1. Konsep pembangunan keterbelakangan oleh Andre Gunder Frank, mengungkapkan
bahwa keterbelakangan bukanlah suatu kondisi ilmiah dari sebuah masyarakat. Bukan juga masyarakat itu kekurangan modal. Keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, politik dan sosial yang terjadi akibat globalisasi dari sistim kapitalisme. Keterbelakangan dinegara-negara pinggiran (yang oleh frank disebut sebagai negara satelit) adalah akibat langsung dari terjadinya pembangunan dinegara-negara pusat (frank negara-negara metropolis). Andre Gunder Frank dalam karyanya yang berjudul Capitalism and Underdevelopment in Latin America (1967) menjelaskan mengenai adanya teori ketergantungan sebagai cikal bakal lahirnya Teori Dependensi. Dalam tulisannya tersebut, Frank (1967) mengelompokkan negara-negara di dunia ini atas dua kelompok, yaitu negara pusat atau core dan negara pinggiran yang terbelakang atau periphery. Selain itu, dalam tulisannya tersebut juga dijelaskan mengenai asumsi yang dimilikinya dalam memamndang teori depensi yang dikembangkannya. Asumsi-asumsi yang dimaksud terdiri atas lima bagian, yakni: (1) Keadaan ketergantungan yang terjadi pada suatu negara dapat dilihat melalui satu gejala yang sangat umum. Hal ini berlaku bagi seluruh negara-negara pinggiran atau negara-negara yang ada di dunia ketiga. Dalam hal ini, teori dependensi pada dasarnya berusaha untuk menggambarkan watak-watak atau ciri umum dari suatu keadaan ketergantungan di dunia ketiga yang telah melalui perkembangan kapitalisme dari Abad ke-16 hingga sekarang. (2) Ketergantungan dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh “faktor luar” atau eksternal. Dalam hal ini, faktor terpenting yang perlu diperhatikan sebagai penghambat adanya pembangunan suatu negara pada dasarnya tidak terletak pada persoalan kekurangan modal atau kekurangan tenaga dan semangat wiraswasta yang dimiliki oleh negara, melainkan terletak pada keadaan sistem ekonomi politik dimana hal tersebut merupakan faktor- faktor diluar jangkauan suatu negara. Selain itu, faktor eksternal lain yang menyebabkan adanya ketergantungan yakni dikarenakan warisan sejarah dan budaya kolonialisme yang melekat pada masyarakat (Frank, 1967). Asumsi dasar Andre Gunder Frank (1967) yang selanjutnya yakni, (3) adanya permasalahan ketergantungan yang ada pada suatu negara lebih dilihat atau memiliki kecenderungan untuk dilihat sebagai permasalahan perekonomian. Hal ini dikarenakan adanya aliran surplus ekonomi dari negara dunia ketiga ke negara maju atau core. Hal inilah yang kemudian membuat negara dunia ketiga mengalami ketergantungan yang diakibatkan oleh keterpurukan sehingga mengakibatkan adanya kemerosotan nilai tukar perdagangan relatifnya. (4) Situasi dari adanya ketergantungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses polarisasi regional dalam sistem ekonomi global. Di satu pihak, adanya aliran surplus ekonomi yang berasal dari dunia ketiga akan menyebabkan keterbalakangan, namun disisi lain hal tersebut akan menjadi faktor yang mendorong lajunya pembangunan yang ada dinegara maju. (5) Frank melihat bahwa keadaan ketergantungan sebagai suatu hal yang mutlak bertolak belakang dengan pembangunan.
2. Bantahan Teori Ketergantungan : Industrialisasi di Negara Pinggiran
Bill warren menunjukkan bahwa proses industrialisasi memungkinkan pertumbuhan
ekonomi di Dunia Ketiga. Pendapat Warren mendapat dukungan dari Fernado Henrique Cardoso dan Peter Evans dimana mereka meyakini bahwa pembangunan dan industrialisasi memang terjadi di negara pinggiran. Pada akhirnya melahirkan apa yang disebut oleh Peter Evans sebagai Aliansi Tripel, yaitu kerjasama antara: 1. Modal asing, 2. Pemerintah di negara pinggiran yang bersangkutan, dan 3. Borjuasi lokal.
Modal asing, melalui perusahaan-perusahaan multinasional raksasa, melakukan
Pendekatan sederhana terhadap krisis ekonomi di Yunani: Sebuah perjalanan untuk menemukan krisis ekonomi Yunani yang dimulai pada tahun 2008 dan menggemparkan dunia. Penyebab dan implikasinya