TS = O - ∆St + M – X = TU
Dimana:
= F+S+I+W+Rou+Fd
Dimana: TU = Total Penggunaan (Total
TS = Total penyediaan dlm utilization)
negeri (total supply) F = Pakan
O = Produksi S = Bibit
∆St = Stok akhir – Stok awal I = Industri
M = Impor W = Tercecer
X = Ekspor Rou = Penggunaan lain
Fd = Ketersediaan Bahan Makanan
TS = O - ∆St + M – X atau
Dimana:
TS = Total penyediaan dlm negeri (total supply) (kolom 8)
O = Produksi (kolom 2 dan kolom 3)
∆St = Stok akhir – Stok awal (kolom 4)
M = Impor (kolom 5)
X = Ekspor (kolom 7)
>>> Nilai /angka perubahan bisa positif atau negatif
Kolom 10 : Bibit/Benih
Kolom 13 : Tercecer
Dimana:
TU = Total Penggunaan (Total utilization)
F = Pakan (kolom 9)
S = Bibit (kolom 10)
I = Industri (kolom 11 dan kolom 12)
W = Tercecer (kolom 13)
Rou = Penggunaan lain (kolom 14)
Fd = Ketersediaan Bahan Makanan (kolom 15)
Fd = O – (∆St) + M – X – (F+S+I+W+Rou)
Dimana:
Fd = ketersediaan pangan utk dikonsumsi penduduk
0 = Produksi (input/output)
∆St = Perubahan stok
M = Impor
X = Ekspor
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri (makanan dan bukan makanan)
W = Tercecer
Rou = Penggunaan lain
Keterangan :
>>kolom 15 dikali 1000 karena satuan berubah dari ton ke kilogram (kg)
>> kolom 16 di kali 1000 karena satuan berubah dari kilogram (kg) ke gram
Jawaban:
Karena jumlah konsumsi energi beras + jagung + terigu = 950 + 10 + 240 =
1200, maka konsumsi beras dianggap sudah maksimal sehingga konsumsi
beras gram per harinya
= 950 / 362 X 100 = 262,43 gram/hari
Jawaban:
Untuk menghitung ketersediaan energi perhari maka ketersediaan pertahun
dirubah terlebih dahulu ke ketersediaan per hari
Keterangan: apabila capaian skor PPH sudah mencapai dan melebihi angka maksimal
maka angka maksimal yng digunakan dan menunjukan ketersediaan pangan
kelompok tersebut sudah tercapai, sedangkan bila angka yang dicapainya belum
maksimal maka ngka hsil perhitungan yang dipakai dan angka ketersediaan belum
tercapai pula. 29
Contoh hitungan:
Soal:
Data Neraca Bahan Makanan (NBM) untuk
ketersediaan energi untuk kelompok Sayuran dan
Buah adalah sebesar 146 kkal/kapita/hari. Berapakah
skor PPH Ketersediaan kelompok tersebut, jika AKE
yang digunakan 2400 kka?
Jawaban
>> Skor PPH Ketersediaan sayur buah yaitu:
= 146/2400 x 100% X 5 (angka bobot)
= 0,061 X 100% X5 = 30,42
>>> Karena angka skor lebih dari angka maksimal
maka nilai skor menjadi sebesar 30
30
Soal:
Kelompok Gula menyumbang energi 12 Kalori/kapita/hari,
berapa sumbangan skor PPH bila AKE yang digunakan 2.400
Kalori
Jawaban
>> Skor PPH Ketersediaan gula yaitu:
= 12/2400 x 100% X 0,5 (angka bobot)
= 0,005 X 100% X0,5 = 0,25
>>> Karena angka skor belum mencapai angka maksimal maka
nilai skornya sama sebesar 0,25
Catatan:
Dalam penghitungan skor PPH yang harus diperhatikan
adalah persentase AKE, bobot dan skor maksimal masing-
masing kelompok pangan.
31
INVENTARISASI DAN PEMETAAN
SUMBER DAYA PANGAN (SDP)
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
KETAHANAN PANGAN
Pertumbuhan Perubahan pola konsumsi Akses pangan tidak merata: Masalah gizi ganda: gizi
penduduk & pangan: daging, sayur, buah ekonomi (penduduk miskin) & kurang dan gizi
urbanisasi dan makanan jadi fisik (daerah terpencil) lebih/obesitas
100 jenis sumber 100 jenis kacang- 250 jenis sayur- 450 jenis buah-
karbohidrat kacangan sayuran buahan
Kementerian
Agency for FoodPertanian
Security 34 www.pertanian.go.id
DASAR HUKUM
Memenuhi kebutuhan dan konsumsi pangan • Memenuhi pola konsumsi pangan B2SA
bagi masyarakat, rumah tangga, dan • Mengembangkan usaha pangan
perseorangan secara berkelanjutan • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
01 02 03
Menentukan jenis pangan Mencari data terkait pangan Menyusun basis data,
yang akan diinventarisasi yang telah ditentukan pemetaan
dan buku SDP
b. Pangan unggulan lokal: semua jenis pangan yang ada di kabupaten/kota, kecuali pangan strategis
nasional, yang memiliki kriteria:
(1) Sesuai dengan potensi wilayah;
(2) Memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral; dan
(3) Digunakan sebagai makanan sehari-hari/musiman oleh masyarakat dan/atau menjadi bagian dari
kegiatan adat istiadat/kebudayaan/keagamaan masyarakat.
Output
1. Basis data sumberdaya pangan selama ini masih belum tertata dengan baik
2. Bahan rekomendasi kebijakan pangan dan gizi
3. Bahan penyusunan program/kegiatan ketahanan pangan dan gizi
49
50
Kementerian Pertanian 50
www.pertanian.go.id
Indikator Kronis
No. Indikator Definisi Sumber Data
ASPEK KETERSEDIAAN PANGAN
1 Rasio konsumsi Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap BPS dan
normatif per kapita ketersediaan yang berasal dari produksi bersih padi, Kementan
terhadap ketersediaan jagung, ubi kayu dan ubi jalar 2014 - 2016
pangan
ASPEK AKSES PANGAN
2 Persentase penduduk Nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan SUSENAS 2017,
hidup di bawah garis untuk memenuhi standar minimum kebutuhan- BPS
kemiskinan kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang
dibutuhkan oleh seorang individu untuk hidup
secara layak
3 Proporsi pengeluaran Proporsi nilai pengeluaran rumah tangga untuk SUSENAS 2017,
rumah tangga untuk makanan dibandingkan dengan total pengeluaran BPS
pangan terhadap rumah tangga (pangan dan non pangan)
pengeluaran total
4 Persentase rumah Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses SUSENAS 2017,
tangga tanpa akses terhadap listrik dari PLN dan/atau non PLN, BPS
listrik misalnya generator
3 Hilangnya produksi Rata-rata hilangnya produksi padi akibat banjir Dinas Pertanian,
padi dan kekeringan pada periode tahun 2014-2016 2014-2017
Persiapan Data 1
Pengumpulan data dari 9 indikator
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KETAHANAN PANGAN
SELAMA 4 TAHUN TELAH
BERHASIL
MENINGKATKAN STATUS
KETAHANAN PANGAN
WILAYAH DI 177
KABUPATEN:
❑ Kabupaten Rentan
Pangan yang Naik
Peringkat Sebanyak 75
Kabupaten (19%)
❑ Kabupaten Tahan
Pangan yang Naik
Peringkat Sebanyak
102 Kabupaten (26%)
Peningkatan penyediaan
Masalah Akses Pangan Pengembangan urban sumber pangan keluarga
Daya beli terbatas karena harga farming dan kegiatan dan tambahan pendapatan
pangan relatif tinggi ekonomi skala rumah tangga keluarga
62
Pemerintah
Masyarakat
Nasional
Petani
Daerah
Pengolah/
Pedagang Rumah
Konsumen Tangga
KOORDINASI
DEWAN KETAHANAN PANGAN