KELAS A
Dosen
Disusun oleh
Ketchia Sevtyani Tarema
(19330742)
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
mempertahankan homeostatis tubuh system ini merupakan salah satu system yang
utama, dan dalam mempertahankan homeostatis ekskresi aair dan elektrolit pada
asupan harus lebih dikarenakan sebagian jumlah air dan elektrolit diikat oleh
tubuh.
Menurut Tjay, T.H dan Rahardja, K (2002) diuretika merupakan zat yang
dapat memperbanyak pengeluaran urin atau biasa disebut dengan diuresis dan
bekerja langsung pada ginjal. Dengan kata lain diuretic dapat mempercepat laju
pembentukan urin.
Tujuan
Mengamati frekuensi dan jumlah urin pada mencit setelah diberikan obat
diuretic.
BAB II
Tinjauan Pustaka
pengeluaran lewat kemih. Obat ini bekerja khusus pada tubuli namun juga pada
Pada umumnya diuretic dibagi menjadi lima kelompok yaitu yang pertama
diuretic lekungan contohnya furosemide, obat ini berkhasiat kuat dan pesat namun
durasi kerja obat singkat yaitu 4-6 jam dan biasa digunakan pada keataan akut.
efek obat ini lambat dan lemah namun durasi kerja obat panjang yaitu 6-48 jam
dan biasa digunakakn pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung.
diuretic dari golongan ini lemah dan khusus digunakan kombinasi dengan diuretic
lain guna menghemat ekskresi kalium. Diuretic yang keempat yaitu diuretic
osmosi contohnya manitol dan sorbitol memiliki efek diuresis osmotic dengan
ekskresi air kuat dan relative sedikit ekskresi Na+ . dan golongan yang terakhir
alergik, dan diuretic kuat juga tidak dianjurkan pada wanita hamil karena
Metode Percobaan
- CMC Na 1%
- Spuit injeksi 1 ml
- Jarum sonde
- Timbangan hewan
- Kandang diuretic
- Beker glas
- Gelas ukur
Hewan Uji
Prosedur
- Bagi tikus menjadi 3 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 2 ekor
tikus:
Kelompok I : CMC Na 1% secara PO
- Catat pada tabel pengamatan kemudian hitung volume kumulatif urin yang
diekskresikan :
Hasil
Dalam percobaan kali ini menggunakan 6 ekor tikus yang dibagi menjadi
Dosis Volume
Kelompok Tikus ke- BB pemberian pemberian
(mg) (ml)
I I 250 1% 0,5
CMC- NA II 280 1% 0,5
II I 230 0,414 1,035
Furosemid II 270 0,486 1,215
III I 250 2.25 2,25
spironolakton II 260 2,34 2,34
Tabel pengamatan
tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok. Pada kelompok I diberikan CMC-Na, pada
dengan rute pemberian secara peroral. Percobaan ini dilakukan untuk mengamati
efek diuretic pada masing masing kelompok tikus, kemudian menghitung volume
kumulatif urin yang diekskresikan dimana dikatakan positif jika presentase diatas
75%.
frekuensi urinisasi selama 2 jam sebanyak lima kali dengan volume urin kumulatif
sebanyak 2,9 ml dengan presentase volume urin yang dieskresikan sebanyak 58%,
dan pada tikus kedua kelompok ini memiliku frejuensi urinisasi sebanyak enam
kali dengan volume urin kumulatif selama 2 jam sebanyak 2,6 ml dengan
presentase volume urin yang diekskresikan sebanyak 52% dari hasil pengamatan
tersebut dapat dikatakan bahwa CMC-Na negative atau tidak memiliki efek
jam sebanyak delapan kali dengan volume urin kumulatif sebanyak 9,3 ml dan
presentase urin yang diekskresikan sebanyak 186%, dan pada tikus kedua
frekuensi urinisasi selama 2 jam sebanyak enam kali dengan volume urin
efek diuretic.
Pada kelompok III tikus diberika spironolakton dengan dosis 100 mg/ kg
sebanyak lima kali dengan volume urin kumulatif sebanyak 5,5 ml dan presentase
urin yang diekskresikan sebanyak 110%, dan pada tikus kedua frekuensi urinisasi
selama 2 jam sebanyak enam kali dengan volume urin kumulatif sebanyak 5,3 ml
dan presentase urin yang diekskresikan sebanyak 106%, sehingga dapat dikatakan
dan kalium dalam urin oleh karena itu furosemide dikatakan sebagai antidiuretic
yang berkhasiat kuat namun memiliki masa kerja yang pendek. Sedangkan
natrium dan air, namun kalium tetap dipertahankan. Sehingga dari percobaan ini
dapat diurutkan yang mempunyai duretik kuat adalah furosemide dan yang kedua
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan efek diuretic pada tikus yang memiliki efek
diuretic yang kuat adalah furosemide sesuai dengan teori karena furosemide
penghemat kalium dan CMC-Na tidak memiliki efek diuretic karena hanya
https://www.academia.edu/34900628/Laporan_Praktikum_Farmakologi_dan_Tok
silogi_Diuretik (diakses pada rabu, 1 juli 2020)
Tim Dosen ISTN, (2018). Petunjuk dan Paket Materi Praktikum Farmakologi.
Jakarta.
Tjay, T. H., Rahardja, K. (2007). Obat-obat Penting. PT. Gramedia. Jakarta.
PERCOBAAN UJI DIABETES
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
pengaturan insulin dari sel-sel β. Insulin memiliki peran penting untuk menjaga
kadar glukosa dalam darah tetap normal. Kadar glukosa norma adalah 6 – 120
mellitus terbagi atas dua kelompok yaitu diabetes mellitus tipe 1 yang merupakan
diabetes yang bergantung pada insulin sedangkan diabetes mellitus tipe 2 tidak
Tujuan
mengetahui peran insulin dalam tubuh dan pengaruh terhadap diabetes, mengenal
ukur glukosa.
Prinsip
obat antidiabetes.
BAB II
Tinjauan Pustaka
beradarkan keluhan dari pasien seperti polyuria, polydipsia, dan polifagia juga
ditentukan juga dengan peeriksaan laboratorium. Selain itu glukosa dapat diukur
secara konvensional dengan menggunakan alat ukur kadar glukosa yang banyak
dijual dengan menggunakan sampel darah kapilari. Juga dapat digunakan pada
glukosa.
Metode Percobaan
- CMC Na 1%
- Glibenklamid 5mg
- Metformin 500 mg
- Spuit injeksi 1 ml
- Jarum sonde
- Timbangan hewan
- Accu-Chek
- Striup glukosa
Hewan Uji
Prosedur
masing-masing mencit
- Cek kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian glukosa yaitu pada
menit ke-0 dengan memotong bagian ujung ekor mencit dan daranya
diteteskan pada bagian ujing strip dan akan terlihat kadar glukosa mencit
setelah 5 menit. Catat sebagai kadar glukosa darah puasa atau GDP
- Pada menit ke-5 setelah pemberian glukosa dicek kadar glukosa mencit,
- Cek kadar glukosa darah mencit pada menit 20, 40, 60, 80, 100, 120.
Hasil
Pada percobaan kali ini digunakan 15 ekor mencit yang dibagi menjadi 3
Dosis Volume
kelompok Mencit ke- BB (g) pemberian pemberian
(mg) (ml)
I 23 1% 0,5
II 27 1% 0,5
I III 29 1% 0,5
IV 25 1% 0,5
V 22 1% 0,5
I 24 0,0156 0,156
II 30 0,0195 0,195
II III 28 0,0182 0,182
IV 26 0,0169 0,169
V 24 0,0156 0,156
I 25 1,625 0,1625
II 28 1,456 0,1456
III III 26 1,69 0,169
IV 31 2,015 0,2015
V 29 1,885 0,1885
Tabel hasil pengamatan
pada kelompok III diberikan metformin dengan dosis 500 mg/ kg BB manusia.
insulin dari sel-sel beta. Insulin dihasilkan oleh pancreas yang berfungsi sangat
pemberian antidiabetes.
pada kelompok ini tidak ada penurunan kadar glukosa dalam darah setelah
pemberian CMC-Na.
CMC-Na 1%
140
120
Kada Glukosa mg/dL
100
80
60
40
20
0
mencit-1 mencit-2 mencit-3 mencit-4 mencit-5
glukosa ada kenaikan kadar glukosa dalam darah dan setelah pemberian
generasi kedua dengan khasiat hipoglokemis yang kuat. Yang bekerja dengan
120
Kadar glukosa mg/dL
100
80
60
40
20
0
mencit-1 mencit-2 mencit-3 mencit-4 mencit-5
mengalami penurunan glukosa dalam darah yang berarti metformin efektif dalam
selain itu metformin juga meningkatkan glukosa insulin yang diperantarai oleh
jaringan perifer.
Metformin 500mg/70kg manusia
120
100
Kadar glukosa mg/dL
80
60
40
20
0
mencit-1 mencit-2 mencit-3 mencit-4 mencit-5
Kesimpulan
antidiabetes yang lebih baik adalah metformin dan yang kedua adalah
https://www.academia.edu/34900661/Laporan_Praktikum_Farmakologi_dan_Tok
silogi_Diabetes_Melitus (diakses pada rabu, 1 juli 2020)
https://ocyocoico.wordpress.com/2014/06/07/laporan-farmakologi-antidiabetes/
(diakses pada rabu, 1 juli 2020)
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-farmakologi-antidiabetes.html
(diakses pada rabu, 1 juli 2020)
https://www.academia.edu/39674042/LAPORAN_PRAKTIKUM_FARMAKOL
OGI_ANTI_DIABETES (diakses pada rabu, 1 juli 2020)