NUKI AMALA
SAM C 02 16 024
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI
NUKI AMALA
SAM C02 16 024
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI
BARAT MAJENE
2020
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Produk Utama Pada KSU Uwai Barani Kabupaten Polewali Mandar” adalah
hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bila kemudian hari ternyata pernyataan
saya terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
berlaku.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
karena hanya Allah SWT, sumber segala motivasi, asal seluruh energi kreatif,
serta pangkal segala inisiatif, maka amat pantas seorang hamba mengucap syukur
Muhammad SAW, rasul yang rela mengorbankan jiwa, harta serta segala apa yang
dimilikinya demi tegaknya kebenaran di persada bumi ini. Beliau adalah uswatun
hasanah yang telah memberi cahaya kesucian dan kebenaran kepada seluruh
Alhamdulillah, atas izin dan petunjuk Allah Azza Wajalla, Skripsi dengan
Polewali Mandar” ini dapat penulis selesaikan. Pernyataan rasa syukur kepada
Sang Khalik, atas hidayah yang diberikan kepada penulis dalam mewujudkan
karya ini tidak dapat dilukiskan dengan kata apapun, kecuali dengan menyadari
menyelesaikan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
dengan penuh rasa ikhlas dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan
kepada Ibu Sri Astuty Ratnasari Manggu, SE.,M.Ak selaku dosen Pembimbing I
vi
dan Ibu Indayani B, SE.,M.Ak selaku dosen Pembimbing II, yang telah dengan
kepada Ayahanda Muhammad Samil dan Ibunda Hardiningsih yang dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang dalam membesarkan dan mendidik penulis, serta doa
St. Haerawati, S.Si, Mardawati Sam, S.Si dan Hairul Umam yang dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan semangat dan dukungan baik moril
maupun materil sehingga penulis dapat selalu tersenyum dan bersemangat dalam
Tak lupa pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
Barat.
4. Ibu Nurul Listiawati, SE., M.Acc. Ak Sebagai Dosen Penguji II dan Bapak
vii
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sulawesi Barat yang
Sulawesi Barat
7. Bapak Jelisman dan Ibu Lisa Anugrah selaku Ketua dan Bendahara KSU
Uwai Barani atas kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
tugas akhir ini. Kalian telah menggoreskan aneka warna dalam hidupku.
Tak lupa pula penulis haturkan permohonan maaf dan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan semangat selama penulis
bisa berusaha mendekati kesempurnaan itu. Oleh karena itu penulis menyadari
bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri
penulis. Oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya
viii
Akhir kata, penulis berharap semoga bantuan yang telah diberikan oleh
semua pihak terhitung sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT dan mudah-
mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat serta menambah khasanah ilmu
Penulis
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................................i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................................iv
MOTTO...........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
ABSTRAK.......................................................................................................................x
ABSTRACT.....................................................................................................................xi
DAFTAR ISI....................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL............................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................7
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................................8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................................82
5.2 Keterbatasn Penelitian.......................................................................................83
5.3 Saran..................................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................85
LAMPIRAN.....................................................................................................................87
xiii
DAFTAR TABEL
1.1 Data
Penju
alan
Produ
k
Utam
a
Tahu
n
2019
..........................
1.2 Data
Penju
alan
Produ
k
Samp
ingan
Tahu
n
2019
..........................
2.1 Conto
h
Penya
jian
Penda
patan
Penju
alan
Produ
k
Samp
ingan
Sebag
ai
Peng
hasila
n
Dilua
r
Usah
a........................
2.2 Conto
h
Penya
DAFTAR TABEL
jian 4.4 Biaya
Penda Kema
patan san
Penjua Sela
lan ma
Produ Tahu
k n
Sampi 2019
ngan ..........................
Sebag
4.5 Depre
ai
siasi
Penghasilan Alat
Diluar Usaha........................................................................................................... Produ
ksi.....................
2.3 Tinjauan
Emp 4.6 Evalu
irik asi
Biaya
32 Over
3.1 Waktu head
Penelitian Pabri
39 k........................
2.1
Kerangka
Konseptual
37
4.1
Struktur
Organisasi
KSU Uwai
Barani........................
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
koperasi juga mendorong kondisi perekonomian saat ini. Koperasi menjadi tempat
yang sesuai untuk masyarakat yang masih kuat dengan rasa kegotong-royongan
Untuk mencapai tujuan tersebut terutama dalam hal mencapai laba yang
1
2
Selain digunakan sebagai alat untuk menentukan harga jual, harga pokok
produksi juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur efisiensi pelaksanaan proses
Untuk itu dibutuhkan metode yang tepat dalam menentukan Harga Pokok
Produksi sehingga dapat menghasilkan laba yang maksimal dan tepat dijadikan
(Wijayanti,R.2011:2).
Dalam proses produksi ada beberapa usaha yang dapat menghasilkan dua
jenis produk sekaligus dalam satu kali produksi yaitu produk utama dan produk
sampingan. Produk utama adalah tujuan utama operasi perusahaan yang memiliki
kuantitas yang lebih banyak dan harga jual yang relatif lebih tinggi sedangkan
produk sampingan adalah produk yang bukan tujuan utama dari operasi
perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses produksi dan
produk utama. Dalam kasus yang lain produk sampingan dapat terjadi bukan
karena adanya proses produksi bersama tetapi dihasilkan dari proses penyiapan
bahan baku sebelum bahan baku tersebut diproses menjadi produk utama. Oleh
diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu (1) produk yang dijual dalam bentuk
aslinya setelah titik pisah tanpa pemrosesan lebih lanjut dan (2) produk yang
memerlukan pemrosesan lebih lanjut agar dapat dijual dengan harga lebih tinggi
produk yang dihasilkan yaitu Minyak Virgin Coconut Oil (VCO) dan Minyak
produksinya terdapat sisa limbah atau sampah yang dihasilkan oleh produk utama.
Sisa limbah tersebut disebut dengan produk sampingan. Produk sampingan yang
dihasilkan tersebut yaitu berupa Tempurung, Ampas Kelapa dan Bungkil Kelapa.
Produk sampingan ini dijual keberbagai pengusaha seperti usaha arang, usaha
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang sama karena
diproses dalam satu pengolahan yang sama pula. Pada kasus seperti ini
setiap produk yang dihasilkan guna mendapatkan informasi harga pokok produksi
tepat pula.
pendapatan penjualan produk sampingan tersebut. Dalam hal ini menurut Bustami
harga pokok yakni suatu metode dalam perhitungan produk sampingan tidak
memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah.
kotornya, selain itu koperasi ini menganggap tidak perlu mengalokasikan biaya
Barani langsung dijual tanpa proses lebih lanjut. Koperasi ini juga membebankan
seluruh biaya produksi kepada produk utama sehingga kondisi ini menyebabkan
biaya produksi produk utama menjadi lebih tinggi dari nilai yang sebenarnya.
sederhana dan belum sesuai dengan kaidah akuntansi yang berlaku. KSU Uwai
Berikut adalah data penjualan untuk produk utama dan produk sampingan
senilai Rp. 131.000.000, jumlah ini tentunya sangat material meskipun tidak
Meskipun produk sampingan memiliki nilai jual yang relatif lebih rendah
berikut :
sampingan.
sampingan.
2) Bagi Peneliti
BAB I PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
karena itu besar kecilnya biaya akan sangat berpengaruh terutama dalam hal
penentuan harga pokok produksi sehingga laba atau rugi entitas bisnis sangat
tergantung dari pengelohan biayanya. Untuk itu dengan besarnya pengaruh biaya
Ada dua istilah dalam akuntansi biaya yang berhubungan dengan biaya itu
sendiri, yaitu cost dan expense. Dalam bahasa Indonesia Cost diterjemahkan
Bustami dan Nurlela (2013:6) Cost adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan
sebagai aktiva dalam neraca. Contohnya yaitu persediaan bahan baku dan aktiva
“Biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya ini
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan perbedaan biaya dan beban. Biaya
merupakan pengeluaran uang digunakan untuk membeli barang atau jasa dan
9
10
diharapkan akan memberikan manfaat baik sekarang maupun dimasa yag akan
datang pada saat barang dan jasa dimanfaatkan, biaya akan menjadi beban. Untuk
(2015:31) objek biaya (cost object), atau tujuan biaya (cost objective) adalah suatu
item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Adapun Siregar, dkk
(2017:25) yang mendefinisikan objek biaya sebagai unsur yang berupa apapun
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek biaya adalah
berbagai produk, jasa atau aktivitas atau apapun yang digunakan untuk mengukur
menentukan biaya sebuah kursi maka objek biayanya adalah kursi tersebut.
Demikian juga jika kita ingin menentukan biaya yang dikonsumsi suatu aktivitas
dengan sesuatu yang dibiayai dengan sesuatu yang dibiayai; menurut perilaku
(Mulyadi, 2015:14).
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. secara garis
besar biaya produksi ini dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya
cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula
kerja tidak langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut
jadi.
dibiayai.
a. Biaya langsung
a. Biaya Variabel
aktivitas. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya
c. Biaya semivariabel.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua
2015:16).
berbeda. Menurut Anwar dkk (2010:83) Harga pokok produksi adalah biaya
barang yang telah diselesaikan selama satu periode disebut juga harga pokok
produksi barang selesai ( cost of good manufactured ). Harga pokok ini terdiri dari
biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan
dalam proses akhir periode. Adapun menurut Mulyadi (2015:21) istilah “Harga
bahwa Harga Pokok Produksi adalah jumlah seluruh biaya yang digunakan dalam
rangka melakukan proses produksi, mulai dari pengolahan bahan baku hingga
menjadi produk jadi dalam suatu periode tertentu. harga pokok produksi akan
Informasi Harga Pokok Produksi menjadi dasar pedoman bagi manajemen dalam
menentukan harga jual suatu produk. Oleh karena itu, untuk menentukan Harga
jual yang tepat biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi
suatu barang jadi dapat diperhitungkan. Selain itu Harga Pokok Produksi juga
digunakan untuk perhitungan laba atau rugi perusahaan yang akan dilaporkan
Ada tiga elemen biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik, ketiga elemen biaya inilah yang akan diperhitungkan
dalam harga pokok produksi yang berkaitan dengan produk yang telah selesai
bahan baku disebut juga biaya bahan langsung artinya barang yang secara
fisik menjadi bagian dari barang jadi (produk selesai). Dalam memperoleh
bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli
A. 2016:22).
bahan tersebut dapat digunakan dalam proses produksi (harga beli bahan
ditambah biaya angkut) yang menjadi bagian dan dapat ditelusuri secara
Menurut Siregar, dkk (2017:29) Biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya
produksi.
Biaya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya
yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan demikian biaya
tenaga kerja langsung adalah upah yang diberikan kepada para pekerja
yang terkait langsung dengan proses produksi. Contonya yaitu upah
karyawan produksi.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan kebalikan dari biaya tenaga
kerja langsung yaitu dapat diartikan sebagai upah tenaga kerja yang
tidak dapat ditelusuri secara fisik dan tidak ekonomis untuk ditelusuri
biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu
dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat
Berikut adalah beberapa elemen biaya overhead pabrik (Bustami dan Nurlela,
2013:13).
3. Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain dari bahan tidak
garis besar, cara memproduksi suatu produk dapat dibagi menjadi dua macam:
produksi atas dasar pesanan dengan metode harga pokok pesanan (job order cost
method) dan produksi massa dengan metode harga pokok proses (process cost
method).
membagi total biaya pesanan tertentu dengan jumlah satuan pesanan yang
dari langganan melalui dokumen pesanan penjualan yang memuat jenis dan
total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk
tertentu atau akhir periode akuntansi. Harga pokok per unit dihitung dengan
membagi total biaya produksi pada satuan waktu tertentu dengan jumlah
penetapan harga jual yang benar, tidak terlalu tinggi bahkan terlalu rendah dari
harga pokok, sehingga nantinya mampu menghasilkan laba sesuai dengan yang
diharapkan. Pada dasarnya ada tiga tujuan dari perhitungan harga pokok produksi
(Samsul, N. 2013:367).
3. Sebagai alat untuk mengukur atau menilai efisiensi dari proses produksi.
Mulyadi (2015:17) menyatakan bahwa penentuan kos produksi dipengaruhi
yang diperhitungkan dalam kos produksi. Terdapat dua metode dalam penentuan
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
2015:17). Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri
produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
terdiri dari biaya produksi yang berubah sejalan dengan perubahan volume
biaya periode.
kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
(biaya pemasaran variable serta biaya administrasi dan umum variable) dan
biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap serta biaya
Sampingan
dihasilkan beberapa jenis produk. Sebagai salah satu contohnya adalah usaha
pembuatan minyak goreng. Selain menghasilkan minyak goreng tentu saja ada
produk lain seperti tempurung kelapa, ampas dan bungkil yang dihasilkan tanpa
pengolahan bahan baku yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya bersama
yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang
sama. Adapun menurut Siregar, dkk (2017:323) biaya bersama adalah biaya yang
dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai
macam produk dapat dipisah identitasnya. Dari pendapat diatas dapat diketahui
biaya bersama adalah biaya yang dikeluarkan dalam satu proses produksi untuk
menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang sama.
Pada kasus seperti ini bahan baku yang sama diolah melalui proses
hubungan saling mempengaruhi antara produk yang dihasikan, yakni jika jumlah
produk tertentu dihendaki bertambah maka produk yang lainnya secara otomatis
macam produk yang dapat berupa produk bersama (joint product), produk
1. Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara
lebih rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya
lebih tinggi.
3. Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu
yang bersamaan,tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak
Dalam produk bersama keduanya memiliki nilai atau harga jual relatif sama atau
dianggap sebagai produk utama maupun produk sampingan. Jadi Perbedaan yang
mendasar dari produk bersama dan produk sampingan dapat dilihat dari nilai jual
relatifnya kondisi ini memungkinkan produk yang ada pada suatu saat
bersama.
baku yang sama dan dari serangkaian proses produksi yang sama pula. Mulyadi
berikut:
2. Harga jual produk bersama relatif tinggi bila dibandingkan dengan produk
dibebankan kepada produk bersama menjadi sangat penting, olehnya itu yang
proporsi total biaya produksi yang dikeluarkan sejak pengolahan baku sampai
Berikut adalah beberapa metode yang bisa digunakan dalam menghitung alokasi
Pengalokasian dengan metode ini merupakan cara yang logis dan rasional
produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memiliki nilai jual
atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaian
Rumus :
b) Nilai jual relatif = nilai jual setiap produk : jumlah nilai jual x 100%
c) Alokasi biaya bersama = nilai jual relatif x jumlah biaya bersama
produk dari satu proses bersama. Metode ini hanya dapat digunakan
apabila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama.
Rumus :
produk
Rumus :
Rumus :
dibandingan produk utama namun tetap memiliki nilai ekonomis dan dapat
menambah pendapatan dari produk utama. Hal ini seharusnya menjadi perhatian
tersebut. Maka untuk menghitung harga pokok produk sampingan ada dua metode
Menurut Bustami dan Nurlela (2013:166) metode tanpa harga pokok adalah
biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah. Metode tanpa harga
lagi dengan biaya pemrosesan lebih lanjut setelah titik pisah batas.
penghasila diluar usaha. Untuk contoh metode ini dapat dilihat pada tabel
2015:344)
perusahaan.
mendapatkan laba bruto. Namun dalam metode ini tidak diadakan alokasi
biaya bersama. Dari contoh pada tabel 2.1, pendapatan penjualan produk
dalam laporan tersebut tetap sama kecuali jumlah laba bruto dan laba
Merujuk pada tabel 2.1 dalam metode ini pendapatan penjualan produk
dari total biaya produksi Rp. 60.000, sehingga biaya produksi turun
karena yang dikurangi dari biaya produksi utama adalah nilai jual produk
biaya bersama sebelum dipisah dari produk utama. Metode dengan harga
karena pada metode harga pokok sampingan tidak dijual ke pasar tetapi
sebelum pisah dari produk utama sebesar taksiran nilai jual semua
biaya produksi dari produk utama, bukan dengan pendapatan aktual yang
dijual (Carter,2015:274).
menghasilkan nilai yang berbeda sehingga akan berpengaruh pada harga pokok
produk utama begitu juga dengan pendapatan produk utama. Hal ini salah satunya
dapat disebabkan karna adanya perubahan dari biaya produksi yang dibebankan
ke produk utama.
dapat diketahui dengan melihat perbedaan harga pokok yang dihasilkan dari
Adapun beberapa penelitian terdahulu mengenai Analisis Metode Perlakuan Akuntansi Produk Sampingan dalam
34
4 Evy Conny Maryati Analisis metode Apabila perusahaan Persamaannya yaitu Perbedaan terletak pada
Silaban, Skripsi perlakuan akuntansi memperlakukan hasil sama-sama membahas penggunaan metode
Fakultas Ekonomi produk sampingan penjualan produk tentang metode perlakuan akuntansi
dan Bisnis terhadap penentuan sampingan sebagai perlakuan akuntansi produk sampingan
Universitas harga pokok produksi penghasilan diluar produk sampingan
Lampung (2014) produk utama pada usaha atau sebagai
PT. Sinar Pematang penambah penjualan
Mulia produk utama, atau
sebagai pengurang
harga pokok
penjualan, maka akan
diperoleh laba
sebelum
pajak sebesar Rp.
83.417.083.137
Sedangkan apabila
perusahaan
memperlakukan hasil
penjualan produk
sampingan
sebagai pengurang
harga pokok produksi,
maka akan diperoleh
laba sebelum
pajak sebesar Rp.
82.699.621.975
35
36
efisien guna mengahasilkan target laba yang diharapkan. Proses produksi produk
utama dan produk sampingan ini menggunakan biaya bersama yang berupa bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Sehingga dalam hal ini
setiap produk yang dihasilkan guna mendapatkan informasi harga pokok produksi
tepat pula.
pendapatan penjualan produk sampingan tersebut. Dalam hal ini menurut Bustami
harga pokok yakni suatu metode dalam perhitungan produk sampingan tidak
Untuk produk sampingan ada empat metode yang dapat digunakan dalam
sampingan yang berbeda diatas akan menghasilkan harga pokok produksi produk
utama yang berbeda salah satuya disebabkan karna adanya pengurangan biaya
produksi.
berikut :
KSU UWAI BARANI
METODE PENELITIAN
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat
populasi atau daerah tertentu. Didalamnya terdapat upaya – upaya untuk mencari
informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada serta untuk
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada KSU Uwai Barani yang terletak di Desa
produk yang dihasilkan yaitu Minyak goreng dan Minyak Murni (Virgin
Coconut Oil)
38
39
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
April Mei Juni
N
Kegiatan II I II I II I
o I II I II I II
I V I V I V
1 Penetapan Judul
Permintaan Izin
2
Penelitian
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
Analisis dan
5
Interpretasi
Penyusunan Hasil
6
Penelitian
1. Populasi
sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh data biaya produksi, laporan
2. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini
yaitu data biaya produksi, laporan penjualan serta laporan keuangan tahun
sampel yang tidak memberikan peluang yang sama dalam setiap anggota
1. Jenis Data
Secara umum data diartikan sebagai suatu fakta yang digunakan lewat
mengenai objek yang akan diteliti dan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah suatu data yang berbentuk kata atau gambar.
struktur organisasi, visi dan misi serta uraian proses produksi dari KSU
b. Data Kuantitatif
yang diambil dalam penelitian ini yakni data biaya produksi, laporan
penjualan serta laporan keuangan tahun 2019 pada KSU Uwai Barani
2. Sumber Data
Data dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. (Sekaran, U dan
Bougie, R.2017:41)
a. Data Primer
penelitian ini yang termasuk data primer adalah data yang diperoleh
b. Data Sekunder
Data sekunder (Secondary data) yaitu data yang telah ada dan tidak
atau tidak dipublikasikan dari dalam atau luar perusahaan, data yang
ini adapun data sekunder berupa buku-buku, sumber dari arsip dokumen
1. Wawancara
Berupa pertanyaan yang diajukan melalui tanya jawab kepada pihak yang
terkait dalam penelitian. Dalam hal ini, wawancara dilakukan dengan Ketua
2. Dokumentasi
karyawan, sejarah berdirinya KSU Uwai Barani, struktur organisasi serta visi
3. Observasi
produksi dan biaya non produksi sebagai dasar dalam perhitungan harga
pokok produksi
c. Biaya overhead
alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah. Metode ini
terdiri dari:
a. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai
perusahaan
ini didirikan pertama kali pada tahun 2012 dan sampai saat ini jumlah anggotanya
yakni 26 orang. Ruang lingkup keanggotaan koperasi ini meliputi Kelompok Tani
Desa Mombi.
industri yakni mengolah buah kelapa menjadi minyak goreng dan minyak VCO
(Virgin Coconut Oil). KSU Uwai Barani didirikan dengan modal dari simpanan
wajib dan simpanan pokok anggota serta batuan oleh pemerintah setempat yang
1. Visi
45
46
2. Misi
berkesinambungan
3. Tujuan
berbentuk bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau
yang saling kenal dan melakukan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Struktur Organisasi pada KSU Uwai Barani meliputi
Rapat Anggota
Pengawas
Ketua
Jelisman, SP
Bendahara Sekretaris
Lisa Anugrah Hasmira H
Dengan adanya struktur organisasi maka dapat diketahui tugas dan wewenang
masing-masing yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan
organisasi KSU Uwai Barani sesuai dengan gambar 4.1 diatas yaitu sebagai
berikut:
A. Rapat Anggota
dalam forum RapatAnggota, sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat
usaha koperasi.
Koperasi.
B. Pengurus
ketentuan yang ada, pengurus KSU Uwai Barani terdiri dari Ketua,
1) Ketua Koperasi
sebagai berikut :
a) Bertanggung jawab langsung kepada badan pemeriksa.
laporan keuangan.
2) Sekretaris
ketentuan lain.
ketua.
berkaitan.
3) Bendahara.
kebendaharaan.
4) Pengawas Koperasi.
pengelolaan koperasi.
apabila diperlukan.
d) Meneliti pembukuan.
5) Pengelola
bagian pemasaran
1. Bagian Keuangan
telah ditetapkan
2. Bagian Produksi
tidak langsung
memiliki karakteristik dan mutu yang baik. KSU Uwai Barani dalam setiap
merupakan ketetapan yang telah disepakati bersama. Produk yang dihasilkan KSU
Uwai Barani adalah Minyak Goreng dan Minyak Virgin Coconut Oil (VCO),
kedua produk tersebut merupakan tujuan utama produksi dan melalu proses
kedalam bak dan diberi air rata dengan kelapa yang ada dalam bak selama
pabrik dimana santan keluar begitu juga halnya ember penada ampas,
7. Santan yang dihasilkan dalam keadaan kental, ikatan rangkap pada santan
asam lemak, air, minyak dan kotoran cukup kuat dan susah bergeser
air bersih) selanjutnya ditutup selama kurang lebih 12 jam agar ikatan
ini akan membentuk 4 bagian asam lemak turun kebawah, kemudian air
diposisi kedua minyak pada posisi ke tiga dan kanil berada pada bagian
atas minyak. Kanil inilah yang kemudian diambil dan dilakukan proses
10. Bila diperkirakan sudah masak / matang, bungkil sudah seperti pasir
biarkan menetes terus menerus sampai minyaknya habis tanpa diperas agar
dihasilkan terdiri dari produk utama dan produk sampingan Adapun beberapa
Produk Utama
1. Minyak goreng
minyak goreng asli dari suku mandar. Minyak goreng ini memiliki aroma
yang khas yang membedakan dengan minyak produksi yang lain dan terjaga
kualitasnya. Minyak ini memiliki daya tahan yang cukup lama hingga 12
goreng setiap bulannya sehingga total minyak goreng yang dihasilkan setiap
Virgin Coconut Oil (VCO) atau sering disebut sebagai minyak murni
adalah minyak kelapa yang dibuat dari kelapa segar diambil minyaknya atau
bahan kimia, sehingga dihasilkan minyak dengan warna bening, kadar asam
lemak bebas rendah dan awet dismpan. VCO mengandung banyak mineral
dan zat aktif yang sangat baik untuk tubuh maupun penangkal penyakit
seperti penyakit jantung, osteoporosis, radang sendi dan lain – lain. VCO dan
Koperasi Uwai Barani mampu menghasilkan 500 Liter Minyak VCO setiap
bulannya sehingga total minyak VCO yang dihasilkan setiap tahunnya adalah
6.000 Liter.
Produk Sampingan
1. Tempurung Kelapa
maka dalam proses produksi minyak goreng dan minyak VCO tentunya akan
2. Ampas Kelapa
santan. Ampas kelapa yang dihasilkan ini akan dijual ke berbagai pengusaha
ternak sebagai pakan ternak. Ampas kelapa yang dihasilkan dapat mencapai
3. Bungkil Kelapa
kelapa. Bungkil kelapa yang dihasilkan ini akan dijual ke berbagai pengusaha
ternak sebagai pakan ternak. Bungil kelapa yang dihasilkan dapat mencapai
Berikut ini data produk utama dan produk sampingan selama tahun 2019:
Berdasarkan data primer yang diperoleh dari KSU Uwai Barani, akan
biaya bersama terhadap produk utama menggunakan metode nilai jual relatif.
KSU Uwai Barani merupakan koperasi sektor riil yang bergerak dibidang
industri yang memproduksi Minyak goreng dan Minyak Virgin Coconut Oil
(VCO) sebagai produk utamanya, selain itu juga ada produk sampingan yaitu
tempurung kelapa, ampas kelapa dan bungkil kelapa. Koperasi ini tidak memiliki
pedoman umum akuntansi koperasi sektor riil telah diatur dalam Peraturan
pencatatan akuntansi yang berlaku, sedangkan untuk penentuan harga jual produk
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sisa hasil usaha selama
tahun 2019 adalah Rp. 223.720.000. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh pendapatan
usaha dari penjualan produk utama dan produk sampingan serta dikurangi oleh
biaya langsung dan biaya tidak langsung. Namun berdasarkan observasi yang
dilakukan pada koperasi diketahui bahwa masih terdapat beberapa biaya yang
dalam pencatatan laporan sisa hasil usaha koperasi pada tahun 2019:
Bahan baku adalah segala sesuatu yang merupakan bahan pokok atau
bahan utama yang diolah dalam proses produksi menjadi bahan jadi.
Dalam usaha pembuatan minyak kelapa pada KSU Uwai Barani ini
kelapa yang dibutuhkan adalah jenis Kelapa Dalam yang masih segar.
menggunakan 15.000 buah kelapa segar dengan harga Rp. 1.500/ buah.
Biaya tenaga kerja yang dimaksud disini balas jasa yang diberikan oleh
karyawan. Proses produksi baru akan dimulai ketika seluruh bahan sudah
a. Biaya Solar
bentuk kemasan yaitu botol plastik dengan ukuran 600ml dan jerigen
4. Biaya Pemasaran
apabila produk selesai dan siap dipasarkan, biaya ini meliputi semua biaya
yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam
gudang sampai produk tersebut dapat diubah menjadi uang tunai. Adapun
biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh KSU Uwai Barani selama tahun
biaya alat tulis kantor, biaya transport, biaya perawatan dan perbaikan aset
administrasi dan umum KSU Uwai Barani selama tahun 2019 adalah
senilai Rp.5.000.000.
6. Beban Perkoperasian
kegiatan usaha. Biaya perkoperasian dalam hal ini meliputi beban rapat
anggota tahunan, beban rapat anggota biasa, beban pendidikan dan latihan
Rp.6.100.000.
Sementara itu adapun biaya – biaya yang diabaikan oleh koperasi yaitu
biaya air, biaya listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan, serta biaya depresiasi alat
produksi. Biaya ini masih terolong sebagai biaya overhead pabrik yang tentunya
1. Biaya Air
2. Biaya Listrik
Hal ini disebabkan karena penggunaan listrik untuk proses produksi dan
biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan alat produksi yang
dimiliki oleh KSU Uwai Barani. Biaya ini oleh koperasi dianggap biaya
tak terduga, hal ini disebabkan karena alat-alat produksi dalam koperasi
4. Depresiasi
Dari hasil perhitungan tabel 4.5 dapat dilihat total biaya depresiasi
biaya depresiasi tertinggi yaitu terdapat mesin parut kelapa sebagai alat
termahal yaitu Rp.6000.000 pertahunnya. Dan terendah yaitu spatula besar
Biaya – biaya tersebut terdiri dari biaya air, biaya listrik, biaya reparasi
overhead pabrik selama tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
sebesar Rp.20.091.000, nilai ini berasal dari hasil penjumlahan biaya air
Rp. 2.400.000 dan biaya depresiasi Rp. 14.691.000. Sehingga total biaya
yang sama sehingga biaya yang digunakan tergolong sebagai biaya bersama.
Berikut ini adalah rekapitulasi biaya bersama untuk produk utama pada KSU
Uwai Barani:
Tabel 4.7 diatas menunjukkan adanya perubahan pada biaya bersama yang
tentunya akan menyebabkan terjadinya perubahan pada sisa hasil usaha koperasi
hasil analisis biaya produksi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa produk
menghitung sisa hasil usaha dengan adanya produk sampingan di KSU Uwai
Barani digunakan metode tanpa harga pokok yakni dengan cara tidak menentukan
diluar
Tabel 4.8.
Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai Pendapatan Lain-Lain
Penjualan produk Utama:
VCO 5.400 L @Rp. 60.000 324.000.000
Minyak Goreng 12.600 L @ Rp. 20.000 252.000.000
Jumlah penjualan produk utama 576.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Bersama 488.971.000
Persediaan Akhir produk Utama:
VCO (600 L @ Rp. 49.900*) 29.940.000
Minyak Goreng (1.800L@ Rp. 13.200*) 23.760.000
Jumlah persediaan akhir (53.700.000)
Harga Pokok Penjualan (435.271.000)
Hasil Usaha Bruto 140.729.000
Beban Operasional
Biaya pemasaran 3.300.000
Biaya administrasi dan umum 5.000.000
Biaya perkoperasian 6.100.000
Jumlah beban operasional (14.400.000)
Hasil usaha Operasi 126.329.000
Pendapatan Lain-lain
Penjualan ampas 63.600.000
Penjualan tempurung 56.000.000
Penjualan bungkil kelapa 11.400.000
Jumlah penjualan Sampingan 131.000.000
Sisa Hasil Usaha sebelum pajak 257.329.000
Sumber : KSU Uwai Barani Tahun 2019 (diolah)
Catatan : (*) Lihat tabel 4.12
Pada tabel 4.8, Hasil usaha operasi yang diperoleh dari penjualan produk
utama pada tahun 2019 Rp. 126.329.000. Faktor yang mempengaruhi hasil usaha
operasi yaitu penjualan produk utama sebesar Rp. 576.000.000 dikurangi dengan
HPP Rp. 435.271.000 yang mengasilkan hasil usaha bruto Rp. 140.729.000
dikurangi dengan beban operasional sebesar Rp. 14.400.000. Dari perolehan hasil
sampingan sebesar Rp. 131.000.000 maka akan diperoleh sisa hasil usaha sebelum
Pendapatan dari hasil penjualan pada laporan sisa hasil usaha sebelumnya
merupakan penambah terhadap hasil usaha operasi. Pada metode ini pendapatan
meningkat. Berikut ini penerapan perlakuan akuntansinya dalam laporan sisa hasil
usaha:
Tabel 4.9
Pendapatan Produk Sampingan Dicatat Sebagai Tambahan Produk Utama
Penjualan produk Utama:
VCO 5.400 L @Rp. 60.000 324.000.000
Minyak Goreng 12.600 L @ Rp. 20.000 252.000.000
Jumlah penjualan produk utama 576.000.000
Penjualan Produk Sampingan
Penjualan ampas 63.600.000
Penjualan tempurung 56.000.000
Penjualan bungkil kelapa 11.400.000
Jumlah penjualan Sampingan 131.000.000
Total Penjualan 707.000.000
penjualan produk utama. Faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha operasi yaitu
sebesar Rp. 435.271.000 yang menghasilkan hasil usaha bruto Rp. 271.729.000
dikurangi dengan beban operasional Rp. 14.400.000 sehingga sisa hasil usaha dari
penjualan produk utama pada tahun 2019 di KSU Uwai Barani sebesar
Rp.257.329.000.
4.1.7.3 Pendapatan Produk Sampingan diperlakukan sebagai pengurang
pengurang HPP dan meningkatkan hasil usaha bruto serta serta SHU sebelum
pajak. Berikut ini penerapan perlakuan akuntansi dalam laporan sisa hasil usaha:
Tabel 4.10
Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai Pengurang HPP
Penjualan produk Utama:
VCO 5.400 L @Rp. 60.000 324.000.000
Minyak Goreng 12.600 L @ Rp. 20.000 252.000.000
Jumlah penjualan produk utama 576.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Bersama 488.971.000
Persediaan Akhir produk Utama:
VCO (600 L @ Rp. 49.900*) 29.940.000
Minyak Goreng (1.800L@ Rp. 13.200*) 23.760.000
Jumlah persediaan akhir (53.700.000)
HPP sebelum dikurang by.product 435.271.000
Penjualan Produk Sampingan
Penjualan ampas 63.600.000
Penjualan tempurung 56.000.000
Penjualan bungkil kelapa 11.400.000
Jumlah penjualan Sampingan (131.000.000)
HPP setelah dikurang by.product (304.271.000)
Hasil Usaha Bruto 271.729.000
Beban Operasional
Biaya pemasaran 3.300.000
Biaya administrasi dan umum 5.000.000
Biaya perkoperasian 6.100.000
Jumlah beban operasional (14.400.000)
Sisa Hasil Usaha sebelum pajak 257.329.000
Sumber : KSU Uwai Barani Tahun 2019 (diolah)
Catatan : (*) Lihat tabel 4.12
pengurang harga pokok penjualan. Faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha
operasi yaitu penjualan produk utama sebesar Rp. 576.000.000 dikurangi dengan
HPP sebesar Rp. 435.271.000 dan pendapatan hasil usaha penjualan produk
usaha bruto Rp. 271.729.000. untuk sisa hasil usaha sebelum pajak nilai yang
diperoeh tetap sama dengan nilai dari kedua metode sebelumnya yakni senilai
Rp.257.329.000.
biaya produksi
sebagai pengurang biaya produksi produk utama, maka jumlah ini akan
menjadi lebih kecil. Berikut ini perlakuan akuntansinya dalam laporan sisa hasil
usaha:
pengurang pada total biaya produksi, sehingga biaya bersama berkurang menjadi
Rp. 357.971.000. Faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha koperasi yaitu
penjualan produk utama sebesar Rp. 576.000.000 dikurangi dengan harga pokok
penjualan yang mana total biaya bersama telah dikurangi dengan pendapatan
4.1.8 Penyajian Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Nilai Jual Relatif
metode nilai jual relatif dengan biaya bersama sebelum dikurangi produk
Tabel 4.12. Alokasi Biaya Bersama dengan metode nilai jual relatif
sebelum dikurangi hasil penjualan produk sampingan
Jenis Jumlah Harga (1)x(2) (3) : jml. (4) x jml. (5) : (1)
produk produk jual / nilai jual By.
(Liter) Liter x 100% Bersama
Nilai Jual Nilai jual Alokasi Harga
relatif biaya pokok
bersama produk
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
VCO 6.000 60.000 360.000.000 61,22% 299.348.046 49.900
Minyak 14.400 20.000 288.000.000 38,78% 189.622.954 13.200
Goreng
Jumlah 20.400 648.000.000 100% 488.971.000
Sumber : KSU Uwai Barani Tahun 2019 (diolah)
Tabel 4.12 menunjukkan harga pokok VCO sebesar Rp. 49.900/ liter
sedangkan harga pokok minyak goreng sebesar Rp. 13.200, nilai ini merupakan
hasil dari pembagian antara persentase nilai jual relatif (61,22% untuk produk
VCO dan 38,78% untuk produk minyak goreng) dikalikan dengan jumlah biaya
Tabel 4.13. Alokasi Biaya Bersama dengan metode nilai jual relatif setelah
dikurangi hasil penjualan produk sampingan
Jenis Jumlah Harga (1)x(2) (3) : jml. (4) x jml. (5) : (1)
produk produk jual / nilai jual By.
(Liter) Liter x 100% Bersama
Nilai Jual Nilai jual Alokasi Harga
relatif biaya pokok
bersama produk
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
VCO 6.000 60.000 360.000.000 61,22% 219.149.846 36.500
Minyak 14.400 20.000 288.000.000 38,78% 138.821.154 9.600
Goreng
Jumlah 20.400 648.000.000 100% 357.971.000
Sumber : KSU Uwai Barani Tahun 2019 (diolah)
Tabel 4.13 menunjukkan harga pokok VCO sebesar Rp. 36.500/ liter
sedangkan harga pokok minyak goreng sebesar Rp. 9.600, nilai ini merupakan
hasil dari pembagian antara persentase nilai jual relatif (61,22% untuk produk
VCO dan 38,78% untuk produk minyak goreng) dikalikan dengan jumlah biaya
produk utama.
4.2 Pembahasan
Dalam proses produksi ada beberapa usaha yang dapat menghasilkan dua
jenis produk sekaligus dalam satu kali produksi yaitu produk utama dan produk
sampingan. Produk utama adalah tujuan utama operasi perusahaan yang memiliki
kuantitas yang lebih banyak dan harga jual yang relatif lebih tinggi sedangkan
produk sampingan adalah produk yang bukan tujuan utama dari operasi
perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses produksi dan
memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan produk utama. Produk
utama dan produk sampingan ini diproses dengan menggunakan biaya bersama.
Kendala yang terjadi pada KSU Uwai Barani yaitu dalam pencatatan akuntansinya
masih sangat sederhana dan belum sepenuhnya sesuai dengan pencatatn akuntansi
biaya secara rinci, dari hasil observasi langsung dan wawancara yang dilakukan
oleh peneliti diketahui selama ini masih banyak biaya yang terabaikan oleh
koperasi terutama pada biaya overhead pabrik seperti biaya depresiasi alat
produksi, biaya air, biaya listrik serta biaya reparasi dan pemeliharaan yang jika
produksi bersama pada koperasi dan diketahui bahwa biaya bersama dalam proses
produksi pada KSU Uwai Barani meliputi biaya bahan baku sebesar
Rp.270.000.000,- biaya tenaga kerja Rp. 120.000.000,- dan biaya overhead pabrik
Rp.98.971.000, dengan berubahnya total biaya bersama ini maka jika berdasarkan
perhitungan sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi terjadi penurunan yang pada
awalnya senilai Rp.223.720.000 turun menjadi Rp.203.629.000 (Rp. 223.720.000
– Rp. 20.091.000).
Kendala yang lain yang juga dialami koperasi yaitu selama ini koperasi
produksi produk utama menjadi lebih tinggi dari yang sesungguhnya sementara
dalam penentuan harga jual koperasi menetapkan berdasrkan pada harga pasar
tanpa menghitung harga pokok perunit untuk setiap produk yang dihasilkan. Pada
kondisi ini, dalam mengitung harga pokok produk utama dapat dilakukan
Sementara itu untuk perlakuan akuntansi produk sampingan yang dijual tanpa
sampingan.
yang dilakukan oleh koperasi dan peneliti adalah dalam penelitian ini laporan Sisa
Hasil Usaha KSU Uwai Barani disajikan berdasarkan peraturan Menteri Koperasi
Usaha.
penambah penghasilan lain-lain diluar usaha, maka hasil usaha operasi yang
sebesar Rp.131.000.000 maka akan diperoleh sisa hasil usaha sebelum pajak
produk utama
metode ini sama dengan yang diperoleh pada metode pertama yaitu sebesar
usaha bruto yang dihasilkan koperasi. Pada metode pertama yakni pendapatan
bruto senilai Rp.140.729.000 sedangkan pada metode yang kedua yakni hasil
Rp.271.729.000.
dialokasikan pada pendapatan diluar usaha sehingga hal ini hanya akan
mempengaruhi sisa hasil usaha sebelum pajak, sedangkan pada metode kedua
ini tetap sama besarnya dengan penggunaan metode yang pertama yaitu
senilai Rp.257.329.000.
sebagai berikut:
penjualan
penjualan akan berbeda dengan harga pokok penjualan pada kedua metode
sebelumnya, hal ini disebabkan karna pada metode ini pendapatan penjualan
sehingga nilai dari harga pokok penjualan menjadi Rp. 304.271.000, berbeda
penjualan produk sampingan. Pada metode ini besarnya hasil usaha bruto
yang diperoleh sama dengan yang dihasilkan pada metode kedua yakni
metode yang dibahas sebelumnya tetap menghasilkan nilai yang sama yakni
Produksi.
produk utama, maka jumlah ini akan dikurangkan terhadap biaya produksi
sehingga nilai harga pokok produksi menjadi lebih kecil. Biaya produksi
ini akan mempengaruhi harga pokok produk utama yakni yang awalnya
seperti ini tentunya juga akan berpengaruh pada menurunnya nilai persediaan
pada nilai harga pokok penjualan menjadi Rp.318.791.000. Untuk hasil usaha
pajak senilai Rp.242.809.000 nilai ini rendah bila dibandingkan dengan tiga
metode sebelumnya yang menghasilkan sisa hasil usaha yang sama senilai
Rp.257.329.000. Jurnal yang digunakan untuk mencatat nilai penjualan
akuntansi produk sampingan tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut.
perunit produk utama, pada tabel 4.12 dan 4.13 sebelumnya diatas telah disajikan
alokasi biaya bersama sebelum dan sesudah dikurangi produk sampingan dengan
harga pokok produksi untuk produk VCO senilai Rp.49.900/Liter dan untuk
produk minyak goreng senilai Rp. 13.200/ liter. Sedangkan biaya bersama setelah
untuk produk VCO Rp.36.500/Liter dan Rp. 9.600/Liter untuk produk minyak
Hasil usaha yang diperoleh koperasi dari penjualan produk utama adalah
Rp.576.000.000 terdiri dari penjualan 5.400 liter produk VCO dengan total harga
senilai Rp.324.000.000 (5.400 liter @ Rp. 60.000/liter) dan penjualan 12.600 liter
Rp.20.000). Dari tabel 4.15 diatas, jika dilakukan alokasi biaya bersama dengan
metode nilai jual relatif maka total harga pokok produksi produk utama yang
keuntungan KSU Uwai Barani dari penjualan produk utama adalah sebesar
sebagai pengurang biaya produksi yaitu senilai Rp.318.060.000 dengan nilai ini
berarti keuntungan KSU Uwai Barani dari penjualan produk utama dapat
Hasil uji ini sama dengan hasil penelitian dari Nuzul Setianti (2015)
tingkat pendapatan produk utama yaitu berbagai jenis papan. Dengan demikian
sebagai pengurang biaya produksi pada penelitian ini lebih baik dalam
meningkatkan pendapatan produk utama dan sesuai dengan keadaan KSU Uwai
Barani serta memberikan manfaat yang cukup signifikan dalam hasil penjualan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rp.257.329.000.
Rp.257.329.000.
Rp.257.329.000.
Rp.242.809.000.
82
83
Rp.257.940.000, sehingga metode ini dianggap lebih baik dan sesuai dengan
signifikan dalam hasil penjualan dan perolehan sisa hasil usaha koperasi
yang menyebabkan hasil penelitian jauh dari kata sempurnah. Hal ini disebabkan
antara lain:
tidak ada pembanding lainnya, hal ini disebabkan catatan keuangan pada
KSU Uwai Barani masih sangat sederhana dan kurang lengkap sehingga
pihak koperasi hanya bersedia memberikan data selama satu periode yakni
tahun 2019.
2. Terdapat beberapa biaya yang tidak diperoleh oleh peneliti. Seperti data
listrik, biaya air, dan biaya pemeliharaan hanya berdasarkan estimasi yang
beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi KSU
overhead pabrik yang sesungguhnya atau biaya yang lebih akurat dan dapat
penulis teliti diatas, agar koperasi dapat mengetahui lebih rinci laba atau
Anwar, C., Ashari, L., & Indrayenti. 2010. Harga Pokok Produksi dalam
Kaitannya dengan Penentuan Harga Jual Untuk Pencapaian Target
Laba Analisis (Studi kasus Pada PT Indra Brother’s di Bandar
Lampung). Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.1, No.1, hal 79 – 94.
Bawiling, E., & Tirayoh, V. 2014. Analisis Perhitungan Harga Pokok dan
Pelakuan Akuntansi Atas Produk Sampingan Pada UD. Sinar Sakti.
Jurnal EMBA, Vol.2, No. 2, Hal 745-754.
Bustami, B., & Nurlela, 2013. Akutansi Biaya Edisi 4. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Pranata, D., Yefni. & Yuliantoro, H. 2017. Perlakuan akuntansi Terhadap Main
Product dan By Product serta pengaruhnya terhadap laba perusahaan
(Studi Kasus Pada Pabrik Tahu dan Tempe Padang Tarok). Jurnal
Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 10, No.1. Hal. 29 – 38.
85
86
VISI
MISI
berkesinambungan.
TUJUAN
7) Untuk menghasilkan minyak kelapa yang lebih bermutu dan tahan lama dan
Rapat Anggota
Pengawas
Ketua
Jelisman, SP
Bendahara Sekretaris
Lisa Anugrah Hasmira H
Anggota Nurafiah
LAMPIRAN 3 LAPORAN SISA HASIL USAHA TAHUN 2019
KOPERASI SERBA USAHA
“UWAI BARANI”
DESA MOMBI KEC. ALU KAB. POLEWALI MANDAR
Alamat: Desa Mombi Kec.Alu Kab.Polman, Email : ksuuwaibarani@yahoo.co.id.
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Hutang Jangka Pendek
Kas 196.470.000 Simpanan Suka rela 3.000.000
Piutang 82.800.000 Bagian SHU untuk anggota 20.400.000
Persediaan Barang 72.000.000 Dana pembagian daerah kerja 3.700.000
Jumlah Aktiva Lancar 351.270.000 Dana Sosial 3.100.000
Aktiva Tetap Jumlah Hutang Jangka Pendek 40.200.000
Peralatan kantor 11.300.000 Hutang Jangka Panjang
Akumulasi Penyusutan (1.140.000) Pinjaman Bank 110.280.000
Jumlah Aktiva Tetap 10.160.000 Hutang Ke pihak ketiga 80.500.000
Aktiva Lainnya Jumlah Hutang Jangka Panjang 190.780.000
Mesin 168.000.000 Modal Sendiri
Akm.Penyusutan Mesin (1.680.000) Simpanan Pokok 58.500.000
Kendaraan 13.000.000 Simpanan wajib 6.500.000
Akm.Penyusutan Kendaraan (650.000) Cadangan 28.000.000
Jumlah Aktiva lainnya 178.670.000 Sisa Hasil Usaha (SHU) 216.120.000
Jumlah Modal Sendiri 309.120.000
Pengeluaran Kas
Wawancara 1
Jawaban: “Produk yang dihasilkan KSU Uwai Barani terdiri dari produk
kelapa”.
sulawesi dan telah memiliki izin dari BPOM sementara untuk produk
terlebih dahulu?
bulannya?
Wawancara II
biaya produksi yaitu terdiri dari biaya pembelian kelapa yang kami patok
dan pemeliharaan?
ketua koperasi kami hanya membayar jumlah yang tetap setiap bulan
biaya yang tidak terduga sehingga kami hanya menyisikan biaya sebesar
Rp.200.000/bulan”.
pemeliharaannya saja”.
Ampas Kelapa
Tempurung Kelapa
Bungkil Kelapa
RIWAYAT HIDUP
Penulis memulai jenjang pendidikan formal di SDN 003 Lampa pada tahun 2004-
di MTs. DHI Guppi Mapilli pada tahun 2010-2013 dan Sekolah Menengah Atas
pendidikan Strata Satu (S.1) di Universitas Sulawesi Barat pada Program Studi