Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH SELF REGULATION TERHADAP KEKAMBUHAN PENYAKIT

RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA


(Studi di Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang )
Leni Ayu Windari*Hariyono**Lilis Surya Wati***
ABSTRAK
Pendahuluan: Rheumatoid arthritis adalah salah satu penyakit inflamasi sistemik yang
menyerang persendian terutama sendi synovial. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis dipengaruhi oleh regulasi diri yang rendah dimana
penderita, tidak dapat mengontrol aktivitas.Tujuan : penelitian Menganalisis self regulation
terhadap kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis pada lansia di Dusun Senadangrejo Desa
Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.Metode : penelitian dengan quasi
eksperimen design dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner.Populasi penelitian ini
adalah sejumlah 30 lansia. Sampel penelitian ini adalah 15 responden kelompok kontrol dan
15 reponden kelompok perlakukaan. Variabel independen self regulation, variabel dependen
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis. Teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling.Pengelolahan data dengan Editing,Cording,Scoring dan Tabulating. Analisis data
dengan uji Wilcoxon.Hasil penelitian: didapatkan hasil dari 15 responden kelompok
perlakukan sebagian besar responden 9 responden (60,0%) menunjukkan self regulation yang
tinggi dan pada kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis hampir seluruhnya 12 responden
(80,0%) jarang mengalami kekambuahn penyakit rheumatoid arthritis pada lansia. Hasil
SPSS menunjukkan uji statistic wilcoxon dengan nila p = 0,005 < 0,05 yang berarti ada
pengaruh self regulation terhadap kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis pada lansia.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada penngaruh self regulation terhadap kekambuhan penyait
rheumatoid arthritis pada lansia.
Kata kunci: Self regulation. rheumatoid arthritis, lansia.
EFFECT OF SELF REGULATION TO RECCURENCE OF RHEUMATOID
ARTHRITIS DISEASE TO ELDERLY
(Study at Dususn Sendangrejo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
ABSTRACT
Premilinary: Rheumatoid arthritis is one of systemic inflammation disease that attack arthritis
especially synovial. Factor that can cause reccurence of rheumatoid arthritis is affected by
low self regulation where the sufferer can’t control his activity.Purpose: The purpose of this
research to analyze self regulation to reccurence of rheumatoid arthritis disease to elderly at
Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.Research
Method: used is quasi eksperimen design by colleting data with questionnaire. Research
population are 30 elderlies.The sample of this research is 15 responden of control and 15
respondent of treatmen group.Indenpenden variable is self regulation,dependent variabel is
reccurence of rheumatoid disease.Sampling technique used is total sampling.Data were
processed by Editing, Coding,Scoring and Tabulating. Data analysis used is Wilcoxon
test.Research Result: The result of 15 respondents of treatment group,9 responden (60,0%)
showed high self regulation and in relapse of rheumatoid arthritis disease almost all 12
respondents (80,0%) rarely experienced abuse of rheumatoid arthritis to elderly, Wilcoxon
statistical result with p= 0,005< 0,05 there are is effect of self regulation to reccurence of
rheumatoid arthritis disease to elderly. Conslusion: of this research showed that there are is
effect of self regulation to reccurence of rheumatoid arthritis disease to elderly.
Keywords: Self regulation , rheumatoid arthritis, elder

1
PENDAHULUAN makan juga harus diperhatikan salah dalam
memilih makan juga menjadi pencetus
Rheumatoid arthritis di sebagain negara
kekambuhan. Dimana pola makan yang
sudah berkembang akibat peningkatan
sehat harus dimulai dari sekarang, lebih
populasi penuaan yang semakin
mengurangi makanan yang menimbulkan
meningkat, perubahan pola makan,
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
aktifitas fisik yang berat, dan pola perilaku
seperti : produk kacang-kacangan, buncis
yang tidak sehat.Kekambuhan penyakit
organ dalam hewan seperti usus, hati,
rheumatoid arthritis ini juga di pengaruhi
jeroan , paru otak, makanan kaleng seperti:
oleh regulasi diri yang rendah dimana
sarden, makan yang di masak dengan
penderita, tidak dapat mengontrol dirinya
santan kelapa, sayuran seperti kangkung
sendiri terhadao faktor yang dapat memicu
dan sayur bayam ( Misnadiarly, 2007:50)
kekambuhan seperti tidak di anjurkan
Dampak buruk dari kekambuhan penyakit
untuk mengonsumi makanan yang tinggi
rheumatoid arthritis terhadap kesehatan
purin tetapi kenyataannya mereka tepat
sangat berdampak buruk seperti: gangguan
mengonsumsi makanan tersebut dengan
aktivitas sehari-hari, sampai dengan
banyak alasan dan mengakibatkan pemicu
perilaku untuk mencapai sesuatu tujuan
kekambuhan penyakit rheumatoid
tertentu dengan menggunakan strategi dan
arthritis. Penyakit ini memebutuhkan
melibatkan unsur fisik, kognitif, motivasi,
perhatian yang serius Karenna jika tidak
dan sosial.
segera di tangani sejak dini akan
mengakibatkan gangguan aktivitas sehari- Kekambuhan penyakit rheumatoid
hari dan mengakibatkan kekambuhan arthritis dapat dilakukan dengan banyak
secara terus menerus. (Putri, 2012:2). cara untuk mengurangi kekambuhan.
Salah satunya adalah dengan self
Data World Heatlh Organization regulation (Regulasi diri). Dimana
(WHO,2016) bahwa sekitar 335 juta jiwa metode self regulation merupakan
penduduk di dunia yang mengalami proses pengendalian diri seseorang
penyakit rheumatoid arthritis. Sedangkan dalam mengendalikan perilaku dan
jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1% memonitor perilaku untuk mencapai
jiwa. Dari data (Dinkes Jombang,2014) sesuatu tujuan tertentu dengan
yang di peroleh di ketahui bahwa jumlah menggunakan strategi dan melibatkan
lansia pada tahun 2016 terdapat 182,096, unsur fisik, kognitif, motivasi, dan
social. Komponen yang juga merupakan
tertinggi berada di kecamatan gudo
self regulation antara lain : self
sebanyak 7.392 lansia dan sasaran pra monitoring/self observasion dam self
lansia dan lansia yaitu 10.481 total lansia evaluation/judgemental process.
yang berada di Kabupaten Jombang adalah
71%. Di jombang jumlah lansia yang Self monitoring merupakan suatu proses
mengalami penyakit rheumatoid arthritis dimana individu mengamati dan
pervalensinya sebanyak 2.3% (Dinas merasakan kepekaan terhadap segala
kesehatan Kabupaten Jombang,2010). sesuati tentang diringnya dan
lingkunganya (Azis 2005 : 157) Self
Regulasi diri yang rendah dapat evaluation merupakan bagaimna
mengakibatkan kekambuhan penyakit seseorang dalam mengevaluasi dirinya
rheumatoid arthritis. Faktor yang dapat sendiri terhadap tingkahlakunya pada
mempengaruhi pemicu kekambuhan lingkungan sekitar. Self response
penyakit rheumatoid arthritis, anatara lain merupakan seseorang yang dapt
kebaisan merokok, konsumsi alcohol, pola mengevaluasi diri sendiri secara positif
atau negatif, fungsi kognitif membuat

2
keseimbangan yang dapat mengevaluasi semua lansia yang menderita penyakit
positif atau negative menjadi kurang rheumatoid arthritis di Dusun Sendangrejo
bermakna secara individual (Alwisol Desa Banjardowo Kecamatan Jombang
2016:302). Kabupaten Jombang sebanyak 30 lansia
yang diambil menggunakan teknik
Berdasasrkan hasil studi pendahuluan sampling total sampling. Variabel
dilakukan pada tanggal 10 maret 2018 di independen pada penelitian ini adalah self
Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo regulation dan variabel dependen adalah
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang kekambuhan penyakit rheumatoid
dengan wawancara kepada lansia di arthritis. Pengumpulan data dilakukan
dapatkan bahwa banyak lansia yang sering dengan penyebaran kuesioner,
mengalami kekambuhan penyakit pengelolahan data editing, cording,
rheumatoid arthritis didapatkan hasil scoring, dan tabulating dilanjutkan analisa
bahwa 16 lansia sering mengalami data dengan uji statistik Wilcoxon.
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
4 lansia jarang mengalami kekambuhan HASIL PENELITIAN
penyakit rheumatoid arthritis. Dari uraian
tersebut maka perlu diadakan penelitian Data Umum
tentang pengaruh self regulation terhadap
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis Tabel 1 Distibusi frekuensi responden
pada lansia dengan harapan bahwa berdasarkan usia
penelitian ini dapat memberikan manfaat No Usia Frekuensi Persentase
bagi lansia utamanya untuk mengurangi 1 60-74 27 90,0
kekambuhan penyakit rheumatoid 2 75-90 3 10,0
arthritis. Jumlah 30 100
Sumber: Data primer,2018
Berdasarkan uraian latar belakang diatas Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
dapat dirumuskan maslah apakah ada hampir seluruhnya responden berusia 60-
pengaruh self regulation terhadap 74 tahun sebanyak 27 lansia (90,0%).
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
pada lansia di Dusun Sedangrejo Desa Tabel 2 Distibusi frekuensi responden
Banjardowo Kecamatan Jombang berdasarkan jenis kelamin
Kabupaten Jombang.Tujuan penelitian No Jenis Frekuensi Persentase
untuk menganalisa pengaruh self kelamin
regulation terhadap kekambuhan penyakit 1 Laki-laki 2 6,7
2 Perempuan 28 93,9
rheumatoid arthritis pada lansia di Dusun
Jumlah 30 100
Sendangrejo Desa Banjardowo Kecamatan Sumber: Data primer,2018
Jombang Kabupatem Jombang.Hasil Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
penelitian ini dapat digunakan sebagai hampir seluruhnya responden berjenis
sumber informasi baru dan pengembang kelamin perempuan sebanyak 28 lansia
ilmu pengetahuan lansia supaya lansia (93,9%).
dapat menghindari kekambuhan penyakit
rheumatoid arthritis. Tabel 3 Distibusi frekuensi responden
BAHAN DAN METODE PENELITIAN berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Presentase
Desain penelitian analitik dengan 1 Tidak 11 36.7
pendekatan quasi eksperimen design. sekolah
Populasi dalam penelitian ini semua lansia 2 SD 10 33,3
yang menderita penyakit rheumatoid 3 SMP 4 13,3
arthritis di Dusun Sendangrejo Desa 4 SMA 5 16,7
Banjardowo Kecamatan Jombang Jumlah 30 100
Kabupaten Jombang sebanyak 30 lansia Sumber: Data primer,2018
dan jumlah sampel dalam penelitian ini

3
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa 1 Jarang 4 26,7
hampir dari setengahnya responden 2 Sering 11 73,3
memiliki tingkat pendidikan tidak sekolah Jumlah 15 100
sebanyak 11 orang (36,7%). Sumber: Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden 11 responden
Tabel 4 Distibusi Frekuensi responden (73,3%) menunjukkan sering mengalami
berdasarkan pekerjaan kekambuhan penyakit rheumatoid
No Pekerjaan frekuensi Persentase arthritis.
1. Buruh tani 19 63,3
2. Tdk bekerja 10 33,3 Tabel 8 Disribusi frekuensi hasil
3 Swasta 1 3,3 kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
Jumlah 30 100 pada kelompok perlakukan
Sumber: Data primer, 2018 No Kelompok frekuensi Persentase
Berdasarkan tabel 4 sebagian besar kontrol
responden bekerja sebagai buruh tani 1 Jarang 12 80,0
sebanyak 19 lansia (63,3%). 2 Sering 3 20,0
Jumlah 15 100
Data Khusus Sumber: Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa
Tabel 5 Distibusi frekuensi hasil self hampir seluruhnya responden sebanyak 12
regulation pada kelompok kontrol. responden (80,0%) menunjukkan jarang
mengalami kekambuhan rheumatoid
No Kelompok frekuensi persentase arthritis.
kontrol
1 Tinggi 4 26,7 Tabel 9 Tabulasi silang antara self
2 Sedang 5 33,3 regulation terhadap kekambuhan penyakit
3 Rendah 6 40,0 rheumatoid arthritis pada lansia.
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer,2018 Self Perubahan Total
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa regulation kekambuhan
hampir dari setengahnya sebanyak 6 Berkurang Tetap
responden memiliki self regulation rendah ∑ % ∑ % ∑ %
(40,0%). Tinggi 9 60,0 0 0 9 60,0
Sedang 1 6,7 2 13,3 3 20,0
Tabel 6 Distibusi frekuensi hasil self Rendah 0 0 3 20,0 3 20,0
regulation pada kelompok perlakukan Jumlah 10 67,0 5 33,3 15 100
Uji Wilcoxon α= 0,05 ρ=0,005
No Kelompok frekuesnsi presentase
perlakukan Sumber : Data primer, 2018
1 Tinggi 9 60,0 Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan
2 Sedang 3 20,0
3 Rendah 3 20,0
bahwa sebagian besar responden memiliki
Jumlah 15 100 self regulation tinggi sebanyak 9 lansia
Sumber: Data primer, 2018 (60,0%) dan perubahan kekambuhan
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dalam kategori berkurang sebanyak 10
hampir dari setengahnya sebnayak 9 lansia (67,0%).
responden memiliki self regulation yang
tinggi (60,0%) Berdasarkan hasil uji statistic Wilcoxon
antara variabel self regulation dengan
Tabel 7 Distibusi frekuensi hasli kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
kekambuhan penyakit rheumatpid arthritis pada lansia didapatkan p value= 0,005 < α
pada kelompok kontrol.
No Kelompok frekuensi Persentase Maka H1 di terima yang artinya ada
kontrol pengaruh self regulation terhadap

4
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis tubuh juga berkurang, sehingga kulit
pada lansia di Dusun Sendangrejo Desa kelihatan mengerut dan kering, wajah
Banjardowo Kecamatan Jombang keriput serta muncul garis-garis yang
Kabupaten Jombang. menetap (Hernawati Ina MPH:2006:71).

PEMBAHASAN Dimana pada sistem musculoskeletal


Self regulation lansia yang juga mengalami gangguan
seperti tulang kehilangan densitas (Cairan)
Bardasarkan tabel 5 pada kelompok dan semakin rapuh, kekuatan dan stabilitsa
kontrol diatas menunjukkan bahwa hampir tulang juga mengalami penurunan, secara
setengahnya sebanyak 6 lansia (40,0%). umum merupakan suatu keadan dimana
Dari faktor self regulation yang rendah individu mengalami atau mempunyai
tersebut dapat mengakibatkan resiko perubahan pada tulang seperti
kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis pembekakakn dan peradangan yang dapat
karena lansia tidak dapat mengontrol mengakibatkan nyeri yang berkepanjangan
maupun mengatur aktivitas ,pola mkan dan menggangu aktivitas sehari-hari.
yang dilakukan sehari-hari. Self regulation (Suiraoka, 2012:22).
adalah kekampuan individu untuk
menangkap petunjuk yang ada disekitaran Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian
baik personal maupun situasi spesifik menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
untuk mengubah penampilanya, dengan responden berumur lanjut usia ( 60—74
tujuan untuk menciptakan kesan yang tahun) dengan jumlah 27 orang (90%).
positif yang meliputi kemampuan individu Dari faktor umur dapat mempengaruhi
untuk memantau perilakunya dan juga terjadinya kekambuhan penyakit
sentivitias individu untuk melakukan rheumatoid arthritis pada lansia karena
pemantauan terhadap dirinya. (Tirta lansia belum dapat mengantrol perilaku
2010:14-15). yang dapat memicu kekmbuhan berulang.
Usia adalah lama waktu hidup atau ada
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa (sejak dilahirkan atau diadakan) (Hoetomo
kelompok kontrol sebagian besar 2005:5).
responden yang mengalami kekambuhan
penyakit kekambuhan rheumatoid arthritis Proses menua adalah siklus kehidupan di
menunjuukan kategori ‘Sering kambuh’ mana terjadinya tahapan menurunnya
sebanyak 11 lansia ( 73,3 %). Data di berbagai fungsi organ tubuh, yang di tandai
dapakan dengan dilakukan pembagian dengan semakin rentang tubuh mengalami
kuesioner kepada reponden. Lansia yang berbagai fungsi organ tubuh, yang di tandai
dikatakan sukses dan berhasil yaitu lansia dengan semakin rentang tubuh mengalami
yang aktif dan ikut kegiatan sosial serta penurunan imunitas seperti serangan
dapat mengatur dirinya terutama dalam berbagai penyakit yang ringan hingga
mengontrol diri yang dapat memicu sampai kematian misalnya sistem
kekambuhan penyakitt rheumatoid kardiovaskuler, sisten pernafasan, sistem
arthritis, sehingga dikatakan sehat dan pencernaan dan sistem persendian.
terhindar dari penyakit. Lansia yang Perubahan tersebut pada umunya
banyak mengalami penurunan sistem mengaruhh pada kemunduran fisik dan
tubuhh, dimana lansia harus bisa mengatur psikis yang kemudian berpangaruh pada
dan mengontrol dirinya terutama dalam activity dayling living. (Fatmala, 2010:12).
kekambuhan penyakit rheumatoid
arthritis, guna untuk menjaga kesehatan Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian
tubuh lansia itu sendiri. Perubhan pada menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
lansia salah stunya yaitu perubahan responden berjenis kelamin perempuan
biologis meiputi. Massa otot yang dengan jumlah 28 orang ( 93,9%). Dari
berkurang dan massa lemak yang faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi
bertambah mengakibatkan jumlah cairan kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis.

5
Salah satu dari faktor resiko penyakit Berdasarkan tabel 6 hasil penelitian
rheumatoid arthritis adalah jenis kelamin menunjukkan bahwa kelompok
dimana jenis kelamin perempuan mudah perlakukan hampir dari setengahnya
terkena penyakit rheumatoid arthris dari responden memiliki self regulation yang
pada laki-laki dengan perbandingan 2-3:1. ‘tinggi’ dengan jumlah 9 orang (60,0%).
Dari faktor self regulation yang tinggi
Jenis kelamin adalah faktor resiko tersebut dapat mengurangi kekambuhan
penyebab rheumatoid arthritis. Wanita penyakit rheumatoid arthtitis dimana
lenih rawan terkena rheumatoid arthritis lansia dapat mengatur perilakunya dengan
dibandingkan pria, dengan faktor resiko baik dan dapat memonitor aktivitas
sebeser 60%. Wanita lebih sering terkena maupun pola makan untuk menjaga
osteoarthritis lutut dan sendi dan laki-laki kesehatan.
lebih sering terkena osteoarthritis paha,
pergelangan , tangan dan leher. Self regulation merupakan pendektan
(Purwoastuti, 2009:20). psikologi sosial dan psikologi
keperibadian, proses regulasi diri memiliki
Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian revelansi yang luas dengan banyak bidamg
menunjuukan sebagian besar responden terutama bidang kesehatan yang
memiliki tingkat pendidikan tidak sekolah merupakan bidang dimna pemahaman
dengan jumlah 11 orang atau (36,7%). Dari yang lebih baik mengenai bagaimna orang
faktor tingkat pendiikan juga berpengaruh melatih kontrol perilaku mereka sendiri
pada kekambuhan penyakit rheumatoid akan berdampak pada meningkatnya
arthritis, pengetahuan yang rendah karena keberhasilan masyarakat dalam kesehatan
lansia banyak kurang mengerti tanda dan ( Howard S. Friedman, 2008:284).
gejala dan faktor penyebab dari
rheumatoid arthritis lansia hanya tau Konstruk regulasi diri menitikberatkan
kalau penyakit rheumatoid arthritis pada kontrol internal (interpersonal)
penyakit yang terasa nyeri pada bagian perilaku kita. Pendekatan kognitif
tulang. Tingkat pengetahuan lansia kurang, terhadap perilaku ini setidaknya sudah ada
dimana lansia menganggap bahwa sejak dua decade yang lalu, tetapi
penyakit rheumatoid arthritis ini pendekatan ini menjadi terkenal akibat
merupakan hal yang wajar karena sudah interaksi antara psikologi sosial dan
tua, dan berfikir jika kebutuhan seperti psikologi kepribadian. Proses regulasi diri
makan dan istirahat terpenuhi maka lansia memiliki relevansi yang luas dengan
pasti sudah sehat. banyak bidang terutama bidang kesehatan
yang merupakan bidang di mana
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini pemahanan yang lebih baik mengenai
terjadi setelah orang melakukan bagaimana orang melatih kontrol perilaku
pengindraan terhadap suatau objek. mereka sendiri akan berdampak pada
Pengetahuan dapat diperoleh dengan meningkatnya keberhasilan masyarakat
berbagai cara inisiatif sendiri atau orang dalam kesehatan (Howard S. Friedman,
lain, jadi pengetahuan itu memang 2008 :284)
mencakup akan ingatan yang pernah
dipelajari, baik langsung maupun tidak
langsung. Pengetahuan mengenai Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa
kelompok perlakukan bahwa hampir
penyakit rheumatoid arthritis seluruhnya responden yang mengalami
misalnya, lanisa mengetahui tentang kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
cara mengontrol akan timbulnya di Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo
kekambuhan penyakit rheumatoid Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
arthritis.(Notoatmodjo, 2010:21). menunjukkan kategori ‘’ jarang kambuh”
sebanyak 12 orang atau (80,0%). Data

6
didapatkan dengan dilakukan pemberian Pengaruh self regulation terhadap
kuesioner kepada responden. kekambuhan penyakit rheumatoid
arthritis pada lansia
Lanisa yang selama ini mengalami
gangguan sistem musculoskeletal karena Hasil uji statistic Wilcoxon antara
banyak mengalami perubahan fisik, variaabel self regulation dengan
hilangnya sel-sel yang bisa digunakan kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
tubuh tidak dapat mempertahankan pada lansia didapatkan p value = 0,005 < α
kestabilan lingkungan internal dan stres 0,05. Maka H1 di terima yang artnya ada
sehingga dapat menyebabkan sel- sel tubuh pengaruh self regulation terhadap
mudah lelah, mengakibatkan tulang kekambuhan penyakit rheumatoid arthritis
mengalami kekakuan dan spasme otot, pada lanisa di Dusun Sendangrejo Desa
karena lansia yang dapat mengatur Banjardowo Kecamatan Jombang
waktunya dalam aktivitas kesehariannya Kabupaten Jombang.Berdasarkan tabel 9
dan hidup lansia akan sejahtera tanpa menunjukkan bahwa sebagian besar
adanya gangguan sistem muskuloskeletal responden memiliki self regulation tinggi
ataupun nyeri tulang (Padila,2013: 12) sebnyak 9 lansia (60.0%) dan perubahan
kekambuhan dalam kategori berkurang
Berdasarkan tabel 4 hasil penelitian sebanyak 10 lansia (67,0%).
menunjukkan bahwa kelompok
perlakukan sebagian besar responden Menua (menjadi tua) adalah suatu proses
bekerja sebagai buruh tani dengan jumlah menghilangkan secara perlahan- laham
19 orang (63,3%). Dari faktor pekerjaan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
juga mempengaruhi kekambuhan penyakit diri atau mengannti dan mempertahankan
rheumatoid arthritis, dimana bekerja fungsi normalnya sehingga tidak dapat
sebagai buruh tani yang keseharianya bertahan terhadap infeksi dan
berada di sawah dan di bawah sinar memperbaiki kerusakan yang diderita.
matahari dengan durasi waktu yang cukup Proses menua merupakan proses yang
lama kurang lebih 8 jam bekerja yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah
mengakibatkan tulang mengalami dimulai sejak lahir dan umunya dialami
kekakuan dan mengalami spasme otot. pada semua makhluk hidup (Nugroho
Wahyudi, 2000:74)
Pekerjaan merupakan salah satu faktor
munculnya penyakir rheumatoid arthritis Lansia yang memiliki pengetahuan rendah
berbagai aktivitas dengan beban pekerja mengenai kesehatan khusunya dalam
dan daya tekananya yang dapat mengontrol perilakunya dalam
memperberat sendi dan pekerjaan yang mengurangi kekambuhan penyakit
banyak menggunkan tangan dalam jangka rheumatoid arthritis. Pada dasarnya setiap
waktu yang lama, sering yang menjadi individu mempunyai keinginan untuk
keluhan – keluhan yang di rasakan pada selalu berada dalam kondisi yang sehat dan
setiap penderita penyakit rheumatoid normal, sehingga jika merasa kondisi
arthritis (Putri, 2012:5). kesehatan terancam atau terganggu
diakibatkan oleh penyakit, maka mereka
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus di terdorong untuk melakukan sebuah upaya
terima sebagai suatu kenyataan dan guna untuk mengembalikan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan meningkatkan kondisi kesehatan meraka.
diakhiri dengan proses penuaan yang Self regulation dapat memberikan
berakhir dengan kematiaan, serta pengaruh kepada individu agar individu
mengalami banyak perubahan - perubahan dapat memonitor perilakunya guna untuk
dalam semua organ tubuhnya.( Hutapea, mengurangi kekambuhan pada suatu
2005:72). penyakit.

