Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MATRIKULASI

CTD ( Conduktivity, Temperature and Depth )

Disusun oleh:

Susilo Budi Santoso


Serka Eko Nrp. 115006

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ANGKATAN LAUT


PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
HIDRO OSEANOGRAFI
SURABAYA
2021

ii
KATA PENGANTAR

           Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan
makalah ini yang diberi judul CTD ( Conduktivity, Temperature and
Depth ) . Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
matrikulasi DIII STTAL.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima


kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh senior DIII STTAL Angkatan
XVI, senior serta rekan-rekan DIII STTAL Angkatan XVII dan pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini  semoga Allah SWT
senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
           
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
saya, saya yakin masih banyak kekurangan  dalam makalah ini. Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 18 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1Latar Belakang.....................................................................................1

1.2Rumusan Masalah...............................................................................2

1.3Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

2.1 CTD (Conductivity Temperature Depth).............................................3

2.2Persiapan Alat (Setting).......................................................................5

2.3 Pemilihan Lokasi...............................................................................6

2.4Peluncuran Alat (Deployment)............................................................8

2.5Pengangkatan Alat & Pengambilan Data Terekam (download)........10

2.6Diskusi dan Analisa Hasil Rekaman..................................................11

2.7Proses Kerja CTD..............................................................................12

2.8Perkembangan Teknologi..................................................................20

BAB III PENUTUP.....................................................................................24

3.1Kesimpulan........................................................................................24

3.2Saran.................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................25

iii
DAFTAR GAMBAR
gambar 1 : CTD ( conductivity temperature and depth..............................................4
gambar 2 : Persiapan pemasangan alat......................................................................6
gambar 3 : Lokasi pemasangan CTD..........................................................................8
gambar 4 : Tim Survei Wilnon melakukan penurunan CTD Profiler.........................9
gambar 5 : Pengambilan data.....................................................................................11
gambar 6 : Hasil data CTD...........................................................................................13
gambar 7 : Sensor Tekanan........................................................................................15
gambar 8 : Sensor temperature..................................................................................16
gambar 9 : Sensor Konduktivitas................................................................................17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peralatan atau instrumentasi survei adalah sangat penting
dibutuhkan dalam menunjang kegiatan penelitian untuk mendapatkan
hasil yang baik. Perekaman data lapangan sangat penting dilakukan untuk
mendapatkan kondisi ini situ dan time series, yang kemudian bisa
digunakan secara langsung dalam tahap analisa kondisi lingkungan
(perairan) maupun digunakan sebagai data input untuk analisa lanjutan
melalui pemodelan numerik.

Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati saat ini


memiliki 8 unit peralatan survei yang meliputi: Acoustic Doppler Profiler
(ADP), Conductivity - Temperature-Depth Profiler (CTD Profiler), Portable
Oceanographic Winch, Echosounder and Sub Bottom Profiler including
Positioning System, Remote Operated Vehicle (ROV), Anemometer, Tide
Gauges, Scuba Diving Gear, Hand Held GPS. Dimana peralatan tersebut
sudah dilengkapi dengan software penghubung yang menggunakan basis
sistem operasi Microsoft Windows.

Tetapi dalam kegiatan ini hanya beberapa peralatan saja yang kami
uji coba. Kondisi peralatan yang terhitung masih baru ini secara teori dan
referensi manual-nya sebenarnya menyatakan siap untuk dipergunakan
(ready to use) secara langsung tanpa perlu pengetesan. Dan memang
didalam software penghubungnya memang sudah dilengkapi dengan
contoh simulasi pengukuran/perekaman data. Tetapi alangkah lebih afdol-
nya jika kita mengujicobanya langsung di lapangan. Sehingga kita dengan
pasti tahu betul kelebihan dan kekurangan dari peralatan survei yang ada.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengetesan instalasi peralatan survei: Acoustic Doppler
Profiler (ADP), Conductivity-Temperature-Depth Profiler (CTD
Profiler), Portable Oceanographic Winch, Tide Gauges, Kamera
Bawah Air Nikonos V, dan Scuba Diving GearSensor apa saja yang
ada pada alat CTD ?
2. Melihat tingkat keakurasian, kelebihan, dan kekurangan dari
masingmasing peralatan.
3. Merumuskan berbagai kebutuhan persiapan dan pelaksanaan
pengoperasian dari masing-masing peralatan untuk setiap
pelaksanaan
survei.

1.3 Tujuan
Adapun manfaat terpenting dari kegiatan ini adalah bisa sebagai
referensi dalam menyusun petunjuk/panduan (manual) penggunaan dan
pemeliharaan peralatan survei. Panduan ini sangat penting disusun
mengingat peralatan survei yang cukup rumit tersebut membutuhkan
perhatian khusus dalam penangannya agar kodnsisi secara fisik dan
tingkat keakurasiannya tetap terjaga dengan baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 CTD (Conductivity Temperature Depth)


CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas,
tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari
unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. Unit masukan
data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll.
Sensor berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut
yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan konduktivitas. Botol
sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset berfungsi
untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai
penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando
akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara
berurutan, setelah mengambil sampel air laut.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD


Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol
berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta
pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi
dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi
sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman,
salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan
pengoprasian CTD dapat terekam.

Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika


menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor
tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar
listrik air laut (konduktivitas)
a. Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan
hubungan langsung antara tekanan dan kedalaman

3
b. Sensor temperature adalah sensor yang berpengaruh
terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor. Termistor
(tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan
sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur
yang tinggi dan biasanya bernilai negative.
c. Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi
adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini
merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet
buah terminal elektroda platina-rhodium di belakang sisinya.

gambar 1 : CTD ( conductivity temperature and depth.

4
2.2 Persiapan Alat (Setting)
Tahap persiapan ini sangat penting dilakukan karena merupakan
kunci pertama dari keberhasilan perekaman data yang akan dilakukan.
Dimana dalam tahap ini yang dilakukan antara lain:
1. Pemasangan baterai pada instrument
2. Melapiskan/mengoleskan Silicon Grease pada bagian-
bagian sambungan (ditandai dengan karet O-ring) dari
instrument. Hal ini dilakukan untuk merawat karet O-ring dari
kerentanan akibat sifat korosif dari air laut, dimana jika kondisi
O-ring sudah kendor atau rusak maka air laut bisa masuk ke
bagian dalam (ruang mekanik/elektronik) dari instrument yang
seharusnya kedap air.
3. Memasang instrument ke dalam housing / casing, yang
berfungsi sebagai pelindung instrument terhadap benturan.
4. Melalukan setting data perekaman yang akan diambil
melalui hubungan (communication port) antara instrument
dengan laptop.

Dimana masingmasing instrument mempunyai sotware link sebagai


berikut:
1. Deploy Software untuk ADP
2. Wave Log Software untuk Tide Gauges
3. SmartTalk Software untuk CTD profiler

5
Pensettingan tersebut meliputi sensor-sensor parameter mana saja
yang diaktifkan, jumlah profil yang akan direkam, dan interval waktu
perekaman data.

gambar 2 : Persiapan pemasangan alat.

2.3 Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi deployment penting dilakukan terutama untuk
tujuan /kepentingan perekaman data time series. Jika akan melakukan
perekaman data secara time series, maka yang diperlukan adalah suatu
lokasi dengan kondisi dasar (batimetri) perairan yang landai / datar (flat),
hal ini diperlukan agar posisi sensor-sensor pada instrument benar-benar
tegak lurus terhadap dasar perairan sehingga sensor dapat bekerja
dengan optimal.

6
Sedangkan jika perekaman data yang dilakukan secara in situ
seperti CTD profiler terhadap kedalaman vertical pada beberapa titik
stasiun, maka yang diperhitungkan adalah kondisi arus dan gelombang
perairanya apakah memungkinkan dilakukan perekaman data kedalaman
vertical pada beberapa titik.

Hal ini penting diperhitungkan karena keselamatan kerja adalah


faktor utama yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaa survei. Dalam
kegiatan pengetesan ini dipilih perairan selat antara Pulau Rambut dan P.
Untungjawa (sebelah barat P. Untungjawa), karena berdasarkan
pengamatan, daerah tersebut tingkat lalu lintas kapal lebih rendah
dibandingkan di perairan sebelah utara, timur dan selatan yang ramai oleh
kegiatan perikanan tangkap dan jalur transportasi wisata dari Pantai
Tanjung Pasir, Tangerang.

Instrument yang telah diinstalasi kemudian di tandai keberadaanya


dengan pelampung (buoy) dan di-marking posisi-nya dengan GPS. Tetapi
dalam pelaksanaan kegiatan pengetesan perlatan ini, kami tidak
membawa GPS karena keterbatasan jumlah GPS, dimana pada saat yang
bersamaan digunakan survei tim PRWLSN yang lain.

7
gambar 3 : Lokasi pemasangan CTD.

2.4 Peluncuran Alat (Deployment)


Peluncuran alat dilakukan dari atas kapal menggunakan Portable
Oceanographic Winch dengan sumber tenaga dari Accu. Jika perekaman
data time series akan dilakukan maka minimal beberapa personil
mengoperasikan dari atas kapal, 2 orang diver menglakukan instalasi di
dasar perairan, dan satu personil mengawasi jalannya deployment di
permukaan air sekaligus sebagai penghubung informasi antara diver dan
operator di atas kapal. Instrument yang telah diinstalasi kemudian di
tandai keberadaanya dengan pelampung (buoy) dan di-marking posisi-nya
dengan GPS.

8
Instrument yang telah diinstalasi kemudian di tandai keberadaanya
dengan pelampung (buoy) dan di-marking posisi-nya dengan GPS. Tetapi
dalam pelaksanaan kegiatan pengetesan perlatan ini, kami tidak
membawa GPS karena keterbatasan jumlah GPS, dimana pada saat yang
bersamaan digunakan survei tim PRWLSN yang lain.

gambar 4 : Tim Survei Wilnon melakukan penurunan CTD Profiler

Tetapi dalam pelaksanaan kegiatan pengetesan perlatan ini, kami


tidak membawa GPS karena keterbatasan jumlah GPS, dimana pada saat
yang bersamaan digunakan survei tim PRWLSN yang lain. Pengecekan
kestabilan posisi alat terhadap goncangan arus internal / pergerakan

9
massa air kolom terlebih dahulu dilakukan sebelum peralatan yang telah
di-instalasi di dasar perairan ditinggalkan untuk sekian waktu..

2.5 Pengangkatan Alat & Pengambilan Data Terekam (download)


Tahap pengangkatan alat ini posisi pelaksanaannya sama dengan
pada saat tahap deployment, dimana ada personil yang bertindak sebagai
operator di atas kapal, 2 orang diver melakukan pembongkaran instalasi di
dasar perairan, dan 1 orang personil mengapung di permukaan sebagai
penghubung informasi antara diver dan operator. Kemudian
pengangkatan instrument bisa dilaksanakan. Instrument yang telah
diangkat lalu dibersihkan dengan air tawar dan dikeringkan dengan lap.
Kemudian pelaksanaan pengambilan data (download) data bisa dilakukan
dengan cara menghubungkan instrument dengan laptop menggunakan
communication port cable.

Hal ini penting diperhitungkan karena keselamatan kerja adalah


faktor utama yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaa survei. Dalam
kegiatan pengetesan ini dipilih perairan selat antara Pulau Rambut dan P.
Untungjawa (sebelah barat P. Untungjawa), karena berdasarkan
pengamatan, daerah tersebut tingkat lalu lintas kapal lebih rendah
dibandingkan di perairan sebelah utara, timur dan selatan yang ramai oleh
kegiatan perikanan tangkap dan jalur transportasi wisata dari Pantai
Tanjung Pasir, Tangerang.

10
gambar 5 : Pengambilan data.

Software yang digunakan mengambil data rekaman instrument


untuk Tide Gauges dan CTD Profiler adalah sama dengan software yang
digunakan pada tahap persiapan awal (setting). Sedangkan untuk
download data rekaman ADP adalah menggunakan software Curent
Monitor instrument bisa dilaksanakan. Instrument yang telah diangkat lalu
dibersihkan dengan air tawar dan dikeringkan dengan lap.

2.6 Diskusi dan Analisa Hasil Rekaman


Data rekaman hasil download dapat ditampilkan di masing-masing
software pendukung masing-masing instrument ataupun menggunakan
software umum pengolah angka seperti Microsoft Office Excel. Khusus
untuk ADP pengolahan data rekaman bisa menggunakan software View

11
ADP. Data hasil rekaman kami diskusikan apakah sudah cocok dengan
hasil yang diharapkan ketika setting awal dilakukan, dan keakurasiannya
dengan fenomena alam yang terjadi.

Tahap ini kami lakukan pada malam hari karena mulai pagi hingga
sore hari kami melakukan persiapaan awal dan deployment. Secara
umum hasil pengetesan alat menunjukkan bahwa semua instrument
berjalan dengan baik. Data hasil rekaman Tide Gauges dan CTD Profiler
menunjukkan fenomena yang realiable dengan kondisi di alam. Tetapi
data hasil rekaman ADP mengalami error pembacaan ketika akan diolah.
Hal ini akan dibahas pada sub-bab 4.2 Diskusi.

Software yang digunakan mengambil data rekaman instrument


untuk Tide Gauges dan CTD Profiler adalah sama dengan software yang
digunakan pada tahap persiapan awal (setting). Sedangkan untuk
download data rekaman ADP adalah menggunakan software Curent
Monitor instrument bisa dilaksanakan. Instrument yang telah diangkat lalu
dibersihkan dengan air tawar dan dikeringkan dengan lap.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD


Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol
berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta
pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi
dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi
sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman,
salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan
pengoprasian CTD dapat terekam.

12
gambar 6 : Hasil data CTD

Memperlihatkan data hasil rekaman dari instrument CTD Profiler,


dimana instrument ini dipasang secara permanen di dasar perairan
selama 18 jam untuk mendapatkan data time series. Terlihat disini bahwa
selain parameter konduktivitas, salinitas, temperaturdan densitas, ternyata
instrument ini dilengkapi dengan sensor kecepatan suara.

2.7 Proses Kerja CTD


Instrumen CTD terdiri dari seperangkat probe kecil yang menempel
pada rangkaian roset besar. Roset diturunkan dengan kabel ke dasar laut.
Dengan CTD kita dapat mengamati sifat air secara real time) melalui kabel
yang menghubungkan CTD ke komputer (monitor) di kapal. Seperangkat
CTD dioperasikan dari jarak jauh yang memungkinkan botol air dapat
ditutup secara selektif ketika instrumen dinaikkan. Prosedur kerja standar
CTD tergantung pada kedalaman air, membutuhkan dua sampai lima jam
untuk mengumpulkan satu set lengkap sampel data air.

13
Pengambilan sampel air sering dilakukan pada kedalaman tertentu
sehingga para ilmuwan dapat mempelajari sifat fisik dari kolom air di
tempat (kedalaman) tertentu dan waktu. Secara prinsip instrumentasi alat
ini mengukur kualitas air dengan menggunakan sensor atau probe yang
ditempel pada rangkaian alat, setelah sensor membaca kualitas air lalu
ditransfer ke komputer di atas kapal setelah diproses lalu ditampilkan ke
monitor. Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD
Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol
berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta
pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi
dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi
sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman,
salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan
pengoprasian CTD dapat terekam.

Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika


menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor
tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar
listrik air laut (konduktivitas).
1. Sensor Tekanan.
Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan
hubungan langsung antara tekanan dan kedalaman. Sensor ini
terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan wheatsrone
kemudian dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan
alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan,
Tahanan ini akanmemegang peranan ketika mendapat gaya
dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll.
(Herunadi, 1998).

14
gambar 7 : Sensor Tekanan

2. Sensor Temperatur.
Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh
terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor. Termistor
(tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan
sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur yang
tinggi dan biasanya bernilai negative. Alatini terbuat dari campuran
Oksida-Oksida logam yang diendapkan seperti mangan, nikel,
kobalt dll.

15
gambar 8 : Sensor temperature

3. Sensor Konduktifitas.
Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi
adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini
merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet
buah terminal elektroda platina-rhodium di belakang sisinya.
Sebagai sensor yang melewati nilai konduktifitas maka rata-rata
hasil proses dalam pengukuran akan melewati nilai rendah (low
pass fliter). Sensor ini akan mulai mengukur ketika alat telah
bergerak masuk kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan.
Sebenarnya sensor ini mengukur nilai konduktifitas untuk
mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di sebuah perairan
sacara tidak langsung.

16
gambar 9 : Sensor Konduktivitas.

Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk


mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang menditeksi
suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer dan
pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder
untuk di transfer ke serial data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via
cabel.

CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch


disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan
dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk
mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran
tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atau
quartz crystal.

17
Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi
menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada
CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi
keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai
sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data
tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD
diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu
selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer
tersambung.

Ada dapat sejumlah aksesoris lainnya dan instrumen yang melekat


pada paket CTD. Ini termasuk botol Niskin yang mengumpulkan sampel
air pada kedalaman yang berbeda untuk mengukur sifat kimia, Acoustic
Doppler Current Profilers (ADCP) yang mengukur kecepatan horizontal,
dan sensor oksigen yang mengukur kandungan oksigen terlarut (DO) dari
air. Keuntungan menggunakan CTD:
1. Dapat digunakan untuk penginderaan jauh
2. Sangat akurat karena dapat dikontrol dari atas kapal
3. Ringan (CTD saja)
4. Dapat digunakan hingga kedalaman beberapa ribu meter.

Kekurangan CTD:
Alatnya kecil, bertenaga rendah sensor CTD yang digunakan pada
instrumen otonom seperti MP, glider, profil mengapung dan AUVs lebih
kompleks untuk beroperasi, keterbatasan utama adalah kebutuhan untuk
mengkalibrasi sensor individu. Hal ini terutama berlaku untuk instrumen
otonom dikerahkan untuk jangka waktu yang lama. (Kapal-dikerahkan
CTDs yang direferensikan dengan data sampel air yang tidak tersedia
secara umum dengan penyebaran instrumen otonom.) Oleh karena itu,
sensor harus stabil untuk periode penyebaran, atau asumsi tentang sifat-
sifat air laut harus dibuat dan dirujuk ke data sensor.

18
CTD diletakan pada kerangka Rosette. Kemudian probe
dihubungkan dengan kabel elektrik yang ada kerangka Rosette. Berat dari
kerangka Rosette tersebut sekitar 25 Kg dan menghabiskan panjang
kabel sekitar 5 meter untuk mengikat probe ke lengan-lengan kerangka.
Setelah semua perangkat di pasang, akan lebih baik jika kita memeriksa
keseimbangan peralatan, jika dipastikan fix maka kita dapat mulai
memasukan CTD kedalam laut.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :


1. Mulai dengan program akusisi data dan dilengkapi profil untuk
mengidentifikasi data. Siapkan peralatan yang akan digunakan dan
letakkan botol sesuai dengan prosedur paemasangan.
2. Setelah kerangka (Rosette) diletakan pada posisinya dan
CTD (Probe atau rangkaian sensor yang sudah di Set) diletakan di
dalamnya, maka instrumen ini akan ke sisi (pinggir) kapal, lalu
dihubungkan kabel-kabek interkoneksinya maka instrumen tersebut
siap diturunkan .
3. Setelah CTD siap untuk diturunkan maka kontrol unit di set
untuk kondidi ON. Ketika kontrol unit sedang dipersiapkan maka
instrumen (Rosette dan Probe) dapat diturunkan pelan-pelan
mendekati permukaan air.
4. CTD mulai diturunkan kedalam air secara pelan-pelan, dan
pada saat inilah rangkaian Probe dan kontrol unit saling
berhubungan untuk merekam data dalam benntuk sinyal analog
pada tipe recorder. Pada saat ini juga prosedur akusisi dimulai dan
kerangka Rosette pada CTD diturunkan dengan kecepatan tertentu
sampai pada kedalaman yang diinginkan.
5. Pada saat CTD probe diturunkan maka pengiriman data ke
kontrol unit juga di mulai. Perhatikan data yang di dapat dan
keaadaan kece[atan penurunannya.

19
6. Setelah mendapatkan data yang diinginkan maka stop
penerimaan data dari Probe. Berhentikan juga perekaman data
pada recorder. Kemudian dapat ditarik ke permukaan air, dengan
catatan tidak ada lagi data yang di kirim oleh CTD dan dipastikan
OFF.
7. Setelah unit data akusisi di-Offkan dan instrument diletakan di
atas kapal maka tekan End of Profile data dan diberhentikan
akusisi program. Data yang di dapat bisa langsung disambungkan
ke personal Computer atau direkam oleh Tipe Recorder.
8. Proses pengambilan data selesai.

CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan


untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan,
kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit
masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran.

Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel,
kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter
karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan
konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air
sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel
koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai
pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset
untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD


Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol
berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta
pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi
dan pengambilan sampel serta kalibrasi.

20
Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer
akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur
sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam. Sensor
adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal
elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor
temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut
(konduktivitas). mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di sebuah
perairan sacara tidak langsung.

2.8 Perkembangan Teknologi


Sebuah CTD atau Sonde adalah oseanografi alat yang digunakan
untuk mengukur konduktivitas , temperatur , dan tekanan dari air laut (D
singkatan dari "kedalaman", yang terkait erat dengan tekanan). [1] [2] [3]
Alasan untuk mengukur konduktivitas adalah karena dapat digunakan
untuk menentukan salinitas .Perangkat CTD, dibongkar menunjukkan
rumah tekanan, sangkar sensor, konektor, di dalam elektronik dengan
sensor untuk konduktivitas, suhu dan tekanan. Tampak samping dan atas
dengan botol Niskin (abu-abu) dan CTD-logger (biru) CTD dapat
digabungkan ke dalam rangkaian botol Niskin yang disebut korsel atau
roset . Botol pengambilan sampel ditutup pada kedalaman yang telah
ditentukan, dipicu baik secara manual atau oleh komputer, dan sampel air
selanjutnya dapat dianalisis lebih lanjut untuk parameter biologis dan
kimiawi. CTD juga dapat digunakan untuk kalibrasi sensor.

Sistem CTD disusun oleh Neil Brown di CSIRO Division of Marine


Research. Kurangnya minat oleh manajemen membuat Brown pindah ke
Woods Hole Oceanographic Institution. CTD mengatasi keterbatasan
sistem serupa sebelumnya yang juga dikembangkan oleh Brown, yang
disebut STD. Peningkatan ini dimungkinkan berkat peningkatan keandalan
dan pengurangan biaya teknologi komputer. [5] Sebelumnya, Mechanical
Bathythermograph (MBT) adalah norma.

21
Keuntungan dari cetakan CTD adalah perolehan data resolusi
tinggi. Batasan pengambilan sampel CTD adalah bahwa hanya satu titik di
ruang angkasa (lokasi pengambilan sampel) yang dapat diambil
sampelnya pada satu waktu, dan banyak cetakan, yang mahal dan
memakan waktu, diperlukan untuk memperoleh gambaran luas tentang
lingkungan laut yang menarik. Namun, dari informasi yang dikumpulkan
selama cast CTD, para ilmuwan dapat menyelidiki bagaimana parameter
fisik terkait, misalnya, dengan distribusi dan variasi organisme yang hidup
di laut yang diamati, sehingga memperdalam pemahaman kita tentang
proses yang mengatur kehidupan laut.

Metode pengambilan data atau teknik sampling menggunakan


teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan metode teknik sampling
non probability sampling (Sugiyono, 2009). Pengambilan data suhu,
salinitas, densitas dan kedalaman diperoleh dari hasil pengukuran di
lapangan (survei lapangan) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP), Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Kementrian
Kelautan dan Perikanan (KKP), dengan menggunakan CTD (Conductivity
Temperature Depth).

CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor


temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut
(konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain
gauge pressure monitor atau quartz crystal. Data peta Rupa Bumi
Indonesia merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait
untuk melengkapi data yang diperoleh dari survey lapangan. Data
sekunder tersebut diperoleh dari Bakosurtanal berupa Peta Rupa Bumi
Indonesia skala 1 : 500.000 tahun 2001.

22
Data salinitas, suhu dan kedalaman dalam format ASCII kemudian
data tersebut menjadi data masukan untuk diolah di program Ms. Excel.
Hasil pengolahan Ms. Excel menjadi data masukan untuk diolah di
software ODV. Dari pengolahan ODV akan didapatkan hasil output data
sebaran vertikal (berupa grafik menegak) dan bagian vertikal (irisan
melintang).

Berdasarkan pengolahan gradien temperatur maka dapat


ditentukan stratifikasi kolom perairan. Batas bawah lapisan homogen atau
dapat dikatakan kedalaman lapisan termoklin transek 1 antara 27,5 m
hingga 67,5 m. Kedalaman lapisan termoklin transek 1 antara 27,5 m
(Timit 03, 04 dan 08) hingga 67,5 m (Timit 02, 11 dan 11A), kedalaman
lapisan termoklin transek 2 antara 19,5 m (Timit 09) hingga 48,5 m (Timit
07) dan kedalaman lapisan termoklin transek 3 antara 26,5 m.

Nilai suhu di lapisan homogen transek 1 berkisar antara 25,35 oC


(Timit 02) hingga 29,94 o C (Timit 04) , sebaran suhu di lapisan homogen
transek 2 antara 27,66 o C (Timit 07) hingga 29,5 o C (Timit 07) dan
sebaran suhu di lapisan homogen transek 3 antara 26,05 o C (Timit 16)
hingga 28,9 o C (Timit 14). Pada lapisan termoklin transek 1 suhu
bervariasi antara 12.09 o C (Mooring 02) hingga 29.2 o C (Timit 03),
sebaran suhu di lapisan termoklin transek 2 antara 14.04 o C (Timit 07)
hingga 29,21 o C (Timit 09) dan sebaran suhu di lapisan termoklin transek
3 antara 13,98 o C (Timit 14) hingga 27,98 o C.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa:
1. Peralatan atau instrumentasi survei adalah sangat penting
dibutuhkan dalam menunjang kegiatan penelitian untuk
mendapatkan hasil yang baik. Perekaman data lapangan sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan kondisi ini situ dan time
series, yang kemudian bisa digunakan secara langsung dalam
tahap analisa kondisi lingkungan (perairan) maupun digunakan
sebagai data input untuk analisa lanjutan melalui pemodelan
numerik.
2. CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas,
tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD
terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran.
Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel,
kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter
karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan,
temperatur, dan konduktivitas
3.2 Saran
Disarankan untuk para pembaca agar katika setelah membaca
pembahasan diatas harap untuk ilmunya saling mengamalkan dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan bagi
mahasiswa mohon makalah ini di sempurnakan lagi demi kemajuan ilmu
pengetahuan tentang perkembangan oseanografi untuk penelitian
karakteristik air laut.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=peranan+peta+laut+indonesia&safe=st
1621020817537&ei=kdCeYNuiINjWz7sP26iEkAQ&oq=peranan+pe
ta+laut+&gs_lcp=Cgd(Sumber diakses pada tanggal 18 Mei 2021,
pukul 02.15 WIB)
https://barunajaya.bppt.go.id/index.php/id/berita/item/127-surveipemetaan-
bawah-laut-pada-area-landas-kontinen-indonesia-diperairan-utara-
papua.html(Sumber diakses pada tanggal 18 Mei 2021, pukul
04.30 WIB)
https://media.neliti.com/media/publications/129302-ID-autonomous-
underwater-vehicle-untuk-surv.pdf(Sumber diakses pada tanggal
18 Mei 2021, pukul 04.15 WIB)
http://onesiklopedia.blogspot.com/2013/05/instrumen-ctd-conductivity-
temperature.html(Sumber diakses pada tanggal 18 Mei 2021, pukul
04.20 WIB)
https://www.academia.edu/25847113/MAKALAH_INSTRUMENTASI_KEL
AUTAN_Depth_and_Pressure_Measurements_and_Water_Propert
y_Measurements_Temperature_Salinity_Density_and_Tracers_(Su
mber diakses pada tanggal 18 Mei 2021, pukul 04.10 WIB)

25

Anda mungkin juga menyukai