COUNTING METHODS
INCLUSION-EXCLUSION PRINCIPLE,
DERANGEMENT, PARITY OF INTEGER, DAN
FUNGSI PEMBANGKIT
Anggota Kelompok 2
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
nyak bilangan dimana salah satunya adalah bilangan integer (bulat). Dalam
bilangan bulat terdapat istilah parity of integer dimana membagi bilangan bulat
menjadi dua yaitu bilangan genap dan bilangan ganjil. Secara matematis dapat
ditulis untuk bilangan genap dinotasikan n = 2k dan bilangan ganjil dinotasikan
n = 2k + 1.
Matematika diskrit mempunyai cabang ilmu yang dapat menyelesaikan per-
masalahan dibidang matematika seperti power series, penyelesaian relasi rekursif,
dan pembuktian fungsi identitas. Ilmu tersebut adalah fungsi pembangkit. Me-
nurut Rosen [2], fungsi pembangkit digunakan untuk menyajikan barisan secara
ringkas dengan mengkodekan unsur dari suatu barisan sebagai koefisien dalam
deret pangkat suatu variabel.
Pada makalah ini, akan dibahas mengenai prinsip - prinsip yang bisa di-
gunakan untuk menyelesaikan masalah matematika yang tidak bisa diselesaikan
dengan prinsip - prinsip perhitungan biasa. Adapun prinsip - prinsip tersebut,
yaitu inclusion-exclusion, derangement, parity of integer, dan fungsi pembangkit.
1.3 Tujuan
2
1. mengetahui konsep dan rumus umum prinsip inclusion-exclusion,
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Definisi 2.1.1. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda dan
tidak berurutan.
4
Gambar 2.1. Himpunan Nondisjoint A dan B
|A ∪ B| = |A| + |B|
5
Gambar 2.3. Jumlah Elemen dengan (a) |A| + |B| + |C|, (b) |A| + |B| + |C| − |A ∩
B|−|B∩C|−|A∩C|, dan (c) |A|+|B|+|C|−|A∩B|−|B∩C|−|A∩C|+|A∩B∩C|
+ . . . + (−1)n−1 |A1 ∩ A2 ∩ . . . ∩ An |.
Bukti. Akan dibuktikan bahwa setiap elemen dihitung tepat sekali pada sisi ka-
nan persamaan. Anggap a adalah elemen dari tepat r himpunan A1 , A2 , . . . , An
∑
dimana 1 ≤ r ≤ n. Elemen a dihitung sebanyak C(r, 1) kali dari |Ai |, dihitung
∑
sebanyak C(r, 2) kali dari |Ai ∩ Aj |. Secara umum, dihitung sebanyak C(r, m)
kali dari penjumlahan m himpunan Ai . Dengan demikian, elemen a dihitung
dengan
C(r, 1) − C(r, 2) + C(r, 3) − . . . + (−1)r+1 C(r, r)
∑
n
kali pada sisi kanan persamaan. Dengan menggunakan (−1)k (nk ) = 0 maka
k=0
6
Sedemikian hingga untuk setiap elemen gabungan himpunan A1 , A2 , . . . , An
dihitung tepat sekali pada sisi kanan persamaan. Jadi, prinsip inclusion-exclusion
terbukti.
2.2 Derangement
Definisi 2.2.1. Derangement adalah permutasi dari suatu objek dimana objek
tersebut tidak berada pada posisi seharusnya atau telah berubah dari posisi semula.
Menurut Rosen [2], permutasi 21453 adalah derangement dari 12345 karena
tidak ada angka yang berada di posisi semula. Akan tetapi, 21543 bukan meru-
pakan derangement dari 12345 karena terdapat angka yang berada pada posisi
semula yaitu angka 4. Dalam kasus ini akan digunakan prinsip inclusion-exclusion
untuk menghitung banyaknya derangement tersebut.
Misalkan Dn adalah notasi dari jumlah banyaknya derangement dari n ob-
jek. Contohnya, D3 = 2 karena derangement dari 123 adalah 231 dan 312. Akan
ditentukan Dn , untuk semua bilangan positif n menggunakan prinsip
inclusion-exclusion
′ ′ ′
Dn = N (P1 , P2 , . . . , Pn ).
7
Dengan menggunakan prinsip inclusion-exclusion diperoleh
∑ ∑ ∑
Dn = N − N (Pi ) + N (Pi Pj ) − N (Pi Pj Pk ) + . . . +
i i<j i<j<k
n
(−1) N (P1 P2 . . . Pn ). (2.3)
N (Pi Pj ) = (n − 2)!
N (P1 P2 . . . Pm ) = (n − m)!
Selanjutnya mensubtitusi persamaan (2.4), (2.5), dan (2.6) pada persamaan (2.3)
sehingga diperoleh
Dn = n! − C(n, 1)(n − 1)! + C(n, 2)(n − 2)! − . . . + (−1)n C(n, n)(n − n)!
n! n! n!
= n! − (n − 1)! + (n − 2)! − . . . + (−1)n 0!. (2.7)
1!(n − 1)! 2!(n − 2)! n!0!
8
Persamaan (2.7) dapat disederhanakan menjadi
[ ]
1 1 1 n 1
Dn = n! 1 − + − + . . . + (−1)
1! 2! 3! n!
Teorema 2.3.1. Untuk sebarang bilangan bulat n dan sebarang bilangan bulat
positif d, terdapat bilangan bulat q dan r sedemikian sehingga
n = dq + r dan 0 ≤ r < d.
n − dq = r (2.8)
karena setiap bilangan bulat di dalam S dapat dituliskan dalam bentuk persama-
an (2.8). Jika ditambahkan dq pada kedua ruas persamaan (2.8) maka diperoleh
n = dq + r.
n − d(q + 1) = n − dq − d = r − d ≥ 0,
sehingga n − d(q + 1) menjadi bilangan bulat nonnegatif dalam S yang lebih kecil
daripada r. Tetapi, r adalah bilangan bulat terkecil dalam S. Kontradiksi ini
9
menunjukkan bahwa pengandaian r ≥ d salah. Jadi, terbukti bahwa terdapat
bilangan bulat r dan q yang memenuhi
n = dq + r dan 0 ≤ r < d.
Definisi 2.3.1. Untuk bilangan bulat n dan bilangan bulat positif d, berlaku
ndivd = hasil bagi bilangan bulat yang diperoleh ketika n dibagi dengan d
nmodd = sisa hasil bagi bilangan bulat nonnegatif yang diperoleh ketika n
dibagi dengan d.
Secara matematis, jika n dan d adalah bilangan bulat dan d > 0 maka
Teorema 2.3.2. Untuk sebarang dua bilangan bulat yang saling berurutan mem-
punyai paritas yang saling berlawanan.
Bukti. Diambil sebarang dua bilangan bulat yang berurutan, misal m dan m + 1.
Akan dibuktikan apakah salah satu dari m dan m + 1 adalah genap dan yang
lainnya adalah ganjil.
10
1. Kasus 1 (m genap)
Dalam kasus ini m dapat dibentuk menjadi m = 2k untuk suatu bilangan
bulat k sehingga m + 1 = 2k + 1. Akibatnya, m + 1 adalah ganjil (menurut
definisi bilangan ganjil). Oleh karena itu, jika m genap maka bilangan bulat
selanjutnya, m + 1 adalah ganjil.
2. Kasus 2 (m ganjil)
Dalam kasus ini, m dapat dibentuk menjadi m = 2k + 1 untuk suatu k
bilangan bulat sehingga m+1 = (2k+1)+1 = 2k+2 = 2(k+1) dengan k+1
adalah bilangan bulat (penjumalahan dua bilangan bulat adalah bilangan
bulat) sehingga m + 1 sama dengan dua kali bilangan bulat. Jadi, m + 1
merupakan bilangan genap. Oleh karena itu, pada kasus ini berlaku salah
satu dari m dan m + 1 adalah genap serta yang lain adalah ganjil.
Dari 1 dan 2 terbukti bahwa untuk sebarang dua bilangan bulat yang saling
berurutan mempunyai paritas yang saling berlawanan.
Teorema 2.3.3. Kuadrat dari sebarang bilangan bulat ganjil dapat dibentuk men-
jadi 8m + 1 untuk suatu bilangan bulat m.
n2 = (4q + 1)2
= (4q + 1)(4q + 1)
= 16q 2 + 8q + 1
= 8(2q 2 + q) + 1
n2 = 8m + 1
11
dengan m = 2q 2 + q, m bilangan bulat. Jadi, untuk n = 4q + 1, kuadrat
dari n dapat dibentuk menjadi n2 = 8(2q 2 + q) + 1 = 8m + 1 dengan m
adalah bilangan bulat.
n2 = (4q + 3)2
= (4q + 3)(4q + 3)
= 16q 2 + 24q + 9
= 8(2q 2 + 3q + 1) + 1
n2 = 8m + 1
Dari 1 dan 2 terbukti bahwa kuadrat dari sebarang bilangan bulat ganjil dapat
dibentuk menjadi 8m + 1 untuk suatu bilangan bulat m.
12
Definisi 2.4.1. Fungsi pembangkit dari barisan bilangan real a0 , a1 , a2 , . . . , ak , . . .
bisa dituliskan dalam bentuk
∑
∞
2 k
G(x) = a0 + a1 x + a2 x + . . . + ak x + . . . = ak xk .
k=0
maka berlaku
∑
∞
f (x) + g(x) = (ak + bk )xk (2.9)
k=0
dan ( k )
∑
∞ ∑
f (x)g(x) = aj bk−j xk . (2.10)
k=0 j=0
∑∞ ∑∞
Bukti. Diketahui f (x) = k=0 ak xk dan g(x) = k=0 bk x
k
sehingga
13
maka, untuk persamaan (2.9)
f (x) + g(x) = a0 + a1 x + a2 x2 + . . . + ak xk + . . . + b0 + b1 x + b2 x2 + . . . +
bk xk + . . .
= a0 + b0 + a1 x + b1 x + a2 x2 + b2 x2 + . . . + ak xk + bk xk + . . .
+ . . .)
= a0 (b0 + b1 x + b2 x2 + . . . + bk xk + . . .) + a1 x(b0 + b1 x + b2 x2 + . . .
+bk xk + . . .) + a2 x2 (b0 + b1 x + b2 x2 + . . . + bk xk + . . .) + . . . +
ak xk (b0 + b1 x + b2 x2 + . . . + bk xk + . . .) + . . .
. . . + a2 x2 bk xk + . . .) + . . . + (ak xk b0 + ak xk b1 x + ak xk b2 x2 + . . . +
ak xk bk xk + . . .) + . . .
= a0 b0 + a0 b1 x + a1 b0 x + . . . + a0 b2 x2 + a1 b1 x2 + a2 b0 x2 + . . . +
a0 bk xk + ak b0 xk + . . .
( k )
∑∞ ∑
f (x)g(x) = aj bk−j xk .
k=0 j=0
14
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pembahasan berikut diberikan beberapa contoh soal serta penyelesa-
iannya dengan menggunakan inclusion-ixclusion, derangement, parity of integer,
dan fungsi pembangkit. Contoh soal diambil dari Rosen [2].
15
maka
|S| = |X ∪ Y ∪ Z| + |N |
|N | = |S| − |X ∪ Y ∪ Z|
|X ∩ Y ∩ Z|)
= 2504 − 2012
= 492.
2. Sebuah mesin yang bekerja untuk memasukkan surat ke dalam amplop tiba-
tiba rusak sehingga mesin tersebut memasukkan surat secara acak ke dalam
amplop. Apabila terdapat 7 surat maka berapa banyak cara agar:
a. tidak ada surat yang dimasukkan ke dalam amplop yang benar dan
16
Jadi, terdapat 1854 cara semua surat tidak dimasukkan ke dalam am-
plop yang benar.
X1 = C(7, 5)D2
[ ]
1 1
= 21(2!) 1 − +
1! 2!
[ ]
1 1
= 21(2) 1 − +
1 2
= 21 cara.
17
sebarang k bilangan bulat. Subtitusi 2k sebagai n, diperoleh
3n + 2 =3(2k) + 2
=6k + 2
=2(3k + 1)
=2m
G(x) = a0 + a1 x + a2 x2 + . . . + ak xk + . . . .
G(x) = a0 + a1 x + a2 x2 + . . . + ak xk .
Maka fungsi pembangkit dari barisan bilangan 1, 4, 16, 64, 256 adalah
Sehingga diperoleh
Jadi, fungsi pembangkit dari barisan bilangan 1, 4, 16, 64, 256 adalah
∑
4
G(x) = (4x)k .
k=0
18
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
+ . . . + (−1) n−1
|A1 ∩ A2 ∩ . . . ∩ An |.
n = dq + r dan 0 ≤ r < d.
19
DAFTAR PUSTAKA
[2] Rosen, K. H., Discrete Mathematics and Its Applications, 7th ed., McGraw-
Hill, New York, 2012.
[3] Susanna, S., Discrete Mathematics with Applications, 4th ed., Cengage
Learning, United States of America, 2011.
20
4.1 Job Description
21