7
Self regulation merupakan pendekatan memiliki self regulation yang tinggi.
psikologi sosial dan psikologi kepribadian, Hal ini dapat di lihat dari dua komponen
proses regulasi diri memiliki relevansi yang mempengaruhinya jika dilihat dari
yang luas dengan banyak bidang terutama self monitoring sebagain responden
bidang kesehatan yang merupakan bidang sudah melakukan monitoring diri
dimana pemahanam yang lebih baik dengan baik. Pada self evaluation
mengenai bagimana orang melatih kontrol semua responden sudah menyadari
perilaku mereka sendiri akan berdampak bahwa perilakunya mempengaruhi
pada meningkatnya keberhasilan kekambuhan penyakit rheumatoid
masyarakat dalam kesehatan. (Howard arthritis tetapi sebagian responden
S. Friedman, 2008:284). tidak dapat melakukannya dengan baik.
2. Kekambuhan penyakit rheumatoid
arthritis pada lansia setekag di berikan
Pemberian self regulation di harapkan intervensi hampir seluruhnya
lansia mempunyai keinginan untuk responden jarang mengalami
selalu dalam kondisi sehat dan normal, kekambuhan penyakit rheumatoid
oleh karena itu setiap lansia harus dapat arthritis pada lansia
mengontrol maupun mengevaluasi 3. Ada pengaruh self regulation terhadap
pemicu kekambuhan penyakit yang di kekambuhan penyakit rheumatoid
alami setiap individu.(Ogdem, 2007:8). arthritis pada lansia di Dusun
Sedangkan rheumatoid arthritis adalah Sendangrejo Desa Banjardowo
penyakit autoimun yang menyerang Kecamatan Jombang Kabupaten
sistem imun penderita menyebabkan Jombang.
terjadinya radang pada synovium
Saran:
(synovitis), perjalanan penyakit ini
berlangsing cukup progesif sehingga 1. Bagi lanisa
tulang rawan dan tulang yang ada di Meningkatkan pemahaman tentang self
sekitar persedian akan rusak yang regulation dalam upaya meningkatkan
menyebabkan otot, ligamen, tendon resiko kekambuhan penyakit
dan persendian menjadi lemah dan rheumatoid arthritis dan meningkatkan
fungsi terganggu. (Soedarto 2012:193). kesehatan lansia. Tindakan yang dapat
Di harapkan dengan pemberian self diberikan oleh kader atau petugas
regulation dapat mempengaruhi kesehatan pada saat posyandu lansia
tingkah laku lansia dalam mengurangi seperti edukasi atau konseling seperti
kekambuhan pada penyakit yang di memberikan pemahaman pada lansia
tentang makanan yang sehat.
alami dan meningkatkan kesehatan 2. Bagi keluarga lansia
pada lansia, meningkatkan Keluarga lansia di harapkan dpat
pengetahuan lansia dan kesehatan memberikan motivasi dan dukungan
lansia. yang positif agar lansia tetap
melakukan self regulation / cara
mengontrol perilaku yang sehat untuk
meningkatkan resiko kekambuhan
penyakit rheumatoid arthritis pada
lansia.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan : 3. Bagi perawat puskesama
1. Self regulation pada lansia yang Hasil penelitian dapat digunakan untuk
mengalami kekambuhan penyakit memberikan masukkan khususnya pada
rheumatoid arthritis setelah di berikan kekambuhan penyakit rheumatoid
intervensi sebagian besar responden arthritis pada lanisa. Pemberian self
regulation terhadap kekambuhan

8
penyakit rheumatoid arthritis bersifat
jarang kambuh dan sering kambuh. Di Horwand S. Friedman, 2008, Kepribadian
haarapkan bagi petugas kesehantan dan Teori Klasik dan Riset Modern,
kader posyandu memberikan edukasi, Erlangga, Jakarta
pendidikan atau pun informasi tentang
cara mengontrol perilaku yang sehat Hutapea,2005. Asuhan Keperawatan
seperti cara mengontrol makanan agar Lansia Jakarta : Trans Info
tidak menimbulkan kekambuhan Medika
berulang.
4. Bagi institusi Lukman dkk, 2009, Asuhan Keperawatan
Konstibusi dalam memberikan bekal pada Klien dengan Gangguan
ilmu pada mahasiswa perawat tentang Sistem Muskuloskeletal,
penerapan self regulation dalam Salemba Medika, Jakarta
memberikan pelayanan keperawatan
serta dapat mengembangkan materi Nugroho, Wahyudi, 2014, Keperawatan
Psikologi kepribadian dalam bidang Gerontik dan Geriatrik, Buku
keperawatan. Kedokteran EGC, Jakarta

KEPERPUSTAKAAN Suiraoka, 2012, Penyakit Degeneratif,


Nuha Medika, Yogjakarta

Abdul Muhtih, Sandu Siyoto, 2016, Padila, 2013, Keperawatan Gerontik, Nuha
Pendidikan Keperawatan Medika, Yogjakarta
Gerontik, Andi, Yogjakarta
RIKESDAS Nasional. 2007. Laporan
Alwisol, 2016, Psikologi keperibadian Hasil Riset Kesehatan Dasar
UMM Press, Malang (RIKESDAS) Nasional. 2007.
www.docstor .com (diakses
Anwar, 2016, Penyusunan Skala tanggal 12 Oktober 2011).
Psikologi, Pustaka Belajar,
Yogjakarta
Bandiyah, Siti, 2009, Lanjut Usia dan
Keperawatan Gerontik, Nuha
Medika, Yogyakarta

Banduran, A.2005. Primacy Of Self


Regulation in health promotion
transformative mainstream
AppliedPsychology An
International, Review, 54, 245-
254.

Fera Bawarodi, Juia Rottie, R. M. (2017)


‘Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kekambuhan Penyakit Rematik
Di Wilayah Puskesmas Beo
Kabupaten Talaud’, e-Journal
Keperawatan, 5(1), pp. 1–7.

Hernawati, I. 2006. Pedoman Tatalaksana


Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga,
Kesehatan. Depkes : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai