Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat :Kampus I : Jl. Raya Jakarta km. 4, Kampus II : Jl. Raya Ciwaru No. 25 Serang
Telp. (0254) 280330 Ext. 111, 7910005/7910008 Fax. (0254) 281254 Serang
Website :www.fkip.untirta.ac.id email : surat.fkip@untirta.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER


NAMA MATA KULIAH : KETAHANAN PANGAN
SEMESTER : II SKS: 2
WAKTU UJIAN : 23 APRIL 2021, 07.30 – 12.00 WIB
SIFAT : Tertulis

Petunjuk:
a. Jawablah pertanyaan berikut secara mandiri tanpa campur tangan orang lain, termasuk teman.
b. Berikan jawaban dari pertanyaan berikut sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal berdasarkan
hasil pemikiran Anda.
c. Jangan mempermalukan diri sendiri dengan tidak jujur, plagiat atau sejenisnya.
d. Jawaban diketik dan dikirimkan ke SPADA Untirta dan alamat email: mohansori@untirta.ac.id
dengan format PDF, nama file: No Absen_NIM_Namalengkap_UTS
e. Selesaikan menjawab pertanyaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
f. Tidak diperkenankan melakukan kecurangan dalam bentuk apapun, bila terjadi maka otomatis nilai 0.

Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat, dan biasakan berdo’a sebelum memulai
pekerjaan.

A. Tuliskan huruf B bila Benar dan huruf S bila Salah untuk pertanyaan dibawah ini.
No B S Pertanyaan

1. B S Akses pangan merupakan kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik
yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan
maupun kombinasi diantara keenamnya.
2. B S Neraca Pangan Strategis adalah tabel yang terdiri dari atas kelompok-kelompok kolom yang
memuat berbagai informasi tentang situasi dan kondisi penyediaan pangan bagi penduduk suatu
negara atau daerah dalam kurun waktu tertentu
3. B S Dalan perhitungan neraca pangan, Ketersediaan Pangan = Produksi Domestik + Stok + Pangan
Masuk – Pangan Keluar
4. B S Pada Indeks Williamson, jika angka indeks mendekati angka satu, maka tingkat ketimpangan
semakin rendah, sebaliknya jika angka indeks mendekati angka nol, maka tingkat ketimpangan
semakin besar.
5. B S Dalam Penghitungan ketersediaan dan kebutuhan pangan, jika provinsi atau kabupaten/kota
tidak memproduksi suatu bahan pangan, maka data produksi tidak dihitung dan harus
memperhitungkan data stok dan data jumlah bahan pangan yang masuk dari luar wilayah
6. B S Status Kesehatan adalah kondisi kesehatan tubuh seseorang yang merupakan hasil akhir dari
asupan makanan ke dalam tubuh dan pemanfaatannya.
7. B S Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan
Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
8. B S Kerawanan pangan yang terjadi ketika ada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
makanan yang biasanya dikaitkan dengan goncangan atau tekanan khusus seperti kekeringan,
banjir atau kerusuhan sipil, disebut kerawanan pangan kronis .
9. B S Kerawanan pangan diukur berdasarkan konsumsi kalori dimana Individu mengkonsumsi kalori
per hari > 70 persen AKG atau setara 1.400 kkal.
10. B S Penyebab langsung pada status gizi balita yaitu asupan makan yang kurang dan penyakit infeksi
yang diderita balita.
11. B S Kecukupan gizi adalah asupan rata-rata gizi harian untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi
hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur,jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
12. B S Standar kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan standar makro yakni hanya
kecukupan Kalori (energi) saja.
13. B S Salah satu tujuan dari penyelenggaraan pangan adalah mewujudkan tingkat kecukupan Pangan,
terutama Pangan Pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
14. B S Dalam Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan /Food Security and Vulnerability Atla (FSVA)
ditentukan adanya prioritas 1 sd 6. Prioritas 1 adalah kabupaten-kabupaten dengan proporsi
penduduk tertinggi yang cenderung lebih tahan pangan dan Prioritas 6 adalah kabupaten-
kabupaten dengan proporsi penduduk tertinggi yang cenderung lebih rentan terhadap kerawanan
pangan dan gizi.
15. B S Arah diversifikasi konsumsi pangan yaitu dengan menurunkan konsumsi Pangan Hewani,
Kacang-kacangan, Sayur dan Buah serta umbi-umbian serta Umbi-umbian sedangkan konsumsi
beras dan terigu ditingkatkan.

B. Pilihlah jawaban yang paling tepat.


1. Pemantapan ketahanan pangan meliputi aspek…
a. Ketersediaan pangan,
b. Keterjangkauan pangan
c. Pemanfaatan pangan.
d. Semua benar
2. Dibawah ini merupakan aspek pemanfaatan pangan kecuali…
a. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya dan kearifan lokal
b. Pengawasan mutu dan keamanan pangan segar.
c. Stabilisasi pasokan dan harga pangan, dan pengelolaan cadangan pangan
d. Mendorong pola konsumsi pangan yang Beragam, bergizi Seimbang dan aman (B2SA)
3. Ketersediaan pangan difokuskan pada kecuali…
a. Peningkatan ketersediaan pangan yang beranekaragam berbasis potensi sumber daya lokal;
b. Stabilisasi pasokan dan harga pangan
c. Memantapkan penanganan kerawanan pangan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin
dan kelaparan.
d. Mengoordinasikan upaya memantapkan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi
dalam negeri
4. Proses produksi pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu…
a. iklim, curah hujan
b. jenis dan kesuburan tanah,
c. Sistem irigasi dan teknologi
d. Semua benar
5. Terdapat beberapa komoditas yang digunakan pemerintah sebagai indikator di RPJMN 2015-
2019 yaitu kecuali…
a. Beras dan jagung,
b. kedelai, gula dan garam,
c. Buah dan sayuran
d. perikanan dan daging sapi.
6. Outcome dari Sistem Pangan Nasional adalah…
a. Individu dan masyarakat dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan
b. Ketahanan pangan Nasional
c. Kedaulatan pangan
d. Kemandirian pangan
7. Undang-Undang yang mengatur tentang Pangan adalah…
a. UU Nomor 36 Tahun 2009
b. UU Nomor 23 Tahun 2014
c. UU Nomor 18 Tahun 2012
d. UU Nomor 8 Tahun 1999
8. Tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi dari sisi suplay produksi adalah…
a. Dampak perubahan iklim dan Skala usaha tani kecil dan konversi lahan
b. Input pertanian, Inovasi dan diseminasi teknologi serta Regenerasi petani lambat
c. Food loss and waste yang tinggi dan Akses pangan yang tidak merata
d. Semuanya benar
9. Faktor yang mempengaruhi Akses Pangan Menurut World Food Programme (2009)…
a. Faktor Fisik, Sosial dan Ekonomi
b. Faktor kemisikinan, daya beli dan keterjangkauan
c. Faktor ketersediaan, distribusi dan konsumsi
d. Bukan salah satu diatas
10. Kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada 40 persen penduduk berpendapatan
terbawah adalah…
a. Angkatan kerja yang bekerja tidak penuh terdiri dari penduduk yang bekerja paruh waktu,
termasuk di dalamnya adalah rumah tangga nelayan, rumah tangga petani berlahan sempit,
rumah tangga sektor informal perkotaan dan rumah tangga buruh perkotaan;
b. usaha mikro kecil termasuk rumah tangga sebagai pekerja keluarga
c. penduduk miskin yang tidak memiliki aset maupun pekerjaan
d. Semuanya benar
11. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Ketahanan Pangan dan Gizi adalah…
a. PP Nomor 17 Tahun 2015
b. PP Nomor 86 Tahun 2019
c. PP Nomor 26 Tahun 2021
d. PP Nomor 1 Tahun 2011
12. Kerangka pikir pembangunan Ketahanan Pangan dan Gizi dalam pilar Kerjangkauan Pangan
kecuali…
a. Produksi Pangan Domestik , Stok/Cadangan Pangan, Ekspor – Impor
b. Distribusi dan Stabilisasi Pasokan dan Harga
c. Sistem Logistik dan Manajemen Stok
d. Daya Beli Masyarakat dan Akses terhadap Pasar dan Informasi
13. Kemampuan Negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam
negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial,e konomi, dan
kearifan local secara martabat disebut…
a. Ketahanan Pangan
b. Kemandirian Pangan
c. Kedaulatan Pangan
d. Keamanan Pangan
14. Angka Kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk tujuan diantaranya kecuali…
a. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk
(perlu diketahui pola pangan dan distribusi penduduk)
b. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan atau kelompok (perlu ditetapkan
patokan berat badan untuk masing-masing gender, dan bila menyimpang dari patokan berat
badan dilakukan penyesuaian)
c. Bukan untuk mengembangkan produk pangan baru di industri dan menetapkan pedoman
untuk keperluan labeling gizi pangan
d. Digunakan untuk menetapkan standar bantuan pangan; misalnya dalam keadaan darurat, dan
untuk kelompok penduduk yang berisiko seperti balita, anak sekolah, ibu hamil
15. Prinsip dasar kebijakan strategis ketahanan pangan dan gizi
a. Keadilan, kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat
b. Kedaulatan dan stabilitas nasional
c. Kemandirian, peran aktif para pihak, keamanan pangan, dan berkelanjutan untuk
menghasilkan masyarakat yang sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
d. Semua benar
C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar.
1. Jelaskan strategi peningkatan penganekargaman pangan di Hulu dan di Hilir! (Nilai 10)
2. Sebutkan Indikator dalam penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan /Food Security and
Vulnerability Atlas (FSVA) Di Provinsi Banten Tahun 2018 (Nilai 10)
3. “Keragaman pangan adalah suatu bagian dari budaya dan merupakan adaptasi dari manusia dan
lingkungannya.” Jelaskan maksud dari kalimat tersebut dan berikan contoh dari keragaman pangan
lokal! (Nilai 10)
4. Jelaskan 2 (dua) upaya keamanan pangan yang dapat dilaksanakan secara mandiri, baik dalam
keluarga ataupun komunitas kecil! (Nilai 10)
5. “Lonjakan Harga Pangan Selama Pandemi Ancam Ketahanan Pangan Dunia”. Uraikan pendapat
Anda terhadap kalimat tersebut berdasarkan ruang lingkup materi yang sudah dipelajari
sebelumnya! (Nilai 5)
6. Rumah tangga menjadi salah satu sektor yang terdampak dan paling rentan mengalami kesulitan
ekonomi, serta kesulitan pangan. Uraikan upaya yang dapat dilakukan untuk membangun
ketahanan ekonomi dan pangan keluarga di masa pandemi saat ini! (Nilai 20).
7. Jelaskan peran pemanfaatan teknologi terhadap ketahanan pangan! (Nilai 5)

JAWABANNYA!
1. Pertanian memang menempati posisi khusus, selain untuk memperoleh pendapatan juga peran
pentingnya food security yang berarti pula sebagai keamanan negara. Memasuki era global negara-
negara miskin menggantungkan kebutuhan makanannya pada negara maju. Saat ini Indonesia menjadi
importir neto beras (terbesar dunia), gula (terbesar kedua), jagung, kedelai, daging sapi, jeruk, bawang
merah, berada pada posisi importir neto. Sebaliknya negara maju seperti AS telah memasok sekitar 50
persen jagung dan gandum dunia yang didominasi oleh Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Ekonomi
Indonesia sebenarnya telah mengalami pertumbuhan pesat sejak PJP I, walaupun beberapa tahun terakhir
ini gerak tersebut nampak melambat. Perkembangan ekonomi ini juga disertai dengan perubahan struktur
ke arah lebih non agraris. Peranan sektor industri dan jasa meningkat secara cukup berarti, sementara
sektor pertanian secara relatif mengalami penurunan kontribusi dalam produk nasional. Pergeseran
peranan sektoral ini juga diikuti dengan perubahan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja, daya serap
sektor pertanian melemah dan posisinya secara bertahap diambil alih sektor non pertanian

2. Aspek Ketersediaan Pangan, Aspek Akses terhadap Pangan, Aspek Pemanfaatan Pangan, Kerentanan
terhadap Kerawanan Pangan Transien,

3. Tidak bisa dipungkiri bahwa makanan merupakan komponen budaya. Merupakan hasil adaptasi
manusia terhadap lingkungannya. Adaptasi terhadap apa-apa yang bisa dimakan dan apa-apa yang tabu
untuk dimakan. Ini tentunya akan menjadi menarik karena makan bukan hanya tentang apa yang kita
sukai untuk dimakan, tetapi juga nutrisi (faedah) apa yang kita dapat dari makanan. Beberapa makanan
justru baik untuk tubuh namun tidak lazim dimakan dalam budaya tertentu, atau justru sebaliknya. Kajian
mengenai ketahanan pangan tentunya harus tidak luput dari kompenen ini. Dalam artian luas, makanan
dapat diartikan sebagai senyawa yang dapat memberikan nilai gizi pada tubuh, memberikan energi,
mendorong pertumbuhan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa makanan itu adalah objek
nyata yang dapat dideskripsikan dalam karegori fisik, kimia, biokimia dan lainnya. Oleh karena itu
makanan dapat dihitung kuantitasnya dalam bentuk berat, kandungan senyawa kimia, sampai jumlah
mikroba yang tumbuh didalamnya. Sebagai objek nyata makanan juga bisa dinilai secara subjektif oleh
panca indera manusia. Melalui kemampuan manusia ini, makanan terkelompokkan menjadi banyak
kategori berdasarkan tingkat kesukaannya.

Contoh dari pemanfaatan pangan dengan kearifan lokal adalah pemanfaatan bandeng di provinsi banten.
Provinsi banten memiliki kekayaan ikan bandeng yang melimpah, maka dari itu bisa di produksi untuk
menjadi berbagai macam makanan, contohnya makanan khas banten yaitu sate bandeng.

4. Menjaga kebersihan, mencegah terjadinya pencemaran, menyimpan makanan pada suhu yang aman,
memanaskan makanan pada suhu yang tepat, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman
dikonsumsi.

5. Kenaikan harga pangan disebabkan lonjakan permintaan dan melemahnya nilai tukar Dolar AS,
Komoditas pangan, termasuk bahan mentah untuk makanan, biasanya diperdagangankan dalam mata
uang dolar. Melemahnya greenback membuat harga lebih mahal. Para ahli mengatakan bahwa meskipun
tidak ada kekurangan pangan yang mendesak, pertanian telah bergolak karena pandemi virus korona
merusak rantai pasokan dan membatasi pergerakan.

6. Penyebaran Pandemi COVID-19 telah menimbulkan kekhawatiran di dalam masyarakat mengenai


ketersediaan pangan di Indonesia. Walaupun wabah COVID-19 masih dalam kategori tinggi,akan
tetapikegiatan produksi dan distribusibahan pangan masih harus berjalan di tengah pandemi ini.
Stabilisasi harga pangan pun selalu diupayakan pemerintah agar pasokan makanan cukup. Upaya yang
dilakukan adalah dengan tidak melakukan panic buying, Terutama untuk bahan-bahan pangan dengan
umur simpan yang pendek (perishable). Mengingat umur simpan yang pendek, menimbun bahan-bahan
pangan tersebut terlalu lama justru akan membawa dampak lain bagi lingkungan, yaitu meningkatnya
limbah dari makanan yang tidak dapat dikonsumsi karena sudah lewat umur simpannya. masyarakat juga
bisa memprioritaskan membeli bahan pangan pada petani atau produsen kecil secara langsung.
Dibandingkan langsung pada distributor yang sering meraup banyak keuntungan yang menyebabkan
petani kecil merugi.

7. Teknologi dapat berperan sebagai penghela tumbuhnya agroindustri pangan lokal yang dapat
menggerakkan ekonomi masyarakat dan diversifikasi pangan secara simultan.  Untuk itu inovasi yang
terus-menerus yang selaras dengan tuntutan pasar dan kebutuhan konsumen merupakan kunci sukses
pendekatan ini. Hanya dengan cara inilah tuntutan pasar akan berjalan seiring dengan kemajuan produsen
dan memberikan manfaat yang optimal untuk seluruh pihak. Introduksi teknologi dalam pengembangan
komoditi dan produk-produk bernilai tambah di sepanjang rantai nilai komoditi tersebut diharapkan dapat
memperluas pilihan pemenuhan bahan pangan masyarakat Indonesia pada satu sisi dan dapat
menumbuhkan kegiatan ekonomi lokal pada sisi yang lain. Helaan nilai tambah terhadap tumbuhnya
agroindustri pangan lokal diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu: teknologi proses dan penggandaan skala
serta strategi bisnis yang relevan.  Kedua hal ini merupakan muara dari proses-proses penelitian dan
kajian yang dilakukan oleh para peneliti, baik di lembaga pemerintah maupun swasta. Aspek lokal dalam
pengembangan industri pangan pada gambar di atas diwujudkan dalam bentuk bahan baku lokal sebagai
hasil dari proses produksi pertanian dan pengolahan primer, spesifikasi produk sebagai hasil dari kajian
dalam aspek gizi dan kebiasaan makan serta situasi kondusif dalam bentuk lingkungan strategis sebagai
hasil dari kajian dalam bidang kebijakan dan dukungan pemerintah.  Perpaduan berbagai aspek dalam
dimensi nilai tambah dan kelokalan inilah yang berperan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat dan
diversifikasi pangan. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut di atas, diperlukan keterpaduan sejak
perencanaan hingga implementasi. Keterpaduan hulu-hilir berawal sejak proses-proses di on-farm, di
pengolahan hingga tingkat konsumsi.  Butir penting dari strategi ini adalah terdapatnya satu kesatuan
manajemen di sepanjang rantai nilai manajemen.

@ Selamat Mengerjakan @

Anda mungkin juga menyukai