Anda di halaman 1dari 19

MATERI DAN PERUBAHANNYA

UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN SERTA


PEMISAHAN CAMPURAN

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Kimia : Konsep dan Aplikasi

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S.
Dr. Woro Sumarni, M.Si.

Disusun Oleh:
Rico Hediyansah ( NIM.0402520022 )
Sovi Junita Eviyanti ( NIM. 0402520026)

KONSENTRASI PENDIDIKAN IPA


PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Salam Sejahtera untuk Kita Semua
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
maha esa, karena atas rahmat dan hidayah Nya kita dapat melaksanakan aktivitas
sehari-hari sebagaimana mestinya. Selawat teriring salam semoga selalu
tersampaikan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan pengikut
setianya hingga akhir zaman.
Makalah ini yang berjudul materi dan perubahannya, unsur,
senyawa dan campuran serta pemisahan kimia disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Kimia:Konsep dan Aplikasi. Penyusun berharap semoga
informasi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Ibarat pepatah, tiada gading yang tak retak. Dengan segala
kerendahan hati, penyusun membuka diri terkait kritik maupun saran yang
membangun untuk perbaikan informasi dalam makalah ini. Atas perhatian
pembaca, Kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

September 2020,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I. ZAT DAN PERUBAHANNYA
UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN .............................................. 1
BAB II. PEMISAHAN KIMIA ............................................................................ 6
BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Beberapa Unsur dan Lambangnya ........................................................... 2


1.2 Beberapa Senyawa dan Rumus Senyawanya ........................................... 3

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia ................................................ 5


2 Filtrasi .................................................................................................... 8
3 Dekantasi ................................................................................................ 8
4 Distilasi .................................................................................................. 9
5 Alat Sentrifugasi..................................................................................... 10
6 Hasil Sentrifugasi Darah ........................................................................ 10
7 Metode Maserasi .................................................................................... 11
8 Metode Refluks ...................................................................................... 12

iv
BAB I
ZAT DAN PERUBAHANNYA
UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai materi dan


perubahannya. Materi merupakan sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruangan. Berdasarkan wujudnya, materi dapat dikelompokkan ke dalam wujud
padat, cair dan gas. Padatan merupakan wujud materi yang rigid (kaku) dengan
bentuk yang pasti. Cairan adalah wujud materi dimana tidak serigit padatan dan
dapat mengalir serta mengambil bentuk mengikuti pola wadah. Berbeda dengan
cairan, gas memiliki sifat tidak mengikuti pola wadah melainkan bergerak tanpa
batas. Berdasarkan susunan dan sifatnya, Ilmuan sepakat mengelompokkan materi
menjadi zat, unsur, senyawa dan campuran.

A. Zat
Zat merupakan materi yang memiliki susunan yang tetap dan sifat-sifat
tertentu. Contoh zat adalah air, perak, etanol, garam dapur (natrium klorida),
karbon dioksida dan sebagainya. Antara zat yang satu dengan lainnya dapat
dibedakan melalui penampilannya/bentuknya, baunya, rasanya maupun sifat-
sifat khas lainnya.
B. Unsur
Unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dengan cara kimia. Kimiawan menggunakan lambang-
lambang abjad untuk mewakili nama-nama unsur. Huruf pertama lambang unsur
selalu menggunakan huruf kapital, sedangkan huruf kedua tidak menggunakan
huruf kapital. Sebagai contoh, Co dan CO sama-sama tersusun dari dua huruf
yaitu huruf C dan O/o , akan tetapi merupakan dua hal yang berbeda.
Co merupakan lambang unsur kobalt, sedangkan CO merupakan rumus
senyawa yang tersusun dari unsur karbon dan oksigen serta diberi nama karbon
monoksida. Lambang beberapa unsur diturunkan dari nama latinnya, seperti Au
dari aurum(emas), Fe dari ferrum(besi) dan lain sebagainya. Beberapa unsur
yang umum beserta lambangnya disajikan pada tabel 1:

1
2

Tabel 1.1 Beberapa Unsur dan Lambangnya


Nama Unsur Lambang Nama Unsur Lambang Nama Unsur Lambang
Aluminium Al Flourin F Oksigen O
Arsenik As Emas Cu Fosfor P
Barium Ba Hidrogen H Platina Pt
Bromin Br Iodin I Kalium K
Kalsium Ca Besi Fe Silikon Si
Karbon C Timbal Pb Perak Ag
Klorin Cl Magnesium Mg Natrium Na
Krom Cr Merkuri Hg Sulfur S
Kobalt Co Nikel Ini Timah Sn
Tembaga Cu Nitrogen N Seng Zn
Sumber: Chang, 2005
Macam-macam unsur dan lambangnya beserta informasi lainnya,
seperti nomor atom, nomor massa, penggolongan unsur (logam, semilogam dan
nonlogam) dapat dilihat pada tabel Sistem Periodik Unsur (SPU), pada tulisan
ini tidak membahas mengenai SPU dikarenakan ada pembahasan tersendiri pada
tulisan berikutnya. Unsur-unsur yang terdapat di alam rata-rata tidak stabil
kecuali unsur-unsur yang terdapat pada golongan gas mulia. Unsur hidrogen (H)
akan stabil apabila berikatan dengan satu atom H lainnya membentuk gas H2 (gas
hidrogen). Dengan demikian, untuk mencapai kestabilan maka unsur yang satu
dengan yang lainnya dapat membentuk suatu senyawa melalui ikatan kimia.
C. Senyawa
Senyawa merupakan zat yang tersusun atas atom-atom dari dua unsur
atau lebih yang terikat secara kimia dengan perbandingan yang tetap. Sebagai
contoh, gas hidrogen terbakar dalam gas oksigen membentuk air, dimana sifat
dari senyawa air akan berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Air tersusun
dari unsur hidrogen dan unsur oksigen, susunan ini tidak berubah darimana pun
air itu berada. Air yang terdapat di Semarang akan sama susunannya dengan air
yang ada di Aceh, Papua maupun tempat lainnya yaitu tersusun dari unsur
hidrogen dan oksigen. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)
3

Beberapa senyawa, rumus senyawanya dan keterangan mengenai unsur dan


atom penyusunnya disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.2 Beberapa senyawa dan rumus senyawanya
Nama Senyawa Rumus Senyawa Keterangan
Etanol C2H5OH Tersusun atas unsur C, H dan O.
Terdapat 2 atom C, 6 atom H dan
1 atom O
Natrium klorida NaCl Tersusun atas unsur Na dan Cl.
Terdapat 1 atom Na dan 1 atom
Cl
Natrium bikarbonat NaHCO3 Tersusun atas unsur Na, H, C dan
O. Terdapat 1 atom Na, 1 atom H,
1 atom C dan 3 atom O
Amonium klorida NH4Cl Tersusun atas unsur N, H dan Cl.
Terdapat 1 atom N, 4 atom H dan
1 atom Cl
Hidrogen peroksida H2O2 Tersusun atas unsur H dan O.
Terdapat 2 atom H dan 2 atom O
Magnesium nitrida Mg3N2 Tersusun atas unsur Mg dan N.
Terdapat 3 atom Mg dan
2 atom N
Nitrogen dioksida NO2 Tersusun atas unsur N dan O.
Terdapat 1 atom N dan 2 atom O

D. Campuran
Campuran merupakan penggabungan dua atau lebih zat dimana zat-zat
penyusun tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. Dibandingkan
dengan unsur dan senyawa, campuran tidak memiliki susunan yang tetap. Misal,
sampel udara yang diperoleh dari beberapa kota dapat berbeda susunannya
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya ketinggian, pencemaran dan lain
sebagainya. Berdasarkan sifatnya, campuran dapat dikelompokkan menjadi
campuran homogen dan campuran heterogen.
4

a. Campuran homogen
Campuran homogen merupakan campuran di seluruh bagian larutan akan
sama. Larutan merupakan campuran homogen antara zat pelarut dan zat
terlarut. Contoh sederhana campuran homogen adalah larutan gula. Pada
larutan gula, yang menjadi zat pelarut adalah air dan zat terlarutnya adalah
gula (sukrosa). Setelah pengadukan yang cukup lama, maka kita akan sulit
untuk membedakan antara air (pelarut) dan gula (zat terlarut) karena telah
menjadi bagian yang sama.
b. Campuran heterogen
Berbeda dengan campuran homogen, campuran heterogen merupakan
campuran yang susunannya tidak seragam. Contoh campuran heterogen
adalah campuran antara air dan minyak dimana keduanya tidak dapat
bersatu, kita akan melihat posisi minyak berada di atas air.

Setiap campuran baik campuran homogen maupun heterogen, dapat


dibuat dan dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen murninya tanpa
mengubah identitas(sifat) dari komponen penyusunnya. Gula dapat diperoleh
kembali dari larutan gula dengan cara memanaskan larutan itu dan menguapkannya
hingga kering. Uap air yang diperoleh dari penguapan tersebut, dapat diembunkan
kembali sehingga diperoleh komponen airnya. Contoh lain, kita dapat memisahkan
komponen besi dari campuran besi-pasir dengan menggunakan magnet, karena
komponen besi akan dapat tertarik oleh medan magnet sedangkan pasir tidak.
Setelah pemisahan, komponen-komponen campuran akan memiliki susunan dan
sifat yang sama seperti semula.

E. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Materi


Sifat fisika merupakan sifat yang dapat diukur dan diamati tanpa
mengubah susunan atau identitas suatu zat. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
adalah kita mencairkan es balok dimana dapat kita ukur titik leleh es dan
mencatatnya ketika es berubah menjadi cair. Air berbeda dengan es hanya dari
sisi penampilannya, sedangkan susunannya tidak sehingga perubahan tersebut
merupakan contoh perubahan fisika. Kita dapat membekukan air untuk
memperoleh es nya kembali. Demikian juga, apabila kita mengatakan bahwa gas
helium lebih ringan dibandingkan udara, kita sedang berbicara mengenai sifat
5

fisika. Contoh lain sifat fisika adalah warna zat, titik didih, kerapatan, daya
hantar listrik, kelarutan dan kemagnetan.
Sifat kimia merupakan sifat yang menyertai perubahan suatu zat
membentuk zat yang baru sehingga terjadi perubahan penampilan dan sifat kimia
dari komponen semula. Sebagai contoh, apabila kita membakar selembar kertas
maka akan menghasilkan abu. Abu merupakan zat baru yang memiliki bentuk
berbeda dari selembar kertas dan tidak dapat diubah menjadi kertas kembali.
Begitu pula pada saat kita merebus telur pada suhu kira-kira 1000C, putih telur
dan kuning telur akan mengalami perubahan bentuk dan juga susunan kimianya.
Contoh sifat kimia adalah membusuk, mudah meledak, berkarat dan beracun.
Sifat materi yang dapat diukur dibagi ke dalam dua golongan, yaitu sifat
ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif merupakan sifat zat yang dipengaruhi
oleh jumlah materi maupun ukuran zat. Misalnya, volume, panjang, massa dan
berat. Semakin banyak materi, maka semakin besar massanya.Misalnya, jika kita
menimbang sedikit serbuk barium hidroksida cukup menggunakan wadah kaca
arloji yang kecil, maka untuk menimbang barium hidroksida dalam jumlah yang
banyak tentu kita menggunakan wadah kaca arloji yang besar. Hal ini berkaitan
dengan jumlah zat dan volume wadah. Sedangkan sifat intensif merupakan sifat
yang tidak dipengaruhi oleh jumlah materi maupun ukuran zat. Contoh sifat
intensif adalah titik leleh, titik didih dan kerapatan. Sebagai contoh, titik didih
etanol pada volume 100 mL sama dengan volume 1 L yaitu 780C.

Sumber : https://www.zonareferensi.com/contoh-perubahan-fisika/ dan


https://www.zonareferensi.com/contoh-perubahan-kimia/
Gambar 1. (a) Perubahan Fisika, (b) Perubahan Kimia
BAB II
PEMISAHAN KIMIA

Proses pemisahan kimia dilakukan untuk memperoleh produk yang


lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia di
alam ditemukan dalam keadaan yang tidak murni dan biasanya bercampur dengan
senyawa lainnya. Demi memperoleh senyawa yang murni untuk keperluan sintesis
senyawa kimia maupun proses produksi senyawa kimia dengan tingkat kemurnian
yang tinggi, maka proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan dapat
dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Pemilihan proses pemisahan
bergantung kondisi yang dihadapi. Pemisahan mekanis dapat dilakukan kapanpun
karena biaya operasionalnya lebih murah daripada pemisahan kimiawi. Proses
pemisahan dapat dilakukan dengan berbagai metode, dimana dalam pemilihan
metode perlu memerhatikan fase komponen penyusun campuran dan beberapa
faktor, diantaranya:
a. Ukuran partikel
Apabila dalam campuran terdapat beberapa zat yang memiliki ukuran yaang
berbeda, maka pemisahannya dapat menggunakan cara filtrasi (penyaringan).
b. Titik didih
Jika komponen campuran memiliki titik didih yang berbeda, maka setiap
komponen tersebut dapat dipisahkan melalui metode Destilasi. Pemisahan
campuran dengan dasar perbedaan titik didih harus dilakukan dengan kontrol
yang ketat supaya tidak melewati titik didih zat yang akan dipisahkan.
c. Kelarutan
Secara umum, pelarut dibedakan menjadi pelarut polar(air) dan pelarut nonpolar
(n-heksana). Berdasarkan perbedaan kelarutan zat-zat dalam campuran tersebut,
maka kita dapat memisahkan zat yang kita inginkan dengan menggunakan
pelarut yang sesuai (cara ekstraksi).
d. Pengendapan
Setiap komponen zat dalam campuran/larutan memiliki kecepatan pengendapan
yang berbeda-beda. Zat-zat dengan berat jenis yang lebih besar dari pelarutnya

6
7

akan segera mengendap. Untuk mengendapkan zat dari campurannya, maka kita
dapat menggunakan cara sedimentasi atau sentrifugasi.
e. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorpsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorpsi. Penerapan
metode ini dilakukan pada proses penjernihan air

Metode pemisahan yang umum digunakan untuk memisahkan


campuran diantaranya adalah filtrasi (penyaringan), dekantasi, Destilasi
(penyulingan), sentrifugasi dan ekstraksi.

1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi merupakan proses pemisahan dari campuran heterogen yang
mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media
filter sehingga partikel padat tertinggal di atas filter. Hasil filtrasi adalah zat
padat yang disebut residu dan zat cairnya disebut filtrat. Proses filtrasi sederhana
yang sering dilakukan adalah proses penyaringan menggunakan filter kertas
saring.
Kertas saring yang masih dalam bentuk lembaran empat persegi
panjang atau kubus ,dipotong melingkar. Jika telah berbentuk lingkaran, lalu
lipat dua sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya, buka lipatan kertas saring
tersebut dan letakkan di atas corong kaca sehingga tepat melekat dengan corong
kaca. Tuangkan cairan yang akan dipisahkan sedikit demi sedikit, kira-kira
banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan
berulang kali,sehingga partikel yang padat dapat terpisahkan dari cairannya.
Proses filtrasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
8

Sumber : https://www.zenius.net/prologmateri/kimia/a/573/filtrasi
Gambar 2. Filtrasi

2. Dekantasi
Dekantasi dapat digunakan sebagai alternatif untuk memisahkan cairan
dan padatan dari suatu campuran. Dekantasi dapat dilakukan dengan cara
menuang cairan secara perlahan-lahan dan mengupayakan supaya padatan tetap
tertinggal di dalam wadah. Metode ini lebih cepat daripada filtrasi namun
hasilnya kurang selektif. Metode ini lebih cocok digunakan untuk memisahkan
zat yang jauh lebih besar, misalnya campuran air dan kerikil.

Sumber: https://rumus.co.id/pemisahan-campuran/
Gambar 3. Dekantasi

3. Destilasi
Destilasi atau penyulingan merupakan metode pemisahan campuran
yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu kemudian didinginkan ketika melewati kondensor dan berubah menjadi
9

embun. Kumpulan embun kemudian ditampung , sehingga dihasilkan zat hasil


Destilasi (distilat). Pemisahan campuran dengan metode Destilasi banyak
digunakan dalam bidang industri dan penelitian organik bahan alam. Pada
bidang industri digunakan untuk pembuatan minyak atsiri, minyak kayu putih
dan lain sebagainya. Sedangkan dalam bidang penelitian organik bahan alam
sering digunakan dalam Destilasi pelarut teknis untuk memperoleh pelarut
murninya, dimana pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengekstraksi sampel
tumbuhan guna memperoleh metabolit sekundernya. Alat-alat yang digunakan
dalam destilasi antara lain: Labu alas bulat, heat mantle, termometer, join,
kondensor, klem dan statif, corong distilat, erlenmeyer( sebagai wadah distilat).

Gambar 4. Destilasi
10

4. Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan metode pemisahan campuran zat padat dengan
zat padat atau zat cair dengan zat padat yang sangat halus dan jumlah
campurannya sedikit dengan cara memutar. Pada pemisahan menggunakan cara
ini, campuran diletakkan pada tempat yang lebar, kemudian diputar dengan
cepat, sehingga timbul gaya sentrifugal. Akibatnya, zat padat akan berada di
bawah, sedangkan zat cair akan terpisah ke bagian atas. Selain itu, cairan
dipisahkan dengan menggunakan cara dekantasi ataupun filtrasi. Cara
sentrifugasi dapat digunakan misalnya pada penelitian in vivo untuk
memisahkan serum darah dari plasma darah.

Sumber: http://bit.ly/Alat-Sentrifugasi Sumber: DokumentasiPribadi


Gambar 5. Alat Sentrifugasi Gambar 6. Hasil Sentrifugasi Darah
11

5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang didasarkan atas
perbedaan kelarutan terhadap pelarutnya. Ekstraksi sering dilakukan untuk
mengambil sari suatu tumbuhan yang mempunyai khasiat khusus, misalnya
ekstrak etanol kayu batang simpur (Dillenia suffruticosa) yang mengandung
metabolit sekunder golongan flavonoid sehingga dapat dijadikan antioksidan
untuk menangkal radikal bebas. Ekstraksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
ektraksi secara dingin yaitu menggunakan metode maserasi dan estraksi secara
panas yaitu menggunakan metode refluks.
a. Metode Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang tepat digunakan apabila
kita belum mengetahui sifat ketahanan panas senyawa dalam sampel
tumbuhan. Informasi awal mengenai sifat ketahanan panas senyawa yang
terdapat dalam sampel, merupakan hal yang penting dilakukan untuk
menghindari terjadinya kerusakan struktur senyawa.
Metode maserasi adalah metode ekstraksi yang dapat dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut yang sesuai. Perendaman
dapat dilakukan dalam beberapa hari dan harus terlindung dari cahaya.

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gambar 7. Metode Maserasi
12

b. Metode Refluks
Metode refluks merupakan metode yang digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan
pemanasan langsung

Sumber: http://mandiriii.blogspot.com/2013/09/ekstraksi-metode-refluks.html
Gambar 8. Metode Refluks
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Materi dapat digolongkan menjadi zat, unsur, senyawa dan campuran
2. Sifat fisika materi merupakan sifat yang menyertai suatu perubahan materi
tanpa membentuk zat baru, sedangkan sifat kimia dapat membentuk zat baru
3. Pemilihan metode pemisahan kimia penting dilakukan untuk memisahkan
suatu zat/senyawa dari campurannya sehingga diperoleh zat/senyawa yang
murni
4. Metode pemisahan kimia yang umum digunakan, antara lain: filtrasi,
dekantasi, Destilasi, sentrifugasi dan ekstraksi.

B. Saran
Makalah selanjutnya diharapkan dapat menjelaskan lebih mendalam
mengenai proses pembentukan senyawa dari unsur-unsur pembentuknya melalui
ikatan kimia serta sistem penamaan senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur
logam dengan nonlogam maupun nonlogam dengan nonlogam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ayuni, Ni Putu Sri dan Ni Wayan Yuningrat. 2014. Kimia Analitik Anlisis
Kuallitatif dan Pemisahan Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chang, Raymond. 2005. KIMIA DASAR KONSEP-KONSEP INTI Edisi Ketiga
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kiswani, Apri. Lanjar S., dan Reza D. 2020. ILMU PENGETAHUAN ALAM
untuk SMP/MTs Kelas VII Modul Pengayaan. Jakarta : Graha Pustaka.
Michael Purba. 2007. IPA Kimia untuk SMP Kelas VII (BSE). Jakarta : Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai