103 146 1 PB
103 146 1 PB
Abstrak
Perubahan penggunaan lahan dari hutan atau perkebunan menjadi lahan pertanian maupun permukiman akan
menurunkan fungsi tanah. Tanah merupakan media untuk pertumbuhan vegetasi, terdapat hubungan erat antara
komponen tanah, air, dan vegetasi. Bagaimanar kemampuan tanah meresapkan air pada beberapa vegetasi dan tipe
penggunaan lahan? Penelitian dilakukan di DAS Kreo Semarang. Teknik pengambilan sampel secara purposive
sampling pada berbagai tipe penggunaan lahan meliputi hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, dan rumput.
Pengambilan sampel tanah dalam bentuk sampel tanah terusik dan tanah tidak terusik. Sifat fisik tanah pada hutan
memiliki nilai BO dan permeabilitas paling tinggi, kebun campuran memiliki nilai rata-rata kadar air dan BV
paling tinggi, sedangkan pada lahan sawah memiliki nilai paling tinggi untuk porositas dan BJ. Pada lahan
permukiman dan rumput mempunyai nilai sedang hingga rendah, dengan kelas permeabilitas sedang hingga lambat.
Kemampuan tanah meresapkan air diukur dari nilai kapasitas infiltrasi, pada lahan hutan lebih cepat dibandingkan
dengan lahan kebun campuran dan sawah. Rata-rata nilai kemampuan potensial sementara tanah menahan air
hujan dan aliran permukaan di DAS Kreo sebesar 0,094 m. Nilai ini menunjukkan bahwa keberadaan tanah dalam
menahan air di DAS Kreo masih baik. Sifat tanah seperti tekstur, BO, kadar air, dan permeabilitas tanah sangat
mendukung dalam meresapkan air ke dalam tanah.
PENDAHULUAN
sawah dan tegalan menjadi rumput atau pekarangan,
Semakin kritisnya keadaan hidrologi beberapa serta cenderung menambah proporsi luas lahan
sungai menyebabkan semakin besarnya angka rasio terbangun. Menurut Winanti (1996, dalam Utaya
antara debit maksimum pada musim hujan dengan 2008), perubahan tutupan vegetasi mengakibatkan
debit minimum pada musim kemarau, serta semakin terjadi perubahan pada sifat fisik tanah, karena
mundurnya produktivitas lahan terutama di bagian setiap jenis vegetasi memiliki sistem perakaran yang
hulu DAS. Kondisi tersebut mengakibatkan pada berbeda. Widianto, dkk., (2004) menunjukkan
musim hujan terjadi banjir dan pada musim kemarau bahwa alih guna lahan hutan menjadi kopi
terjadi kekeringan. Perubahan penggunaan lahan monokultur di Lampung mengakibatkan perubahan
diindikasi sebagai salah satu faktor penyebabnya. sifat tanah permukaan berupa penurunan bahan
Perubahan penggunaan lahan dapat mengubah organik dan jumlah ruang pori. Alih guna lahan
tutupan vegetasi pada lahan terbuka seperti lahan tersebut juga mengakibatkan penurunan ketebalan
Analisis Data
Perhitungan yang dilakukan dalam penelitian
Gambar 1. Peta tanah dan lokasi pengambilan
ini meliputi analisis sifat fisik tanah, perhitungan
sampel tanah
kapasitas infiltrasi, perhitungan kemampuan tanah
Bahan dan Alat Penelitian menahan air, dan analisis statistik.
Bahan penelitian berupa data primer dan data
Perhitungan kapasitas infiltrasi
sekunder. Data Primer diperoleh dari lapangan
Model persamaan infiltrasi yang merupakan
meliputi: data sifat fisik tanah, meliputi tekstur,
fungsi waktu. Pendekatan digunakan adalah model
struktur, kadar air, bahan organik tanah, berat volum,
Horton. Model persamaan infiltrasi menurut Horton,
porositas, permeabilitas; data laju infiltrasi; data
yaitu:
penggunaan lahan meliputi luas tajuk penutup lahan,
jenis vegetasi, zona perakaran. Data Sekunder ft = fc + (fo - fc) e -Kt
meliputi data curah hujan, peta rupabumi skala 1 :
Keterangan: ft= kapasitas infiltrasi pada waktu
25.000, peta tanah, dan peta penggunaan lahan. Alat
t (cm/jam), fc= harga kapasitas infiltrasi saat
yang digunakan dalam penelitian berupa: GPS,
mencapai konstan (cm/jam), fo= harga kapasitas
doubel ring infiltrometer, bor tanah, soil tes kits,
infiltrasi awal (saat t = 0) (cm/jam), K= konstanta
notebook, dan handycam.
45
40
35
30
25
20
15
10
n mp rn n h pu t
Hu ta a ukima S awa Ru m
K bn .C P erm
BJ BV BO Kadar Air Porositas Permeabilitas
Gambar 2. Kondisi sifat fisik tanah pada berbagai bentuk penggunaan lahan
Tabel 2. Uji Beda Parameter Sifat Fisik Tanah beberapa Tipe Penggunaan Lahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi kelembaban yang rendah, dan permeabilitas yang
secara umum yaitu tekstur tanah, jenis vegetasi, cepat berkisar antara 2-20 cm/jam.
aktivitas biologi, kedalaman air tanah, kelembaban
Penggunaan lahan sawah yang secara umum
tanah, dan permeabilitas tanah (Utaya, 2008).
termasuk dalam klasifikasi infiltrasi lambat, hal ini
Penggunaan lahan hutan yang secara umum
lebih disebabkan karena pada penggunaan lahan
termasuk dalam klasifikasi infiltrasi cepat, hal ini
sawah terdapat faktor-faktor penghambat infiltrasi.
lebih disebabkan karena pada penggunaan lahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi pada
hutan terdapat faktor-faktor pendukung infiltrasi.
penggunaan lahan sawah antara lain yaitu: tekstur
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi pada
tanah yang dominan lempung, vegetasi yang berupa
penggunaan lahan hutan antara lain yaitu: tekstur
tanaman kecil (padi, palawija, rumput), aktivitas
tanah yang dominan pasir dan mengandung batuan-
biologi yang relatif sedikit hanya berupa aktivitas
batuan kecil, vegetasi yang berupa tanaman besar
akar tanaman yang berbentuk serabut lembut dan
atau tahunan (kelapa, kopi, pisang, rambutan,
organisme tanah hanya berupa semut dan cacing
nangka, dll), aktivitas biologi yang banyak berupa
tanah, kedalaman air tanah yang dangkal kurang dari
aktivitas akar tanaman besar dan organisme tanah
50 cm, kelembaban yang tinggi, dan permeabilitas
(tikus tanah, cacing tanah, orong-orong, semut, dll.),
yang lambat berkisar antara 0-2 cm/jam.
kedalaman air tanah yang dalam lebih dari 50 cm,
Tabel 5. Perhitungan Nilai Potensial Tanah Menahan Air pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan
Nilai KPMA terbesar untuk DAS Kreo adalah Lahan permukiman dan rumput mempunyai nilai
hutan (0,13), diikuti kebun campuran (0,103), sawah kemampuan menahan air rendah, sehingga banyak
(0,096), permukiman 0,030, dan rumput (0,014). air hujan yang dialirkan menjadi aliran permukaan.
Nilai WP diperoleh dari perkalian antara luas Dengan mempertahankan penggunaan lahan yang
penggunaan lahan dengan nilai KPMA, sehingga memiliki penutup vegetasi luas, memiliki sistem
nilai KPMA tinggi dengan penggunaan lahan sempit perakaran yang dalam, dan keberadaan seresah di
dapat menjadikan nilai WP menjadi rendah. Tampak permukaan tanah akan mampu meresapkan air ke
pada Tabel 6 bahwa nilai WP terbesar untuk DAS dalam tanah.
Kreo terdapat pada penggunaan lahan kebun
Konversi lahan pertanian menjadi kawasan
campuran, sawah dan hutan, mengikuti luas
permukiman dapat mempengaruhi volume air yang
pengguaan lahan DAS Kreo yang didominasi oleh
dapat ditahan sementara oleh tanah. Tala’ohu et,al,
kebun campuran dan sawah. Pada lahan kebun
(2001 dalam Yusmandhany, 2004) mengatakan
campuran, hutan dan lahan pertanian mampu
bahwa alih fungsi lahan terutama dari hutan dan
menahan sejumlah air untuk diresapkan sementara
kebun campuran menjadi tegalan atau sawah, dan
ke dalam tanah sehingga kondisi tanah menjadi
perubahan lahan dari berbagai penggunaan lahan
jenuh air. Pada lahan sawah mempunyai jenis tanah
pertanian menjadi lahan permukiman (termasuk
lempung yang mampu menahan air, lahan sawah
infrastruktur) telah menurunkan kemampuan lahan
yang cukup luas di DAS Kreo mampu menahan air
untuk menahan air hujan dan aliran permukaan.
sementara dalam bentuk genangan air yang luas.