Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses kehidupan ini banyak peristiwa yang lepas dari pandangan
hidup siswa, yang sejatinya dapat memberikan banyak pelajaran bagi
perjalanan hidup. Peristiwa yang mengharukan maupun yang membahagiakan
tetap memiliki arti dalam kehidupan setiap siswa. Sudah menjadi tugas
seorang konselor untuk memberikan bantuan atau memberikan pengetahuan
pada siswa. Bantuan yang diberikan pada siswa, bisa berupa biblioedukasi
dengan menggunakan media biblioedukasi. Menurut Dany M. Handarini
(dalam PPT, Biblio dan sinema edukasi, 2016) biblioedukasi (education
bibliotheraphy) merupakan metode bimbingan untuk mengembangkan aspek
pribadi sosial dan keterampilan dalam mengambil keputusan, dengan
menggunakan bacaan sebagi stimulan. Biblioedukasi ini memodifikasi dari
kata biblioterapi/konseling. Kata biblio/biblus berarti buku, sedangkan kata
theraphy berarti bantuan psikologis yang berarti bahwa penggunaan buku
untuk membantu individu memecahkan masalah. Biblioedukasi ini bisa
menjadi salah satu alternatif pemberian layanan dalam meningkatkan rasa
empati siswa.

Empati merupakan suatu kemampuan untuk menempatkan diri pada


pikiran dan peraaan orang lain tanpa harus secara nyata terikat dalam perasaan
maupun tanggapan orang tersebut dalam bentuk reaksi kognitif maupun
afektif yang di dalamnya mengandung beberapa aspek yaitu: Perspectif
Taking (PT), dan Fantacy (FS), Empathic Concern (EC) dan Personal Disterss
(PD). Empati sangat penting bagi setiap individu, karena dengan empati setiap
individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mempercepat hubungan
dengan orang lain, meningkatkan harga diri, dan meningkatkan pemahaman
terhadap diri sendiri.

Sesuai dengan pemaparan yang disampaikan, penulis menilai biblio


edukasi merupakan media yang tepat untuk meningkatkan empati siswa,
namun dalam penggunaannya diperlukan pedoman atau panduan sebagai
upaya dalam membantu konselor untuk pengoptimalan penggunaan media
biblioedukasi yang dikembangkan. Panduan ini berisi penjelasan: (a) petunjuk
penggunaan, dan (b) kegiatan yang perlu dilaksanakan konsleor dalam
menggunakan biblioedukasi tentang empati kepada siswa.

Diharapkan dengan adanya panduan penggunaan media biblioedukasi


dapat membantu konselor dalam memberikan layanan informasi mengenai
empati di dalam diri siswa, agar siswa dapat menumbuh kembangkan rasa
empati yang dimilikinya.

B. Tujuan Bimbingan
1. Tujuan Umum yaitu : meningkatkan rasa empati yang dimiliki siswa,
agar siswa lebih peduli dan lebih peka terhadap keadaan yang di
sekitarnya.
2. Tujuan Khusus yaitu :
a. Siswa dapat mengerti bahwa setiap individu memiliki karakter
yang berbeda-beda.
b. Siswa mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain.
c. Siswa mampu merasakan kedaan orang lain.
d. Siswa mampu mengekspresikan kepedulian terhadap keadaan
orang lain.

C. Sasaran Penggunaan

Panduan penggunaan media biblioedukasi ini ditujukan kepada konselor,


agar dapat membantu dalam pemeberian layanan bimbingan kepada siswa dengan
tujuan untuk meningkatkan rasa empati yang dimiliki siswa melalui media
biblioedukasi yang dikembangkan.

BAB II

PETUNJUK PENGGUNAAN

Petunjuk Penggunaan
Media biblioeduksi tentang empati ini tidak bisa dipelajari secara mandiri
oleh siswa, karena dalam penggunaan media biblioedukasi ini memeperlukan
pemahaman dan penggunaan yang luas mengenai empati, oleh karena itu dengan
adanya pendampingan dari konselor, siswa lebih mudah dalam mempelajari dan
memahami isi dari media biblioedukasi. Petunjuk penggunaan media
biblioedukasi secara umum, yaitu :

1. Konselor harus memahami setiap topik atau materi dalam media


biblioeduksi.
2. Media yang dapat digunakan konselor dalam melaksakan bimbingan
adalah media biblioedukasi tentang “ Empati”, yang di dalamnya berisi
cerita-cerita kehidupan tentang empati.
3. Konselor memberikan penjelasan dan memberikan pemahaman kepada
siswa terlebih dahulu mengenai makna dan pentingnya empati dalam
pemberian layanan bimbingan klasikal.
4. Konselor mengadakan diskusi dengan mengeevaluasi isi cerita dan
karakteristik tokoh pada setiap bagian materi media biblioedukasi.
5. Konselor mengadakan refleksi dan evaluasi diri dengan siswa.
6. Berikan media biblioedukasi kepada siswa untuk dipelajari sebelum jam
tatap muka.
7. Konselor dapat memilih topik/materi layanan bimbingan yang ada di
dalam media biblioedukasi, untuk disesuiakan dengan indikator pencapain
yang di harapkan konselor kepada siswa.

