Anda di halaman 1dari 46

CRITICAL PAHT METHOD

(CPM)
METODE JALUR KRITIS

Oleh :
APRIA B. P. GAWEI
19760401 200312 1 004
PENDAHULUAN
Network planning adalah salah satu model
yang digunakan dalam penyelenggaraan
proyek yang produknya adalah informasi
mengenai kegiatan-kegiatan yang ada
dalam network diagram proyek yang
digunakan oleh kegiatan yang
bersangkutan. Informasi tersebut mencakup
sumber daya yang digunakan oleh kegiatan
yang bersangkutan dan informasi mengenai
jadwal pelaksanaannya.
NETWORK PLANNING

AOA AON
(ACTIVITY ON ARROW) (ACTIVITY ON NODE)

DETERMINISTIK PROBABILISTIK DETERMINISTIK

CPM PERT PDM


Pada CPM dikenal karena adanya jalur kritis,
yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-
komponen kegiatan dengan jumlah total waktu
terlama dan menunjukkan kurun waktu
penyelesaian proyek yang tercepat.

Makna jalur kritis penting bagi pelaksanaan


proyek karena pada jalur ini terletak kegiatan-
kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat
akan menyebabkan keterlambatan proyek secara
keseluruhan.
BENTUK/SIMBOL DALAM NETWORK
PLANNING KLASIFIKASI AOA

ARROW

NODE

DOUBLE ARROW

DUMMY
PERJANJIAN DALAM NETWORK PLANNING
PERJANJIAN 1 :
Di antara dua saat (node) hanya ada satu aktivitas
(panah) yang menghubungkannya. Apabila pada
node terdapat dua aktivitas (panah) maka harus
dibuat suatu notasi yaitu :
(panah terputus-putus) aktivitas semu
(dummy) yang merupakan aktivitas
yang tidak memakai waktu dan sumber
daya

PERJANJIAN 2 :
Aktivitas semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara
lain untuk menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas
yang ada dalam suatu network.
Suatu network planning dibuat harus
didasarkan atas ketergantungan logis atau
teknis di antara aktivitas – aktivitas. Misalnya
saja aktivitas mendirikan tembok harus
didahului oleh aktivitas membuat pondasi,
karena inilah ukuran logisnya dan unsur teknis
yang perlu.

Tekanan pada logika yang ketat merupakan


salah satu prinsip pembentukan network
planning. Simbol-simbol dan peraturan network
planning ini digunakan untuk menyatakan
logika ketergantungan dari beberapa aktivitas
seperti pada contoh berikut ini :
CONTOH LOGIKA KETERGANTUNGAN
DALAM NETWORK DIAGRAM

A
1 2

Network diagram peristiwa 1 terjadi sebelum aktivitas A dimulai

A B C
1 2 3 4

Network diagram hubungan seri aktivitas C dimulia sesudah aktivitas


B selesai dan aktivitas B dimulai sesudah aktivitas A selesai
A
1 2
C B

Network diagram hitungan yang berulang dan tidak


diperkenankan dalam diagram network

1 A 2 3 D 4
C

Network diagram yang menyalahi perjanjian I


1 A C D
2 4 5
B

Network diagram aktivitas B dihubungkan dengan


aktivitas D melalui aktivitas semu

3
C

1 A B D
2 4 5

Network diagram aktivitas C dihubungkan dengan


aktivitas D melalui aktivitas semu
1 A 3 B 4

C D
2 5
Network diagram aktivitas B dan D
tergantung aktivitas A dan C

1 A 4 B
5

C 3 D 6
2

Network diagram aktivitas B tergantung aktivitas


A dan C ; aktivitas D tergantung aktivitas C
ANALISA WAKTU DALAM CPM
LINGKARAN KEJADIAN/EVENT
DIBAGI 3 RUANG
Y  RUANG X UNTUK NOMOR
X KEJADIAN/EVENT
Z  RUANG Y UNTUK EET/SPA
 RUANG Z UNTUK LET/SPL

EET dan LET dihitung dengan


metode algoritama dengan
melakukan perhitungan maju dan
perhitungan mundur
CARA MENGHITUNG EET DAN LET

MENGHITUNG EET MENGHITUNG LET

 Perhitungan dari arah  Perhitungan dari arah


kiri ke kanan kanan ke kiri
(perhitungan maju) (perhitungan mundur)
 Perhatikan kegiatan  Perhatikan kegiatan
yang memasuki yang meninggalkan
lingkaran kejadian lingkaran kejadian
 Pilih yang terbesar  Pilih yang terkecil
LINTASAN didefinisikan sebagai lintasan
KRITIS terpanjang dari suatu network
dan menentukan waktu
pelaksanaan proyek yang
terdiri dari kegiatan-kegiatan
kritis (total float = 0)
LINTASAN lintasan yang terdiri dari
NON KRITIS kegiatan-kegiatan non kritis
yang boleh terlambat
memulainya atau selesainya
tanpa mempengaruhi target
waktu yang sudah ditetapkan
oleh lintasan kritis
KEGIATAN NON KRITIS INI DIPERBOLEHKAN
TERLAMBAT ATAU DIPERLAMBAT KARENA
MEMILIKI WAKTU TENGGANG ATAU BIASA
DISEBUT FLOAT

TOTAL FLOAT

FLOAT FREE FLOAT

INDEPENDENT
FLOAT
TOTAL FLOAT adalah waktu yang masih dapat
diperpanjang tanpa mengganggu
jadwal penyelesaian proyek secara
keseluruhan
FREE FLOAT adalah waktu yang masih dapat
digunakan/tersedia dalam suatu
kegiatan tanpa mengganggu kegiatan
yang mengikutinya
INDEPENDENT adalah waktu yang masih dapat
FLOAT digunakan/tersedia dalam suatu
kegiatan tanpa mengganggu kegiatan
yang mendahului dan mengikutinya
PERHITUNGAN TF, FF DAN IF

EETi EETj
X
i LETi Dij j LETj

Total float kegiatan X = LETj – EETi – Dij


Free float kegiatan X = EETj – EETi – Dij
Independent float kegiatan X = EETj – LETi – Dij
DIAGRAM UNTUK TF, FF DAN IF

EETi LETi EETj LETj

Kegiatan X INDEPENDENT FLOAT

Dij

FREE FLOAT

TOTAL FLOAT

Kegiatan X Kegiatan X

Dij Dij

ESx EFx LSx LFx


ALTERNATIF JADWAL KEGIATAN

1. DENGAN LAMA KEGIATAN KONSTAN

nk = LETj – Dij – EETi +1

LETj = waktu paling lambat peristiwa selesai


EETi = waktu paling awal peristiwa mulai
Dij = lama kegiatan
2. DENGAN LAMA KEGIATAN BERVARIASI

LETj  L min  EETi  2  LETj  L min  EETi  1


nv = 2

L max  L min  2 L max  L min  1


nv =
2

LETj = waktu paling lambat peristiwa selesai


EETi = waktu paling awal peristiwa mulai
Lmin = ditentukan sebelumnya (biasanya diambil Dij)
Lmax = LETj - EETi
LIMIT JADWAL KEGIATAN
a. JADWAL TERAWAL (Jadwal Tipe 1)
Yaitu jadwal kegiatan yang pelaksanaannya dimulai dan
diselesaikan seawal mungkin dan dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :

Pekerjaan mulai = EETi + 1


Pekerjaan selesai = EETi + Dij

EETi = waktu paling awal peristiwa mulai


Dij = lama kegiatan
b. JADWAL PALING LAMBAT (Jadwal Tipe 2)
Yaitu jadwal kegiatan yang pelaksanaannya dimulai dan
diselesaikan selambat mungkin dan dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :

Pekerjaan mulai = LETj – Dij + 1


Pekerjaan selesai = LETj

LETj = waktu paling lambat peristiwa selesai


Dij = lama kegiatan
PELAKSANAAN &
PENGAWASAN PEKERJAAN
 Pengawasan pekerjaan salah satunya adalah
dengan memantau kemajuan pekerjaan dan
pada umumnya adalah dengan menggunakan
barchart dan pada barchart ini diplot grafik
yang menunjukan rencana maupun realisasi
kemajuan pekerjaan berdasarkan bobot persen
kumulatif
PELAKSANAAN &
PENGAWASAN PEKERJAAN
 Grafik dibuat dengan sumbu-Y sebagai nilai
kumulatif biaya atau jam-orang yang telah
digunakan atau persentase (%) penyelesaian
pekerjaan, sedangkan sumbu-X menunjukkan
parameter waktu. Ini berarti menggambarkan
kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang siklus proyek.
PELAKSANAAN &
PENGAWASAN PEKERJAAN
 Bila grafik tersebut dibandingkan dengan
grafik serupa yang disusun berdasarkan
perencanaan dasar (kumulatif pengeluaran
berdasarkan anggaran uang/jam-orang) maka
akan segera terlihat jika terjadi penyimpangan.
PELAKSANAAN &
PENGAWASAN PEKERJAAN
Grafik ini, umumnya akan berbentuk huruf S dan
sering juga disebut “KURVA S”.
Ini disebabkan kegiatan proyek berlangsung
sebagai berikut :
- Kemajuan pada awalnya bergerak lambat.
- Diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat
dalam kurun waktu yang lebih lama.
- Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan
berhenti pada titik akhir.
PELAKSANAAN &
PENGAWASAN PEKERJAAN
Kurva S sendiri adalah sebuah jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam
bentuk grafis yang dapat memberikan bermacam
ukuran kemajuan pekerjaan pada sumbu tegak
dikaitkan dengan satuan waktu pada sumbu
mendatar.
PELAKSANAAN &
PENGAWASAN PEKERJAAN
Kurva S ini dapat dipakai untuk pengujian ekonomi dan
mengatur pembebanan sumber daya serta alokasinya,
menguji perpaduan kegiatan terhadap rencana kerja,
pembandingan kinerja aktual target rencana atau
anggaran biaya untuk keperluan evaluasi dan analisis
penyimpangan. Kriteria kemajuan pekerjaan ditampilkan
dalam bentuk persentase kumulatif bobot prestasi
pelaksanaan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan,
jumlah kuantitas atau volume pekerjaan, kebutuhan
berbagai sumber daya dan masih banyak lagi ukuran
lainnya.
Manfaat dan Kegunaan Kurva S
 Sebagai informasi untuk mengontrol pelaksaan suatu
proyek dengan cara membandingkan deviasi antara
kurva rencana dengan kurva realisai.
 Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan
berdasarkan perubahan kurva realisasi terhadap kurva
rencana. Perubahan ini bisa dalam bentuk prosentase
pekerjaan lebih cepat atau lebih lembat dari waktu
yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan proyek.
 Sebagai informasi kapan waktu yang tepat untuk
melakukan tagihan kepada owner ataupun melakukan
pembayaran kepada supplier.
CONTOH SOAL 1
Diketahui :
a. Sebuah proyek dengan item pekerjaan yang
terdiri dari pekerjaan A sampai dengan
pekerjaan K.
b. Pekerjaan A, B, C adalah pekerjaan awal
c. Pekerjaan H, I dan K adalah pekerjaan akhir
d. Hubungan logika ketergantungan antara
masing-masing pekerjaan adalah sebagai
berikut :
PEKERJAAN PEKERJAAN
DURASI BIAYA
PEKERJAAN YANG YANG
(MINGGU) (Rp. JUTA)
MENDAHULUI MENGIKUTI

A ----- D 7 15
B ----- E, F 4 15
C ----- G 5 25
D A H 10 150
E B H 7 100
F B I, J 11 175
G C J 6 125
H D, E ----- 6 20
I F ----- 7 15
J F, G K 9 20
K J ----- 6 10
BENTUK NETWORK DIAGRAM

D
1 4
10
H
A
6
E
7
7

B F I
0 2 5 8
4 11 7

C
K
5
6
G J

3 6 7
6 9
PERHITUNGAN MAJU

7 17
D
1 4
10
H
A
E 6
7
7

0 4 15 30
B F I
0 2 5 8
4 11 7

C
K
5
24 6
5 G 15 J

3 6 7
6 9
PERHITUNGAN MUNDUR
D
1 4
15 10 24
H
A
E 6
7
7

B F I
0 2 5 8
0 4 4 11 15 7 30

C
K
5
6
G J

3 6 7
9 6 15 9 24
NETWORK DIAGRAM HASIL PERHITUNGAN

7 17
D
1 4
15 10 24
H
A
6
E
7
7

0 4 15 30
B F I
0 2 5 8
0 4 4 11 15 7 30

C
K
5
24 6
5 G 15 J

3 6 7
9 6 15 9 24
NETWORK DIAGRAM DENGAN
LINTASAN KRITIS

7 17
D
1 4
14 10 24
H
A
6
E
7
7

0 4 15 30
B F I
0 2 5 8
0 4 4 11 15 7 30

C
K
5
24 6
5 G 15 J

3 6 7
9 6 15 9 24
TABEL PERHITUNGAN TF, FF DAN IF
PEKERJAAN EETi LETi Dij EETj LETj TF FF IF
A 0 0 7 7 14 7 0 0
B 0 0 4 4 4 0 0 0
C 0 0 5 5 9 4 0 0
D 7 14 10 17 24 7 0 -7
E 4 4 7 17 24 13 6 6
F 4 4 11 15 15 0 0 0
G 5 9 6 15 15 4 4 0
H 17 24 6 30 30 7 7 0
I 15 15 7 30 30 8 8 8
J 15 15 9 24 24 0 0 0
K 24 24 6 30 30 0 0 0

Keterangan : = kegiatan kritis


CONTOH SOAL 2
Buatlah alternatif jadwal kegiatan untuk
pekerjaan C dari network diagram dengan
menggunakan lama kegiatan konstan dan lama
kegiatan bervariasi.

0 C 5
0 3
0 5 9
JAWABAN

a. Alternatif jadwal kegiatan dengan lama


kegiatan konstan :

nk = LET3 – DC – EET0 +1
= 9 – 5 – 0 +1
= 5 alternatif jadwal
JADWAL KEGIATAN DENGAN
LAMA KEGIATAN KONSTAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
b. Alternatif jadwal kegiatan dengan lama
kegiatan bervariasi :

nv =

= 9  5  0  2  9  5  0  1
2
65
=
2

= 15 alternatif jadwal
JADWAL KEGIATAN DENGAN
LAMA KEGIATAN BERVARIASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
LIMIT JADWAL KEGIATAN
JADWAL TIPE 1 JADWAL TIPE 2
PEK. EETi LETi Dij EETj LETj TF FF IF
PM PS PM PS
A 0 0 7 7 14 7 0 0 1 7 8 14
B 0 0 4 4 4 0 0 0 1 4 1 4
C 0 0 5 5 9 4 0 0 1 5 5 9
D 7 14 10 17 24 7 0 -7 8 17 15 24
E 4 4 7 17 24 13 6 6 5 11 18 24
F 4 4 11 15 15 0 0 0 5 15 5 15
G 5 9 6 15 15 4 4 0 6 11 10 15
H 17 24 6 30 30 7 7 0 18 23 25 30
I 15 15 7 30 30 8 8 8 16 22 24 30
J 15 15 9 24 24 0 0 0 16 24 16 24
K 24 24 6 30 30 0 0 0 25 30 25 30

Ket. : PM = Pekerjaan Mulai


PS = Pekerjaan Selesai
JADWAL KEGIATAN
(EARLY START)
JADWAL KEGIATAN
(LATEST START)
SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai