*Hipotiroid*
Di susun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
ASKEP HIPOTIROID
Fungsi Tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari Hipofisis Anterior. Sekresi
hormone ini diatur sebagian oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormone yang tinggi
pada hipofisis serta Hipotalamus dan sebagian lagi melalui Hipotalamus.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID
2.1 Definisi
Hipotiroid merupakan kondisi ketika tubuh hanya menghasilkan sedikit hormone tiroid
yang mengatur kecepatan bekerja dari sel sel tubuh kita. Akibatnya sel sel dan organ tubuh
sepeeti denyut jantung, aktifitas usus pun melambat,dan autoimun.
3.1 ETIOLOGI
Etiologi Hipotiroid terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu hipotiroid primer dan
hipotiroid sentral yang terdiri dari hipotiroid sekunder dan tersier.
Hipotiroid primer terjadi karena kelainan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan berkurangnya
produksi hormone tiroid, . beberapa contoh hipotiroid primer adalah pada kasus tiroiditis
limfositik kronik, tiroiditis post partum , defisiensi iodin, tiroiditis glanulomatosa subakut,
hipotiroid terinduksi obat dan hipotiroid iatrogenik.Salah satu penyebabnya adalah Virus
Hasimoto.
Hipotiroid Sentral terdiri dari hipotiroid sekunder dan tersier yang terjadi karena gangguan aksi
hipotalamus dan pituitari.
1. Penekanan sel sel kelenjar pituitary atau hipotalamus oleh tumor seperti Adenoma
pituitary maupun tumor otak lainnya.
2. Kerusakan sel sel pituitari akibat Lymphocyit hypophysitis, syndrome Sheehan, atau
radiasi otak
3. Penggunaan obat obat tertentu seperti dopamine, prednisone, opioid.
4. Mutasi gen yang diwariskan secara autosomal resesif.
a. Kelelahan.
b. Depresi
c. Kenaikan berat badan
d. Tidak tahan terhadap suhu dingin
e. Ngantuk yang berlebihan
f. Rambut yang kering dan kasar
g. Sembelit
h. Kulit kering
i. Kejang kejang pada otot
j. Peningkatan Cholesterol dalam tubuh
k. Konsentrasi menurun
l. Sakit dan nyeri yang samar samar pada tubuh
m. Terjadi pembengkakkan pada kaki
Adapun beberapa factor resiko yang dapat mencetuskan gangguan tiroid yaitu :
4.1 PATOFISIOLOGI
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan pada respon jaringan pada hormone
tiroid. Sintesis hormone tiroid diatur sebagai berikut :
Hipotiroid yang disebabkan mal fungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar
HT, TSH, dan TRH.
5.1 Patwey
Virus hasimoto Malfungsi hipotalamus Malfungsi hipofisis
troiditis
Malfungsi
TRH dan TSH TRH dan TSH
kelenjar tiroid
Etimologi Hipotiroid
Laju metabolisme
Menopause Dini
1. Keterlambatan daya piker, dan gerakan yang lambat.
2. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung, dan penurunan curah
jantung.
3. Pembengkakkan dan Edema kulit, terutama dibawah mata dan dipergelangan kaki.
4. Penurunan kecepatan metabolism, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu
makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cerna.
5. Konstipasi
6. Perubahan dalam fungsi reproduksi.
7. Kulit kering dan bersisik, serta rambut kepala yang tipis, dan tubuh yang rapuh
7.1 DIAGNOSTIK
Untuk mendianostik gangguan tiroid biasanya dokter akan menanyakan keluhan, gejala
dan riwayat keluarga. Bila dicurigai adanya gangguan tiroid maka akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisk yang meliputi area leher atau bahkan seluruh tubuh. Hypotiroid dapat
ditegakkan juga melalui pemeriksaan kadar Thyroid Stimulating Hormone ( TSH ) dan Free
Tiroxinb ( FT4 ) dalam darah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTIRIOD
3.1 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang akan muncul biasanya :
1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) b.d transmisi impuls sensotik sebagai akibat
oftalmopati
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan volume sekuncup
3. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan dan penurunan proses kognitif
4. Hipotermi b.d metabolisme
5. Konstipasi b.d menurunnya fungsi Gastroinstetinal
6. Ketidak efetifan pola napas b.d depresi ventilasi
7. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebtuhan tubuh b.d lambatnya laju metabolism
tubuh
8. Sindrom gangguan interpretsasi b.d depresi
3.2 Asuhan Keperawatan
1) Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) b.d transmisi impuls sensorik sebagai akibat
oftalmopati
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah teratasi, dengan kriteria hasil
- Tidak tejadi penurunan visus yang lebih buruk
- Tidak terjadi trauma cedera pada mata
Intervensi :
1. Anjurkan kepada pasien untuk tidur dengan posisi elevasi kepala
2. Basahi mata dengan bowater steril
3. Anjurkan pasien jika tidak dapat menutup mata pada saat tidur, gunakan plester non
alergi
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan
Rasional :
1. Untuk mengurangi trauma pada mata
2. Untuk memberi rasa nyaman pada mata
3. Memudahkan pasien untuk tidur
4. Mengurangi edema dan cairan
Implementasi :
1. Menganjurkan pada pasien bila tidur dengan posisi elevasi kepala
2. Membasahi mata dengan bowater steril
3. Menganjurkan pasien jika tidak dapat menutup mata pada saat tidur, gunakan
plester non alergi
4. Memberikan obat-obatan steroid
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan volume sekuncup
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masaah teratasi, dengan kriteria hasil
- Tekanan darah dalam batas normal
- Irama jantung dalam batas normal
Intervensi :
1. Monitor tekanan darah, denyut dan irama jantung
2. Anjurkan pasien untuk memberihu perawat segera bila pasien mengalami nyeri
dada
3. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara menggunakan obat dan serta tanda-tanda
yang harus diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang
berlebihan
4. Kolaborasi penggunaan obat-obatan
Rasional :
1. Untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung
seperti hipotensi, penurunan sekresi urine dan perubahan status mental
2. Karena pada pasien dengan hipoteroid kronik dapat berkembang arteoklerosisarteri
koronaria
3. Untuk mengidentifikasi reaksi obat yang diberikan kepada pasien
4. Untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroid
Implementasi :
1. Memonitortekanan darah,denyut dan irama jantung
2. Menganjurkanpasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien mengalami
nyeri dada
3. Mengajarka kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-tanda
yang harus diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang
berlebihan
4. Memberikan obat-obatan sesuai program
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah teratasi dengan kriteria hasil
- Berpastisipasi dalam aktivitas fisik
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Dapat beristirahat dengan baik
Intervensi :
1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang
dapat ditolerir
2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah
3. Bantu untuk memilih aktivitas konsistensi yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi, dan social
4. Berikan stimulasi berupa percakapan dan aktivitas yang tidak menimbulkan stress
5. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas
Rasional :
1. Untuk meningkatkan istirahat dan aktivitas yang dapat ditolerir
2. Agar tidak terjadi luka decubitus
3. Agar pasien tidak merasa terbebani dengan keadaannya sekarang
4. Agar tidak menimbulkan stress
5. Untuk mengetahui perkembangan dalam beraktivitas pada pasien
Implementasi :
1. Mengatur interval waktu antara aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan
yang dapat ditolerir
2. Membantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah
3. Membantu untuk memilih aktivitas konsistensi yang sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dansosial
4. Memberikan respon melalui percakapan dan aktivitas yang tidak menimbulkan
stress
5. Memantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas
Intervensi :
1. Monitor suhu tubuh minimal tiap2 jam
2. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimt
3. Hinfdari dan cegah pemakaian sumber panas dari luar (bantal pemanas, slimut
listrik atau penghangat)
4. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angina
Rasional :
1. Untuk mengetahui perubahan suhu tubuh pasien
2. Agar pasien merasa hangat dan nyaman
3. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau efek samping dari alat tersebut
4. Agar hipotermi tidak kambuh lagi
Implementasi :
1. Memonitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam
2. Menberikan tambahan pakaian atau selimut
3. Menghindari dan mencegah penggunaan sumber panas dari luar
4. Melindungi pasien dari hawa dingin atau hembusan angina
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah dapat teratasi, dengan kriteria
hasil :
- Bebas dari ketidak nyamanan dari konstipasi
- Pemulihan fungsi usus ke yang normal
Intervensi :
1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
2. Monitor feses : frekuensi, konstitensi dan volume
3. Berikan makanan yang kaya akan serat
4. Pantau fungsi usus
5. Ajarkan kepada pasien tetang jenis-jenis makanan yang banyak megandung air
6. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan
7. Kolaborasi untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan
Rasional :
1. Agar kita dapat menentukan tindakan selanjutnya
2. Untk mengetahui apakah fesesnya sudsh normal atau belum
3. Agar asupan nutrisi akan serat terpenuhi
4. Untuk mengetahui fungsi usus apa sidah bekerja dengan normal atau belum
5. Memberikan wawasan kepada pasien makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi
6. Untuk merileksasi otot-otot agar tidak kaku
7. Untuk pemberian obat pencahar atau enema bila diperlukan
Implementasi :
1. Memonitor tanda dan gejala konstipasi
2. Memonitor feses : frekuensi, konstitensi, volume
3. Memberikan makanan yang kaya akan serat
4. Memantau fungsi usus
5. Mengajarkan kepada pasien tentang jenis-jenis makanan yang banyak mengandung
air
6. Mendorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi
latihan
7. Kolaborasi : untuk emberian obat pencahar atau enema bila diperlukan
6) Ketidak efektifan pola napas b.d depresi ventilasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
- Perbaikan status respirasi
- Pemeliharaan pola napas yang normal
Intervensi :
1. Pantau frekuensi, kedalaman, pola napas
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk
4. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati
5. Pertahankan saluran napas dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi
bila dibutuhkan
Rasional :
1. Untuk dapat mengetahui tindakan berikutnya dari hasil tersebut
2. Agar pasien dapat maksimal bernapas
3. Untuk memenuhi kebutuhan untuk oksigen
4. Karena dari dosis yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping dari obat
tersebut
5. Untuk mengatur pola napas pasien agar bisa bernapas dengan normal
Implementasi :
1. Memantau frekuensi, kedalaman, pola napas
2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Mendorong pasien untuk napas dalam dan batuk
4. Memberikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati
5. Mempertahankan saluran napas dengan melakukan pengisapan dan dukungan
ventilasi bila dibutuhkan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah teratasi, dengan kriteria hasil
- Selera makan baik
- Tidak ada tanda-tanda manultrisi
- Berat badan bertambah
Intervensi :
1. Bantu atau sediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang
2. Bantu klien untuk makan
3. Analisa data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi
4. Anjurkan makan sedikit tapi sering
5. Anjurkan makan makanan selagi hangat
6. Kolaborasi dengan bagian gizi untk menyediakan makanan sesuai dengan diit
pasien
Rasional :
1. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi
2. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi
3. Untuk mengetahui apakah pasien mengalami manultrisi atau tidak
4. Agar terpenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan mencegah pasien bosan makan
5. Untuk merangsang selera makan pasien
6. Untk dapat menyediakan makanan yang sesuai dengan diit pasien
Implementasi :
1. Membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang
2. Membantu pasien untuk makan
3. Menganalisa data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi
4. Menganjurkan makan sediit tapi sering
5. Menganjurkan makan makanan selagi hangat
6. Kolaborasi dengan bagian gizi untuk menyediakan makanan sesuai dengan diit
pasien
Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat,tanggal dan kejadian di sekitarnya
2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktivitas
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan
mental merupakan akibat dari proses penyakit
Rasional :
1. Untuk mengurangi stress yang terjadi karena proses penyakit
2. Untuk mengalihkan perhatian pasien terhadap penyakitnya
3. Memberikan wawasan kepada keluarga pasien tentang apa yang terjadi dan dialami
adalah akibat dari proses penyakit
Implementasi :
1. Mengorientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian di sekitarnya
2. Memberikan stimulasi lewat percakapan dan aktivitas
3. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan kognitif dan mental
merupakan akibat dari proses penyakit