PEKAN WEBINAR
BANDUNG, 24 FEBRUARI 2021 DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN
Balai Geoteknik,Terowongan dan Struktur
Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Latar Belakang
• Jembatan sebagai salah satu bangunan yang dibuat melintang sungai,
perencanaannya tidak lepas dari kondisi morfologi sungai. Apabila
jembatan direncanakan dengan tidak memperhatikan kondisi morfologi
sungai maka akan menyebabkan runtuhnya jembatan baik melalui
proses yang singkat (banjir) atau perlahan-lahan (gerusan,degradasi,
dll).
• Pembuatan bangunan bawah jembatan (pilar dan kepala jembatan)
perubahan pola aliran sungai menimbulkan terjadinya gerusan di
sekitar konstruksi pilar dan kepala jembatan
• Letak dan kondisi geografis Indonesia yang berpotensi terjadi bencana
alam (banjir, gempa bumi atau gunung meletus) dapat merusak
jembatan apabila perencanaannya tidak memperhatikan kemungkinan
terjadinya bencana tersebut
• Banjir yang sering terjadi di Indonesia biasanya membawa material yang
bisa menggerus bangunan bawah jembatan dan aliran air yang deras
dapat membuat jembatan hanyut terbawa banjir.
KERUSAKAN JEMBATAN (Pusjatan 2017)
Pelat Lantai Rusak 245
Lapis permukaan aspal 233
Kepala jembatan / pilar retak atau pecah 184
Siar muai 157
Pembersihan 153
Oprit Jembatan 141
Gelagar Beton Rusak 138
pipa cucuran rusak 130
Kerusakan Tiang Sandaran 119
DAS / Scouring 119
Dinding Penahan Tanah 115
Gelagar Baja rusak 82
Kerusakan parapet jembatan 79
Elastomer/ bearing pad 79
Kerusakan Trotoar 51
Rangka Baja Berkarat 37
Rangka Baja berubah bentuk 36
Kerusakan Pondasi 30
kerusakan tanah timbunan struktur 21
Balok penahan gempa 3
M.A.B
M.A.N Bantaran Banjir
Kedalam an Gerusan
Gerusan Um um
M.A.B = Muka Air Banjir Rencana Gerusan Karena Pengaruh Pilar
M.A.N = Muka Air Normal
Terminologi Umum Gerusan
pada Jembatan
Sumber : Istiarto
Masalah Gerusan pada
Jembatan
Dipengaruhi oleh 3 perilaku sungai :
Jembatan Srandakan-Yogyakarta
Jembatan Comal
Contoh kasus : Jembatan Ciputrahaji
Gerusan pada
kepala jembatan
Contoh kasus : Jembatan Taipa (Sulteng)
Taipa
Foto udara
Jembatan Taipa
1.000 Jembatan 2.200 Aliran Sungai/ 3.210 Aliran Sungai 4.211 Tebing Sungai
Sumber : Istiarto
6. Adanya bangunan air di sekitar jembatan baik di hulu maupun hilir jembatan
Penyelidikan Gerusan
A. Metode Konvensional
mengukur kedalaman dari permukaan air sampai dasar sungai dengan menggunakan papan
duga sambil berdiri di dasar sungai bila sungainya tidak dalam atau di atas perahu bila
sungainya dalam.
(sumber Jiro Fukui and Masahiro Otuka, Development of the new Inspection Method on Scour Condition around Existing Bridge Foundations)
Kekurangan : tingkat akurasinya buruk, tidak cocok digunakan untuk sungai-sungai yang lebar,
dalam dan berarus deras karena membahayakan.
Penyelidikan Gerusan
(sumber Jiro Fukui and Masahiro Otuka, Development of the new Inspection Method on Scour Condition around Existing Bridge Foundations)
Penyelidikan Gerusan
Degradasi (penurunan) • Pemasangan rip rap dari batu Prinsip dasar untuk menanggulangi
dasar sungai kali atau beton degradasi adalah dengan pemanfaatan
• Bangunan pengendali dasar material dengan karakteristik yang dapat
sungai di hilir jembatan menahan gerusan lokal yang terjadi sehingga
permukaan dasar sungai dapat
dipertahankan elevasinya.
Agradasi (sedimentasi) Pemilihan alur bukaan jembatan
dasar sungai dan alur sungai di sekitar
jembatan (single channel/double
channel)
Penyesuaian (peninggian) elevasi
gelagar jembatan
Pengerukan / normalisasi alur
sungai
Potensi gerusan lokal di Bangunan pengarah aliran di Bangunan pengarah aliran yang
udik (hulu) jembatan udik jembatan direncanakan berfungsi untuk meratakan
akibat penyempitan kecepatan aliran yang terjadi di bentang
lebar sungai dan jembatan sehingga potensi gerusan lokal
tikungan sungai dapat diminimalisir.
Permasalahan Secara Umum dan
Alternatif Penanggulangan (2)
Permasalahan Alternatif Penanggulangan Keterangan
Gerusan lokal pada pilar Pelindung kaki/tapak pada pilar Pemilihan bentuk pilar dapat meminimalisir
dan kepala jembatan dan kepala jembatan berupa pelat potensi gerusan lokal di hilir pilar jembatan.
beton atau rip-rap Secara hidraulik pilar berbentuk
batu/beton/bronjong kawat berisi bulat/lingkaran mengalami gerusan lokal
batu paling rendah/kecil dibanding bentuk pilar
yang lain.
Gerusan lokal di hilir • Peredam energi di hilir jembatan
jembatan • Pengarah aliran di hilir jembatan
Potensi perpindahan • Bangunan pengarah aliran
aliran sungai di udik panjang berupa bangunan
jembatan untuk lebar pengarah aliran tipe
sungai < 100 m corong/tongkat hoki (hockey
stick)
• Tanggul banjir
Potensi perpindahan Bangunan pengarah aliran Lebar sungai berjalin (braided) yang besar
aliran sungai di udik berjenjang berupa susunan krib menyebabkan perlunya bangunan pengarah
jembatan untuk lebar dari hulu ke arah bukaan jembatan aliran sehingga air dapat merata mengalir ke
sungai > 100 m bentang sungai yang terdapat bangunan
jembatan.
FORMULASI KASUS DAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN
(sumber : Pedoman Bangunan Pengaman pada Sungai Berjalin)
3.00 7.00
+16.98
2
1
+15.50 +15.28
BETON K.225
(1:2:3)
+13.00
2.00 2.50 1.20
3.00
+12.00 1
1
+11.48
+10.98
+9.98 1
+10.00
1 5 +9.48
2
2.00 1.00
+8.00 +8.00
+7.48 BATU KALI 1
Ø 60 Cm 2
ANGKUR Ø 16 +6.50 1
LIHAT DETAIL A 2
5
BETON CYCLOP 1 +5.48
(1:3:5)
2.30 1.00 2.00 1.00 +5.00
GEOTEXTILE
+4.00 +4.00 R = 0.50 +4.00
+3.00 +3.00
1.50 1.50 1.00 RIP RAP BATU Ø 0.30 m
BUIS BETON Ø 0.60m, L = 2 m DIISI BETON CYCLOP BUIS BETON Ø 0.60m, L = 2 m DIISI BETON CYCLOP
DENGAN JARAK ANTARA BUIS BETON = 4.375 m DAN DIPASANG RAPAT
1.00 1.00 3.00
11.00 15.00 0.75
POTONGAN A - A
Krib bronjong
BANGUNAN PENGARAH ALIRAN
Pengarah aliran di udik berbentuk corong Untuk lebar sungai < 100 m
CONTOH PENERAPAN SUSUNAN KRIB SEBAGAI PENGARAH ALIRAN
Sumber : Istiarto
TEMBOK PELINDUNG
Bronjong/gabion