Anda di halaman 1dari 71

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PERDAGANGAN

INTERNASIONAL DAN KREDIT PERBANKAN


TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
PENGANGGURAN DI KALIMANTAN TENGAH

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


Jurusan Ekonomi Pembangunan
Bidang Konsentrasi Ekonomi Internasional dan Perbankan

Oleh

Abdi Suhada
193020301047

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2024
i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil a’lamin dan rasa syukur penulis ucapkan kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat

menulis proposal skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH

INVESTASI, PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN KREDIT

PERBANKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

PENGANGGURAN DI KALIMANTAN TENGAH. ”

Proposal Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Palangka Raya. Selama penulisan

proposal ini penulis menyadari tidak dapat berjalan sendiri tanpa bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak.

Semoga semua pihak yang telah membantu dengan kebaikan yang

diberikan kepada penulis selama proses pengerjaan penulisan proposal skripsi ini

hingga selesai diberikan kesehatan, kekuatan, rezeki yang cukup dari Tuhan Yang

Maha Esa. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta

masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga proposal

skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
ii

Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih banyak kepada semua pihak yang

telah membantu dan semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan karunianya

dalam setiap amal kebaikan kita dan diberikan balasan Amin.

Palangka Raya, 4 Februari 2024

Penulis

Abdi Suhada

193020301047
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................16
2.1 Kajian Teori.........................................................................................................16
2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi....................................................................................16
2.1.2 Pengangguran..................................................................................................20
2.1.3 Investasi..........................................................................................................21
2.1.4 Perdagangan Internasional...............................................................................27
2.1.5 Kredit Perbankan............................................................................................34
2.2 Hubungan Antar Variabel......................................................................................40
2.2.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Modal Asing (PMA) Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.............................................................................................40
2.2.2 Hubungan Ekspor neto terhadap Pertumbuhan Ekonomi................................40
2.2.3 Hubungan Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi......................41
2.2.4 Penananman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pengangguran............41
2.2.5 Hubungan Modal Asing (PMA) Terhadap Pengangguran..............................42
2.2.6 Hubungan antara Ekspor Neto terhadap Pengangguran...................................43
2.2.7 Hubungan antara Kredit Perbankan terhadap Pengangguran...........................44
2.3 Penelitian Terdahulu.............................................................................................44
2.4 Kerangka Pemikiran dan Penelitian.......................................................................48
2.5 Pengembangan Hipotesis Penelitian......................................................................51
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................52
3.1 Jenis Penelitian......................................................................................................52
3.2 Sumber Data.......................................................................................................52
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian...............................................................52
3.3.1 Variabel Dependen..........................................................................................53
iv

3.3.2. Variabel Intervening.......................................................................................53


3.3.3 Variabel Idependen.........................................................................................53
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................54
3.5 Teknik Analisis Data.............................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................59
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah …………...................................................2


Tabel 1.2 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)
di Provinsi Kalimanta Tengah………………………………………………………………………4
Tabel 1.3 Perkembangan kegiatan ekspor, impor dan ekspor neto provinsi Kalimantan Tengah…6
Tabel 1.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan Kalimantan Tengah......................................................9
Tabel 1.5 Pertumbuhan Kredit Modal Kerja Kalimantan Tengah………………………………...11
Tabel 1.6 Tingkat Pengangguran Kalimantan Tengah…………………………………………….12
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu……………………………………………………………………..42
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………………………………………………49

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian……………………………………………….50

Gambar 3.1 Analisis Jalur Penelitian…………………………………………..56


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan Ekonomi merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu

negara secara terus menerus guna meningkatkan tingkat pendapatan

masyarakatnya. Kinerja keuangan daerah yang baik akan mempengaruhi tingkat

pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Amalia, 2007).

Pertumbuhan ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu

negara karena tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, negara tersebut tidak bisa

dikatakan sejahtera, tumbuh, produktivitas meningkat, dan distribusi pendapatan

lancar. Selain itu pertumbuhan ekonomi juga penting dalam menghadapi era

global atau kemajuan lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, pertumbuhan

ekonomi dianggap kenaikan jumlah output atau barang dan jasa dalam suatu

perekonomian.

Salah satu tujuan dalam sebuah negara adalah pertumbuhan ekonomi yang

tinggi yang dapat dilihat dari keberhasilan pembangunan dalam negara tersebut.

Oleh sebab itu, setiap negara selalu menetapkan target tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi didalam perencanaan dan tujuan pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama

bagi kelangsungan pembangunan ekonomi(Subandi,2011). Pertumbuhan ekonomi

merupakan tujuan pembangunan yang ingin dicapai oleh setiap negara. Istilah

pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan terjadinya kemajuan

atau perkembangan ekonomi dalam suatu daerah atau suatu negara.


2

Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan, jika produk barang dan

jasanya meningkat atau dengan kata lain terjadi perkembangan GNP potensial

suatu negara. Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan pertumbuhan output

perkapita. Dengan pertumbuhan ekonomi per kapita, berarti terjadi pertumbuhan

upah riil dan meningkatnya standar hidup (Subandi, 2011).

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah


Atas Dasar Harga Konstan 2012-2022

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

2012 5,60
2013 5.71
2014 5.94
2015 6.11
2016 6,35
2017 6,73
2018 5,61
2019 6,12
2020 -1,41
2021 3,40
2022 4.73
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, 2024

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2012-2022 mengalami naik

turun (fluktuasi) setiap tahunnya. Pertumbuhan Ekonomi tertinggi terjadi pada

tahun 2017 yaitu sebesar 6,37%, dan Pertumbuhan Ekonomi terendah terjadi pada

tahun 2020 yaitu sebesar -1.41% Pertumbuhan ekonomi berperan penting dalam

mendukung berkembangnya suatu usaha disetiap daerah. Pertumbuhan ekonomi

yang terus meningkat akan mendorong penyerapan tenaga kerja, peluang usaha
3

terbuka lebar dan output yang dihasilkan bertambah. Semakin tinggi pendapatan

nasional maka semakin besar harapan untuk membuka lapangan pekerjaan dan

tentu saja penyerapan tenaga kerja baru. Pendapatan yang tinggi akibat dari

tingginya pendapatan perkapita maka semakin besar harapan untuk tidak

menganggur, atau sebaliknya bila pertumbuhan ekonomi turun maka semakin

tingginya tingkat pengangguran yang terjadi (Iskandar Putong, 2010).

Menurut Todaro (2003), ada tiga faktor atau komponen utama dalam

pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa. Yaitu :

1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru

yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber

daya manusia

2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah

angkatan kerja, dan

3. Kemajuan teknologi.

Untuk mendukung upaya pembangunan ekonomi daerah, pemerintah

daerah perlu membuat kebijakan yang mendukung penanaman modal yang saling

menguntungkan baik bagi pemerintah daerah, pihak swasta maupun terhadap

masyarakat. Tumbuhnya iklim investasi yang sehat dan kompetitif diharapkan

akan memacu perkembangan investasi yang saling menguntungkan dalam

pembangunan daerah.

Untuk melihat perkembangan Realisasi investasi Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi

Kalimantan Tengah dapat dilihat pada tabel ini:


4

Tabel 1.2 Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri


(PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2012-2022

Proyek PMDN Proyek PMA


TAHUN (Unit) (Milyar Rupiah) (Unit) (Milyar Rupiah)
2012 112 3.1528,2 189 3.293,57
2013 118 6.4923,1 323 5.390,15
2014 127 5.1738,6 219 6,926,82
2015 125 7.3928,5 302 5.835,79
2016 121 8.179,1 341 6.422,61
2017 177 3.037,8 264 8.548,21
2018 195 13.091,6 179 8.652,8
2019 443 8.591,8 264 4.345,75
2020 539 3.710,0 404 2.394,27
2021 574 6.359,8 199 2.937,12
2022 612 9.2375,4 235 4.581,23
TOTAL 3.143 326.429,6 2.919 59.328,32
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, 2024
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa selama tahun 2012-2022

investasi PMDN di Provinsi Kalimantan Tengah telah terealisasi sebanyak 3.1243

proyek dengan nilai sebesar Rp 326.429,6 milyar. Sedangkan investasi PMA

terealisasi sebesar Rp 59.328,32 dengan proyek 2.919 unit. Selama Sepuluh tahun

terakhir investasi PMA di Kalimantan Tengah cenderung fluaktif (naik dan turun),

sedangkan investasi PMDN cenderung menaik dari tahun ke tahunnya.

David Ricardo telah menerangkan perlunya perdagangan internasional

dalam mengembangkan suatu perekonomian, serta mengenai keuntungan yang

dapat diperoleh dari spesialisasi dan perdagangan antar negara (Sadono Sukirno,

2008: 360). Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja atau theory of

labor value yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh
5

jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurut

teori cost comparative advantage (labor efficiency) dan production comparative

(labor productivity), suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan

internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di

mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor

barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif kurang/tidak efisien.

Kesimpulannya, perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat

terjadi, walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut, asalkan

masing-masing negara memiliki perbedaan dalam labor efficiency (cost

comparative advantage) dan atau labor productivity (production comparative

advantage).

Menurut Siang (2022) hasil penelitian menunjukkan bahwa: “Nilai ekspor

ke beberapa Negara seperti Jepang, Malaysia, Singapura, China, Jerman dan

Amerika Serikat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kalimantan Tengah”. Ekspor berperan penting dalam kegiatan

perekonomian suatu Negara. Devisa yang dihasilkan dri kegiatan ekspor,

digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal diperlukan

dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah (Mulianta, 2017).

Agresi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam

perekonomian merupakan nilai Produk Domestik Bruto(Syahputra, 2017).

Peningkatan PDB dari tahun ke tahun yang dinilai berdasarkan harga konstan

merupakan pertumbuhan ekonomi (Pujoalwanto, 2014). Gagasan ekspansi ekspor

sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi telah mempengaruhi banyak

pembuat kebijakan terutama dari pengembangan negara dan mendapat perhatian


6

lebih sebagai hasil dari keberhasilan ekonomi yang spektakuler oleh beberapa

negara-negara Asia Timur (Supiyadi & Puspa, 2020).

Dibawah ini adalah tabel ekspor, Impor dan Ekspor Neto Kalimantan

Tengah pada tahun 2012-2022

Tabel 1.3 Perkembangan Kegiatan Ekspor, Impor dan


Ekspor Neto Provinsi
Kalimantan Tengah Pada Tahun 2012-2022

Tahun Ekspor Impor Ekspor Neto

2012 762,19 672,52 89’67


2013 795,32 719,01 76,31
2014 851,01 789,34 61,67
2015 877,81 882,91 -5,1
2016 966,25 1.001,58 -35,33
2017 1.800,25 1.210,03 590,22
2018 1.903,11 3.530,02 -1.626,91
2019 2.172,04 1.211.09 960,95
2020 1.824,04 540,7 1.283,34
2021 3.102,06 803,9 2.298,16
2022 3.569,13 912,17 2.656,96
Jumlah 18.587,21 12.273,27 6.313,94
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, 2024

Pada tahun 2022 ekspor Kalimantan tengah menjadi angka tertinggi

dengan angka 3.569,13 Milyar Rupiah. Sementara ekspor terendah terjadi pada

tahun 2012 dengan angka 762,19 Milyar Rupiah. Impor Kalimantan Tengah

terendah terjadi pada tahun 2020 dengan angka 540,7. Sementara Impor angka

tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan angka 3.530,02 Milyar Rupiah.
7

Ekspor Neto terendah terjadi pada tahun 2018 dengan angka -1.626,91

Milyar Rupiah. Ekpor Neto tertinggi pada tahun 2022 dengan angka 2.656,96

Milyar Rupiah. Ekpor Neto Kalimantan Tengah cenderung naik-turun (fluktuasi)

setiap tahunnya.

Pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor ekonomi Kalimantan Tengah

mengalami kontraksi sebesar 6,03% (yoy). Kontraksi kredit terutama didorong

kontraksi kredit sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan serta sektor industri

pertambangan & penggalian. Sementara itu, kredit sektor industri pengolahan

tercatat tumbuh positif meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, kredit sektor perdagangan dan sektor konstruksi tercatat tumbuh lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, risiko kredit bermasalah perbankan di Kalimantan Tengah

mengalami sedikit peningkatan yang tercermin dari rasio NPL yang meningkat

pada triwulan I 2021 namun masih terjaga pada level aman. Penyaluran kredit

perbankan kepada korporasi mengalami kontraksi. Perlambatan penyaluran kredit

korporasi terjadi pada hampir seluruh sektor utama perekonomian Kalteng.

Namun demikian, sektor industri pengolahan tercatat tumbuh positif meskipun

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK)

tetap tumbuh positif meskipun mengalami perlambatan. Perlambatan DPK

didorong oleh kinerja deposito yang mengalami penurunan pada triwulan I 2021.

Namun demikian kinerja giro dan tabungan tumbuh meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya.

Masih tumbuhnya DPK pada triwulan laporan mengindikasikan

kecenderungan masyarakat untuk menabung sebagai tindakan mitigasi di tengah


8

ketidakpastian pandemi serta pelaku usaha yang masih wait dan see dalam

melakukan peningkatan aktivitas usaha. Pertumbuhan kredit UMKM mengalami

perlambatan. Penyaluran kredit UMKM melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya disebabkan oleh perlambatan kredit modal kerja UMKM. Di sisi lain,

pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Kalimantan Tengah terus

mengalami peningkatan dan lebih tinggi dari target minimal 20% sebagaimana

diatur pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/12/PBI/2015.

Secara umum, risiko kredit bermasalah di Kalimantan Tengah mengalami

peningkatan namun tetap terjaga dibawah 5% pada triwulan I 2021. Hal ini

tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang mengalami peningkatan.

Peningkatan NPL terjadi dari sisi korporasi, perseorangan, serta UMKM. Namun

demikian, rasio NPL tetap terjaga, ditopang oleh skema restrukturisasi dan

penjaminan pemerintah yang berhasil menjaga kesehatan sektor perbankan.

Tabel 1.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan Kalimantan Tengah


Tahun 2012-2022
Tahun Pertumbuhan Kredit
Perbankan (Triliun)
2012 30,28
2013 33,48
2014 32,91
2015 33,60
2016 34,61
2017 47,90
2018 46,15
2019 58,39
2020 59,78
2021 60,18
2022 62,45
Sumber : Bank Indonesia (LP) Provinsi Kalimantan Tengah, 2024
9

Pertumbuhan kredit di Kalimantan Tengah selalu mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun. Pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada tahun 2022 dengan

angka 62,45 Triliun, dan pertumbuhan kredit terkecil terjadi pada tahun 2012

dengan angka 30,28 Triliun.

Penyaluran kredit sangat membantu bagi dunia usaha di Indonesia

khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Meningkatnya jumlah penyaluran

kredit modal kerja tidak terlepas dari suku bunga kredit, inflasi dan pertumbuhan

ekonomi karena ketiga faktor ini sangat berkaitan erat.

Menurut pendapat Kasmir bahwa kredit modal kerja adalah kredit yang

digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Kredit

ini ditujukan untuk nasabah yang kekurangan modal kerja untuk usahanya. Faktor

– faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal adalah tingkat penjualan dan

perputaran modal kerja. Jika nasabah menginginkan kredit modal kerja

berkesinambungan maka pihak bank menyediakan fasilitas kredit modal kerja

revolving yaitu kredit yang dapat diperpanjang masa berlakunya setelah jatuh

tempo.

Tabel 1.5 Perkembangan Penyaluran Kredit Modal Kerja Di Provinsi


Kalimantan Tengah (2012-2022)
Tahun Kredit Modal Kerja
2012 88,390,375
2013 91,298,732
2014 95,049,318
2015 98,212,635
2016 101,490,540
2017 135,274,031
2018 196,564,454
10

2019 186,020,637
2020 220,300,374
2021 230,390,710
2022 241,345,261
Sumber Data : Bank Indonesia 2024

Perkembangan penyaluran kredit modal kerja di Provinsi Kalimantan

Tengah dari tahun 2012-2022 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan

pada tahun 2019 mengalami penurunan walaupun tidak begitu signifikan dan pada

tahun 2020 penyaluran kredit modal kerja mengalami peningkatan cukup

signifikan dan dilanjutkan pada 2021 dan 2022 juga mengalami peningkatan.

Pengangguran Merupakan suatu fenomena yang terjadi di semua Negara

berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran merupakan suatu

permasalahan yang serius di Indonesia karena dampak dari adanya pengangguran

akan menimbulkan masalah sosial. Pengangguran yang tinggi termasuk ke dalam

masalah ekonomi dan sosial, orang-orang yang menganggur suatu saat bisa

kehilangan kepercayaan dirinya sehingga dapat menimbulkan tindakan kriminal,

perselisihan dengan masyarakat dan sebagainya. Penganguran merupakan masalah

ekonomi dan sosial yang harus di atasi. Dilihat dari segi ekonomi, adanya

pengangguran menyebabkan kemakmuran masyarakat menjadi berkurang

(Suyuthi, 1989). Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang

tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat

mempeolehnya (Sukirno, 2006).


11

Tabel 1.6 Tingkat Pengangguran Kalimantan Tengah 2012-2022


Tahun Jumlah Pengangguran (Orang)

2012 50 162
2013 51 239
2014 53 912
2015 55 392
2016 57 780
2017 53 962
2018 52 937
2019 55 473
2020 63 309
2021 63 874
2022 64 372
Sumber Data: Badan Pusat Statistik (BPS) 2024
Jumlah pengangguran Kalimantan Tengah dari tahun 2012-2022

mengalami naik-turun. Jumlah pengangguran terendah terjadi pada tahun 2018

dengan jumlah pengangguran 55.473 Orang. Sedangkan jumlah pengangguran

tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan jumlah pengangguran 64.372 orang.

Pada tahun 2020 jumlah pengangguran Kalimantan tengah mengalami

peningkatan yang signifikan, hal tersebut diakibatkan oleh pasca terjadinya covid-

19 yang terjadi pada pertengahan tahun 2019.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan maka penulis tertarik

Mengambil judul “Analisis pengaruh Investasi, Perdagangan Internasional dan

Kredit Perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di

Kalimantan Tengah Tahun 2012-2022”. Judul ini penting untuk diteliti karena

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Investasi dan Perdagangan

Internasional terhadap pertumbuhan ekonomi dan Pengangguran Di Kalimantan

Tengah.
12

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaruh Langsung Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

dan pengangguran di Kalimantan Tengah ?

2. Bagaimana Pengaruh Langsung Ekspor Neto terhadap Pertumbuhan

Ekonomi dan pengangguran di Kalimantan Tengah ?

3. Bagaimana Pengaruh Langsung Kredit Perbankan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi dan pengangguran di Kalimantan Tengah ?

4. Bagaimana Pengaruh Langsung Pertumbuhan Ekonomi terhadap

Pengangguran di Kalimantan Tengah ?

5. Bagaimana Pengaruh Tidak Langsung Investasi terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Melalui Pengangguran di Kalimantan Tengah?

6. Bagaimana Pengaruh Tidak Langsung Ekspor Neto terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Melalui Pengangguran di Kalimantan Tengah?

7. Bagaimana Pengaruh Tidak Langsung Kredit Perbankan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pengangguran di Kalimantan Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Langsung Investasi

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Tengah

b) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Langsung Perdagangan

Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Tengah.

c) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Langsung Kredit

Perbankan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Tengah.

d) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Langsung Invetasi

terhadap Pengangguran di Kalimantan Tengah.


13

e) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Langsung Perdagangan

Internasional Tehadap Pengangguran di Kalimantan Tengah.

f) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Langsung Kredit

Perbankan terhadap Pengangguran di Kalimantan Tengah.

g) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Langsung Pertumbuhan

Ekonomi terhadap Pengangguran di Kalimantan Tengah.

h) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Tidak Langsung Investasi

terhadap Pengangguran Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan

Tengah.

i) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Tidak Langsung

Perdagangan Internasional terhadap Pengangguran Melalui Pertumbuhan

Ekonomi di Kalimantan Tengah.

j) Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Tidak Langsung Kredit

Perbankan Tehadap Pengangguran Melalui Pertumbuhan Ekonomi di

Kalimantan Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai bahan untuk menambah wawasan,

pengetahuan serta sebagai bahan perbandingan dari penelitian terdahulu

agar dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

mengenai Pengaruh PMDN, PMA, Ekspor, Impor dan Kredit Perbankan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah.


14

3. Bagi Universitas khususnya bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Palangka Raya, penelitian ini diharapkan mampu menambah kelengkapan

arsip kepustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian

dari suatu periode ke periode lainnya (Sukirno, 2011). Kemampuan suatu negara

untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-

faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah

barang modal dan teknologi yang digunakan juga semakin berkembang.

Di samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk

seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka. Adapun

beberapa teori tentang pertumbuhan ekonomi yaitu: (Ervani, 2004).

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern

Pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah kenaikan kapasitas jangka

panjang dalam pemenuhan berbagai barang ekonomi yang dibutuhkan

masyarakat. Hal ini diakibatkan karena adanya kemajuan teknologi, institusional

dan ideologis terhadap tuntutan keadaan yang ada (Kuznets, 1995).


17

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi pada teori pertumbuhan

ekonomi klasik, yaitu :

a. Pertumbuhan output total, terdapat tiga unsur pokok dalam sistem

produksi dalam negara, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia,

dan stok modal.

b. Pertumbuhan penduduk apabila tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari

tingkat upah subsisten akan mengakibatkan kenaikan jumlah penduduk.

Tingkat upah ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran tenaga

kerja, sedangkan permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh stok modal dan

tingkat output masyarakat.

c. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik (Solow-Swan).

Pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi

(penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) serta tingkat kemajuan teknologi

yang dijelaskan menurut teori Solow-Swan. Ervani (2004) menyatakan bahwa

peran dari kemajuan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi sangat dominan.

Perekonomian akan terus berkembang tergantung pada pertumbuhan penduduk,

akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi.

d. Teori Pertumbuhan Schumpeter

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang

disebabkan karena semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang diterapkan

dalam proses produksi dalam masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi.

Faktor utama perkembangan ekonomi adalah adanya inovasi dari para wiraswasta.
18

e. Teori Pertumbuhan Ekonomi Keynes

Berbeda dengan teori pertumbuhan ekonomi klasik yang memandang proses

pembangunan ekonomi dari sisi penawaran, teori pertumbuhan ekonomi Keynes

menegaskan sisi permintaan. Pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah

tangga, pengusaha, pemerintah, serta sektor luar negeri dapat meningkatkan

permintaan agregat dan pendapatan nasional.

Formula yang dikemukakan Keynes adalah sebagai berikut:

Y = AD = C + I +G + X-M

Dimana Y adalah output, AD adalah permintaan agregat, C merupakan

konsumsi rumah tangga, I adalah investasi swasta, G adalah pengeluaran

yang dilakukan pemerintah, X adalah ekspor, dan M adalah impor (X-M)

adalah net ekspor yaitu pengeluaran yang dilakukan oleh sektor luar negeri.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pertumbuhan ekonomi menurut

Keynes terjadi melalui proses multiplier C, I, G, X, dan M. Dengan demikian,

untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi sesuai yang diharapkan pemerintah

harus mampu mempengaruhi C, I, G, X, dan M melalui instrumen kebijakan

makro.

f. Teori David Ricardo

David Ricardo menerangkan perlunya perdagangan luar negeri (ekspor dan

impor) dalam mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo menerangkan

mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan perdagangan.

Menurut Ricardo negara-negara digalakkan menjalankan sistem perdagangan

bebas, yang dimaksud perdagangan bebas adalah sistem perdagangan luar negeri

di mana setiap negara melakukan perdagangan tanpa adanya hambatan


19

perdagangan. Keuntungan yang dapat diperoleh darperdagangan luar negeri antara

lain dapat memperoleh keuntungan dari spesialisasi, memperoleh barang yang

tidak dapat diproduksi di dalam negeri, menggunakan teknologi modern dan

meningkatkan produktivitas, serta memperluas pasar industri-industri dalam

negeri.

g. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Menurut Harrod-Domar pembentukan modal merupakan faktor penting yang

menentukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal tersebut dapat diperoleh

melalui proses akumulasi tabungan. Dalam teori Harrod-Domar, pembentukan

modal tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah

kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa, tetapi juga

akan menambah permintaan efektif masyarakat. Ada empat asumsi yang

digunakan teori ini dalam menganalisis faktor-faktor pendukung pertumbuhan

ekonomi, yakni:

a) Barang modal telah digunakan secara penuh

b) Besarnya tabungan proporsional dengan fluktuasi pendapatan nasional

c) Perbandingan antara modal dan hasil produksi (capital output ratio)

adalah tetap

d) Perekonomian hanya terdiri dari dua sektor.

h. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan

Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi

modal, kemajuan teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi dalam

pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menurut mereka adalah suatu


20

proses yang berlangsung dengan perimbangan di antara faktor-faktor produksi.

Dalam pertumbuhan ekonominya, Solow-Swan berasumsi:

a) Tingkat teknologi dianggap konstan

b) Tidak ada perdagangan luar negeri atau arus modal masuk keluar negara

c) Tidak ada intervensi pemerintah

d) Tingkat pertambahan penduduk atau tenaga kerja dianggap konstan

e) Keadaan full employment tercapai dalam arti seluruh penduduk bekerja

dan seluruh faktor produksi lainnya dipergunakan secara penuh.

2.1.2 Pengangguran

Pengangguran merupakan keadaan yang keberadaannya tidak terelakan, baik

itu di negara berkembang maupun di negara maju sekalipun. Pengangguran

memiliki keterbatasan yang pelu diperhatikan karena pengangguran sangat

berpengaruh pada terjadinya masalah kerawanan berbagai kriminal dan gejolak

sosial, politik dan kemiskinan (Amalia, 2012). Rendahnya tingkat pertumbuhan

permintaan terhadap tenaga kerja di sektor industri modern dan tingkat

pertumbuhan yang cepat dari persediaan tenaga kerja kota yang berasal dari desa

yang menyebabkan munculnya pengangguran (Todaro, 1997).

Menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dalam masyarakat

disebabkan oleh tingginya tingkat pengangguran. Angka Kemiskinan dan

Pengangguran biasa digunakan untuk melihat bagaimana tingkat kesejahteraan

masyarakat. Mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat

yaitu salah satu tujuan bangsa ini maka kemiskinan dan pengangguran menjadi

sebuah komitmen. bersama bagi seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat


21

untuk berupaya keras dalam penanggulangan masalah tersebut. Suatu negara

dapat menghasilkan dampak negative terhadap perekonomian negara disebabkan

oleh tingginya tingkat pengangguran. Dampak dari pengangguran tidak hanya

mejadi beban tersendiri namun juga berdampak pada pemeritah, keluarga maupun

lingkungan dan lain-lain (Amalia, 2012). Biasanya mereka yang dikategorikan

miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) karena juga bekaitan

dengan keterbatasan pekerjaan.

2.1.3 Investasi

Investasi memainkan peran penting dalam menggerakkan kehidupan

ekonomi bangsa, karena pembentukan modal memperbesar kapasitas produksi,

menaikkan pendapatan nasional maupun menciptakan lapangan kerja baru, dalam

hal ini akan semakin memperluas kesempatan kerja.(Todaro (2000) investasi

dapat juga diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam

modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-

perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan

jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian(Sukirno 2008) Investasi terdiri dari

barang-barang yang dibeli untuk penggunaan di masa depan.

Investasi dapat di bedakan dalam tiga macam yaitu business fixed

investment, residential investment, dan inventory investment. Business fixed

investment mencakup peralatan dan sarana yang digunakan perusahaan dalam

proses produksinya, sementara residential investment meliputi pembelian rumah

baru, baik yang akan ditinggali oleh pemilik sendiri maupun yang akan disewakan

kembali, sedangkan inventory investment adalah barang yang disimpan oleh

perusahaan di gudang meliputi bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan
22

barang jadi. (Mankiw 2003) Model ekonomi ketenagakerjaan yang berkaitan

dengan investasi, pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja adalah

Model Makro Output-Kesempatan kerja (output-employment macro model) yang

berfokus pada hubungan antara akumulasi modal, pertumbuhan output industri,

dan penciptaan lapangan kerja. Perhatian utama dari model pertumbuhan ini

adalah pada kebijakan untuk meningkatkan output nasional melalui akumulasi

modal.

Dibawah investasi terbagi menjadi 2 yaitu investasi PMDN dan investasi

PMA.

2.1.3.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 pasal 1 menyebutkan definisi

Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,

perseorangan warna negara Indonesia, atau badan usaha dalam negeri menurut

Undang-Undang No. 15 Tahun 2007 adalah kegiatan untuk menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanam modal dalam negeri dan menggunakan modal dalam negeri.

Sedangkan menurut Undang-Undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman

Modal Dalam Negeri menyebutkan bahwa PMDN adalah penggunaan kekayaan,

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menjalankan usaha.

Penanaman Modal Dalam Negeri dapat dilakukan dalam bentuk:

a. Penanaman Modal Dalam Negeri Langsung (Domestic Direct Investment

atau DDI) yaitu penanaman modal oleh pemiliknya sendiri.


23

b. Penanaman Modal Dalam Negeri Tidak Langsung (Domestic Indirect

Investment atau DII) yaitu melalui pembelian obligasiobligasi, emisi-emisi

lainnya (saham-saham) yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Sebelum melakukan kegiatan menanam modal khususnya Penanaman

Modal Dalam Negeri, harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:

1. Permodalan Merupakan kekayaan masyarakan Indonesia (pasal 1 ayat 1

UU No.6 Tahun 1968) baik langsung maupun tidak langsung.

2. Pelaku Investasi Negara dan swasta, pihak swasta dapat terdiri dari orang

dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia.

3. Bidang Usaha Semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina,

dipelopori atau dirintis oleh pemerintah.

4. Perizinan dan Perpajakan Memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah. Antara lain izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan,

eksplorasi, hakhak khusus, dan lain-lain.

5. Batas Waktu Berusaha Merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-

masing daerah.

6. Tenaga Kerja Wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali

apabila jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga kerja

bangsa Indonesia. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan

hak dari karyawan).

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri

adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara


24

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan

menggunakan modal dalam negeri.64 Adapun tujuan penanaman modal menurut

Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 3 ayat (2):

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

b. Menciptakan lapangan pekerjaan;

c. Meningkatkan pembangunan, kemampuan daya saing usaha;

d. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi;

e. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.

PMDN dalam Undang-Undang no.6 Tahun 1968 dan Undang-Undang

nomor 12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), pasal

1sebagai berikut:

a) Undang-undang ini dengan “modal dalam negeri” adalah bagian dari

kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik

yang dimiliki Negara mapun swasta asing yang berdomisili di Indonesia

guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal terakhir tidak diatur

ketentuan pasal 2 UU No. 12 tahun 1970 tentang penanaman modal

asing.

b) Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut dalam ayat 1

pasal ini dapat terdiri atas perorangan atau badan hukum yang didirikan

berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Faktor Penentu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Faktor-faktor

penentu investasi asing sangat tergantung pada situasi di masa yang akan datang
25

yang sulit diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah

berubah. Berikut ini adalah pengeluaran dan pembelanjaannya untuk:

a. Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang modal dan

membelanjakan untuk mendirikan industri-industri;

b. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal;

c. Pertambahan dalam nilai stok barang perusahaan berupa bahan mentah,

barang yang belum diproses dan barang jadi.

2.1.3.2 Penanaman Modal Asing (PMA)

Sedangkan pengertian modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh

penanam modal asing, baik dengan modal asing sepenuhnya maupun yang

berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Dalam Undang-Undang No.1

Tahun 1967 ditegaskan bahwa pengertian penanaman modal asing di dalam UU

No. 1 Tahun 1967 hanyalah meliput penanaman modal asing secara langsung

yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan UU No. 1 Tahun

1967 dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti

bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal

tersebut. Pengertian modal asing dalam UU No. 1 Tahun 1967 menurut pasal 2

ialah:

a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan

devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk

pembiayaan di Indonesia.
26

b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru miliki

orang asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar ke dalam

wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan

devisa Indonesia.

c. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini

diperkenankan ditransfer, tetapi digunakan untuk membiayai perusahaan

di Indonesia. Adapun modal asing dalam Undang-Undang ini tidak hanya

berbentuk valuta asing, tetapi meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap

yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, penemuan-

penemuan milik orang atau badan asing yang dipergunakan dalam

perusahaan di Indonesia dan keuntungan yang boleh ditransfer ke luar

negeri tetapi dipergunakan kembali di Indonesia.

Menurut UU no.1 Th. 1967 dan UU no. 11 Th. 1970 tentang PMA, yang

dimaksud dengan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah penanaman modal

asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-

ketentuan Undang-Undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan

Perusahaan di indonesia. Dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung

menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.

Penanaman modal asing di suatu negara juga merupakan kekuatan yang

istimewa yang dapat mendorong perekonomian suatu negara dalam meningkatkan

produksi barang dan jasa, menambah ekspor maupun menciptakan lapangan

kerja.Modal asing dapat memasuki suatu negara dalam bentuk modal swasta dan
27

Modal Negara. Modal asing negara terdiri dari pinjaman keras bilateral, pinjaman

lunak bilateral dan pinjaman multilateral:

a) Pinjaman Keras Bilateral, yaitu pemberian pinjaman oleh pemerintah

Inggris dalam bentuk poundsterling kepada pemerintah India;

b) Pinjaman Lunak Bilateral, yaitu penjualan bahan makanan dan produk

perkebunan lainnya kepada India oleh Amerika Serikat berdasarkan

Perjanjian Luar Negeri Nomor 480;

c) Pinjaman Multilateral, yaitu sumbangan kepada India Club, Colombia Plan

dan lain-lain. Adapun tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara

lain:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;

2. Menciptakan lapangan kerja;

3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;

4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;

5. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;

6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (UU no. 25 Tahun 2007 tentang

penanaman modal, pasal 3 ayat 2)

2.1.4 Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah bentuk transaksi dagang yang terjadi

antara subyek ekonomi negara satu dengan negara lainnya, baik berupa transaksi

barang atau jasa. adapun subjek ekonomi tersebut beragam, diantaranya penduduk

yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan impor, perusahaan ekspor,
28

perusahaan industri, perusahaan negara, departemen pemerintah, atau individu.

Oleh karena itu, perdagangan internasional adalah sejumlah transaksi perdagangan

atau jual beli antara penjual dan pembeli (dalam hal ini satu negara dengan negara

lainnya dalam bentuk ekspor dan impor) pada suatu pasar, demi mencapai

keuntungan yang maksimal bagi kedua belah pihak.

Perdagangan Internasional terbagi 2 yaitu Ekspor dan Impor.

2.1.4.1 Ekspor

Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang kita miliki

kepada negara lain atau bangsa asing sesuai dengan peraturan pemerintah dengan

mengharapakan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi

dengan bahasa asing. Ekspor sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

suatu negara, seperti yang telah dijelaskan dalam teori Hecksher-Ohlin (dalam

Appleyeard, Field dan Cobb, 2008) bahwa suatu negara akan mengekspor

produknya yang produksinya menggunakan faktor produksi yang murah dan

berlimpah secara intensif. Kegiatan ini akan menguntungkan bagi negara tersebut,

karena akan meningkatkan pendapatan nasional dan mempercepat proses

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dalam perencanaan ekspor perlu

dilakukan berbagai persiapan, berikut ini ada 4 langkah persiapannya yaitu:

a. Identifikasi pasar yang potensial

b. Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan, analisis SWOT

c. Melakukan pertemuan, dengan eksportir, agen, dll

d. Alokasi sumber daya.


29

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara

ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan(Meminit Apridar

2009: 81) Jenis Ekspor Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Ekspor Langsung

Ekspor langsung merupakan caramenjual barang atau jasa melalui

perantara/ eksportiryang bertempat di negara lain atau negara tujuan

ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan

perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol

terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih

tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan

serta proteksionisme

b. Ekspor Tidak Langsung

Ekspor tidak langsung merupakan teknik dimana barang dijual melalui

perantara/eksportirnegara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut.

Melalui, perusahaan manajemen ekspor (export management companies)

dan perusahaan pengekspor (export trading companies). Kelebihannya,

sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor

secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan

pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang. Umumnya, industri

jasamenggunakan ekspor langsung sedangkan industri manufaktur

menggunakan keduanya.

Komoditi Ekspor Indonesia Sepuluh komoditi ekspor utama Indonesia

adalah Tekstil dan Produk Tekstil ( TPT ) , produk hasil hutan , elektronik , karet

dan produk karet , sawit dan produk sawit , otomotif , alas kaki , udang , kakao
30

dan kopi . Namun , pasar internasional semakin kompetitif sehingga sepuluh

komoditas ekspor utama Indonesia terdiversifikasi Komoditas lainnya , yaitu

makanan olahan , perhiasan , ikan dan produk ikan , kerajinan dan rempah -

rempah , kulit dan produk kulit , peralatan medis minyakatsiri peralatan kantor

dan tanaman obat. Tujuan Ekspor secara umum , tujuan dilakukannya kegiatan

ekspor ialah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakatnya serta menambah

devisa negara dalam pencapaian kehidupan yang sejahtera berikut ini ada

beberapa tujuan utama dilakukannya kegiatan ekspor , yaitu:

k) Untuk membuka pasar baru diluar negeri atau memperluas pemasaran

bagi berbagai produk dalam negeri .

2. Untuk memperoleh laba berupa devisa

3. Untuk memperoleh harga jual yang tinggi

4. Menjaga kestabilan kurs valuta asing

5. Mengendalikan harga produk ekspor dalam negeri

2.1.4.2 Impor

Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain. Pada

umumnya pembelian barang itu adalah barang-barang yang tidak bisa diproduksi

sendiri atau barang itu lebih murah dari pasaran dalam negeri. Orang atau lembaga

yang melakukan kegiatan impor disebut importir. Ketertarikan importir

melakukan kegiatan impor karena mendapatkan keuntungan. Keuntungan-

keuntungan tersebut diperoleh karena harga barang di dalam negeri lebih mahal

daripada di luar negeri. Jenis barang yang diimpor dapat berupa barang konsumsi,

barang-barang modal, bahan baku dan bahan penolong (Puji A 2010:22).


31

1. Jenis-Jenis Impor

Berdasarkan kegiatannya, impor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Adapun jenis-jenis impor (Sutedi, 2014) adalah sebagai berikut:

a. Impor untuk Dipakai; kegiatan memasukkan barang/ jasa ke dalam

wilayah pabean Indonesia dengan tujuan untuk dipakai, dimiliki

atau dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.

b. Impor Sementara; kegiatan memasukkan barang/ jasa ke dalam

wilayah pabean Indonesia dimana tujuannya adalah untuk diekspor

kembali ke luar negeri paling lama 3 tahun.

c. Impor Angkut Lanjut/Terus; kegiatan mengangkut barang dengan

menggunakan sarana pengangkut melalui suatu kantor ke kantor

lain tanpa adanya proses pembongkaran terlebih dahulu.

d. Impor untuk Ditimbun; kegiatan mengangkut barang dengan

menggunakan sarana pengangkut melalui suatu kantor ke kantor

lain dengan melakukan proses pembongkaran terlebih dahulu.

e. Impor untuk Re-ekspor; kegiatan mengangkut barang impor yang

masih berada di dalam wilayah pabean untuk diekspor kembali ke

luar negeri. Hal ini dilakukan terhadap barang impor dengan

kondisi; tidak sesuai pesanan, salah kirim, rusak, tidak memenuhi

syarat teknis, terjadi perubahan peraturan.

2. Teori Impor

Menurut Armaini (2016) berdasarkan laporan indikator Indonesia,

komposisi impor menurut golongan penggunaan barang ekonomi dapat

dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:


32

a) Impor barang-barang konsumsi, terutama untuk barang-barang

yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau untuk

memenuhi tambahan permintaan yang belum mencukupi dari

produksi dalam negeri, yang meliputi makanan dan minuman

untuk rumah tangga, bahan bakar dari pelumas olahan, alat 27

angkut bukan industri, barang tahan lama, barang setengah tahan

lama serta barang tidak tahan lama.

b) Impor bahan baku dan barang penolong, yang meliputi makanan

dan minuman untuk industri, bahan baku untuk industri, bahan

bakar dan pelumas serta suku cadang dan perlengkapan.

c) Impor barang modal, yang meliputi barang modal selain alat

angkut, mobil penumpang dan alat angkut untuk industri.

Menurut Purnamawati (2013) impor merupakan salah satu komponen dari

pengeluaran atau konsumsi untuk barang-barang atau jasa dari luar negeri Dalam

teori konsumsi disebutkan bahwa konsumsi ditentukan oleh tingkat pendapatan.

Demikian juga untuk konsumsi barang-barang dan jasa dari luar negeri, besarnya

akan sangat ditentukan oleh faktor pendapatan, walaupun sebenarnya impor juga

ditentukan oleh faktor-faktor lain.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi impor, antara lain adalah

tingkat pendapatan, harga relatif barang di dalam negeri dan di luar negeri serta

nilai tukar dalam negeri terhadap mata uang asing. Menurut beberapa studi

empiris di beberapa negara, menunjukkan bahwa impor suatu negara berhubungan

secara positif dengan tingkat pendapatan. Hubungan positif ini mempunyai dua

penjelasan: Pertama, bahwa impor seringkali digunakan sebagai masukan untuk


33

menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang merupakan produk nasional

negara tersebut. Kedua, bahwa impor mengikuti permintaan secara keseluruhan

kenaikan pendapatan akan mengakibatkan semakin banyak belanja barang-barang

dan jasa yang juga dipenuhi dari luar negeri. Sehingga semakin tinggi pendapatan,

semakin banyak pula kita berbelanja barangbarang dan jasa dari luar negeri yang

merupakan impor.

Dengan mengaitkan tambahan pendapatan dengan tambahan impor

kecenderungan impor marginal menunjukkan sejauh mana tambahan kemakmuran

merembet pada permintaan impor, yang dapat memperburuk neraca pembayaran.

Dalam suatu perekonomian diusahakan penekanan impor agar neraca

perdagangan suatu negara mengalami surplus atau nilai ekspornya lebih tinggi

dari nilai impornya Dengan demikian suatu perekonomian perlu mengetahui

perkembangan nilai ekspor dan nilai impor dari tahun ketahun agar diketahui

posisi neraca perdagangan.

2.1.4.3 Ekspor Neto

Nama lain ekspor neto adalah neraca perdagangan. Ekspor neto merupakan

nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurangi nilai barang dan jasa

yang diimpor dari negara lain. Dalam perekonomian terbuka, ekspor neto

memiliki pengaruh yang harus diperhitungkan. Jika nilai ekspor neto lebih kecil

dari 0 maka neraca perdagangan mengalami defisit, jika nilai ekspor neto lebih

besar dari 0 maka neraca perdagangan mengalami surplus.


34

2.1.5 Kredit Perbankan

Bank adalah badan usaha dibidang keuangan yang menarik uang dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, terutama dengan cara

memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

LPPI (lembaga perkembangan perbankan Indonesia). Untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, maka peranan pihak swasta sangat

dibutuhkan. Peran pihak swasta tersebut dapat diwujudkan melalui pengerahan

dana lewat perbankan. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan efesiensi dan

efektivitas lembaga keuangan ini perlu digalakkan dalam mengerahkan dan

menyalurkan dana dari pemilik dana (ultimate leader) kepada mereka yang

mempermalukan dana (ultimate borrower). Pengerahan dana masyarakat ini

ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Tersedianya dan tersebarnya lembaga perbankan.Dalam hal ini bank

bertindaksebagai perantara atau intermediary dalam pembiayaan tidak

langsung. Usaha untuk mendorong pengerahan dana masyarakat melalui

lembaga perbankan,.hanya dapat berhasil jika ada lembaga yang

menampung minat dan kebutuhan masyarakat. Tersedianya lembaga

tersebut baru akan bermanfaat bila dapat dijangkau oleh masyarakat.

Dalam upaya menjangkau masyarakat, khusus di daerah-daerah

pedalaman dilaksanakan dengan kas mobil, kas terapung atau dengan

membuka kantor-kantor kas di seluruh pelosok tanah air yang pada

prinsipnya dapat berfungsi sebagai penerima dana.

2. Adanya penganekaragaman piranti pengerahan dana,seperti telah

dikemukakan sebelumnya, secara garis besar piranti pengerahan dana


35

masyarakat melalui lembaga perbankan terdiri dari giro, deposito

berjangka dan tabungan. Ketiga jenis piranti tersebut itu sendiri akan

diterapkan oleh masing- masing bank sehingga dapat menampung selera

dan kebutuhan masyarakat, sehingga penganekaragaman jenis produk

tersebut pada gilirannya akan mendorong lebih berhasilnya pengerahan

dana melalui perbankan.

3. Penganekaragaman ini menyangkut pula fungsi produk yang ada sebaga

contoh, misalnya pembayaran listrik, pembayaran gaji dan sebagainya Di

samping faktor-faktor pendorong tersebut di atas terdapat juga beberapa

hambatan dalam pengerahan dana masyarakat, antara lain adanya

keyakinan sebagai masyarakat yang menganggap bahwa bunga yang di

terima dari bank adalah ribah. Di samping itu pola hidup masyarakat

yang cenderung konsumtif serta masih banyaknya masyarakat yang taraf

hidupnya masih subsisten, karena rendahnya tingkat pendapatan mereka.

Drs. Mohammad Hatta mengemukakan bahwa bank adalah sendi

kemauan masyarakat dan sekitarnya tidak ada bank maka tidak ada

kemajuan separti saat ini. Negara yang tidak mempunyai banyak bank

yang baik dan benar adalah negara yang terbelakang. Perusahan saat ini

diharuskan memanfaatkan jasa-jasa perbankan dalam kegiatan usahanya

jika ingin maju.

a) Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa italia credere yang artinya kepercayaan,

maksudnya kepercayaan dari kreditor bahwa debitornya akan

mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan


36

perjanjian kedua belah pihak. Prinsip penyaluran kredit adalah

prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas bunga tertentu

yang diizinkan oleh bank atau badan lain. Sedangkan dalam

terjemahan Wikipedia kredit merupakan suatu fasilitas keuangan

yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk

meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya

kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Dalam undang-

undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, pengertian kredit

diatur pasal 1 butir 11, kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Jaminan kredit adalah jaminan yang bersifat material dan

inmaterial untuk menetukan keyakinan kreditur atas kemampuan

dan kesanggupan debutir untuk melunasi utangnya sesuai dengan

yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit. Perjanjian kredit

adalah persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara

kreditur dan debutir atas sejumlah kredit dengan kondisi yang

telah diperjanjikan, hal mana pihak debutir wajib untuk

mengembalikan kredit yang telah diterima dari kreditur dalam

jangka waktu tertentu disertai sewa modal dan biaya-biaya yang

sudah disepakati.
37

b) Fungsi Kredit

Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam

perdagangan, mempunyai fungsi utama, yaitu memudahkan

investor memperoleh dana sekarang dibandingkan kemudian

hari.

Kredit perbankan fungsinya sebagai berikut:

(1). Meningkatkan daya guna uang,

(2). Meningkatkan peredara dan lalu lintas uang,

(3). Meningkatkan daya guna danperedaran barang,

(4). Sebagai alat stabilitas ekonomi,

(5). Meningkatkan kegairahan berusaha,

(6). Meningkatkan pemerataan pendapatan,

(7). Meningkatkan hubungan internasional.

Penyaluran kredit mempunyai fungsi yang luas, antara lain :

a) Untuk meningkatkan daya guna uang Uang yang

disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang

berguna. Dengan penyaluran uang kredit tersebut akan

menghasilkan barang atau jasa bagi penerima kredit yang

kemudian akan dapat memberikan penghasilan kepada

penyalur kredit.

b) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Penyaluran

kredit yang dilakukan oleh suatu wilayah ke wilayah

yang kekurangan uang dapat memberikan dampak


38

peningkatan perekonomian pada wilayah yang

kekurangan uang tersebut.

c) Meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan

kepada debitur dapat digunakan untuk mengelolah

barang yang bermanfaat menjadi barang yang memiliki

manfaat lebih.

d) Meningkatkan peredaran barang. Kredit dapat pula

menambaha atau memperlancar arus barang dari suatu

daerah ke daerah lainya.

e) Sebagai alat stabilitas ekonomi. Dengan adanya kredit

dapat meningkatkan produksi dan arus barang,

pendapatan kesehatan, dan pendidikanpun dapat

meningkat yang kemudian berimbas pada peningkatan

pendapatan daerah dan Negara sehingga stabilita

ekonomi akan semakin membaik.

f) Meningkatkan kegairahan berusaha Dengan memperoleh

kredit, debutir akan semakin bergairah untuk

memperbesar dan memperluas usahanya. Apabila

lingkungan sekitar yang kondusif maka akan

meningkatkan pula kegairahan berusaha pada lingkungan

tersebut. Meningkatkan pemerataan pendapatan Jika

suatu kredit dikucurkan untuk pembangunan suatu

proyek, pabrik atau sarana jalan, maka akan dapat

Pengurangi pengangguran dan meningkatkan


39

kesempatan berusaha seperti berdagang, perumahan,

pendidikan atau fasilitas lainya. Dengan keadaan tersebut

pendapatan masyarakat disekitarnya akan merata ataupun

meningkat.

g) Meningkatkan hubungan internasional Pinjaman yang

dilakukan antar Negara akan meningkatkan hubungan

internasional dengan adanya saling membutuhkan antar

Negara tersebut.

c. Jenis Kredit

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula

kebutuhan akan dana, kebutuhan akan dana yang beragam

menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam, secara umum

jenis dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:

Jenis kredit dilihat dari segi kredit dari:

a) Kredit produktif Kredit produktif adalah kredit yang

digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi.

b) Kredit komsumtif Kredit komsumtif adalah kredit yang

digunakan untuk komsumsi secara pribadi.

c) Kredit perdagangan Kredit perdagangan adalah kredit

yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk

membeli barang dagangan yang pembayaranya

diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan

tersebut, contoh : kredit ekspor dan impor.


40

2.2 Hubungan Antar Variabel

2.2.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Modal Asing (PMA)

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

(PMA) sangat penting dalam menentukan output dan pendapatan. Dengan

semakin besarnya investasi baik PMDN dan PMA maka akan mendorong

prtumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam mengelokasikan sumber daya

yang ada disuatudaerah.

2.2.2 Hubungan Ekspor neto terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia yang menerapkan perekonomian terbuka tentunya melakukan

kegiatan perdagangan internasinal yang meliputi eksporimpor. Ekspor-impor

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sebagaimana

teori David Ricardo yang menerangkan tentang pentingnya perdagangan

internasional dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Begitupula teori

Heckscher-Ohlin yang menjelaskan bahwa negara akan mengekspor barang yang

faktor produksinya menggunakan sumber daya yang berlimpah dan mengimpor

barang yang faktor produksinya langka.

Fungsi komponen ekspor dalam perdagangan internasional adalah negara

memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya

menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Kecenderungan impor

yang besar tidak sepenuhnya buruk bagi sebuah negara, karena impor juga akan

merangsang investasi apabila barang yang diimpor merupakan barang modal,

barang mentah, dan barang setengah jadi untuk perindustrian. Impor barang-

barang jadi juga akan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat, maka dari itu
41

kegiatan ekspor dan impor harus berjalan dengan seimbang. Ekspor neto yang

merupakan hasil ekspor dikurangi nilai impor adalah komponen dalam

perekonomian suatu negara. Jika nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor,

maka nilai ekspor neto positif atau surplus neraca perdagangan. Semakin tinggi

nilai ekspor neto maka akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

2.2.3 Hubungan Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dalam mencapai tujuan pembangunan yaitu peningkatan ksejahteraan

masyarakat pada suatu Negara / daerah dan pemerataan hasil-hasil pembangunan,

maka dibutuhkan faktor-faktor penunjang pencapaian tujuan pembangunan

tersebut yaitu adanya kredit perbankan. Dengan dikeluarkannya paket kebijakan

deregulasi perbankan pada tanggal 1 juni 1983, dimana kebijakan ini

dimaksudkan untuk meningkatkan mobilitas tabungan nasional, meningkatkan

efesiensi lembaga keuangan dan merasionalisme alokasi sumber ekonomi, maka

penyaluran dana kemasyarakat semakin rendah.

2.2.4 Penananman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pengangguran

PMDN itu penting untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan untuk

mengurangi pengangguran, di mana jika semakin banyak lapangan pekerjaan yang

tersedia maka akan bisa membantu dalam penyerapan tenaga kerja. Investasi yang

besar atau kecil yang terjadi di masyarakat akan sangat memengaruhi besar

kecilnya kesempatan kerja yang tercipta dalam masyarakat tersebut.

Menurut Mulyadi (2000) dengan adanya kesempatan kerja yang baru

maka dapat menyebabkan berkurangnya jumlah pengangguran, akan tetapi juga

sebaliknya jika investasinya tidak ditingkat-tingkatkan maka untuk produksi juga


42

tidak akan meningkat lalu untuk kesempatan kerja juga tidak akan berkembang

maka berdampak terhadap pengangguran.

Jadi diantara investasi dan pengangguran terdapat hubungan yang negatif.

Untuk hubungan PMDN terhadap pengangguran terbuka menurut Anzas Fernando

Sirait, Yulmardi, dan Adi Bhakti (2018) dikatakan bahwa dengan adanya investasi

maka akan meningkatkan kegiatan produksi lalu akan membuka kesempatan kerja

yang baru. Dengan adanya kesempatan kerja baru ini dapat menyebabkan

berkurangnya jumlah pengangguran, dan juga sebaliknya jika investasi tidak

ditingkatkan secara terus menerus maka produksinya juga tidak akan meningkat

lalu kesempatan kerja juga tidak berkembang yang akhirnya akan berdampak

terhadap pengangguran.

Peningkatan PMDN dapat meningkatkan perkembangan manusia dan

potensi daerah di negara Indonesia dengan melalui penyerapan teknologi asing

yang maju. Semakin tinggi tingkat PMDN maka akan dapat membantu menambah

lapangan pekerjaan lalu juga dapat mengurangi pengangguran terbuka.

2.2.5 Hubungan Modal Asing (PMA) Terhadap Pengangguran

Berdasarkan dari kerangka pemikiran teoritis dijelaskan bahwa investasi

pada penanaman modal asing itu adalah komponen investasi yang dapat

memengaruhi pengangguran. Maka untuk investasi penanaman modal asing juga

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang bisa meningkatkan lapangan

pekerjaan lalu bisa untuk mengatasi masalah pengangguran. Menurut Soeharjoto

Soekapdjo dan Elvana Astrid (2020) bahwa PMA berhubungan negatif terhadap

pengangguran, karena PMA yang dilakukan di negara Indonesia itu dengan


43

ketentuan dan kebijakan pemerintah dan juga banyak yang berorientasi padat

karya, sehingga akan dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia dan berdampak

pada penurunan pengangguran. Menurut Soeharjoto (2016), untuk perubahan

tingkat pengangguran di negara Indonesia, seiring dengan bertambahnya jumlah

angkatan kerja yang tidak didampingi dengan meningkatnya investasi maka perlu

ditingkatkan daya tarik untuk investasi, yang salah satunya berasal PMA.

2.2.6 Hubungan antara Ekspor Neto terhadap Pengangguran

Hubungan positif antara ekspor dan pengangguran sejalan dengan

penelitian Stefan (2011) yang menyatakan bahwa guncangan ekspor akan

berdampak negatif pada ekonomi dari sisi permintaan yang menyebabkan

konsumsi menurun. Selain itu, guncangan guncangan ekspor juga semakin tinggi.

efek kesejahteraan, maka kemakmuran karena goncangan TFP di mana semakin

besar ekspor, semakin tinggi fleksibilitas produksi dan ekonomi terbuka akan

menanggapi meningkatnya jumlah pengangguran dalam jangka pendek. lmpor

merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar ke dalam negeri. Murni

(2009:208) menyatakan bahwa impor merupakan kegiatan ekonomi membeli

produk luar negeri untuk keperluan atau dipasarkan di dalam negeri.

Kecenderungan kegiatan impor yang besar tidak sepenuhnya buruk bagi

sebuah negara karena impor juga akan merangsang kegiatan investasi, apabila

barang yang diimpor merupakan barang modal, barang mentah, barang setengah

jadi untuk keperluan perindustrian. Pengembangan industri subtitusi impor

didalam negeri harus sejalan dengan penggalakan ekspor” (Arsyad, 2005: 163).

Menurut Sukirno (2010:16), impor yang berlebihan akan menurunkan kegiatan

ekonomi suatu negara karena produktivitas menurun akibatnya pengangguran


44

lebih banyak dan pendapatan perkapita negara akan turun artinya daya beli juga

akan turun.

2.2.7 Hubungan antara Kredit Perbankan terhadap Pengangguran

Tingkat Pengangguran Merupakan Salah Satu Faktor Penyebab Terjadinya

Risiko Kredit Perbankan Semakin Tinggi Tingkat Pengangguran. Maka

Kemungkinan Risiko meningkatnya Kredit Bermasalah (Lonela 2004).

Peningkatan tingkat pengangguran biasanya disebabkan karena adanya

pengurangan tenaga kerja, akibatnya perusahaan akan mengalami penurunan

produktivitas dan output sehingga pendapatan perusahaan juga akan berkurang

sehingga akan menambah risiko gagal bayar.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang ijadikan sebagai bahan referensi penelitian dapat dilihat

pada tabel 2.1 berikut :

No Nama dan Judul Variabel Alat Hasil Penelitian


Tahun Peneitian yang diteliti Analisis
Penelitian

1 Nabila Pengaruh Suku Analisis Hasil penelitian


Mardian Tingkat Bunga, jalur menunjukkan variabel
a Suku Nilai inflasi dan nilai tukar
Pratiwi, Bunga, Tukar, berpengaruh langsung
Dzulkiro Nilai Tukar Inflasi, negatif dan signifikan
m, Devi dan Inflasi PMA dan terhadap PMA,
Farah terhadap Pertumbuh variabel suku bunga
(2015 PMA dan an berpengaruh langsung
Pertumbuha Ekonomi positif dan signifikan
n Ekonomi Indonesia terhadap PMA,
di Indonesia variabel inflasi dan
nilai tukar
berpengaruh langsung
negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi, variabel
suku bunga
45

berpengaruh langsung
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi, PMA
berpengaruh langsung
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi
2 Puspasar Analisis Investasi, Analisis Hasil yang diperoleh
i Windy Pengaruh dan data adalah variabel PMA,
Astuti Investasi pertumbuh panel tenaga kerja, dan
(2018) terhadap an belanja pemerintah
Pertumbuha ekonomi berpengaruh
n Ekonomi signifikan terhadap
(Studi pada pertumbuhan
33 Provinsi ekonomi. sedangkan
di variabel PMDN dan
Indonesia) ekspor neto
3 Ismadiya Pengaruh Pertumbuh Regresi Hasil estimasi
nti ekspor dan an linear variabel ETC sebesar
Purwani impor ekonomi berganda -1.036208 dengan
ng terhadap Ekspor probabilitas 0.0000
Astuti, pertumbuha impor yang berarti
Fitri n ekonomi signifikan terhadap
Juniwati di indonesia pertumbuhan
Ayuningt ekonomi dii
iyas indonesia. Pada nilai
2018 R2 sebesar 66.21%
variabel ekspor , dan
inpor krus rupiah
berpengaruh signikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi di indonesia.
Sedangkan sisannya
33.79% dipengaruhi
variabel lain. Nilai F
statistic 23.53329
menunjukan variabel
dependen ekspor,
inpor dan krus
berpengaaruh
terhadap pertumbuhan
ekonomi diindonesia.
4 Bamban Peranan – Pertumbuha Regresi Hasil regresi
g Peranan n Ekonomi linear menunjukan bahwa
kustianto Modal (Y) berganda nilai F hitungan
46

dan Asing Atau Bantuan (21,24)> F-tabel


istikoma PMA luar negeri (2,91), hal ini
1999 Terhadap (X1) PMA menumjukan bahwa
Pertumbuha (X2) AID, FDI, dan S
n Ekonomi Tabungan secara bersama-sama
Di Domestik berpengaruh terhadap
Indonesia (X3) pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan
hasil pengujian secara
persial adalah hutang
luar negeri dan
tabungan domestic
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi, sedangkan
variabel PMA
memiliki hubungan
negative terhadap
prtumbuhan ekonomi.

5 Elva Ayu Pengaruh PMA, Analisis PMA dan PMDN


Mutia PMA, PMDN, Regresi Berpengaruh Positif
PMDN Dan Tenaga Linear Terhadap PDB Di
Tenaga Kerja Dan Bergand Indonesia
Kerja Pada PDB Pada a
Sektor Sektor
Pertanian Pertanian
Terhadap
PDB Sektor
Pertanian di
Indonesia
Tahun
1985-2009
6 Elvany Pengaruh PMA, Regresi PMA, PMDN dan
Noor PMA, PMDN, Liniear Belanja Modal
Afia PMDN, Belanja Bergand berpengaruh terhadap
Dan Belanja Modal, dan a nilai PDRB.
Modal PDRB
Terhadap
PDRB
Provinsi
Jawa
Tengah
7 Herry Pengaruh PMA, Analisis PMDN dan Tenaga
47

Joko Investasi PMDN, Data Kerja berpengaruh


Rencono (PMDN dan Tenaga Panel terhadap PDRB,
PMA) Serta Kerja, dan sementara PMA tidak
Tenaga PDRB berpengaruh di pulau
Kerja jawa pada tahun
Terhadap 1990-2007
Pertumbuha
n Ekonomi
Provinsi-
Provinsi Di
Pulau Jawa
(Studi Panel
Data Tahun
1990-2007)
8 Daniel Analisis PMA, Regresi Variabel independent
Priyanto Pengaruh PMDN, Bergand berpengaruh
PMA, Inflasi, dan a signifikan terhadap
PMDN, dan Kemiskinan Kemiskinan, dan
laju Inflasi variabel independent
terhadap berpengaruh
tingkat signifikan terhadap
Kemiskinan pertumbuhan
di Jawa ekonomi
Tengah
Tahun
1990-2003
9 Ika Analisis PDB VAR/ Hasil uji kausalitas
Syahfitri Kredit ADHK, VECM menunjukkan adanya
Perbankan volume dan hubungan kausalitas
dan kredit Causality dua arah antara
Pertumbuha perbankan, Granger pertumbuhan
-n,Ekonomi inflasi dan ekonomi dan kredit
di Indonesia suku bunga perbankan. Hasil
kredit. estimasi VECM
(2013) menunjukkan
pertumbuhan
ekonomi berpengaruh
positif terhadap kredit
perbankan.
Sedangkan inflasi dan
suku bunga kredit
memiliki
hubungan negative
10 Moham Pengaruh Kredit Regresi Hubungan kredit yang
mad kredit bank Bank dan Bergand negatif perlu
Fahriyan terhadap Pertumbuha digarisbawahi karena
48

sah pertumbuha n Ekonomi a kredit merupakan


n ekonomi salah satu sumber
di indonesia pendanaan dalam
(2010-2016) investasi sehingga
mampu memberikan
dampak positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi. Meskipun
kredit merupakan
pendapatan utama
pada sektor perbankan
akan tetapi perbankan
seharusnya mampu
lebih selektif terhadap
penyaluran kredit
sehingga output yang
dihasilkan maksimal.
Gambar 2.1 Penelitian Terlebih Dahulu

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan hasil penelitian terdahulu, posisi saat

ini membandingkan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang, telah

ditemukan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Perbedaan

penelitian ini dngan penelitian sebelumnya pada variabel yang digunakan yaitu,

dari variabel independen dan dependen. Perbedaan selanjutnya yaitu mengenai

tahun penelitian, lokasi penelitian.

2.4 Kerangka Pemikiran dan Penelitian

2.4.1 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2017) mengatakan bahwa kerangka berpikir

merupakan gambaran model konseptual tentang teori yang berhubungan yang

telah diidentifikasi sebagai masalah untuk mengetahui dengan jelas dan terarahnya

penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, kerangka pemikiran yang tersusun

adalah bahwa kemiskinan dipengaruhi oleh Ketimpangan Pembangunan dan


49

Pertumbuhan Ekonomi. Untuk mengetahui arah pemikir penulis, maka disusun

kerangka pemikiran penelitian seperti terlihat pada gambar berikut:

Analisis Pengaruh Investasi, Perdagangan


Internasional Dan Kredit Perbankan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran Di
Kalimantan Tengah

Latar Belakang

Pembangunan Daerah

Perdagangan Internasional Pengangguran

Peran Investasi

Peran Perdagangan Internasional

Peran Sektor Perbankan

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran


50

2.4.2 Kerangka Penelitian


Kerangka penelitian menggambarkan pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat yaitu pengaruh investasi PMDN, PMA, Ekpor, Impor,

dan Kredit Perbankan terhadap Pertumbuhan ekonomi di Kalimatan Tengah.

Dalam upaya meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi diperlukan investasi-investasi

baru sebagai stok modal. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah, atau

kerjasama antara pemerintah dan swasta.

Selain investasi ekspor juga merupakan faktor penting dalam merangsang

pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya ekspor maka akan memungkinkan suatu

daerah meningkatkan output totalnya. Berdasrkan peryataan tersebut secara garis

besar kita dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi dikalimantan tengah. Dalam penelitian ini hubungan antara

Pengangguran dan pertumbuhan ekonomi dengan variabel-variabel yang

mempengaruhinya dapat dilihat sebegai kerangka penelitian berikut ini:

Investasi(X1)

Perdagangan
Pertumbuhan Pengangguran (Y2)
Internasional (X2)
Ekonomi (Y1)

K
redit Perbankan (X3)

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian


51

2.5 Pengembangan Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan penelitian, sebelum

jawaban yang empiris (Nasution 2000). Hipotesis juga dapat diartikan sebagai

suatu peryataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau

dugaaan yang sifatnya sementara ( Hasan 2008: 140). Berdasarkan pernyataan

tersebut peneliti dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga Investasi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Kalimantan Tengah.

2. Diduga Perdagangan Internasional berpengaruh langsung dan signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalirmantan Tengah.

3. Diduga Kredit Perbankan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Tengah.

4. Diduga Investasi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap

Pengangguran di Kalimantan Tengah.

5. Diduga Pedagangan Internasional berpengaruh langsung dan signifikan

terhadap Pengangguran di Kalimantan Tengah.

6. Diduga Kredit Perbankan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap

Pengangguran di Kalimantan Tengah.


52

7. Diduga Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap

Pengangguran di Kalimantan Tengah.

8. Diduga Investasi berpengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi melalui Pengangguran di Kalimantan Tengah.

9. Diduga Perdagangan Internasional berpengaruh tidak langsung dan signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Pengangguran di Kalimantan

Tengah.

10. Diduga Kredit Perbankan berpengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi melalui Pengangguran di Kalimantan Tengah.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ada (Sugiyono, 2018).

3.2 Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menurut sumbernya adalah

data runtut waktu yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada

variabel tertentu (kuncoro, 2007) data dalam penelitian ini berbentuk data selama

12 tahun (2012-2022) data dalam penelitian ini diperoleh dari BPS (Badan Pusat

Statistik) dalam penelitian ini data yang digunakan meliputi nilai realisasi PMDN,

PMA dan nilai ekspor provinsi Kalimantan tengah.

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu gejala yang bervariasi. Variabel juga

dapat diartikan sebagai objek penelitian yang menjadi titik pusat perhatian dari

suatu penelitian (Arikunto, 1998).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar dibagi

menjadi tiga, yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel

dependen. Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dapat dijelaskan

sebagai berikut:
53

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuensi. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Yang dimaksud variabel terikat (dependen) disini

adalah pengangguran Y2 adalah tingkat pengangguran yang terjadi disuatu daerah

dalam priode tertentu,

3.3.2. Variabel Intervening

Menurut Sugiyono (2016) variabel intervening (penghubung) adalah

variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antar variabel independen

dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel intervening adalah Y1 Pertumbuhan Ekonomi.

3.3.3 Variabel Idependen

Variabel bebas adalah variabel yang memepengaruhi (Arikuanto, 2006:119).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

a. Investasi (X1)

1) PMDN

PMDN adalah keseluruhan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah

disetujui dan telah terealisasi di Provinsi Kalimantan Tengah. Dalam

penelitian ini menggunakan data nilai realisasi Penanaman Modal

Dalam Negeri di Kalimantan Tengah yang dir yatakan dalam satuan

milyar rupial (Rp).


54

2) PMA

PMA adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor asing

dalam bentuk investasi langsung yang sudah terealisasi di Provinsi

Kalimantan Tengah yang dinyatakan dalam satuan miliar rupiah(Rp)

b. Perdagangan Internasional (X2)

1) Ekspor

Ekspor adalah jumlah keseluruhan ekspor barang dan jasa ke luar

wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Dalam penelitian ini

menggunakan sumber data ekspor di Provinsi Kalimantan Tengah

yang dinyatakan dalam satuan miliar rupiah (Rp)

2) Impor

Impor adalah jumlah keseluruhan impor barang dan jasa yg masuk ke

wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang dinyatakan dalam satuan

miliar rupiah(Rp)

c. Kredit Perbankan (X3)

Kredit Perbankan adalah jumlah keseluruhan kredit bank Provinsi Kalimantan

Tengah yang dinyatakan dalam satuan miliar rupiah (Rp)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk

melengkapi kebutuhan data-data terkait antara lain :

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai

macam buku, dokumen dan tulisan yang relevan untuk menyusun konsep

penelitian serta mengungkap objek penelitian (Agustinova & Eko Danu, 2015)
55

2. Studi Keperpustakaan

Studi kepustakaan juga berarti teknik pengumpulan data dengan melakukan

penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan

dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 2003)

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan/hipotesis dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan Analisis Jalur atau Path Analysis.

Menurut Sandjojo (2011) analisis jalur adalah suatu teknik untuk memperkirakan

besarnya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dalam

hipotesis yang kausal dan juga digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) pada

model yang telah dihipotesiskan tersebut.

Menurut Jonathan Sarwono (2012) analisis jalur adalah model perluasan

regresi yang digunakan untuk menguji apakah dua atau lebih memiliki hubungan

sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti selaras dengan matriks korelasi.

Model diwakili oleh lingkaran dan panah, dengan satu panah yang menunjukkan

penyebab. Setiap variabel dalam model mengalami regresi dengan satu bertindak

sebagai variabel dependen (responden) dan yang lain sebagai penyebab.

3.5.2. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur adalah metode untuk memeriksa hubungan sebab akibat

yang muncul dalam regresi linier berganda ketika variabel eksogen memiliki

pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap variabel endogen (Noor, 2014)
56

Menurut Ghozali (2016), analisis jalur menggunakan analisis regresi untuk

memperkirakan hubungan sebab akibat antara variabel yang telah diidentifikasi

berdasarkan teori. Ini adalah perluasan dari analisis regresi linier berganda.Dalam

penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 25 untuk pengolahan data.

I
nvestasi
(X1)

Ekspor Neto Pengangguran (Y2)


Pertumbuhan
(X2) Ekonomi (Y1)

Kredit Perbankan
(X3)

Gambar 3.1 Analisis Jalur Penelitian

Adapun persamaan regresi dari path analysis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Persamaan sub struktural pertama:

Y1 = βY1X1 + β2X2 + β3X3 + ε1

Persamaan sub struktural kedua:

Y2 = β12X1 + β2X2 + β3X3 + β4Y1 + ε2


57

Keterangan :

X1, X2, X3 : Variabel independen

Y1: Variabel Intervening

Y2: Variabel Dependen

= Koefisien Jalur Masing-Masing Variabel

Ƹ = Nilai Kekeliruan taksiran standar (Error Term)

Untuk melihat standard error ditentukan dengan cara:

ε1 = 1 – R 2 Y1X1X2X3

ε1 = 1 – R 2 Y2X1X2X3

Keterangan:

X1 = Investasi

X2 = Perdagangan Internasional

X3 = Kredit Perbankan

Y1 = Pertumbuhan Ekonomi

Y2 = Pengangguran

ε1 = standard error 1

ε2 = standard error 2

Jalur Pengaruh Langsung (Direct effect)

a. Investasi (X1) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1): = β (Y1X1) + ε


58

b. Perdagangan Internasional (X2) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1): = β

(Y1X2) + ε

c. Kredit Perbankan (X3) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1): = β (Y1X3) + ε

d. Investasi (X1) terhadap Pengangguran (Y2): = β (Y1X1) + ε

e. Perdagangan Internasional (X2) terhadap Pengangguran (Y2): = β (Y1X2) + ε

f. Kredit Perbankan (X3) terhadap Pengangguran (Y2): = β (Y2X1) +ε

g. Pengangguran (Y2) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1): = β (Y2Y1) + ε

Jalur Pengaruh Tidak Langsung (Indirect effect)

a. Pengaruh variabel Investasi(X1) terhadap variabel pengangguran (Y2)

melalui Pertumbuhan Ekonomi (Y1) secara tidak langsung ditentukan dengan

model sebagai berikut:

Y2 = (βY1X1) (βY2Y1) + ε

b. Pengaruh variabel Perdagangan Internasional (X2) terhadap variabel

Pertumbuhan Ekonomi (Y1) melalui Pengangguran (Y2) secara tidak

langsung ditentukan dengan model sebagai berikut: Y2 = (βY1X2) (βY2Y1)

c. Pengaruh variabel Kredit Perbankan(X3) terhadap variabel Pertumbuhan

Ekonomi (Y1) melalui Pengangguran (Y2) secara tidak langsung ditentukan

dengan model sebagai berikut:

Y2 = (βY1X3) (βY2Y1) + ε
59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Regional Kalimantan Tengah

4.1.1 Kondisi Geografis

Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi terluas di Indonesia,


mencakup area seluas lebih dari 157 ribu kilometer persegi. Wilayah ini terletak di
bagian tengah Pulau Kalimantan, membentang dari pantai barat hingga pantai
timur. Secara geografis, Kalimantan Tengah dapat dibagi menjadi dua bagian
utama: bagian barat yang didominasi oleh dataran rendah dan sungai-sungai besar,
serta bagian timur yang lebih bergunung-gunung dan berhutan lebat.

Bagian barat Kalimantan Tengah terdiri dari dataran rendah yang luas,
yang sebagian besar merupakan hutan rawa gambut dan hutan hujan tropis.
Wilayah ini dialiri oleh sungai-sungai besar seperti Sungai Kapuas, Sungai Barito,
dan Sungai Kahayan, yang membentuk sistem hidrografis yang kompleks dan
penting bagi kehidupan masyarakat setempat. Bagian timur, di sisi lain, terdiri
dari pegunungan yang menjulang tinggi, termasuk bagian dari Pegunungan Muller
dan Pegunungan Schwaner. Di antara pegunungan ini terdapat lembah-lembah
yang subur dan hutan-hutan yang menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan
fauna endemik.

Pulau terbagi di Kalimantan Tengah memberikan ciri khas tersendiri bagi


provinsi ini. Di bagian timur, terdapat Pulau Katingan yang terkenal dengan
keindahan alamnya serta Pulau Seruyan yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Sedangkan di bagian barat, terdapat kepulauan seperti Kepulauan Karimata yang
terletak di sepanjang pantai barat Kalimantan Tengah, menawarkan pantai-pantai
indah dan kehidupan laut yang melimpah. Kehadiran pulau-pulau ini memberikan
tambahan nilai ekologis dan potensi pariwisata yang signifikan bagi Kalimantan
Tengah.
60

Sumber : Wikipedia.com

Gambar 4.1 Wilayah Pulau Kalimantan

Wilayah administratif Kalimantan Tengah merupakan provinsi yang luas


dengan sejumlah kabupaten dan kota yang beragam. Terletak di bagian dalam
Pulau Kalimantan, provinsi ini memiliki karakteristik geografis yang mencakup
pegunungan, hutan hujan tropis, dan sungai-sungai besar. Kabupaten-kabupaten
seperti Barito Selatan, Kotawaringin Barat, dan Murung Raya memiliki lanskap
yang berbeda, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan yang menjulang
tinggi, menciptakan keanekaragaman ekosistem yang kaya.

Kota-kota penting di Kalimantan Tengah antara lain Palangka Raya, ibu


kota provinsi yang menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi. Kota
ini terkenal dengan keindahan alamnya serta budaya suku Dayak yang kaya. Di
sepanjang sungai-sungai besar seperti Sungai Barito dan Sungai Kapuas, terdapat
kota-kota seperti Pangkalan Bun, Sampit, dan Kuala Kapuas, yang menjadi pusat
aktivitas ekonomi dan perdagangan di wilayah tersebut.

Kalimantan Tengah, sebuah provinsi yang terletak di bagian dalam Pulau


Kalimantan, memiliki batas yang jelas dengan provinsi-provinsi tetangganya.
Secara umum, batas-batas provinsi ini terdiri dari garis-garis yang membentuk
wilayah administratifnya. Berikut adalah penjelasan mengenai batas-batas
Kalimantan Tengah:
61

Di bagian utara, Kalimantan Tengah berbatasan dengan provinsi


Kalimantan Utara. Batas ini umumnya ditandai oleh Sungai Kahayan dan Sungai
Katingan yang memisahkan kedua provinsi tersebut.

Di bagian barat laut, provinsi ini berbatasan dengan provinsi Kalimantan


Barat. Batas barat laut Kalimantan Tengah ditandai oleh Sungai Kapuas, sungai
terpanjang di Indonesia.

Di bagian barat daya, Kalimantan Tengah berbatasan dengan provinsi


Kalimantan Selatan. Batas barat daya provinsi ini umumnya ditandai oleh Sungai
Barito.

Di bagian selatan, provinsi ini berbatasan dengan provinsi Kalimantan


Selatan dan Kalimantan Timur. Sungai Barito dan Sungai Kahayan umumnya
menjadi pembatas dengan Kalimantan Selatan, sedangkan batas selatan
Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Timur umumnya ditandai oleh Sungai
Mendawai dan Sungai Katingan.

Di bagian timur, provinsi Kalimantan Tengah berbatasan dengan


Kalimantan Timur. Sungai Kahayan dan Sungai Barito menjadi batas alami antara
kedua provinsi ini.

Dengan batas-batas yang jelas ini, Kalimantan Tengah memiliki posisi


strategis di tengah Pulau Kalimantan, menjadikannya wilayah yang kaya akan
potensi sumber daya alam dan memiliki peran yang penting dalam ekonomi
regional serta ekosistem hutan hujan tropis di Indonesia.
62

DAFTAR PUSTAKA

A.Abdurrachman. (2014). Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perbankan. Jakarta:


PT. Pradya Paramitya.
Adisasmita, Rahardjo. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan
Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah .Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Amalia, L. (2007) Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Arikanto, Suarsimi, 2006, prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik)


Jakarta : Rineka Cipta
Astuti Purnamawati, (2013). Dasar-dasar Ekspor Impor, Sinar Grafindo,
Yogyakarta.
Astuti, Puspasari Windy. “Analisis Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (Studi pada 33 Provinsi di Indonesia)” Jurnal Ilmiah,
(Universitas Brawijaya Malang, 2018).
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah. Diakses di https://
kalteng.bps.go.id
Bank Indonesia, laporan perekonomian Indonesia 2019. Diakses di www.bi.go.id
Bank Indonesia, laporan perekonomian Indonesia 2020. Diakses di www.bi.go.id
Bank Indonesia, laporan perekonomian Indonesia 2021. Diakses di www.bi.go.id
Ervani, Eva. (2004). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia. Bandung: Majalah Ilmiah UNKOM.
Ginting, Ari Mulianta, “Pengaruh nilai Tukar Terhadap Ekspor
Indonesia.”Buletin Ilmiah Litbang Perdadagangan, Vol.7,No.1 (Juli 2017).
Ghozali, Imam 2009 Ekonometrika : Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan
SPSS17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, D.H. (2015). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasan, Iqbal 2008. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistic inferensif ) Edisi
kedua Jakarta: Bumi Aksa
Ika Syahfitri. (2013). Analisis Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia.
63

Karya, D. (2017) Makro Ekonomi: Pengantar Untuk Manajemen. Jakarta:


Rajawali Press. Mardiasmo (2004) Otonomi dan Manajemen Keuangan
Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.Kasmir. (2003). Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Edisi Keenam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, 2007 Metode kuantitatif dan aplikasi untuk bisnis dan ekonomi.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kuznets. (1995). “Economic Growth and Income Inequality”. American :
Economic Review.
Khairuna, dkk. (2017). Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto.
(PDRB) Sektor Modal Kota Banda Aceh. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, vol 3
No 2 Tahun 2017
Latumaerissa, J.R. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:
Salemba Empat.
M.L. Jhingan, 2014, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta: Rajawali
Pers.
Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara.
Putong, I. (2003) Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Subandi. (2011). Ekonmi Pembangunan. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


penerbit Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2011). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajawali Pers.

Suluh, I. Siang (2022) Peranan Eksporke Beberapa Negara Asia, Eropa dan
Amerika Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Jurnal JEPP, FEB Universitas
Palangka Raya, Vol. 02, Nomor 1, April 2022, hlm 9-22.
Todaro, Michael P. Stephen C. Smith 2003 Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga
Edisi Kedelapan Jakarta: Erlangga
Todaro, 2004 Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga Edisi Kedelapan Jakarta:
Erlangga
Todaro, Michael P. 1997. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Edisi Ke
Enam, Alih Bahasa : Drs. Haris Munandar, M. A., Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama
64

Wahyu Puji A (2010) Manfaat Ekspor Dan Impor Di Indonesia. Jakarta : CV


Pamularsih

Anda mungkin juga menyukai