TRANSFORMASI DIGITAL*)
Narasumber:
Prof. Insukindro, Ph.D
Faculty Member: BI Institute & FEB UGM
insukindro@ugm.ac.id atau insukindro@gmail.com
Produk
Proses Struktur
Zimmermann, 2000
KEUNTUNGAN/MANFAAT TRANSFORMASI DIGITAL
π
PC0
t ↑ ~ PC↓ ~ PC0 → PC1
π0 A h ↑ ~ PC↓ ~ PC0 → PC1
t mencerminkan teknologi
h merupakan human capital
B C π adalah inflasi
π1
μ adalah pengganguran
PC1
O
μ0 μ1 μ
INDUSTRI YANG PALING TERPENGARUH OLEH
TRANSFORMASI DIGITAL
Catatan:
Diskusikan kembali neraca interen vs neraca ekstern
KEBIJAKAN Fiskal
Yd
Pasar Barang
C, I, G, X, M
3 KONSEP ANGGARAN
- Anggaran defisit
- Anggaran berimbang
- Anggaran surplus
Insukindro, 2007
ANGGARAN Pemerintah: Pendekatan
Intertemporal
Anggaplah pengeluaran konsumsi pemerintah pada periode 1 & 2
adalah G1 & G2, total penerima pajak (agregat) pada periode 1 & 2 yakni
T1 & T2. N merupakan jumlah penduduk dan t adalah tingkat pajak yang
dibayar oleh masing-masing individu (pajak kepala), sehingga T1 = t1N &
T2 = t2N.
Jika pemerintah menghadapi defisit anggaran, maka pemerintah dapat
melakukan utang dengan menjual obligasi & dianggap obligasi
pemerintah dan swasta sama serta menghasilkan bunga r.
Anggap juga bahwa B1 adalah jumlah obligasi pemerintah yang
diterbitkan periode 1, sehingga kendala anggaran pemerintah:
G1=T1+B1.
Pada periode 2: G2 + (1+r)B1 = T2 atau B1=(T2-G2)/(1+r)
Kendala anggaran pemerintah: G1+G2/(1+r) = T1+T2/(1+r)
Garis Anggaran
Pemerintah
T1(1+r)+T2 G adalah pengeluaran pemerintah
G2
T adalah penerimaan pajak
B G1 = G periode 1
G2 = G periode 2
T1 = T periode 1
D
T2 = T periode 2
r = biaya oportunitas (suku
E
G2E bunga riil)
O G1E G1F T2
T1 +
1+r
G2 Transformasi Digital
Peningkatan Pengeluaran Pemerintah
(Daerah)
Pergeseran Garis Anggaran &
meningkatkan pelayanan dan
kemudahan kepada dunia bisnis dan
konsumen
.
atau masyarakat
q2
q₁
Garis anggaran awal
q₀
q₁
0 G1
PERILAKU PEMERINTAH: ANALISIS DAYA SAING
Ref: Insukindro (2010) dimodifikasi
G₂
Pemerintah (Daerah) yang memiliki sumber daya yang lebih baik (BL₃) akan
memiliki probabilitas surplus lebih besar daripada probabilitas
defisitnya, sementara itu daerah dengan sumber daya yang lemah (BL₁)
akan memiliki probabilitas defisit yang lebih besar daripada probabilitas
surplusnya.
β₁ α₁ β₂ α₂ β₃ α₃
G₁
0 BL₁ BL₂ BL₃
Garis Anggaran Konsumen
C1+C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) (1)
Garis Anggaran Konsumen setelah pajak atas individu konsumen
C1 + C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) – (t1 + t2/(1+r)) (2)
Garis Anggaran Pemerintah
G1 + G2/(1+r) = T1 +T2/(1+r) (3a)
G1 + G2/(1+r) = N {t1 + t2/(1+r)} (3b)
t1 + t2/(1+r) = {G1 + G2/(1+r)}/N (3c)
C1 + C2/(1+r) = Y1+ Y2/(1+r) – {G1 + G2/(1+r)}/N (4)
C1+C2/(1+r) = Y1 – t1 + (Y2 – t2) /(1+r)
Dari persamaan (4) dapat diperoleh 3 kemungkinan pengaruh defisit
pemerintah terhadap perekonomian.
1. G1 + G2/(1+r) = 0 → Ekuivalensi Ricardian ~ Netral
2. G1 + G2/(1+r) < 0 → Keynesian ~ Positif
3. G1 + G2/(1+r) > 0 → Neo Klasik ~ Negatif
Perilaku Konsumen
Y1(1+r)+Y2 C1 (atau Ct) = konsumsi riil periode
C2 satu (awal atau t)
B C2 (atau Ct+1) = konsumsi riil periode
dua (atau t+1)
Y1 (atau Yt) = pendapatan riil (karena
bekerja) periode satu (awal atau t)
F Y2 (atau Yt+1) = pendapatan riil
C2F
(karena bekerja) periode dua
(atau t+1)
IC
C2 r = biaya oportunitas dan dianggap
homogin untuk semua alternatif
E
menabung atau investasi
E= titik endowment
C1 = Y1 & C2 = Y2
BL
Ci {x1 , x2 , x3 ……..xn , l, M/P, O}
x = barang konsumsi, M/P = m =
A uang kas riil, l = waktu luang
O C1 (leisure), O = barang konsumsi
C1F C1 Y2
Y1 + lain (riil)
1+r
Perilaku Konsumen
Y1(1+r)+Y2 C1 (atau Ct) = konsumsi riil periode
C2 satu (awal atau t)
B C2 (atau Ct+1) = konsumsi riil periode
dua (atau t+1)
Y1 (atau Yt) = pendapatan riil (karena
bekerja) periode satu (awal atau t)
F Y2 (atau Yt+1) = pendapatan riil
C2F
(karena bekerja) periode dua
(atau t+1)
C2 r = biaya oportunitas dan dianggap
IC homogin untuk semua alternatif
E
menabung atau investasi
E= titik endowment
C1 = Y1 & C2 = Y2
BL
Ci {x1 , x2 , x3 ……..xn , l, M/P, O}
x = barang konsumsi, M/P = m =
A uang kas riil, l = waktu luang
O C1 (leisure), O = barang konsumsi
C1F C1 Y2
Y1 + lain (riil)
1+r
S2
(t+1) Kombinasi konsumen dan
B produsen:
menabung optimal &
strategi investasi optimal
F
K
E2 E IC
O
F1 E1 K1 A S1
(t)
GB 9: KEBIJAKAN
Moneter Yd
Pasar Barang
C, I, G, X, M
GRUP I GRUP II
A B C D
LK1 LK2
PBOC
BS
OM
OSP
Pasar/Sistem DLL
Pasar/Sistem
Keuangan DN Keuangan LN
CBRC
Bank
Sentral
Otoritas
Jasa
Pasar/Sistem Keuangan Pasar/Sistem
LPS Keuangan LN
Keuangan DN
Lembaga
Pengawas