Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S.
Dr. Woro Sumarni, M.Si.
Disusun Oleh:
Rico Hediyansah ( NIM.0402520022 )
Sovi Junita Eviyanti ( NIM. 0402520026)
September 2020,
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
BAB I
ZAT DAN PERUBAHANNYA
UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN
A. Zat
Zat merupakan materi yang memiliki susunan yang tetap dan sifat-sifat
tertentu. Contoh zat adalah air, perak, etanol, garam dapur (natrium klorida),
karbon dioksida dan sebagainya. Antara zat yang satu dengan lainnya dapat
dibedakan melalui penampilannya/bentuknya, baunya, rasanya maupun sifat-
sifat khas lainnya.
B. Unsur
Unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dengan cara kimia. Kimiawan menggunakan lambang-
lambang abjad untuk mewakili nama-nama unsur. Huruf pertama lambang unsur
selalu menggunakan huruf kapital, sedangkan huruf kedua tidak menggunakan
huruf kapital. Sebagai contoh, Co dan CO sama-sama tersusun dari dua huruf
yaitu huruf C dan O/o , akan tetapi merupakan dua hal yang berbeda.
Co merupakan lambang unsur kobalt, sedangkan CO merupakan rumus
senyawa yang tersusun dari unsur karbon dan oksigen serta diberi nama karbon
monoksida. Lambang beberapa unsur diturunkan dari nama latinnya, seperti Au
dari aurum(emas), Fe dari ferrum(besi) dan lain sebagainya. Beberapa unsur
yang umum beserta lambangnya disajikan pada tabel 1:
1
2
D. Campuran
Campuran merupakan penggabungan dua atau lebih zat dimana zat-zat
penyusun tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. Dibandingkan
dengan unsur dan senyawa, campuran tidak memiliki susunan yang tetap. Misal,
sampel udara yang diperoleh dari beberapa kota dapat berbeda susunannya
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya ketinggian, pencemaran dan lain
sebagainya. Berdasarkan sifatnya, campuran dapat dikelompokkan menjadi
campuran homogen dan campuran heterogen.
4
a. Campuran homogen
Campuran homogen merupakan campuran di seluruh bagian larutan akan
sama. Larutan merupakan campuran homogen antara zat pelarut dan zat
terlarut. Contoh sederhana campuran homogen adalah larutan gula. Pada
larutan gula, yang menjadi zat pelarut adalah air dan zat terlarutnya adalah
gula (sukrosa). Setelah pengadukan yang cukup lama, maka kita akan sulit
untuk membedakan antara air (pelarut) dan gula (zat terlarut) karena telah
menjadi bagian yang sama.
b. Campuran heterogen
Berbeda dengan campuran homogen, campuran heterogen merupakan
campuran yang susunannya tidak seragam. Contoh campuran heterogen
adalah campuran antara air dan minyak dimana keduanya tidak dapat
bersatu, kita akan melihat posisi minyak berada di atas air.
fisika. Contoh lain sifat fisika adalah warna zat, titik didih, kerapatan, daya
hantar listrik, kelarutan dan kemagnetan.
Sifat kimia merupakan sifat yang menyertai perubahan suatu zat
membentuk zat yang baru sehingga terjadi perubahan penampilan dan sifat kimia
dari komponen semula. Sebagai contoh, apabila kita membakar selembar kertas
maka akan menghasilkan abu. Abu merupakan zat baru yang memiliki bentuk
berbeda dari selembar kertas dan tidak dapat diubah menjadi kertas kembali.
Begitu pula pada saat kita merebus telur pada suhu kira-kira 1000C, putih telur
dan kuning telur akan mengalami perubahan bentuk dan juga susunan kimianya.
Contoh sifat kimia adalah membusuk, mudah meledak, berkarat dan beracun.
Sifat materi yang dapat diukur dibagi ke dalam dua golongan, yaitu sifat
ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif merupakan sifat zat yang dipengaruhi
oleh jumlah materi maupun ukuran zat. Misalnya, volume, panjang, massa dan
berat. Semakin banyak materi, maka semakin besar massanya.Misalnya, jika kita
menimbang sedikit serbuk barium hidroksida cukup menggunakan wadah kaca
arloji yang kecil, maka untuk menimbang barium hidroksida dalam jumlah yang
banyak tentu kita menggunakan wadah kaca arloji yang besar. Hal ini berkaitan
dengan jumlah zat dan volume wadah. Sedangkan sifat intensif merupakan sifat
yang tidak dipengaruhi oleh jumlah materi maupun ukuran zat. Contoh sifat
intensif adalah titik leleh, titik didih dan kerapatan. Sebagai contoh, titik didih
etanol pada volume 100 mL sama dengan volume 1 L yaitu 780C.
6
7
akan segera mengendap. Untuk mengendapkan zat dari campurannya, maka kita
dapat menggunakan cara sedimentasi atau sentrifugasi.
e. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorpsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorpsi. Penerapan
metode ini dilakukan pada proses penjernihan air
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi merupakan proses pemisahan dari campuran heterogen yang
mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media
filter sehingga partikel padat tertinggal di atas filter. Hasil filtrasi adalah zat
padat yang disebut residu dan zat cairnya disebut filtrat. Proses filtrasi sederhana
yang sering dilakukan adalah proses penyaringan menggunakan filter kertas
saring.
Kertas saring yang masih dalam bentuk lembaran empat persegi
panjang atau kubus ,dipotong melingkar. Jika telah berbentuk lingkaran, lalu
lipat dua sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya, buka lipatan kertas saring
tersebut dan letakkan di atas corong kaca sehingga tepat melekat dengan corong
kaca. Tuangkan cairan yang akan dipisahkan sedikit demi sedikit, kira-kira
banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan
berulang kali,sehingga partikel yang padat dapat terpisahkan dari cairannya.
Proses filtrasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
8
Sumber : https://www.zenius.net/prologmateri/kimia/a/573/filtrasi
Gambar 2. Filtrasi
2. Dekantasi
Dekantasi dapat digunakan sebagai alternatif untuk memisahkan cairan
dan padatan dari suatu campuran. Dekantasi dapat dilakukan dengan cara
menuang cairan secara perlahan-lahan dan mengupayakan supaya padatan tetap
tertinggal di dalam wadah. Metode ini lebih cepat daripada filtrasi namun
hasilnya kurang selektif. Metode ini lebih cocok digunakan untuk memisahkan
zat yang jauh lebih besar, misalnya campuran air dan kerikil.
Sumber: https://rumus.co.id/pemisahan-campuran/
Gambar 3. Dekantasi
3. Destilasi
Destilasi atau penyulingan merupakan metode pemisahan campuran
yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu kemudian didinginkan ketika melewati kondensor dan berubah menjadi
9
Gambar 4. Destilasi
10
4. Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan metode pemisahan campuran zat padat dengan
zat padat atau zat cair dengan zat padat yang sangat halus dan jumlah
campurannya sedikit dengan cara memutar. Pada pemisahan menggunakan cara
ini, campuran diletakkan pada tempat yang lebar, kemudian diputar dengan
cepat, sehingga timbul gaya sentrifugal. Akibatnya, zat padat akan berada di
bawah, sedangkan zat cair akan terpisah ke bagian atas. Selain itu, cairan
dipisahkan dengan menggunakan cara dekantasi ataupun filtrasi. Cara
sentrifugasi dapat digunakan misalnya pada penelitian in vivo untuk
memisahkan serum darah dari plasma darah.
5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang didasarkan atas
perbedaan kelarutan terhadap pelarutnya. Ekstraksi sering dilakukan untuk
mengambil sari suatu tumbuhan yang mempunyai khasiat khusus, misalnya
ekstrak etanol kayu batang simpur (Dillenia suffruticosa) yang mengandung
metabolit sekunder golongan flavonoid sehingga dapat dijadikan antioksidan
untuk menangkal radikal bebas. Ekstraksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
ektraksi secara dingin yaitu menggunakan metode maserasi dan estraksi secara
panas yaitu menggunakan metode refluks.
a. Metode Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang tepat digunakan apabila
kita belum mengetahui sifat ketahanan panas senyawa dalam sampel
tumbuhan. Informasi awal mengenai sifat ketahanan panas senyawa yang
terdapat dalam sampel, merupakan hal yang penting dilakukan untuk
menghindari terjadinya kerusakan struktur senyawa.
Metode maserasi adalah metode ekstraksi yang dapat dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut yang sesuai. Perendaman
dapat dilakukan dalam beberapa hari dan harus terlindung dari cahaya.
b. Metode Refluks
Metode refluks merupakan metode yang digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan
pemanasan langsung
Sumber: http://mandiriii.blogspot.com/2013/09/ekstraksi-metode-refluks.html
Gambar 8. Metode Refluks
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Materi dapat digolongkan menjadi zat, unsur, senyawa dan campuran
2. Sifat fisika materi merupakan sifat yang menyertai suatu perubahan materi
tanpa membentuk zat baru, sedangkan sifat kimia dapat membentuk zat baru
3. Pemilihan metode pemisahan kimia penting dilakukan untuk memisahkan
suatu zat/senyawa dari campurannya sehingga diperoleh zat/senyawa yang
murni
4. Metode pemisahan kimia yang umum digunakan, antara lain: filtrasi,
dekantasi, Destilasi, sentrifugasi dan ekstraksi.
B. Saran
Makalah selanjutnya diharapkan dapat menjelaskan lebih mendalam
mengenai proses pembentukan senyawa dari unsur-unsur pembentuknya melalui
ikatan kimia serta sistem penamaan senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur
logam dengan nonlogam maupun nonlogam dengan nonlogam.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ayuni, Ni Putu Sri dan Ni Wayan Yuningrat. 2014. Kimia Analitik Anlisis
Kuallitatif dan Pemisahan Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chang, Raymond. 2005. KIMIA DASAR KONSEP-KONSEP INTI Edisi Ketiga
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kiswani, Apri. Lanjar S., dan Reza D. 2020. ILMU PENGETAHUAN ALAM
untuk SMP/MTs Kelas VII Modul Pengayaan. Jakarta : Graha Pustaka.
Michael Purba. 2007. IPA Kimia untuk SMP Kelas VII (BSE). Jakarta : Erlangga.
14