Petunjuk:
a. Jawablah pertanyaan berikut secara mandiri tanpa campur tangan orang lain, termasuk teman.
b. Berikan jawaban dari pertanyaan berikut sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal berdasarkan
hasil pemikiran Anda.
c. Jangan mempermalukan diri sendiri dengan tidak jujur, plagiat atau sejenisnya.
d. Jawaban diketik dan dikirimkan ke SPADA Untirta dan alamat email: mohansori@untirta.ac.id
dengan format PDF, nama file: No Absen_NIM_Namalengkap_UTS
e. Selesaikan menjawab pertanyaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
f. Tidak diperkenankan melakukan kecurangan dalam bentuk apapun, bila terjadi maka otomatis nilai 0.
Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat, dan biasakan berdo’a sebelum memulai
pekerjaan.
A. Tuliskan huruf B bila Benar dan huruf S bila Salah untuk pertanyaan dibawah ini.
No B S Pertanyaan
1. B S Akses pangan merupakan kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik
yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan
maupun kombinasi diantara keenamnya.
2. B S Neraca Pangan Strategis adalah tabel yang terdiri dari atas kelompok-kelompok kolom yang
memuat berbagai informasi tentang situasi dan kondisi penyediaan pangan bagi penduduk suatu
negara atau daerah dalam kurun waktu tertentu
3. B S Dalan perhitungan neraca pangan, Ketersediaan Pangan = Produksi Domestik + Stok + Pangan
Masuk – Pangan Keluar
4. B S Pada Indeks Williamson, jika angka indeks mendekati angka satu, maka tingkat ketimpangan
semakin rendah, sebaliknya jika angka indeks mendekati angka nol, maka tingkat ketimpangan
semakin besar.
5. B S Dalam Penghitungan ketersediaan dan kebutuhan pangan, jika provinsi atau kabupaten/kota
tidak memproduksi suatu bahan pangan, maka data produksi tidak dihitung dan harus
memperhitungkan data stok dan data jumlah bahan pangan yang masuk dari luar wilayah
6. B S Status Kesehatan adalah kondisi kesehatan tubuh seseorang yang merupakan hasil akhir dari
asupan makanan ke dalam tubuh dan pemanfaatannya.
7. B S Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan
Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
8. B S Kerawanan pangan yang terjadi ketika ada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
makanan yang biasanya dikaitkan dengan goncangan atau tekanan khusus seperti kekeringan,
banjir atau kerusuhan sipil, disebut kerawanan pangan kronis .
9. B S Kerawanan pangan diukur berdasarkan konsumsi kalori dimana Individu mengkonsumsi kalori
per hari > 70 persen AKG atau setara 1.400 kkal.
10. B S Penyebab langsung pada status gizi balita yaitu asupan makan yang kurang dan penyakit infeksi
yang diderita balita.
11. B S Kecukupan gizi adalah asupan rata-rata gizi harian untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi
hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur,jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
12. B S Standar kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan standar makro yakni hanya
kecukupan Kalori (energi) saja.
13. B S Salah satu tujuan dari penyelenggaraan pangan adalah mewujudkan tingkat kecukupan Pangan,
terutama Pangan Pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
14. B S Dalam Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan /Food Security and Vulnerability Atla (FSVA)
ditentukan adanya prioritas 1 sd 6. Prioritas 1 adalah kabupaten-kabupaten dengan proporsi
penduduk tertinggi yang cenderung lebih tahan pangan dan Prioritas 6 adalah kabupaten-
kabupaten dengan proporsi penduduk tertinggi yang cenderung lebih rentan terhadap kerawanan
pangan dan gizi.
15. B S Arah diversifikasi konsumsi pangan yaitu dengan menurunkan konsumsi Pangan Hewani,
Kacang-kacangan, Sayur dan Buah serta umbi-umbian serta Umbi-umbian sedangkan konsumsi
beras dan terigu ditingkatkan.
JAWABANNYA!
1. Pertanian memang menempati posisi khusus, selain untuk memperoleh pendapatan juga peran
pentingnya food security yang berarti pula sebagai keamanan negara. Memasuki era global negara-
negara miskin menggantungkan kebutuhan makanannya pada negara maju. Saat ini Indonesia menjadi
importir neto beras (terbesar dunia), gula (terbesar kedua), jagung, kedelai, daging sapi, jeruk, bawang
merah, berada pada posisi importir neto. Sebaliknya negara maju seperti AS telah memasok sekitar 50
persen jagung dan gandum dunia yang didominasi oleh Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Ekonomi
Indonesia sebenarnya telah mengalami pertumbuhan pesat sejak PJP I, walaupun beberapa tahun terakhir
ini gerak tersebut nampak melambat. Perkembangan ekonomi ini juga disertai dengan perubahan struktur
ke arah lebih non agraris. Peranan sektor industri dan jasa meningkat secara cukup berarti, sementara
sektor pertanian secara relatif mengalami penurunan kontribusi dalam produk nasional. Pergeseran
peranan sektoral ini juga diikuti dengan perubahan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja, daya serap
sektor pertanian melemah dan posisinya secara bertahap diambil alih sektor non pertanian
2. Aspek Ketersediaan Pangan, Aspek Akses terhadap Pangan, Aspek Pemanfaatan Pangan, Kerentanan
terhadap Kerawanan Pangan Transien,
3. Tidak bisa dipungkiri bahwa makanan merupakan komponen budaya. Merupakan hasil adaptasi
manusia terhadap lingkungannya. Adaptasi terhadap apa-apa yang bisa dimakan dan apa-apa yang tabu
untuk dimakan. Ini tentunya akan menjadi menarik karena makan bukan hanya tentang apa yang kita
sukai untuk dimakan, tetapi juga nutrisi (faedah) apa yang kita dapat dari makanan. Beberapa makanan
justru baik untuk tubuh namun tidak lazim dimakan dalam budaya tertentu, atau justru sebaliknya. Kajian
mengenai ketahanan pangan tentunya harus tidak luput dari kompenen ini. Dalam artian luas, makanan
dapat diartikan sebagai senyawa yang dapat memberikan nilai gizi pada tubuh, memberikan energi,
mendorong pertumbuhan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa makanan itu adalah objek
nyata yang dapat dideskripsikan dalam karegori fisik, kimia, biokimia dan lainnya. Oleh karena itu
makanan dapat dihitung kuantitasnya dalam bentuk berat, kandungan senyawa kimia, sampai jumlah
mikroba yang tumbuh didalamnya. Sebagai objek nyata makanan juga bisa dinilai secara subjektif oleh
panca indera manusia. Melalui kemampuan manusia ini, makanan terkelompokkan menjadi banyak
kategori berdasarkan tingkat kesukaannya.
Contoh dari pemanfaatan pangan dengan kearifan lokal adalah pemanfaatan bandeng di provinsi banten.
Provinsi banten memiliki kekayaan ikan bandeng yang melimpah, maka dari itu bisa di produksi untuk
menjadi berbagai macam makanan, contohnya makanan khas banten yaitu sate bandeng.
4. Menjaga kebersihan, mencegah terjadinya pencemaran, menyimpan makanan pada suhu yang aman,
memanaskan makanan pada suhu yang tepat, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman
dikonsumsi.
5. Kenaikan harga pangan disebabkan lonjakan permintaan dan melemahnya nilai tukar Dolar AS,
Komoditas pangan, termasuk bahan mentah untuk makanan, biasanya diperdagangankan dalam mata
uang dolar. Melemahnya greenback membuat harga lebih mahal. Para ahli mengatakan bahwa meskipun
tidak ada kekurangan pangan yang mendesak, pertanian telah bergolak karena pandemi virus korona
merusak rantai pasokan dan membatasi pergerakan.
7. Teknologi dapat berperan sebagai penghela tumbuhnya agroindustri pangan lokal yang dapat
menggerakkan ekonomi masyarakat dan diversifikasi pangan secara simultan. Untuk itu inovasi yang
terus-menerus yang selaras dengan tuntutan pasar dan kebutuhan konsumen merupakan kunci sukses
pendekatan ini. Hanya dengan cara inilah tuntutan pasar akan berjalan seiring dengan kemajuan produsen
dan memberikan manfaat yang optimal untuk seluruh pihak. Introduksi teknologi dalam pengembangan
komoditi dan produk-produk bernilai tambah di sepanjang rantai nilai komoditi tersebut diharapkan dapat
memperluas pilihan pemenuhan bahan pangan masyarakat Indonesia pada satu sisi dan dapat
menumbuhkan kegiatan ekonomi lokal pada sisi yang lain. Helaan nilai tambah terhadap tumbuhnya
agroindustri pangan lokal diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu: teknologi proses dan penggandaan skala
serta strategi bisnis yang relevan. Kedua hal ini merupakan muara dari proses-proses penelitian dan
kajian yang dilakukan oleh para peneliti, baik di lembaga pemerintah maupun swasta. Aspek lokal dalam
pengembangan industri pangan pada gambar di atas diwujudkan dalam bentuk bahan baku lokal sebagai
hasil dari proses produksi pertanian dan pengolahan primer, spesifikasi produk sebagai hasil dari kajian
dalam aspek gizi dan kebiasaan makan serta situasi kondusif dalam bentuk lingkungan strategis sebagai
hasil dari kajian dalam bidang kebijakan dan dukungan pemerintah. Perpaduan berbagai aspek dalam
dimensi nilai tambah dan kelokalan inilah yang berperan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat dan
diversifikasi pangan. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut di atas, diperlukan keterpaduan sejak
perencanaan hingga implementasi. Keterpaduan hulu-hilir berawal sejak proses-proses di on-farm, di
pengolahan hingga tingkat konsumsi. Butir penting dari strategi ini adalah terdapatnya satu kesatuan
manajemen di sepanjang rantai nilai manajemen.
@ Selamat Mengerjakan @