BAB III
PROSEDUR KEGIATAN
B. Pertemuan Kedua
1. Topik: Empati
2. Waktu: 45 menit
3. Kompetensi:
a. Siswa dapat mengekpresikan kepedulian dan merasakan
kecemasan dama diri terhadap orang lain.
b. Indkator:
1) Siswa dapat merakan keadaan orang lain
2) Siswa dapat mengekpresiakan kepedulian terhadap
orang lain.
3) Siswa dapat merasakan rasa cemas dalam menghadapi
hal-hal yang kurang menyenangkan terhadap orang lain.
4) Siswa dapat merakan rasa gelisah dengan keadaan
oranglain.
4. Uraian pelaksanaan
a. Pembukaan
1) Konselor memberi salam
2) Membangun rapor/hubungan baik dengan siswa, baik
dengan bermain peran atau pemberian motivasi yang
akan membuat siswa bersemangat dalam mengikui
kegiatan.
3) Menyampaikan rencana kegiatan dan tujuan pelayanan.
Pada pembukaan ini, konselor dapat melakukannya
selama 5 menit.
b. Kegiatan inti:
1) Konselor memberikan kesempatan kepada beberapa
siswa untuk mengulas dan menyampaikan kembali hasil
bimbingan pada pertemuan pertama. (selama 10 menit).
2) Konselor memimpin diskusi dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil
bimbingan pada pertemuan pertama (selama 10 menit)
c. Penutup:
1) Konselor melakukan refleksi dan evaluasi kepada
siswa, dengan beberapa contoh pernyataan pada tabel
1.2
Pada kegiatan penutup yang pertama ini konselor
dapat melaksanakannya selama 15 menit.
2) Konselor memberikan motivasi siswa untuk lebih giat
dalam meningkatkan rasa empati yang dimiliki siswa.
Pada kegiatan penutup yang kedua ini konselor
dapat melaksanakannya selama 5 menit.

Tabel 1.2 Contoh Pernyataan Refleksi Diri dan Evaluasi

No Pernyataan
1. Cerita Empati Sang Gadis Kecil
a. Bagaiman perasaan kalian, terhadap pengorbanan Sindu kepada
Harish?
b. Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian adalah Sindu?
c. Apa yang kalian rasakan, jika penyakit Harish tidak sembuh-
sembuh?
d. Bagaimana perasaan kalian terhadap kondisi atau keadaan Haarish
yang menderita penyakit kanker?
2. Cerita Kesedihan Seorang Ibu
a. Bagaiman perasaan kalian, terhadap perasaan yang dialami ibu
tersebut?
b. Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian menghadapi Ibu tersebut?
c. Bagaimana perasaan kalian, jika kesedihan ibu berlarut-larut?
d. Bagaimana perasaan kalian terhadap kisah yang dialami Ibu
tersebut?
3. Cerita Empati Seorang Kawan
a. Bagaimana perasaan kalian terhadap Kintan yang begitu peduli
dengan mmasalah yang dialami keluarga Marni?
b. Apa yang akan kalian lakukan, jika masalah Marni itu terjadi pada
teman kalian?
c. Apa yang akan kalian rasakan, jika Ibu Marni benar-benar menjadi
tersaangka?
d. Bagaimana perasaan kalian terhadap keadaaan yang dialami Marni?
4. Cerita Pengorbanan Kakak Ideot Kepada Adik yang
Membencinya
a. Bagaimana perasaan kalian terhadap keadaaan Kakaknya Ani?
b. Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian bertemu orang seperti
Kakaknya Ani?
c. Apa yang akan kalian rasakan, jika sikap Ani berlarut-larut jahat
pada kakaknya?
d. Bagaimana perasaan kalian terhadap kesedihan Ani yang ditinggal
Kakaknya?
5. Cerita Teman Pertama di Hidupku
a. Bagaimana perasaan kalian terhadap sikap teman-teman Melati
kepada Melati?
b. Apa yang akan kalian lakukan, jika Melati adalah teman kamu
sendiri?
c. Apa yang akan kalian rasakan, jika teman-teman Melati terus-
terusan bersikap jahat kepada Melati?
d. Bagaimana perasaan kalian terhadap kesedihan yang dialami
Melati?

BAB IV
EVALUASI
Pada tahap ini konselor melakukan evaluasi terhadap pelatihan yang dilakukan
dengan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam lembar diskusi
dan lembar reflesi.

DAFTAR PUSTAKA
Dany, M.H.2016 (dalam PPT. Biblio dan Sinema Edukasi)
David, H. 2013. Makna Dan Pentinya Empati. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai