Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PAJAK

DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH


KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

ABDUL KHOLIK
NPM : 16011025

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2020
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PAJAK
DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Wijaya Putra Surabaya

Oleh :

ABDUL KHOLIK
NPM : 16011025

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2020

i
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PAJAK
DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KOTA SURABAYA

SKRIPSI

NAMA : ABDUL KHOLIK


FAKULTAS : EKONOMI dan BISNIS
PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN
NPM : 16011025

DISETUJUI dan DITERIMA OLEH :

DOSEN PEMBIMBING KETUA PROGRAM STUDI

(Agung Bayu Murti,SE.MSE) (Dr.Fatimah Riswati,SE.,MS.)

ii
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PAJAK
DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KOTA SURABAYA

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Wijaya Putra Surabaya

Oleh :

ABDUL KHOLIK
NPM : 16011025

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan telah di revisi sebagaimana


disarankan oleh Tim Penguji
Pada Tanggal :….............................

Ketua Penguji,

( )

Penguji I Peguji II

( ) ( )

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Abdul Kholik

NPM : 16011025

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan

tinggi lain, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau

diterbitkan oleh orang lain dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain, bukan tanggung

jawab dosen pembimbing dan atau Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Wijaya Putra, tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri dan siap diproses sesuai

dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Surabaya,

Abdul kholik

iv
MOTO

Man Jadda Wajada

“ Barang siapa bersungguh – sungguh, maka dia akan mendapatkan


kesuksesan “

Man Shabara Zhafara

“ Siapa yang bersabar, maka ia akan beruntung “

Man yazro’ yahsud

“ Barang siapa yang menanam pasti akan menuai ”

( Tiga MANTRA Kehidupan )

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya. yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk
penulis. Karya ini kupersembahkan untuk kedua Orang tua dan saudara tercinta
yang slalu mengiringi langkahku dengan Doa, motivasi, semangat, pengorbanan,
nasehat serta kasih sayang yang tidak pernah henti sampai saat ini.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Surabaya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program

Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wijaya

Putra Surabaya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan

skripsi ini, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Budi Endarto,S.H.,M.Hum. Selaku Rektor Universitas Wijaya

Putra Surabaya.

2. Ibu Dr. Soenarmi,SE,MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wijaya Putra Surabaya.

3. Ibu Dr.Fatimah Riswati,SE.,MS. Selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wijaya Putra

Surabaya.

4. Bapak Agung Bayu Murti,SE.,MSE. Selaku Dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

vii
5. Segenap Dosen dan Karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wijaya Putra Surabaya yang telah memberikan ilmu dan jasa.

6. Kedua orang tua yang selalu memberikan do’a dan dukungan baik secara

moral dan material dalam menunjang pendidikan untuk mencapai cita-

cita.

7. Seluruh keluarga besar yang selalu memotivasi dan memberi semangat

penulis.

8. Calon Istri Ulfah Rosyidah, terima kasih untuk kasih sayang, perhatian,

semangat serta motivasi dan dukungannya selama ini.

9. Sahabat M.Rizky, Farid, Agus ,Syarif, Rohma, Santos dkk yang selalu

mendukung dan memberi semangat untuk penulis.

10. Teman-teman di program studi Ilmu Ekonomi Pembangunan angkatan

2016.

11. Seluruh teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnsis yang tidak dapat

di sebutkan satu per satu.

12. Seluruh teman-teman UKM Soccer UWP yang tidak dapat disebutkan

satu persatu

13. Seluruh teman-teman STMJ Rizky, Ade, Sadam, Geger, Mas Pian, Mas

Surya, Sandi, Agung, Roji, Riyan, dkk.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

viii
Akhir kata tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, Semoga Tuhan

yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

membantu. Penulis menyadari atas kekurangan dalam penyususan ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun, dari para

pembaca demi kesempurnaan peneliti ini. Semoga penelitian ini mampu

menambah wawasan dan referensi bagi pembaca.

Surabaya, 25 Juni 2020

Penulis

Abdul Kholik

ix
ABSTRACT

Abdul Kholik, 16011025, influence of government and local tax expenditure on


the economic growth of Surabaya, 2020

The problem formulation in this research is whether government


expenditure and local taxes have significant effect on economic growth. This
research aims to analyse the influence of government expenditure and local taxes
on economic growth.

Types of research used using quantitative descriptive. Data collection


methods use secondary data. The data analysis technique is a deskriftive
statistical analysis, multiple linear regression, hypothesis testing and coefficient
of determination.

Based on the results of research and discussion can be concluded that


there is influence of government expenditure and local tax on economic growth.

Keywords: Government expenditure, local tax, economic growth

x
ABSTRAK

Abdul Kholik, 16011025, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Pajak


Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, 2020
Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah pengeluaran pemerintah
dan pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh pengeluaran pemerintah dan
pajak daerah terhadap pertumbuhan ekonomi.
Jenis penelitian yang digunakan menggunakan deskriptif Kuantitatif.
Metode pengumpulan data menggunakan data sekunder. Teknik analisis data
yaitu analisis statistik deskriftif, regresi linier berganda, uji hipotesis dan koefisien
determinasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pengeluaran pemerintah dan pajak daerah terhadap
pertumbuahn ekonomi.
Kata kunci : Pengeluaran Pemerintah, Pajak Daerah, Pertumbuhan ekonomi

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN….............................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................... iv

HALAMAN MOTTO............................................................................... v

HALAM PERSEMBAHAN...................................................................... vi

KATA PENGANTAR............................................................................... vii

ABSTRAK................................................................................................ x

DAFTAR ISI............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xv

DAFTAR TABEL...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 6

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Terori................................................................................... 7

2.1.1 Pengeluaran pemerintah.............................................................. 7

2.1.1.1 Pengertian Pengeluaran pemerinta................................... 7

2.1.1.1.1 Belanja langsung................................................... 9

xii
2.1.1.1.2 Belanja tidak langsung........................................ 10

2.1.1.2 Teori pengeluaran pemerintah........................................ 12

2.1.2 Pajak Daerah…………………….............................................. 15

2.1.2.1Pengertian pajak daerah....................................................... 15

2.1.2.2 Jenis pajak daerah………………………………………… 15

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi…………………………....................... 19

2.1.3.1Pengertian pertumbuhan ekonomi..................................... 19

2.1.3.2 Indikatar Pertumbuhan Ekonomi……….………………. 20

2.1.4 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan pajak daerah

Terhadap pertumbuhan ekonomi.......................................... 21

2.2 Penelitian Terdahulu…………………………………………………… 23

2.3 Kerangka Konseptual…………………………………………………. 26

2.4 Hipotesis Penelitian…………………………………………………… 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Pendekatan Penelitian.................................................................. 28

3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel........................................ 28

3.2.1 Variabel Penelitian.......................................................................... 28

3.2.2 Definisi Operasional Variabel........................................................ 29

3.2.2.1 Variabel Independen................................................................ 29

3.2.2.3 Variabel Dependen…….......................................................... 30

3.3 Lokasi Penelitian.................................................................................. 30

3.4 Populasi, Sampel, dan teknik pengambilan sampel............................. 30

3.4.1 Populasi...................................................................................... 30

xiii
3.4.2 Sampel........................................................................................ 31

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel...................................................... 31

3.5 Metode Pengumpulan Data.................................................................. 31

3.6 Uji Normalitas...................................................................................... 32

3.7 Teknik Analisis Data............................................................................ 32

3.7.1 Analisis Statistik Deskritif.......................................................... 32

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda............................................... 33

3.7.3 Uji Hipotesis............................................................................... 34

3.7.3.1 Uji Secara Simultan (Uji F)................................................ 34

3.7.3.2 Uji Secara Persial (Uji t)........................................................ 35

3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R).................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian.................................................................................... 37

4.1.1 Diskripsi Lokasi/Obyek Penelitian............................................. 37

4.1.1.1 Gambaran Umum Kota Surabaya................................... 37

4.1.2.Diskripsi Definisi Operasional…………………….................. 39

4.1.3 Diskripsi Variabel Penelitian…................................................. 44

4.1.4 Hasil Analisis Data………………............................................ 45

4.1.4.1Uji Normalitas………………........................................... 45

4.1.4.2 Uji Diskriptif…………………………........................ 46

4.1.4.3 Hasil regresi linier berganda.......................................... 47

4.1.4.4 Hasil Uji Hipotesis…………….................................... 49

4.1.4.4.1 Uji Simultan (Uji F)................................................ 49

xiv
4.1.4.4.2 Uji Parsial (Uji T)…………………………………… 50

4.1.4.4.3 Uji Determinasi (R2)……………………………….. 51

4.2 Pembahasan................................................................................ 53

4.2.1 Pengaruh Pengeluaran pemerintah terhadap

Pertumbuhan ekonomi......................................................... 53

4.2.2 Pengaruh Pajak daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi......................................................... 54

4.2.3 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan pajak daerah

terhadap Pertumbuhan ekonomi.......................................... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan............................................................................................ 58

5.2 Saran...................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 60

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Alur teori peacok dan wiseman 14

Gambar II.2 Kurva pengembangan Pengeluaran Pemerintah 14

Gambar II.3 Dampak Penetapan Pajak

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 22

Gambar II.4 Kerangka Konseptual 26

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel II.I Penelitian Terdahulu 23

Tabel IV.1 Realisasi Pengeluaran Pemerintah 41

Tabel IV.2 Realisasi Pajak Daerah 42

Tabel IV.3 Pertumbuhan Ekonomi 43

Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas 45

Tabel IV.3 Hasil Statistik Deskriptif 46

Tabel IV.4 Hasil Regresi Linier Berganda 49

Tabel IV.5 Hasil Uji F 50

Tabel IV.6 Hasil Uji t 51

Tabel IV.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi 53

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mutlak yang

dilakukan dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, dimana

pertumbuhan ekonomi menjadi target utama dalam pembangunan. Pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu

keharusan dalam kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan

pembangunan, dan hasil pertumbuhan ekonomi akan dapat pula dinikmati

masyarakat sampai dilapisan paling bawah, baik sendirinya maupun dengan

campur tangan pemerintah. Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan

terencana agar hasil pembangunan dapat merata, maka daerah yang miskin,

tertinggal dan tidak produktif menjadi produktif yang akhirnya mempercepat

pertumbuhan itu sendiri, yang dikenal dengan strategi Redistribution With Growth

(Sirojuzilam, 2015).

Pembangunan ekonomi ditujukan untuk mencapai kemakmuran yang

tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat, untuk mencapai tujuan ini pemerintah

harus menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan

sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan

masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas

pengeluaran pemerintah adalah suatu proses penggunaan variabel-variabel belanja

untuk menghasilkan output, maka pada prosesnya akan menghasilkan suatu jasa

1
2

untuk pembangunan. Dalam suatu perekonomian apabila pendapatan perkapita

meningkat secara relatif pengeluaran pemerintah akan meningkat, terutama

pengeluaran pemerintah untuk mengatur hubungan dalam masyarakat

(Sirojuzilam, 2015). Adanya peningkatan pengeluaran pemerintah mampu

mendorong laju pertumbuhan ekonomi (Cheng dan Lay dalam Manik, 2010 : 47).

Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah merupakan salah satu pelaku

ekonomi yang memegang peranan penting dalam sebuah perekonomian dan

berkewajiban untuk memfasilitasi kegiatan masyarakatnya dalam mencapai

kesejahteraan hidup. Pengeluaran pemerintah yang dialokasikan untuk hal yang

produktif dan berimbas langsung dengan kepentingan publik praktis dapat

mempengaruhi aktifitas ekonomi pada umumnya, bukan saja karena pengeluaran

ini dapat menciptakan berbagai prasarana yang dibutuhkan dalam proses

pembangunan, tetapi juga merupakan salah satu komponen dari permintaan

agregat yang kenaikannya akan mendorong Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Semakin besar pengeluaran atau belanja pemerintah akan semakin besar

pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai. Di samping mempunyai kewajiban,

pemerintah juga mempunyai berbagai hak, salah satunya adalah menggali sumber-

sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran sehubungan dengan kegiatan

penyelenggaraan pemerintah di tingkat pusat maupun daerah yaitu dengan

menggali pajak.

Pajak daerah memegang peranan penting dalam menciptakan

kesejahteraan dan pembangunan bagi daerah. Hal ini karena penerimaan pajak

daerah yang diterima oleh pemerintah, nantinya digunakan untuk melakukan


3

pembelajaan seperti belanja langsung dan belanja tidak langsung. Pemerintah

daerah menetapkan pajak daerah menjadi salah satu sumber pendapatan utama

dan potensial kabupaten/kota yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi

masing-masing daerah (Marihot, 2005). Pajak daerah yang diterapkan dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal diharapkan mampu memberikan

penerimaan yang signifikan dan berdampak pada kemampuan daerah dalam

membiayai tanggung jawab fiskalnya. Pemungutan pajak daerah ini tidak terlepas

dari pemberlakuan undang-undang pajak daerah, yaitu Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang memuat ketentuan

pokok pelaksanaan pemungutan pajak daerah.

Otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia saat ini yang berlandaskan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dimana daerah otonom mempunyai hak

dan wewenang penuh untuk mengurus dan mengatur daerahnya sendiri, termasuk

menggali sumber keuangannya sendiri. Secara ekonomi, dengan otonomi

diharapkan akan menciptakan stabilitas makro ekonomi dan tercapainya efisiensi

kinerja perekonomian dengan asumsi bahwa pembangunan di daerah akan lebih

cepat dan ekonomis bila dikerjakan oleh sumberdaya manusia dari daerah itu

sendiri. Penyerahan urusan tugas dan kewenangan kepada daerah didasarkan pada

faktor yang nyata atau riil sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah serta

pertumbuhan dan perkembangan masyarakat terjadi agar benar-benar dapat

menjamin daerah yang bersangkutan (Darwin, 2010). Hal ini memacu pemerintah

daerah untuk meningkatkan kapasitas pajak daerah mereka guna memenuhi

kebutuhan pengeluaran mereka sendiri. Tanggung jawab pemerintah dalam


4

mewujudkan stabilitas perekonomian semakin berat mengingat potensi ekonomi

yang dimiliki setiap daerah berbeda yang berimplikasi pada kebijakan dan pola

pengembangan daerah yang beragam pula. Teori “pembangunan dari bawah”

(development from below) berpendapat bahwa orang akan lebih bersedia

membayar pajak kepada daerah daripada kepada pemerintah pusat karena mereka

dapat melihat manfaat dalam kemudahan dan pembangunan di daerah mereka

(Davey dalam Darwin, 2010).

Pemerintah daerah berwenang dan bertanggung jawab untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, terutama dalam pemberian pelayanan

masyarakat (public services). Oleh sebab itu, pemerintah daerah harus mempunyai

kemampuan administratif yang efektif atas suatu pajak. Tanggung jawab atas

pemungutan suatu pajak tidak selalu bersamaan dengan kemudahan memperoleh

hasilnya (Darwin, 2010). Kemampuan dan kemandirian suatu daerah tolak

ukurnya ditentukan oleh seberapa besar pajak daerah dapat digali untuk

mendapatkan pendapatan yang besar dan direalisasikan sesuai perencanaan untuk

pengelolaan pembangunan daerah agar pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh

dengan baik. Dengan meningkatnya pajak daerah, maka pemerintah daerah dapat

membiayai pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Melalui pembangunan dan

perbaikan infrastruktur tersebut dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah

sehingga mampu mewujudkan pembangunan ekonomi dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat daerah. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian

skripsi dengan judul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Pajak Daerah

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surabaya.


5

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, ada beberapa

rumusan masalah yang dapat digunakan sebagai kajian dalam penelitian yang

akan dilakukan, antara lain :

1. Apakah Pengeluaran Pemerintah Berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di kota Surabaya Tahun 2009-2018.

2. Apakah pajak daerah Berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

kota surabaya Tahun 2009-2018.

3. Apakah Pengeluaran pemerintah dan pajak daerah berpengaruh

terhadap Pertumbuhan ekononomi di Kota Surabaya tahun 2009-2018

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka penulisan skripsi ini

mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menguji dan Menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah seacara

parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya Tahun 2009-

2018.

2. Menguji dan Menganalisis pengaruh pajak daerah seacara parsial

terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya Tahun 2009-2018.

3. Menguji dan Menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah seacara

simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya Tahun

2009-2018.
6

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitiaan ini adalah sebagai

berikut :

MANFAAT TEORITIS :

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

pengeluaran pemerintah dan pajak daerah terhadap pertumbuhan

ekonomi di kota Surabaya dan sebagai wadah pengaplikasian ilmu

yang telah di peroleh selama masa Kuliah.

MANFAAT PRAKTIS

1. Dapat menjadi masukan dalam mengambil Keputusan/Kebijakan

dalam mengelola keuangan, teutama pengeluran pemerintah dan

pajak daerah.

2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan refrensi, perbandingan bagi

peneliti selanjutnya dan bahan studi dikalangan akademis dalam

melakukan pembelajaran atau penelitian dengan topik terkait.


BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengeluaran Pemerintah

2.1.1.1 Pengertian Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran Pemerintah merupakan bagian dari kebijakan fiskal yaitu

suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara

menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya,

yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah

atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan

harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong

pertumbuhan ekonomi.Penyelenggaraan otonomi daerah yang dimulai pada

Januari 2001 bagi setiap daerah tingkat provinsi maupun kabupaten memuat dua

aspek penting, yaitu pendelegasian kewenangan pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintah maupun tugas

pembangunan dan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang meliputi penggalian

sumber-sumber penerimaan dan pengalokasian pengeluaran sesuai dengan

kebutuhan dan prioritas daerah masing-masing. Dari aspek ekonomi, kebijakan

otonomi daerah yang bertujuan untuk pemberdayaan kapasitas daerah akan

memberikan kesempatan bagi daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan

perekonomiannya. Peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah akan

7
8

membawa pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat di

daerah. Melalui kewenangan yang dimiliki untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat, daerah akan berupaya untuk meningkatkan

perekonomian sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan. Kewenangan

daerah melalui otonomi daerah diharapkan dapat memberikan pelayanan

maksimal kepada para pelaku ekonomi di daerah baik lokal, regional,nasional

maupun global.

Pengeluaran daerah diperoleh dari seluruh pendapatan daerah yang

diterima baik dari daerahnya sendiri maupun bantuan dari pemerintah pusat yang

akan digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan daerah. Menurut UU No. 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban

daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode

anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan

dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan provinsi atau kabupeten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan

pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang

dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar

pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Belanja diklasifikasikan menjadi dua bagian berdasarkan hubungannya dengan

aktivitas, yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung.


9

2.1.1.1.1 Belanja Langsung

Belanja langsung (Direct expenditure), adalah kegiatan belanja daerah yang

dianggarkan dan berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan pemerintah daerah. Kelompok belanja langsung terdiri dari :

1. Belanja pegawai

Belanja pegawai langsung biasanya digunakan untuk pengeluaran

honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan

pemerintahan daerah.

2. Belanja barang dan jasa

Belanja barang dan jasa langsung digunakan untuk pengeluaran dalam

bentuk pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12

bulan dan pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan

pemerintahan daerah.

3. Belanja modal

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang

mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam

kegiatan pemerintahan, seperti tanah, mesin, bangunan, jalan, irigasi dan

aset tetap lainnya.


10

2.1.1.1.2 Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung (Indirect expenditure), ialah kegiatan belanja daerah yang

dianggarkan dan tidak memiliki hubungan apapun secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung terdiri dari :

1. Belanja pegawai

Belanja pegawai tidak langsung merupakan belanja kompensasi yang

diberikan dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang

diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Belanja bunga

Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang

yang dihitung atas kewajiban pokok utang, sesuai dengan perjanjian

pinjaman berjangka yang terdiri dari jangka pendek, jangka menengah,

dan jangka panjang.

3. Belanja subsidi

Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi

kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa

yang dihasilkan, dapat terjangkau oleh masyarakat luas.


11

4. Belanja hibah

Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam

bentuk uang, barang dan jasa kepada pemerintah maupun pemerintah

daerah lainnya, dan kelompok masyarakat serta perorangan yang secara

spesifik telah memiliki peruntukan yang jelas.

5. Bantuan sosial

Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam

bentuk uang dan barang kepada masyarakat, dengan tujuan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6. Belanja bagi hasil

Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang

bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau

pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan

pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

7. Bantuan keuangan

Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan

yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota,

pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari

pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah


12

lainnya dalam rangka pemerataan atau peningkatan kemampuan keuangan

daerah.

8. Belanja tidak terduga

Belanja tidak terduga merupakan tindakan belanja untuk kegiatan yang

bersifat tidak biasa atau tidak diharapkan akan terjadi seperti

penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan

sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah

tahun sebelumnya, yang telah ditutup.

2.1.1.2 Teori Pengeluaran Pemerintah

Versi Keynes, pengeluaran pemerintah merupakan salah satu unsur

permintaan agregat. Konsep perhitungan pendapatan nasional dengan

pendekatan pengeluaran bahwa Y = C + I + G + X – M. Formula ini

dikenal sebagai identitas pendapatan nasional. Variabel Y melambangkan

pendapatan nasional sekaligus mencerminkan penawaran agregat.

Variabel-variabel di ruas kanan disebut permintaan agregat. Variabel G

melambangkan pengeluaran pemerintah. Dengan membandingkan nilai G

terhadap Y serta mengamati dari waktu ke waktu dapat diketahui seberapa

besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam pembentukan pendapatan

nasional (Dumairy, 1996)

Teori pembangunan dan pengeluaran pemerintah dikembangkan oleh

Rostow dan Musgrave yang menghubungkan pengeluaran pemerintah


13

dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap

awal, tahap menengah dan tahap lanjut. (1) Tahap awal, pada tahap awal

perkembangan ekonomi persentase investasi besar, sebab pemerintah harus

menyediakan prasarana, seperti pendidikan, kesehatan, prasarana

transportasi dan sebagainya. (2) Tahap menengah, investasi pemerintah

tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat

tinggal landas, namun peranan investasi swasta sudah semakin membesar.

(3) Tahap lanjut, pembangunan ekonomi dan aktivitas pemerintah beralih

dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas

sosial seperti program kesejahteraan hari tua dan program pelayanan

kesehatan masyarakat (Mangkoesoebroto)

Dari persamaan empiris yang dilakukan oleh Adolph Wagner

terhadap Negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang pada abad ke

19 menunjukan bahwa aktivitas pemerintah dalam perekonomian

cendrung semakin meningkat (law of ever increasing state activity).

Wagner mengukur pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional

dan hukum wagner dapat dirumuskan sebagai berikut:

GpC > GPCt-1 > GPCt-2 -> GPCt-n


YpCt YpCt-1 YpCt-2 YpCt-n

dimana :

GpC : Pengeluaran pemerintah Per kapita

YpC : Pendapatan nasional Per kapita

t : Indeks Waktu
14

Teori peacock dan wiseman ini didasarkan pada suatu analisis

penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Meningkatnya penerimaan pajak

menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat teori

peacock dan wisemen digambarkan sebagai berikut :

Pertumb Pungutan Akibatnya PDB Penerimaan

uhan pajak pengeluaran meningkat &


semakin pemerintah dalam pengeluaran
keadaan pemerintah
Ekonomi
meningkat meningkat
(PDB) normal juga

Sumber : Mangkoesoebroto, 2010.

Gambar 2.1
Alur Teori Peacock dan Wisemen

Pengeluaran pemerintah menurut peacock dan wisemen berbentuk

seperti tangga karena adanya kendala pajak membayar pajak dimasyarakat

yang ditetapkan oleh pemerintah, maka pemerintah tidak bisa

meningkatkan pengeluarannya. Dapat dilihat dari kurva berikut :

Sumber mangkoesoebroto,2010
Gambar 2.2
Kurva Pengembangan Pengeluaran Pemerintah
15

2.1.2 Pajak Daerah

2.1.2.1 Pengertian Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pengertian tersebut termuat di dalam Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah Nomor 28 Tahun 2009.Pajak atau kontribusi wajib yang diberikan oleh

penduduk suatu daerah kepada pemerintah daerah ini akan digunakan untuk

kepentingan pemerintahan dan kepentingan umum suatu daerah.

2.1.2.2 Jenis Pajak Daaerah kabupaten/kota

1. Pajak Hotel

Pajak Hotel merupakan dana/iuran yang dipungut atas penyedia jasa

penginapan yang disediakan sebuah badan usaha tertentu yang jumlah

ruang/kamarnya lebih dari 10.Pajak tersebut dikenakan atas fasilitas yang

disediakan oleh hotel tersebut.Tarif pajak hotel dikenakan sebesar 10%

dari jumlah yang harus dibayarkan kepada hotel dan masa pajak hotel

adalah 1 bulan.
16

2. Pajak Restoran

Pajak Restoran merupakan pajak yang dikenakan atas pelayanan yang

disediakan oleh restoran.Tarif pajak restoran sebesar 10% dari biaya

pelayanan yang ada diberikan sebuah restoran.

3. Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pajak yang kenakan atas jasa pelayanan hiburan

yang memiliki biaya atau ada pemungutan biaya di dalamnya.Objek pajak

hiburan adalah yang menyelenggarakan hiburan tersebut, sedangkan

subjeknya adalah mereka yang menikmati hiburan tersebut. Kisaran tarif

untuk pajak hiburan ini adalah 0%-35% tergantung dari jenis hiburan yang

dinikmati.

4. Pajak Reklame

Pajak Reklame merupakan pajak yang diambil/dipungut atas benda, alat,

perbuatan, atau media yang bentuk dan coraknya dirancang untuk tujuan

komersial agar menarik perhatian umum.Biasanya reklame ini meliputi

papan, bilboard, reklame kain, dan lain sebagainya.Namun, ada

pengecualian pemungutan pajak untuk reklame seperti reklame dari

pemerintah, reklame melalui internet, televisi, koran, dan lain sebagainya.

Tarif untuk pajak reklame ini adalah 25% dari nilai sewa reklame yang

bersangkutan.
17

5. Pajak Penerangan Jalan

Pajak Penerangan Jalan merupakan pajak yang dipungut atas penggunaan

tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun dari sumber lain. Tarif

pajak penerangan ini berbeda-beda, tergantung dari penggunaannya.

Berikut ini tarif Pajak Penerangan Jalan terbagi menjadi 3, yakni:

1. Tarif Pajak Penerangan Jalan yang disediakan oleh PLN atau bukan

PLN yang digunakan atau dikonsumsi oleh industri, pertambangan

minyak bumi dan gas alam, sebesar 3%.

2. Tarif Pajak Penerangan Jalan yang bersumber dari PLN atau bukan

PLN yang digunakan atau dikonsumsi selain yang dimaksud pada poin

pertama sebesar 2,4%.

3. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak

Penerangan Jalan ditetapkan sebesar 1,5%.

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan pajak yang dikenakan

atas pengambilan mineral yang bukan logam seperti asbes, batu kapur,

batu apung, granit, dan lain sebagainya.Namun, pajak tidak akan berlaku

jika dilakukan secara komersial.

Berikut ini tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan:

1. Tarif untuk mineral bukan logam sebesar 25%,


18

2. Tarif untuk batuan sebesar 20%.

7. Pajak Parkir

Pajak Parkir merupakan pajak yang dipungut atas pembuatan tempat

parkir di luar badan jalan, baik yang berkaitan dengan pokok usaha atau

sebagai sebuah usaha/penitipan kendaraan. Lahan parkir yang dikenakan

pajak adalah lahan yang kapasitasnya bisa menampung lebih dari 10

kendaraan roda 4 atau lebih dari 20 kendaraan roda 2. Tarif pajak yang

dikenakan sebesar 20%.

8. Pajak Air Tanah

Pajak Air Tanah adalah pajak yang dikenakan atas penggunaan air tanah

untuk tujuan komersil. Besar tarif Pajak Air tanah adalah 20%.

9. Pajak Sarang Burung Walet.

Pajak Sarang Burung Walet merupakan pajak yang dikenakan atas

pengambilan sarang burung walet. Tarif pajak sarang burung walet sebesar

10%.

10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan merupakan pajak

yang dikenakan atas bumi atau bangunan yang dimiliki, dikuasi, atau

dimanfaatkan.
19

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan:

1. Pajak untuk pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang

bernilai kurang dari 1 miliar sebesar 0,1%.

2. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang bernilai

lebih dari 1 miliar sebesar 0,2%.

3. Sedangkan tarif untuk pemanfaatan yang menimbulkan gangguan

terhadap lingkungan, dikenakan tarif sebesar 50%.

11. Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan merupakan pajak

yang dikenakan atas perolehan tanah dan bangunan oleh orang pribadi atau

badan tertentu, misalnya melalui transaksi jual-beli, tukar-menukar, hibah,

waris, dll. Tarif dari pajak ini sebesar 5% dari nilai bangunan atau tanah

yang diperoleh orang pribadi atau suatu badan tertentu.

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

2.1.3.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian

suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama

periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses

kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk

kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan

indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.


20

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di

suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat

pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat proses pertambahan output wilayah

sehingga prospek perkembangan wilayah semakin baik. Dengan di ketahuinya

sumber-sumber pertumbuhan ekonomi maka dapat ditentukan sektor prioritas

pembangunan. Menurut Todaro dan Smith (2004) terdapat tiga faktor atau

komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi

modal (capital accumulation), pertumbuhan penduduk (growth in population),

dan kemajuan teknologi (technological progress).

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang-bidang

ekonomi (Sirojuzilam, 2015). Perekenomian dapat dikatakan tumbuh apabila

tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai saat ini lebih tinggi dari

sebelumnya.Dalam tingkat regional, pertumbuhan ekonomi dilihat dari Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (rill) Wilayahnya,

berdasarkan Indikator tersebut dapat diketahui perkrmbangan perekonomian

daerah tersebut.

2.1.3.2 Indikator Pertumbuhan Ekonomi

1. Pendapatan nasional

Adalah pembandingan pendapatan nasional dari satu periode dengan

periode sebelumnya.

2. Pendapatan Perkapita

Adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada periode tertentu,


21

pendapatan perkapita dapat juga dikatakan sebagai jumlah barang dan jasa

yang ada atau tersedia bagi setiap penduduk suatu negara.

3. Tenaga Kerja Dan Pengangguran

Tenaga kerja adalah setiap orang yang guna menghasilkan barang dan

jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

masyarakat,sedangkan pengangguran adalah kebalikan dari tenaga kerja.

Suatu negara dikatakan memiliki pertumbuhan ekonomi jika jumlah

tenaga kerjanya lebih banyak dari jumlah pengangguran

4. Kesejahteraan Masyarakat

Kesjahteraan dapat dilihat dari tingkat kemiskinan yang semakin

berkurang dan daya beli masyarakat semakin meningkat.

2.1.4 Hubungan pengeluaran pemerintah dan pajak daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi

Negara dalam membiyai pengeluaran belanja pemerintah untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonominya bersumber dari penerimaan

pajak. Hubungan penerimaan pajak dengan pertumbuhan ekonomi

dijelaskan teori yang dikemukakan oleh Peacock dan Wisemen, yaitu

bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang

semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah akan memberikan

dampak pada meningkatnya penerimaan pajak sehingga menyebabkan

pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Penerimaan pajak

daerah yang tinggi akan berdampak positif pada terciptanya perluasan


22

kapasitas fiskal pemerintah daerah yang berujung pada peningkatan

pengeluaran pemerintah sebagai wujud intervensi pemerintah dalam

perekonomian. Oleh sebab itu pajak daerah harus dikelola secara maksimal

dan transparan dalam rangka optimalisasi dan usaha meningkatka

kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (Halim, 2010)

Gambar 2.3
Dampak Penetapan Pajak Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pengenaan tarif pajak Perubahan pendapatan Perubahan Konsumsi para


daerah para wajib pajak wajib pajak

Perubahan pendapatan

(PDRB)

Perubahan pendapatan Perubahan pengeluaran Perubahan pertumbuhan


pemerintah pemerintah
ekonomi

Sumber : Sudirman, 2014


2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Variabel &
Peneliti dan Judul dan
NO Tujuan Teknik analisis Hasil penelitian Persamaaan Perbedaan
tahun sumber pustaka
data

1 Variabel bebas : Pajak daerah dan Retribusi


Ju Kumala ANALISIS untuk menganalisis pajak Hasil pengujian dalam penelitian ini pertumbuhan daerah dan
Dewi PENGARUH pengaruh langsung pajak daerah,retribusi menunjukkan: 1) Pajak daerah dan retribusi ekonomi tenaga kerja
Made PAJAK daerah dan retribusi daerah daerah berpengaruh positif dan signifikan
Kembar Sri DAERAH, daerah terhadap terhadap penyerapan tenaga kerja; 2) Pajak
Budhi RETRIBUSI penyerapan tenaga kerja, Variabel terikat : daerah berpengaruh positif dan signifikan
(2018) DAERAH menganalisis pengaruh Pertumbuhan terhadap pertumbuhan ekonomi; retribusi
TERHADAP langsung pajak daerah, ekonomi daerah tidak berpengaruh terhadap
TENAGA retribusi daerah, pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja tidak
KERJA DAN penyerapan tenaga kerja Teknik analisis : berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi;
PERTUMBUH terhadap pertumbuhan aplikasi SPSS 21. dan 3) Hasil pengujian pengaruh tidak langsung
AN EKONOMI ekonomi dan menunjukkan Tenaga Kerja tidak mampu
DI menganalisis pengaruh memediasi variabel Pajak Daerah dan Retribusi
KOTA tidak langsung pajak Daerah pada Pertumbuhan Ekonomi.
PALANGKA daerah, retribusi daerah
RAYA terhadap pertumbuhan
PROVINSI ekonomi melalui
KALIMANTA penyerapan tenaga kerja.
N TENGAH
2 Sunarto dan PENGARUH Untuk mengetahui Variabel Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pajak Pajak daerah dan Retibusi
Y Sunyoto PAJAK dampak pajak daerah dan independen atau Daerah pertumbuhan daerah dan
(2016) DAERAH DAN retribusi daerah terhadap variabel bebas berpengaruh positif signifikan terhadap ekonomi dampak
RETRIBUSI kemandirian daerah pada yaitu pajak Kemandirian Daerah. Retribusi Daerah kemandirian
DAERAH pertumbuhan ekonomi Variabel berpengaruh negatif daerah
TERHADAP dependen :pajak signifikan terhadap Kemandirian Daerah. Pajak
KEMADIRIAN daerah,retribusi Daerah berpengaruh positif signifikan terhadap
DAERAH daerah atau Pertumbuhan Ekonomi. Retribusi Daerah tidak
YANG variabel terikat: berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan

23
BERDAMPAK Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Kemandirian Daerah
PADA ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
PERTUMBUH Ekonomi
AN EKONOMI analisis data Daerah.
DAERAH menggunakan
(Studi Empiris regresi linier
Pada Kabupaten berganda.
dan Kota di
Jawa Tengah)
3 1) Mengetahui Variabel Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi Pengeluaran Pajak daerah
M. Zahari PENGARUH kemampuan keuangan dependen :Pengel menunjukkan fluktuatif dan relatif cenderung pemerintah dan
MS (2017) PENGELUARA daerah di Provinsi Jambi. uaran pemerintah menurun. Laju pertumbuhan PDRB Jambi pertumbuhan
N 2) Mengetahui laju tahun 2016 mencapai 4,37 persen, jauh lebih ekonomi
PEMERINTAH pertumbuhan ekonomi variabel rendah dibandingkan tahun 2011 sebesar 7,68
TERHADAP daerah di Provinsi Jambi. Independen:Pertu persen.
PERTUMBUH 3) Menganalisis pengaruh mbuhan ekonomi
AN EKONOMI belanja daerah terhadap dan
DI PROVINSI pertumbuhan ekonomi teknik analisi :
JAMBI daerah di Provinsi Jambi. Analisis deskriptif
dan analisis
regresi linier
4 Variabel bebas : 1. Total Pendapatan Daerah (TPD) berpengaruh pajak daerah dan Pendapatan
Defia Riski PENGARUH 1. Untuk menganalisis total pendapatan negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi pertumbuhan daerah
Anggarini TOTAL pengaruh Total daerah,pajak Provinsi Lampung. ekonomi
(2018) PENDAPATAN Pendapatan Daerah (TPD) daerah 2. Pajak Daerah berpengaruh positif terhadap
DAERAH DAN terhadap pertumbuhan Variabel terikat : Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung.
PAJAK ekonomi Provinsi pertumbuhan
DAERAH Lampung Tahun 2000- ekonomi
TERHADAP 2013.
LAJU 2. Untuk menganalisis Teknik analisis :
PERTUMBUH pengaruh Pajak Daerah program eviews
AN EKONOMI terhadap pertumbuhan 6.1
PROVINSI ekonomi Provinsi
LAMPUNG Lampung Tahun 2000-
2013.

24
5 Tommy Prio PENGARUH Tujuan penelitian ini Variabel Hasil dari penelitian ini adalah koefisien positif Pengeluaran Pertumbuhan
Haryanto PENGELUARA untuk menganalisis independen yang dari pemerintah ekonomi
(2016) N bagaimana pengaruh digunakan belanja belanja tidak langsung adalah 0.291399 yang provinsi jawa
PEMERINTAH pengeluaran pemerintah tidak langsung berarti jika belanja tidak langsung naik 1 % tengah
TERHADAP terhadap pertumbuhan dan belanja maka
PERTUMBUH ekonomi. langsung, pertumbuhan ekonomi naik 0.291399%.
AN EKONOMI sedangkan Koefisien positif dari belanja langsung sebesar
KABUPATEN/ variabel 0.117470
KOTA dependennya yang berarti jika belanja langsung naik 1 %
DI PROVINSI adalah maka pertumbuhan ekonomi naik sebesar
JAWA pertumbuhan 0,117470%.
TENGAH ekonomi. Belanja tidak langsung dan belanja langsung
secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Teknik analisis pertumbuhan ekonomi.
data : spss

25
26

2.3 Kerangka Konseptual

Pertumbuhan ekonomi dapat didorong oleh pengeluaran pemerintah yang

bersumber dari pendapatan asli daerah salah satunya adalah pajak daerah yang

digunakan untuk membiyai seluruh kebutuhan daerah untuk memajukan

perekonomian, dengan cara membangun infrastruktur yang dapat mendorong

aktivitas ekonomi. Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah

model analisis korelasi dengan menggunakan dua variabel independen terhadap

satu variabel dependen. Dalam Gambar 2.4 menjelaskan tentang pertumbuhan

ekonomi dapat dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah dan pajak daerah

yang dapat berkontribusi dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Gambar 2.4
Kerangka Konseptual

Pengeluaran Pemerintah
(X1)

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Pajak daerah (X2)

= Pengaruh Secara parsial

= Pengaruh Secara Simultan


27

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka

konseptual yang telah di paparkan maka hipotesis yang ditemukan adalah :

1. Diduga pengeluaran pemerintah secara parsial berpengaruh

berpenagruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

2. Diduga pajak daerah secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Diduga pengeluaran pemerintah dan pajak daerah secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang

menggunakan perhitungan angka-angka yang kemudian di analisis dengan

statistik. metode ini digunakan untuk membangun hipotesis dan menguji

secara empiris atas hipotesis yang dibangun tersebut (Ferdinand, 2014:9)

Penelitian ini merupakan studi empiris terhadap pengeluaran pemerintah dan

pajak daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:58).

Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian yang terdiri dari satu

variabel terikat dan 2 variabel bebas, yaitu sebagai berikut.

1. Variabel bebas (Independen) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel dependen atau

variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas (Independen)

adalah Pengeluaran Pemerintah dan Pajak Daerah.

28
29

2. Variabel terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini variabel terikat (Dependen) adalah Pertumbuhan

Ekonomi

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

3.2.2.1 Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini meliputi :

1. Pengeluaran Pemerintah (X1)

Pengeluaran pemerintah merupakan bagian dari kebijakan fiksal

yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya pemerintah

dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran

pemerintah.

2. Pajak Daerah (X2)

Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.
30

3.2.2.2 Variabel Dependen

Variabel terkait dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi

sebagai (Y). Pertumbuhan ekonomi menggambarkan perkembangan

perekonomian suatu negara dalam satu tahun tertentu yang dibandingkan

dengan tahun sebelumnya dalam bentuk persentase perubahan pendapatan

nasional.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Surabaya diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Kota Surabaya https://surabayakota.bps.go.id/

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

( Sugiyono,2018 ). Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi

Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya. Jumlah

populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh laporan realisasi

pengeluaran pemerintah daerah (belanja), pajak daerah, dan laju

pertumbuhan ekonomi, untuk tahun anggaran tahun 2009 -2018.


31

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan

untuk memperkirakan hasil dari suatu penelitian. Sampel dalam penelitian

ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan belanja daerah

(APBD) Pemerintah Kota Surabaya selama 10 tahun yaitu periode 2009

sampai dengan 2018.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam Penelitian ini diambil dengan teknik dokumentasi,

dengan melakukan penelusuran informasi melalui media Internet dengan

alamat situs : https://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :

1. Data sekunder

Data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah data Laporan Realisasi

Anggaran diSurabaya Tahun 2009-2018 sedangkan data lainnya yaitu data

pertumbuhan ekonomi diperoleh dari Badan Pusat Statistk (BPS) surabaya.

2. Dokumentasi

Dengan Mengambil Realisasi Pengeluaran Pemerintah, Pajak

daerah dan laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstant dikota

surabaya Melalui Surabaya dalam angka dari Badan Pusat Statistik


32

(BPS)Surabaya. Periode yang diamati adalah Periode 2009 sampai dengan

2018.

3.6 Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

panel variabel-variabelnya memiliki distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Uji normalitas yang difunakan adalah uji kolmogorov smirnov, data

dikatakan normal apabila nilai signifikan >0,05 dan sebaliknya apabila nilai

signifikan <0,05 maka dikatakan tidak normal.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data dari Penelitian Ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

analisis statistik deskriptif,analisis Regresi Linier berganda dan Uji Hipotesis.

Analisis Deskriptif digunakan untuk memberikan penjelasan tentang berbagai

karakteristik data yang berasal dari satu sampel dan analisis hubungan antar

variabel menggunakan Regresi linier berganda. Uji Hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan Uji Simultan,uji Parsial dan Uji Determinasi.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan analisis

deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram,

perhitungan modus, median, mean, standar deviasi, perhitungan persentase,


33

dan perhitungan rumus panjang kelas untuk menentukan interval kriteria

(Sugiyono 2016:207)

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab

akibat antara variabel Independen terhadap variabel dependen. Adapun

rumusan yang digunakan terhadap variabel dependen, dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1 x1 + b2 x2 + e

Keterangan :

Y = Variabel Pertumbuhan Ekonomi

a = Nilai Konstanta

b1 = Koefisien regresi Pengeluaran Pemerintah

x1 = Variabel Pengeluaran Pemerintah

b2 = Koefisiensi regresi Pajak Daerah

x2 = Variabel Pajak Daerah

e = eror (item)
34

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Uji Secara Simultan (Uji F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali,

2016). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel pada derajat kesalahan 5% dalam arti (α =0.05).

Hipotesis yang digunakan dalam penilitian ini adalah :

Ho : β1-β2 = 0, Variabel – variabel (pengeluran pemerintah dan

pajak daerah) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersamasama terhadap variabel terikatnya (pertumbuhan Ekonomi).

H1 : β1-β2 ≠ 0, Variabel - variabel (pengeluaran pemerintah dan

pajak daerah) mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersamasama terhadap variabel terikatnya (pertumbuhan ekonomi)

Dasar Pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai

Fhitung dengan Ftabel :

1. Apabila F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak

2. Apabila F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima


35

3.7.3.2 Uji Secara Parsial (Uji T)

Uji parsial (Uji t) digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan antara Variabel X dan Variabel Y, apakah Variabel X1,

X2 benar – benar berprngaruh terhadap variabel Y. Hipotesis yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

Ho : β1 = 0, Variabel – variabel (Pengeluaran pemerintah dan

pajak daerah ) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikatnya (Pertumbuhan ekonomi)

H1 : bi < 0, Variabel – variabel (Pengeluaran pemerintah dan pajak

daerah) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikatnya (Pertumbuhan ekonomi).

Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai t

hitung dengan nilai t tabel dengan taraf signifikansi = 5% (0,05) :

1. Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1

dieterima,artinya ada pengaruh positif.

2. Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya tidak ada

pengaruh
36

3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefensi determinasi (R2) dipergunakan untuk mengetahui

sampai seberapa besar persentase variasi variabel bebas pada

model dapat diterangkan oleh variabel terikat. Koefisien

determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase. Nilai R2 ini berkisar

antara 0 < R2 <1. Koefisien determinasi R2 nol variabel independen

sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila

koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat

dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen. Selain itu koefisien determinasi dipergunakan

untuk mengetahui persentase perubahan variabel terikat (Y) yang

disebabkan oleh (X).


37

BAB IV

HASIL PENELITIIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1 Diskripsi lokasi /Obyek penelitian

Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia,

sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya juga

merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota ini

terletak 800 km sebelah timur Jakarta, atau 435 km sebelah barat laut

Denpasar, Bali. Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur

dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.

Surabaya memiliki luas sekitar ±326,81 km², dengan lebih dari 3

juta penduduk pada tahun 2018. Daerah metropolitan Surabaya yaitu

Gerbangkertosusila yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah

kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek.

Surabaya dan wilayah Gerbangkertosusila dilayani oleh sebuah bandar

udara, yakni Bandar Udara Internasional Juanda yang berada 20 km di

sebelah selatan kota, serta dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Perak

dan Pelabuhan Ujung.

Letak Kota Surabaya yang sangat strategis berada hampir di tengah

wilayah Indonesia dan tepat di selatan Asia menjadikannya sebagai salah

37
38

satu hubungan penting bagi kegiatan perdagangan di Asia Tenggara.

Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi,

keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagai salah

satu pusat perdagangan, Surabaya tidak hanya menjadi pusat perdagangan

bagi wilayah Jawa Timur, namun juga memfasilitasi wilayah-wilayah di

Jawa Tengah, Kalimantan, dan kawasan Indonesia Timur. Surabaya dan

kawasan sekitarnya merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan

ekonominya di Jawa Timur dan salah satu yang paling maju di Indonesia.

Selain itu, Surabaya juga merupakan salah satu kota terpenting dalam

menopang perekonomian Indonesia.

Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri,

dan perdagangan. Surabaya adalah pusat perdagangan yang mengalami

perkembangan pesat. Industri-industri utamanya antara lain galangan kapal,

alat-alat berat, pengolahan makanan dan agrikultur, elektronik, perabotan

rumah tangga, serta kerajinan tangan. Banyak perusahaan multinasional

besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk,

Maspion, Wing's Group, Unilever Indonesia, Pakuwon Group, Jawa Pos

Group dan PT PAL Indonesia. Selain itu, Surabaya juga merupakan kota

pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Pelabuhan

terpenting di Surabaya adalah Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan

pelabuhan perdagangan, peti kemas, dan penumpang terbesar kedua di

Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Di Surabaya juga

terdapat Terminal Pelabuhan Teluk Lamong yang merupakan terminal


39

pelabuhan penyangga utama Pelabuhan Tanjung Perak. Terminal

Pelabuhan Teluk Lamong ini menjadi green port pertama di Indonesia

serta merupakan salah satu terminal pelabuhan tercanggih di dunia di mana

seluruh sistem operasinya otomatis dan menggunakan komputer.

4.1.2 Diskripsi Definisi Operasional

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk

menyediakan dokumen – dokumen dengan menggunakan bukti yang

akurat dari pencatatan sumber – sumber informasi khusus.

Dokumentasi Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang

menyajikan informasi realisasi pendapatan,pembiyaan anggaran,yang

masing – masing diperbandingkan dengan anggaran dalam satu periode.

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan

realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara

langsung oleh LRA terdiri atas pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan

pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya

yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu

dibayar kembali oleh pemerintah.


40

2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran

Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

3. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas

pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana

perimbangan dan dana bagi hasil.

4. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang

tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar

kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam

penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup

defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan

antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.

Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran

kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan

penyertaan modal oleh pemerintah.


41

4.1.3 Data Penelitian

Data penelitian ini yang digunakan didapat dari Laporan

Realisasai APBD dan Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya pada

periode 2009 -2018.

1. Pengeluaran Pemerintah

Tabel 4.1
Laporan Realisasi Pengeluaran pemerintah (Belanja)
Periode 2009 -2018 (dalam jutaan)

TAHUN TOTAL
2009 3.127.363
2010 3.637.069
2011 3.753.710
2012 4.299.150
2013 5.057.279
2014 5.707.378
2015 6.490.359
2016 7.151.661
2017 7.912.939
2018 8.284,735
Sumber : DJPK (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pengeluaran

pemerintah dalam kurun waktu 2009-2018 cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dapat dilihat pada

tahun 2009 pengeluaran pemerintah senilai 3.127.363, kemudian

meningkat pada tahun 2010 mencapai 3.637.069 , dan terus

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun hingga tahun 2018

mencapai 8.284.735.
42

2. Pajak Daerah

Tabel 4.2
Laporan Realisasi Pajak Daerah Periode 2009 -2018 (dalam
jutaan)

TAHUN TOTAL
2009 442.852
2010 525.403
2011 1.488.358
2012 1.852.477
2013 2.154.652
2014 2.427.647
2015 2.738.899
2016 3.000.154
2017 3.595.670
2018 3.817.402
Sumber : DJPK (Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pajak daerah dalam

kurun waktu 2009-2018 cenderung mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, dilihat pada tahun 2009 pajak daerah senilai

442.852, hingga pada tahun 2018 mencapai 3.817.402.


43

3. Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 4.3
Laju Pertumbuhan PDRB Kota Surabaya atas dasar harga
Konstan Periode 2009 -2018 (dalam jutaan)

TAHUN TOTAL
2009 212.438
2010 231.205
2011 247.686
2012 265.892
2013 286.051
2014 305.948
2015 324.215
2016 343.652
2017 364.715
2018 395,118
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi

dalam kurun waktu 2009-2018 cenderung mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, dapat dilihat pada tahun 2009

pertumbuhan ekonomi senilai 212.438, kemudian meningkat

pada tahun 2010 mencapai 231.205 , dan terus mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun hingga tahun 2018 mencapai

395.118.
44

4.1.3 Diskripsi variabel penelitian

Pembahasan dari Variabel penelitian ini tidak terlepas dari

laporan keuangan pemerintah daerah yang ada di APBD dan

pertumbuhan ekonomi. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri Pengeluaran Pemerintah, Pajak Daerah dan

pertumbuhan ekonomi.

1. variabel dependen : sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, Konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

Variabel bebas. Dalam penelitian ini Variabel Dependen

adalah Pertumbuhan ekonomi (Y)

2. Variabel Independen : Variabel ini sering disebut sebagai

Variabel stimulus, prediktor, antecedent, Dalam bahasa

Indonesia sering disebut sebagai Variabel bebas. Variabel

bebas adalah Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya Varaibel dependen. Ytang

menjadi Variabel bebas adlah :

a. Pengeluaran Pemerintah (Belanja)

Pengeluaran Pemerintah merupakan bagian dari tindakan

pemerintah dengan melakukan belanja tiap tahunnya agar

dapat mengatur jalannya perekonomian.


45

b. Pajak daerah

Pajak daerah merupakan konstribusi wajib kepada daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa dan tidak mendapat imbalan secara langsung.

4.1.4 Hasil analisis data

4.1.4.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, Variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik

memiliki distribusi residual normal atau mendekati normal. Cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis dengan uji one sample kolmogorov smirnov.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Predicted Value
N 10
a,b
Normal Parameters Mean 297692,0000000
Std. Deviation 59618,89596608
Most Extreme Differences Absolute ,109
Positive ,109
Negative -,096
Test Statistic ,109
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
46

Sumber data : Hasil Output spss 25

Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.4 didapat

informasi bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,200 yang

artinya nilai nilai Asymp. Sig. (2-tailed) tersubut lebih besar dari

0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi

normal. Dengan demikian, asumsi atau pernyataan normalitas

dalam model regresi sudah terpenuhi.

4.1.4.2 Hasil uji Deskriptif

Analisis Deskriptif variabel –variabel dan penelitian

diperoleh setelah melakukan pengumpilan data, pemrosesan data

dan menganalisis data. Gambaran perhitungan statistik deskriptif

secara umum masing – masing sebagai berikut :

Tabel 4.5
Hasil uji Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PENGELUARAN 10 3127363 8284735 5542164,30 1858868,701
PEMERINTAH
PAJAK DAERAH 10 442852 3817402 2204351,40 1157933,195
PERTUMBUHAN EKONOMI 10 212438 395118 297692,00 59818,224
Valid N (listwise) 10

Sumber data : Hasil output spss 25


47

Berdasrkan Uji Deskriptif pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa

variabel pertumbuhan ekonomi nilai terendah terdapat pada tahun

2009 dengan nilai 212.438 dan nilai tertinggi terdapat pada tahun

2018 dengan nilai 395.118 .

variabel pajak daerah nilai terendah terdapat pada tahun

2009 dengan nilai 442.852 dan nilai tertinggi terdapat pada tahun

2018 dengan nilai 3.817.402

variabel pengeluaran pemerintah nilai terendah terdapat

pada tahun 2009 dengan nilai 3.127.363 dan nilai tertinggi terdapat

pada tahun 2018 dengan nilai 8.284.735

4.1.4.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh

beberapa variabel independent atau variabel bebas yaitu

pengeluaran pemerintah dan pajak daerah terhadap variabel

dependent atau variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi. Hasil

pengujian statistik regresi linier berganda dengan mengguinakan

spss 25.0 disajikan dalam tabel berikut ini :


48

Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 140456,223 9184,342 15,293 ,000
PENGELUARAN ,021 ,004 ,665 5,464 ,001
PEMERINTAH
PAJAK DAERAH ,017 ,006 ,339 2,779 ,027
a. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI
Sumber data : Ouput spss 25.0

Dari hasil pengujian regresi linier berganda yang dilakukan

dengan bantuan spss 25.0 pada tabel 4.6 diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut :

Y = 140456 + 0,021X1 + 0,017X2 + e

Berdasarkan persamaan regresi dari perhitungan diatas

maka dapat dijelaskan pengaruh antara pengeluaran pemerintah

dan pajak daerah terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Untuk

lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

1. Constant = Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 140456

.Hal ini berarti bahwa jika variabel independen (pengeluaran

pemerintah dan pajak daerah) sama dengan nol, maka

tingginya pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 140456

2. Koefisien β1 = 0,021 meunjukan tanda positif, hal tersebut

dapat diartikan setiap kenaikan sebesar 1 satuan pengeluaran


49

pemerintah akan menaikan penerapan pertumbuhan ekonomi

sebesar 2,1% dimana pertumbuhan ekonomi dianggap

konstan.

3. Koefisien β2 = 0,017 meunjukan tanda positif ,hal tersebut

dapat diartikan setiap kenaikan sebesar 1 satuan pajak akan

menaikan penerapan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,7%

dimana pertumbuhan ekonomi dianggap konstan.

4.1.4.4 Hasil Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ini dilakukan dengan menguji model

persamaan baik secara parsial, simultan dan Determinasi.

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh pengeluaran pemerintah dan pajak daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi.

4.1.4.4.1 Uji Simultan (Uji F)

Uji Simultan bertujuan untuk menguji apakah semua

variabel independen yang mempunyai pengaruh secara bersama –

sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan deengan

menggunakan tingkat signifikasi 0,05 (α=5%)


50

Tabel 4.7
Hasil uji simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 31989714805,9 2 15994857402,9 522,550 ,000
33 67
Residual 214264466,067 7 30609209,438
Total 32203979272,0 9
00
a. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI
b. Predictors: (Constant), PAJAK DAERAH, PENGELUARAN PEMERINTAH

Sumber data : Hasil Output spss 25.0

Hasil dari pengujian tabel 4.7 sebagai berikut :

Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai signifikan sebesar 0,000 <

0,05 yang menyatakan Ha (hipotesis alternative) diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah dan

pajak daerah secara bersama – sama (simultan ) mempengaruhi

variabel pertumbuhan ekonomi.

4.1.4.4.2 Uji Parsial (Uji T)

Uji parsial diguanakan untuk mengetahui pengaruh masing

–masing variabel independen terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

1. Bila hasil uji kurang dari nilai signifikan (sig ≤ 0,05), maka Ha

(hipotesis alternatif ) diterima,ini menunjukan terdapat


51

pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen

terhadap variabel dependen.

2. Bila hasil uji kurang dari nilai signifikan (sig ≥ 0,05), maka Ha

(hipotesis alternatif ) ditolak, ini menunjukan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen

terhadap variabel dependen.

Tabel 4.8
Hasil uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 140456,223 9184,342 15,293 ,000
PENGELUARAN ,021 ,004 ,665 5,464 ,001
PEMERINTAH
PAJAK DAERAH ,017 ,006 ,339 2,779 ,027
a. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI

Sumber data : Hasil Output spss 25.0

Hasil dari Uji Parsial (Uji T) pada tabel 4.8 sebagai


berikut :

1. Variabel pengeluaran pemerintah memiliki nilai sig sebesar

0,000 Nilai sig sebesar 0,026 < α (0,05) diamana koefisien (β)

sebesar 0,021 Hal ini menunjukan bahwa variabel pengeluaran

pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, hipotesis pertama

dalam penelitian ini “pengeluaran pemerintah akan


52

berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan

ekonomi” di terima

2. Variabel pajak daerah memiliki nilai sig sebesar 0,001 Nilai

sig sebesar 0,001 < α (0,05) diamana koefisien (β) sebesar

0,017 Hal ini menunjukan bahwa variabel pajak daerah

berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, hipotesis kedua dalam penelitian ini “pajak

daerah akan berpengaruh signifikan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi” diterima

4.1.4.1.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk menguji

goodness-fit dari model regresi. Hasil yang ditunjukan

memberikan gambaran seberapa besar variabel dependen akan

mampu dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya

dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Nilai R 2 berkisar antara

1 dan 0. Nilai yang mendekati 1 berarti variaabel –variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel –variabel independen. Nilai R2 kecil

atau dibawah 0,5 berarti kemampuan variabel –variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat kecil.

Semakin besar R2 suatu variabel independen, maka menunjukan

semakin dominan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2011).


53

Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi pengaruh

pengeluaran pemerintah dan pajak daerah terhadap pertumbuhan

ekonomi dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi

berganda (R2) yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,997 ,993 ,991 5532,559
a. Predictors: (Constant), PAJAK DAERAH, PENGELUARAN
PEMERINTAH
b. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI

Sumber data : Hasil Output spss 25

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa nilai

adjusted R square sebesar 0,991 yang berarti variabilitas variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 99,1% Hal ini berarti bahwa sebesar 0,09% pertumbuhan

ekonomi dipengaruhi oleh variabel pengeluaran pemerintah dan

pajak daerah. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

sebesar 99,1% Sementara itu, nilai R sebesar 0,993 menunjukan

hubungan antara variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi

dengan variabel independen yaitu, pengeluaran pemerintah dan

pajak daerah tidak begitu kuat.


54

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap prtumbuhan

ekonomi.

Pengaruh pengeluaran pemerintah, Berdasarkan hasil

pengolahan data menggunakan aplikasi spss 25.0. Penelitian ini

ditemukan bahwa H1 diterima dan disimpulkan bahwa pengeluaran

pemerintah berpengaruh signifikan dan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi kota surabaya. hal ini dapat dilihat dari

signifikansi Pengeluaran pemerintah sebesar 0,000 berarti tingkat

sifnifikannya lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 5,464 yang berarti

pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Hal ini di dukung dengan adanya penelitian yang dilakukan

oleh M.Zahari.MS (2017) dengan menunjukka bahwa variabel

“pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi”.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah

memiliki pengaruh sigtnifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa semakin besar pengeluaran

pemerintah (belanja) daerah dan dipergunakan secara produktif

maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Teori pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan Walt

Whitman Rostow, menghubungkan perkembangan pengeluaran


55

pemerintah dengan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang pada

tahan awal pemerintah akan membutuhkan investasi yang besar

(Mangkoesoebroto, 1993). ). Hal ini dikarenakan bahwa pada

awalnya untuk memajukan pertumbuhan ekonomi suatu negara

perlu adanya modal yang tidak sedikit dan modal tersebut bersumber

dari pengeluaran pemerintah seperti belanja langsung dan belanja

tidak langsung (Haryanto, 2013). Anggaran belanja tidak langsung

memegang peran penting untuk menunjang kelancaran mekanisme

sistem pemerintah serta peningkatan efisiensi dan produktifitas yang

pada gilirannya akam tercapai sasaran dan tujuan setiap

pembangunan.

4.2.2 pengaruh pajak daerah terhadap pertumbuhan ekonomi

Pengaruh pengeluaran pemerintah, Berdasarkan hasil

pengolahan data menggunakan aplikasi spss 25.0. Penelitian ini

ditemukan bahwa H2 diterima dan disimpulkan bahwa pengeluaran

pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

kota surabaya. hal ini dapat dilihat dari signifikansi Pajak Daerah

sebesar 0,001 berarti tingkat sifnifikannya lebih kecil dari 0,05. Nilai

t hitung 2,779 yang berarti pengeluaran pemerintah berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hal ini di dukung dengan adanya penelitian yang dilakukan

oleh Sunarto dan Y Sunyoto (2016) dengan menunjukan bahwa


56

variabel “pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi”.

Maka pajak daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori

Peacock dan Wiseman, yaitu bahwa perkembangan ekonomi

menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat

walaupun tarif pajak tidak berubah akan memberikan dampak pada

meningkatnya penerimaan pajak sehingga menyebabkan

pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Pada intinya,

pajak mempunyai pengaruh yang besar bagi terciptanya percepatan

pertumbuhan ekonomi nasional saat ini yang masih sangat

bergantung pada besaran penerimaan pajak yang diterima.

4.2.3 Pengaruh pengeluran pemerintah dan pajak daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh Pengeluaran pemerintah dan pajak daerah

Berdasarkan analisis statistic dalam penelitian ini ditemukan

bahwa Ha diterima dan disimpulkan bahwa pengeluaran

pemerintah dan pajak daerah berpengaruh signifikan dan positif

terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya. Hal ini dapat

dilihat dari nilai signifikansi uji F Jumlah penduduk sebesar 0.000

berarti tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Nilai F hitung

1569,701 yang berarti pengeluaran pemerintah dan pajak daerah


57

secara Bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya 2009-2018.

Hal ini didukung pula dengan penelitian Tommy prio

Harianto (2016), “Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan

bahwa variabel pengeluaran pemerintah untuk belanja tidak

langsung berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefisien

positif sebesar 0.291399 terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa

Tengah tahun 2007 sampai 2011”

. Dan penelitian dari Defia Risky Anggerini (2018) ,yang

menunjukan pengaruh pajak daerah terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi lampung berpengaruh positif signifikan

Hubungan penerimaan pajak dengan pertumbuhan

ekonomi dijelaskan teori yang dikemukakan oleh Peacock dan

Wiseman, yaitu bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan

pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak

tidak berubah akan memberikan dampak pada meningkatnya

penerimaan pajak sehingga menyebabkan pengeluaran pemerintah

juga semakin meningkat. Penerimaan pajak daerah yang tinggi

akan berdampak positif pada terciptanya perluasan kapasitas fiskal

pemerintah daerah yang berujung pada peningkatan belanja atau

pengeluaran pemerintah sebagai wujud intervensi pemerintah

didalam perekonomian.
58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengeluaran

pemerintah dan pajak daerah terhadap pertumbuhan ekonomi dikota Surabaya

pada periode 2009 -2018, berdasarkan data yang dikumpulkan dan pengujian yang

telah dilakukan dengan menngunakan spss 25.0 maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh Signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi dikota surabaya periode 2009 – 2018

2. Variabel pajak daerah berpengaruh Signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi dikota Surabaya Periode 2009 -2018

3. Variabel Pengeluaran Pemerintah dan pajak Daerah Berpengaruh

signifikan terhadap prtumbuhan ekonomi tahun 2009 - 2018


59

5.2 Saran

Berdasarkan analisis dari hasil serta kesimpulaan yang telah dirumuskan

diatas, maka penulis perlu untuk mengajukan saran bagi pihak – pihak yang

terkait, adapun saran – saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu konstributor besar dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi surabaya, Untuk itu pemerintah

daerah harus memepertahankan efektifitas alokasi anggaran belanja

kepada sektor rill, seperti pembangunan infrastruktur dan memberikan

pelatihan – pelatihan kepada masyarakat, sehingga menjadi penggerak

perekonomian dan pembangunan daerah, dan juga harus menggunakan

anggaran belanja untuk kegiatan yang produktif dan bermanfaat dalam

jangka panjang sehingga dapat memberikan dampak terhadap

pertumbuhan ekonomi.

2. Pemerintah daerah kota Surabaya juga harus selalu berupaya

meningkatkan dan menggali pajak daerahnya secara optimal, dan tetap

memperhatikan penghematan serta efisiensi penggunaanya guna

menambah besarnya tabungan pemerintah yang diperlukan untuk

pembangunan terutama untuk membuka sektor usaha ekonomi didaerah

yang masih tertinggal agar daerahnya dapat menggali pajak daerah yang

optimal.

3. Pemerintah daerah Kota Surabaya harus memperhatikan dan berupaya


60

meningkatkan pajak daerahnya salah satunya dengan mengoptimalkan

PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan pajak lainnya agar dapat menambah

tabungan daerah sehingga memberikan dampak pengeluran pemerintah

yang tinggi supaya dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dikota

surabaya.
61

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Mhd Ali, 2011. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,

Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Daerah

pada Pemerintah Daerah di Sumatera Utara”. Tesis. USU

Anggarai Defia Riski,2018.”Pengaruh Total Pendapatan Daerah dan Pajak

Daerah Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung”.

Haryanto Tommy Prio,2016.” Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Diprovinsi Jawa Tengah”

Haryanto,Tommy,2013.“Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2007-

2011” ,Economics Development Analysis Journal, Volume 2 Nomor 3.

Manik, Ridwan E.S dan Hidayat Paidi, 2010. “Analisis Kausalitas Antara

Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

Utara”,Jurnal Keuangan&Bisnis, Volume 2 Nomor 1.

MS M.Zahari,2017.”Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Jambi”.

Prakarsa, Dwi Febrian, 2014. “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan

Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi


62

Kab/Kota Jawa Timur 2008-2012”, Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya,

Volume 2 Nomor 2.

Sunyoto y, Sunarto,2016.”Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Terhadap Kemandiran Daerah Yang Berdampak Pada Pertumbuhan

Ekonomi Daerah ( Studi Empiris Pada Kabupaten dan Kota di Jawa

Tengah)”

https://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412

https://surabayakota.bps.go.id/

https://jatim.bps.go.id/
63

LAMPIRAN – LAMPIRAN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Predicted Value
N 10
a,b
Normal Parameters Mean 297692,0000000
Std. Deviation 59618,89596608
Most Extreme Differences Absolute ,109
Positive ,109
Negative -,096
Test Statistic ,109
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 31989714805,9 2 15994857402,9 522,550 ,000
33 67
Residual 214264466,067 7 30609209,438
Total 32203979272,0 9
00
a. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI
b. Predictors: (Constant), PAJAK DAERAH, PENGELUARAN PEMERINTAH
64

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 140456,223 9184,342 15,293 ,000
PENGELUARAN ,021 ,004 ,665 5,464 ,001
PEMERINTAH
PAJAK DAERAH ,017 ,006 ,339 2,779 ,027
a. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,997 ,993 ,991 5532,559
a. Predictors: (Constant), PAJAK DAERAH, PENGELUARAN
PEMERINTAH
b. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI

Anda mungkin juga menyukai