Disusun oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan
makalah ini yang diberi judul CTD ( Conduktivity, Temperature and
Depth ) . Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
matrikulasi DIII STTAL.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1Latar Belakang.....................................................................................1
1.2Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.8Perkembangan Teknologi..................................................................20
3.1Kesimpulan........................................................................................24
3.2Saran.................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................25
iii
DAFTAR GAMBAR
gambar 1 : CTD ( conductivity temperature and depth..............................................4
gambar 2 : Persiapan pemasangan alat......................................................................6
gambar 3 : Lokasi pemasangan CTD..........................................................................8
gambar 4 : Tim Survei Wilnon melakukan penurunan CTD Profiler.........................9
gambar 5 : Pengambilan data.....................................................................................11
gambar 6 : Hasil data CTD...........................................................................................13
gambar 7 : Sensor Tekanan........................................................................................15
gambar 8 : Sensor temperature..................................................................................16
gambar 9 : Sensor Konduktivitas................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Tetapi dalam kegiatan ini hanya beberapa peralatan saja yang kami
uji coba. Kondisi peralatan yang terhitung masih baru ini secara teori dan
referensi manual-nya sebenarnya menyatakan siap untuk dipergunakan
(ready to use) secara langsung tanpa perlu pengetesan. Dan memang
didalam software penghubungnya memang sudah dilengkapi dengan
contoh simulasi pengukuran/perekaman data. Tetapi alangkah lebih afdol-
nya jika kita mengujicobanya langsung di lapangan. Sehingga kita dengan
pasti tahu betul kelebihan dan kekurangan dari peralatan survei yang ada.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengetesan instalasi peralatan survei: Acoustic Doppler
Profiler (ADP), Conductivity-Temperature-Depth Profiler (CTD
Profiler), Portable Oceanographic Winch, Tide Gauges, Kamera
Bawah Air Nikonos V, dan Scuba Diving GearSensor apa saja yang
ada pada alat CTD ?
2. Melihat tingkat keakurasian, kelebihan, dan kekurangan dari
masingmasing peralatan.
3. Merumuskan berbagai kebutuhan persiapan dan pelaksanaan
pengoperasian dari masing-masing peralatan untuk setiap
pelaksanaan
survei.
1.3 Tujuan
Adapun manfaat terpenting dari kegiatan ini adalah bisa sebagai
referensi dalam menyusun petunjuk/panduan (manual) penggunaan dan
pemeliharaan peralatan survei. Panduan ini sangat penting disusun
mengingat peralatan survei yang cukup rumit tersebut membutuhkan
perhatian khusus dalam penangannya agar kodnsisi secara fisik dan
tingkat keakurasiannya tetap terjaga dengan baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Sensor temperature adalah sensor yang berpengaruh
terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor. Termistor
(tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan
sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur
yang tinggi dan biasanya bernilai negative.
c. Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi
adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini
merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet
buah terminal elektroda platina-rhodium di belakang sisinya.
4
2.2 Persiapan Alat (Setting)
Tahap persiapan ini sangat penting dilakukan karena merupakan
kunci pertama dari keberhasilan perekaman data yang akan dilakukan.
Dimana dalam tahap ini yang dilakukan antara lain:
1. Pemasangan baterai pada instrument
2. Melapiskan/mengoleskan Silicon Grease pada bagian-
bagian sambungan (ditandai dengan karet O-ring) dari
instrument. Hal ini dilakukan untuk merawat karet O-ring dari
kerentanan akibat sifat korosif dari air laut, dimana jika kondisi
O-ring sudah kendor atau rusak maka air laut bisa masuk ke
bagian dalam (ruang mekanik/elektronik) dari instrument yang
seharusnya kedap air.
3. Memasang instrument ke dalam housing / casing, yang
berfungsi sebagai pelindung instrument terhadap benturan.
4. Melalukan setting data perekaman yang akan diambil
melalui hubungan (communication port) antara instrument
dengan laptop.
5
Pensettingan tersebut meliputi sensor-sensor parameter mana saja
yang diaktifkan, jumlah profil yang akan direkam, dan interval waktu
perekaman data.
6
Sedangkan jika perekaman data yang dilakukan secara in situ
seperti CTD profiler terhadap kedalaman vertical pada beberapa titik
stasiun, maka yang diperhitungkan adalah kondisi arus dan gelombang
perairanya apakah memungkinkan dilakukan perekaman data kedalaman
vertical pada beberapa titik.
7
gambar 3 : Lokasi pemasangan CTD.
8
Instrument yang telah diinstalasi kemudian di tandai keberadaanya
dengan pelampung (buoy) dan di-marking posisi-nya dengan GPS. Tetapi
dalam pelaksanaan kegiatan pengetesan perlatan ini, kami tidak
membawa GPS karena keterbatasan jumlah GPS, dimana pada saat yang
bersamaan digunakan survei tim PRWLSN yang lain.
9
massa air kolom terlebih dahulu dilakukan sebelum peralatan yang telah
di-instalasi di dasar perairan ditinggalkan untuk sekian waktu..
10
gambar 5 : Pengambilan data.
11
ADP. Data hasil rekaman kami diskusikan apakah sudah cocok dengan
hasil yang diharapkan ketika setting awal dilakukan, dan keakurasiannya
dengan fenomena alam yang terjadi.
Tahap ini kami lakukan pada malam hari karena mulai pagi hingga
sore hari kami melakukan persiapaan awal dan deployment. Secara
umum hasil pengetesan alat menunjukkan bahwa semua instrument
berjalan dengan baik. Data hasil rekaman Tide Gauges dan CTD Profiler
menunjukkan fenomena yang realiable dengan kondisi di alam. Tetapi
data hasil rekaman ADP mengalami error pembacaan ketika akan diolah.
Hal ini akan dibahas pada sub-bab 4.2 Diskusi.
12
gambar 6 : Hasil data CTD
13
Pengambilan sampel air sering dilakukan pada kedalaman tertentu
sehingga para ilmuwan dapat mempelajari sifat fisik dari kolom air di
tempat (kedalaman) tertentu dan waktu. Secara prinsip instrumentasi alat
ini mengukur kualitas air dengan menggunakan sensor atau probe yang
ditempel pada rangkaian alat, setelah sensor membaca kualitas air lalu
ditransfer ke komputer di atas kapal setelah diproses lalu ditampilkan ke
monitor. Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD
Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol
berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta
pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi
dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi
sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman,
salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan
pengoprasian CTD dapat terekam.
14
gambar 7 : Sensor Tekanan
2. Sensor Temperatur.
Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh
terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor. Termistor
(tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang berperan
sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur yang
tinggi dan biasanya bernilai negative. Alatini terbuat dari campuran
Oksida-Oksida logam yang diendapkan seperti mangan, nikel,
kobalt dll.
15
gambar 8 : Sensor temperature
3. Sensor Konduktifitas.
Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi
adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini
merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga danempet
buah terminal elektroda platina-rhodium di belakang sisinya.
Sebagai sensor yang melewati nilai konduktifitas maka rata-rata
hasil proses dalam pengukuran akan melewati nilai rendah (low
pass fliter). Sensor ini akan mulai mengukur ketika alat telah
bergerak masuk kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan.
Sebenarnya sensor ini mengukur nilai konduktifitas untuk
mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di sebuah perairan
sacara tidak langsung.
16
gambar 9 : Sensor Konduktivitas.
17
Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi
menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada
CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi
keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai
sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data
tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD
diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu
selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer
tersambung.
Kekurangan CTD:
Alatnya kecil, bertenaga rendah sensor CTD yang digunakan pada
instrumen otonom seperti MP, glider, profil mengapung dan AUVs lebih
kompleks untuk beroperasi, keterbatasan utama adalah kebutuhan untuk
mengkalibrasi sensor individu. Hal ini terutama berlaku untuk instrumen
otonom dikerahkan untuk jangka waktu yang lama. (Kapal-dikerahkan
CTDs yang direferensikan dengan data sampel air yang tidak tersedia
secara umum dengan penyebaran instrumen otonom.) Oleh karena itu,
sensor harus stabil untuk periode penyebaran, atau asumsi tentang sifat-
sifat air laut harus dibuat dan dirujuk ke data sensor.
18
CTD diletakan pada kerangka Rosette. Kemudian probe
dihubungkan dengan kabel elektrik yang ada kerangka Rosette. Berat dari
kerangka Rosette tersebut sekitar 25 Kg dan menghabiskan panjang
kabel sekitar 5 meter untuk mengikat probe ke lengan-lengan kerangka.
Setelah semua perangkat di pasang, akan lebih baik jika kita memeriksa
keseimbangan peralatan, jika dipastikan fix maka kita dapat mulai
memasukan CTD kedalam laut.
19
6. Setelah mendapatkan data yang diinginkan maka stop
penerimaan data dari Probe. Berhentikan juga perekaman data
pada recorder. Kemudian dapat ditarik ke permukaan air, dengan
catatan tidak ada lagi data yang di kirim oleh CTD dan dipastikan
OFF.
7. Setelah unit data akusisi di-Offkan dan instrument diletakan di
atas kapal maka tekan End of Profile data dan diberhentikan
akusisi program. Data yang di dapat bisa langsung disambungkan
ke personal Computer atau direkam oleh Tipe Recorder.
8. Proses pengambilan data selesai.
Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel,
kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter
karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan
konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air
sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel
koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai
pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset
untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.
20
Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer
akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur
sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam. Sensor
adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal
elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor
temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut
(konduktivitas). mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di sebuah
perairan sacara tidak langsung.
21
Keuntungan dari cetakan CTD adalah perolehan data resolusi
tinggi. Batasan pengambilan sampel CTD adalah bahwa hanya satu titik di
ruang angkasa (lokasi pengambilan sampel) yang dapat diambil
sampelnya pada satu waktu, dan banyak cetakan, yang mahal dan
memakan waktu, diperlukan untuk memperoleh gambaran luas tentang
lingkungan laut yang menarik. Namun, dari informasi yang dikumpulkan
selama cast CTD, para ilmuwan dapat menyelidiki bagaimana parameter
fisik terkait, misalnya, dengan distribusi dan variasi organisme yang hidup
di laut yang diamati, sehingga memperdalam pemahaman kita tentang
proses yang mengatur kehidupan laut.
22
Data salinitas, suhu dan kedalaman dalam format ASCII kemudian
data tersebut menjadi data masukan untuk diolah di program Ms. Excel.
Hasil pengolahan Ms. Excel menjadi data masukan untuk diolah di
software ODV. Dari pengolahan ODV akan didapatkan hasil output data
sebaran vertikal (berupa grafik menegak) dan bagian vertikal (irisan
melintang).
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa:
1. Peralatan atau instrumentasi survei adalah sangat penting
dibutuhkan dalam menunjang kegiatan penelitian untuk
mendapatkan hasil yang baik. Perekaman data lapangan sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan kondisi ini situ dan time
series, yang kemudian bisa digunakan secara langsung dalam
tahap analisa kondisi lingkungan (perairan) maupun digunakan
sebagai data input untuk analisa lanjutan melalui pemodelan
numerik.
2. CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas,
tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara umum, sistem CTD
terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran.
Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel,
kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter
karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan,
temperatur, dan konduktivitas
3.2 Saran
Disarankan untuk para pembaca agar katika setelah membaca
pembahasan diatas harap untuk ilmunya saling mengamalkan dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan bagi
mahasiswa mohon makalah ini di sempurnakan lagi demi kemajuan ilmu
pengetahuan tentang perkembangan oseanografi untuk penelitian
karakteristik air laut.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=peranan+peta+laut+indonesia&safe=st
1621020817537&ei=kdCeYNuiINjWz7sP26iEkAQ&oq=peranan+pe
ta+laut+&gs_lcp=Cgd(Sumber diakses pada tanggal 18 Mei 2021,
pukul 02.15 WIB)
https://barunajaya.bppt.go.id/index.php/id/berita/item/127-surveipemetaan-
bawah-laut-pada-area-landas-kontinen-indonesia-diperairan-utara-
papua.html(Sumber diakses pada tanggal 18 Mei 2021, pukul
04.30 WIB)
https://media.neliti.com/media/publications/129302-ID-autonomous-
underwater-vehicle-untuk-surv.pdf(Sumber diakses pada tanggal
18 Mei 2021, pukul 04.15 WIB)
http://onesiklopedia.blogspot.com/2013/05/instrumen-ctd-conductivity-
temperature.html(Sumber diakses pada tanggal 18 Mei 2021, pukul
04.20 WIB)
https://www.academia.edu/25847113/MAKALAH_INSTRUMENTASI_KEL
AUTAN_Depth_and_Pressure_Measurements_and_Water_Propert
y_Measurements_Temperature_Salinity_Density_and_Tracers_(Su
mber diakses pada tanggal 18 Mei 2021, pukul 04.10 WIB)
25