Anda di halaman 1dari 49

DIREKTORAT RUMAH SUSUN

DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN


SMART DAN BERKELANJUTAN
Disampaikan oleh:
D r. M a r yo k o H a d i
Plt. Direktur Rumah Susun

Pada Seminar Nasional


Universitas Muhammadiyah Jember
23 Januari 2021
OUTLINE

LATAR BELAKANG KEBIJAKAN


01
PENYEDIAAN RUMAH SUSUN

PROGRAM PENGEMBANGAN
02
RUMAH SUSUN

03 RUMAH SUSUN PASAR JUMAT

04 RUMAH SUSUN POLITEKNIK PU

06
2
DASAR HUKUM
KEBIJAKAN PENYEDIAAN RUMAH SUSUN

1 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 4 PERPRES NOMOR 100 TAHUN 2018


Tentang Pembangunan Rumah Susun Khusus
Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
pada Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan
Keagamaan Berasrama

2 UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 5 PERMEN PUPR NOMOR 01/PRT/M/2019

Tentang Rumah Susun Tentang Tata Cara Pengajuan Usulan Pembangunan


dan Pengelolaan Rumah Susun Khusus pada
Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan
Keagamaan Berasrama
3 PERMEN PUPR NOMOR 01/PRT/M/2018

Tentang Bantuan Pembangunan dan Pengelolaan Rumah


Susun

3
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN
PENYEDIAAN RUMAH SUSUN
untuk menyediakan
perumahan layak
huni bagi masyarakat
berpenghasilan
rendah,
pembangunan
rumah susun
merupakan salah satu
solusi dalam
penyediaan hunian
secara vertikal
dengan

urbanisasi di kota-kota memanfaatkan


pesatnya Ketersediaan lahan di perkotaan KUMUH
besar terbatas lahan secara
efektif dan efisien
S A S A R A N I N D I K A T O R R L H
T A H U N 2 0 2 0 - 2 0 2 4

Pergeseran target dan indikator RLH dari


backlog menjadi target SDGs,
yaitu akses terhadap rumah yang
adequate, safe, and affordable

INDIKATOR UTAMA

Proporsi rumah tangga yang mampu


mengakses dan tinggal di rumah layak,
berdasarkan:

Ketahanan Konstruksi Akses Air Minum

Akses Sanitasi Luas per Kapita

Sumber: Bappenas, Januari 2019

5
K E B I J A K A N & S T R A T E G I
D I R E K T O R A T R U M A H S U S U N 2 0 2 0 - 2 0 2 4

Arah Kebijakan
Peningkatan Kemudahan Akses Masyarakat Terhadap Hunian Vertikal yang Layak Huni dan Aman

Pembangunan Rumah Susun terutama MBR dan ASN serta


untuk mendukung pendidikan dan keagamaan
01
Pembangunan Rumah Susun Pada Kawasan Metropolitan,
Perkotaan dan TOD
02
Pembangunan Rumah Susun Mendukung IKN, KSPN, KI, STRATEGI
03 KEK dan Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Lainnya

Pembangunan Hunian Baru Skala Besar Melalui Penyediaan


04 Rumah Susun

Pemeliharaan dan Perawatan Rumah Susun


05
Pemanfaatan Teknologi dan Bahan Bangunan yang Eco-
06 friendly
6
L O K A S I P E M B A N G U N A N P R I O R I T A S

KAWASAN KAWASAN STRATEGIS KAWASAN INDUSTRI KAWASAN EKONOMI


METROPOLITAN PARIWISATA NASIONAL KHUSUS

7
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
RUMAH SUSUN
SMART &
B E R K E L A N J U TA N
01 PENGEMBANGAN
STRATEGI
02 PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI
PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

9
01 P E N G E M B A N G A N
S T R A T E G I P E M B A N G U N A N

Rumah Susun sebagai Solusi Pengentasan Kumuh


merupakan strategi dalam peningkatan kualitas sarana dan prasarana kawasan
permukiman yang mengalami degradasi dengan memperkecil lahan untuk
perumahan tetapi dengan meningkatkan luas lantai (vertical housing).

Rusun Rancacili Bandung (2016) Rusun Mangkubumen Surakarta (2018) 10


01 P E N G E M B A N G A N
S T R A T E G I P E M B A N G U N A N

Pembangunan Rumah Susun Berbasis TOD


merupakan strategi pengembangan rumah susun sebagai
bagian dari Transit Oriented Development (TOD) guna
mendukung peningkatan nilai dan kualitas kawasan.

Sasaran pembangunan rusun berbasis TOD adalah Masyarakat


Berpenghasilan Rendah (MBR) dan masyarakat umum sebagai
alternatif hunian yang lebih efisien.
11
*) Gambar berdasarkan Perencanaan Kawasan Berorientasi TOD PT MRT Jakarta
01 P E N G E M B A N G A N
S T R A T E G I P E M B A N G U N A N

Manfaat Hunian TOD


1. Peningkatan nilai dan kualitas kawasan
2. Efisiensi lahan perkotaan
3. Penataan kawasan hunian kumuh
4. Peningkatan kualitas lingkungan dengan menekan
jumlah kendaraan
5. Peningkatan kualitas hidup masyarakat

Pilot Project yang telah dilaksanakan adalah Rumah


Susun Pasar Jumat di Kawasan TOD Lebak Bulus.

12
01 PENGEMBANGAN
STRATEGI
02 PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI
PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

13
01 B A N G U N A N G E D U N G
( G R E E N B U I L D I N G )
H I J A U

Penerapan dan pengembangan konsep Green


Building pada pembangunan rumah susun dalam
mendukung pembangunan berkelanjutan yang efisien
dalam penggunaan sumber daya.

bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung


dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam
penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya
melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai dengan
fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.
14
01 B A N G U N A N G E D U N G
( G R E E N B U I L D I N G )
H I J A U

Tingkatan Golongan Pengenaan Persyaratan


Bangunan Gedung Hijau

P E D O M A N
P E L A K S A N A A N
DISARANKAN WAJIB
(RECOMMENDED) (MANDATORY)
➢Peraturan Menteri PUPR Nomor 02 Tahun 2015
tentang Bangunan Gedung Hijau
SUKARELA
(VOLUNTARY) ➢SE Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 86
Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau
Pertimbangannya adalah kompleksitas dan
ketinggian bangunan gedung yang merujuk
pada Peraturan Menteri PU No 29 Tahun 2006
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
15
02 S I S T E M K O N S T R U K S I M O D U L A R

Sistem dimensi:
• Dikoordinasikan dalam dimensi Perancangan Rumah Susun Berbasis Modular :
modul tertentu
• Berlaku dalam lingkup 1. Dimensinya didasarkan pada modul tertentu
internasional (modul dasar, multi modul)
• Ditetapkan dalam Standar ISO
Diadopsi oleh beberapa negara 2. Modul dasar merupakan suatu ukuran dasar dalam
Indonesia – SNI
Malaysia – MS koordinasi modular dengan symbol M, dengan
ketentuam 1 M = 10 cm = 100 mm
3. Dimensi tersebut dikoordinasikan menjadi suatu
bangunan yang mampu mereduksi ragam ukuran
dalam komponen dan memungkinkan komponen
digunakan bersama dalam suatu site bangunan
tanpa modifikasi.
02 S I S T E M K O N S T R U K S I M O D U L A R
02 S I S T E M K O N S T R U K S I M O D U L A R

Klasifikasi Industri Bangunan Sistem Modular

18
02 S I S T E M K O N S T R U K S I M O D U L A R

Contoh Rusun Konstruksi Modular Precast


03 K O N S T R U K S I P R E F A B R I K A S I

Jenis Bahan :
1. Beton Pracetak (Precast Concrete)
2. Baja Ringan (Light Gauge Steel)
3. Kayu (timber framed)
4. Campuran

Manfaat :
1. Mempercepat waktu pengerjaan konstruksi
Teknik prefabrikasi adalah pembuatan bagian – bagian 2. Efisiensi biaya dan tenaga kerja
konstruksi yang dilakukan oleh pabrik untuk langsung
dipasang dan menggabungkan bagian – bagian intinya. 3. Kualitas konstruksi terjaga
4. Ramah lingkungan karena limbah produksi
Prefabrikasi sangat erat kaitannya dengan sistem
konstruksi modular. dikelola pabrik
03 K O N S T R U K S I P R E F A B R I K A S I

CONTOH INOVASI KONSTRUKSI PADA RUSUN PASAR JUMAT

Lightweight Cement Wall (LCW) Hollow Core Slab (HCS)

LCW merupakan dinding panel yang sangat ringan HCS merupakan konstruksi lantai beton
dilapisi kedua sisinya dengan Cement Fibre Board untuk bangunan bertingkat yang
dengan total ketebalan panel sekitar 7 cm yang
menggunakan sistem prategang
dibagian dalamnya menggunakan campuran semen
pasir dan pemanfaatan limbah styrofoam.
dimana kabel ditarik terlebih dahulu
pada suatu dudukan khusus yang telah
Panel Light Wall (LCW) di aplikasikan sebagai disiapkan dan kemudian dilakukan
dinding pembatas ruang interior . pengecoran.
21
04 S M A R T B U I L D I N G

Penerapan teknologi Smart Building


dapat dilakukan pada tipologi rumah susun
kedepannya.

Isu terkait penghematan energi,


keselamatan kebakaran, dan isu lainnya
sudah banyak dikembangkan pada konsep
bangunan pintar (Smart Building).
04 S M A R T B U I L D I N G

Panel Surya
Teknologi Panel surya saat ini sudah banyak
dimanfaatkan untuk menghemat energi, mengingat
letak geografis Indonesia yang selalu mendapatkan
sinar matahari.
Panel surya dapat diaplikasikan sebagai atap
bangunan maupun komponen fasade bangunan dan
dapat diintegrasikan dengan jaringan listrik PLN.

Pencahayaan pintar (Smart Lightning)


Sistem pencahayaan pintar ini dapat diterapkan pada ruang
ruang yang jarang digunakan pada bangunan, untuk
menghindari kelalaian pengguna untuk mematikan lampu
setelah meninggalkan ruangan tersebut.

Pemanfaatan sistem pencahayaan ini dapat dilengkapi dengan


sensor gerak atau sensor suhu untuk mendeteksi keberadaan
pengguna, maupun timer.
05 I M P L E M E N T A S I B U I L D I N G
I N F O R M A T I O N M O D E L I N G ( B I M )

Implementasi Building Information Modeling (BIM)


pada pelaksanaan pembangunan yang merupakan
bagian dari usaha dalam peningkatan kualitas
pembangunan rumah susun.

BIM adalah metode dalam visualisasi informasi berbasis


3D dari seluruh siklus objek konstruksi, dan merupakan
kolaborasi informasi dari seluruh Stakeholder.

24
05 I M P L E M E N T A S I B U I L D I N G
I N F O R M A T I O N M O D E L I N G ( B I M )

Peran BIM mencakup seluruh


proses perencanaan,
pelaksanaan dan
pengawasan, operasional,
serta maintenance.

25
05 I M P L E M E N T A S I B U I L D I N G
I N F O R M A T I O N M O D E L I N G ( B I M )

Manfaat Penggunaan BIM dalam Proyek Konstruksi

05
Keberlanjutan
Bangunan

04
Clash Detection 01
Kolaborasi

03 02
Simulasi dan Keberjalanan
Visualisasi Pekerjaan

26
RUMAH SUSUN
PA S A R J U M AT
KENDALA DAN TANTANGAN

Pembangunan Rumah Susun Pasar Jumat


merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kementerian
PUPR yang dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Susun,
Ditjen Perumahan, dalam mendukung pengembangan
kawasan TOD Lebak Bulus.

Rumah Susun Pasar Jumat dibangun setinggi 18 lantai


dengan jumlah hunian 410 unit. Sasaran penghuni rusun
meliputi ASN, MBR, maupun pekerja.

28
Kawasan TOD Lebak Bulus
Berdasarkan Perencanaan Kawasan Berorientasi TOD PT MRT Jakarta

Halte Transjakarta
Pondok Pindang

Rusun Ps Jumat

• Stasiun MRT Lebak


Bulus
Jarak Rusun ke Stasiun MRT • Halte TransJakarta
±460 m Lebak Bulus
LOKASI RUMAH SUSUN PASAR JUMAT

Rumah Susun Pasar Jumat berada di


Jl. Sapta Taruna Raya, Komplek PU
Pasar Jumat, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan
30
FUNGSI MIX-USED PADA BANGUNAN
Lantai Typikal Lantai Typikal Lantai Atap Lantai Typikal Lantai 2 Lantai 1
(lt. 4, 7, 10, 13, 16) (lt. 5, 8, 11, 14, 17) (lt. 3, 6, 9, 12,
Ruang Duduk R. Mesin Lift 15, 17, 18) Poliklinik
Unit Hunian Taman Bermain
Bersama
Tangga Unit Hunian
Lift Pasenger Ruang Terbuka Ruang Duka
Unit Hunian
Darurat
Lift Pasenger Ruang Warung
Lift Pasenger Lift Service Lift Service Bersama
Lift Service
Lift Service Gondola Sekolah TK
Tangga Darurat Warung
Tangga Darurat
Tangga Darurat Ruang RT & Mail Box
RW
Ruang Ruang Terbuka
Pengelola
ATM
Toilet Pria

Balai Warga
Toilet Wanita

Parkir Motor
Lift Pasenger
Lobby Lift
Lift Service Pasenger

Lift Service
Tangga Darurat

Toilet Pria

Toilet Wanita

Tangga Darurat

31
IMPLEMENTASI BIM PADA RUSUN PASAR JUMAT

Model BIM Superimpose AR, STR, dan MEP

AR

STR

Sumber: Modelling dan Crash Report


Rumah Susun Pasar Jumat oleh PT Brantas
Abipraya
MEP 32
IMPLEMENTASI BIM PADA RUSUN PASAR JUMAT

Clash Detection

Sumber: Modelling dan Crash Report


Rumah Susun Pasar Jumat oleh PT Brantas
Abipraya

33
PERENCANAAN
RUMAH SUSUN
POLITEKNIK PU
KENDALA DAN TANTANGAN

Pembangunan Rusun Politeknik PU


merupakan Proyek Prioritas di tahun 2021
dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Susun, Ditjen
Perumahan, dalam mendukung pengembangan
kawasan kampus Politeknik PU Semarang.

Rumah Susun Politeknik PU Semarang direncanakan


dibangun sebanyak 2 tower setinggi 8 lantai, dengan
total hunian 154 unit dengan peruntukan mahasiswa.
Kapasitas penghuni rusun mencapai 600 mahasiswa.

35
LOKASI RUMAH SUSUN POLITEKNIK PU

Rencana Kawasan Perumahan


Rusun Politeknik PUPR terletak di
sebelah Timur Pintu Tol Muktiharjo
Semarang.

Rencana Kawasan Kampus


Terletak di sebelah Barat Pintu Tol
Muktiharjo Semarang.
Rencana
Rusun

Rencana Kawasan Kampus dan


Rencana Kawasan rusun
Rencana dihubungkan oleh jalan kecil
Kampus
lingkungan under pass (dibawah
jalan tol).

36
MASTERPLAN RUMAH SUSUN POLITEKNIK PU

37
KONSEP KAWASAN RUMAH SUSUN POLITEKNIK PU
TOWER UTARA

AMPHITHEATRE
PARKIR DAMKAR

JOGING TRACK

TOWER SELATAN EMBUNG

TEMPAT SAMPAH

GARDU PLN

PARKIR MOTOR
ENTRANCE

38
PERENCANAAN
RUSUN POLITEKNIK PU

Massa bangunan diatur dengan sisi panjang


menghadap ke danau retensi dan Orientasi
memanjang Barat-Timur untuk kenyamanan
thermal (Pertimbangan orientasi matahari).

39
PERENCANAAN UKURAN MODUL

40
PERENCANAAN LANTAI TIPIKAL MODUL 6 X 4.2

Desain hunian – modul struktur


• Sistem struktur yang digunakan beton bertulang Kelipatan 30cm banyak digunakan pada ukuran material / bahan
• Usulan modul struktur utama yang digunakan finishing bangunan (ACP, multipleks, GRC, panel gypsum –
adalah 6,0m x 4,2 m. Ukuran modul ini dipilih 1200x2400mm, keramik – 300x300mm atau 600x600mm).
dengan pertimbangan menggunakan dimensi Hal ini bertujuan untuk mengurangi waste material bahan
kelipatan 30 cm, bangunan dan mempermudah pengerjaan finishing.
41
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTURAL

42
MASTERPLAN RUMAH SUSUN POLITEKNIK PU

Aspek Green Design diterapkan


melalui bukaan jendela bangunan
rusun. Bukaan jendela hanya
diletakkan pada sisi bangunan yang
menghadap utara dan selatan untuk
memasukkan cahaya alami dan
udara segar.

Hal ini dilakukan untuk menghindari


radiasi matahari langsung pagi dan
sore hari.

43
TIPE UNIT & ZONING RUANG
RUSUN POLITEKNIK PU

Lt. 8

Lt. 7
Lift
Lt. 6
Lt. 5

Lt. 4
MAHASISWA Lt. 3
Tangga
Lt. 2

Lt.1

TIPE 48 Desain hunian – zoning vertikal

• Kapasitas hunian 4 orang mahasiswa • Asrama mahasiswa lantai 1 sd 4 menggunakan

• Luas Modular: 50.4m2 tangga, hal ini bertujuan untuk mengurangi

• Luas Efektif unit ±48 m2 penggunaan lift mengingat mobilitas mahasiswa.

• Peletakan 2x modul grid 6 x 4,2m atau (6 x 8.4m) • Satu Tower terdapat Fasum da Fasos di Lantai 1

44
Danau retensi pada bagian tengah lahan dijadikan
sebagai pusat orientasi (point of interest) dan juga
sebagai landmark dari lahan.

Lanskap sekitar danau retensi sebagai water front


feature, seluruh aktifitas kehidupan kampus selain
kegiatan belajar dapat diakomodir pada area tersebut,
water front feature ex: sarana olahraga outdoor, amphitheater, jogging
track, plaza dsb.
Konsep Bangunan
Atap PVRoof 1. Bangunan hijau
2. Bangunan rendah energi
3. Low Mantanance
4. Pasif desain

Ventilasi natural

Fungsi Polder
Pengolahan 1. Sumber Air Baku
Air bersih 2. Limpasan Zerro Run Off
3. Pendinginan Evaporasi
Pengolahan Air
4. Rekreatif
amphiteather limbah
46 5. Pembelajaran Mahasiswa
Jogging Track 6. Konservasi lahan basah
Olah raga
47

Under pass
pedestrian
KENDALA DAN TANTANGAN
Pengembangan Strategi Pembangunan :

1.Sinergitas antara pembangunan hunian, simpul


transportasi dan ketersediaan fasilitas umum pendukung
di kawasan TOD yang belum optimal;

2.Kebijakan dan perencanaan kawasan TOD yang masih


belum sinergi antara pusat dan daerah.

3.Partisipasi badan usaha (swasta) dan masyarakat dalam


mendukung pengembangan kawasan masih perlu
ditingkatkan.

Pengembangan Teknologi Konstruksi :

1. Masih kurangnya stakeholder bidang Architecture


Engineering and Construction (AEC) yang terlatih
dalam Metode BIM;

2. Inovasi teknologi konstruksi yang smart, sustainable


dan affordable masih perlu dikembangkan.
48
TERIMA KASIH

DIREKTORAT RUMAH SUSUN


DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai