Anda di halaman 1dari 41

KONSEKUENSI MAKROEKONOMIKA

TRANSFORMASI DIGITAL*)

Narasumber:
Prof. Insukindro, Ph.D
Faculty Member: BI Institute & FEB UGM
insukindro@ugm.ac.id atau insukindro@gmail.com

*) Materi Ajar, BI Institute Lecture Series, 13 Desember 2022.


POKOK BAHASAN
Pokok bahasan suplemen ini disusun sebagai berikut.
1. Digital, Digitisasi, Digitalisasi, Transformasi Digital & Manfaatnya.
2. Besaran dan Kebijakan Makroekonomika
3. Isu-Isu Terkait Uang Digital, Kebijakan Makroekonomika dan
CBDC (Central Bank Digital Currency)
Versi awal materi ajar ini dapat dilihat: Insukindro (2022)
DIGITAL, DIGITISASI, DIGITALISASI DAN
TRANSFORMASI DIGITAL & MANFAATNYA
KONSEP: DIGITAL, DIGITISASI, DIGITALISASI
DAN TRASFORMASI DIGITAL
Digital adalah segala sesuatu baik angka, teks, grafik atau obyek lain
yang didiskripsikan atau tersedia dalam bentuk numerik yang ditampilkan
(atau tidak) dengan bantuan piranti atau teknologi tertentu. Era digital hadir
dihampir semua kehidupan sehari-hari dan dapat diproses menjadi lebih
mudah, cepat dan efisien.
Digitisasi (digitization) adalah proses mengubah sesuatu, misalnya
informasi dari bentuknya yang non digital menjadi digital.
Digitalisasi (digitalization) adalah proses membuat atau memperbaiki
proses bisnis dengan menggunakan teknologi dan data digital. Jika sebuah
perusahaan menggunakan informasi digital untuk meningkatkan bisnis atau
menyederhanakan proses bisnis, maka perusahaan tsb melakukan
digitalisasi.
https://phintraco.com/perbedaan-digitidasi-digitalisasidan-trasformasi-digital/,
diunduh tg 3 Mei 2021
Pwc tahun 2013 mendiskripsikan transformasi digital (digital
transformation) sebagai transformasi fundamental dari keseluruhan dunia
bisnis melalui penggunaan/pembangunan teknologi-teknologi baru berbasis
internet dan berdampak fundamental terhadap masyarakat secara
keseluruhan (lihat: Schallano et al, 2017)
Zimmermann (2000) mengatakan bahwa ekonomi digital (digital
economy) adalah digitalisasi informasi dan infrastruktur teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) di bidang ekonomi. Konsep ini sering
dipandang layak untuk menjelaskan pengaruh TIK atau interaksi
antara perkembangan inovasi dan kemajuan teknologi terhadap
ekonomi mikro dan makro. Ada 4 karakteristik utama ekonomi digital
yakni: struktur, proses, produk dan infrastruktur (plattforms dan jasa-
jasa).
Perkembangan sistem pembayaran digital saat ini atau dikenal
sebagai uang digital (digital money), adalah bagian ekonomi digital
BI-RTGS (BI-Real Time Gross Settlement) yang merupakan suatu
sistem transfer elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah dan
penyelesaiannya dilakukan seketika (real time) juga dapat
dikategorikan sebagai bagian ekonomi digital.
KARAKTERISTIK UTAMA EKONOMI DIGITAL

Produk

Proses Struktur

Insfrastruktur & Jasa-Jasa

Zimmermann, 2000
KEUNTUNGAN/MANFAAT TRANSFORMASI DIGITAL

Plotnikov et al, 2020


Diskusikan transformasi digital pemerintah, dunia usaha, konsumen
dan masyarakat.
Ducapil, rencana KTP sebagai nomer identitas tunggal,
perpajakan, subsidi dll.

Lihat juga: Gemberg (2020), Bush (2021) dan Tiutiunyk et al (2021)


TRANSFORMASI DIGITAL INDUSTRI

Plotnikov et al, 2020


TRANSFORMASI DIGITAL PENDIDIKAN

Plotnikov et al, 2020


PENDEKATAN Neoklasik: EFISIENSI

Peningkatan teknologi dan/atau


Y keterampilan SDM
Y = output
Y=Y(L, t1)
K = kapital
A L = tenaga kerja
Y1
t = teknologi
Y=Y(L, t0) h = kapital manusiawi
C Konsep efisien
Y0 Kemajuan Teknologi atau kapital
B
manusiawi
t1> t0 atau h1>h0
Untuk L tertentu (L0)→ Y↑ ~ Y0 ke
Y1 ~ efisien;
atau untuk Y tertentu (Y0) → L↓ ~
O L0 ke L1 ~ efisien
L1 L0 L OL1 = tenaga kerja efektif
PENDEKATAN Neoklasik: UPAH RIIL
Lanjutan slide 8
MPLA adalah produksi marjinal
Y di titik A, yang tercermin
MPLC MPLA pada tg α1 dan upah riil di
Y=Y(t1) titik A.
Y1 MPLB adalah produksi marjinal
A
MPLB di titik B, yang tercermin
C pada tg α2 dan upah riil di
Y0 Y=Y(t0 titik B.
B ) MPLC adalah produksi marjinal
di titik C, yang tercermin
pada tg α3 dan upah riil di
titik C.
MPLC > MPLA > MPLB ~ upah riil
(w) di C > w di A > w di B
O
L1 L0 L
KURVA PHILLIPS NEOKLASIK
Fungsi Produksi Persamaan (3a) adalah bentuk
Y = Y(K, L, h, t) dasar model Neoklasik kurva
penawaran agregat yang
Bentuk dasar (makroekonomika baku)
menjelaskan hubungan positif
Pt = Pt-1 {1+λ (Yt – Y*)} (1a)
antara harga (P) dan output (Y).
(Pt / Pt-1) = 1+λ (Yt – Y*) Pt = harga periode t
(Pt / Pt-1)-1= λ (Yt – Y*) Pt-1 = harga periode t-1
πt = λ (Yt – Y*) (3b) πt = inflasi periode t
↓ ↓ Πt-1 = inflasi periode t-1
L L* Yt = output periode t
u u* Y* = output (full employment)
πt = λ (Lt – L*) (4) Lt = tenaga kerja periode t
πt = - γ (ut – u*) (5) L* = tenaga kerja (full employment)
ut = pengangguran periode t
Bentuk umum penawaran agregat /
u* = pengangguran alamiah (natural
kurva Phillips
unemployment)
πt = πt-1 + λ (Yt – Y*) (6) (Yt – Y*)=output gap ~ {Yt – E(Y)}
πt = πt-1 - γ (ut – u*) (7) (Lt – L*) = employment gap
(ut – u*)= unemployment gap
KURVA PHILLIPS, PENGARUH t & h

π
PC0
t ↑ ~ PC↓ ~ PC0 → PC1
π0 A h ↑ ~ PC↓ ~ PC0 → PC1
t mencerminkan teknologi
h merupakan human capital
B C π adalah inflasi
π1
μ adalah pengganguran
PC1

O
μ0 μ1 μ
INDUSTRI YANG PALING TERPENGARUH OLEH
TRANSFORMASI DIGITAL

Oxford Economics, 2011; Astafyer & Sokolov, 2020


Taksonomi Uang
(Taxonomy of Money)

Claeys et al, 2018; Claeys & Demertzis, 2019


Catatan: Perubahan definisi/konsep uang: M0, M1, M2, M3
BESARAN DAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMIKA
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
Kebijakan Ek. Makro
- Kebijakan Fiskal
- Kebijakan Moneter Kesejahteraan
- Kebijakan Ek. Internasional Sosial
- Kebijakan Tenaga Kerja
- Kebijakan lainnya

Sasaran Umum Kebijakan Ekonomi Makro


1. Pertumbuhan ekonomi tinggi
2. Kesempatan kerja yang tinggi
3. Stabilitas harga
4. Fluktuasi ekonomi /siklus ekonomi/siklus bisnis
5. Keseimbangan NPI

Catatan:
Diskusikan kembali neraca interen vs neraca ekstern
KEBIJAKAN Fiskal
Yd

Pasar Barang
C, I, G, X, M

Pasar Keuangan Neraca


Kebijakan Uang (U) : DU,SU
Interen &
Fiskal Modal (M): DM,SM
Kredit (K): DK,SK Eksteren
Pasar Tk, Kapital
& Output π, fe
G
L, K, Y g
S
μ, g, fe μ
T
Dist.
NT Ys NPI=0
dll
dll
STRATEGI OTORITAS FISKAL

Perangkat Sasaran Sasaran Sasaran Akhir


Kebijakan Operasional Antara ❑Pertumbuhan Ek
❑Pengeluaran ❑Pasar barang ❑Permintaan ❑Fluktuasi Ek.
Pemerintah (C, I, G, X, M) Aggregat Efektif ❑Kesempatan
❑Subsidi, ❑Pasar Uang kerja
bantuan (Md) ❑Penawaran ❑Stabilitas harga
❑Pajak ❑Pasar Kapital Aggregat ❑Distribusi Y
❑Perangkat ❑Pasar TK dll ❑Keseimbangan
lain ekonomi

3 KONSEP ANGGARAN
- Anggaran defisit
- Anggaran berimbang
- Anggaran surplus

Insukindro, 2007
ANGGARAN Pemerintah: Pendekatan
Intertemporal
Anggaplah pengeluaran konsumsi pemerintah pada periode 1 & 2
adalah G1 & G2, total penerima pajak (agregat) pada periode 1 & 2 yakni
T1 & T2. N merupakan jumlah penduduk dan t adalah tingkat pajak yang
dibayar oleh masing-masing individu (pajak kepala), sehingga T1 = t1N &
T2 = t2N.
Jika pemerintah menghadapi defisit anggaran, maka pemerintah dapat
melakukan utang dengan menjual obligasi & dianggap obligasi
pemerintah dan swasta sama serta menghasilkan bunga r.
Anggap juga bahwa B1 adalah jumlah obligasi pemerintah yang
diterbitkan periode 1, sehingga kendala anggaran pemerintah:
G1=T1+B1.
Pada periode 2: G2 + (1+r)B1 = T2 atau B1=(T2-G2)/(1+r)
Kendala anggaran pemerintah: G1+G2/(1+r) = T1+T2/(1+r)
Garis Anggaran
Pemerintah
T1(1+r)+T2 G adalah pengeluaran pemerintah
G2
T adalah penerimaan pajak
B G1 = G periode 1
G2 = G periode 2
T1 = T periode 1
D
T2 = T periode 2
r = biaya oportunitas (suku
E
G2E bunga riil)

G2 F F E adalah titik endowment & pada


BL titik ini dianggap G1 = T1 & G2 = T2
D ~ posisi surplus atau G1 < T1
A G F ~ posisi defisit atau G1 > T1
1

O G1E G1F T2
T1 +
1+r
G2 Transformasi Digital
Peningkatan Pengeluaran Pemerintah
(Daerah)
Pergeseran Garis Anggaran &
meningkatkan pelayanan dan
kemudahan kepada dunia bisnis dan
konsumen
.
atau masyarakat

q2

q₁
Garis anggaran awal
q₀
q₁

0 G1
PERILAKU PEMERINTAH: ANALISIS DAYA SAING
Ref: Insukindro (2010) dimodifikasi
G₂

Pemerintah (Daerah) yang memiliki sumber daya yang lebih baik (BL₃) akan
memiliki probabilitas surplus lebih besar daripada probabilitas
defisitnya, sementara itu daerah dengan sumber daya yang lemah (BL₁)
akan memiliki probabilitas defisit yang lebih besar daripada probabilitas
surplusnya.

Semakin besar sudut


beta, maka “nilai
Di atas titik Endowment →Surplus Zone → Saving
tukar” daerah
semakin baik → β₁ <
β₂ < β₃.
atau semakin kecil
sudut alfa, maka
daerah tsb memiliki
E₃ “daya saing”
E₂ Endowment semakin baik
→ α₁ > α₂ > α₃
E₁
Di bawah titik Endowment → Deficit Zone → Debt

β₁ α₁ β₂ α₂ β₃ α₃
G₁
0 BL₁ BL₂ BL₃
Garis Anggaran Konsumen
C1+C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) (1)
Garis Anggaran Konsumen setelah pajak atas individu konsumen
C1 + C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) – (t1 + t2/(1+r)) (2)
Garis Anggaran Pemerintah
G1 + G2/(1+r) = T1 +T2/(1+r) (3a)
G1 + G2/(1+r) = N {t1 + t2/(1+r)} (3b)
t1 + t2/(1+r) = {G1 + G2/(1+r)}/N (3c)
C1 + C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) – {G1 + G2/(1+r)}/N (4)
C1+C2/(1+r) = Y1 – t1 + (Y2 – t2) /(1+r)
Dari persamaan (4) dapat diperoleh 3 kemungkinan pengaruh defisit
pemerintah terhadap perekonomian.
1. G1 + G2/(1+r) = 0 → Ekuivalensi Ricardian ~ Netral
2. G1 + G2/(1+r) < 0 → Keynesian ~ Positif
3. G1 + G2/(1+r) > 0 → Neo Klasik ~ Negatif
Perilaku Konsumen
Y1(1+r)+Y2 C1 (atau Ct) = konsumsi riil periode
C2 satu (awal atau t)
B C2 (atau Ct+1) = konsumsi riil periode
dua (atau t+1)
Y1 (atau Yt) = pendapatan riil (karena
bekerja) periode satu (awal atau t)
F Y2 (atau Yt+1) = pendapatan riil
C2F
(karena bekerja) periode dua
(atau t+1)
IC
C2 r = biaya oportunitas dan dianggap
homogin untuk semua alternatif
E
menabung atau investasi
E= titik endowment
C1 = Y1 & C2 = Y2
BL
Ci {x1 , x2 , x3 ……..xn , l, M/P, O}
x = barang konsumsi, M/P = m =
A uang kas riil, l = waktu luang
O C1 (leisure), O = barang konsumsi
C1F C1 Y2
Y1 + lain (riil)
1+r
Perilaku Konsumen
Y1(1+r)+Y2 C1 (atau Ct) = konsumsi riil periode
C2 satu (awal atau t)
B C2 (atau Ct+1) = konsumsi riil periode
dua (atau t+1)
Y1 (atau Yt) = pendapatan riil (karena
bekerja) periode satu (awal atau t)
F Y2 (atau Yt+1) = pendapatan riil
C2F
(karena bekerja) periode dua
(atau t+1)
C2 r = biaya oportunitas dan dianggap
IC homogin untuk semua alternatif
E
menabung atau investasi
E= titik endowment
C1 = Y1 & C2 = Y2
BL
Ci {x1 , x2 , x3 ……..xn , l, M/P, O}
x = barang konsumsi, M/P = m =
A uang kas riil, l = waktu luang
O C1 (leisure), O = barang konsumsi
C1F C1 Y2
Y1 + lain (riil)
1+r
S2
(t+1) Kombinasi konsumen dan
B produsen:
menabung optimal &
strategi investasi optimal
F
K

E2 E IC

O
F1 E1 K1 A S1
(t)
GB 9: KEBIJAKAN
Moneter Yd

Pasar Barang
C, I, G, X, M

Pasar Keuangan Neraca


Kebijakan Uang (U) : DU,SU
Interen &
Moneter Modal (M): DM,SM
Kredit (K): DK,SK Eksteren
Pasar Tk, Kapital
& Output π, fe
Konven- L, K, Y g
sional vs μ, g, fe μ
Kontem- SSK
porer Ys NPI=0
dll
GB 10: Strategi Bank Sentral
Perangkat Target Target Antara Target Akhir
Operasional
❑ Besaran ❑ Pertumbuhan
Konvensional Ekonomi Tinggi
Moneter
❑ Operasi ❑ Cadangan Agregat (M1, ❑Fluktuasi
Pasar Terbuka Agregat M2, M3) Ekonomi rendah
❑ Kebijakan ❑Kesempatan
Diskonto ❑ Suku Bunga Kerja Tinggi
(janka pendek ❑ Stabilitas
❑ Cadangan dan jangka Harga
wajib ❑Suku Bunga panjang) ❑ Stabilitas
Pasar Keuangan
Jangka Pendek
❑ Dll
Kontemporer

Mishkin, 2003: 458-459; Juhro & Goeltom, 2015: 222-223, dimodifikasi


ISU-ISU UANG DIGITAL & KEBIJAKAN
MAKROEKONOMIKA SERTA CBDC
Inovasi Teknologi dan Tantangan Baru
Otoritas EKONOMI & Keuangan
1. Dampak terhadap Mata Uang, Sistem Pembayaran dan
Setelmennya
2. Dampak terhadap Pasar Keuangan
3. Dampak terhadap Ekonomi Riil dan Harga-Harga
4. Pentingnya Keamanan Siber dan Proteksi Data
Amamiya, 2018

Kegagalan Uang Digital ~ “Uang Kripto” Memenuhi 3 Fungsi Uang


1. Secara empirik uang digital lebih banyak digunakan untuk
transaksi spekulasi dari pada untuk pembelian barang dan jasa
2. Tidak memenuhi syarat sebagai alat ukur, karena nilainya tidak
stabil (fluktuasinya tinggi)
3. Tidak dapat digunakan sebagai penyimpan nilai, karena nilainya
tidak stabil
Dow, 2019
UANG DIGITAL BANK SENTRAL

GRUP I GRUP II

A B C D

LK1 LK2

LK= LKB & LKBB; A, B, C


& D= RT & dunia usaha. BSUD=Bank Sentral Uang
Infrastruktur teknis, aturan Digital ~ substitusi atau
BS=BI
& tata kelola, kreteria komplemen uang fiat
(Rp, BIUD)
peserta ~ sistem CBDC →transaksi besar vs kecil
(retail) & isu M-CBDC
Insukindro, 2021b; Astafyer & Sokolov, 2020.
CENTRAL BANK DIGITAL CURRENCY: WHOLESALE

Kumhof & Noone, 2018; Warjiyo, 2021


CENTRAL BANK DIGITAL CURRENCY: rETAIL

Kumhof & Noone, 2018; Warjiyo, 2021


PBOC DAN CBIRC
Sistem perbankan di China adalah monolitik yang semua komponen-
komponennya tidak terpisahkan dan berada di bawah PBOC (People’s
Bank of China).
PBOC adalah bank sentral rakyat Cina yang merupakan lembaga
negara dan mempunyai otoritas untuk mengoperasikan sistem
keuangan di Cina. PBOC juga mempunyai otoritas yang sangat besar
atas sistem perbankan. Selain sebagai bank sentral pada umumnya
yakni sebagai otoritas, PBOC juga mewakili negara dalam forum-forum
internasional. Dia juga berperanan dalam mengurangi resiko dan
mendorong terjadinya stabilitas sistem keuangan. PBOC juga mengatur
pinjaman dan devisa/valuta asing antar bank dan mengawasi sistem
pembayaran dan setelmennya di China.
Lembaga utama yang mengatur atau mengawasi sistem perbankan
di Cina adalah China Banking Insurance Regulatory Commission
(CBIRC) yang kemudian diganti menjadi China Banking Regulatory
Commission (CBRC) pada April 2018. CBIRC bertugas menyusun
kaidah dan regulasi tata kelola sektor perbankan dan asuransi di Cina.
Lembaga ini juga melakukan penilaian/pengujian perilaku bank dan
asuransi, mengumpulkan dan mempublikasi statistika sistem
perbankan, menyetujui pendirian dan perluasan perbankan dan
menyelesaikan permasalahan likuiditas, solvabilitas dan masalah lain
yang mungkin timbul di perbankan secara individu.
Chinese Deposit Insurance (CDI) didirikan pada Mei 2015 dan
mempunyai tugas yang serupa dengan LPS (Lembaga Penjamin
Simpanan) .
Banton, 2019

Catatan: Bahas juga pengaruh transformasi digital terhadap perbankan bayangan


(shadow banking), industri jasa keuangan dan pariwisata dll
PBOC & CBRC
DALAM SISTEM KEUANGAN CINA

PBOC
BS
OM
OSP
Pasar/Sistem DLL
Pasar/Sistem
Keuangan DN Keuangan LN

CBRC

Perusahan DN & LN yang Perusahan DN & LN yang


terdaftar di pasar keuangan terdaftar di pasar keuangan
DN hanya diijinkan bermain LN hanya diijinkan bermain
Insukindro, 2021
di pasar DN di pasar LN
OTORITAS-OTORITAS DALAM SISTEM
KEUANGAN

Bank
Sentral
Otoritas
Jasa
Pasar/Sistem Keuangan Pasar/Sistem
LPS Keuangan LN
Keuangan DN

Lembaga
Pengawas

Perusahan DN & LN yang Perusahan DN & LN yang


terdaftar di pasar keuangan terdaftar di pasar keuangan
DN diijinkan bermain di Insukindro, 2021 LN diijinkan bermain di
pasar DN & LN pasar DN & LN
Referensi
Amamiya, M. (2018), Central Banking in the Digital Age, Closing Remarks at the IMF-JFSA-BOJ
Conference on FinTech, Bank of Tokyo, April 16
Astafyev, I.V. and D.P. Sokolov (2020), Digital Economy: Beautiful but Imaginary, Concept, in
Popkova, E.G. and B.S. Sergi (eds), Digital Economy: Complexity and Variety vs Rationality,
Springer Nature Switzerland AG: 230-237
Banton, C. (2019), Introduction to the Chinese Banking System, Investopedia, March 1st.
Bush, J. (2021), Key Implications of the Digital Transformation, Electronic Specifier, 22nd
September
Claeys, G. and M. Demertzis (2019), The Next Generation of Digital Currencies: In Search of
Stability, Monetary Dialogue Paper, December, European Parliament.
Claeys, G., N. Demertzis and K. Efstathiou (2018), Crypto Currencies and Monetary Policy,
Monetary Dialogue Paper, July, European Parliament.
Dow, S. (2019), Monetary Reform, Central Banks, and Digital Currencies, International Journal of
Political Economy, 48(2): 153-173.
Genberg, H. (2020), Digital Transformation: Some Implication for Financial and Macroeconomic
Stability, ADBI Working Series, No. 1139, May.
Insukindro (2007), Kebijakan Pemberdayaan Subsidi dan Bantuan Dalam Mendorong
Pertumbuhan di Nusa Tenggara Barat, Makalah, disampaikan dalam acara Musrenbang
Provinsi NTB, Mataram, 17/4.
Insukindro (2021), Telaah Awal Berbagai Kemungkinan Dampak M-CBDC Terhadap
Perekonomian, Materi Ceramah, BINS Lecture Series, 7 Juni
Insukindro (2022), Konsekuensi Makroekonomi Transformasi Digital, Materi Ajar, Executive
Leadership Program, Aras Manajer-Asisten Manajer, BI, Semester II, 18 November
Kumhof, M. and C. Noone (2018), Central bank Digital Currencies – Design Principle and
Balance Sheet Implications, Staff Working Paper, No. 725, May, Bank of England
Miskhin, F.S. (2003), The Economics of Money, Banking, and Financial Market, 6th Edition
Update, Addision Wesley.
Oxford Economics (2011), The New Digital Economy, How It Will Transform Business, A
Research Paper, produced in Collaboration with AT & T, Cisco, Citi, PwC & SAP, June
Plotnikov, A.V., K. Demiryurck, H. Kawamorita and M.S. Dmitrievna (2020), The Impact of Digital
Transformation on the Economy, Research Gate, August
Schallmo, D., C.A. Williams and L. Boardman (2017), Digital Transformation of Business Model
– Best Practice, Enables and Roadmap, International Journal of Innovation Management,
Vol. 21, No. 8: 1740014-1-17.
Tiutiunyk, I., J. Drabek, N. Antoniuk, V. Navickas and P. Rubanov (2021), The Impact of Digital
Transformation on Macroeconomic Stability: Evidence from EU Countries, Journal of
International Studies, 14(3): 220-234.
Warjiyo, P. (2021), Bauran Kebijakan Bank Sentral, Bahan Ajar, Ekonomika Moneter I, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UGM, 7 Juni
Zimmerman, H.D. (2000), Understanding the Digital Economy: Challenges for New Business
Models, SSRN Electronic Journal, January

Anda mungkin juga menyukai