STBP dilakukan kembali pada
tahun 2015 dan 2018. STBP tahun 2018 berusaha meningkatkan cakupan
survei dengan rekrutmen sampel dilakukan pada 23 provinsi dan 60
kabupaten/kota. STBP juga dilakukan pada populasi umum di Provinsi Papua
dan Papua barat, yang dilaksanakan pada tahun 2006 dan tahun 2013. Akan
tetapi, STBP Tanah Papua tidak mengalami perbaharuan data lebih lanjut
sejak 2013.
Pemetaan populasi kunci merupakan alat penting dalam perencanaan
program. Pada tahun 2013 Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan
KPAN telah mengembangkan petunjuk teknis nasional dengan menggunakan
metodologi standar bagi petugas kabupaten/kota dalam melakukan
pemetaan populasi kunci, khususnya WPS, waria, LSL dan penasun. Pemetaan
empat populasi kunci dilakukan pada tahun 2018-2019 oleh perwakilan dari
komunitas populasi kunci tersebut dan petugas kesehatan di 97
kabupaten/kota. Walaupun demikian, hanya populasi WPS yang bisa
dipetakan disemua kabupaten/kota tersebut. Sedangkan untuk Waria dan
LSL dapat dipetakan di 96 Kabupaten/Kota, dan Penasun hanya di 54 dari 97
kabupaten/kota. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan petunjuk teknis
pemetaan dari Kemenkes.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 51
RENCANA AKSI NASIONAL 39
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Estimasi populasi kunci dan proyeksi epidemi HIV telah dilakukan untuk
memahami situasi epidemi dalam suatu area, memperkirakan beban
penyakit, dan menyusun prioritas yang sesuai dalam merespon epidemi HIV,
Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa kali estimasi, yaitu pada
tahun 2002, 2004, 2006, 2009, 2012, 2016 dan 2019. Sedangkan untuk
estimasi dan proyeksi epidemi HIV telah dilakukan pada tahun 2008, 2012,
2016 dan 2020.
Indonesia telah mengadopsi strategi untuk memantau hubungan antara
faktor program pengobatan ARV dan perkembangan resistensi obat HIV (HIV
Drug Resistance/HIV-DR) selama pengobatan. Pada tahun 2013, Kementerian
Kesehatan membuat strategi nasional untuk pencegahan dan pemantauan
resistensi obat HIV sebagai bagian dari program pengendalian HIV dan AIDS
nasional. Departemen Mikrobiologi Universitas Indonesia telah ditunjuk
sebagai laboratorium rujukan nasional untuk resistensi obat HIV dan sedang
dipersiapkan untuk mendapat akreditasi WHO.
Tiga kegiatan utama HIV-DR yang telah dilaksanakan adalah (1) pelaksanaan
survei ambang batas (threshold survey) untuk memantau mutasi resistensi
transmisi, (2) monitoring indikator kewaspadaan dini (Early Warning
Indicators/EWI) di layanan ART ; dan (3) survei pemantauan (monitoring
survey) untuk memonitor munculnya mutasi yang resisten selama
pengobatan.

2.5. Kesenjangan utama


Untuk menentukan strategi yang terbaik guna membuka jalan pencapaian
pengakhiran epidemi HIV di tahun 2030 melalui fast track 95-95-95, maka
beberapa kesenjangan utama dari hasil analisis epidemi dan upaya
pengendalian HIV AIDS berikut harus mendapat perhatian lebih:
1. Kesenjangan dalam tes HIV, Pada STBP 2018-2019 proporsi populasi
kunci yang pernah memanfaatkan layanan tes HIV adalah 72% pada
waria, 59% pada LSL, 42% pada WPS, dan 67,3%, sementara pada
pelanggan hanya 7,8% yang pernah melakukan tes HIV. Pemanfaatan
layanan tes masih rendah terutama pada kelompok pelanggan.
2. Kesenjangan dalam penemuan kasus baru HIV, berdasarkan jumlah
estimasi ODHA di Indonesia pada tahun 2019 maka 31% ODHA belum
mengetahui statusnya, diperlukan upaya masif untuk meningkatkan
temuan kasus. Berdasarkan estimasi ODHA tahun 2019, 79% ODHA

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 52

40 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
bukan berasal dari populasi kunci. Upaya menemukan kasus baru ini juga
harus menyasar kelompok non populasi kunci dengan pendekatan yang
lebih inovatif.
3. Meskipun tidak ada laporan yang komprehensif terkait keterlambatan
penemuan kasus HIV, tetapi berdasarkan beberapa hasil penelitian
terbar15 maka dapat dikatakan terdapat kesenjangan dalam menemukan
kasus HIV sedini mungkin. Ini berkaitan dengan masih rendahnya
persepsi terhadap risiko terutama pada kelompok non populasi kunci dan
belum terintegrasinya tes HIV ke dalam deteksi dini penyakit menular di
level layanan baik primer maupun sekunder.
4. Kesenjangan dalam mempertahankan pengobatan. Hanya kurang lebih
50% ODHA yang memulai pengobatan bertahan dalam pengobatan.
5. Kesenjangan dalam pemeriksaan VL. Meskipun program Global Fund
telah membantu pemeriksaan VL tetapi dalam prakteknya jumlah mereka
yang telah mendapatkan pemeriksaan VL masih sangat rendah.
6. Kesenjangan dalam infrastruktur pelayanan HIV AIDS baik dari segi
logistik obat dan perbekalan kesehatan maupun dari sisi kuantitas dan
kapasitas sumber daya manusia pelaksana program dan layanannya.
7. Kesenjangan dalam modalitas pencegahan penularan IMS dan HIV AIDS
pada populasi kunci. Masih belum bergerak majunya angka pemakaian
kondom pada terutama WPS dan LSL serta belum digunakannya
modalitas pencegahan lain seperti PrEP maka masih terdapat pekerjaan
rumah yang besar dalam pencegahan HIV melalui transmisi seksual
terutama pada populasi berisiko tinggi.
8. Kesenjangan dalam pembiayaan penjangkauan populasi kunci yang
masih bergantung sepenuhnya pada mitra pembangunan internasional

15HATI study melaporkan 44% kasus HIV ditemukan dengan CD4 lebih rendah dari 350

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 53
RENCANA AKSI NASIONAL 41
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kesenjangan pada pengelolaan informasi kesehatan terkait HIV AIDS
termasuk penelitian yang dilakukan berbagai pihak di Indonesia untuk
mendukung pengambilan kebijakan berbasis bukti, tidak hanya di level
nasional tetapi justru di tingkat daerah otonomi.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 54

42 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
BAB 3 | KEBIJAKAN DAN TARGET

3.1. Kebijakan
Pokok-pokok kebijakan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS di
sektor kesehatan termaktub dalam berbagai dokumen hukum berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5542);
5. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2018. Standar Pelayanan
Minimal
6. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 40 Tahun
2019Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2oi3 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan
7. Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 Tentang Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1190/MENKES/SK/X/2004
tentang Pemberian Gratis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan Obat
Anti Retro Viral (ARV) untuk HIV/AIDS.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1278/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 55
RENCANA AKSI NASIONAL 43
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu,
Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang dalam
Proses atau yang telah Diputus oleh Pengadilan.
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 451/MENKES/SK/XII/2012
tentang Rumah Sakit Rujukan bagi Orang Dengan HIV dan AIDS.
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 tahun 2013 tentang
Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2013 tentang
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 tahun 2013 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadona
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil,
Bersalin dan Nifas.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2017 Tahun 2017 Tentang Kode Dan Data Wilayah
Administrasi Pemerintahan
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 100
Tahun 2018TentangPenerapan Standar Pelayanan Minimal
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2019 Tentang Sistem Informasi Puskesmas

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 56

44 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
23. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019.
Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV
25. Kesepakatan Bersama Menkes, Mendagri, Mendikbud, Menag dan
Mensos RI tentang Peningkatan Pengetahuan Komprehensif HIV dan
AIDS pada Penduduk Usia 15 sampai dengan 24 Tahun
26. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor GK/MENKES/001/I/2013
tentang Layanan Pencegahan Penularan Human Immunodeficiency
Virus (HIV) Dari Ibu ke Anak (PPIA)
27. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Pengendalian HIV DAN AIDS dan Infeksi Menular
Seksual (IMS)
28. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.01/MENKES/37/2017 tentang Pelaksanaan Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Indonesia
29. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Nomor HK.02.03/D/III.2/823/2013 tentang
Alokasi Pembiayaan Logistik Program Pengendalian HIV DAN AIDS
dan IMS.
30. Surat Edaran Direktur Jenderal BUK Nomor HK.03.03/III/0992/2014
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Orang dengan HIV-AIDS di
Rumah Sakit
31. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/I/1564/2018 tentang
Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030
32. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
HK.02.02/II/1739/2018 tentang Dukungan Eliminasi Penularan HIV
33. Surat Edaran Dirjen Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Nomor PR.01.05/I/1822/2019 tentang
Akselerasi ART

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 57
RENCANA AKSI NASIONAL 45
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Dasar kebijakan utama RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan
PIMS 2020-2024 sebagaimana tertuang dalam Permenkes No. 21 tahun 2013,
sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan
HIV dan AIDS melalui kerjasama nasional, regional, dan global dalam
aspek legal, organisasi, pembiayaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan
sumber daya manusia;
2. Memprioritaskan komitmen nasional dan internasional;
3. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan mengembangkan kapasitas;
4. Meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang merata,
terjangkau, bermutu, dan berkeadilan serta berbasis bukti, dengan
mengutamakan pada upaya preventif dan promotif;
5. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat
berisiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan Gam
kepulauan serta bermasalah kesehatan;
6. Meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS;
7. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya Target
manusia yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan
2020-2
AIDS;
8. Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, 1. Targ
pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS serta menjamin keamanan,
kemanfaatan, dan mutu sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan
Targ
dalam penanggulangan HIV dan AIDS; dan terca
9. Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang Kegi
akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasil guna.
penc
seba
3.2. Target a. R
Target yang akan dicapai dalam RAN Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS P
dan PIMS ini tergambar dalam diagram di bawah ini: d
p
p
2
d
in
d
P
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 58
R
46 RENCANA AKSI NASIONAL
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024 m
p
p
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Gambar 27. Target Utama Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2024
Target dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun
Target dalam
2020-2024 RAN atas:
terdiri Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun
2020-2024 terdiri atas:
arget dalam 1.RAN
Target Nasional
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahu
1. Target Nasional
nasional dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
020-2024 terdiri atas:
tercantum
Target dalam
nasional dokumen
dalam RPJMN,
pencegahan dan Renstra serta HIV
pengendalian Indikator
AIDS dan Kinerja
PIMS
tercantum dalamyang
Kegiatan (IKK) dokumen
menjadiRPJMN, Renstra
penilaian serta
kerja Indikator
dalam Kinerja
keberhasilan
. Target Nasional
Kegiatan
pencegahan (IKK) yang menjadi
dan pengendalian HIVpenilaian kerja Adapun
AIDS dan PIMS. dalam penjelasannya
keberhasilan
Target nasional dalam
sebagai berikut:
pencegahan pencegahan
dan pengendalian dan
HIV AIDS danpengendalian
PIMS. Adapun penjelasannyaHIV AIDS dan PIM
tercantum dalam
sebagai dokumen
berikut:
a. Rencana Pembangunan Jangka RPJMN,Menengah Renstra
2020-2024 serta Indikator Kiner
Kegiatan (IKK) Pengendalian
a. Rencana
yang epidemi
Pembangunan
menjadiHIV danMenengah
Jangka AIDS merupakan
penilaian 2020-2024 salah satudalam
kerja isu yang keberhasila
Pengendalian
disoroti dalam epidemi
RPJMNHIV2020-2024.
dan AIDS merupakan
Infeksi HIVsalah satu isu
disoroti yang
sebagai
pencegahan dan pengendalian
disoroti dalamgender,
permasalahan HIV
RPJMNdi mana AIDS
2020-2024. dan
sebaranInfeksi
HIV yangPIMS.
HIVbanyak Adapun
disoroti sebagai penjelasanny
ditemukan
sebagai berikut: pada populasi gender,
permasalahan ibu rumah tangga
di mana yaitu sebanyak
sebaran HIV yang 16.405
banyakorang pada
ditemukan
pada populasi ibu rumah tangga
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024
2018. HIV juga disoroti sebagai yaitu sebanyak
permasalahan 16.405
dalam orang
bidang pada
sumber
daya manusia
2018. HIV juga di mana sebagai
disoroti permasalahan utama dalam
permasalahan dilihatbidang
pada sebaran
sumber
Pengendalian epidemi HIV dan AIDS merupakan salah satu isu yan
daya
infeksimanusia
baru HIVdimenurut
mana permasalahan
kelompok umurutama dilihat
usia muda pada
yaitu sebaran
15-19 tahun
disoroti dalamdan 20-24
infeksi RPJMN
barutahun 2020-2024.
pada 2018.
HIV menurut Infeksi HIV
kelompok umur usia muda yaitu 15-19 tahun disoroti sebag
permasalahan dan gender,
20-24
Pengendaliantahun
HIV di
pada mana
2018.
menjadi salahsebaran HIV yangdibanyak
satu target pembangunan mana ditemuka
Pengendalian
RPJMN HIV
2020-2024 menjadi salah
menargetkan satu target
tingkat
pada populasi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16.405 orang pad pembangunan
insidensi infeksi di
baru mana
HIV
mencapai
RPJMN 0,18 infeksi
2020-2024 per 1.000 penduduk
menargetkan yang tidak
tingkat insidensi terinfeksi
infeksi baru HIV
2018. HIV jugamencapai
disoroti
pada 2024,0,18berkurang
sebagai
infeksi per
dari1.000
permasalahan
penduduk
baseline yang
yaitu 0,24 tidak baru
infeksi
dalam
terinfeksi HIV
per 1000
bidang sumb
daya manusia penduduk
pada di non-HIV
2024, mana
berkurang permasalahan
pada
dari 2018. Insiden
baseline HIV utama
yaitu 0,24 merupakan
infeksi baru dilihat
1000 pada sebara
indikator
per
impact
infeksi barupenduduk
HIV yang
menurut
non-HIV kelompok
pada
menggambarkan 2018.besaran umur
Insiden usia
HIV merupakan
transmisi muda
penyakit yaitu
indikator
HIV di 15-19 tahu
impact
populasi.yang menggambarkan besaran transmisi penyakit HIV di
dan 20-24 tahun pada 2018.
populasi.
Pengendalian HIV menjadi salah satu target pembangunan di man
RPJMN 2020-2024
RAN Pencegahanmenargetkan
dan Pengendalian HIV AIDStingkat insidensi
dan PIMS di Indonesia 2020- 2024infeksi
| 59 baru H
RENCANA AKSI NASIONAL 47
2024 | 59 terinfeksi H
mencapai 0,18 infeksi
RAN Pencegahan
Pencegahan dan per
dan Pengendalian 1.000
Pengendalian
HIV HIVdan
AIDS penduduk
AIDS dan
PIMS diPIMS yang
di Indonesia
Indonesia Tahun 2020-tidak
2020-2024

pada 2024, berkurang dari baseline yaitu 0,24 infeksi baru per 100
penduduk non-HIV pada 2018. Insiden HIV merupakan indikat
b. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 – 2024
Sampai dengan tahun 2019 diketahui bahwa sebanyak 60% ODHA
mengetahui status HIVnya dan hanya sebesar 23% ODHA mendapatkan
pengobatan ARV. Sesuai yang tertuang dalam PMK No. 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa
salah satu indikator dalam pencapaian sasaran Program Pencegahan
dan Pengendalian penyakit adalah persentase ODHA yang menjalani
terapi ARV (ODHA on ARV) sebesar 60%.

c. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)


IKK ini merupakan upaya mendukung test and treat dan mengukur
kinerja layanan kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian
HIV AIDS dan PIMS. Adapun IKK 2020-2024 dalam pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS dan PIMS sebagai berikut:
1) Meningkatkan ODHA baru ditemukan mendapatkan pengobatan
menjadi 95% pada tahun 2024
2) Meningkatkan cakupan pasien sifilis yang diobati menjadi 95%
pada tahun 2024
3) Meningkatkan ODHA baru ditemukan mendapatkan pengobatan
menjadi 95% pada tahun 2024 di Papua dan Papua Barat

2. Indikator dalam mencapai target nasional


Dibawah ini merupakan indikator RAN untuk mendukung target
pencapaian nasional:

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 60

48 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Tabel 2. Ringkasan Kelompok Indikator Program dan Sumber Datanya
Kelompok Indikator Sumber Data Alat dan Frekuensi
Indikator Metode yang
digunakan
Masukan • Tenaga • Laporan • Form Laporan • Tahunan
(input) • Sarana Berkala • Sistem
• Dana Informasi HIV
AIDS dan
PIMS (SIHA)
Proses • Pelatihan • Laporan • Form Laporan • Triwulan
tenaga Berkala • Sistem • Semester
• Penyediaan Informasi HIV • Tahunan
barang AIDS dan
• Pertemuan PIMS (SIHA)
koordinasi
Luaran • Capaian • Laporan • Form Laporan • Bulanan
(output) kegiatan Berkala SIHA • Triwulan
pencegahan (SIHA) • Form Laporan • Semester
• Capaian Tes Lain • Tahunan
• Capaian
Pengobatan

Hasil • Perubahan • Survei • Kuesioner • Tiga


(outcome) perilaku Perilaku survei STBP tahunan
• Supresi Virus (STBP) • Sistem • Tahunan
• Laporan Informasi
Berkala HIV AIDS dan
PIMS (SIHA)
Dampak • Kesakitan • Survei • Kuesioner • Tiga
(impact) (insidens, Prevalensi survei STBP tahunan
prevalens) (STBP) • Form • Tahunan
• Kematian • Survei Laporan Lab
Kesehatan • Aplikasi
• Estimasi Pemodelan
Pemodelan • Sistem
Informasi
HIV AIDS dan
PIMS (SIHA)

2.1 Indikator Dampak


Indikator dampak (impact) adalah hasil perubahan derajat kesehatan
(morbiditas berupa prevalensi atau insidens HIV dan IMS, mortalitas AIDS)
dan situasi norma sosial (tingkat diskriminasi).

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 61
RENCANA AKSI NASIONAL 49
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Tabel
Tabel3. 3.
Target
Target
Indikator
Indikator
Dampak
Dampak
Program
Program
HIV HIV
AIDSAIDS
dan PIMS
dan PIMS
No
No INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
2019
2019 20202020 20212021 2022 20222023 2023 2024 2024
1 1 Insiden
Insiden HIVHIV 0.240.24 0,21 0,21 0,21 0,21 0,19 0,19 0,18 0,180,18 0,18
(per
(per 1000
1000 penduduk
penduduk
yang
yangtidak
tidakterinfeksi
terinfeksi
HIV)
HIV)
2 2 Insiden
Insiden Sifilis
Sifilis 11,65
11,65 10 10 8 8 7 7 6 6 5,3 5,3
(per
(per 1.000
1.000 penduduk
penduduk
tidak
tidak
terinfeksi)
terinfeksi)

Tabel
Tabel4. 4.
Definisi
Definisi
Operasional,
Operasional,
CaraCara
Hitung
Hitung
dan Sumber
dan Sumber
Data Data
No
No Indikator
Indikator Definisi
Definisi CaraCara
Hitung
HitungSumber
Sumber
Data Data
Operasional
Operasional
11 Insiden
Insiden
HIVHIV Jumlah
Jumlah
infeksi
infeksi
barubaruJumlahJumlah
infeksi
infeksi AIDS Epidemic
AIDS Epidemic
(per
(per1000
1000penduduk
pendudukyang HIV
yang HIV
yangyang
terjadi
terjadi barubaru
HIV yang
HIV yang Modelling
Modelling
tidak
tidak
terinfeksi
terinfeksi
HIV)
HIV) padapada
populasi
populasi terjadi
terjadi
pada pada (AEM)(AEM)
berumur
berumurdi atas
di atas
15 15
populasi
populasi
tahun
tahun
selama
selama
berumur
berumur
di atasdi atas
periode
periode
waktu waktu
tertentu.
tertentu.
Angka ini ini15 tahun,
Angka 15 tahun,
dibagidibagi
menggambarkan
menggambarkan jumlah
jumlah
jumlah
jumlah
infeksi barubarupenduduk
infeksi penduduk
yangyang
terjadi
terjadi
di di berusia
berusia
di atas
di atas
populasi,
populasi,
baik baik
padapada15 tahun
15 tahun
yang yang
orang
orang
yangyang belumbelum
terkena
terkena
menyadari
menyadaritertular
tertularinfeksi
infeksi
HIV HIV
maupun
maupunyangyang
tidaktidak
(population
(population
at at
menyadarinya,
menyadarinya, dan dan
risk),risk),
dalamdalam
tidak
tidak
hanyahanya
yangyang
datang
datang
ke pelayanan
ke pelayanan kurunkurun
waktuwaktu
kesehatan
kesehatan
dan dan tertentu,
tertentu,
dikalidikali
dilaporkan
dilaporkan
ke ke 10001000
program
program

22 Insiden
Insiden
Sifilis
Sifilis Infeksi
Infeksi
barubaru
sifilissifilis Jumlah
Jumlah
infeksiinfeksi AIDS Epidemic
AIDS Epidemic
(per
(per
1.000
1.000penduduk
penduduk
tidak yang
tidak yang
terjadi
terjadi
pada pada barubaru
sifilissifilis
yang yang Modelling
Modelling
terinfeksi)
terinfeksi) populasi
populasi
berumur
berumurdi terjadi
di terjadi
pada pada (AEM)(AEM)
atasatas
15 tahun
15 tahun
populasi
populasi
selama
selama
periode
periode
berumur
berumurdi atasdi atas
waktu
waktu
tertentu.
tertentu.
Angka
Angka
ini ini 15 tahun,
15 tahun,
dibagidibagi

RAN
RANPencegahan
Pencegahan
dandan
Pengendalian
Pengendalian
HIV HIV
AIDSAIDS
dan PIMS
dan PIMS
di Indonesia
di Indonesia 2024 |2024
2020- 2020- 62 | 62

50 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
menggambarkan jumlah
menggambarkan
menggambarkan jumlah
jumlah
jumlah
jumlah infeksiinfeksi
baru baru
jumlah infeksi baru penduduk penduduk
penduduk
yang yang
terjaditerjadi
di di berusia
yang terjadi di berusia didi
di atas
berusia atas
atas
populasi,
populasi,
populasi, baik
baikbaik
pada pada
pada 15
15 tahun tahun
yang
15 tahun yang yang
orangorang
orangyang yang
yang belum belum terkena
terkena
menyadari
menyadari
menyadari tertular belum terkena
tertular
tertular
maupun yang tidak infeksi
infeksi HIVHIV
infeksi HIV
maupun
maupun yang tidak
yang tidak
menyadarinya,
menyadarinya,
menyadarinya, dandandan (population at at
(population
(population at
tidaktidak
hanya
tidak hanya
hanya yang yang risk),
yang
risk),
dalam
risk), dalam
dalam
datang
datang ke ke kurun
pelayanan
pelayanan
datang ke pelayanan kurun waktukurun
waktu waktu
kesehatan
kesehatan dan
kesehatan dan dan tertentu,
tertentu, dikali
tertentu, dikali
dikali
dilaporkan
dilaporkan ke
dilaporkan ke ke 1000 1000
1000
program
program
program

2.2Indikator
2.2
2.2 Indikator
Indikator Outcome
Outcome
Outcome
Indikatorhasil
Indikator
Indikator hasilakhir
hasil akhir
akhir (outcome)
(outcome)
(outcome) adalah
adalah
adalahhasilhasil intervensi
intervensi
hasil intervensidandan danperubahan
perubahan
perubahan
perilaku
perilaku (tingkat
perilaku(tingkat penggunaan
(tingkatpenggunaan
penggunaan kondom
kondom
kondomatau atau alat
alatalat
atau suntiksuntik steril),
steril),
suntik pemanfatan
pemanfatan
steril), pemanfatan
layanan,
layanan, perilaku
perilaku penyedia
penyedia atau
atau provider
provider layanan
layanan kesehatan,
kesehatan,
layanan, perilaku penyedia atau provider layanan kesehatan, hasil hasil hasil
klinis klinis
klinis
(tingkat
(tingkat
(tingkat penurunan
penurunan
penurunan viral
viral
viral load),
load), prevalensi
prevalensi
load), perilaku
perilaku
prevalensi perilaku berisiko
berisiko dandan
berisiko dan
faktorfaktor
risiko,
faktor risiko,
risiko,
kualitas
kualitas hidup.
kualitashidup.
hidup.
Tabel
Tabel
Tabel 5.Target
5.5. Target
Target Indikator
Indikator Hasil
Hasil
Indikator Akhir
Akhir
Hasil (Outcome)
(Outcome)
Akhir (Outcome)
Program
Program HIV
Program HIV AIDS
AIDS
HIV danPIMS
dandan
AIDS PIMSPIMS

BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
TARGET
No
No INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
No INDIKATOR 20192019 20202020 202120212022 2022
2019 2020 2021 2023
2022 20232023 2024
20242024
111 Cakupan
CakupanODHAODHAon
Cakupan ODHA on ARTon
ARTART 3,8%3,8%
3,8% 40% 40%
40% 60% 60%
60% 65% 65%
65% 70% 70%
70% 75% 75%
75%
di periksa
didiperiksa Viral
periksaViral Load
Load
Viral Load

222 Cakupan
Cakupan
Cakupan ODHA
ODHA
ODHA dalam
dalam
dalam 23%23% 40%
23% 40% 45%45%
40% 45% 55%55%
55%66%66%
66% 70%
70% 70%
pengobatan
pengobatan ARV
pengobatan ARVARV
(ODHA
(ODHA
(ODHA on
onon
ART)ART)
ART)
333 Proporsi
Proporsi
Proporsi bayi
bayi dari
dari
bayi ibu
ibuibu
dari 59%59% 80%
59% 80% 90%90%
80% 90%100% 100%
100% 100% 100%
100% 100%
100%100%
ODHA
ODHA bebas
ODHAbebas
bebasHIVHIV
HIV

444 Proporsi
Proporsi
Proporsi bayi
bayi dari
dari
bayi ibu
ibuibu
dari - -- 80% 80% 90%90%
80% 90%100% 100%
100% 100% 100%
100% 100%
100%100%
sifilis
sifilis yang
yang bebas
bebas sifilis
sifilis
sifilis yang bebas sifilis

RAN
RAN
RAN Pencegahan
Pencegahan
Pencegahandandan Pengendalian
Pengendalian
dan HIVAIDS
HIVHIV
Pengendalian AIDS AIDS dan
dandan
PIMS PIMSdidi Indonesia
di Indonesia
PIMS 2020-
Indonesia 2020-
2024
2020- | 2024 | 63
63 | 63
2024
RENCANA AKSI NASIONAL 51
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Tabel
Tabel6. Definisi
6. Definisi
Operasional,Cara
Operasional,Cara
Hitung
Hitung
dan Sumber
dan Sumber
Data Data
NoNo Indikator
Indikator Definisi
Definisi Cara Hitung
Cara Hitung SumberSumber
Data Data
Operasional
Operasional

1 1 Cakupan
Cakupan ODHAODHAJumlahJumlah
Orang
Orang Jumlah Jumlah
ODHAODHALaporan Laporan
mengalami
mengalami supresi
supresi
virusvirusDengan
Dengan
HIV AIDS
HIV AIDSyang menjalani
yang menjalani PDP/Kohort
PDP/Kohort
(viral
(viral load<1000
load<1000 kopi/ml)(ODHA)
kopi/ml) (ODHA)yangyang pengobatanpengobatan
ARV ARV Pengobatan
Pengobatan ARV ARV
sedang
sedang
menjalani
menjalaniminimalminimal
6 bulan
6 bulan
(SIHA) (SIHA)
terapi
terapi
obatobat
Anti Antiyang diperiksa
yang diperiksa
Retro
Retro
VirusVirus
(ARV)(ARV)
viral load
viral load
yangyang diperiksa dengan
diperiksa dengan
hasil hasil
ViralViral
Loadnya
Loadnya <1000<1000 kopi/ kopi/
ml ml
setiap
setiap
tahuntahun
, , dibagidibagi
jumlahjumlah
bukan
bukan
kumulatif.
kumulatif.ODHAODHAyang yang
menjalani
menjalani
pengobatan
pengobatan
ARV ARV
dikalidikali
100%.100%.
2 2 Cakupan
CakupanODHA
ODHAdalam
dalamJumlah
Jumlah
Orang Orang Jumlah Jumlah
OrangOrangJumlahJumlah
ODHA onODHA on
pengobatan
pengobatan
ARVARV
(ODHA
(ODHADengan
DenganHIV AIDS
HIV AIDS DenganDengan
HIV HIV ART ART
onon
ART)
ART) (ODHA)
(ODHA)yangyang AIDS (ODHA) AIDS (ODHA)berdasarkan
berdasarkan
sedang
sedang
menjalani
menjalani yang sedang
yang sedang Laporan Laporan
SIHA SIHA
terapi
terapi
obatobat
Anti Antimenjalani
menjalani
terapi terapi
JumlahJumlah
EstimasiEstimasi
Retro
Retro
VirusVirus
(ARV) (ARV)
obat Anti
obatRetro
Anti Retro
ODHA ODHA
terusterus
menerus,
menerus, Virus Virus
(ARV)(ARV) berdasarkan
berdasarkan
baikbaik
padapada
ODHA ODHAterus terus
menerusmenerus Pemodelan
Pemodelan
AEM AEM
yangyang
barubaru (ODHA (ODHA
on ART}on ART}
memulai
memulai terapiterapi
di dibagi
di dibagi
dengan dengan
tahun
tahun
ini maupun
ini maupun jumlahjumlah
estimasi
estimasi
ODHAODHAyangyang ODHA,ODHA,
dalamdalam
memulai
memulai terapiterapi kurunkurun
waktuwaktu
daridari
tahun-tahun
tahun-tahun tertentu,
tertentu,
dikali dikali
sebelumnya.
sebelumnya. 100 100
3 3 Proporsi
Proporsi
bayibayi
daridari
ibu ibu
HIV HIVJumlah
Jumlah
bayi bayi
yangyangCara Cara Laporan
Laporan
bebas
bebas
HIVHIV lahirlahir
dari dari
ibu HIV
ibu HIV
menghitung:
menghitung: PDP/Pengobatan
PDP/Pengobatan
yangyang
diperiksa
diperiksa jumlah jumlah
bayi lahir
bayi lahir
ARV (SIHA)
ARV (SIHA)
EID EID
dan hasilnya
dan hasilnyadari ibu
dari
HIVibu HIV
negatif
negatif
setiap
setiap yang diperiksa
yang diperiksa
tahun.
tahun. EID dan
EIDhasilnya
dan hasilnya
negatif
negatif
dibagidibagi
semuasemua
bayi yang
bayi yang
lahir dari
lahiribu
dari ibu
HIV dikali
HIV dikali
100%.100%.

RAN
RAN
Pencegahan
Pencegahan
dandan
Pengendalian
Pengendalian
HIV AIDS
HIV AIDS
dan PIMS
dan di
PIMS
Indonesia
di Indonesia
2020- 2024 | 64
2020- 2024 | 64

52 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
4 4 Proporsi
Proporsi
Proporsi bayi
bayibayi
dari
daridari
ibu
ibu ibu
JumlahJumlah
Jumlah bayi
bayiyang
bayi
yangyang jumlah
jumlah jumlah
bayi
bayilahirbayiLaporan
lahir lahir
LaporanLaporan
PIMS
PIMS PIMS
sifilis
sifilis
sifilis yang
yangyang
bebas
bebas
bebas sifilis
sifilis lahir
sifilis lahirlahir
dari
dariibu
dari
ibu ibu dari dariibudari
ibu sifilis
ibu sifilis
sifilis (SIHA)
(SIHA) (SIHA)
Sifilis
Sifilis
Sifilisyang
yangyang yang
yangmendapat
yang mendapat
mendapat
dikonfirmasi
dikonfirmasi tata
dikonfirmasi tatalaksana
tata laksana
laksana dan
dan dan
dengandengan
dengan hasil
hasilhasil dikonfirmasi dikonfirmasi
dikonfirmasi
serologis
serologis
serologis sifilis
sifilissifilisdengan
dengan dengan
tes
tes tes
dan
danhasilnya
dan hasilnya serologi
hasilnya serologi
serologi sifilis
sifilis sifilis
negatif
negatif
negatif setiap
setiapsetiap dengan
dengan dengan
hasil
hasil hasil
tahun.tahun.
tahun. negatif
negatifnegatif
dibagi
dibagidibagi
semuasemua
semua bayi
bayilahirbayi lahir
lahir
dari
dariibudari
ibu ibu sifilis
sifilis
sifilis
dikali
dikali100%
dikali
100%100%

2.3
2.3Indikator Output
Indikator
Indikator Output
Output
Indikator
Indikator
Indikator luaran
luaran
luaran (output)
(output)
(output) adalah
adalah
adalah hasil
hasilhasil
kegiatan
kegiatan
kegiatan atau
atauintervensi
atau intervensi
intervensi pelayanan
pelayanan
pelayanan
(hasil
(hasiltes,
tes,
tes, konseling,
konseling, pengobatan),
konseling,pengobatan), kegiatan
pengobatan),kegiatan pencegahan
kegiatan
pencegahan (hasil
pencegahan(hasilpenyuluhan,
(hasil penyuluhan,
penyuluhan,
jumlah
jumlah
jumlah kondom
kondom
kondom dan jumlah
dandanjumlah alat
jumlah suntik
alatalat
suntik steril
suntik yang
yangterdistribusi).
sterilsteril yang
terdistribusi).Kelompok
terdistribusi). Kelompok
Kelompok
indikator
indikator
indikator ini dipakai
iniini
dipakaiuntuk
dipakaiuntuk mengukur
untuk
mengukur tercapainya
mengukur tercapainya
tercapainya Fast
FastTrack
Fast 90-90-90.
TrackTrack 90-90-90.
90-90-90.
Tabel
Tabel
Tabel 7.7.Target
7. Target
Target Indikator
Indikator
IndikatorHasil
HasilHasil
LuaranLuaran
Luaran(Output)
(Output)
(Output)
Program
Program
Program HIV
HIVAIDS
HIV
AIDSAIDS
dan
danPIMS
dan PIMS
PIMS
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE
BASELINE TARGET
TARGETTARGET
NoNo
2019
20192019 2020
202020202021
2021 20212022
2022 2022
2023
2023 2023
2024
2024 2024
1 1 Cakupan
Cakupan
Cakupan 18%
18%18% 80%
80%80%90%
90% 90%100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan (Tes)
(Tes)
(Tes)
HIV
HIV
HIV
22 Cakupan
Cakupan
Cakupan penemuan
penemuan 57%
penemuan 57%57% 63%
63%63%69%
69% 69%75%
75% 75%
81%
81% 81%
87%
87% 87%
kasus
kasus
kasus HIV
HIVHIV
(ODHA)
(ODHA)
(ODHA)

33 Cakupan
Cakupan
Cakupan 74%
74%74% 77%
77%77%80%
80% 80%85%
85% 85%
90%
90% 90%
95%
95% 95%
pengobatan
pengobatan
pengobatan ARV
ARVARV

44 Cakupan
Cakupan skrining
Cakupan skrining 45%
skrining 45%45% 80%
80%80%90%
90% 90%100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
HIV
HIV
pada
pada
ibu ibu
hamil
hamil
HIV pada ibu hamil

55 Cakupan
Cakupan
Cakupan 33%
33%33% 80%
80%80%90%
90% 90%100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
pengobatan
pengobatan ARV
pengobatan ARVARV
bagi
bagi
bagi ibu
ibuibu
hamil
hamil
hamil

RAN
RAN
RAN Pencegahan
Pencegahan
Pencegahan dan
danPengendalian
dan Pengendalian
PengendalianHIV
HIVAIDS
HIVdan
AIDS AIDS
danPIMS
dandidi
PIMS PIMS
Indonesia
di Indonesia
2020-
Indonesia 2024
2020- | 65
2020-
2024 2024 | 65
| 65
RENCANA AKSI NASIONAL 53
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
66 6 Cakupan
Cakupan
Cakupan pemberian
pemberian 89%
pemberian 89%89% 80% 80%90%
80% 90%90%100% 100%
100% 100% 100%
100% 100%100%
100%
ARV
ARVprofilaksis
profilaksis
pada
pada
ARV profilaksis pada
bayi
bayi
bayi

77 7 Cakupan
Cakupan
Cakupan skrining
skrining
skrining 8%8%
8% 80%
80% 80%90%
90%90%100%
100%
100% 100%
100% 100% 100%100%
100%
sifilis
sifilis
sifilis pada
pada
pada ibuibu
ibu
hamil
hamil
hamil

88 8 Cakupan
Cakupan
Cakupan ibuibu
ibu hamil
hamil 59%
hamil 59%59% 80%
80%
80%90%
90%90%100%
100%
100% 100%
100% 100% 100%100%
100%
sifilis
sifilis
diobati
diobati
sifilis diobati

99 9 Cakupan
Cakupan
Cakupan bayi
bayi
bayi dari
dari dari
-- - 80% 80%90%
80% 90%90%100% 100%
100% 100% 100%
100% 100%100%
100%
bumil
bumil
bumil sifilis
sifilis
sifilis
mendapatkan
mendapatkan
mendapatkan
profilaksis
profilaksis
profilaksis BPG
BPGBPG

1010 Cakupan
Cakupan
Cakupan ODHA ODHA
ODHA 83%
10 83%83% 100%
100%
100% 100%
100% 100% 100%
100% 100% 100%
100% 100% 100%100%
100%
dikaji
dikaji
status
status
TBC
dikaji status TBCTBC

1111 Cakupan
Cakupan
CakupanODHA
ODHA baru
baru 15%
11 ODHA baru 15%15% 40%
40%
40%45%
45%45%50%50%50%
55%55%55%
60%60% 60%
mendapat
mendapat
mendapat terapi
terapi
terapi
pencegahan
pencegahan
pencegahan TBC
TBC TBC

1212 Cakupan
Cakupan
Cakupankoinfeksi
koinfeksi
koinfeksi 47%
12 47%47% 100%
100%
100% 100%
100% 100% 100%
100% 100% 100%
100% 100% 100%100%
100%
TB-HIV
TB-HIVmendapat
TB-HIV mendapat
mendapat
OAT
OAT
OAT dan
dandan
ART
ARTART

Tabel
Tabel
Tabel 8.8.Cara
Cara
8. Cara
Hitung
Hitung
Hitung dan
dan dan
Sumber
Sumber
Sumber DataData
Data
NoNo
No Indikator
Indikator
Indikator Cara
Cara Cara
Hitung
HitungHitung Sumber
Sumber Sumber
DataData Data

11 1 Cakupan
Cakupan
Cakupan Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan jumlah
jumlah jumlah
orang
orang orang
yang
yang yang
ditesditesLaporan
dites Laporan
Laporan
Kasus
Kasus Kasus
(Tes)(Tes)
(Tes)
(Tes)
(Tes)
HIV
HIV HIV HIV
dibagi
dibagi
jumlah
jumlah
HIV dibagi jumlah sasaransasaran
sasaranHIVHIV HIV
(Tes) HIV
testes tes
dikali
dikalidikali
100%;
100%; 100%;dihitung
dihitung
dihitung
berdasarkan
berdasarkan
berdasarkan masing-
masing-masing-
masing
masingkelompok
kelompok
masing kelompok populasi populasi
populasi
dan dan
dan totaltotal
total

22 2 Cakupan
Cakupan
Cakupanpenemuan
penemuan
penemuan jumlah
jumlah
jumlah orang
orang orang
HIVHIVHIV
positif
positif positifLaporan
Laporan
Laporan
Tes Tes (SIHA)
Tes (SIHA)
(SIHA)
kasus
kasus
HIV
HIV(ODHA) atau
(ODHA) atau atau
jumlah
jumlah jumlah
orang
orang orang
yangyang
yang
kasus HIV (ODHA)
dites HIV dengan hasil hasil
dites
dites
HIV HIV
dengan
dengan
hasil
reaktif
reaktif
reaktif (didiagnosis
(didiagnosis
(didiagnosis HIVHIVHIV
positif)
positif)
dibagi
dibagi
Estimasi
Estimasi
positif) dibagi Estimasi
ODHA
ODHA dikali
dikali
ODHA dikali 100%.100%.
100%.

RAN
RAN
RAN Pencegahan
Pencegahan
Pencegahan danPengendalian
dan dan
Pengendalian
Pengendalian
HIV
HIV HIV
AIDS
AIDS AIDS
dan
dan dan
PIMS
PIMS diPIMS
di Indonesia
di Indonesia
Indonesia 2020-
2020- 2020-
2024
2024 | 66 | 66
| 662024
54 RENCANA AKSI NASIONAL
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
3 Cakupan pengobatan Jumlah ODHA baru yang Laporan
ARV mulai pengobatan ARV PDP/Pengobatan ARV
dibagi jumlah ODHA yang (SIHA)
dites dengan hasil positif
dikali 100%.
4 Cakupan skrining HIV Jumlah ibu hamil yang dites Laporan HIV (SIHA)
pada ibu hamil HIV dibagi jumlah ibu hamil
(1 ibu hamil dihitung 1 kali)
dikali 100%
5 Cakupan pengobatan Jumlah ibu hamil HIV yang Laporan Kasus HIV dan
ARV bagi ibu hamil mulai pengobatan ARV PDP/Pengobatan ARV
dibagi jumlah ibu hamil HIV (SIHA)
dikali 100%
6 Cakupan pemberian Jumlah bayi lahir dari ibu Laporan
ARV profilaksis pada HIV yang mendapat ARV PDP/Pengobatan ARV
bayi profilaksis <72 jam dibagi (SIHA)
jumlah bayi lahir dari ibu
HIV dikali 100%
7 Cakupan skrining Jumlah ibu hamil yang dites Laporan PIMS (SIHA)
sifilis pada ibu hamil serologi sifilis dibagi
jumlah ibu hamil (1 ibu
hamil dihitung 1 kali) dikali
100%.
8 Cakupan ibu hamil Jumlah ibu hamil diobati Laporan PIMS (SIHA)
sifilis diobati sifilis adekuat (minimal 1
kali injeksi BPG) dibagi
jumlah ibu hamil dengan
hasil TSS positif dikali
100%
9 Cakupan bayi dari Jumlah bayi lahir dari ibu Laporan PIMS (SIHA)
bumil sifilis Sifilis yang mendapat BPG
mendapatkan dibagi jumlah bayi lahir
profilaksis BPG dari ibu HIV dikali 100%

10 Cakupan ODHA dikaji Jumlah semua ODHA yang Laporan TB-HIV


status TBC dikasi status yang (SIHA)
dilakukan skrining TBC
dibagi semua ODHA masuk
PDP yang ditemukan dikali
100%

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 67
RENCANA AKSI NASIONAL 55
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
11
1111 Cakupan
CakupanODHA
ODHA baruJumlah
baru Jumlah
semua
semua
ODHA
ODHAODHA
baru
barubaruLaporan
Laporan
Laporan
TB-HIV
TB-HIV
TB-HIV
mendapat
mendapat terapi yang
terapi yang
mendapat
mendapat
terapi
terapi
terapi (SIHA)
(SIHA)
(SIHA)
pencegahan
pencegahan
TBC
TBC pencegahan
pencegahan
TBCTBC
dibagi
dibagi
dibagi
semua
semua
ODHA
ODHA
baru
barubaru
dikali
dikali
dikali
100%
100%

1212 Cakupan
12 Cakupan koinfeksi
koinfeksi TB-HIVjumlah
TB-HIV jumlah ODHA-TB
ODHA-TB (pasien
(pasien
(pasien Laporan
Laporan
Laporan
mendapat
mendapat
OAT
OATdandan
ARTART TB-HIV)
TB-HIV)
yangyang
mendapat
mendapat
mendapat PDP/Pengobatan
PDP/Pengobatan
PDP/Pengobatan
ARV
ARV ARV
obatobat
ARVARV
dan dan
OATOAT
OAT dibagi
dibagi
dibagi (SIHA)
(SIHA)
(SIHA) dan dan Laporan
danLaporan
Laporan TB TB
TB
jumlah
jumlah
semuasemua
ODHA
ODHAODHA
TB-
TB- TB- (SITT)
(SITT)
(SITT)
HIVHIV
dikali
dikali
100%
100%

2.4
2.4Indikator
Indikator
Proses
Proses
Indikator
Indikator
Indikatorproses
prosesadalah
adalahindikator
indikator
tentang
tentang
kegiatan
kegiatan
kegiatan
persiapan
persiapan
persiapan
(rapat),
(rapat),
(rapat),
penyediaan
penyediaan
penyediaantenaga
tenaga(pelatihan), penyediaan
(pelatihan), barang
penyediaan (proses
(proses
barang pengadaan,
pengadaan,
(proses rantai
rantai
pengadaan, rantai
pasokan
pasokan
pasokandan logistik)
dan untuk
logistik) untukpelaksanaan kegiatan.
pelaksanaan kegiatan.

Table
Table
9. Indikator
9. Indikator
Proses
Proses
Program
ProgramHIVHIV
AIDS
AIDSAIDS
dan
dan PIMS
dan
PIMSPIMS
Tahun
Tahun
2020
2020
- 2024
- 2024
BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
TARGET
No
No
No INDIKATOR
INDIKATOR
2019
2019 2020
2020
20202021
2021
2021
2022
20222022
2023
20232023
2024
20242024
Jumlah
Jumlahfaskes
faskesyang
yang
melaksanakan
melaksanakan
11 1,284
1,284 2,346
2,346
4,946
4,946
4,946
6,946
6,946
6,946
8,946
8,946
8,946
9,946
9,9469,946
layanan
layananHIVHIV
komperehensif
komperehensif
Jumlah
Jumlahlayanan
layananHIVHIV
komperehensif
komperehensif yg yg
2 2 tidak
tidak
pernah
pernah 1,284
1,284 2,346
2,346
4,946
4,946
4,946
6,946
6,946
6,946
8,946
8,946
8,946
9,946
9,9469,946
mengalami
mengalami stock
stock
outout
ARV
ARV
Jumlah
Jumlahlayanan
layananHIVHIV
3 3 komperehensif
komperehensif yg yg 1,284
1,284 2,346
2,346
4,946
4,946
4,946
6,946
6,946
6,946
8,946
8,946
8,946
9,946
9,9469,946
melapor
melapor tepat
tepat
waktu
waktu

RAN
RAN
Pencegahan
Pencegahan
dandan
Pengendalian
Pengendalian
HIV HIV
AIDSAIDS
dan
dan PIMS
dan
PIMSPIMS
di
di Indonesia
Indonesia
di Indonesia
2020- 2024|2024
2020-2020-
2024 |68
68 | 68

56 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.5 Indikator
2.5 Indikator
InputInput
Indikator
Indikator
masukan masukan
(input)
(input)
adalah
adalahindikator
indikator tentang
tentangtata tata
kelola
kelola
(governance,
(governance,
regulasi),
regulasi), pembiayaan
pembiayaan (financing),sarana
(financing), sarana (jumlah
(jumlahinfrastruktur, faskes,faskes,
infrastruktur,
laboratorium,
laboratorium, perlengkapan
perlengkapan kantor,sistem
kantor, sistem informasi,
informasi, teknologi informasi
teknologi informasi
dan komunikasi),
dan komunikasi), tenaga
tenaga kesehatan (jumlah
kesehatan (jumlah tenaga
tenagaprofesi dan dan
profesi ahli ahli
kesehatan),
kesehatan), kelompokkelompok sasaran
sasaran (jumlah kelompok
(jumlah kelompok kunci,
kunci,ODHA)
ODHA)dan stok
dan stok
barang (jumlah
barang (jumlah reagen,
reagen, obat,obat, kondomalat
kondom alat suntik
suntik steril)
steril)
Table Table
10. indikator
10. indikator
Proses
ProsesProgram
Program HIV
HIVAIDS
AIDSdandan
PIMSPIMS
Tahun
Tahun2020
2020-- 2024
2024
BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
No INDIKATOR
No INDIKATOR
20192019 2020
2020 2021
2021 2022
2022 20232023 2024 2024
Jumlah Jumlah
1 penyediaan
1 penyediaan
10,000,000
10,000,0006,000,000
6,000,000 6,500,000
6,500,000 7,000,000
7,000,0007,500,000
7,500,000
7,700,000
7,700,000
rapid 1 HIV
rapid 1 HIV
Jumlah Jumlah
2 penyediaan
2 penyediaan
500,000
500,000 300,000
300,000 325,000
325,000 350,000
350,000 375,000
375,000
385,000385,000
rapid 2 HIV
rapid 2 HIV
Jumlah Jumlah
3 penyediaan
3 penyediaan
500,000
500,000 300,000
300,000 325,000
325,000 350,000
350,000 375,000
375,000
385,000385,000
rapid 3 HIV
rapid 3 HIV
Jumlah Jumlah
4 penyediaan
4 penyediaan
113,000
113,000 217,230
217,230 241,421
241,421 263,418
263,418 283,507
283,507
301,954301,954
obat ARVobat ARV
Jumlah Jumlah
penyediaan
penyediaan
5 5
reagen viral
reagen viral24,000
24,000 24,000
24,000 144,853
144,853 171,222
171,222 198,455
198,455
226,466226,466
load load
Jumlah Jumlah
Provinsi Provinsi
6 yang
6 yang 19 19 2424 30
30 3434 34 34 34 34
memilikimemiliki
mesin PCRmesin PCR
Jumlah Jumlah
7 penyediaan
7 penyediaan
2,000,000
2,000,0004,500,000
4,500,000 5,000,000
5,000,000 5,500,000
5,500,0006,000,000
6,000,000
6,000,000
6,000,000
rapid sifilis
rapid sifilis
Jumlah Jumlah
8 penyediaan
8 penyediaan
11,891
11,891 86,472
86,472 109,983
109,983 127,122
127,122 139,492
139,492
158,429158,429
obat sifilis
obat sifilis

RAN Pencegahan
RAN Pencegahan
dan Pengendalian
dan PengendalianHIV
HIVAIDS
AIDS dan
danPIMS
PIMSdi di
Indonesia
Indonesia 2024 | 2024
2020-2020- 69 | 69
RENCANA AKSI NASIONAL 57
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.6
2.6Indikator
IndikatorKegiatan
Kegiatanperper
Strategi
Strategi
Indikator
Indikatorkeberhasilan
keberhasilanpelaksanaan
pelaksanaan berbagai
berbagai
kegiatan
kegiatan
untukuntuk
mendukung
mendukung
prioritas
prioritasstrategi nasional
strategi dapat
nasional dilihat
dapat pada
dilihat tabeltabel
pada berikut.
berikut.
Strategi 1.1. Penguatan
Strategi Penguatankomiten
komitenKementerian/Lembaga
Kementerian/Lembaga terkait,
terkait,
pemerintah
pemerintah daerah
daerah dalam
dalam pencegahan
pencegahan dandan pengendalian
pengendalian HIV AIDS
HIV AIDS dan dan
PIMS
PIMS
Tabel
Tabel
11.11.
Indikator
Indikator
Strategi
Strategi
1 1
No
No INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
2019
2019 20202020 20212021 2022 2022 2023 20232024 2024
1.1
1.1 Jumlah
Jumlah 50%50% 60%60% 70% 70% 80% 80% 90% 90%100% 100%
Kementerian/Lem
Kementerian/Lem
baga
bagayang
yangmemiliki
memiliki
Rencana
Rencana Kerja
Kerja
P2HA
P2HA
1.2
1.2 Jumlah
Jumlah 50%50% 60%60% 70% 70% 80% 80% 90% 90%100% 100%
Kementerian/Lem
Kementerian/Lem
baga
bagayang
yangmemiliki
memiliki
penganggaran
penganggaran
dalam
dalam P2HA
P2HA
1.3.
1.3. Jumlah
Jumlah kab/kota
kab/kota NA NA 68 68 170 170 274 274 380 380 514 514
yang
yangmemasukkan
memasukkan
upaya
upaya P2P2HIVHIV
AIDS
AIDS
&& PIMS
PIMS dalam
dalam
RAD*
RAD*
1.4.
1.4. Jumlah
Jumlah Kab/Kota
Kab/Kota 8 8 100 100 360 360 514 514 514 514 514 514
yang
yangmenetapkan
menetapkan
SPM
SPM risiko
risiko
HIVHIV
1.5.
1.5. Jumlah
Jumlah Kab/Kota
Kab/Kota 479479 514 514 514 514 514 514 514 514 514 514
yang
yangmelaporkan
melaporkan
pelaksanaan
pelaksanaan SPMSPM
risiko
risikoHIVHIV
1.5.
1.5. Jumlah
Jumlah Kab/Kota
Kab/Kota 4 4 100 100 360 360 514 514 514 514 514 514
yang
yangmelaporkan
melaporkan
pencapaian
pencapaian SPMSPM
risiko
risikoHIVHIV
100%
100%
*RAD
*RAD= =Rencana
RencanaAksi
Aksi
Daerah
Daerah

RAN
RANPencegahan
Pencegahan
dandan
Pengendalian
Pengendalian
HIV HIV
AIDSAIDS
dan PIMS
dan PIMS
di Indonesia
di Indonesia 2024 |2024
2020- 2020- 70 | 70

58 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Strategi
Strategi2.2.Peningkatan
Peningkatandan
dan
perluasan
perluasan
akses
akses
masyarakat
masyarakat
padapada
layanan
layanan
HIV
HIVAIDS
AIDSdan PIMS
dan yang
PIMS komprehensif
yang komprehensifdandan
bermutu
bermutu
Tabel
Tabel
12.12.
Indikator
Indikator
Strategi
Strategi
2 2
No
No INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
2019
2019 20202020 20212021 2022 2022 2023 20232024 2024
2.1.
2.1. Jumlah
Jumlah
kab/kota
kab/kota 479479 495 495 514 514 514 514 514 514 514 514
yang
yang
memiliki
memiliki
layanan
layanan
HIVHIV
AIDS
AIDS
dan
dan
PIMS
PIMS

2.2.
2.2. Jumlah
Jumlah
kab/kota
kab/kota 337337 479 479 514 514 514 514514 514 514 514
yang
yang
mampu
mampu
layanan
layanan
komprehensif
komprehensif
HIVHIV
AIDS
AIDS
dan
dan
PIMS
PIMS

2.3.
2.3. Jumlah
Jumlah
alatalat
PCRPCR 20 20 30 30 36 36 42 42 48 48 51 51
pemeriksaan
pemeriksaan viral
viral
load
load

2.4.
2.4. Jumlah
Jumlahlayanan
layanan 82 82 92 92 189 189 286 286 383 383 480 480
jejaring
jejaring
pemeriksaan
pemeriksaanviral
viral
load
load
2.5.
2.5. Jumlah
Jumlah
layanan
layanan 15 15 30 30 100 100 200 200 300 300 421 421
UTD
UTDyang
yang
melakukan
melakukan rujukan
rujukan
diagnosis
diagnosis
HIVHIV

2.6.
2.6. Jumlah
Jumlah 233233 250250 400 400 600 600 800 800 1000 1000
Perusahaan
Perusahaan
dengan
denganakses
akses
layanan
layanan
HIV
HIV
dandan
rujukan
rujukan
pengobatan
pengobatan

RAN
RANPencegahan
Pencegahan
dandan
Pengendalian
Pengendalian
HIV HIV
AIDSAIDS
dan PIMS
dan PIMS
di Indonesia
di Indonesia 2024 |2024
2020- 2020- 71 | 71
RENCANA AKSI NASIONAL 59
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Strategi
Strategi 3.
3. Penguatan
Penguatan kemitraan
kemitraankementerian/lembaga
kementerian/lembagadidipusat
pusatdan
dan
daerah
daerah bersama
bersama masyarakat
masyarakattermasuk
termasukswasta
swastadan
dandunia
duniausaha
usahabaik
baik
nasional
nasional maupun
maupun internasional
internasionaldalam
dalampencegahan
pencegahandan
danpengendalian
pengendalian
HIV
HIVAIDS
AIDSdan
danPIMS
PIMS
Tabel
Tabel13.
13.Indikator
IndikatorStrategi
Strategi3 3
No
No INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
2019
2019 2020
2020 2021
2021 2022
2022 2023
2023 2024
2024
3.1.
3.1. Jumlah
Jumlahkab/kota
kab/kota 479
479 514
514 514
514 514
514 514514 514514
dengan
dengan
kemitraan
kemitraan
berbasis
berbasis
masyarakat
masyarakat
dalam
dalamP2
P2HIV
HIV
AIDS
AIDSdan
danPIMS
PIMS
3.2.
3.2. Persentase
Persentase N/A
N/A 10%
10% 30%
30% 40%
40% 50%
50% 60%
60%
kontribusi
kontribusi
rujukan
rujukan dari
dari
komunitas/kader
komunitas/kader
ke
kefasyankes
fasyankes

Strategi
Strategi 4.
4. Memastikan
Memastikan semua
semua aspek
aspekprogram
programHIVHIVAIDS
AIDSdan
danPIMS
PIMS
berdasarkan
berdasarkan data
data dan
dan fakta,
fakta, dapat
dapat dipertanggungjawabkan
dipertanggungjawabkansecara
secara
ilmiah,
ilmiah, sesuai
sesuai dengan
dengan peraturan
peraturanyang
yangberlaku,
berlaku,serta
sertalayak
layakdidukung
didukung
dengan
dengansumber
sumberdaya
daya
Tabel
Tabel14.
14.Indikator
IndikatorStrategi
Strategi4 4
No
No INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
2019
2019 2020
2020 2021
2021 2022
2022 2023
2023 2024
2024
4.1
4.1 Jumlah
Jumlahkab/kota
kab/kota 55 98
98 245
245 300
300 400400 514514
.. dengan
dengan
pelayanan
pelayananpublik
publik
terkait
terkaitHIV
HIVAIDS
AIDS
&&PIMS
PIMSberbasis
berbasis
NIK
NIK

RAN
RANPencegahan
Pencegahandan
danPengendalian
PengendalianHIV
HIVAIDS
AIDSdan
danPIMS
PIMSdidi
Indonesia
Indonesia
2020-
2020-
2024 | 72
2024 | 72
60 RENCANA AKSI NASIONAL
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
No
No
No INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
INDIKATOR BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
TARGET
2019
2019
2019 20202020
20202021
2021
20212022
2022
20222023
2023
2023
2024
2024
2024
4.2
4.2
4.2 Jumlah
Jumlah
Jumlah 233
233
233 250250
250 400400
400 600600
600 800800
8001000
1000
1000
. .. Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan yang
yang
yang
memiliki
memiliki
memiliki
Kebijakan
Kebijakan
Kebijakannon
non
non
Diskriminasi
Diskriminasi
Diskriminasi
terkait
terkait
HIV
terkait HIV
HIVdididi
tempat
tempat
tempat kerja
kerja
kerja

Strategi
Strategi
Strategi5.5.
5.
Pengembangan
Pengembangan
Pengembangan
inovasi
inovasi
inovasi
program
program
program
HIV
HIV
HIV
AIDS
AIDS
AIDS
dandan
dan
PIMS
PIMS
PIMS
sesuai
sesuai
sesuai
kebijakan
kebijakan
kebijakan pemerintah
pemerintah
pemerintah
Tabel
Tabel
Tabel15.15.
15.
Indikator
Indikator
Indikator
Strategi
Strategi
Strategi
5 55
No
No
No INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
TARGET
2019
2019
2019 2020
2020
20202021
2021
20212022
2022
20222023
2023
2023
2024
2024
2024
5.1.
5.1.
5.1. Jumlah
Jumlah
Jumlah kab/kota
kab/kota 5 55
kab/kota 9898
98 245245
245 300300
300 400400
400514514
514
dengan
dengan
denganinovasi
inovasi
inovasi
dalam
dalam
dalam upaya
upaya
upayaP2P2
P2
HIVHIV
HIVAIDS
AIDS
AIDS&& PIMS
&PIMS
PIMS

Strategi
Strategi
Strategi6.6.
6.
Penguatan
Penguatan
Penguatan
monitoring,
monitoring,
monitoring,
evaluasi
evaluasi
evaluasi
dan
dan
dan
tindak
tindak
tindak
lanjut
lanjut
lanjut
Tabel
Tabel
Tabel
16.16.
16.
Indikator
Indikator
Indikator
Strategi
Strategi
Strategi
6 66
NoNo
No
No INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE
BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
2019
2019
2019 2020
2019 2020
2020 2021
2020 2021
2021 2022
2021 2022
2022 2023
2022 2023
202320242024
2023 2024
2024
6.1.
6.1.
6.1. Jumlah
6.1. Jumlah
Jumlah
Jumlah kab/kota
kab/kota
kab/kota
kab/kota 514514
514
514 514514
514
514 514514514 514 514
514 514 514 514
514 514
514
yang
yang
yang
melaporkan
melaporkan
melaporkan
yang melaporkan
hasil
hasil
hasil
kegiatan
hasil kegiatan
kegiatan
P2P2
kegiatan P2
P2
HIV
HIV
HIV
HIVAIDS
AIDS
AIDS
AIDS&&&
PIMS
&PIMS
PIMS
PIMS

6.2.
6.2.
6.2. Jumlah
6.2. Jumlah
Jumlah
Jumlahkab/kota
kab/kota
kab/kota
kab/kota 514514
514
514 514514
514
514 514514
514
514 514 514
514 514 514
514 514
514
yang
yang
yang
yang
melaksanakan
melaksanakan
melaksanakan
melaksanakan
validasi
validasi
validasi
data
validasi data
data
HIV
data HIV
HIV
HIV
AIDS
AIDS
AIDS
& &
PIMS
&PIMS
PIMS
AIDS & PIMS
6.3.
6.3.
6.3. Jumlah
6.3. Jumlah
Jumlah
Jumlahkab/kota
kab/kota
kab/kota
kab/kota 1515
15
15 15 15
1515 68 68
6868 102102
102 136 136
102 136 170 170
136 170
170
yang
yang
yang
yang

RAN
RAN
RAN
RANPencegahan
Pencegahan
Pencegahan
dan
Pencegahan dan
dan
Pengendalian
dan Pengendalian
Pengendalian
HIVHIV
Pengendalian HIV
AIDS
HIV AIDS
AIDS
dandan
AIDS PIMS
danPIMS
dan PIMS
di Indonesia
PIMS di
didi
Indonesia
Indonesia
2020-
Indonesia 2020-
2020-|2024
73 | 73
20242024
2020- 2024 | 73
73
RENCANA AKSI NASIONAL 61
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
NoNo INDIKATOR
INDIKATOR BASELINE
BASELINE TARGET
TARGET
2019 2020
2019 2020 20212021 20222022 2023 2023 2024 2024
melaksanakan
melaksanakan
surveilens
surveilens sentinel
sentinel
HIV dan PIMS
HIV dan PIMS
6.4. Jumlah
6.4. Jumlah kab/kota
kab/kota 97 97 141 141 238 238 514 514 514 514 514 514
yang
yang
melaksanakan
melaksanakan
pemetaan
pemetaan populasi
populasi
kunci
kunci HIVHIV
6.5. Jumlah
6.5. Jumlah kab/kota
kab/kota - - 141 141 238 238 514 514 514 514 514 514
yang
yang
melaksanakan
melaksanakan
pelatihan
pelatihan
pengelolaan
pengelolaan data
data
HIV
HIV AIDS
AIDS & PIMS
& PIMS

2.7 Sasaran
2.7 Sasaran populasi
populasi
Sasaranpopulasi
Sasaran populasi pada
pada program
program pengendalian
pengendalian HIV HIV
AIDSAIDS
dan dan
PIMSPIMS adalah
adalah
semuaorang
semua orang dewasa
dewasa dan
dan anak,
anak, sedangkan
sedangkan intervensi
intervensi pengendalian
pengendalian HIV AIDS
HIV AIDS
danPIMS
dan PIMS akan
akan difokuskan
difokuskan pada:
pada:
1)1)populasi
populasi kunci
kunci antara
antara lain:
lain:
d.d. WPS WPS
e.
e. LSL LSL
f. f. Waria/TG
Waria/TG
g. g. Penasun
Penasun
2) populasi khusus,
2) populasi khusus, antara
antara lain:
lain:
a. a. ibuibu hamil
hamil
b. b. pasien
pasien
TBTB
c. c. pasien
pasien hepatitis
hepatitis
d. pasien
d. pasien IMS IMS
e. e. Warga
Warga Binaan
Binaan Permasyarakatan
Permasyarakatan
f. f. pasangan
pasangan ODHA,
ODHA, dandan
g. kelompok yang
g. kelompok yang secara secara khusus
khusus memiliki
memiliki potensi
potensi terinfeksi
terinfeksi HIV HIV
dandanIMS
IMS (contoh:
(contoh: anakanak jalanan,
jalanan, klienklien pekerja
pekerja seks,seks, pekerja
pekerja
migran,
migran, pengguna
pengguna amfetamin,
amfetamin, dll).dll).

RAN
RAN Pencegahan
Pencegahan dandan Pengendalian
Pengendalian HIV HIV
AIDSAIDS dan PIMS
dan PIMS di Indonesia
di Indonesia 2020-2020- 74 | 74
2024 |2024

62 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.8 Pendekatan Intervensi Pengendalian HIV AIDS dan IMS 2020-2024
Indonesia secara rutin melakukan penilaian epidemik HIV di Indonesia
termasuk menilai insidens, prevalensi, angka kematian yang disebabkan oleh
AIDS dan jumlah perkiraan populasi kunci serta ODHA.
Pada tahun 2020 dilakukan perhitungan jumlah populasi kunci dan ODHA
secara nasional, distribusi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Berdasarkan perhitungan tersebut, dipetakan beban ODHA yang ada di
masing-masing Provinsi. Untuk menjamin setiap orang dapat memenuhi hak
untuk hidup sehat, maka dilakukan analisa berbagai sumber daya yang ada di
Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun layanan di daerah. Perluasan layanan
dilakukan berdasarkan pada peta beban ODHA dan sumber daya yang
dimiliki daerah.
Tabel 17. Paket Layanan HIV AIDS dan IMS di FKTP dan FKRTL
Paket Layanan HIV AIDS dan IMS Paket Layanan HIV AIDS dan IMS
di FKTP di FKRTL
• Layanan tes HIV • Paket layanan FKTP ditambah
• Layanan diagnosis IMS dengan:
• Layanan terapi ARV dan a. Penatalaksanaan HIV
penatalaksanaan HIV stadium 1 stadium 3 dan 4
dan 2 b. Pemeriksaan penunjang,
• Layanan tata laksana IMS baik laboratorium maupun
• Layanan TB mencakup: radiologis; termasuk VL.
skrining, diagnosis, TPT, dan CD4, EID, fungsi ginjal,
pengobatan TB fungsi hati
• Pemberian profilaksis dengan c. Inisiasi terapi HIV pediatrik
kotrimoksasol d. Inisiasi terapi HIV lini 3

• Melakukan pemeriksaan VL
untuk monitoring pengobatan
ARV
• Diagnosa HIV pada anak
dengan menggunkan EID

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 75
RENCANA AKSI NASIONAL 63
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Daerah dengan beban ODHA yang tinggi (sebanyak 245 kabupaten/kota)
perlu menjamin ketersedian akses, logistik dan sumber daya lain yang
dibutuhkan dalam penemuan kasus secara dini, akses pengobatan bagi orang
yang telah mengetahui statusnya terinfeksi HIV dan diharapkan supresi
virusnya secara rutin terpantau dengan baik. Berdasarkan beban ODHA ini
pun disusun stratifikasi menjadi komprehensif dan standard.
Daerah dengan beban ODHA yang tinggi diharapkan dapat menjamin
layanan komprehensif sebagai berikut:

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 76

64 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Tabel 18. Stratafikasi layanan Komprehensif

NO KETERANGAN LAYANAN
KOMPREHENSIF

FKTP FKRTL

1. Mampu melakukan pemeriksaan HIV AIDS dan √ √


IMS kepada populasi kunci dan semua orang
yang berisiko

2. Mampu melakukan diagnosis dan tata laksana √ √


IMS

3. Menjamin ketersediaan akses pengobatan √ √


terhadap semua kasus HIV AIDS dan PIMS yang
ditemukan

4. Menjamin ketersediaan akses untuk √ √


pemeriksaan viral load secara rutin setelah
minimal minum ARV 6 bulan, 12 bulan dan
setiap tahunnya

5. Menjamin pelaksanaan upaya pemutusan mata √ √


rantai penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
dari ibu ke anak termasuk diagnostik untuk
anak dengen EID

6. Mampu menyediakan akses untuk √ √


mendiagnosa TBC dan infeksi oportunistik lain
bagi ODHA

7. Terapi Pencegahan Tuberkulosis untuk ODHA √ √


yang tidak TBC

8 Mempunyai laboratorium untuk menunjang - √


pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan
laboratorium rutin lainnya untuk menunjang
proses pengobatan termasuk CD4

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 77
RENCANA AKSI NASIONAL 65
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
9. Mampu menyediakan layanan konseling bagi √ √
ODHA dan keluarga termasuk motivasi
kepatuhan dan bagaimana memperoleh hidup
dengan kesehatan yang prima

10. Membentuk jejaring pendampingan dengan √ √


masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS
(LSM/Pendampingan sebaya/Kader kesehatan
dll)

11. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √ √

12. Mendekatkan akses layanan melalui mobile √ √


clinic (klinik bergerak)

13. Melakukan pencatatan dan pelaporan berbasis √ √


NIK dan melaporkan secara tepat dan lengkap

14. Memiliki jejaring kerja untuk mengakhiri √ √


stigma dan diskrimnasi terkait HIV AIDS dan
PIMS

15. Membangun jejaring kerja bersama berbaik √ √


sektor yang terkait untuk meningkatkan
capaian indikator yang telah ditetapkan

16. Memiliki Surat Keputusan target pencapaian √ √


SPM dimana indikator HIV AIDS tertuang
didalamnya

17. Menjamin ketersediaan anggaran pencegahan √ √


dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang
berkesinambungan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 78

66 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Tabel 19. Stratafikasi layanan Standar

NO KETERANGAN LAYANAN
STANDAR

FKTP DAN
FKRTL

1. Mampu melakukan tes/skrining kepada semua √


orang dengan risiko terinfeksi HIV AIDS;

2. Mampu melakukan diagnostic IMS sindromik √


dan laboratorium

3. Membangun jejaring untuk akses pengobatan √


terhadap semua kasus HIV AIDS dan PIMS yang
ditemukan

4. Mampu membangun jejaring untuk √


pemeriksaan Viral load secara rutin setelah
minimal minum ARV 6 bulan, 12 bulan dan
setiap tahunnya

5. Menjamin pelaksanaan upaya pemutusan mata √


rantai penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
dari ibu ke anak termasuk diagnostik untuk
anak dengen EID

6. Mampu membangun jejaring untuk √


mendiagnosa TBC dan infeksi oportunistik lain
bagi ODHA

7. Mempunyai jejaring akses laboratorium untuk √


menunjang pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan
laboratorium rutin lainnya untuk menunjang
proses pengobatan termasuk CD4

8 Mampu menyediakan layanan konseling bagi √


ODHA dan keluarga termasuk motivasi

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 79
RENCANA AKSI NASIONAL 67
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
kepatuhan dan bagaimana memperoleh hidup
dengan kesehatan yang prima

9. Membentuk jejaring pendampingan dengan √


masyarakat peduli HIV AIDS dan PIMS (Kader
kesehatan)

10. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √

11. Melaksanakan surveilans HIV AIDS dan PIMS √

12. Mampu menjawab tantangan pencatatan dan √


pelaporan berbasis NIK dan melaporkan
secara tepat dan lengkap

13. Memiliki jejaring kerja untuk mengakhiri √


stigma dan diskrimnasi terkait HIV AIDS dan
PIMS

14. Membangun jejaring kerja bersama berbaik √


sektor yang terkait untuk meningkatkan
capaian indikator yang telah ditetapkan

15. Memiliki SK target pencapaian SPM dimana √


indikator HIV AIDS tertuang didalamnya

16. Menjamin ketersediaan anggaran pencegahan √


dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang
berkesinambungan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 80
68 RENCANA AKSI NASIONAL
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
BAB 4 | STRATEGI ,INTERVENSI DAN PERAN
PEMANGKU KEBIJAKAN

Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS
tahun 2020-2024 ini disusun dalam rangka akselerasi pencapaian target 95-
95-95 menuju eliminasi HIV AIDS pada tahun 2030. Oleh karena itu
diperlukan pengharmonian target dan kegiatan untuk memperluas akses tes
dan pengobatan HIV di seluruh Kabupaten/Kota dengan melibatkan seluruh
layanan kesehatan (Puskesmas, FKTP lainnya, RS Pemerintah/Swasta dan
fasilitas kesehatan lainnya). Upaya strategis diperlukan agar dapat disusun
kegiatan yang sistematis supaya semua populasi sasaran yang sudah
ditetapkan bisa tercakup dalam sistem layanan yang akan disiapkan.

4.1 Strategi
Strategi operasional dalam RAN ini disusun untuk melaksanakan akselerasi
menuju ending AIDS tahun 2030 melalui jalur cepat (fast track) 95-95-95.
Strategi ini diformulasikan setelah dilakukan review pada pelaksanaan
program selama tahun 2014-2018 terutama pada kesenjangan utama dengan
memperhatikan kemajuan yang terjadi serta perubahan kebijaksanaan untuk
mempercepat berakhirnya epidemi AIDS pada tahun 2030. Ada 6 (enam)
strategi nasional pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di sektor
kesehatan yaitu:
1. Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota;
2. Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining,
diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan
bermutu;
3. Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan;
4. Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak
swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional
maupun internasional;
5. Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah; dan
6. Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak
lanjut.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 81
RENCANA AKSI NASIONAL 69
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Strategi tersebut kemudian dijabarkan menjadi Intervensi dan kegiatan-
kegiatan utama berdasarkan isu spesifik yang akan dilaksanakan selama
tahun 2020-2024 untuk mencapai tujuan pencegahan dan pengendalian HIV
AIDS dan PIMS tahun 2020-2024.

4.2 Intervensi per Strategi


Strategi-1:
Penguatan komitmen dari kementerian/lembaga yang terkait di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota

Strategi ini mendasari intervensi strategi lainnya dengan fokus pada area
geografi kabupaten/kota berdasarkan beban penyakit dan tingkat risiko agar
dapat lebih cepat menghambat laju epidemi HIV AIDS dan mengakhirinya
pada tahun 2030.
Intervensi dalam strategi ini meliputi:
1.1. Advokasi kebijakan dan tentang pentingnya dukungan sumber daya
yang cukup untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
agar tercapai reduksi IMS dan eliminasi HIV tahun 2030.
1.2. Penguatan Kapasitas kementerian/lembaga terkait dan pemerintah
daerah untuk mencapai reduksi PIMS demi terwujudnya eliminasi
HIV 2030.

Strategi-2:
Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining,
diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang komprehensif dan
bermutu
Strategi ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung indicator SPM yang
ke-12 mengenai skrining HIV yang wajib dilakukan pada setiap
kabupaten/kota dan meningkatkan cakupan pengobatan ARV bagi ODHA.
Intervensi dalam strategi ini meliputi:
2.1 Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk
pencegahan dan skrining HIV AIDS dan PIMS yang dapat diakses oleh
seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 82

70 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
2.2. Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk
diagnosis dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS yang dapat diakses oleh
seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah.
2.3. Mengupayakan tersedianya akses pemeriksaan laboratorium dalam
rangka monitoring pengobatan HIV AIDS di 514 Kab/Kota
2.4. Mengupayakan tersedianya pelayanan uji saring darah dan tindak
lanjutnya di setiap Kab/Kota yang dapat diakses oleh seluruh
masyarakat oleh pemerintah daerah bersama PMI

Strategi 3:
Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
berbasis data dan dapat dipertanggungjawabkan

Strategi ini merupakan upaya untuk menunjukkan kinerja dari mulai layanan,
kabupaten/kota sampai dengan provinsi yang akan menjadi gambaran umum
nasional terhadap keberhasilan program HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.

Intervensi dalam strategi ini meliputi:


3.1. Mengupayakan semua aspek program berdasarkan data dan fakta,
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai peraturan yang
berlaku melalui KIE.
3.2. Mengupayakan semua kebijakan dalam promotif, preventif dan kuratif
berdasarkan data dan fakta, dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung
dengan sumber daya

Strategi-4:
Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak
swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya baik di tingkat nasional
maupun internasional
Strategi ini merupakan penguatan terhadap kemitraan dan peran serta
masyarakat terutama untuk mengurangi stigma dan diskriminasi di
masyarakat.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 83
RENCANA AKSI NASIONAL 71
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Intervensi dalam strategi ini meliputi:
4.1. Mengupayakan terwujudnya komunikasi antar kementerian/lembaga
terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat.
4.2. Mengupayakan terwujudnya koordinasi antar kementerian/lembaga
terkait terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat
4.3. Mengupayakan terwujudnya kolaborasi antar kementerian/lembaga
terkait di pusat dan daerah bersama masyarakat
4.4. Mengupayakan penghapusan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak
asasi dan hambatan hukum melalui perangkat penilaian dan hasilnya
dilaporkan secara berjenjang ke Kementerian Kesehatan

Strategi 5:
Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah
Strategi ini pengembangan inovasi yang dapat dilakukan dalam upaya
meningkatkan keberhasilan program pencegahan dan pengedalian HIV AIDS
dan PIMS serta memberikan reward kepada
layanan/kabpaten/kota/provinsi yang telah berhasil memberikan kontribusi
terhdap keberhasian program.
Intervensi dalam strategi ini meliputi:
1.1. Mengupayakan perubahan program yang disesuaikan dengan
kemajuan ilmu dan teknologi termasuk IT ( teknologi informasi dan
komunikasi) sesuai dengan kebijakan yang berlaku;
1.2. Mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi yang mutakhir untuk
skrining dan diagnostik (termasuk EID);
1.3. Mengupayakan penggunaan obat terbaru yang aman, efektif dan
efisien;
1.4. Mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi mutakhir dalam
mengevaluasi pengobatan;
1.5. Mengupayakan peningkatan akses masyarakat pada pelayanan HIV
AIDS dan IMS yang komprehensif dan bermutu dengan memanfaatkan
pendekatan kesehatan, sosial budaya, ekonomi dan hukum yang efektif
dan efisien;

Strategi 6:

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 84

72 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan
tindak lanjut.
Strategi ini merupakan pengembangan aplikasi pelaporan pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS dan PIMS melalui SIHA dan mengembangkan
surveilan HIV AIDS dan PIMS.

Intervensi dalam strategi ini meliputi:


6.1 Mengupayakan terlaksananya monitoring, evaluasi program HIV AIDS
dan IMS yang efektif dan efisien serta tindak lanjutnya secara berkala,
berjenjang oleh SDM yang kompeten menggunakan teknologi IT yang
mutakhir untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dan
penyempurnaan program;
6.2 Mengupayakan teraksesnya data dan informasi hasil monitoring dan
evaluasi kegiatan HIV AIDS dan IMS yang dilakukan masyarakat oleh
pemerintah secara tepat waktu, aktual dan terpercaya;

4.3. Peran Serta Pemangku Kebijakan


Peran pemangku kepentingan dalam implementasi RAN Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020-2024 sangat penting,
mengingat tipologi strategi yang ditetapkan merupakan strategi yang
memerlukan keterlibatan berbagai sektor secara optimal. Dalam bab ini
dijelaskan peran pemangku baik di Kementerian Kesehatan/Lembaga dan
lintas sektor dalam implementasi intervensi dan kegiatan dalam RAN
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024.

4.3.1 Peran Lintas Unit/Program


Tabel 20. Peran Lintas Unit/Program Kemenkes dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS
& PIMS

Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya


Direktorat a. Merumuskan kebijakaan dan SOP dalam
Pencegahan dan Skrining HIV AIDS dan PIMS pada pasien HIV
Pengendalian (Subdit HIV)
Penyakit Menular b. Menyediakan alat dan habis pakai untuk
Langsung skrining dan penegakan diagnosis HIV pada
pasien TBC

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 85
RENCANA AKSI NASIONAL 73
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya
c. Mendorong perluasan cakupan layanan TBC-
HIV di puskesmas
d. Memfasilitasi dan melakukan penggerakan
pelaksanaan pemberian profilaksis pada
ODHA yang terbukti tidak HIV AIDS dan PIMS
melalui pelatihan, sosialisasi dan bimtek
Direktorat a. Merumuskan kebijakaan dan SOP dalam
Pencegahan dan Skrining HIV AIDS dan PIMS pada pasien DM,
Pengendalian perokok dan pasien penyakit paru obstruktif
Penyakit Tidak kronis
Menular b. Memfasilitasi skrining HIV AIDS dan PIMS
terintegrasi dan melakukan penggerakan
pelaksanaan pada kegiatan POS BINDU PTM
melalui pelatihan terintegrasi dan Bimtek
Direktorat Jenderal a. Merumuskan kebijakan dan SOP Skrining
Kesehatan calon pengantin, ibu hamil, anak (balita
Masyarakat dengan pendekatan MTBS, usia sekolah dan
remaja dengan penjaringan kesehatan) dan
lansia untuk mendeteksi HIV AIDS dan PIMS.
b. Merumuskan kebijakan dan melakukan
penggerakan pelaksanaan pemberian
profilaksis pada anak yang memenuhi syarat
Direktorat Promosi a. Merumuskan strategi komunikasi, informasi
Kesehatan dan dan edukasi promosi HIV AIDS dan PIMS
Pemberdayaan b. Memberdayakan masyarakat agar mampu
Masyarakat melakukan deteksi dini berdasarkan gejala,
mempromosikan cara pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS dan PIMS di rumah
tangga dan lingkungan sekitar dan atau
berperan menjadi PMO
c. Mendorong adanya dukungan pembiayaan
pencegahan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
dengan memasukkan aspek tersebut dalam
pedoman tentang pelibatan kalangan swasta
dan dunia usaha perusahaan melalui corporate
social responsibility (CSR) perusahaan yang
bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 86

74 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya
Direktorat Jenderal a. Memastikan indikator kinerja Tuberkulsois
Pelayanan menjadi salah satu indikator utama dalam
Kesehatan akreditasi RS dan Puskesmas
b. Memastikan pelayanan HIV AIDS dan PIMS
menjadi salah satu indikator mutu pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
primer dan rujukan
c. Melakukan penggerakan pelaksanaan agar
kebijakan notifikasi wajib HIV AIDS dan PIMS
terlaksana di seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan
d. Memastikan agar Standar Operasional
Prosedur (SOP) Pencegahan Penyakit Infeksi
(PPI) HIV AIDS dan PIMS diterapkan di seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan
e. Memastikan kualitas pelayanan HIV AIDS dan
PIMS di Puskesmas dan RS yang terakreditasi
terlaksana secara berkelanjutan
f. Memperluas pelayanan HIV AIDS dan PIMS
resistan obat sesuai standar di Rumah
Sakit/Balai Kesehatan sehingga setiap
kabupaten/kota mampu melaksanakannnya.
g. Melakukan jaga mutu seluruh pelayanan
laboratorium HIV AIDS dan PIMS di semua
fasyankes.
h. Melakukan uji silang hasil pemeriksaan
mikroskopis HIV AIDS dan PIMS di fasyankes
pemeriksa dengan hasil fasyankes rujukan
i. Memasukkan uji silang hasil pemeriksaan
mikroskopis HIV AIDS dan PIMS di fasyankes
pemeriksa dengan hasil fasyankes rujukan
menjadi salah satu indikator akreditasi
fasilitas pelayanan kesehatan primer dan
rujukan
j. Menambah jumlah laboratorium rujukan
pemeriksaan biakan HIV AIDS dan PIMS
sehingga tersedia di setiap provinsi

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 87
RENCANA AKSI NASIONAL 75
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya
k. Menambah jumlah laboratorium rujukan
pemeriksaan menjadi ….fasyankes di tahun
2024
l. Menambah rumah sakit yang
mengintegrasikan Sistem Informasi Rumah
sakit dengan sistem informasi HIV AIDS dan
PIMS menjadi …..di tahun 2024
Direktorat Tata a. Melaksanakan pengadaan ARV agar tersedia
Kelola Obat Publik tepat waktu dalam jumlah yang mencukupi di
dan Perbekalan seluruh fasyankes
Kesehatan b. Melaksanakan pengadaan logistik obat secara
optimal agar tersedia tepat waktu dalam
jumlah yang mencukupi di seluruh fasyankes
Pusat Data dan a. Menyediakan sarana dan parsarana untuk
Informasi mendukung Integrasi sistem informasi HIV
AIDS dan PIMS dengan sistem informasi lain
agar dapat digunakan secara bermanfaatan
dan berkelanjutan di Kantor Pusat
Kementerian kesehatan
b. Melaksanakan pengembangan sistem
informasi HIV AIDS dan PIMS dengan sistem
informasi lain apabila telah terintegrasi
sehingga dapat agar dapat digunakan secara
bermanfaatan dan berkelanjutan oleh semua
fasilitas pelayanan kesehatan
Badan a. Menetapkan pembakuan pelatihan dan
Pengembangan dan kurikulum pelatihan/TOT HIV AIDS dan PIMS
Pemberdayaan untuk semua jenis SDM kesehatan di bidang
Sumber Daya HIV AIDS dan PIMS
Manusia Kesehatan b. Memastikan agar setiap jenis pelatihan TBC
terakreditasi
Badan Penelitian a. Melakukan penelitian dan pengembangan
dan Pengembangan berbagai aspek tentang pencegahan,
Kesehatan pengendalian dan epidemiologi HIV AIDS dan
PIMS, termasuk pengembangan obat, vaksin,
dan alat serta bahan untuk diagnosis
Biro Hukum a. Melakukan fasilitasi dalam penyusunan
regulasi terkait pencegahan dan pengendalian
HIV AIDS dan PIMS

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 88

76 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Unit/Program Peran dan Dukungan Sumber daya
Biro Perencanaan a. Melakukan fasilitasi pengalokasian anggaran
di jajaran lintas program agar dapat
melaksanakan pencegahan dan pengendalian
HIV AIDS dan PIMS sesuai tugas dan fungsi
masing- masing terkait HIV AIDS dan PIMS
guna tercapainya target pengendalian HIV
AIDS dan PIMS dalam Renstra dan RPJMN
Pusat Komunikasi a. Melakukan upaya pelibatan media massa
Publik dan mainstream dan online serta lembaga
Pelayanan swadaya masyarakat/kalangan swasta/dunia
Masyarakat usaha agar berperan/mendukung dalam
sosialisasi dan advokasi tentang pencegahan
dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS

4.3.2 Peran Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota


Peran pemangku kepentingan dalam implementasi RAN Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020-2024 sangat penting,
mengingat tipologi strategi yang ditetapkan merupakan strategi yang
memerlukan keterlibatan berbagai sektor secara optimal. Dalam bab ini
dijelaskan peran pemangku baik di Kementerian Kesehatan/Lembaga dan
lintas sektor dalam implementasi intervensi dan kegiatan dalam RAN
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS 2020-2024.

3.3. Peran Kementerian/Lembaga


Tabel 21. Peran Kementerian/Lembaga dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan
PIMS

Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian a. Mengkoordinasikan peningkatan komitmen,
Koordinator peran dan dukungan seluruh jajaran lintas sektor
Pembangunan dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS
Manusia dan dan PIMS secara nasional menuju eliminasi HIV
Kebudayaan AIDS dan PIMS 2030 diperkuat dengan regulasi.
Kementerian a. Mengkoordinasikan perencanaan lintas sektor
Perencanaan dan untuk menjamin alokasi anggaran yang mencukupi
Pembangunan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
Nasional/ Bappenas terkait pencegahan dan pengendalian HIV AIDS
dan PIMS guna mencapai eliminasi HIV AIDS dan
PIMS 2030.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 89
RENCANA AKSI NASIONAL 77
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kementerian/Lembaga Peran
b. Memfasilitasi ketersediaan anggaran khusus untuk
deteksi dini dan tatalaksana HIV AIDS dan PIMS
dalam akselerasi pencapaian target RPJMN dan
SDGs.
Kementerian Dalam a. Melakukan pembinaan dan pengawasan pada
Negeri jajaran pemerintah daerah
provinsi/kabupaten/kota dalam pencapaian
target SPM.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan pada
jajaran pemerintah provinsi/kabupaten/kota agar
dapat mengaloaksikan anggaran yang mencukupi
untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan
PIMS.
c. Melakukan pembinaaan dan pengawasan pada
jajaran pemerintah daerah agar menginternalisasi
indikator HIV AIDS dan PIMS ke dalam dokumen
perencanaan pembagunan daerah (RPJMD/RKPD)
d. Melakukan koordinasi dengan Tim Penggerak
PKK Pusat agar seluruh jajaran PKK mendukung
pencegahan dna pengendalian HIV AIDS dan PIMS
melalui promosi, deteksi dini dan rujukan kasus
HIV AIDS dan PIMS ke fasyankes.
e. Bekerjasama dalam penyediaan NIK sebagai satu
single-entry di fasyankes.
Kementerian Luar a. Menjamin akses layanan HIV AIDS dan PIMS
Negeri sesuai standar bagi warga negara Indonesia yang
sedang berada di luar negeri maupun yang sedang
bekerja di luar negeri
Kementerian Hukum a. Melakukan fasilitasi dan harmonisasi dalam
dan Hak Asasi Manusia penerbitan regulasi terkait: (i) penghapusan
stigma dan diskriminasi terhadap penderita
penyakit tertentu termasuk pasien HIV AIDS dan
PIMS, (ii) pencegahan penularan dan
pengendalian HIV AIDS dan PIMS termasuk
kewajiban berobat bagi semua penderita HIV AIDS
dan PIMS dan bagi mereka yang mendapatkan
terapi pencegahan ko-infeksi TBC pada ODHA.
b. Menetapkan kebijakan dan melakukan
penggerakan pelaksanaan agar pelayanan HIV
AIDS dan PIMS di rutan/lapas/rumah
detensi/faskes dari jajaran kemenhukham
dilaksanakan sesuai standar.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 90

78 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Tenaga a. Menetapkan kebijakan tentang Layanan HIV AIDS
Kerja dan dan PIMS sesuai standar dan penggerakan
Transmigrasi pelaksanaannya di tempat kerja/perusahaan
termasuk sosialisasi, deteksi dini, tatalaksana dan
pengobatan
b. Menetapkan kebijakan tentang kewajiban tidak
menularkan HIV AIDS dan PIMS bagi calon jemaah
haji dan calon TKI dan penggerakan pealaksanaan
c. Memberikan kesempatan pelatihan okupasi bagi
penderita HIV AIDS dan PIMS untuk
meningkatkan pendapatan mereka
Kementerian a. Menetapkan kebijakan tentang kewajiban
Komunikasi dan menanyangakan sosialisasi/promosi tentang
Informatika program kesehatan prioritas termasuk HIV AIDS
dan PIMS bagi media massa mainstream dan
online
b. Melaksanakan sosialisasi/promosi tentang
program kesehatan prioritas termasuk HIV AIDS
dan PIMS melalui media di lingkungan
kemenkoinfo dan didukung sumber daya yang
dimiliki
Kementerian a. Menetapkan kebijakan tentang muatan
Pendidikan dan pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk
Kebudayaan HIV AIDS dan PIMS ke dalam kurikulum
pendidikan umum, dasar, menengah, dan tinggi

Kementerian Agama a. Menetapkan kebijakan tentang pencegahan dan


pengendalian penyakit termasuk HIV AIDS dan
PIMS di semua institusi pendidikan agama dan
penggerakan pelaksanaannya
b. Membuat kebijakan untuk pelaksanaan skrining
HIV AIDS dan PIMS pada anak-anak yang akan
menjadi santriwan-santriwati baru saat akan
masuk pondok pesantren.
c. Berkoordinasi dengan Dinas kesehatan maupun
puskesmas di wilayah domisili pesantren.
Kementerian Desa dan a. Melakukan penggerakan pelaksanaan agar
daerah tertinggal kebijakan pengalokasian anggaran dana desa
untuk kesehatan di seluruh desa di Indonesia
mencakup pencegahan dan pengendalian HIV
AIDS dan PIMS

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 91
RENCANA AKSI NASIONAL 79
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kementerian/Lembaga Peran
Kementerian Sosial a. Menetapkan kebijakan tentang dukungan bagi
pasien HIV AIDS dan PIMS dari keluarga miskin
yang antara lain mencakup pemberian makanan
tambahan, biaya transport penderita untuk
berobat ke faskes
Kementerian Riset dan b. Menetapkan kebijakan tentang topik penelitian
Teknologi berbagai aspek tentang pencegahan, pengendalian
dan epidemiologi HIV AIDS dan PIMS, termasuk
pengembangan obat dan alat serta bahan untuk
diagnosis
Kementerian a. Menetapkan kebijakan tentang penyediaan
Perhubungan sarana, prasaran dan sumber daya untuk
pelaksnaan Promosi pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS dan PIMS pada semua
sarana transportasi
Badan Usaha Milik a. Menetapkan kebijakan tentang pelayanan HIV
Negara AIDS dan PIMS mencakup deteksi dini HIV dan
PIMS, tatalaksana dan pengobatan pada pekerja di
perusahaan BUMN
Badan Pengawas Obat a. Melakukan bimbingan dan memberikan solusi
dan Makanan terkait kendala pada saat pengembangan ARV
b. Melakukan pemantauan kualitas ARV
c. Penguatan farmakovigilans ARV
Kepolisian Negara a. Menetapkan kebijakan tentang layanan HIV AIDS
Republik Indonesia dan PIMS sesuai standar mencakup deteksi dini,
(POLRI) pencegahan, tatalaksana dan pengobatan pada
semua fasyankes milik POLRI dan penggerakan
pelaksanaan
Badan Pengelola a. Menetapkan kebijakan pembiayaan layanan HIV
Jaminan Kesehatan AIDS dan PIMS sesuai dengan ketentuan yang
Nasional ditetapkan
b. Memberikan informasi mengenai
penyelenggaraan pelayanan HIV AIDS dan PIMS
yang pembiayaannya ditanggung dalam Jaminan
Kesehatan Nasional
Tentara Nasional a. Menetapkan kebijakan tentang layanan HIV AIDS
Indonesia (TNI) dan PIMS sesuai standar mencakup deteksi dini,
pencegahan, tatalaksana dan pengobatan pada
semua fasyankes milik TNI

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 92
80 RENCANA AKSI NASIONAL
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kementerian/Lembaga Peran
Organisasi a. Menjamin agar pelaksanaan/tatalaksana HIV AIDS
profesi/organisasi dan PIMS oleh anggota organisasi sesuai standar
penyedia layanan/dll
b. Menjamin agar kegaitan deteksi dini dan
pengobatan oleh anggota organisasi dilaporkan
pada Dinas Kesehatan setempat
Badan Amil Zakat a. Menyalurkan dana bantuan untuk penyediaan
Nasional pemberian makanan tambahan bagi penderita HIV
AIDS dan PIMS
Pembinaan a. Menggerakkan pelaksanaaan promosi tentang
Kesejahteraan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Keluarga di tingkat desa/kelurahan oleh anggota PKK
Pramuka a. Menggerakkan pelaksanaaan promosi tentang
pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS
di semua gugus depan dan lingkungan sekitar oleh
anggota pramuka
Lembaga swadaya a. Mendukung pemerintah dalam mencapai target
masyarakat terhadap indikator nasional yang telah ditetapkan
b. Mendukung inovasi-inovasi yang efektif sesuai
dengan potensi dan kapasitas
c. Mendorong harmonisasi program HIV AIDS dan
PIMS secara lintas sektor
d. Mendorong pelayanan HIV AIDS dan PIMS yang
sesuai standar
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
HIV AIDS dan PIMS dan dalam mencari layanan
kesehatan secara proaktif
f. Memobilisasi dukungan, sumber daya, dan upaya
dari berbagai pemangku kepentingan di tingkat
nasional dan internasional melalui sebuah skema
kemitraan untuk upaya pengendalian HIV AIDS
dan PIMS di Indonesia
g. Mempengaruhi kebijakan terkait HIV AIDS dan
PIMS melalui advokasi kepada pemangku
kepentingan
Civil Society a. Penemuan/penjangkauan terduga/suspek HIV
Organization AIDS dan PIMS
b. Merujuk ke faskes
c. Pendampingan minum obat

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 93
RENCANA AKSI NASIONAL 81
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kementerian/Lembaga Peran
d. Edukasi dan promosi HIV AIDS dan PIMS
e. Peningkatan kapasitas pasien HIV AIDS dan PIMS
Pemerintah Desa a. Menentukan prioritas upaya penanggulangan HIV
AIDS dan PIMS di tingkat desa yang menjadi
bagian dari daftar kewenangan lokal berskala
Desa.
b. Memastikan kegiatan prioritas upaya
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS tingkat desa
menjadi bagian dari dokumen perencanaan
pembangunan Desa (RPJMDesa, RKPDesa) untuk
keberlanjutan program dan dibiayai melalui
APBDesa termasuk Dana Desa secara bertahap
sampai tahun 2030 (sesuai dengan masa
RPJMDesa)
c. Memastikan pendampingan oleh OPD,
pendamping professional dan pendamping teknis
termasuk upaya peningkatan kapasitas
masyarakat dalam pengelolaan kegiatan
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS secara
berkelanjutan.
d. Koordinasi untuk pembinaan dan pengawasan
dengan OPD kabupaten/kota
e. Melakukan evaluasi kegiatan penanggulangan HIV
AIDS dan PIMS oleh Desa dan supra Desa secara
berkala.

4.3.3 Peran Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota


4.3.3.1 Peran Tingkat Pusat
a. Menetapkan kebijakan dan strategi program penanggulangan
HIV AIDS dan PIMS.
b. Melakukan koordinasi lintas program/lintas sektor dan
kemitraan untuk kegiatan Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS
dengan institusi terkait di tingkat nasional.
c. Memenuhi kebutuhan obat ARV.
d. Memenuhi kebutuhan perbekalan kesehatan, reagensia dan
penunjang laboratorium lain untuk penegakan diagnosis HIV
dan PIMS sebagai penyangga kegiatan atau buffer.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 94
82 RENCANA AKSI NASIONAL
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
e. Mengawasi dan menjamin mutu obat serta laboratorium HIV
AIDS dan PIMS.
f. Monitoring, evaluasi dan pembinaan teknis kegiatan
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS.
g. Menyediakan dana untuk kegiatan operasional Pengendalian
HIV AIDS dan PIMS yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
h. Menyediakan dana untuk kegiatan peningkatan SDM
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS terkait dengan tugas pokok
dan fungsi.

4.3.3.2 Peran Tingkat Provinsi


a. Memastikan Program HIV AIDS dan PIMS masuk dalam
indikator RPJMD dan Renstra untuk Pengendalian HIV AIDS dan
PIMS.
b. Memastikan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS oleh kabupaten/kota
melalui monitoring dan bimbingan teknis.
c. Melaksanakan ketetapan kebijakan dan strategi program
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS sesuai
tugas dan fungsi.
d. Menyediakan kebutuhan perbekalan kesehatan, reagensia dan
penunjang laboratorium lain untuk penegakan diagnosis TB
sebagai penyangga kegiatan atau buffer.
e. Melakukan koordinasi lintas program/lintas sektor dan
kemitraan untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan
HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di tingkat provinsi.
f. Mendorong ketersediaan dan peningkatan kemampuan tenaga
kesehatan untuk pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS
dan PIMS.
g. Melakukan pemantauan dan pemantapan mutu atau quality
assurance untuk pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang
diagnosis HIV AIDS dan PIMS.
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pembinaan teknis
kegiatan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS, pemantapan
surveilans epidemiologi HIV AIDS dan PIMS di tingkat
kabupaten/kota.
i. Menyediakan dana untuk kegiatan operasional pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS yang terkait dengan tugas
pokok dan fungsi.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 95
RENCANA AKSI NASIONAL 83
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
4.3.3.3 Peran Tingkat Kabupaten/Kota
a. Memastikan Program HIV AIDS dan PIMS masuk dalam
indikator RPJMD dan Renstra untuk Penanggulangan HIV AIDS
dan PIMS.
b. Melaksanakan ketetapan kebijakan dan strategi program
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS yang telah
diterbitkan oleh Kementerian.
c. Menjamin pelaksanaan penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
d. Menyediakan kebutuhan perbekalan kesehatan dan bahan
pendukung diagnosis.
e. Menyediakan kebutuhan pendanaan untuk operasional
program Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.
f. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor serta
jejaring kemitraan untuk kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan PIMS dengan institusi terkait di
tingkat kabupaten.
g. Menyediakan kebutuhan Pendanaan kegiatan peningkatan SDM
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di
wilayahnya.
h. Menyediakan bahan untuk promosi HIV AIDS dan PIMS.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 96

84 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
BAB
BAB5 |5Rencana
| Rencana
Operasional
Operasional

Strategi-1:
No
No Kegiatan
Kegiatan SubSub
Kegiatan
Kegiatan Pelaksana
Pelaksana
UtamaUtama TingkatTingkat Waktu Waktu
Strategi-1: Penguatan
Penguatankomitmen
komitmendari
dari
kementerian/lembaga
kementerian/lembaga
yangyang
terkait
terkait
di tingkat
di tingkat
pusat,pusat,
provinsi
provinsi
dan kabupaten/kota
dan kabupaten/kota

Pelaksana
PelaksanaPelaksanaan
Pelaksanaan
Intervensi
Intervensi 1.1
1.1 Advokasi
Advokasikebijakan
kebijakandan
dantentang
tentangpentingnya
pentingnya
dukungan
dukungansumber
sumber
daya daya
yang yang
cukupcukup
untuk untuk
pencegahan
pencegahan
dan dan
pengendalian
pengendalian HIV
HIVAIDS
AIDSdan
danPIMS
PIMS
agar
agar
tercapai
tercapai
reduksi
reduksi
IMSIMS
dandan
eliminasi
eliminasi
HIV tahun
HIV tahun
2030 2030

1.1.1
1.1.1 Memperkuat
Memperkuatkerjasama
kerjasama 1.1.1.1
1.1.1.1 Melakukan
Melakukanadvokasi
advokasi Kemenko
Kemenko
PMK danPMK dan
Pusat,Pusat,
Provinsi,
Provinsi,
2021-2024
2021-2024
lintas
lintasOrganisasi
Organisasi kepada
kepada
jajaran
jajaran
lintas
lintas Kemenkes,
Kemenkes, Kab/Kota
Kab/Kota
Pemerintah
PemerintahDaerah
Daerahdalam
dalam program
programdandan
sektor
sektor
di di
Dinkes
Dinkes
Provinsi
Provinsi
Pencegahan
Pencegahandan dan tingkat
tingkat
Pengendalian
PengendalianHIVHIVAIDS
AIDS
&& pusat/provinsi/kabupaten/
pusat/provinsi/kabupaten/ Dinkes
Dinkes
Kab/Kota
Kab/Kota
PIMS
PIMSagar
agartersedia
tersedia kota
kota
dukungan
dukungansumber
sumberdayadaya
guna
guna pencapaian
pencapaiantarget
target
Standar
StandarPelayanan
Pelayanan
Minimal
MinimalRisiko
RisikoHIV
HIV

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
85 RENCANA AKSI NASIONAL
86
1.1.1.2 Melakukan pertemuan Kemenkes Pusat, Provinsi, 2021-2024
lanjutan advokasi untuk Dinkes Prov Kab/Kota
konsolidasi dan koordinasi Dinkes Kab/Kota
LP/LS

1.1.2 Memperkuat komitmen 1.1.2.1 Melakukan pertemuan Bappenas, Pusat, Provinsi, 2021-2024
jajaran pemerintah dalam untuk menggalang Kemendagri dan Kab/Kota
mewujudkan tersedianya komitmen yang dihadiri Kemenkes
alokasi sumber daya oleh pimpinan daerah agar

RENCANA AKSI NASIONAL


dalam dokumen resmi tersedia alokasi sumber
untuk P2 HIV AIDS & PIMS daya yang cukup untuk P2
guna mencapai reduksi HIV AIDS dan PIMS di
PIMS dan eliminasi HIV masing-masing daerah
2030

1.1.2.2 Melakukan pertemuan Kemendagri Pusat, Provinsi, 2021-2024


penyusunan dokumen Bappeda Prov dan Kab/Kota,
perencanaan berjenjang Kab/Kota Kecamatan,
dari desa, kecamatan, Dinkes Prov Desa/Keluraha
kabupaten kota, provinsi Dinkes Kab/Kota n
dan pusat

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 98
1.1.3 Advokasi penguatan 1.1.3.1 Melakukan advokasi ke Kemendikbud dan Pusat 2021-2024
kompetensi tenaga medis jajaran Fakultas Kemenkes
dalam tatalaksana HIV Kedokteran, ikatan profesi,
AIDS & PIMS dan perhimpunan seminat
dalam penguatan
kompetensi tenaga medis
dalam tatalaksana HIV
AIDS & PIMS

1.1.3.2 Penyusunan, penerbitan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020-2021


dan diseminasi Roadmap P2P)
Nasional HIV AIDS dan
PIMS tahun 2020-2030 dan
pedoman pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS dan
PIMS

Intervensi 1.2 Penguatan Kapasitas kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah untuk mencapai reduksi PIMS demi
terwujudnya eliminasi HIV 2030

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
87 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 99
88
1.2.1 Kajian pelaksanaan 1.2.1.1 Melakukan pertemuan Kemendagri, Pusat, Provinsi, 2021 -2024
perundangan yang ada untuk mengkaji, Kemenkumham, Kab/Kota
tentang HIV AIDS dan menganalisis kendala dan Kemenkes (Biro
PIMS untuk hambatan pelaksanaan Hukor dan Ditjen
mengidentifikasi kendala, regulasi terkait HIV AIDS P2P),
masalah dan solusi guna dan PIMS di masing-masing
Dinkes Provinsi,
memastikan tercapainya kelompok masyarakat
reduksi PIMS demi Dinkes Kab/Kota.
terwujudnya eliminasi HIV

RENCANA AKSI NASIONAL


2030

1.2.1.2 Melakukan pertemuan Kemendagri Pusat 2021-2024


untuk membahas agar Kemenkes (Biro
prestasi dalam pencegahan Komunikasi &
dan pengendalian HIV AIDS Yanmas dan Ditjen
dan PIMS menjadi salah P2P)
satu kriteria (a.l
menggambarkan
kepatuhan dalam
melaksanakan peraturan
perundangan) dalam
pemberian apresiasi pada

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
jajaran pemerintah atas

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 100
keberhasilan dalam
pembangunan kesehatan

1.2.1.3 Melakukan pertemuan Kemendagri Pusat 2021-2024


untuk membahas agar Kemenkes (Biro
prestasi dalam pencegahan Komunikasi &
dan pengendalian HIV AIDS Yanmas dan Ditjen
dan PIMS menjadi salah P2P)
satu kriteria (misalnya
menggambarkan prestasi
dalam menghapus
stigmatisasi dan
diskriminasi pada ODHA)
dalam pemberian apresiasi
pada individu/kelompok
masyarakat/organisasi
kemasyarakatan atas peran
sertanya dalam
pembangunan kesehatan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
89 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 101
90
1.2.2 Membangun kemandirian 1.2.2.1 Membangun kemandirian Kemen PAN Pusat, Provinsi, 2021-2024
ODHA dalam ODHA melalui komunikasi, Kemendagri Kab/Kota
mendapatkan pelayanan informasi dan edukasi Kemenaker Masyarakat
HIV AIDS termasuk ART dalam mendapatkan Kemenkes
dan sosialisasi kepada pelayanan HIV AIDS TNI/POLRI
petugas fasilitas termasuk ART Kemen BUMN
pelayanan kesehatan Kemenag
terkait kemandirian ODHA
Kemeninfo
dalam mendapatkan

RENCANA AKSI NASIONAL


pelayanan HIV AIDS Kemen PPA
termasuk ART Kemensos

1.2.2.2 Sosialisasi kepada seluruh Kemen PAN Kab/Kota 2021-2024


petugas di fasilitas Kemendagri Masyarakat
pelayanan kesehatan Kemenaker
terkait kemandirian ODHA Kemenkes
dalam mendapatkan TNI/POLRI
pelayanan HIV AIDS Kemen BUMN
termasuk penobatan ART Kemenag
Kemeninfo
Kemen PPA

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kemensos

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 102
1.2.3 Tersedianya pedoman 1.2.3.1 Penyusunan, penerbitan Kemenaker Pusat, Provinsi 2021-2024
dalam implementasi P2 dan diseminasi pedoman Kemenkes (Ditjen dan kab/kota
HIV AIDS & PIMS sesuai tentang keselamatan dan P2P, Ditjen Yankes
jenjang pelayanan kesehatan kerja dalam dan Ditjen
&administrasi UKM dan UKP terkait P2HIV Kesmas)
AIDS & PIMS

1.2.3.2 Penyusunan, penerbitan Bappenas Pusat, Provinsi 2021-2024


dan diseminasi pedoman Kemenkeu dan kab/kota
tentang pembiayaan Kemenkes (Itjen,
kesehatan UKP dan UKM Roren)
terkait pelayanan HIV AIDS
dan PIMS yang terintegrasi,
mencakup pencatatan
pelaporan terkait JKN
sehingga data dapat
diakses oleh masayarakat

1.2.3.3 Penyusunan, penerbitan Kemenko PMK Pusat, Provinsi 2021-2024


dan diseminasi BKKBN dan kab/kota
pedoman/juknis tentang Kemenkes
dukungan keluarga, Kemendagri
kelompok dan masyarakat

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
kepada ODHA dalam P2

91
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 103
92
HIV AIDS dan PIMS agar
mempunyai rasa percaya
diri, tetap bersemangat,
aktif dan produktif serta
patuh berobat

1.2.3.4 Penyusunan, penerbitan Kemenkes (Pusat Pusat, Provinsi 2020-2021


dan diseminasi Analisis dan kab/kota
pedoman/juknis tentang Determinan

RENCANA AKSI NASIONAL


monitoring dan evaluasi Kesehatan (PADK)
pelaksanaan kebijakan P2 dan Ditjen P2P)
HIV AIDS dan PIMS Kemenkeu

1.2.3.5 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2020


dan diseminasi
pedoman/juknis tentang
pencegahan dan testing
HIV AIDS dan PIMS pada
populasi umum dan rentan

1.2.3.6 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2021


dan diseminasi
pedoman/juknis tentang

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
pencegahan HIV AIDS dan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 104
PIMS yang mencakup
aspek biomedis, perilaku
dan manajerial

1.2.3.7 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2021-2022


dan diseminasi
pedoman/juknis tentang
kolaborasi HIV dengan
komorbid lainnya

1.2.3.8 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2020


dan diseminasi
pedoman/juknis tentang
manajemen logistik HIV
AIDS dan PIMS

1.2.3.9 Penyusunan strategi dan Kemenkes Pusat 2020


pedoman/juknis untuk
notifikasi pasangan risiko
tinggi

1.2.4 Perumusan kebijakan 1.2.4.1 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2021-2022


tentang HIV AIDS dan PIMS dan diseminasi
Kemanaker
terkait populasi dan pedoman/juknis HIV AIDS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
tempat-tempat khusus dan PIMS di tempat kerja

93
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 105
94
1.2.4.2 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2020-2021
dan diseminasi
Kemenaker
pedoman/juknis HIV AIDS
dan PIMS untuk populasi
migran

1.2.4.3 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2020-2021


dan diseminasi
pedoman/juknis HIV AIDS

RENCANA AKSI NASIONAL


dan PIMS untuk remaja
populasi kunci

1.2.4.4 Penyusunan, penerbitan Kemenkes Pusat 2020-2021


dan diseminasi
Kemenhukham
pedoman/juknis HIV AIDS
dan PIMS untuk lapas, Kemensos
rutan, panti, sekolah Kemendikbud
berasrama
Kemenag

1.2.4.5 Pengembangan strategi Kemenkes Pusat 2020


dan materi komunikasi
untuk promosi TB HIV

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 106
1.2.4.6 Melakukan koordinasi Kemenkes Pusat, Provinsi, 2021-2024
perencanaan dan Kab/Kota
Dinkes Provinsi
manajemen kolaborasi TB
HIV secara berjenjang Dinkes Kab/Kota

Strategi-2: Peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik dan pengobatan HIV AIDS dan

Intervensi 2.1 Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk pencegahan dan skrining HIV AIDS dan PIMS
PIMS yang komprehensif dan bermutu

yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah

2.1.1 Peningkatan kapasitas dan 2.1.1.1 Melakukan Sosialisasi dan Kemendagri Pusat, Provinsi, 2020-2024
kompetensi layanan Perencanaan Penerapan Kab/Kota
Kemenkes
Mampu Skrining HIV AIDS SPM kepada Dinas
dan PIMS untuk Kesehatan dan Dinkes Provinsi
masyarakat stakeholder secara Bappeda Provinsi
berjenjang
Dinkes Kab/Kota
Bappeda Kab/Kota

2.1.1.2 Melakukan Skrining HIV Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020-2024


AIDS dan PIMS bagi
Dinkes Provinsi
masyarakat sebagaimana

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
diamanatkan dalam SPM

95
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 107
96
oleh FKTP dan FKRTL Kemenkes
termasuk TNI dan Polri
Kemendagri
TNI/Polri

2.1.1.3 Melakukan skrining HIV Kemenkumham Pusat, Provinsi, 2020-2024


AIDS dan PIMS bagi WBP Kab/Kota
di Lapas

2.1.1.4 Melakukan Penyuluhan Dinkes Provinsi Provinsi, 2020-2024

RENCANA AKSI NASIONAL


dan skrining WBP oleh Kab/Kota
Kanwil
tenaga kesehatan di lapas
Kemkumham
Dinkes Kab/Kota

2.1.1.5 Melakukan jejaring


antara lapas dan Layanan
Kesehatan setempat
setempat guna
menunjang pelaksaaan
diagnostic bagi WBP dan
akses pengobatan serta
upaya pencegahan
penularan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 108
2.1.1.6 Klinik Perusahan mampu Klinik Perusahaan Provinsi 2021 - 2024
melakukan skrining HIV
Kemanaker Kab/Kota
AIDS dan PIMS kepada
Pekerja

2.1.1.7 Melakukan jejaring Klinik Perusahaan Provinsi 2021 - 2024


antara Klinik perusahaan
Kemanaker Kab/Kota
dengan layanan
kesehatan di wilayahnya Fasilitas Pelayanan
guna menunjang Kesehatan
ketersediaan akses Dinkes kab/kota
pengobatan HIV kepada
Dinkes Provinsi
tenaga kerja yang ada
dan upaya pencegahan
penularannya

2.1.2 Memastikan ibu hamil 2.1.2.1 Sosialisasi penjangkauan Dinkes Provinsi Provinsi, 2020-2024
mendapatkan pelayanan ibu hamil agar target SPM Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota
sesuai standar termasuk dan triple eliminasi
tes HIV, Sifilis dan Hepatitis tercapai kepada jajaran
B secara inclusive di dinas dan fasyankes serta

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
fasyankes pemerintah

97
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 109
98
maupun swasta untuk jaringannya dan
mencapai triple eliminasi stakeholder terkait

2.1.2.2 Peningkatan Jumlah Kemenkes Pusat, Provinsi, 2020-2024


layanan KIA baik Kab/Kota
Dinkes Provinsi

RENCANA AKSI NASIONAL


pemerintah maupun
swasta yang mampu Dinkes Kab/Kota
melakukan skrining HIV,
Sifilis dan Hepatitis B pada
ibu hamil

2.1.2.3 Pelaksanaan pemetaan Dinkes Provinsi Kab/Kota, 2020-2024


semua ibu hamil yang ada Fasyankes
Dinkes Kab/Kota
di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat
dilakukan skrining HIV,
Sifilis dan Hepatitis B

2.1.2.4 Pelaksanaan skrining HIV, Dinkes Provinsi Kab/Kota, 2020-2024


Sifilis dan Hepatitis B rutin Fasyankes

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Dinkes Kab/Kota
bagi ibu hamil pada

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 110
pemeriksaan ANC di
semua layanan KIA yang
ada

2.1.2.5 Pelaksanaan pencatatan Dinkes kab/kota Fasyankes 2020 - 2024


hasil skrining HIV, Sifilis
Dinkes Prov Dinkes
dan Hepatitis B ke Kohort
Kab/kota
Ibu yang tersedia oleh Kemenkes (Ditjen
semua layanan KIA untuk P2P dan Ditjen
mendukung tindaklanjut Kesga)
layanan sebelum, saat
dan sesudah persalinan

2.1.3 Deteksi dini HIV pada 2.1.3.1 Orientasi MTBM/MTBS Dinkes Kab/Kota Kab/Kota, 2020 - 2024
balita melalui Manajemen kepada petugas Fasyankes
Dinkes Prov
Terpadu Bayi Muda kesehatan secara
(MTBM) dan Manajemen berjenjang termasuk Kemenkes (Ditjen
Terpadu Balita Sakit materi tentang Kesga dan Ditjen
(MTBS) pencegahan dan P2P)
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
99 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 111
100
2.1.3.2 Koordinasi pelaksanaan Dinkes Prov Provinsi 2020 - 2024
deteksi dini HIV melalui Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota
MTBM/MTBS dengan unit
Fasyankes
terkait

2.1.3.3 Mentoring implementasi Dinkes Kab/Kota Pusat 2020 - 2024


deteksi dini melalui Dinkes Prov Provinsi
MTBM/MTBS secara Kab/Kota
Kemenkes
berjenjang

RENCANA AKSI NASIONAL


2.1.4 Perluasan layanan 2.1.4.1 Peningkatan jumlah Dinkes Kab/Kota Pusat 2020 - 2024
pencegahan HIV AIDS dan sekolah yang memberikan Dinkes Prov
Provinsi
PIMS pada Remaja layanan PKPR yang
Dinas Pendidikan Kab/Kota
terintegrasi dengan
Prov, Kab/Kota
layanan HIV (remaja
populasi umum) Kemendik
Kemenkes (Ditjen
P2P dan Ditjen
Kesga)

2.1.4.2 Peningkatan layanan Dinkes Kab/Kota Pusat 2020 - 2024


terhadap anak jalanan Dinkes Prov
Provinsi
dan atau putus sekolah
Kemensos Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 112
Kemendik
Kemenkes (Ditjen
P2P dan Ditjen
Kesga)

2.1.5 Notifikasi pasangan risiko 2.1.5.1 Melakukan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 -2024
tinggi (risti) sosialisasi/lokakarya bagi P2P) Provinsi
petugas (dokter dan Kab/kota
Dinkes Prov
perawat) termasuk LSM
untuk penguatan Dinkes Kab/Kota
pelaksanaan skrining HIV Komunitas
dan PIMS kepada
pasangan dari
ODHA/Pasien IMS yang
telah terdiagnosa

2.1.5.2 Pelaksanaan notifikasi Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 – 2024


pasangan sesuai dengan
Dinkes Prov Kab/KotaProvin
juknis baik oleh petugas
si
kesehatan dan komunitas Kemenkes (Subdit
(LSM) di semua layanan HIV AIDS dan Pusat
PIMS)

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
Komunitas

101
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 113
102
2.1.5.3 Melakukan skrining Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 – 2024
kepada pasangan yang Kab/Kota
Dinkes Prov
telah ternotifikasi oleh
petugas kesehatan Kemenkes
maupun komunitas (LSM) Komunitas
dan tindak lanjutnya (
testing, pengobatan dan
perubahan perilaku)

RENCANA AKSI NASIONAL


2.1.6 Meningkatkan akses 2.1.6.1 Penjangkauan Populasi Komunitas Fasyankes 2020 - 2024
populasi kunci dan khusus Kunci dan khusus kab/kota
Dinkes Kab/Kota
pada pelayanan kesehatan (termasuk usia 15-17
HIV AIDS dan IMS melalui tahun) oleh komunitas Dinkes Prov
penjangkauan oleh Kemenkes
komunitas

2.1.6.2 Melakukan penilaian Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 - 2024


kinerja komunitas dalam
Dinkes Prov Kab/Kota
penjangkauan populasi
kunci dan populasi khusus Kemenkes Prov
Pusat

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 114
2.1.6.3 Sosialisasi penggunaan Kemenkes Pusat 2020 – 2024
kondom dan Lubrikan
Dinkes Prov Provinsi
pada populasi kunci dan
pasangan untuk Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
pencegahan P2 HIV AIDS Komunitas Fasyankes
dan PIMS

2.1.7 Pelaksanaan pengurangan 2.1.7.1 Melakukan sosialisasi Kemenkes (Subdit Pusat 2020 - 2024
dampak buruk juknis Program Terapi Napza dan Subdit
Provinsi
Rumatan Metadon HIV AIDS dan
(PTRM)secara berjenjang PIMS) Kab/Kota
dari Provinsi, kabupaten
Kemenkumham
kota dan layanan yang
diperkuat dengan BNN
pembaruan informasi TNI/POLRI
Dinkes Prov
Dinkes Kab/Kota
Komunitas

2.1.7.2 Melakukan simposium Kemenkes (Subdit Pusat 2021 – 2024


Program Terapi Rumatan Napza dan Subdit
Provinsi
Metadon (PTRM) kepada HIV AIDS dan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
PIMS)

103
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 115
104
aparat hukum dan media Kemkominfo Kab/Kota
massa untuk mencegah BNN
kriminalisasi
TNI/Polri

Dinkes Prov
Dinkes Kab/Kota

2.1.7.3 Menyediakan akses untuk Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 – 2024

RENCANA AKSI NASIONAL


terapi rumatan P2P)
Provinsi
Methadone Dinkes Prov
Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota

2.1.7.4 Menyediakan akses Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 – 2024


pengurangan dampak P2P)
Provinsi
buruk pada populasi kunci Dinkes Prov
yang menggunakan Met Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota
Amphetamine dan atau
penggunaan Napza
lainnya

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 116
Intervensi 2.2 Mengupayakan tersedianya layanan pemerintah dan swasta untuk diagnosis dan pengobatan HIV AIDS dan PIMS
yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat di 514 Kab/Kota oleh pemerintah daerah

2.2.1 Penambahan layanan tes 2.2.1.1 Melakukan Pemetaan Kemenkes Kab/kota oleh 2020 – 2024
HIV dan IMS fasilitas layanan tes, semua FKTP
Dinkes Prov
pengobatan dan dan FKRTL
pemeriksaan Viral load Dinkes Kab/Kota (pemerintah
untuk mengidentifikasi dan swasta)
kekurangan layanan serta
pengembangan jejaring
kerja

2.2.1.2 Melakukan Dinkes Prov Provinsi 2020 - 2024


pembentukkan tim
Dinkes Kab/kota Kab/kota
mentoring pencegahan
dan pengendalian HIV
AIDS dan PIMS di tingkat
provinsi untuk
memberikan mentoring
layanan komprehensif
baru yang telah
dikembangkan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
105 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 117
106
2.2.1.3 Melakukan peningkatan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024
kapasitas petugas fasilitas P2P)
Provinsi
kesehatan untuk layanan
Dinkes Prov
komprehensif yang baru Kab/Kota
(Mampu Tes dan Dinkes Kab/Kota
pengobatan HIV AIDS dan
PIMS) melalui orientasi,
workshop, mentoring, on
the job trainning, dan bed

RENCANA AKSI NASIONAL


side teaching

2.2.1.4 Mengupayakan semua Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


fasyankes (fasyankes Yankes, Ditjen P2P)
Provinsi
pemerintah, swasta, klinik
Kemen BUMN
swasta, LSM, BUMN, Kab/kota
lapas/rutan, TNI/POLRI) Kemenkumham (semua FKTP
yang belum menyediakan dan FKRTLbaik
TNI/POLRI
layanan HIV dan IMS agar pemerintah dan
Komunitas swasta)
memberikan layanan HIV
AIDS dan IMS masuk
dalam jejaring dan
melaksanakan semua

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
tanggungjawabnya

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 118
termasuk pencatatan dan
pelaporan

2.2.1.5 Membentuk jejaring Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


rujukan antara FKTP dan Yankes dan Ditjen
Provinsi
FKRTL pemerintah dan P2P)
Kab/kota
swasta untuk
Dinkes Prov (semua FKTP
memberikan layanan
dan FKRTLbaik
tatalaksana kasus HIV Dinkes Kab/Kota
pemerintah dan
dengan komplikasi di
swasta)
semua kab/kota

2.2.2 Penguatan proses rujukan 2.2.2.1 Pertemuan Koordinasi Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 – 2024
internal dan eksternal internal periodik di
Fasyankes
terutama untuk TBC, masing-masing fasyankes
Sifilis/IMS, dan Hepatitis antar unit layanan seperti
TBC, KIA, IMS dan
penyakit dalam agar
masing-masing pasien

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
107 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 119
108
mendapatkan tatalaksana
komprehensif

2.2.2.2 Pertemuan Koordinasi Dinkes Prov Provinsi 2020 – 2024


eksternal periodik
Dinkes Kab/KOta Kab/kota (FKTP
fasyankes dengan
dan FKRTL)
fasyankes lainnya dalam 1
wilayah kab/kota (jejaring

RENCANA AKSI NASIONAL


layanan)

2.2.2.3 Pertemuan Koordinasi Dinkes Prov fasyankes 2020 – 2024


eksternal periodik antara
Dinkes Kab/Kota
fasyankes dengan
komunitas (penjangkau Komunitas
dan kader kesehatan)
untuk mengatasi
kesenjangan akses
masyarakat pada layanan
HIV dan PIMS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 120
2.2.3 Penguatan ketersediaan 2.2.3.1 Melakukan finalisasi dan Kemenkes Pusat 2020
logistik untuk melakukan penerbitan juknis
diagnosis dan pengobatan pengelolaan logistik ARV
HIV AIDS dan PIMS dan Non-ARV

2.2.3.2 Melakukan sosialisasi dan Kemenkes (Ditjen Pusat 2021 - 2022


distribusi juknis Farmalkes dan
Provinsi
pengelolaan logistik ARV Ditjen P2P)
dan Non-ARV Kab/Kota
Dinkes Provinsi
Dinkes Kab/Kota

2.2.3.3 Melakukan mentoring Kemenkes (Ditjen Pusat 2021 - 2024


pengelolaan logistik yang Farmalkes dan
Provinsi
dimanfaatkan untuk Ditjen P2P)
melakukan diagnosis dan Kab/KOta
Dinkes Provinsi
pengobatan HIV AIDS dan
PIMS Dinkes Kab/Kota

2.2.3.4 Melakukan peningkatan Kemenkes (Ditjen Provinsi 2021 – 2024


kapasitas dan mutu Farmalkesdan
Kab/Kota
instalasi farmasi dalam DitjenP2P)
penyimpanan logistik HIV Fasyankes
Dinkes Provinsi
AIDS dan PIMS di dinkes

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
109 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 121
110
Provinsi, Kab/Kota dan Dinkes Kab/Kota
fasyankes

2.2.3.5 Menyediakan dan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


mendistribusikan RDT Farmalkes dan
Provinsi
HIV, Sifilis, kondom dan Ditjen P2P)
Lubrikan serta alat suntik Kab/Kota
Dinkes Provinsi
steril, opioid antagonist

RENCANA AKSI NASIONAL


treatment (metadon), Dinkes Kab/Kota
ARV, Obat IMS, TPT dan
Obat Infeksi Oportunistik
sesuai kebutuhan kepada
layanan HIV AIDS dan
PIMS, tepat waktu agar
tidak terjadi stock out

2.2.3.6 Melakukan desentralisasi Kemenkes Pusat 2020 - 2024


ARV ke semua layanan
Dinkes Provinsi Provinsi
komprehensif
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 122
2.2.3.7 Melakukan Pengujian Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024
sampel Post Market baik Yankes dan Ditjen
Provinsi
RDT maupun ARV yang P2P)
terdistribusi Kab/Kota
Dinkes Provinsi
Dinkes Kab/KOta

2.2.4 Penanganan pada orang 2.2.4.1 Memberikan ARV sesuai Kemenkes Semua FKTP 2020 - 2024
terinfeksi HIV dan atau dengan pemutakhiran dan FKRTL
Dinkes Provinsi
PIMS rejimen pengobatan HIV (pemerintah
kepada ODHA sesuai Dinkes Kab/Kota dan swasta)
dengan stadium klinis dan
hasil pemeriksaan fisik
dan laboratorium ODHA
di semua FKTP dan FKRTL
sesuai dengan perluasan
layanan termasuk
kondom sebagai paket
pencegahan

2.2.4.2 Memberikan terapi IMS Kemenkes Semua FKTP 2020 - 2024


kepada pasien IMS sesuai dan FKRTL
Dinkes Provinsi
dengan kebutuhan di (pemerintah

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
semua FKTP dan FKRTL Dinkes Kab/Kota dan swasta)

111
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 123
112
sesuai dengan perluasan
layanan termasuk
kondom sebagai paket
pencegahan

2.2.4.3

2.2.5 Meningkatkan retensi 2.2.5.1 Melakukan Penyusunan Kemenkes Pusat 2020 - 2021

RENCANA AKSI NASIONAL


ODHA yang mendapat dasar hukum pelaksanaan
pengobatan ARV penulusuran kasus loss to
follow up (putus obat)
agar tidak ada resiko
pelanggaran hukum oleh
petugas kesehatan

2.2.5.2 Melakukan penguatan Kemenkes Pusat 2020 - 2024


kapasitas petugas
Dinkes Provinsi Provinsi
fasyankes dalam
konseling ODHA untuk Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
meningkatkan kepatuhan
berobat

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 124
2.2.5.3 Penyusunan Kebijakan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 – 2021
terkait Task Shifting dan Yankes dan Ditjen
Task Sharing dalam P2P)
pemberian layanan HIV
AIDS dan PIMS

2.2.5.4 Penerapan Task Shifting Dinkes Provinsi Provinsi 2021 - 2024


dan Task Sharing dalam
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
pemberian layanan HIV
AIDS dan PIMS di wilayah
yang memenuhi syarat
(Daerah terpencil,
Perbatasan dan
Kepulauan /DTPK)

2.2.5.5 Melakukan penguatan


sistem digital yang
dimanfaatkan untuk
mengingatkan ODHA
menelan ARV/Jadwal
pengambilan
Obat/kunjungan ke RS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
113 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 125
114
2.2.6 Revitalisasi program dan 2.2.6.1 Melakukan pemetaan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024
layanan IMS diseluruh fasilitas kesehatan baik Yankes dan Ditjen
Provinsi
Fasyankes pemerintah (termasuk P2P)
TNI/POLRI), swasta Kab/Kota
Kemenkumham
mapun layanan di lapas,
yang mampu TNI/POLRI
memberikan layanan IMS Dinkes Provinsi
secara komprehensif
Dinkes Kab/Kota
berdasarkan pendekatan

RENCANA AKSI NASIONAL


diagnosa dan
ketersediaan sarana
penunjang di fasyankes
bersangkutan
(kemampuan
laboratorium untuk
diagnosis)

2.2.6.2 Melakukan penguatan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


ketersediaan sarana Farmalkes dan
Provinsi
layanan dalam Ditjen P2P)
menegakkan diagnosis Kab/Kota
Dinkes Prov
PIMS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Dinkes Kab/kota

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 126
2.2.6.3 Review dan revisi Kemenkes Pusat 2020 - 2021
dokumen program dan
Dinkes Provinis Provinsi
layanan pengendalian
PIMS, termasuk SOP Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
Layanan yang mencakup
mekanisme rujukan,
memastikan kualitas
layanan IMS dan
Penurunan IMS

2.2.7 Memperkuat layanan HIV 2.2.7.1 Melakukan mentoring Kemenkes Pusat 2020 - 2024
AIDS & PIMS sesuai layanan HIV AIDS & PIMS
Dinkes Provinsi Provinsi
standar diseluruh oleh secara berjenjang
Puskesmas dan Fasyankes dari provinsi, Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
lainnya Kabupaten/kota
berdasarkan revisi juknis
terbaru

2.2.7.2 Memastikan layanan HIV Kemenkes Pusat 2020


AIDS & PIMS sebagai salah
satu kriteria akreditasi
Fasyankes

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
115 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 127
116
2.2.7.3 Pemberian layanan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota 2020 - 2024
mobile layanan HIV dan
Dinkes Provinis Provinsi
PIMS termasuk KIE dan
kondom Komunitas

2.2.8 Memastikan ibu hamil 2.2.8.1 Orientasi kepada bidan Kemenkes Pusat 2021 - 2024
mendapatkan pelayanan dan perawat dalam
Dinkes Provinsi Provinsi
sesuai standar termasuk penanganan ibu hamil
tes HIV dan Sifilis secara dan bayi baru lahir dari Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

RENCANA AKSI NASIONAL


inclusive di fasyankes ibu HIV, IMS dan Hepatitis Organisasi Profesi
pemerintah maupun B (IBI dan PPNI)
swasta

2.2.8.2 Lokakarya penguatan Kemenkes Pusat 2021 - 2024


bagi dokter, dokter
Dinkes Provinsi Provinsi
spesialis kandungan,
spesialis kulit dan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
kelamin, dan spesialis Organisasi Profesi
anak yang sudah pernah terkait
dilatih dalam tatalaksana
HIV, IMS dan Hepatitis B
pada ibu hamil dan anak

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 128
di fasyankes pemerintah
maupun swasta

2.2.8.3 Pelatihan pengembangan Kemenkes Pusat 2021 - 2024


bagi dokter, dokter
Dinkes Provinsi Provinsi
spesialis kandungan,
spesialis kulit dan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
kelamin, dan spesialis Organisasi Profesi
anak dalam tatalaksana terkait
HIV, IMS dan Hepatitis B
pada ibu hamil dan anak
di fasyankes pemerintah
maupun swasta

2.2.8.4 Melakukan simposium Kemenkes (Ditjen Pusat 2021 - 2024


PPIA kepada Organisasi Kesga dan Ditjen
Provinsi
Profesi secara berjenjang P2P)
(Dokter/Dokter Spesialis, Kab/Kota
Dinkes Provinsi
Bidan dan Perawat (tim
Poned/Ponek)) tentang Dinkes Kab/Kota
kebijakan dan aspek klinis Organisasi Profesi

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
yang mutakhir terkait

117
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 129
118
2.2.8.5 Orientasi kohort ibu Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024
hamil, bayi dan balita Kesga dan Ditjen
Provinsi
yang terbaru kepada P2P)
petugas kesehatan dan Kab/Kota
Dinkes Provinsi
pengelola program untuk
mengetahui gambaran Dinkes Kab/Kota
epidemiologi penyakit IBI
HIV AIDS dan PIMS serta
kebutuhan layanan

RENCANA AKSI NASIONAL


2.2.9 Mempercepat diagnosa 2.2.9.1 Memberikan pelayanan Kemenkes Pusat 2020 - 2024
pada bayi yang lahir dari pemeriksaan EID bagi bayi
Dinkes Provinsi Provinsi
ibu ODHA dari ibu HIV pada usia bayi
sampai dengan 2 bulan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.9.2 Melakukan pengambilan Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 - 2024


dan pengiriman spesimen
darah bayi (DBS) dari ibu
ODHA ke laboratorium
rujukan PCR DNA untuk
mendapatkan diagnosis
HIV

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 130
2.2.9.3 Melakukan Penguatan
jejaring rujukan specimen
EID mencakup seluruh
layanan PDP

2.2.9.4 Diseminiasi informasi Kemenkes Pusat 2020 - 2024


mekanisme jejaring dan
Dinkes Provinsi Provinis
rujukan EID ke Dinkes
Provinsi, Dinkes Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
Kab/Kota, Layanan
Kesehatan ARV

2.2.10 Memperkuat akses 2.2.10.1 Melakukan pencatatan Dinkes Kab/KOta Fasyankes 2020 - 2024
diagnosis bayi yang lahir dari ibu
HIV/Sifilis/Hepatitis B yang terdiagnosa
pada bayi dari ibu yang HIV/Sifilis/Hepatitis B ke
terinfeksi Kohort Bayi

2.2.10.2 Memberikan pelayanan Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 - 2024


pemeriksaan titer RPR
bagi bayi dari ibu sifilis
dan ibunya pada usia 3,
6,9 bulan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
119 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 131
120
2.2.10.3 Memberikan pelayanan Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 - 2024
pemeriksaan HBsAg bagi
bayi dari ibu Hepatitis B
pada usia bayi 9 sampai
12 bulan

2.2.10.4 Memastikan setiap bayi Dinkes Kab/Kota Fasyankes 2020 - 2024


lahir hidup dari ibu yang
terdiagnosa HIV/Sifilis

RENCANA AKSI NASIONAL


dan Hepatitis B
mendapatkan tatalaksana
(Pemberian profilaksis)
sesuai dengan pedoman
yang berlaku

2.2.10.5 Membuat mekanisme Kemenkes Pusat 2020 - 2024


penyampaian dan
Dinkes Provinsi Provinsi
pelaporan hasil ke
layanan pengirim sampel Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.11 Penguatan Kolaborasi TB 2.2.11.1 Pemutakhiran dan Kemenkes Pusat 2020 - 2024
HIV penerbitan juknis TB HIV
bagi petugas kesehatan di

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
layanan Kesehatan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 132
2.2.11.2 Sosialisasi dan distribusi Kemenkes Pusat 2020 - 2024
juknis TB HIV bagi petugas
Dinkes Provinsi Provinsi
kesehatan di layanan
Kesehatan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.11.3 Sosialisasi dan distribusi Kemenkes Pusat 2020 - 2024


juknis mentoring klinis
Dinkes Provinsi Provinsi
dan program TB HIV
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.11.4 Menyusun alur pelayanan Kemenkes Pusat 2020 - 2021


baku TB HIV di fasyankes
Dinkes Provinsi Provinsi
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.11.5 Perluasan Layanan satu Kemenkes Pusat 2020 - 2024


atap TB-HIV
Dinkes Provinsi Provinsi
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.11.6 Penyusunan rencana Kemenkes Pusat 2020 - 2021


untuk Intensifikasi
penemuan kasus TB,
pemberian Terapi

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
121 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 133
122
Pencegahan TB (TPT), dan
PPI TB di layanan HIV

2.2.11.7 Melakukan lokakarya TB Kemenkes Pusat 2020 - 2024


HIV kepada petugas
Dinkes Provinsi Provinsi
kesehatan dan Komunitas
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.11.8 Monev TB HIV Kemenkes Pusat 2020 - 2024

RENCANA AKSI NASIONAL


Dinkes Provinsi Provinsi
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.2.12 Pengembangan 2.2.12.1 Peningkatan jumlah Kemenkes Pusat 2020 - 2024


laboratorium diagnostik fasyankes yang
Dinkes Provinsi Provinsi
HIV AIDS dan PIMS laboratoriumnya
mempunyai kapasitas Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
untuk diagnosis HIV AIDS
dan IMS

2.2.13 Pengembangan 2.2.13.1 Meningkatkan jumlah Kemenkes Pusat 2020 - 2024


kepesertaan laboratorium laboratorium sebagai
Dinkes Provinsi Provinsi
dalam pemantapan mutu peserta Pemantapan
Mutu Eksternal (PME) Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 134
dalam pemeriksaan HIV
AIDS dan PIMS

2.2.13.2 Melaksanakan kegiatan Kemenkes Pusat 2020 - 2024


penjaminan mutu untuk
Dinkes Provinsi Provinsi
meningkatkan mutu hasil
pemeriksaan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
laboratorium HIV AIDS
dan PIMS dengan
memanfaatkan hasil PME
agar tercapai kualitas
yang sesuai

2.2.13.3 Melakukan mentoring Kemenkes Pusat 2020 - 2024


SDM laboratorium secara
Dinkes Provinsi Provinsi
berkala untuk
meningkatkan mutu Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
pemeriksaan HIV AIDS
dan PIMS

Intervensi 2.3 Mengupayakan tersedianya akses pemeriksaan laboratorium dalam rangka monitoring pengobatan HIV AIDS di
514 Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
123 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 135
124
2.3.1 Pengembangan jumlah 2.3.1.1 Melakukan peningkatan Kemenkes Pusat 2020 - 2024
laboratorium pemantauan jumlah laboratorium
Dinkes Provinsi Provinsi
hasil pengobatan pemantauan hasil
pengobatan guna Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
pemenuhan akses
masyarakat pada
pemeriksaan VL di
masing-masing provinsi

RENCANA AKSI NASIONAL


2.3.1.2 Membuat jejaring Kemenkes Pusat 2020 - 2024
pemeriksaan viral load
Dinkes Provinsi Provinsi
untuk mengatasi
kesenjangan akses Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
masyarakat pada
pemeriksaan VL di
masing-masing provinsi

2.3.1.3 Menyediakan Kemenkes Pusat 2020 - 2024


pemeriksaan CD4 untuk
Dinkes Provinsi Provinsi
meningkatkan akses
masyarakat pada sarana Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
diagnosis IO dan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 136
monitoring pengobatan
HIV AIDS

2.3.2 Pengembangan 2.3.2.1 Meningkatkan jumlah Kemenkes Pusat 2020 - 2024


laboratorium untuk laboratorium sebagai
Dinkes Provinsi Provinsi
pemantapan mutu peserta Pemantapan
Mutu Eksternal (PME) Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
dalam pemeriksaan CD4
dan viral load

2.3.2.2 Penerapan EQAS tes HIV Kemenkes Pusat 2020 - 2024


dan PIMS
Dinkes Provinsi Provinsi
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

2.3.2.3 Melaksanakan kegiatan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


penjaminan mutu untuk Yankes)
Provinsi
meningkatkan mutu hasil
Dinkes Provinsi
pemeriksaan Kab/Kota
laboratorium HIV AIDS Dinkes Kab/Kota
dan PIMS dengan
memanfaatkan hasil PME
agar tercapai kualitas

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
yang sesuai

125
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 137
126
2.3.2.4 Melakukan mentoring Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024
SDM laboratorium secara Yankes dan Ditjen
Provinsi
berkala untuk P2P)
meningkatkan mutu Kab/Kota
Dinkes Provinsi
pemeriksaan CD4 dan
Viral load Dinkes Kab/Kota

Intervensi 2.4 Mengupayakan tersedianya pelayanan uji saring darah dan tindak lanjutnya di setiap Kab/Kota yang dapat diakses
oleh seluruh masyarakat oleh pemerintah daerah bersama PMI

RENCANA AKSI NASIONAL


2.4.1 Meningkatkan tata kelola 2.4.1.1 Finalisasi, penerbitan, Kemenkes Pusat 2020 - 2024
UTD (termasuk distribusi dan sosialisasi
Dinkes Provinsi Provinsi
penanganan darah donor, Juknis skrining infeksi
rujukan) menular lewat transfusi Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
darah (IMLTD) yang PMI
dilakukan oleh unit
transfusi darah daerah
(UTDD) PMI

2.4.1.2 Penanganan lanjutan Kemenkes Pusat 2020 - 2024


kasus sampel reaktif HIV
Dinkes Provinsi Provinsi
dan Sifilis dari hasil
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
penapisan darah oleh

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 138
Unit Transfusi Darah (UTD PMI
sebagai upaya penemuan
kasus baru dan akses
pengobatan

2.4.1.3 Meningkatkan kualitas uji Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


saring infeksi menular Yankes dan Ditjen
Provinsi
lewat transfusi darah P2P)
(IMLTD) yang Kab/Kota
Dinkes Provinsi
dilaksanakan oleh UTD
untuk memutus Dinkes Kab/Kota
penularan HIV dan sifilis PMI
dengan meningkatkan
jumlah UTD yang
melaksanakan uji saring
sesuai petunjuk teknis

2.4.1.4 Memperkuat jejaring Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


layanan rujukan bagi Yankes)
Provinsi
orang yang hasil
Dinkes Provinsi
pemeriksaan sampel Kab/Kota
darahnya reaktif HIV dan Dinkes Kab/Kota
PMI

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
127 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 139
128
sifilis untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut

2.4.1.5 Melakukan pemetaan Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024


UTDD PMI dan jejaring Yankes)
Provinsi
rujukan yang telah
Dinkes Provinsi
dikembangkan di masing- Kab/Kota
masing provinsi Dinkes Kab/Kota

RENCANA AKSI NASIONAL


PMI

Strategi-3: Penguatan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS berbasis data dan dapat

Intervensi 3.1 Mengupayakan semua aspek program berdasarkan data dan fakta , dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
dipertanggungjawabkan

sesuai peraturan yang berlaku melalui KIE

3.1.1 Koordinasi dan konsolidasi 3.1.1.1 Melakukan koordinasi Kemendagri Pusat 2020 - 2024
dengan pihak terkait dan konsolidasi (Ditjen Dukcapil)
kementrian/lembaga
antara lain Ditjen

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Dukcapil-Kementerian
Dalam Negeri, Pemda

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 140
dan dinas terkait untuk
meningkatkan cakupan
kepemilikan NIK dan
mengatasi keengganan
kalangan tertentu untuk
memiliki NIK, agar
pelayanan publik
termasuk P2 HIV AIDS dan
PIMS berbasis NIK dapat
dilaksanakan sebaik-
baiknya

3.1.2 Melakukan sosialisasi 3.1.2.1 Pertemuan pembahasan Kemenkes Pusat 2021-2024


lintas program bahan sosialisasi terkait
kementerian kesehatan kebijakan P2 HIV AIDS dan
dan jajaran kesehatan di PIMS yang berbasis bukti,
daerah tentang ilmiah sesuai dengan
perumusan kebijakan P2 peraturan perundangan
HIV AIDS dan PIMS yang yang berlaku
berbasis bukti, ilmiah dan
3.1.2.2 Sosialisasi kepada lintas Kemenkes Pusat 2021
sesuai dengan peraturan
program kementerian
perundangan
kesehatan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
129 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 141
130
3.1.2.3 Sosialisasi kepada jajaran Kemenkes Pusat 2021
kesehatan tingkat
Dinkes Provinsi Provinsi
provinsi

3.1.2.4 Sosialisasi kepada jajaran Dinkes Provinsi Provinsi 2021


kesehatan tingkat
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
kab/kota

RENCANA AKSI NASIONAL


Intervensi 3.2 Mengupayakan semua kebijakan dalam promotif, preventif dan kuratif berdasarkan data dan fakta, dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta layak didukung dengan sumber daya

3.2.1 Melakukan perhitungan 3.2.1.1 Penyiapan materi, Kemenkes Pusat 2023 - 2024
dan penetapan target 5 dokumen dan
Dinkes Provinsi
tahunan P2HIV AIDS dan penyelenggaraan
PIMS berdasarkan data workshop penetapan NGO/Komunitas
dan fakta, dapat target nasional, provinsi
dipertanggungjawabkab dan kab/kota
secara ilmiah
3.2.1.2 Workshop perhitungan Kemenkes Pusat 2023 - 2024
target nasional, provinsi
Dinkes Provinsi
dan kab/kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
NGO/Komunitas

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 142
3.2.1.3 Workshop penetapan Kemenkes Pusat 2024
target nasional, provinsi
Dinkes Provinsi Provinsi
dan kab/kota
NGO/Komunitas

3.2.2 Melakukan penyusunan 3.2.2.1 Penyiapan materi untuk Kemenkes Pusat 2020 - 2024
kegiatan, langkah-langkah penyusunan kegiatan,
Dinkes Provinsi Provinsi
dan dukungan manajemen langkah-langkah dan
P2 HIV AIDS dan PIMS dukungan manajemen Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
berdasarkan data dan
fakta, dapat
dipertanggungjawabkan 3.2.2.2 Workshop penyusunan Kemenkes Pusat 2020 - 2024
secara ilmiah kegiatan, langkah-langkah
Dinkes Provinsi Provinsi
dan dukungan manjemen
Dinkes Kab/KOta Kab/Kota
3.2.3 Melakukan penggerakan 3.2.3.1 Membuat deskripsi Kemenkes Pusat 2020 - 2024
pelaksanaan kegiatan P2 pekerjaan pengelola
Dinkes Provinsi Provinsi
HIV AIDS dan PIMS program di setiap tingkat
berdasarkan data dan administrasi dalam Dinkes Kab/KOta Kab/Kota
fakta, dapat melaksanakan
dipertanggungjawabkab penggerakan pelaksanaan
secara ilmiah dan supervisi kegiatan P2

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
HIV AIDS dan IMS

131
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 143
132
3.2.3.2 Pelaksanaan penggerakan Kemenkes Pusat 2020 - 2024
pelaksanaan dan supervisi
Dinkes Provinsi Provinsi
secara berjenjang
kegiatan P2 HIV AIDS dan Dinkes Kab/KOta Kab/Kota
PIMS

RENCANA AKSI NASIONAL


Strategi-4: Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat termasuk pihak swasta, dunia usaha, dan multisektor lainnya

Intervensi 4.1 Mengupayakan terwujudnya komunikasi antar kementerian/lembaga terkait di pusat dan daerah bersama
baik di tingkat nasional maupun internasional,

masyarakat

4.1.1 Melakukan komunikasi 4.1.1.1 Melakukan rapat Kemenkes Pusat 2021 - 2024
antar koordinasi dengan
Kemenag
Kementerian/Lembaga Kementerian Agama,
terkait Kementerian Sosial, Kemensos
Kementerian Pendidikan, Kemendik
Bappenas, BKKBN, BNN,
Bappenas
Kemenaker dan
Kementerian/Lembaga BKKBN

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
lain untuk menyelaraskan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 144
upaya pencegahan dan BNN
pengendalian HIV AIDS
Kemenaker
dan PIMS
K/L terkait lainnya

4.1.1.2 Melakukan rapat Kemenkumham Pusat 2021 - 2024


koordinasi dan Kemendagri
harmonisasi kebijakan Kemenkes
dengan Kemenkumham POLRI
dan jajarannya untuk BNN
layanan HIV AIDS dan IMS Kemensos
bagi narapidana dan
tahanan dewasa dan anak

4.1.1.3 Melakukan rapat


koordinasi berkala antara
Kementerian/Lembaga
terkait bersama mitra
pembangunan untuk
mendorong terciptanya
lingkungan yang
mendukung bagi

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
pencegahan dan

133
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 145
134
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS

4.1.2 Memperkuat komitmen 4.1.2.1 Melakukan Lokakarya dan Kemenkes Pusat 2021 - 2024
lintas program dan lintas simposium HIV AIDS dan
kementerian/lembaga PIMS kepada Petugas
dalam upaya pencegahan Kementerian/Lembaga

RENCANA AKSI NASIONAL


dan pengendalian HIV (penyamaan Persepsi
AIDS dan PIMS tentang HIV AIDS dan
PIMS)

4.1.2.2 Menyusun rencana kerja Kemenko PMK Pusat 2021 - 2024


pelibatan lintas sektor
Kemenkes Provinsi
dan lintas
kementerian/lembaga Kemendagri Kab/Kota
dalam upaya pencegahan Dinkes Provinsi
dan pengendalian HIV
Dinkes Kab/Kota
AIDS dan PIMS di semua
tingkat pemerintahan.

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 146
4.1.2.3 Sosialisasi mengenai Kemenkes Pusat 2021 - 2022
pelibatan lintas sektor
dan lintas
kementerian/lembaga
dalam upaya pencegahan
dan pengendalian HIV
AIDS dan PIMS di semua
tingkat pemerintahan.

4.1.2.4 Melibatkan lintas sektor Kemenkes Pusat 2021 - 2024


dan lintas
Kemendagri
kementerian/lembaga
untuk monitoring dan
evaluasi upaya
pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS di semua
tingkat pemerintahan.

4.1.3 Melakukan kerjasama 4.1.3.1 Penyusunan kesepakatan Kemenko PMK Pusat 2021 - 2024
dengan organisasi profesi dalam mobilisasi sumber Kemendagri
dan masyarakat termasuk daya untuk pencegahan Kemenaker
lembaga/individu dan pengendalian HIV Kemenkes

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
AIDS dan PIMS mengacu TNI/POLRI

135
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 147
136
filantropi dan corporate pada peraturan yang Kemen BUMN
social responsibility (CSR) berlaku. Kemenag
Kemeninfo
Kemen PPA
Kemensos
Kemendes

RENCANA AKSI NASIONAL


4.1.3.2 Pertemuan komunikasi, Kemenkes Pusat 2020 - 2024
koordinasi, dan
Organisasi Profesi Provinsi
kolaborasi dengan
dan Seminat
Organisasi Profesi dan Kab/Kota
seminat dalam program Dinkes Provinsi
P2 HIV AIDS dan PIMS Dinkes Kab/Kota

4.1.3.3 Pertemuan Koordinasi Kemenkes Pusat 2020 – 2024


Program dengan jejaring
Dinkes Provinsi Provinsi
populasi kunci atau
perwakilan komunitas Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
yang terdampak dalam Komunitas
pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
dan PIMS

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 148
4.1.4 Penguatan Komunikasi 4.1.4.1 Melakukan pembentukan Fasyankes Pusat 2020 - 2024
Pencegahan dan kelompok dukungan
Komunitas Provinsi
Pengendalian HIV AIDS sebaya untuk
dan PIMS dengan pendampingan ODHA di Kab/Kota
komunitas (populasi kunci, dinas Fasyankes
LSM, dan populasi kesehatan/fasyankes
terdampak) guna mencegah loss to
follow up

4.1.4.2 Melakukan pertemuan Fasyankes Kab/Kota 2020 - 2024


identifikasi masalah dan
Komunitas
solusi dalam pelaksanaan
pendampingan ODHA Dinkes kab/kota
untuk mencegah loss to Dinkes Provinsi Provinsi
follow up di fasyankes
Kemenkes Pusat

4.1.4.3 Meningkatkan kapasitas Kemenkes Pusat 2020 -2024


komunitas dalam
Dinkes Provinsi Provinsi
komunikasi informasi dan
edukasi dalam Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
dan PIMS kepada ODHA,

137
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 149
138
populasi kunci, dan
populasi terdampak

4.1.4.4 Meningkatkan kapasitas Kemenkes Pusat 2020 -2024


komunitas untuk
Dinkes Provinsi Provinsi
melaksanakan
penjangkauan dan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
pendampingan kepada
populasi kunci dan ODHA

RENCANA AKSI NASIONAL


4.1.5 Penguatan Komunikasi 4.1.5.1 Melakukan penguatan Kemenkes Pusat 2020 -2024
Pencegahan dan kader kesehatan, toma,
Dinkes Provinsi Provinsi
Pengendalian HIV AIDS toga, pekerja sosial, dan
dan PIMS dengan warga peduli AIDS untuk Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
Masyarakat (masyarakat komunikasi, informasi,
umum, kader kesehatan, dan edukasi dan
dan warga peduli AIDS) pendampingan ODHA di
dinas
kesehatan/fasyankes
guna mencegah loss to
follow up

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 150
4.1.5.2 Melakukan pertemuan Dinkes Provinsi Provinsi 2020 -2024
identifikasi masalah sosial
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
dan solusi yang sesuai
dengan kearifan lokal
dalam upaya pencegahan
dan pengendalian HIV
AIDS dan PIMS

Intervensi 4.2 Mengupayakan terwujudnya koordinasi antar kementerian/lembaga terkait terkait di pusat dan daerah bersama
masyarakat

4.2.1 Peningkatan peran 4.2.1.1 Melakukan koordinasi Kemenko PMK Pusat 2020 -2024
kementerian/lembaga internal masing-masing Kemendagri
dalam pencegahan dan kementerian dan lembaga Kemenaker
pengendalian HIV AIDS untuk perencanaan Kemenkes
dan PIMS pencegahan dan TNI/POLRI
pengendalian HIV AIDS Kemen BUMN
dan PIMS di masing- Kemenag
masing sektor beserta
Kemeninfo
penyediaan sumber daya
Kemen PPA
Kemensos

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
Kemendes

139
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 151
140
4.2.1.2 Melakukan koordinasi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024
internal masing-masing Kemendagri
kementerian dan lembaga Kemenaker
untuk tindak lanjut Kemenkes
pelaksanaan pencegahan TNI/POLRI
dan pengendalian HIV Kemen BUMN
AIDS dan PIMS di masing- Kemenag
masing sektor beserta
Kemeninfo
penyediaan sumber daya

RENCANA AKSI NASIONAL


Kemen PPA
Kemensos
Kemendes

4.2.1.3 Melakukan koordinasi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


internal masing-masing Kemendagri
kementerian dan lembaga Kemenaker
untuk pemantauan dan Kemenkes
penilaian pelaksanaan TNI/POLRI
pencegahan dan Kemen BUMN
pengendalian HIV AIDS Kemenag
dan PIMS di masing-
Kemeninfo

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kemen PPA

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 152
masing sektor beserta Kemensos
penyediaan sumber daya
Kemendes

4.2.2 Peningkatan peran 4.2.2.1 Menyusun dan sosialiasi Kemenkes Pusat 2021 - 2022
masyarakat dalam mekanisme rujukan
Komunitas
pencegahan dan dalam bentuk buku saku
pengendalian HIV AIDS jejaring untuk Mitra
dan PIMS memperkuat peran Pembangunan
Lembaga Swadaya Kementerian/Lem
Masyarakat (LSM) dalam baga terkait
prosedur rujukan lainnya

4.2.2.2 Melakukan penguatan


pendampingan melalui
symposium tentang
pengurangan dampak
buruk (Layanan alat suntik
steril, mengenal dan
menangani kasus
overdosis opidfghjnmoid,
dll)

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
141 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 153
142
4.2.2.3 Melakukan sosialisasi Puskesmas Kab/Kota 2021 - 2024
yang dikoordinasikan oleh
puskesmas/kecamatan
pada jajaran
desa/kelurahan agar
melakukan inisiasi dan
penggerakan pelaksanaan
pencegahan dan dan
pengendalian HIV AIDS

RENCANA AKSI NASIONAL


dan PIMS oleh
masyarakat

4.2.2.4 Melakukan inisiasi upaya Dinkes Kab/Kota Kab/KOta 2021 - 2024


pencegahan dan
Fasyankes
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS oleh
masyarakat

4.2.2.5 Penguatan sistem rujukan Kemenkes


bagi ODHA dan populasi
Komunitas
kunci serta Populasi
khusus yang mengalami Mitra
kekerasan dan atau Pembangunan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
diskriminasi untuk

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 154
menciptakan lingkungan Kemenkumham
yang mendukung dalam
Kemensos
pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS

Intervensi 4.3 Mengupayakan terwujudnya kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait di pusat dan daerah bersama
masyarakat

4.3.1 Mengidentifikasi dan 4.3.1.1 Melakukan kolaborasi Kemenkes Pusat 2020 - 2024
mengatasi tantangan antar
Dinkes Provinsi Provinsi
pelayanan HIV AIDS dan kementerian/lembaga
PIMS beserta solusinya dengan dukungan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
dengan dukungan masyarakat di berbagai
masyarakat aspek pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS di berbagai
tingkat administrasi
pemerintahan dengan
dana yang mencukupi

4.3.1.2 Menyusun indikator Kemenkes Pusat 2021 - 2024


penilaian kinerja

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
pencegahan dan

143
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 155
144
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS yang disepakati
antar
kementerian/lembaga
bersama masyarakat

4.3.1.3 Melakukan penguatan Kemenko PMK Pusat 2021 - 2024


kompentensi dan Kemendagri
kapasitas petugas dari Kemenaker

RENCANA AKSI NASIONAL


kementerian/lembaga Kemenkes
yang berperan dalam TNI/POLRI
pencegahan dan Kemen BUMN
pengendalian HIV AIDS Kemenag
dan PIMS untuk
Kemeninfo
mendapatkan layanan
yang komprehensif dan Kemen PPA
bermutu Kemensos
Kemendes

4.3.1.4 Menyepakati sharing data Kementerian/Lem Pusat 2021 - 2024


tentang pencegahan dan baga terkait
Provinsi
pengendalian HIV AIDS
SKPD

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
dan PIMS yang Kab/Kota

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 156
dilaksanakan oleh
kementerian/lembaga di
berbagai tingkat
administrasi
pemerintahan

4.3.2 Memperkuat respon 4.3.2.1 Melakukan peningkatan Kab/Kota 2020 - 2024


masyarakat untuk kapasitas masyarakat
Dinkes Kab/Kota
pencegahan dan dalam melaksanakan
pengendalian HIV AIDS penjangkauan untuk Puskesmas
dan PIMS di semua tingkat mendukung fasyankes
dalam deteksi dan
pengobatan HIV AIDS dan
PIMS

4.3.2.2 Melakukan Kemenkes Pusat 2020 - 2024


sosialisasi/simposium/
K/L terkait Provinsi
kampanye untuk
masyarakat yang Dinkes Provinsi Kab/Kota
dilaksanakan oleh Dinkes Kab/Kota
kementerian/lembaga/m
asyarakat untuk
meningkatkan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
pemahaman tentang

145
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 157
146
pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS

Intervensi 4.4 Mengupayakan penghapusan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi dan legal barrier

4.4.1 Memperkuat strategi 4.4.1.1 Advokasi kepada Kemenkes Pusat 2020 -2024

RENCANA AKSI NASIONAL


Kampanye terkait pengambil kebijakan
K/L terkait Provinsi
penghapusan stigma dan tentang pengembangan
diskriminasi terkait HIV peraturan perundangan Dinkes Provinsi Kab/Kota
AIDS dan PIMS yang menghapuskan Dinkes Kab/Kota
stigma dan diskriminasi
Mitra
kepada Populasi kunci
Pembangunan
dan populasi khusus
terkait HIV AIDS dan IMS Komunitas

4.4.1.2 Melakukan evaluasi Kemenkes Pusat 2021 - 2024


pelaksanaan kampanye
Dinkes Provinsi Provinsi
penghapusan stigma dan
diskriminasi kepada
Populasi kunci dan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
populasi khusus terkait

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 158
HIV AIDS dan PIMS yang
pernah dilakukan

4.4.1.3 Mengidentifikasi pesan Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


dan penyusunan media
Kemenkes
Kampanye Penghapusan
Stigma dan diskriminasi Kemeninfo
terkait HIV AIDS dan PIMS Komunitas
dengan melibatkan
orang/lembaga (penulis,
blogger, vlogger,
influencer) yang dapat
mengkampanyekan
penghapusan stigma dan
diskriminasi

4.4.1.4 Melakukan uji materi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


kampanye ke layanan
Kemenkes
kesehatan
Kemeninfo
Komunitas

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
147 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 159
148
4.4.1.5 Melakukan uji materi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024
kampanye ke masyarakat
Kemenkes
Kemeninfo
Komunitas

4.4.1.6 Melakukan uji materi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


kampanye kepada ODHA
Kemenkes

RENCANA AKSI NASIONAL


Kemeninfo
Komunitas

4.4.1.7 Melakukan finalisasi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


materi kampanye
Kemenkes
Kemeninfo
Komunitas

4.4.1.8 Melakukan diseminasi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


dan penerbitan strategi
Kemenkes
kampanye penghapusan
stigma dan diskriminasi Kemeninfo
terkait HIV AIDS dan PIMS Komunitas

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
untuk dapat dilakukan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 160
secara bersama oleh
jajaran pemerintah dan
lapisan masyarakat

4.4.1.9 Pelaksanaan kampanye Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


penghapusan stigma
Kemenkes
diskriminasi terkait HIV
AIDS dan PIMS dengan Kemeninfo
melibatkan Komunitas
orang/lembaga (penulis,
blogger, vlogger,
influencer) serta media
massa/jurnalis

4.4.1.10 Melakukan evaluasi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


materi kampanye oleh
Kemenkes
masyarakat pada saat
pelaksanaan kampanye Kemeninfo
secara online Komunitas

4.4.1.11 Melakukan rapat evaluasi Kemenko PMK Pusat 2020 - 2024


pelaksanaan kampanye
Kemenkes

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
penghapusan stigma

149
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 161
150
diskriminasi terkait HIV Kemeninfo
AIDS dan PIMS serta
Komunitas
tindak lanjut dari hasil
evaluasi

4.4.2 Sensititisasi petugas 4.4.2.1 Melakukan peningkatan Kemenkes Pusat 2020-2024


layanan kesehatan pemahaman petugas
Dinkes Provinsi Provinsi
terhadap hak atas kesehatan tentang hak

RENCANA AKSI NASIONAL


kesehatan kepada azasi manusia dalam Dinkes Kab/Kota
masyarakat pelayanan publik Kabupaten/Kota

4.4.2.2 Peningkatan kapasitas Kemenkes Pusat 2020-2024


petugas kesehatan dalam
Dinkes Provinsi Provinsi
pelayanan bagi kelompok
khusus (ODHA, populasi Dinkes Kab/Kota
kunci, ODHA anak, dll) Kabupaten/Kota

4.4.2.3 Pemutakhiran materi dan Kemenkes Pusat 2020-2024


pelaksanaan pelatihan
kepada tenaga kesehatan
secara berjenjang tentang
etika medik dan gender

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 162
4.4.2.4 Penerapan metode e- Kemenkes Pusat 2020-2024
learning untuk
peningkatan kapasitas
petugas kesehatan,
pengguna layanan,
manajemen dan
pengawasan

4.4.2.5 Melakukan kerja sama Kemenkes Pusat 2020-2024


jejaring pelayanan
Kemen PPA Provinsi
kesehatan dan unit
pelayanan lainnya terkait Kemenkumham Kab/Kota
kekerasan dan hak asasi
(P2TP2A, Women Crisis
Center, Lembaga
Perlindungan Saksi).

4.4.3 Meningkatkan 4.4.3.1 Melakukan pertemuan Fasyankes Kab/Kota 2020-2024


pemahaman bagi populasi rutin kelompok dukungan
Dinkes Kab/Kota
kunci dan ODHA terhadap sebaya berbasis fasyankes
haknya dalam kesehatan untuk meningkatkan
pemahaman hak

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
151 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 163
152
kesehatan pada ODHA
dan populasi kunci

4.4.3.2 Peningkatan Kemenkumham Pusat 2020-2024


pengetahuan dan
Kemenkes Provinsi
keterampilan bagi
komunitas dalam Komunitas Kab/Kota
pendampingan kasus

RENCANA AKSI NASIONAL


hukum terkait dengan HIV
AIDS dan PIMS (terkait
hambatan hukum)

4.4.4 Mengupayakan hilangnya 4.4.4.1 Pertemuan Nasional bagi Kemenkes Pusat, Provinsi, 2021 -2024
stigma dan diskriminasi tenaga kesehatan, Kab/Kota
komunitas
terkait HIV AIDS & PIMS masyarakat dan
oleh tenaga kesehatan dan komunitas tentang
masyarakat penghapusan stigma dan
diskriminasi terkait HIV
AIDS & PIMS

4.4.4.2 Lokakarya kepada tenaga Kemenkes Pusat, Provinsi, 2021-2024


kesehatan tentang Kab/Kota
Dinkes Provinsi

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
intervensi penghapusan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 164
stigma dan diskriminasi Dinkes Kab/kota
pada ODHA dan populasi
kunci

4.4.4.3 Simposium untuk Kemenkes Pusat 2021 -2024


penguatan pemahaman
Kemenkumham Provinsi
Hak Asasi Manusia yang
benar terkait kesehatan Kab/Kota
dalam pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS

4.4.4.4. Membuat Perangkat Kemenkes Pusat 2021-2024


untuk melakukan
Komunitas
penilaian/pemantauan
terkait diskriminasi di
Fasyankes, tempat kerja,
sector Pendidikan,
layanan public lainnya
serta hasil penilaian
dilaporkan ke
Kementerian Kesehatan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
153 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 165
154
dan Kementerian terkait
lainnya

Strategi-5: Pengembangan inovasi program sesuai kebijakan pemerintah

Intervensi 5.1 Mengupayakan perubahan program yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu dan teknologi termasuk IT (

RENCANA AKSI NASIONAL


teknologi informasi dan komunikasi) sesuai dengan kebijakan yang berlaku

5.1.1 Melakukan 5.1.1.1 Kajian dibidang Kemenkes Pusat 2021-2022


penelitian/kajian P2 HIV pencegahan antara lain
AIDS dan PIMS untuk Pelaksanaan PrEP, PEP,
mengidentifikasi Sirkumsisi, dan lain-lain
terobosan. (Persiapan
5.1.1.2 Kajian dibidang testing Kemenkes Pusat 2020-2021
Penelitian, Penyusunan
antara lain skrining
Protokol, Pelaksanaan
melalui tes mandiri (OFT),
Penelitian, Penyusunan
lay Provider testing,
laporan, Penyajian hasil
pemanfaatan alat
penelitian,Publikasi Hasil
test/reagen test terkini ,
penelitian, Pengembangan
dan lain-lain

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 166
Kebijakan berdasarkan 5.1.1.3 Kajian di bidang Kemenkes Pusat 2021-2024
Hasil Kajian) pengobatan antara lain (Pengobatan
potensi pengobatan baru tradisional)
bersumber domestik, dan
lain-lain

5.1.1.4 Kajian di Bidang evaluasi Kemenkes Pusat 2021-2022


pengobatan antara lain
analisis faktor yang
mempengaruhi
keberhasilan pengobatan,
dan lain-lain

5.1.1.5 Kajian di bidang Kemenkes Pusat 2021-2024


pemberian layanan
antara lain manajemen
pelayanan untuk
meningkatkan kualitas
layanan (linkages to care)
kepada masyarakat
(remaja, Ibu Hamil),
pelimpahan dan atau
pembagian tugas pada

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
layanan dan atau

155
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 167
156
masyarakat terutama di
daerah sulit dijangkau
(DTPK) dan lain-lain

5.1.4 Diseminasi dan advokasi 5.1.4.1 Diseminasi kegiatan Kemenkes Pusat 2020-2024
kegiatan inovasi sesuai inovasi sesuai hasil
Dinkes Provinsi
hasil penelitian penelitian kepada
pengambil kebijakan di NGO/Komunitas
tingkat pusat dan daerah

RENCANA AKSI NASIONAL


5.1.4.2 Advokasi kegiatan sesuai Kemenkes Pusat 2021-2024
hasil penelitian kepada
Dinkes Provinsi
pengambil kebijakan di
pusat dan daerah NGO/Komunitas

5.1.5 Melakukan 5.1.5.1 Persiapan penelitian/ Kemenkes Pusat 2021-2022


penelitian/kajian aspek KIE kajian: proses konsep
NGO/Komunitas Provinsi
P2 HIV AIDS dan PIMS note, TOR, identifikasi tim
untuk mengidentifikasi peneliti
terobosan / mengaplikasi
5.1.5.2 Penyusunan protokol Kemenkes Pusat 2021-2022
inovasi yang berkembang
oleh tim peneliti dan
ditingkat global atau NGO/Komunitas Provinsi
persetujuan oleh
pengelola program

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 168
mengadaptasi kearifan 5.1.5.3 Pelaksanaan Kemenkes Pusat 2021-2022
lokal penelitian/kajian
NGO/Komunitas Provinsi

5.1.5.4 Penyusunan laporan, Kemenkes Pusat 2021-2022


analisis dan hasil
NGO/Komunitas Provinsi

5.1.5.5 Penyajian hasil Kemenkes Pusat 2021-2022


penelitian/kajian
NGO/Komunitas Provinsi

5.1.5.6 Publikasi hasil Kemenkes Pusat 2021-2022


penelitian/kajian
NGO/Komunitas Provinsi

5.1.5.7 Pengkajian hasil Kemenkes Pusat 2021-2022


penelitian untuk
dipertimbangkan menjadi
dasar pengambilan
kebijakan dan kegiatan

Intervensi 5.2 mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi yang mutakhir untuk skrining dan diagnostik (termasuk EID)

5.2.1 Melaksanakan adaptasi 5.2.1.1 Pertemuan Panli secara Kemenkes Pusat 2020-2024
pemanfaatan metode, alat periodik untuk
mengidentifikasi inovasi
di tingkat nasional,

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
157 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 169
158
skrining, diagnosis, dan regional, global di bidang
obat/regimen baru P2 HIV AIDS dan PIMS
guna dipertimbangkan
diadaptasi sebagai
kebijakan.

5.2.1.2 Persiapan penelitian/ Kemenkes Pusat 2020-2024


kajian: proses konsep
note, TOR, identifikasi tim

RENCANA AKSI NASIONAL


peneliti tentang
community - based
skrining, HIV Self- testing,
community - based
testing, social network-
based test, TCM - VL,
terapi Arv optimal, multi
months dispensing, TB
preventif treatment, peer
navigation, pelacakan
pasien mangkir dan
pemberian ARV

5.2.1.3 Penyusunan protokol Kemenkes Pusat 2020 - 2024

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
oleh tim peneliti dan

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 170
persetujuan oleh
pengelola program

5.2.1.4 Pelaksanaan Kemenkes Pusat 2020 - 2024


penelitian/kajian

5.2.1.5 Penyusunan laporan, Kemenkes Pusat 2020 - 2024


analisis dan hasil

5.2.1.6 Penyajian hasil Kemenkes Pusat 2020 - 2024


penelitian/kajian

5.2.1.7 Publikasi hasil Kemenkes Pusat 2020 - 2024


penelitian/kajian

5.2.1.8 Pengkajian hasil Kemenkes Pusat 2020 - 2024


penelitian untuk
dipertimbangkan menjadi
dasar pengambilan
kebijakan dan kegiatan

5.2.1.9 Pengadaan alat skrining & Kemenkes Pusat 2022 - 2024


diagnostik terbaru

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
159 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 171
160
5.2.1.10 Penyusunan Juknis Kemenkes Pusat 2022 - 2024
penggunaan alat skiring &
diagnostik terbaru

5.2.1.11 Workshop/Sosialisasi Kemenkes Pusat 2022 - 2024


penggunaan alat skiring &
diagnostik terbaru

5.2.1.12 Bintek & supervisi Kemenkes Pusat 2022 - 2024


penggunaan alat skring &

RENCANA AKSI NASIONAL


diagnostik terbaru

5.2.1.13 Pertemuan Monev HIV Kemenkes Pusat 2022 - 2024


AIDS & PIMS pelaksanaan
dan penggunaan
teknologi terbaru untuk
skrining dan diagnostik,
pengobatan dan evaluasi
pengobatan

5.2.2 Pemanfaatan SIHA 2.0 di 5.2.2.1 Sosialisasi dan pelatihan Kemenkes Pusat 2020 - 2021
seluruh layanan di pemanfaatan SIHA 2.0
Indonesia
5.2.2.2 Pelaksanaan pencatatan Kemenkes Fasyankes 2020 - 2024

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
dan pelaporan P2 HIV kab/kota
Dinkes Provinsi

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 172
AIDS & PIMS Dinkes Kab/Kota
menggunakan SIHA 2.0

5.2.3 Mengintegrasikan semua 5.2.3.1 Pertemuan membahas Kemenkes Pusat 2020 - 2024
sistim informasi tentang integrasi SIHA dengan
HIV AIDS & PIMS dengan sistim informasi terkait
SIHA termasuk konseling HIV AIDS & PIMS yang ada
online di lintas program (TB,
Hepatitis, KIA) dan
komunitas

5.2.3.2 Melakukan pengadaan Kemenkes Pusat 2021


API (Pusdatin)

5.2.3.3 Pelaksanaan bridging data Kemenkes Pusat 2021 - 2024


menggunakan Aplication
Programming Interface
(API)

Intervensi 5.3 mengupayakan penggunaan obat terbaru yang aman, efektif dan efisien

5.3.1 Pemanfaatan obat baru 5.3.1.1 Menyusun rencana Kemenkes Pusat 2020 - 2024
TLDatau Obat ARV baru transisi Pemanfaatan
lainnya regimen ARV TLD atau
Obat ARV baru lainnya

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
161 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 173
162
sesuai ketersediaan ARV
yang ada

5.3.1.2 Penyusunan Juknis Kemenkes Pusat 2020 - 2024


penggunaan obat TLD
atau Obat ARV baru
lainnya

5.3.1.3 Finalisasi, penerbitan, Kemenkes Pusat 2020 - 2024


distribusi dan sosialisasi

RENCANA AKSI NASIONAL


Juknis penggunaan obat
TLD atau Obat ARV baru
lainnya

5.3.1.4 Workshop/Sosialisasi Kemenkes Pusat 2020 - 2024


tatalaksana pengobatan
TLD atau Obat ARV baru
lainnya

5.3.1.5 Pengadaan obat TLD atau Kemenkes (Ditjen Pusat 2020 - 2024
Obat ARV baru lainnya Farmalkes)

5.3.1.6 Pemberian TLD atau Obat Kemenkes Fasyankes 2020 - 2024


ARV baru lainnya kepada kab/kota
Dinkes Provinsi

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 174
ODHA baru dan ODHA Dinkes Kab/KOta
dalam masa transisi

5.3.1.7 Monev pelaksanaan Kemenkes Pusat 2020 - 2024


pemberian TLD atau Obat
Dinkes Provinsi Provinsi
ARV baru lainnya
Dinkes Kab/KOta Kab/Kota

Intervensi 5.4 mengupayakan penggunaan alat dengan teknologi mutakhir dalam mengevaluasi pengobatan

5.4.1 Pemanfaatan DBS 5.4.1.1 Penyusunan Juknis Kemenkes Pusat 2020 - 2021
penggunaan DBS untuk
pemeriksaan EID dan VL

5.4.1.2 Finalisasi, penerbitan, Kemenkes Pusat 2021


distribusi dan sosialisasi
Juknis DBS dalam
pemeriksaan EID dan VL

5.4.1.3 Workshop/Sosialisasi Kemenkes Pusat 2021


penggunaan DBS untuk
pemeriksaan EID dan VL

5.4.1.4 Pengadaan DBS untuk


pemeriksaan EID dan VL

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
163 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 175
164
5.4.1.5 Pengadaan dan Kemenkes Pusat 2021 - 2024
pemanfaatan metode
pemeriksaan HIV dan
Sifilis untuk diagnositik
dalam satu assay.

5.4.1.6 Bintek & supervisi Kemenkes Pusat 2021 - 2024


penggunaan DBS secara
berjenjang

RENCANA AKSI NASIONAL


Intervensi 5.5 mengupayakan peningkatan akses masyarakat pada pelayanan HIV AIDS dan IMS yang komprehensif dan bermutu
dengan memanfaatkan pendekatan kesehatan, sosial budaya, ekonomi dan hukum yang efektif dan efisien

5.5.1 Memasukkan kriteria 5.5.1.1 Rapat koordinasi dgn Kemendagri, Pusat 2021-2022
penilaian program HIV LP/LS untuk merumuskan Kemensos,
AIDS & PIMS dalam kriteria kriteria penilaian Kemenkes
penilaian Kab/Kota Sehat kota/kab sehat dengan
memasukkan penilaian
program HIV AIDS & PIMS
sebagai salah satu
indikator penilaian

5.5.1.2 Menyusun kriteria Kemendagri, Pusat 2021-2022


penilaian HIV AIDS & Kemensos,

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
PIMS, triple eliminasi Kemenkes

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 176
untuk dimasukkan dalam Kementerian
penilaian kota/kab sehat Pariwisata
Dinkes Provinsi

5.5.1.3 Pelaksanaan penilaian Kemendagri, Pusat 2021-2024


pelaksanaan program HIV Kemensos, Provinsi
AIDS & PIMS pada Kemenkes,
penilaian Kab/Kota Sehat
Kementerian
Pariwisata
Dinkes Provinsi,

5.5.2 Pemanfaatan teknologi 5.5.2.1 Intervensi KIE dengan Kemeninfo (Media Pusat 2021-2024
baru untuk KIE HIV AIDS & metode yang efektif Massa, Media
PIMS sesuai dengan hasil kajian sosial baik
menggunakan media Pemerintah dan
yang efektif sesuai Swasta)
dengan target populasi

5.5.3 Penyediaan aplikasi untuk 5.5.3.1 Penyusunan juknis Kemenkes Pusat 2021-2022
konsultasi, konseling dan pemanfaatan aplikasi Dinkes Provinsi Provinsi
untuk konsultasi, Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
konseling dan edukasi

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
165 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 177
166
edukasi online program online program HIV AIDS
HIV AIDS & PIMS & PIMS

5.5.3.2 Pengadaan dan distribusi Kemenkes Pusat 2021-2022


aplikasi untuk konsultasi, Provinsi
Kemensos
konseling dan edukasi Kab/Kota
online program HIV AIDS Kemenag
& PIMS Kemenkumham

RENCANA AKSI NASIONAL


Kemenhub
Kemendiknas
BNN
BKKBN

5.5.3.3 Sosialisasi dan Kemenkes Pusat 2021-2024


penggunaan aplikasi Provinsi
Kemensos
untuk konsultasi, Kab/Kota
konseling dan edukasi Kemenag
online program HIV AIDS Kemenkumham
& PIMS
Kemenhub

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Kemendiknas

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 178
BNN
BKKBN

5.5.3.4 Evaluasi Aplikasi Kemenkes Pusat 2022-2024


konsultasi, konseling dan Provinsi
Kemensos
edukasi online program Kab/Kota
HIV AIDS dan PIMS Kemenag
Kemenkumham
Kemenhub
Kemendiknas
BNN
BKKBN

5.5.4 Meningkatkan akses 5.5.4.1 Melakukan perluasan Kemeninfo Pusat 2021-2024


komunikasi, informasi dan penyediaan media KIE P2 Provinsi
Kemenkes
edukasi kepada Kelompok HIV AIDS dan PIMS Kab/Kota
(Promkes, P2P)
risiko terinfeksi HIV dan
PIMS tentang pencegahan 5.5.4.2 Melakukan evaluasi Kemeninfo Pusat 2022-2024
dan pengendalian HIV tentang akses masyarakat Provinsi
Kemenkes
AIDS dan PIMS umum, populasi kunci dan Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
kelompok rentan pada

167
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 179
168
komunikasi, informasi
dan edukasi tentang
pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS
dan PIMS

5.5.4.3 Melakukan tindak lanjut Kemeninfo Pusat 2022-2024


hasil evaluasi terhadap Provinsi
Kemenkes
akses masyarakat umum, Kab/Kota

RENCANA AKSI NASIONAL


populasi kunci dan
kelompok rentan pada
komunikasi, informasi
dan edukasi tentang P2
HIV AIDS dan PIMS

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 180
Intervensi 6.1 Mengupayakan terlaksananya monitoring, evaluasi program HIV AIDS dan IMS yang efektif dan efisien serta tindak
Strategi-6: Penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut.

lanjutnya secara berkala, berjFenjang oleh SDM yang kompeten menggunakan teknologi IT yang mutakhir utk dijadikan dasar
pengambilan keputusan dan penyempurnaan program

6.1.1 Mengembangkan Sistem 6.1.1.1 Mengembangkan Kemenkes (pustdin Pusat 2020-2024


Informasi HIV FAIDS dan dokumen rancangan peta dan Ditjen P2P)
PIMS (SIHA) online jalan Pengembangan
berbasis NIK sebagai kode sistem informasi (SIHA,
unik ARK, EWI, Lab, dll)

6.1.1.2 Pengembangan SIHA Kemenkes (pustdin Pusat 2020-2024


menjadi pelaporan kasus dan Ditjen P2P)
HIV real time,
terintegrasi, pelacakan
kohort, dengan protocol
kualitas memastikan
tautan kaskade di tingkat
layanan termasuk
visualisasi data
(dashboard data)

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
169 RENCANA AKSI NASIONAL
170
6.1.1.3 Melakukan pengkajian Kemenkes Pusat 2021-2022
kebutuhan pelatihan
Provinsi
informasi strategis yang
dilanjutkan dengan Kab/Kota
pelatihan manajemen
data, DQA, Analisis dan
pemanfaatan data

6.1.1.4 Mengembangkan Kemenkes Pusat 2021-2022

RENCANA AKSI NASIONAL


rencana sistematis dan
Kemendagri Provinsi
kerangka kerja yang
terstruktur untuk analisa Akademika Kab/Kota
data, studi dan evaluasi,
melibatkan tingkat
Kabupaten/Kota dan
Provinsi serta
akademika/institusi/orga
nisasi terkait lainnya

6.1.2 Validasi data program 6.1.2.1 Pertemuan validasi data Kemenkes Pusat 2020-2024
pencegahan dan Prov
Dinkes Provinsi
Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 182
pengendalian HIV AIDS 6.1.2.2 Pertemuan analisis kohor Kemenkes Pusat 2020-2024
dan PIMS dampak ART dan EWI Prov
Dinkes Provinsi
Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota

6.1.3 Diseminasi informasi 6.1.3.1 Penyusunan laporan Kemenkes Pusat 2020-2024


capaian program triwulan HIV AIDS & PIMS Prov
Dinkes Provinsi
pencegahan dan Kab/Kota
pengendalian HIV AIDS Dinkes Kab/Kota
dan PIMS 6.1.3.2 Publikasi laporan triwulan Kemenkes Pusat 2020-2024
HIV AIDS & PIMS

6.1.4 Melakukan Monitoring 6.1.4.1 Menyusun tools/cek list Kemenkes Pusat 2020
dan Evaluasi P2 HIV AIDS untuk monitoring dan
dan PIMS evaluasi terhadap capaian
inikator dari P2 HIV AIDS
dan PIMS termasuk
kualitas data termasuk
pencatatan dan
pelaporan di layanan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
171 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 183
172
6.1.4.2 Melakukan monitoring Kemenkes Pusat 2020-2024
dan evaluasi dan tindak
Provinsi
lanjut terhadap capaian
inikator dari P2 HIV AIDS Kab/Kota
dan PIMS termasuk
kualitas data termasuk
pencatatan dan
pelaporan di layanan

RENCANA AKSI NASIONAL


6.1.4.3 Melakukan bimbingan Kemenkes Pusat 2020-2024
teknis berdasarkan
Dinkes Provinsi Provinsi
monitoring yang
dilakukan secara Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
berjenjang untuk
meningkatkan kualitas
data dan pelaporan

6.1.5 Melaksanakan pemetaan 6.1.5.1 Pertemuan persiapan Kemenkes Pusat 2022-2023


populasi kunci HIV untuk
Dinkes Provinsi Provinsi
perbaikan estimasi
populasi kunci HIV dan Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
jumlah ODHA 6.1.5.2. Pelatihan pemetaan Kemenkes Pusat 2022-2023

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Dinkes Provinsi Provinsi

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 184
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.5.3 Pemetaan populasi kunci Kemenkes Pusat 2023


Dinkes Provinsi Provinsi
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.5.4 Finalisasi hasil pemetaan Kemenkes Pusat 2023


Dinkes Provinsi Provinsi
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.6 Melaksanakan Survey 6.1.6.1 Merevisi pedoman STBP Kemenkes Pusat 2022
Terpadu Biologis dan
Perilaku (STBP) HIV dan
PIMS
6.1.6.2 Pertemuan persiapan Kemenkes Pusat 2022
STBP

6.1.6.3 Pelatihan STBP Kemenkes Pusat 2022

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
173 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 185
174
6.1.6.4 Pengumpulan Data STBP Kemenkes Pusat 2022

6.1.6.5 Pengolahan Data STBP Kemenkes Pusat 2022

6.1.6.6 Penyusunan Laporan Kemenkes Pusat 2022


STBP

RENCANA AKSI NASIONAL


6.1.6.7 Publikasi hasil STBP Pusat 2022

6.1.7 Melaksanakan Surveilens 6.1.7.1 Merevisi pedoman SSH Dinkes Provinsi Provinsi 2021
Sentinel HIV dan Sifilis
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
(SSH)
6.1.7.2 Pertemuan persiapan SSH Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 186
6.1.7.3 Pengumpulan Data SSH Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.7.4 Pengolahan Data SSH Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024


Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.7.5 Penyusunan Laporan SSH Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024


Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.7.6 Publikasi hasil SSH Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024


Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.8 Melaksanakan studi 6.1.8.1 Membuat Pedoman Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024
etiologi sindrom PIMS
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota
secara sentinel
6.1.8.2 Pertemuan persiapan Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
175 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 187
176
6.1.8.3 Pengumpulan Data Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.8.4 Pengolahan Data Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024


Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.8.5 Penyusunan Laporan Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024

RENCANA AKSI NASIONAL


Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.8.6 Publikasi hasil etiologi Dinkes Provinsi Provinsi 2021-2024


sindrom PIMS
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.9 Melaksanakan surveilens 6.1.9.1 Menyusun Juknis Kemenkes Pusat 2021


resistensi antiviral dan Surveilans resistensi (Litbangkes)
antimikroba antiviral dan antimikroba
Mikrobiologi
Sumut, UI, UGM,
Makassar, dll
BBLK
BBTKL

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 188
6.1.9.2 Ujicoba juknis Surveilans Kemenkes Pusat 2021
resistensi antiviral dan (Litbangkes)
antimikroba
Mikrobiologi
Sumut, UI, UGM,
Makassar, dll
BBLK
BBTKL

6.1.9.3 Implementasi Surveilans Kemenkes Provinsi 2021


resistensi antiviral dan
Kab/Kota
antimikroba
Lab Rujukan

6.1.9.4 Pengolahan Data Kemenkes Provinsi 2021-2022


Kab/Kota
Lab Rujukan

6.1.9.5 Penyusunan Publikasi dan Kemenkes Provinsi 2021-2022


rekomendasi dari hasil
Kab/Kota
surveilans resistensi
antimikrob Lab Rujukan

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RENCANA AKSI NASIONAL
6.1.10 6.1.20.1 Pengadaan Laptop Kemenkes Pusat 2020-2024

177
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 189
178
Mengadakan sarana dan 6.1.10.2 Pengadaan Server Kemenkes Pusat 2020
prasarana pendukung
SIHA

6.1.11 Melatih tenaga yang 6.1.11.1 Menyusun modul Kemenkes Pusat 2020-2024
mengelola SIHA pelatihan
Dinkes Provinsi Provinsi
Dinkes Kab/Kota Kab/Kota

6.1.11.2 Pelatihan implementasi Kemenkes Pusat 2020-2024

RENCANA AKSI NASIONAL


SIHA
Provinsi
Kab/Kota

Intervensi 6.2 Mengupayakan teraksesnya oleh pemerintah secara tepat waktu, aktual dan terpercaya pada data dan informasi
hasil monitoring dan evaluasi kegiatan HIV AIDS dan IMS yang dilakukan masyarakat

6.2.1 Memperkuat kerjasama 6.2.1.1 Membuat rapat Kemenkes Pusat 2020-2021


pemerintah dan koordinasi terkait MoU
NGO/Komunitas
masyarakat dalam antara pemerintah dan
penelitian, survey, kajian masyarakat terkait
dan sharing data penelitian, survey, kajian
dan sharing data hasil

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 190
6.2.1.2 Membuat MoU antara Kemenkes Pusat 2020-2021
pemerintah dan
NGO/Komunitas
masyarakat terkait
pelaksanaan penelitian,
survey, kajian dan sharing
data hasil

Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
179 RENCANA AKSI NASIONAL
RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 191
BAB 6 | Monitoring dan Evaluasi

Untuk memantau pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja


program maka diperlukan upaya monitoring dan evaluasi secara sistematis
dan berkelanjutan. Sistem monitoring dan evaluasi yang dikembangkan
mengikuti prinsip-prinsip berikut:

6.1 Monitoring
Kegiatan monitoring bersifat rutin menggunakan sumber data sekunder yang
berasal dari hasil kegiatan layanan dan program dan dilaporkan melalui
sistem informasi yang telah ada di Kemenkes dan juga sistem yang khusus
dibuat per kegiatan dan program.
1. Kegiatan monitoring terhadap Rencana Aksi ini dilakukan untuk
mengukur terlaksananya berbagai kegiatan pada setiap strategi
sesuai indikator yang telah ditetapkan pada Bab 3 dan Bab 4.
2. Kegiatan monitoring dilakukan melalui pengumpulan data dari
laporan bulanan dan laporan khusus
3. Laporan bulanan dikumpulkan dari semua fasyankes, unit kegiatan
dan LSM pelaksana kegiatan rutin. Laporan ini dikomunikasikan
menggunakan format baku, yang dikirim dalam bentuk kertas dan
secara elektronik melalui website Sistem Informasi HIV DAN AIDS
(SIHA).
4. Laporan khusus dikumpulkan dari fasyankes, unit kegiatan dan LSM
pelaksana untuk informasi tentang kegiatan yang belum termuat
dalam laporan bulanan fasyankes.
5. Semua laporan dikompilasi dan dianalisa secara berjenjang di tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
6. Hasil monitoring Rencana Aksi berupa analisahasil laporan bulanan
dirumuskan setiap triwulan dibahas dan dipublikasikan dalam
Laporan Triwulan.
7. Hasil monitoring digunakan untuk sosialisasi, advokasi, pengawasan
program dan motivasi memacu peningkatan kinerja dalam pelayanan
pengendalian HIV DAN AIDS di setiap tingkat pemerintahan.

180 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
6.2 Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk menilai efektifitas dari program atau kegiatan
penanggulangan HIV AIDS yang dilihat dari pencapaian kinerja terutama
dalam hal menurunkan jumlah infeksi baru dan meningkatkan kualitas hidup
ODHA. Evaluasi dapat dilakukan menggunakan data yang tersedia di layanan
atau melakukan pengukuran atau penilaian dengan menggunakan
pendekatan baik data kuantitatif maupun kualitatif sebagai berikut:
1. Kegiatan evaluasi terhadap Rencana Aksi ini dilakukan untuk
mengukur terlaksananya semua strategi dan tercapainya sasaran
pengendalian HIV DAN AIDS, dalam menurunkan infeksi baru HIV,
menurunkan infeksi baru HIV pada bayi, menurunkan kematian
akibat HIV dan AIDS dan mengurangi kematian ODHA akibat TB
sesuai sasaran/target yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya.
2. Kegiatan evaluasi dilakukan melalui pengumpulan data baik dari
analisa hasil monitoring, surveilans yang direncanakan dalam Bab 3
dan Bab 4 (sero sentinel tahunan, STBP 5-10 tahunan) maupun dari
survei khusus untuk pengumpulan data yang belum terkumpul.
3. Hasil evaluasi Rencana Aksi dibahas dalam evaluasi tiap akhir tahun
dipublikasikan dalam Laporan Tahunan.
4. Hasil evalusi digunakan untuk pengawasan program, sosialisasi,
advokasi dalam perencanaan dan pembuatan atau perubahan
kebijakan pengendalian HIV DAN AIDS di setiap tingkatan
pemerintahan.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 193
RENCANA AKSI NASIONAL 181
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
BAB 7 | Pembiayaan Program

Dalam menyusun anggaran dan menentukan sumber dana perlu


mempertimbangkan aturan perundangan yang berlaku transparansi dan
akuntabilitas, serta kemampuan keuangan nasional dan daerah.

7.1 Prinsip Penganggaran


Dalam hal menyusun dan memobilisasi sumber dana untuk program HIV
AIDS dan PIMS beberapa prinsip harus disepakati sebagai berikut:
1. Indonesia termasuk middle income country bahkan tergabung ke
dalam G20. Dengan demikian setiap perencana kegiatan dan anggaran
kesehatan dituntut untuk menghitung kemampuan sendiri untuk
kepentingan pelaksanaan program. Bantuan luar negeri dengan
demikian umumnya bersifat hutang yang memerlukan perhitungan
tersendiri untuk kemampuan membayar kembali
2. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 mengindikasikan
anggaran kesehatan yang seimbang antara pemerintah pusat dan
daerah, yaitu minimun 5% dari APBN di Pusat, dan minimum 10%
dari APBD di daerah diluar anggaran rutin, Dua pertiganya
diperuntukkan untuk kepentingan publik.
3. Dalam Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional membagi upaya kesehatan kedalam Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP). Program Penanggulangan HIV DAN AIDS dapat termasuk
kedalam UKM dan UKP yang memerlukan pedoman lebih lanjut,
termasuk dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS telah mengatur tugas dan tanggung
jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi maupun
pemerintah daerah kabupaten/kota termasuk dalam hal pembiayaan
penyelenggaraan berbagai upaya pengendalian dan penanggulangan
HIV dan AIDS.
5. Mampu mendorong dan memobilisasi sumberdaya lokal termasuk
swasta, masyarakat dan bantuan lainnnya. Anggaran yang disusun
dapat terbukti (pre and post-hoc evaluation) menstimulasi

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 194

182 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
sumberdaya lokal sehingga program menjadi sustain dan kelak
menjadi mandiri.
6. Dalam merencanakan kebutuhan pendanaan, seharusnya
menggunakan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu sehingga
prinsip perencanaan berbasis data dapat terpenuhi (evidence based
programming and budgeting)
7. Kemampuan setiap perencana program HIV DAN AIDS harus terus
dikembangkan sehingga mampu secara dinamis memobilisasi setiap
peluang pendanaan dari berbagai sumber.

7.2. Transparansi dan Akuntabilitas


Berdasarkan prinsip pemanfaatan anggaran maka pelaksanannnya harus
menerapkan transparansi dan akuntabilitas yang bisa dipercaya, hal hal yang
harus dilakukan dalam pemanfaatan dana publik untuk kepentingan
penanggulangan HIV AIDS adalah:
1. Menerapkan tata kelola yang bersih dan efektif (clean and good
governance) untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan
2. Menerapkan prinsip audit kegiatan dan audit anggaran yang mampu
mencegah kebocoran (mitigatif) dan menekan kebocoran anggaran
yang diprediksi akan terjadi (adaptif) sehingga kegiatan dapat
terlaksana secara efektif dan efisien
3. Transparansi anggaran dan kegiatan harus dapat dilaksanakan
disetiap jenjang sehingga memberi efek mendorong kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah.

7.3. Kapasitas Fiskal dan Upaya Fasilitasi


Indonesia merupakan negara dengan 34 propinsi yang miliki perbedaaan
kapasitasi fiskal yang cukup tinggi, tidak hanya di tingkat provinsi tetapi juga
di tingkat kabupaten. Dalam konteks penanggulangan HIV AIDS di era
otonomi daerah kemampuan fiskal kabupaten/kota menjadi sangat penting.
Terdapat provinsi dan kabupaten/kota yang miliki kemampuan yang cukup
untuk mendanai pembangunannya termasuk pembangunan kesehatan,
secara khusus termasuk mendanai program penanggulangan HIV DAN AIDS,
tetapi ada (banyak) provinsi dan kabupaten/kota yang masih belum memiliki
kemampuan yang cukup, sehingga memerlukan dukungan pemerintah pusat.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 195
RENCANA AKSI NASIONAL 183
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Dalam konteks situasi kapasitas fiskal ini, maka beberapa prinsip perlu
diperhatikan yaitu:
1. Perhitungan kapasitas fiskal daerah dan kemampuan mendanai
secara minimal perlu ditetapkan secara berkala.
2. Upaya minimal tersebut ditetapkan sebagai SPM bagi daerah yang
tidak mampu, maka menjadi tanggung jawab pusat untuk melakukan
subsidi sesuai aturan, sehingga efektif dalam mencapai target sasaran
program, dan mampu mendorong kemandirian daerah pada
akhirnya.
3. Perhitungan kapasitas fiskal daerah dan upaya subsidi tersebut
menjadi kalkulasi kapasitas fiskal nasional untuk mampu menjamin
pelaksanaan Pemerintah berkewajiban mendapatkan dukungan
pendanaan termasuk dari sumber-sumber global untuk digunakan
secara efektif dan akuntabel.

Pendanaan Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS dapat bersumber dari


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dan/atau sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pemerintah Pusat mendukung dana dari APBN pusat berupa penyediaan
logistik, peningkatan kapasitas SDM. APBN juga diberikan melalui Dana
Dekosentrasi ke Dinas Kesehatan Provinsi berupa biaya operasional kegiatan
melalui kegiatan valiadasi data, bimbingan teknis dan monitoring evaluasi,
mobile tes HIV dan IMS serta melakukan pelatihan maupun On the Job
Training. Selain itu APBN juga diberikan melalui Dana Alokasi Khusus baik
Fisik maupun Non Fisik.
Pemerintah pusat akan selalu mendorong pendanaan daerah yang dapat
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan anggaran dana desa
untuk menjaga kesinambungan program dan meningkatkan rasa kepemilikan
terhadap program Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 196

184 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
7.4 Kebutuhan Anggaran
7.4
7.4 Kebutuhan
KebutuhanAnggaran
Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang tertuang dalam 6
Anggaran
Anggaranyang yangdibutuhkan
dibutuhkanuntuk
untuk
setiap
setiap
kegiatan
kegiatan
yang
yang
tertuang
tertuang
dalam
dalam
6 6
Strategi yang ada dengan total kebutuhan anggaran per Strategi sebagai
Strategi
Strategiyang
yangada
adadengan
dengantotal
total
kebutuhan
kebutuhan anggaran
anggaran
per per
Strategi
Strategi
sebagai
sebagai
berikut :
berikut
berikut: :
Table 22. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Penanggulangan HIV AIDS dan
Table
Table22.22.Perkiraan
PerkiraanKebutuhan
Kebutuhan Anggaran
Anggaran Penanggulangan
PenanggulanganHIV HIV
AIDSAIDS
dan dan
PIMS Tahun 2020 - 2024
PIMS
PIMSTahun
Tahun
2020
2020- 2024
- 2024
STRATEGI TAHUN
STRATEGI
STRATEGI TAHUN
TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
2020
2020 2021
2021 2022
2022 2023
2023 20242024
Strategi 1 3.092.388.000 8.113.406.400 5.915.585.390 5.438.648.551 5.547.421.522
Strategi
Strategi11 3.092.388.000
3.092.388.000 8.113.406.400
8.113.406.400 5.915.585.390
5.915.585.390 5.438.648.551
5.438.648.5515.547.421.522
5.547.421.522
Strategi 2 45.402.386.000 48.373.173.600 48.368.008.728 49.149.496.198 50.132.486.122
Strategi
Strategi22 45.402.386.000
45.402.386.000 48.373.173.600
48.373.173.60048.368.008.728
48.368.008.72849.149.496.198
49.149.496.198
50.132.486.122
50.132.486.122
Strategi 3 538.896.000 1.085.639.040 742.895.539 1.154.585.814 1.380.062.036
Strategi
Strategi33 538.896.000
538.896.000 1.085.639.040
1.085.639.040 742.895.539
742.895.539 1.154.585.814
1.154.585.8141.380.062.036
1.380.062.036
Strategi 4 8.668.686.000 15.787.458.000 16.103.207.160 15.722.620.017 16.037.072.417
Strategi
Strategi44 8.668.686.000
8.668.686.000 15.787.458.000
15.787.458.00016.103.207.160
16.103.207.16015.722.620.017
15.722.620.017
16.037.072.417
16.037.072.417
Strategi 5 23.015.314.000 48.113.956.920 37.944.657.288. 30.137.628.026 30.740.380.587
Strategi
Strategi55 23.015.314.000
23.015.314.000 48.113.956.920
48.113.956.92037.944.657.288.
37.944.657.288.
30.137.628.026
30.137.628.026
30.740.380.587
30.740.380.587
Strategi 6 19.474.410.000 12.107.514.240 13.572.042.969 11.725.771.102 11.189.288.891
Strategi
Strategi66 19.474.410.000
19.474.410.000 12.107.514.240
12.107.514.24013.572.042.969
13.572.042.96911.725.771.102
11.725.771.102
11.189.288.891
11.189.288.891

Tabel 23. Kebutuhan Anggaran Pada level Pusat, Provinsi,


Tabel
Tabel23.
23.Kebutuhan
Kebutuhan Anggaran
Anggaran
Pada
Pada
level
level
Pusat,
Pusat,
Provinsi,
Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Komunitas dalam Pecegahan dan Pengendalian
Kabupaten/Kota
Kabupaten/KotadandanKomunitas
Komunitasdalam
dalam
Pecegahan
Pecegahan dandan
Pengendalian
Pengendalian
HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024
HIV
HIVAIDS
AIDSdan
dan
PIMS
PIMS
Tahun
Tahun
2020
2020
- 2024
- 2024
LEVEL
Row Labels 2020 2021 TAHUN ANGGARAN
2022 2023 2024
RowADMINIS-
Row Labels
Labels 2020
2020 2021
2021 20222022 20232023 2024 2024
Kab/Kota TRASI 2020
2,381,952,622,528 2021
3,642,732,336,468 2022
3,779,356,050,405 2023
4,029,975,149,496 2024
4,311,309,699,480
Kab/Kota
Kab/Kota 2,381,952,622,528
2,381,952,622,528 3,642,732,336,468
3,642,732,336,468 3,779,356,050,405
3,779,356,050,405 4,029,975,149,496
4,029,975,149,4964,311,309,699,480
4,311,309,699,480
Komunitas
Pusat 68,674,981,600 102,913,662,960 102,637,957,792 102,243,814,105 108,417,334,305
Rp 100,192,080,000.00 Rp 133,581,148,200.00 Rp 122,646,397,075.20 Rp 113,328,749,712.10 Rp 114,996,711,578.62
Komunitas
Komunitas 68,674,981,600
68,674,981,600 102,913,662,960
102,913,662,960 102,637,957,792
102,637,957,792 102,243,814,105
102,243,814,105 108,417,334,305
108,417,334,305
Provinsi
Provinsi 554,859,001,600 Rp 877,962,320,256.00
Rp 554,859,001,600.00 877,962,320,256Rp 875,631,415,864.32
875,631,415,864Rp 769,911,538,548.79
769,911,538,549 774,454,917,937
Rp 774,454,917,937.18
Provinsi
Provinsi 554,859,001,600
554,859,001,600 877,962,320,256
877,962,320,256 875,631,415,864
875,631,415,864 769,911,538,549
769,911,538,549 774,454,917,937
774,454,917,937
PusatKab/Kota 100,192,080,000 133,581,148,200 122,646,397,075 113,328,749,712 114,996,711,579
Rp 2,381,952,622,528.00 Rp 3,642,732,336,468.48 Rp 3,779,356,050,404.82 Rp 4,029,975,149,496.38 Rp 4,311,309,699,479.63
Pusat
Pusat 100,192,080,000
100,192,080,000 133,581,148,200
133,581,148,200 122,646,397,075
122,646,397,075 113,328,749,712
113,328,749,712 114,996,711,579
114,996,711,579
Grand Total
Komunitas 3,105,678,685,728Rp 102,913,662,960.00
Rp 68,674,981,600.00 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137
Rp 102,637,957,792.32 5,015,459,251,862
Rp 102,243,814,104.56 5,309,178,663,301
Rp 108,417,334,305.37
Grand
GrandTotal
Total 3,105,678,685,728
3,105,678,685,728 4,757,189,467,884
4,757,189,467,8844,880,271,821,137
4,880,271,821,137
5,015,459,251,862
5,015,459,251,862
5,309,178,663,301
5,309,178,663,301
TOTAL Rp 3,105,678,685,728.00 Rp 4,757,189,467,884.48 Rp 4,880,271,821,136.66 Rp 5,015,459,251,861.81 Rp 5,309,178,663,300.80

Tabel 24. Kebutuhan Anggaran untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV


Tabel
Tabel24.
24.Kebutuhan
Kebutuhan Anggaran
Anggaran
untuk
untuk
Pencegahan
Pencegahan
dandan
Pengendalian
Pengendalian
HIV HIV
AIDS dan PIMS oleh Kesehatan dan non Kesehatan, Tahun 2020 – 2024
AIDS
AIDSdan
danPIMS
PIMSoleh
oleh
Kesehatan
Kesehatan
dan
dan
nonnon
Kesehatan,
Kesehatan,
Tahun
Tahun
2020
2020
– 2024
– 2024
Row Labels 2020 2021 2022
TAHUN ANGGARAN
2023 2024
Row
RowLabels
Labels
SEKTOR 2020
2020 2021
2021 2022 2022 2023 2023 20242024
Kesehatan 2,980,189,635,968
2020 4,411,166,675,408
2021 4,532,815,874,628
2022 4,780,725,766,163 2024
2023 5,060,555,823,755
Kesehatan
Kesehatan 2,980,189,635,968
2,980,189,635,968 4,411,166,675,408
4,411,166,675,408 4,532,815,874,628
4,532,815,874,6284,780,725,766,163
4,780,725,766,163
5,060,555,823,755
5,060,555,823,755
Kesehatan Rp 2,980,189,635,968 Rp 4,411,166,675,408 Rp 4,532,815,874,628 Rp 4,780,725,766,163 Rp 5,060,555,823,755
Non Kesehatan 125,489,049,760 346,022,792,477 347,455,946,509 234,733,485,699 248,622,839,546
Non Non
NonKesehatan
Kesehatan 125,489,049,760
125,489,049,760Rp 346,022,792,477
346,022,792,477
346,022,792,477 347,455,946,509
347,455,946,509 234,733,485,699
234,733,485,699 248,622,839,546
248,622,839,546
Grand Total Rp 125,489,049,760
3,105,678,685,728 4,757,189,467,884Rp 347,455,946,509 Rp 234,733,485,699
4,880,271,821,137 Rp 248,622,839,546
5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Kesehatan
Grand
GrandTotal
Total 3,105,678,685,728
3,105,678,685,728 4,757,189,467,884
4,757,189,467,884 4,880,271,821,137
4,880,271,821,1375,015,459,251,862
5,015,459,251,8625,309,178,663,301
5,309,178,663,301
TOTAL Rp 3,105,678,685,728 Rp 4,757,189,467,884 Rp 4,880,271,821,137 Rp 5,015,459,251,862 Rp 5,309,178,663,301

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 197
RAN
RANPencegahan
Pencegahandan
dan
Pengendalian
Pengendalian
HIVHIV
AIDS
AIDS
dandan
PIMSPIMS
di Indonesia
di Indonesia
2020-2020- | 197| 197
20242024
RENCANA AKSI NASIONAL 185
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Tabel 25. Kebutuhan Anggaran berdasarkan jenis kegiatan Untuk
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Tahun 2020 - 2024

Row Labels 2020 2021 TAHUN ANGGARAN


2022 2023 2024
KEGIATAN
Advokasi 2020 1,519,571,200 202118,276,846,336 2022 24,451,545,388 2023 30,979,870,6132024 39,386,739,226
Advokasi Rp 1,519,571,200 Rp 18,276,846,336 Rp 24,451,545,388 Rp 30,979,870,613 Rp 39,386,739,226
Bimtek 96,892,743,360 130,571,318,083 152,373,791,720 174,996,135,775 198,462,424,075
Bimtek Rp 96,892,743,360 Rp 130,571,318,083 Rp 152,373,791,720 Rp 174,996,135,775 Rp 198,462,424,075
Kajian 2,400,000,000 112,240,800,000 114,173,496,000 2,865,261,600 2,922,566,832
Kajian Rp 2,400,000,000 Rp 112,240,800,000 Rp 114,173,496,000 Rp 2,865,261,600 Rp 2,922,566,832
KIE - 4,487,743,776 4,577,498,652 4,669,048,625 4,762,429,597
KIE Rp - Rp 4,487,743,776 Rp 4,577,498,652 Rp 4,669,048,625 Rp 4,762,429,597
Koordinasi 381,776,345,472 535,381,389,765 634,281,062,003 739,130,512,167 814,854,475,461
Koordinasi Rp 381,776,345,472 Rp 535,381,389,765 Rp 634,281,062,003 Rp 739,130,512,167 Rp 814,854,475,461
Laporan
Laporan Rp - Rp - 7,596,085,248
7,596,085,248 7,781,965,609
Rp 7,781,965,609 7,902,967,092
Rp 7,902,967,092 8,061,026,434
Rp 8,061,026,434
Layanan
Layanan Rp 501,840,000,000
501,840,000,000 546,148,800,000
Rp 546,148,800,000 557,071,776,000
Rp 557,071,776,000 568,213,211,520
Rp 568,213,211,520 579,577,475,750
Rp 579,577,475,750
Logistik
Logistik Rp 246,600,000,000 Rp 251,532,000,000
246,600,000,000 Rp 247,199,040,000
251,532,000,000 Rp 252,143,020,800
247,199,040,000 Rp 257,185,881,216
252,143,020,800 257,185,881,216
Lokakarya
Lokakarya Rp 79,818,596,096 Rp 246,876,721,926
79,818,596,096 Rp 256,258,778,845
246,876,721,926 Rp 284,938,865,350
256,258,778,845 Rp 307,493,843,378
284,938,865,350 307,493,843,378
Modul/Buku Rp 52,236,000,000 Rp 52,821,720,000 Rp 53,878,154,400 Rp 54,955,717,488 Rp 56,054,831,838
Modul/Buku 52,236,000,000 52,821,720,000 53,878,154,400 54,955,717,488 56,054,831,838
Monev Rp 87,658,813,440 Rp 118,417,711,104 Rp 128,582,525,288 Rp 137,178,713,038 Rp 146,927,619,206
Monev 87,658,813,440 118,417,711,104 128,582,525,288 137,178,713,038 146,927,619,206
Outreach Rp 134,600,000,000 Rp 141,633,120,000 Rp 144,465,782,400 Rp 147,355,098,048 Rp 150,302,200,009
Outreach 134,600,000,000 141,633,120,000 144,465,782,400 147,355,098,048 150,302,200,009
Pelatihan Rp 354,092,132,000 Rp 604,854,955,080 Rp 680,526,909,288 Rp 694,880,976,492 Rp 715,875,049,406
Pelatihan
Pemetaan 354,092,132,000
Rp 134,965,728,000 604,854,955,080
Rp 144,534,864,960 680,526,909,288
Rp 147,868,123,450 694,880,976,492
Rp 197,659,523,893 715,875,049,406
Rp 154,532,656,631
Pencatatan &
Pemetaan 134,965,728,000 144,534,864,960 147,868,123,450 197,659,523,893 154,532,656,631
Rp 5,330,547,200 Rp 5,713,710,336 Rp 5,827,984,543 Rp 5,944,544,234 Rp 6,063,435,118
Pelaporan
Pengolahan
Pencatatan & Pelaporan 5,330,547,200 5,713,710,336 5,827,984,543 5,944,544,234 6,063,435,118
Rp - Rp 134,085,120,000 Rp 136,870,862,400 Rp 7 2,637,565,184 Rp 74,090,316,488
data
Pengolahan data
Pengumpulan - 134,085,120,000 136,870,862,400 72,637,565,184 74,090,316,488
Rp - Rp 111,498,240,000 Rp 114,976,684,800 Rp 116,002,768,896 Rp 118,322,824,274
data
Pengumpulan
Perluasandata - 111,498,240,000 114,976,684,800 116,002,768,896 118,322,824,274
Rp 299,868,000,000 Rp 430,970,400,000 Rp 545,660,668,800 Rp 664,766,160,192 Rp 788,417,606,972
Layanan
Perluasan Layanan 299,868,000,000 430,970,400,000 545,660,668,800 664,766,160,192 788,417,606,972
Publikasi Rp - Rp 85,074,326,938 Rp 86,973,847,374 Rp 46,087,082,358 Rp 47,008,824,005
Publikasi
Road Map -
Rp 423,504,000 Rp 431,974,080 85,074,326,938
Rp 86,973,847,374
220,306,781 46,087,082,358
Rp 224,712,916 Rp 229,207,175 47,008,824,005

RoadSkrining
Map 423,504,000
Rp 388,550,000,000 431,974,080
Rp 408,724,200,000 220,306,781
Rp 416,898,684,000 224,712,916
Rp 425,236,657,680 Rp 433,741,390,834229,207,175
Software
Skrining Rp - Rp 16,605,600,000
388,550,000,000 Rp 16,313,472,000
408,724,200,000 Rp
416,898,684,000 - Rp
425,236,657,680 -
433,741,390,834
SOP
Software Rp 87,388,219,840 Rp 214,641,911,491
- Rp 96,744,099,283
16,605,600,000 Rp 98,139,289,253 Rp 110,453,367,896
16,313,472,000 - -
Sosialisasi Rp 217,578,485,120 Rp 292,193,891,021 Rp 270,900,354,113 Rp 252,194,562,569 Rp 257,238,453,820
SOP 87,388,219,840 214,641,911,491 96,744,099,283 98,139,289,253 110,453,367,896
Surveilance Rp - Rp 107,127,049,421 Rp - Rp - Rp -
Sosialisasi 217,578,485,120 292,193,891,021 270,900,354,113 252,194,562,569 257,238,453,820
Uji sampel Rp 32,140,000,000 Rp 34,455,600,000 Rp 35,394,408,000 Rp 36,356,986,080 Rp 37,214,017,661
Surveilance - 107,127,049,421 - - -
Ujicoba Rp - Rp 293,368,320 Rp - Rp - Rp -
Uji sampel 32,140,000,000 34,455,600,000 35,394,408,000
Rp 36,356,986,080
Rp 37,214,017,661
TOTAL Rp 3,105,678,685,728 Rp 4,757,189,467,884 Rp 4,880,271,821,137
5,015,459,251,862 5,309,178,663,301
Ujicoba - 293,368,320 - - -
Grand Total 3,105,678,685,728 4,757,189,467,884 4,880,271,821,137 5,015,459,251,862 5,309,178,663,301

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 198

186 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
Penutup

6 Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV DAN AIDS Sektor Kesehatan Tahun
5 2020-2024 disusun berdasarkan perkembangan masalah HIV dan AIDS
2 terkini dan respon yang sudah dilakukan pada periode RAN sebelumnya
7 .Lebih lanjut RAN Pengendalian HIV dan AIDS Sektor Kesehatan tahun 2020-
2024 ini disusun mengacu pada RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kemenkes
1
2020-2024dengan merujuk pada pedoman strategi global yang
4
dikembangkan oleh WHO dan berbagai peraturan pemerintah RI yang terkait.
0
Dalam RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV dan AIDS Sektor Kesehatan
6
tahun 2020-2024 ini memuat strategi dan kegiatan-kegiatan program,
8
sehingga diharapkan Rencana Aksi Nasional ini menjadi acuan dasar bagi
8 pengelola program baik di Tingkat Pusat. Propinsi maupun Kabupaten/Kota
6 dalam menyusun dan merencanakan kegiata-kegiatan upaya pengendalian
9 HIV DAN AIDS di wilayahnya masing-masing.
6 RAN ini diharapkan dapat menjadi acuan opersional dalam upaya
1 pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di semua tingkatan untuk:
8
1. Mobilisasi sumber daya baik nasional maupun daerah secara optimal,
8 termasuk sumber pendanaan internasional serta dukungan para mitra
4 lainnya untuk pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS;
2
2. Mengembangkan pelayanan HIV AIDS dan PIMS secara terintegrasi baik
5 jumlah, kualitas maupun keterjangkauannya oleh masyarakat sesuai
5 dengan epidemi HIV setempat dalam kerangka kerja Layanan
4 Komprehensif Berkesinambungan (LKB);
- 3. Menentukan rincian target pencapaian tahunan nasional (indikator tahun
6 2020-2024), dan memasukannya dalam Rencana Kerja Pemerintah
0 Daerah (RKPD). Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah-
-
Kebijakan Umum Anggaran (Renja SKPD-KUA) dan Satuan Kerja
Pemerintah Daerah-Rencana Kerja Anggaran (SKPD-RKA);
1
- 4. Menetapkan target yang harus dicapai ditingkat nasional dan daerah, serta
1 memantau perkembangannya;

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 202
RENCANA AKSI NASIONAL 187
Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024
5. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antara jajaran
pemerintah dan masyarakat termasuk organisasi profesi/akademisi,
organinasi kemasyarakatan/komunitas, kalangan swasta dan dunia usaha.

RAN Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia 2020- 2024 | 203

188 RENCANA AKSI NASIONAL


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2020-2024

Anda mungkin juga menyukai